Anda di halaman 1dari 59

RESUME ARTIKEL

The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’


Incorporation of Non-Contractible Information
James H. Long, Lasse Mertins, Brian Vansant

Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework


Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, Ken T. Trotman

Dosen Pengampu:
Ertambang Nahartyo, M.Sc., Ph.D

PENYUSUN:
Mahasiswa Magister Sains Akuntansi
Konsentrasi Akuntansi Manajerial

PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018/2019
1
Ikhtisar Artikel ALDINI NOFTA MARTINI
Seminar Penelitian Akuntansi Manajemen 17/421975/PEK/23552

Judul : The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’


Incorporation of Non-Contractible Information
Penulis : James H. Long, Lasse Mertins, and Brian Vansant
Jurnal : Journal of Management Accounting Research 27 (2015) 47-62

Latar Belakang Penelitian


• Evaluasi kinerja manajerial memainkan peranan penting, karena hasil penilaian tersebut
menentukan seberapa besar penghargaan yang diberikan kepada manajer atau sebagai
penentu dalam menyelaraskan insentif manajerial dengan insentif perusahaan.
• Setiap perusahaan berusaha untuk mengukur kinerja manajer seakurat mungkin dengan
melibatkan berbagai ukuran objektif, namun ukuran objektif saja tidaklah cukup.
Perusahaan juga menggabungkan ukuran subjektif dalam penilaian kinerja.
• Dalam praktiknya dengan melibatkan ukuran subjektif ternyata menjadikan sistem
pengukuran menjadi lebih rumit dan memunculkan masalah, terutama ketika evaluator
diharapkan untuk menggunakan beberapa ukuran kinerja untuk menilai kinerja manajerial
secara keseluruhan.
• Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa evaluator mengalami kesulitan menentukan
bobot yang tepat untuk menetapkan di antara beberapa tindakan ketika menentukan
evaluasi kinerja subjektif keseluruhan.
• Penelitian ini menguji teori dimana evaluator diminta untuk menggunakan beberapa
ukuran kinerja untuk membentuk evaluasi subyektif keseluruhan kinerja bawahan. Peneliti
memberikan informasi yang non-contractible kepada evaluator tentang faktor-faktor yang
uncontrollable yang dapat diperkirakan akan memengaruhi hasil pengukuran kinerja,
peneliti tidak secara eksplisit memerintahkan evaluator untuk mempertimbangkan
informasi ini. Dalam kondisi ini, informasi ini relevan untuk memahami sejauh mana
tindakan bawahan berkontribusi terhadap kinerja hasil positif/negatif relatif terhadap
target.

Kontribusi Penelitian
• Penelitian berkontribusi pada literatur sebelumnya mengenai sistem evaluasi kinerja
subyektif yang menggunakan beberapa langkah, dengan memberikan bukti yang
menunjukkan upaya untuk mengkalibrasi dan menyeimbangkan bobot relatif evaluator
untuk serangkaian ukuran kinerja mungkin memiliki konsekuensi penting yang tidak
diinginkan.
• Hasil penelitian ini juga memiliki implikasi praktis yang penting untuk desain sistem
evaluasi kinerja subyektif. Secara khusus, hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan
harus mempertimbangkan dengan hati-hati sinyal desain pilihan sistem evaluasi kinerja
mereka kepada evaluator. Hal ini sangat penting ketika pilihan desain menghasilkan
evaluasi kinerja yang dirasa oleh bawahan sebagai bias dan/atau tidak adil, karena hal ini
dapat mengurangi motivasi mereka untuk mengerahkan upaya menuju tujuan perusahaan.

Teori yang Digunakan


• Agency and control theory
• Contracting theory
2
Ikhtisar Artikel ALDINI NOFTA MARTINI
Seminar Penelitian Akuntansi Manajemen 17/421975/PEK/23552

• Balanced scorecard

Variabel yang Diteliti


• Variabel independen: weight ( weights provided and no weights provided), outcome (above
target and below target)
• Variabel dependen: performance rating dan controllability

Metode Riset
• Menggunakan sampel 119 siswa M.B.A dari dua universitas negeri besar.
• Peneliti menggunakan metode eksperimen dengan dengan desain 2x2 between-subjects
factor, yang memanipulasi dua hal berikut: (1) apakah evaluator diberikan bobot untuk
satu set ukuran kinerja yang umum digunakan, dan (2) mengukur valensi atau derajat hasil
di atas target (positif) versus di bawah target (negatif).

Hasil Penelitian
Hipotesis Hasil
H: Ketika informasi non-contractible
mengenai faktor-faktor yang tidak terkendali
konsisten dengan valensi hasil pengukuran Terdukung
kinerja, besarnya efek hasil akan lebih besar
ketika evaluator diberikan bobot.

Kesimpulan
Hasil penelitian ini menemukan bahwa ketentuan bobot dapat mengurangi sejauh mana
evaluator menggunakan subjektivitas untuk memasukkan informasi non-contractible, yang
dimanifestasikan dalam efek hasil yang lebih besar. Hasil penelitian ini menyarankan
perusahaan harus mempertimbangkan dengan hati-hati mengenai struktur dan karakteristik
sistem evaluasi kinerja mereka berkomunikasi dengan evaluator mengenai peran subjektivitas.

Keterbatasan dan Kesempatan Penelitian di Masa Depan


• Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan: (1) tidak jelas apakah pertimbangan dan
penggabungan informasi tambahan menghasilkan penilaian kinerja yang kurang lebih
tepat, (2) peserta dalam penelitian ini adalah mahasiswa M.B.A. bukan manajer toko ritel
dunia nyata.
• Penelitian di masa depan dapat memberikan analisis yang lebih menyeluruh tentang biaya
dan manfaat bersih yang timbul dari pilihan desain sistem evaluasi kinerja ini.
• Penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi desain alternatif yang mempertahankan
manfaat dari menyampaikan kepentingan relatif dari setiap tindakan kepada evaluator
tanpa mengaburkan informasi relevan yang tidak dapat dikontrak.
3
Ikhtisar Artikel ALDINI NOFTA MARTINI
Seminar Penelitian Akuntansi Manajemen 17/421975/PEK/23552

Judul : Dinamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework


Penulis : Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, Ken T. Trotman
Jurnal : The Accounting Review, Vol. 91, No.5 (2016) 1441-1465

Latar Belakang Penelitian


• Balanced scorecard framework sering digunakan oleh manajer dalam pengambilan
keputusan. Komponen penting dari BSF adalah peta strategi, dengan pengembangannya
direkomendasikan sebagai tahap pertama dari setiap implementasi BSF dalam praktik.
• Penelitian sebelumnya yang membahas BSF hanya berfokus pada pengambilan keputusan
single-periode.
• Penelitian ini menguji pengaruh dua elemen balanced scorecard framework (BSF), yaitu
hubungan kausal antara tujuan strategis dan informasi time delay dalam peta strategis yang
memiliki keuntungan jangka panjang pada kinerja dalam proses pengambilan keputusan
yang dinamis.
• Lingkungan yang dinamis dimana terdapat time delay, feedback loops, dan nonlinierities.
• Adanya lingkungan bisnis yang dinamis membuat para manajer menyederhanakan
keputusan dan penilaiannya yang mengakibatkan kinerja yang buruk. Kinerja yang buruk
ini disebabkan oleh salah persepsi dimana kurangnya model mental yang cukup dan
kemampuan kognitif yang sesuai oleh seorang pembuat keputusan, terkait hubungan sebab
akibat dari sistem yang kompleks.
• Pertanyaan penelitian dalam studi ini adalah apakah hubungan sebab akibat tujuan strategi
dan informasi time time delay dalam peta strategi dapat meningkatkan pengambilan
keputusan kinerja manajer dengan meningkatkan model mental?

Kontribusi Penelitian
• Berkontribusi untuk literatur sebelumnya dengan mengembangkan simulasi interaktif
berbasis komputer yang terdiri dari time delay, feedback loops, dan nonlinierities yang
mencerminkan lingkungan yang dinamis, dengan menginvestigasi pengambilan keputusan
multi-periode. Penelitian ini juga menggabungkan informasi time delay dalam BSF.
Memeriksa efek fasilitasi keputusan dari informasi time delay dalam peta strategi pada
kinerja dan pembelajaran dalam lingkungan yang dinamis adalah hal baru, karena
penelitian sebelumnya telah menyelidiki masalah ini pada tugas evaluasi kinerja dalam
satu periode.
• Penelitian ini juga memperluas penelitian sebelumya dengan secara langsung mengukur
keakuratan dua model mental manajer yang dipengaruhi oleh perubahan BSF dan
menemukan perbedaan model mental yang berbeda dari masing-masing dua representasi
peta strategi.

Teori yang Digunakan


Menggunakan literatur terdahulu mengenai balanced scorecard framework dan pembuatan
keputusan yang dinamis, time delay, dan hubungan kausal peta strategi.
4
Ikhtisar Artikel ALDINI NOFTA MARTINI
Seminar Penelitian Akuntansi Manajemen 17/421975/PEK/23552

Variabel yang Diteliti


• Variabel independen: persentasi informasi strategi (hubungan kausal tanpa informasi time
delay, hubungan kausal dengan informasi time delay)
• Variabel dependen: performance, change in performance, mental model accuracy of
strategic causal relationship, dan mental model accuracy of delays.

Metode Riset
• Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain 3x4 between-
subjects factor.
• Penelitian ini menggunakan simulasi berbasis komputer. Simulasi terdiri dari 4 putaran.
• Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 69 mahasiswa S1 yang sudah mengambil
matakuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan.

Hasil Penelitian
H1 terdukung, H2a terdukung, H2b tidak terdukung, H3 terdukung, H4a dan H4b terdukung,
H5a dan H5b terdukung.

Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer yang diberikan informasi mengenai causal
linkages tanpa informasi time delay dapat menghasilkan laba jangka panjang yang lebih tinggi
daripada grup kontrol. Manajer yang diberikan informasi mengenai hubungan kausal dengan
informasi time delay dapat menghasilkan laba jangka panjang yang lebih tinggi daripada grup
kontrol, tetapi tidak berbeda secara signifikan dengan perlakuan hubungan kausal tanpa
informasi time delay. Penelitian ini menemukan bahwa pembelajaran stabil pada perlakuan
hubungan kausal tanpa informasi time delay dan tidak ditemukan efek pembelajaran pada grup
kontrol.

Keterbatasan dan Kesempatan Penelitian di Masa Depan


• Peneltian ini memiliki beberapa keterbatasan penelitian eksperimen ini hanya berfokus pada
pembuatan keputusan yang dinamis dengan feedback loops, nonlinier, time delay, dan
perubahan faktor eksternal, (2) analisis tambahan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
learning varies melalui perlakuan dalam pengaturan eksperimen bergantung pada tingkat
kompleksitas yang dinamis.
• Penelitian selanjutnya dapat menguji pengaruh elemen presentasi peta strategi terhadap
kinerja dengan menambah kompleksitas pengaturan.
• Penelitian selanjutnya dapat memeriksa bagaimana inovasi akuntansi manajemen lainnya
dapat meningkatkan model mental dan pembelajaran para pengambil keputusan.
• Penelitian selanjutnya dapat memeriksa lebih lanjut BSF dalam jangka waktu yang lebih
lama dan dalam berbagai kondisi kompleksitas dinamis.
Nama : AMALINA NUR ARIFAH
NIM : 421976
Matkul : SEMINAR PENELITIAN AKUNTANSI MANAJEMEN

The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’ Incorporation


of Non-Contractible Information
James H. Long, Lasse Mertins, Brian Vansant
Journal Of Management Accounting Research, Vol. 27, No. 1, 2015, pp. 47-62
Pertanyaan Penelitian
Apakah penyediaan bobot untuk ukuran kinerja dapat mengurangi kecenderungan evaluator
menggabungkan informasi yang tidak termasuk dalam kontrak kerja karyawan yang tidak dapat
dikendalikan?
Tujuan Penelitian
a. Memahami dampak kompleks dari berbagai fitur pilihan desain sistem evaluasi kinerja pada
penilaian subjektif keseluruhan evaluator kinerja subordinat
b. Mengembangkan teori pada penelitian sebelumnya untuk memprediksi bahwa penyediaan bobot
untuk ukuran kinerja dapat mengurangi kecenderungan evaluator menggabungkan informasi yang
tidak termasuk dalam kontrak kerja karyawan yang sifatnya tidak dapat dikendalikan.
Motivasi Penelitian
a. Evaluasi kinerja manajerial memainkan peran penting dalam penentuan suatu perusahaan tentang
manajer mana yang akan dipertahankan dan dihargai dan dalam penyelarasan insentif manajerial
dengan insentif. Oleh karena itu, perusahaan berupaya menerapkan sistem evaluasi kinerja yang
secara akurat mengukur kinerja manajerial.
b. Mengingat sifat tanggung jawab manajer yang beragam, dan berbagai cara di mana tanggung
jawab ini terkait dengan tujuan perusahaan, banyak sistem evaluasi kinerja menggabungkan
berbagai ukuran kinerja. Dalam kasus seperti itu, sistem evaluasi kinerja dapat menggabungkan
subjektivitas untuk mengurangi risiko kompensasi manajerial dan distorsi insentif dengan
memungkinkan evaluator untuk menyesuaikan kinerja pengukuran. Namun, penggabungan
subjektivitas dapat menyebabkan masalah lain, terutama ketika evaluator diharapkan untuk
menggunakan beberapa ukuran kinerja untuk menilai kinerja manajerial secara keseluruhan.
c. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa evaluator memiliki kesulitan menentukan bobot yang
sesuai untuk menetapkan di antara beberapa ukuran ketika menentukan evaluasi kinerja subyektif
keseluruhan.
d. Perusahaan dapat mengatasi masalah ini dengan menyediakan bobot ukuran kinerja untuk
membantu evaluator dalam mengukur kinerja manajer sehingga lebih konsisten dengan tujuan
perusahaan.
Kontribusi Penelitian
a. Berkontribusi pada literatur sebelumnya yang cukup besar mengenai sistem evaluasi kinerja
subyektif yang memanfaatkan beberapa langkah serta memberikan bukti yang menunjukkan upaya
untuk mengkalibrasi dan menyeimbangkan bobot relatif evaluator untuk serangkaian ukuran kinerja
mungkin memiliki konsekuensi penting yang tidak diinginkan.
b. Dalam perspektif teoritis dan praktis ketika informasi yang tidak dapat dikontrak yang relevan
konsisten dengan valensi hasil, ketentuan bobot dapat menghasilkan efek hasil yang lebih besar yang
mewakili penilaian kinerja yang bias.
c. Desain sistem evaluasi kinerja subyektif dalam pilihan desain ini menghasilkan evaluasi kinerja
yang dirasa oleh bawahan sebagai bias dan / atau tidak adil karena hal ini dapat mengurangi motivasi
mereka untuk mengerahkan upaya untuk mencapai tujuan perusahaan
a. Pada perspektif teoritis karena hasil kami menyarankan pilihan desain yang dibuat untuk
meningkatkan kualitas penilaian pada satu dimensi (misalnya, menggunakan bobot untuk
mendorong evaluator untuk memasukkan langkah-langkah ke dalam penilaian kinerja yang
konsisten dengan tujuan perusahaan) dapat mempengaruhi elemen lain dari proses evaluasi kinerja
subyektif (misalnya, penggunaan informasi yang tidak dapat dikontrak).
Teori yang Relevan
a. Agency theory dan Control theory
b. Penelitian terdahulu mengenai Subjectivity in Performance Evaluation , Providing Weights in
Subjective Performance Evaluation Systems
Hipotesis
H: Ketika informasi yang tidak dapat dikontrak mengenai faktor-faktor yang tidak terkendali konsisten
dengan valensi hasil pengukuran kinerja, besarnya efek hasil akan lebih besar ketika evaluator
diberikan bobot.
Variabel
a. Variabel dependen: Performance rating dan Controllability
b. Variabel independen: Weight (weights provided vs no weights provided); (2) Outcome (above target
vs below target
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel 119 mahasiswa MBA dari dua universitas negeri besar, peneliti
melakukan memanipulasi: (1) apakah evaluator diberikan bobot untuk satu set ukuran kinerja yang
umum digunakan, dan (2) mengukur valensi hasil (di atas target) [positif] dibandingkan dengan target di
bawah [negatif]). Empat perlakuan eksperimen: (1) Weight/Above Target (WA), (2) Weight/Below
Target (WB), (3) No Weight/Above Target (NA), (4) No Weight/Below Target (NB).
Hasil Penelitian
a. Hipotesis terdukung
b. Evaluator akan memasukkan informasi relevan yang tidak dapat dikontrak ke dalam evaluasi kinerja
subyektif secara keseluruhan pada tingkat yang lebih rendah ketika bobot diberikan
c. Ketentuan bobot mengurangi sejauh mana evaluator menggunakan subjektivitas untuk memasukkan
informasi yang tidak dapat dikontrak, yang dimanifestasikan dalam efek hasil yang lebih besar.
d. Perbedaan bobot dapat menjelaskan perbedaan dalam evaluasi kinerja keseluruhan
e. pilihan desain yang dibuat untuk meningkatkan kualitas penilaian pada satu dimensi (misalnya,
menggunakan bobot untuk mendorong evaluator untuk memasukkan langkah-langkah ke dalam
penilaian kinerja yang konsisten dengan tujuan perusahaan) dapat mempengaruhi elemen lain dari
proses evaluasi kinerja subyektif (misalnya, penggunaan informasi yang tidak dapat dikontrak).
Kesimpulan
a. manfaat dari memberikan bobot (melalui kalibrasi bobot evaluator di antara langkah-langkah agar
konsisten dengan langkah-langkah perusahaan) dapat melebihi biaya pengurangan penggabungan
informasi yang tidak dapat dikontrak dalam konteks tertentu
b. Pilihan desain yang dibuat untuk meningkatkan kualitas penilaian pada satu dimensi (misalnya,
menggunakan bobot untuk mendorong evaluator untuk memasukkan langkah-langkah ke dalam
penilaian kinerja yang konsisten dengan tujuan perusahaan) dapat mempengaruhi elemen lain dari
proses evaluasi kinerja subyektif (misalnya, penggunaan informasi yang tidak dapat dikontrak).
c. Ketika informasi yang tidak dapat dikontrak yang relevan konsisten dengan valensi hasil, ketentuan
bobot dapat menghasilkan efek hasil yang lebih besar yang mewakili penilaian kinerja yang bias.
Sebaliknya, ketika informasi yang tidak dapat dikontrak yang relevan tidak konsisten dengan valensi
hasil, hasil kami secara tentatif menunjukkan bahwa pemberian bobot akan menghasilkan evaluasi
kinerja yang kurang ekstrim dalam arah mengukur hasil, membisukan efek hasil di bawah kondisi di
mana ia berada.
Keterbatasan Penelitian
a. Ketidakjelasan apakah pertimbangan dan penggabungan informasi tambahan menghasilkan penilaian
kinerja yang lebih atau kurang tepat
b. beberapa faktor pada metodologi dan aspek spesifik dalam pengaturan eksperimen berakibat
padageneralisasi temuan masih terbatas.
Pengembangan Penelitian
a. Penelitian di masa depan dapat memberikan analisis yang lebih menyeluruh tentang biaya dan
manfaat bersih yang timbul dari pilihan desain sistem evaluasi kinerja.
b. Mengeksplorasi desain alternatif yang mempertahankan manfaat dari menyampaikan kepentingan
relatif dari setiap tindakan kepada evaluator tanpa mengaburkan informasi relevan yang tidak dapat
dikontrak.
Kritik Artikel
a. Beberapa faktor yang melekat pada metodologi eksperimental dan aspek spesifik dari pengaturan
eksperimental dapat membatasi generalisasi temuan pada penelitian.
b. Penggunaan responden siswa M.B.A bukan manajer toko ritel
c. Peserta hanya menerima informasi terbatas tentang proses pengambilan keputusan bawahan.
d. Peneliti tidak menjelaskan apa saja yang termasuk dalam faktor yang tidak dapat dikendalikan
Nama : AMALINA NUR ARIFAH
NIM : 421976
Matkul : SEMINAR PENELITIAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework


Kerry A. Humphyreys, Michael Shayne Gary, dan Ken T. Trotman
The Accounting Review 91 (2016) 1441-1465

Pertanyaan Penelitian
a. Apakah hubungan sebab akibat antara tujuan strategis dan informasi waktu tunda dalam peta strategi
meningkatkan kinerja keputusan manajer dengan meningkatkan model mental mereka dan generasi
laba jangka panjang mereka?
Tujuan Penelitian
a. Menguji dampak dari dua elemen presentasi peta strategi, yaitu, hubungan sebab akibat antara tujuan
strategis dan informasi waktu tunda untuk hubungan sebab akibat ini, pada keputusan alokasi sumber
daya multi-periode manajer dalam lingkungan bisnis yang dinamis yang mengandung penundaan
waktu, feedback loop, dan nonlinier.
b. Menguji mekanisme kognitif melalui dua elemen BSF yang berdampak pada kinerja dengan
mengukur keakuratan dari dua komponen dari model mental manajer.
Motivasi Penelitian
a. Balanced Scorecard Framework (BSF) sering digunakan oleh para manajer internasional dalam
pengambilan keputusan mereka. Kerangka kerja dirancang untuk memungkinkan manajer untuk
membuat keputusan yang memaksimalkan nilai perusahaan dari waktu ke waktu.
b. Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan tentang BSF telah berfokus pada pengambilan keputusan
hanya satu periode
Kontribusi Penelitian
a. Pertama, kami mengembangkan simulasi berbasis komputer interaktif yang berisi nonlinier,
feedback loops, dan penundaan waktu yang ada di lingkungan bisnis yang dinamis di mana manajer
beroperasi. Maka peneliti menjawab panggilan untuk penelitian tersebut menggunakan teknik
dinamika sistem untuk menyelidiki aspek dinamis dari praktik akuntansi manajemen dann
kemanjuran model strategi yang lebih rinci sebagai bagian dari BSF
b. Meneliti efek fasilitasi pengambilan keputusan dari informasi waktu tunda dalam peta strategi pada
kinerja dan pembelajaran dalam lingkungan yang dinamis adalah hal baru. Ini merupakan saran
penelitian terdahulu tentang pentingnya memasukkan informasi tentang penundaan waktu sebagai
bagian dari BSF.
c. Peneliti memperluas garis penelitian ini dengan secara langsung mengukur akurasi dua komponen
model mental manajer yang dipengaruhi oleh perubahan dalam BSF, dan menemukan dampak
model mental yang berbeda dari masing-masing dari dua representasi peta strategi. Sehingga
dilakukan pemeriksaan tentang bagaimana representasi akuntansi manajemen dapat meningkatkan
model mental manajer dari lingkungan bisnis.
Teori yang Relevan
a. Literatur penelitian terdahulu yang menggunakan Balanced Scorecard framework, waktu tunggu,
dan hubungan kausal peta strategi.
b. Literatur manajemen, Capelo dan Dias (2009) menyediakan diagram sebab akibat (tanpa panah arah)
yang dilapis pada empat perspektif scorecard mengarahkan peserta untuk mengembangkan diagram
sebab akibat yang lebih lengkap (dengan panah arah) pada akhir tugas pengambilan keputusan.
c. Literatur psikologi pada pembelajaran kausal yang dikembangkan di sekitar kerangka kerja model
kausal dengan pengalaman probabilistik Bayesian
Hipotesis
H1: Manajer disajikan dengan satu set tujuan strategis dengan hubungan kausal akan menghasilkan
kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang disajikan dengan tujuan yang
sama tanpa hubungan kausal
H2a: Manajer disajikan dengan satu set tujuan strategis dengan hubungan sebab-akibat dan penundaan
akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang disajikan
dengan tujuan yang sama tanpa hubungan kausal atau penundaan.
H2b: Manajer disajikan dengan satu set tujuan strategis dengan hubungan sebab-akibat dan penundaan
akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang disajikan
dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.
H3: Manajer disajikan dengan satu set tujuan strategis dengan hubungan sebab-akibat dan penundaan
akan menunjukkan pembelajaran yang lebih besar pada tugas yang dinamis daripada yang
disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.
H4a: Manajer dengan model mental yang lebih akurat dari hubungan sebab-akibat strategis akan
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
H4b: Manajer dengan model mental keterlambatan yang lebih akurat akan menghasilkan kinerja yang
lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
H5a: Model mental manajer yang lebih akurat dari hubungan kausal strategis akan memediasi hubungan
antara menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dan kinerja pada
tugas yang dinamis.
H5b: Model mental manajer yang lebih akurat dari kedua hubungan kausal strategis dan penundaan akan
memediasi hubungan antara menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan kausal dan
penundaan, dan kinerja pada tugas yang dinamis.
Variabel
a. Variabel dependen: kinerja, perubahan kinerja, ketepatan model mental dari hubungan sebab akibat
yang strategis, dan ketepatan penundaan model mental
b. Variabel independen: Strategi information (kontrol, hubungan kausal tanpa informasi waktu tunda,
hubungan kausal dengan informasi waktu tunda).
Metode Penelitian
Subjek penelitian berasal dari 69 mahasiswa pascasarjana yang sudah mengambil matakuliah
Akuntansi Manajemen Lanjutan. Desain eksperimen 3x4 menggunakan simulasi berbasis komputer yang
memodifikasi versi Rchmond, Bourne, dan Beznoska (1999).Simulasi terdiri dari 4 putaran. Peserta
mengelola divisi dengan membuat empat keputusan alokasi sumber daya berikut setiap bulan selama 36
bulan: (1) mempekerjakan / merekrut staf layanan pelanggan (jumlah karyawan); (2) pelatihan per staf
layanan pelanggan ($ per karyawan); (3) investasi dalam pengembangan produk (sebagai persentase dari
pendapatan); dan (4) harga perangkat lunak ($).
Hasil Penelitian
a. H1 terdukung, H2a terdukung, H2b tidak terdukung, H3 terdukung, H4a dan H4b terdukung, H5a
dan H5b terdukung.
b. Manajer dengan model mental yang lebih akurat dari hubungan kausal strategis mencapai kinerja
yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
c. Hubungan sebab akibat dan penundaan waktu dalam peta strategi memengaruhi kinerja melalui
keakuratan model mental manajer tentang hubungan dan penundaan sebab akibat yang strategis.
d. Memberikan informasi BSF meningkatkan akurasi model mental, yang, pada gilirannya,
menghasilkan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Dua komponen akurasi model mental
memediasi sebagian hubungan antara informasi dan kinerja BSF. Ini memberikan dukungan untuk
akurasi model mental sebagai mekanisme kognitif yang mendasari untuk efek kinerja yang diamati.
e. Dalam konteks dengan hubungan sebab-akibat yang cukup stabil dan informasi waktu tunda yang
relatif akurat, penyediaan informasi ini dapat membantu pembuat keputusan meningkatkan kinerja
dan pembelajaran. Analisis tambahan kami menunjukkan bahwa aturan keputusan yang diadopsi
oleh peserta dan tingkat pembelajaran berbeda antara perlakuan di seluruh aturan keputusan
f. Peta strategi pembuat keputusan cukup akurat, efek menguntungkan yang kami temukan pada
akurasi model mental dan laba jangka panjang dari hubungan sebab akibat ini menunjukkan bahwa
upaya organisasi untuk mengembangkan model untuk menguji model tautan dalam peta strategi ini
cenderung berharga.
Kesimpulan
a. Keterlambatan waktu dalam lingkungan keputusan dinamis tunduk pada salah persepsi umpan balik
oleh pembuat keputusan (Sterman 1989b; Diehl dan Sterman 1995) . Kami menemukan bahwa
menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dengan manajer, dengan atau
tanpa penundaan waktu, memiliki dampak menguntungkan pada laba jangka panjang yang
dihasilkan relatif terhadap manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis tanpa
hubungan sebab akibat.
b. Organisasi dapat, dan sering melakukan, menerapkan balanced scorecard tanpa terlebih dahulu
mengembangkan peta strategi atau model sebab-akibat lainnya.
c. Peta strategi memfasilitasi pengembangan model mental manajer dari hubungan kausal strategis
yang tercermin dalam peta strategi dan meningkatkan perolehan laba jangka panjang. Ini
menunjukkan bahwa mengembangkan peta strategi memerlukan perhatian organisasi.
d. Organisasi umumnya tidak memvalidasi tautan dalam peta strategi mereka atau model sebab-akibat
lainnya ini kemudian tidak secara akurat mencerminkan model bisnis mereka
e. Manfaat potensial dari memasukkan informasi waktu tunda dalam peta strategi, memperkirakan
penundaan waktu untuk dimasukkan ke dalam peta strategi bisa sangat sulit dalam pengaturan
organisasi yang kompleks di mana pengetahuan sistem ini tersebar dan tidak sempurna.
f. Peningkatan dalam pembelajaran bervariasi tergantung pada tingkat dan lamanya waktu
keterlambatan untuk isyarat informasi yang digunakan dalam aturan keputusan peserta
g. Pembelajaran yang bervariasi antar perlakuan tergantung pada tingkat kompleksitas dinamis (mis.,
lama waktu tunda, adanya nonlinier) untuk isyarat informasi yang digunakan dalam aturan
keputusan
Keterbatasan Penelitian
a. Penelitian hanya berfokus pada learning dalam konteks BSF
b. Eksperimen terbatas pada pembuatan keputusan yang dinamis dengan feedback loops, nonlinier, time
delay, dan perubahan faktor eksternal
Pengembangan Penelitian
a. Memeriksa bagaimana inovasi akuntansi manajemen lainnya dapat meningkatkan model mental dan
pembelajaran pengambil keputusan.
b. Penggunaan BSF selama jangka waktu yang lebih lama dan dalam berbagai kondisi kompleksitas
Kritik Artikel
a. Penelitian ini hanya meneliti pada satu periode waktu, bukan dengan periode yang lama
b. Peserta sulit mengerjakan tugas yang diberikan peneliti karena tidak memiliki akses informasi
keputusan strategis dari bulan-bulan sebelumnya atau putaran simulasi
AZIZAH HASNA’ ARIFIN
17/421982/PEK/23559
SEMINAR PENGENDALIAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Title : The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’ Incorporation of


Non-Contractible Information
Author : James H. Long, Lasse Mertins, Brian Vansant
Journal : Journal of Management Accounting Research, Vol. 27, No. 1, 2015, pp. 47–62

Masalah, Tujuan, dan Motivasi


• Perusahaan menerapkan sistem evaluasi kinerja bertujuan untuk mengukur kinerja manajerial
guna menentukan manajer mana yang akan dipertahankan dan mana yang akan di hargai
karena kinerjanya. Selain itu, berguna juga untuk penyelarasan insentif manajerial dengan
insentif perusahaan.
• Beberapa sistem evaluasi kinerja digabungan satu dengan yang lainnya yang dapat
mengakibatkan gangguan ketika dipengaruhi oleh peristiwa diluar kehendak/kendali manajer.
• Sistem evaluasi kinerja dapat menggabungkan subjektivitas unutk mengurangi risiko
kompensasi manajerial dan distorsi insentif dengan memungkinkan evaluator untuk
menyesuaikan pengukuran kinerja.
• Penggabungan subjektivitas inilah yang dapat menyebabkan masalah ketika evaluator
menggunakan beberapa ukuran kinerja untuk mengukur kinerja manajerial.
• Peneliti mengembangkan teori yang memprediksi bahwa penyediaan bobot untuk ukuran
kinerja dapat mengurangi kecenderungan evaluator menggabungkan informasi yang tidak
termasuk dalam kontrak karyawan (non-contractible) yang sifatnya tidak dapat dikendalikan
(uncontrollable), yang mungkin menjadi pertimbangan evaluator untuk memasukkan
informasi tersebut saat menilai kinerja.
• Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teori penelitian sebelumnya dengan
memprediksi penyediaan bobot untuk ukuran kinerja dapat mengurangi kecenderungan
evaluator menggabungkan informasi yang tidak termasuk dalam kontrak kerja karyawan (non-
contractible) yang sifatnya tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) yang mungkin menjadi
pertimbangan evaluator untuk memasukkan informasi tersebut pada saat melakukan evaluasi
kinerja.

Teori
• Subjektivitas dan Evaluasi Kinerja
• Pemberian Bobot
Hipotesis
Hipotesis: Ketika informasi yang tidak dapat dikontrak mengenai faktor-faktor yang tidak
terkendali konsisten dengan valensi hasil pengukuran kinerja, besarnya efek hasil akan lebih besar
ketika evaluator diberikan bobot.

Metoda Riset
• Sampel dari penelitian ini adalah 119 mahasiswa MBA dari 2 univeristas negeri besar yang
rata-rata 6,45 tahun bekerja.
• Variabel dependen: penilaian kinerja dan control. Variabel independent: bobot.
• Manipulasi cek dilakukan untuk menguji: (1) apakah evaluator diberikan bobot untuk satu set
ukuran kinerja yang umum digunakan, dan (2) mengukur valensi hasil positif dibandingkan
dengan target negative.
• Uji statistic menggunakan ANOVA

Hasil Penelitian
• Evaluator memasukkan informasi non-kontraktual mengenai ketidakteraturan pada tingkat
lebih rendah ketika bobot diberikan. Hal ini tercermin dalam perbedaan yang diamati dalam
besarnya efek hasil antara berat dan kondisi tanpa berat.
• Ketika informasi non-kontraktibel tentang uncontrollables konsisten dengan valensi hasil,
besarnya efek hasil berhubungan negatif dengan sejauh mana evaluator memasukkan
informasi ini ke dalam evaluasi kinerja keseluruhan

Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini membuat beberapa kontribusi pada literatur yang berkembang yang
bertujuan memahami dampak kompleks dari berbagai fitur pilihan desain sistem evaluasi kinerja
pada penilaian subjektif keseluruhan evaluator kinerja subordinat

Keterbatasan dan Kesempatan Penelitian di Masa Depan


• Keterbatasan dari penelitian ini, pertama, tidak jelas apakah pertimbangan dan penggabungan
informasi tambahan menghasilkan penilaian kinerja yang kurang lebih tepat. Kedua, pada
metodologi eksperimental dan aspek spesifik dari pengaturan eksperimental dapat membatasi
generalisasi temuan kami karena sampel dari penelitian kami adalah mahasiswa MBA.
• Penelitian di masa depan dapat memanipulasi aspek-aspek dari desain eksperimental untuk
menentukan sejauh mana temuan digeneralisasi ke konteks dan pengaturan lain.
AZIZAH HASNA’ ARIFIN
17/421982/PEK/23559
SEMINAR PENGENDALIAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Title : Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework


Author : Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, Ken T. Trotman.
Journal : The Accounting Review, Vol. 91, No. 5, September 2016, pp. 1441–1465

Masalah, Tujuan, dan Motivasi


• Balanced Scorecard Framework (BSF) sering digunakan oleh manajer untuk pengambilan
keputusan dalam perusahaan. Namun, penelitian BSF hanya fokus pada pengambilan
keputusan single-periode. Selain itu, komponen penting BSF adalah peta strategi, yang pada
praktiknya merupakan pengembangan dalam tahap implementasi.
• Penelitian ini dimotivasi untuk membuktikan apakah hubungan kausal antara tujuan strategi
dan informasi time time delay dalam peta strategi dapat meningkatkan pengambilan keputusan
kinerja manajer dengan meningkatkan model mental dan menghasilkan profit jangka panjang?
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Menguji pengaruh dua elemen BSF dan hubungan
sebab akibat antara tujuan strategik dan informasi time time delay dalam peta strategi, (2)
menguji mekanisme kognitif melalui dua elemen BSF yang berdampak pada kinerja dengan
mengukur keakuratan dari dua komponen dari model mental manajer.

Teori
• Balance Scorecard Framework
• Time Delay
• Peta Strategi

Metoda Riset
• Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen 3x4 yang terdiri dari 4 putaran.
• Responden merupakan mahasiswa S1 yang sudah menempuh matakuliah Akuntansi
Manajemen Lanjutan sejumlah 69 mahasiswa.
• Variabel Independen: Strategi information (kontrol, hubungan kausal tanpa informasi time
delay, hubungan kausal dengan informasi time delay).
• Variabel Dependen: performance, change in performance, mental model accuracy of strategic
causal relationship, dan mental model accuracy of delays.
Hasil Penelitian
H1 : Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis dengan Terdukung
hubungan sebab akibat akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi
pada tugas yang dinamis daripada yang disajikan dengan tujuan yang
sama tanpa hubungan sebab akibat.
H2a : Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis dengan Terdukung
hubungan sebab akibat dan penundaan akan menghasilkan kinerja yang
lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang disajikan dengan
tujuan yang sama tanpa hubungan sebab akibat atau penundaan.
H2b : Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis dengan Tidak
hubungan sebab akibat dan penundaan akan menghasilkan kinerja yang Terdukung
lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang disajikan dengan
tujuan yang sama tanpa penundaan
H3 : Manajer disajikan dengan seperangkat tujuan strategis dengan hubungan Terdukung
sebab akibat dan penundaan akan menunjukkan pembelajaran yang
lebih besar pada tugas yang dinamis daripada yang disajikan dengan
tujuan yang sama tanpa penundaan
H4a : Manajer dengan model mental yang lebih akurat dari hubungan kausal Terdukung
strategis akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang
dinamis
H4b : Manajer dengan model keterlambatan mental yang lebih akurat akan Terdukung
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
H5a : Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan kausal Terdukung
strategis akan memediasi hubungan antara menyajikan serangkaian
tujuan strategis dengan hubungan kausal dan kinerja pada tugas yang
dinamis.
H5b : Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan kausal dan Terdukung
keterlambatan strategis akan memediasi hubungan antara menyajikan
serangkaian tujuan strategis dengan kaitan dan keterlambatan kausal,
dan kinerja pada tugas yang dinamis.

Keterbatasan dan Kesempatan Penelitian di Masa Depan


• Keterbatasan dari penelitian ini: (1) pengaturan eksperimen terbatas pada pembuatan
keputusan yang dinamis feedback loops, nonlinier, time delay, dan perubahan faktor eksternal,
(2) learning varies dalam pengaturan eksperimen bergantung pada tingkat kompleksitas yang
dinamis, (3) hanya berfokus pada learning dalam konteks BSF
• Penelitian masa depan dapat: (1) menguji pengatuh elemen peta strategi terhadap kinerja
dengan menambah kompleksitas pengaturan, (2) menggunakan BSF dengan jangka waktu
lebih lama dan dalam kondisi kompleksitas dinamis.
Seminar Akuntansi Manajerial Bartolomeus Galih Visnhu Pradana / 421983

The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’ Incorporation of


Non-Contractible Information
James H. Long, Lasse Mertins, Brian Vansant
JOURNAL OF MANAGEMENT ACCOUNTING RESEARCH
Vol. 27, No. 1, 2015, pp. 47–62

Masalah, tujuan, motivasi dan kontribusi penelitian


Penilaian kinerja manajerial merupakan hal yang krusial, karena hasil penilaian tersebut
menentukan seberapa besar gaji dan penghargaan yang akan diberikan kepada manajer. Oleh karena itu,
perusahaan berusaha untuk mengukur kinerja manajer seakurat mungkin dengan melibatkan berbagai
ukuran objektif. Akan tetapi, melibatkan ukuran objektif saja tidaklah cukup. Perusahaan juga
menggabungkan informasi subjektif dalam pengukuran kinerja, sehingga diharapkan dapat lebih
merepresentasikan kinerja manajer. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan teori yang memprediksi
bahwa ketentuan bobot yang eksplisit untuk serangkaian tindakan dapat mengurangi penggabungan
informasi evaluator relevan yang tidak dapat dikontrak. Penelitian ini memprediksi bahwa dengan
menyediakan bobot ukuran kinerja, maka kemungkinan penilai untuk menggabungkan informasi non-
contractible yang sifatnya uncontrollable menjadi semakin rendah Hasil dalam penelitian ini memberikan
beberapa kontribusi pada literatur yang berkembang yang bertujuan memahami dampak kompleksitas
dari berbagai fitur pilihan desain sistem evaluasi kinerja pada penilaian subjektiftas keseluruhan evaluator
terhadap kinerja bawahan. Dari perspektif teoretis, penelitian ini juga penting karena hasil penelitian ini
menyarankan pilihan desain yang dibuat untuk meningkatkan kualitas penilaian pada satu dimensi

Rerangka teori yang digunakan


Organizations employee performance evaluation systems, digunakan untuk menilai kinerja
karyawan, memungkinkan perusahaan untuk membedakan antara manajer yang sangat dan kurang
terampil → Salah satu cara perusahaan dapat mendorong evaluator untuk mengukur ukuran kinerja yang
konsisten dengan tujuan perusahaan adalah secara eksplisit memberikan bobot “yang disarankan” untuk
setiap ukuran kinerja sambil tetap memungkinkan jenis subjektivitas lainnya → The Signaling Effects of
Firm-Provided Weights

Variabel yang diteliti


• Variabel Independen = Weights and Outcom
• Variabel Dependen = Performance Rating, Weight Assigned to Uncontrollable Factors
Seminar Akuntansi Manajerial Bartolomeus Galih Visnhu Pradana / 421983

Metode riset
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen 2 X 2 → meminta partisipan yang berlatar
belakang mahasiswa MBA untuk berperan sebagai penilai untuk memberikan penilaian kinerja kepada
manajer. Partisipan diberikan informasi non-contractible yang berkaitan dengan peristiwa uncontrollable
yang diperkirakan mempengaruhi hasil pengukuran penilai, namun tidak secara eksplisit memintanya
untuk mempertimbangkan informasi ini.

Hasil penelitian dan Kesimpulan


Secara statistik, hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini terdukung. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ketika informasi yang relevan tidak dapat dikontrak konsisten dengan valensi hasil,
ketentuan bobot dapat menghasilkan efek hasil yang lebih besar yang mewakili penilaian kinerja yang
bias. Sebaliknya, ketika informasi yang tidak dapat dikontrak relevan tidak konsisten dengan valensi
hasil, hasil penelitian secara tentatif menunjukkan bahwa pemberian bobot akan menghasilkan evaluasi
kinerja yang kurang ekstrim dalam arah mengukur hasil, membisukan efek hasil dalam kondisi di mana ia
berada normative. Yang artinya bahwa, dalam menyediakan bobot ukuran kinerja dapat mengurangi
kecenderungan penilai menggabungkan informasi non-contractible dalam situasi uncontrollable.

Kesempatan penelitian dimasa depan


1. Penelitian di masa depan dapat memberikan analisis yang lebih menyeluruh tentang biaya dan
manfaat bersih yang timbul dari pilihan desain sistem evaluasi kinerja.
2. Penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi desain alternatif yang mempertahankan manfaat
dari menyampaikan kepentingan relatif dari setiap tindakan kepada evaluator tanpa mengaburkan
informasi relevan yang tidak dapat dikontrakkan.
Seminar Akuntansi Manajerial Bartolomeus Galih Visnhu Pradana / 421983

Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework


Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, Ken T. Trotman
THE ACCOUNTING REVIEW
Vol. 91, No. 5, September 2016, pp. 1441–1465

Masalah, tujuan, motivasi dan kontribusi penelitian


Balanced scorecard framework (BSF) dianggap sebagai salah satu perkembangan akuntansi
manajemen yang paling signifikan dan sering digunakan oleh manajer internasional dalam pengambilan
keputusan. Penelitian ini menguji pengaruh dua elemen Balanced Scorecard Framework (BSF) dan
hubungan sebab akibat antara tujuan strategik dan informasi time time delay dalam peta strategi.
Penelitian ini menggunakan kinerja laba jangka panjang dalam lingkungan pengambilan keputusan yang
dinamis. Pertanyaan penelitiannya adalah apakah hubungan sebab akibat tujuan strategi dan informasi
time delay dalam peta strategi dapat meningkatkan pengambilan keputusan kinerja manajer dengan
meningkatkan model mental. Kontribusi penelitian ini adalah (1) mengembangkan simulasi interaktif
berbasis komputer yang terdiri dari time delay, feedback loops, dan nonlinierities yang mencerminkan
lingkungan yang dinamis. Penelitian ini menginvestigasi pengambilan keputusan multi-periode. (2)
menggabungkan informasi time delay dalam BSF. (3) menguji bagaimana pemahaman akuntan
manajemen terhadap strategi organisasi (model mental) berpengaruh terhadap kinerja.

Rerangka teori yang digunakan


• Lien dan Chieng (2000) mengetahui hubungan sebab akibat sebuah variabel dapat meningkatkan
pemahaman mengenai variabel lain. Kelly (2010) mengemukakan bahwa pemahaman hubungan
sebab akibat variabel dapat berdampak positif terhadap pengambilan keputusan (H1).
• Diehl dan Sterman (1995) menemukan bahwa partisipan memiliki kinerja yang buruk pada tugas
yang dinamis yang melibatkan time delay walaupun telah diberikan informasi time delay
sedangkan Norreklit (2003) berpendapat agar menambahkan informasi time delay pada peta
strategi (H2).
• Langnado, Waldman, Hagmayer, dan Sloman (2007) menyarankan bahwa informasi time time
delay merupakan kiu kritikal pada struktur sebab akibat pembelajaran. Lagnado dan Sloman
(2004) menemukan bahwa adanya temporary cue dapat meningkatkan hubungan sebab akibat
pembelajaran (H3).
• Gibson (2000), Gary dan Wood (2011) semakin akurat model mental individu mengenai
hubungan sebab akibat dan informasi time delay maka akan meningkatkan keputusan dan
memiliki pengaruh pada kinerja di lingkungan yang dinamis (H4) dan (H5).
Seminar Akuntansi Manajerial Bartolomeus Galih Visnhu Pradana / 421983

Variabel yang diteliti


• Variabel Independen = financial, costumer, internal business process, learning & growth
• Variabel Dependen = performance, change in performance,
• Variabel Mediasi = mental model accuracy of strategic causal relationships, and mental
model accuracy of delays.

Metode riset
Penelitian ini menggunakan simulasi berbasis komputer yang memodifikasi versi Rchmond,
Bourne, dan Beznoska (1999) → menggunakan metode eksperimen 3 x 4 (kontrol, hubungan kausal
tanpa informasi time delay, hubungan kausal dengan informasi time delay, dan empat ronde simulasi).

Hasil penelitian dan Kesimpulan


Manajer yang diberikan informasi mengenai causal linkages tanpa informasi time delay dapat
menghasilkan laba jangka panjang yang lebih tinggi daripada grup kontrol. Manajer yang diberikan
informasi mengenai hubungan kausal dengan informasi time delay dapat menghasilkan laba jangka
panjang yang lebih tinggi daripada grup kontrol, tetapi tidak berbeda secara signifikan dengan
perlakuan hubungan kausal tanpa informasi time delay. Penelitian ini menemukan bahwa pembelajaran
stabil pada perlakuan hubungan kausal tanpa informasi time delay dan tidak ditemukan efek
pembelajaran pada grup kontrol.

Kesempatan penelitian dimasa depan


1. Penelitian di masa depan dapat menguji efek dari elemen presentasi peta strategi terhadap
kinerja dengan tambahan kompleksitas dalam penelitian ini.
2. Pemeriksaan lebih lanjut tentang peluang belajar menggunakan BSF selama jangka waktu yang
lebih lama dan dalam berbagai kondisi kompleksitas dinamis menjamin penelitian di masa
depan.
3. Penelitian masa dapat memeriksa bagaimana inovasi akuntansi manajemen lainnya dapat
meningkatkan model mental dan pembelajaran pengambil keputusan.
The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’ Incorporation of
Non-Contractible Information
James H. Long, Lasse Mertins, Brian Vansant
Journal of Management Accounting Research, Vol. 27, No. 1, 2015, pp. 47-62
1. Masalah Penelitian
Evaluasi kinerja manajerial merupakan sesuatu yang penting karena dapat menjadi
penentu bagi perusahaan mengenai manajer mana yang akan dipertahankan dan dihargai
serta untuk menyelaraskan insentif manajerial dengan insentif perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan membutuhkan sistem evaluasi kinerja yang akurat untuk mengukur kinerja
manajerial. Adanya sifat tanggungjawab manajemen yang beragam dan terkait dengan
tujuan perusahaan maka banyak sistem evaluasi kinerja yang menggabungkan beberapa
ukuran kinerja. Namun, tindakan ini dapat terganggu ketika dipengaruhi oleh kejadian
diluar kendali manajer. Dalam kasus tersebut, sistem evaluasi kinerja dapat
menggabungkan penilaian subyektivitas untuk mengurangi risiko kompensasi manajerial
dan distorsi insentif dengan memungkinkan evaluator untuk menyesuaikan pengukuran
kinerja. Namun, dengan melibatkan ukuran subyektif akan menyebabkan masalah yang
lain, terutama ketika evaluator menggunakan beberapa ukuran kinerja untuk menilai
keseluruhan kinerja manajerial. Masalah yang timbul didasarkan pada sejauh mana
subyektivitas harus dimasukkan dalam evaluasi dan apakah tindakan tersebut dapat
memberikan informasi yang lengkap mengenai kinerja subordinat.

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teori penelitian sebelumnya untuk
memprediksi bahwa penyediaan bobot untuk ukuran kinerja dapat mengurangi
kecenderungan evaluator menggabungkan informasi yang tidak termasuk dalam kontrak
kerja karyawan (non-contractible) yang sifatnya tidak dapat dikendalikan (uncontrollable)
yang mungkin menjadi pertimbangan evaluator untuk memasukkan informasi tersebut
pada saat melakukan evaluasi kinerja

3. Motivasi Penelitian
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Krishnan, Luft, dam Shields (2005)
menunjukkan bahwa evaluator memiliki kesulitan dalam menentukan bobot yang sesuai
untuk diterapkan diantara beberapa ukuran pada saat menentukan evaluasi kinerja
subyektif keseluruhan. Contoh, evaluator mungkin memberikan bobot yang terlalu rendah
atau tinggi pada pengukuran financial dan common (non-financial & unique).Perusahaan
dapat mengatasi amasalah ini dengan menyediaakan bobot ukuran kinerja untuk
membantu evaluator dalam mengukur kinerja manajer, sehingga lebih konsisten dengan
tujuan perusahaan. Peneliti telah memberikan bukti bahwa dengan menyediakan bobot
ukuran kinerja, maka evaluator cenderung untuk menggabungkan informasi non-
contractible yang sifatnya uncontrollable ke tingkat yang lebih rendah.

4. Kontribusi Penelitian
a. Penelitian ini memberikan kontribusi pada literature sebelumnya mengenai sistem
evaluasi kinerja subyektif yang memanfaatkan beberapa langkahdengan memberikan
bukti yang menunjukkan upaya untuk mengkalibrasi dan menyeimbangkan bobot
relative evaluator untuk serangkaian ukuran kinerja mungkin memiliki konsekuensi
penting yang tidak diinginkan
b. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk praktid dengan menunjukkan bahwa
perusahaan harus mempertimbangkan mengenai sinyal pilihan desain sistem evaluasi
kinerja perusahaan kepada evaluator secara hati-hati

[05_DESY AMALIA C_421984] 1


5. Rerangka atau Teori yang digunakan
Subjectivity in Performance Evaluation, Providing Weights in Subjective Performance
Evaluation System, The Outcome Effect in Subjective Performance Evaluation: Agency
dan Control Theory serta The Signaling Effects of Firm-Provided Weights

6. Variabel Penelitian
a. Variabel independen: Weight (weights provided vs no weights provided) dan Outcome
(above target vs below target; [favorable/unfavorable])
b. Variabel dependen: Performance rating dan Controllability.

7. Metoda Riset
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain eksperimen 2x2 between
subyek. Perlakuan eksperimen, terdiri dari Weight/Above Target (WA), Weight/Below
Target (WB), No Weight/Above Target (NA), dan No Weight/Below Target (NB).Penelitian
ini memiliki jumlah partisipan sebenyak 119 Mahasiswa MBA dari 2 Universitas terbesar.

8. Hipotesis, Hasil Penelitian dan Kesimpulan


Hipotesis Hasil Penelitian
H: Ketika informasi non-contractible mengenai faktor-faktor yang TERDUKUNG
non-controllable konsisten dengan valensi hasil pengukuran
kinerja maka besarnya dampak hasil akan lebih besar ketika
evaluator diberikan bobot a
a. Evaluator akan memasukkan non-contractible information yang revelan ke dalam
evaluasi kinerja subjektif sampai ke tingkat yang lebih rendah ketika bobot disediakan
b. Outcome effect lebih besar pada evaluator yang memberi bobot relative dibanding
evaluator yang tidak memberi bobot.
c. Terdapat interaksi yang signifikan antara weight dan outcome dengan bukti bahwa
pengaruh outcome pada evaluasi bergantung pada apakah weight tersebut diberikan

9. Keterbatasan dan Kesempatan Penelitian di Masa Depan


a. Keterbatasan Penelitian
1) Penelitian ini masih tidak memiliki kejelasan mengenai apakah pertimbangan dan
penggabungan informasi tambahan menghasilkan penilaian kierja yang lebih atau
kurang tepat
2) Hasil penelitian masih sulit untuk digeneralisasikan karena terdapat beberapa factor
inheren pada metodologi dan aspek spesifik dalam pengaturan eksperimen
b. Kesempatan penelitian di masa depan
1) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan analisis secara menyeluruh
mengenai kos manfaat yang timbul dari pilihan desain sistem evaluasi kinerja
2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan kondisi-kondisi
outcome effect yang bias menyebabkan bias penilaian terjadi dan memperluas
temuan supaya scenario eksperimen dapat digeneralisasikan

10. Kritik Penelitian


a. Peneliti tidak menjelaskan apa saja yang termasuk dalam uncontrollable factor
b. Peneliti juga tidak menjelaskan apa saja yang termasuk dalam non-contractible
information

[05_DESY AMALIA C_421984] 2


Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework
Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, Ken T. Trotman
The Acounting Review Vol. 91, No. 5, 2016, pp. 1441-1465

1. Masalah Penelitian
Balance scorecard framework (BSF) merupakan salah satu perkembangan akuntansi
manajemen yang paling signifikan (Tayler, 2010) dan sering digunakan oleh para
manajer internasional dalam pengambilan keputusan mereka (rigby dan Bilodeau,
2015). Penelitian yang sudah ada mengenai BSF lebih berfokus pada pengambilan
keputusan satu periode (Luft dan Shields, 2009), namun kerangka kerja sebenarnya
dirancang untuk memungkinkan manajer membuat keputusan yang dapat
memaksimalkan nilai perusahaan dari waktu ke waktu (Kaplan, 2009). Komponen
penting BSF adalah peta strategi yang dalam praktiknya merupakan pengembangan
dalam tahap implementasi

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak dari dua elemen BSF dan hubungan
sebab akibat antara tujuan strategis dan informasi time delay dalam peta strategi.
Penelitian ini juga menguji mekanisme kognitif melalui dua elemen BSF yang
berdampak pada kinerja dengan mengukur keakuratan dari dua komponen model
mental manajer

3. Motivasi Penelitian
Tujuan utama informasi akuntansi manajemen adalah untuk memfasilitasi keputusan
yang direkomendasikan oleh manajer (jangka pendek dan pembelajaran yang
berkelanjutan dalam angka panjang), sehingga peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitin ini dengan menjawab pertanyaan mengenai apakah menyajikan hubungan
sebab akibat antara tujuan strategis dan informasi time delay dalam peta strategi dapat
meningkatkan kinerja keputusan manajer dengan meningkatkan pemahaman akuntan
manajemen terhadap strategi organisasi (model mental) dan generasi laba jangka
panjang mereka.

4. Kontribusi Penelitian
a. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk literature dengan mengembangkan
simulasi berbasis komputer interaktif yang berisi nonlinier, loop umpak balik, dan
time delay yang ada di lingkungan bisnis yang dinamis dimana manajer beroperasi
b. Penelitian ini memberikan kontribusi dengan memberikan saran mengenai
pentingnya memasukkan informasi mengenai time delay sebagai bagian dari BSF.
c. Penelitian ini memberikan kontribusi bahwa peneliti telah memeriksa mengenai
bagaimana representasi akuntansi manajemen dapat meningkatkan model mental
manajer dari lingkungan bisnis melalui perluasan penelitian. Upaya peneliti untuk
memperluas penelitian, yaitu dengan secara langsung mengukur akurasi dua
komponen model mental manajer yang dipengaruhi oleh perubahan dalam BSF
dan menemukan dampak model mental yang berbeda dari masing-masing peta
strategi

5. Teori yang digunakan


Balance scorecards framework, Time delay, dan Hubungan kausal peta strategi

[05_DESY AMALIA C_421984] 3


6. Variabel yang diteliti
a. Variabel independen: Strategi informasi (kontrol, hubungan kausal tanpa
informasi time delay, hubungan kausal dengan informasi time delay)
b. Variabel dependen: performance, change in performance, mental model accuracy
of strategic causal relationship, dan mental model accuracy of delays

7. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan tugas simulasi
interaktif berbasis computer yang memungkinkan peserta mengelola divisi perusahaan
perangkat lunak yang berfokus pada pengiriman perangkat lunak kepada pelanggan
‘profesional premium’. Simulasi manajemen ini adalah modifikasi dari tugas simulasi
computer Richmond, Bourne, dan Beznoka (1999) yang dirancang untuk tujuan
pendidikan. Desain penelitiannya adalah 3 x 4. Simulasi terdiri dari 4 putaran.
Partisipan dalam penelitian ini adalah 69 mahasiswa pascasarjana yang terdaftar
dalam mata kuliah akuntansi manajemen lanjutan. Partisipan secara acak ditugaskan
ke salah satu dari tiga treatment. Partisipan diberi intruksi lisan mengenai tugas yang
harus diselesaikan dan diingatkan mengenai insentif yang awalnya telah
dikomunikasikan kepada mereka di awal melalui email sebelum eksperimen
berlangsung

8. Hipotesis dan Hasil Penelitian


Hipotesis Penelitian Hasil
Penelitian
H1: Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis TERDUKUNG
dengan hubungan sebab akibat akan menghasilkan kinerja
yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang
disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan sebab
akibat.
H2a: Manajer yang disajikan serangkaian tujuan strategis dengan TERDUKUNG
hubungan sebab akibat dan penundaan akan menghasilkan
kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada
yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan
sebab akibat atau penundaan
H2b: Manajer yang disajikan serangkaian tujuan strategis dengan TERDUKUNG
hubungan sebab akibat dan penundaan akan menghasilkan SECARA
kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada PARSIAL
yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.
H3: Manajer yang disajikan seperangkat tujuan strategis dengan TERDUKUNG
hubungan sebab akibat dan penundaan akan menunjukkan
pembelajaran yang lebih besar pada tugas yang dinamis
daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa
penundaan
H4a: Manajer dengan model mental yang lebih akurat dari TERDUKUNG
hubungan kausal strategis akan menghasilkan kinerja yang
lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
H4b: Manajer dengan model mental keterlambatan yang lebih TERDUKUNG
akurat akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada
tugas yang dinamis
H5a: Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan TERDUKUNG

[05_DESY AMALIA C_421984] 4


kausal strategis akan memediasi hubungan antara
menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan
kausal dan kinerja pada tugas yang dinamis
H5b: Model mental manajer yang lebih akurat mengenai hubungan TERDUKUNG
kausal dan penundaan strategis akan memediasi hubungan
antara menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan
kaitan dan penundaan kausal, dan kinerja pada tugas yang
dinamis.

9. Keterbatasan dan Kesempatan penelitian di masa depan


a. Keterbatasan
1) Pengaturan eksperimen terbatas pada pembuatan keputusan yang dinamis
dengan feefback loops, nonlinier, timedelay, dan perubahan faktor eksternal
2) Learning varies melalui perlakuan dalam pengaturan eksperimen bergantung
pada tingkat kompleksitas yang dinamis
3) Penelitian ini hanya berfokus pada learning dalam konteks BSF
b. Kesempatan Penelitian dimasa depan
1) Penelitian dimasa depan diharapkan dapat menguji dampak dari elemen
peta strategi terhadap kinerja dengan tambahan kompleksitas pengaturan
2) Penelitian dimasa depan diharapkan dapat menggunakan BSF yang jangka
waktunya lebih lama dan dalam kondisi kompleksitas dinamis
3) Penelitian dimasa depan diharapkan dapat memeriksa bagaimana inovasi
akuntansi manajemen lainnya dapat meningkatkan model mental dan
pembelajaran para pengambil keputusan
10. Kritik
Peneliti kurang menjelaskan faktor yang meneybabkan H2b tidak terdukung dan
menjadi terdukung secara parsial

[05_DESY AMALIA C_421984] 5


Nama : Fitri Mareta
NIM : 421986

Title : The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’ Incorporation of


Non-Contractible Information
Author : James H. Long, Lasse Mertins, Brian Vansant
Journal : Journal of Management Accounting Research (2015) Vol. 27, No. 47-62

1. Masalah
Evaluasi kinerja subjektivitas dapat menyebabkan masalah terutama ketika evaluator
memiliki kesulitan menentukan bobot yang sesuai untuk menetapkan di antara beberapa
ukuran ketika menentukan evaluasi kinerja subyektif keseluruhan.

2. Tujuan
Mengembangkan teori yang memprediksi bahwa penyediaan bobot secara eksplisit untuk
serangkaian tindakan dapat mengurangi penggabungan informasi yang tidak dapat
dikontrak evaluator (misalnya, informasi tentang faktor-faktor yang tidak terkendali yang
menyediakan bukti tentang rasio signal-to-noisy untuk langkah-langkah tersebut).

3. Motivasi
Perusahaan dapat memilih untuk mengatasi masalah pembobotan evaluator dengan
memberikan bobot eksplisit pada ukuran kinerja sehingga evaluator lebih konsisten
dengan tujuan perusahaan. Namun, pemberian bobot dapat mengurangi penggabungan
informasi yang tidak dapat dikontrak.

4. Kontribusi Penelitian
a) Secara teoritis, berkontribusi pada literatur yang berkembang yang bertujuan
memahami dampak kompleks dari berbagai fitur pilihan desain sistem evaluasi
kinerja pada penilaian subjektif keseluruhan evaluator kinerja subordinat
b) Secara praktis, menyarankan pilihan desain yang dibuat untuk meningkatkan kualitas
penilaian pada satu dimensi (misalnya, menggunakan bobot untuk mendorong
evaluator untuk memasukkan langkah-langkah ke dalam penilaian kinerja yang
konsisten dengan tujuan perusahaan) dapat mempengaruhi elemen lain dari proses
evaluasi kinerja subyektif (misalnya, penggunaan informasi yang tidak dapat
dikontrak).

5. Teori yang Digunakan


Balanced scorecard, evaluasi kinerja subjektif

6. Variabel yang Diteliti


a) Variabel independen : pemberian bobot
b) Variabel dependen : efek hasil
7. Metoda Riset
Sampel terdiri dari 119 mahasiswa MBA. Penelitian ini menggunakan desain 2x2
antarsubjek. Tes statistik menggunakan ANOVA.

8. Hasil Penelitian
Hipotesis Ekspektasi Hasil
H1 Persepsi keadilan prosedural akan lebih tinggi ketika Terdukung
penyesuaian tujuan ex post tersedia dibandingkan ketika
tidak tersedia

9. Kesimpulan
Ketika informasi yang tidak dapat dikontrak yang relevan konsisten dengan valensi hasil,
ketentuan bobot dapat menghasilkan efek hasil yang lebih besar yang mewakili penilaian
kinerja yang bias. Sebaliknya, ketika informasi yang tidak dapat dikontrak yang relevan
tidak konsisten dengan valensi hasil, pemberian bobot akan menghasilkan evaluasi
kinerja yang kurang ekstrim dalam arah mengukur hasil.

10. Kesempatan Penelitian di Masa Depan


a) Penelitian di masa depan dapat memberikan analisis yang lebih menyeluruh tentang
biaya dan manfaat bersih yang timbul dari pilihan desain sistem evaluasi kinerja ini.
b) Penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi desain alternatif yang
mempertahankan manfaat menyampaikan kepentingan relatif dari setiap tindakan
kepada evaluator tanpa mengaburkan informasi relevan yang tidak dapat dikontrakkan

11. Kritik
a) Tidak jelas apakah pertimbangan dan penggabungan informasi tambahan
menghasilkan penilaian kinerja yang kurang lebih tepat.
b) Karena bobot relatif yang tepat tergantung pada berbagai faktor yang spesifik untuk
evaluasi kinerja, bobot yang tepat dan hasil evaluasi kinerja tidak dapat ditentukan
c) Beberapa faktor yang melekat pada metodologi eksperimental dan aspek spesifik dari
pengaturan eksperimental sehingga dapat membatasi generalisasi temuan. Peserta
adalah mahasiswa M.B.A. bukannya manajer toko ritel dunia nyata
Nama : Fitri Mareta
NIM : 421986

Title : Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework


Author : Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, Ken T. Trotman
Journal : The Accounting Review (2016) Vol. 91, No. 5, pp. 1441-1465

1. Masalah
Kerangka kerja balanced scorecard (BSF) sering digunakan oleh manajer dalam
pengambilan keputusan baik dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Komponen
penting BSF adalah peta strategi, akan tetapi, model kausal belum banyak digunakan oleh
organisasi dalam praktiknya, dan hubungan sebab akibat mahal bagi organisasi untuk
mengembangkan, memvalidasi, dan mengukur. Selain itu, para pengambil keputusan
tidak memiliki model mental yang memadai dan kemampuan kognitif yang memadai
untuk menyimpulkan struktur kausal dari sistem yang kompleks.

2. Tujuan
Menguji dampak dari dua elemen presentasi peta strategi, yaitu hubungan sebab akibat
antara tujuan strategis dan informasi penundaan waktu untuk hubungan sebab akibat pada
keputusan alokasi sumber daya multi-periode manajer dalam lingkungan bisnis yang
dinamis.

3. Motivasi
Sebagian besar penelitian akuntansi manajemen perilaku hingga saat ini hanya berfokus
pada pengambilan keputusan periode tunggal sehingga dampak pada kinerja dari
menyediakan hubungan sebab akibat dalam peta strategi belum diselidiki dalam multi-
periode. Selain itu, Telah disarankan bahwa tahap pengembangan selanjutnya untuk BSF
harus dimasukkannya penundaan dalam peta strategi.

4. Kontribusi Penelitian
a) Menjawab panggilan untuk penelitian untuk menggunakan teknik dinamika sistem
untuk menyelidiki aspek dinamis dari praktik akuntansi manajemen dan kemanjuran
model strategi yang lebih rinci sebagai bagian dari BSF
b) Memperluas jalur penelitian dengan secara langsung dengan mengukur akurasi dua
komponen model mental manajer yang dipengaruhi oleh perubahan dalam BSF dan
menemukan dampak model mental yang berbeda dari masing-masing dari dua
representasi peta strategi.

5. Teori yang Digunakan


Balanced scorecard, peta strategi, pembuatan keputusan dinamis, hubungan kausal,
penundaan waktu, model mental
6. Variabel yang Diteliti
a) Variabel independen : presentasi informasi strategi (tanpa hubungan kausal antara
tujuan strategi dan informasi penundaan waktu, adanya hubungan kausal antara tujuan
strategi tetapi tanpa informasi penundaan waktu, serta adanya hubungan kausal antara
tujuan strategi dan informasi penundaan waktu)
b) Variabel dependen : kinerja, perubahan pada kinerja, akurasi model mental pada
hubungan kausal strategi, dan akurasi model mental pada penundaan

7. Metode Riset
Partisipan merupakan 69 mahasiswa S1 yang telah mengambil mata kuliah akuntansi
manajemen lanjutan. Desain eksperimen adalah 3 x 4 antar subjek. Tes statistik
menggunakan general linear model (GLM).

8. Hasil Penelitian
Hipotesis Ekspektasi Hasil
H1 Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis Terdukung
dengan hubungan sebab akibat akan menghasilkan kinerja
yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang
disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan sebab
akibat.
H2a Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis Terdukung
dengan hubungan sebab akibat dan penundaan akan
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang
dinamis daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama
tanpa hubungan sebab akibat atau penundaan.
H2b Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis Terdukung
dengan hubungan sebab akibat dan penundaan akan sebagian
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang
dinamis daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama
tanpa penundaan.
H3 Manajer disajikan dengan seperangkat tujuan strategis Terdukung
dengan hubungan sebab akibat dan penundaan akan
menunjukkan pembelajaran yang lebih besar pada tugas
yang dinamis daripada yang disajikan dengan tujuan yang
sama tanpa penundaan
H4a Manajer dengan model mental yang lebih akurat dari Terdukung
hubungan kausal strategis akan menghasilkan kinerja yang
lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
H4b Manajer dengan model keterlambatan mental yang lebih Terdukung
akurat akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada
tugas yang dinamis.
H5a Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan Terdukung
kausal strategis akan memediasi hubungan antara
menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan
kausal dan kinerja pada tugas yang dinamis.
H5b Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan Terdukung
kausal dan keterlambatan strategis akan memediasi
hubungan antara menyajikan serangkaian tujuan strategis
dengan kaitan dan keterlambatan kausal, dan kinerja pada
tugas yang dinamis.

9. Kesimpulan
a) Menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dengan
manajer, dengan atau tanpa penundaan waktu, memiliki dampak menguntungkan pada
laba jangka panjang yang dihasilkan. Namun, kami tidak menemukan perbedaan
dalam laba jangka panjang antara manajer yang menerima hubungan sebab akibat
dengan penundaan dan mereka yang menerima hubungan sebab akibat tanpa
penundaan.
b) Informasi tentang hubungan sebab akibat dan penundaan waktu dalam peta strategi
memengaruhi kinerja melalui keakuratan model mental manajer tentang hubungan
dan penundaan sebab akibat yang strategis.

10. Penelitian di Masa Depan


a) Penelitian di masa depan dapat menguji efek dari elemen presentasi peta strategi
terhadap kinerja dengan tambahan berbagai kondisi kompleksitas dinamis.
b) Memeriksa bagaimana inovasi akuntansi manajemen lainnya dapat meningkatkan
model mental dan pembelajaran pengambil keputusan.

11. Kritik
a) Tidak menyebutkan keterbatasan penelitian
b) Pada bagian hasil tidak menjelaskan mengenai cek manipulasi
Fuadhillah Kirana Putri (421987)

The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’


Incorporation of Non-Contractible Information
James H. Long, Lasse Mertins, & Brian Vansant

1. Masalah, tujuan, motivasi, dan kontribusi penelitian


Evaluasi kinerja manajerial memiliki peran penting untuk menentukan apakah insentif
akan ditahan atau diberikan kepada manajer. Sehingga, perusahaan mencari sistem evaluasi
kinerja yang akurat untuk mengukur kinerja manajerial. Mengingat sifat tanggung jawab
manajer yang beragam, banyak sistem evaluasi kinerja menggabungkan berbagai ukuran
kinerja. Sistem evaluasi kinerja dapat menggabungkan subjektivitas untuk mengurangi
risiko kompensasi manajerial dan distorsi insentif dengan memungkinkan evaluator untuk
menyesuaikan kinerja pengukuran. Meski begitu, penggabungan subjektivitas dapat
menyebabkan masalah lain. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa evaluator
mengalami kesulitan menentukan bobot yang tepat untuk menetapkan di antara beberapa
tindakan ketika menentukan evaluasi kinerja subjektif keseluruhan. Perusahaan dapat
memilih untuk mengatasi masalah ini dengan memberikan bobot eksplisit pada ukuran
kinerja untuk mengkalibrasi dan menyeimbangkan evaluator penggunaan relatif masing-
masing. Namun, peneliti mengusulkan bahwa pemberian bobot mungkin juga memiliki
konsekuensi yang tidak diinginkan. Secara khusus, peneliti menunjukkan bahwa hal itu
dapat mengurangi penggabungan informasi relevan yang tidak dapat dikontrak oleh
evaluator.
2. Rerangka atau teori yang digunakan
Peneliti mengembangkan teori yang memprediksi bahwa penyediaan bobot secara
eksplisit untuk serangkaian tindakan dapat mengurangi penggabungan informasi yang tidak
dapat dikontrak evaluator yang relevan (misalnya, informasi tentang faktor-faktor yang
tidak dapat dikendalikan yang memberikan bukti tentang rasio sinyal gangguan untuk
langkah-langkah tersebut). Ini bisa menjadi masalah karena manfaat utama dari
menggabungkan subjektivitas ke dalam evaluasi kinerja adalah bahwa hal itu
memungkinkan evaluator untuk memasukkan informasi ini ketika menilai kinerja. Teori
pada penelitian ini memperkirakan bahwa ini akan terjadi karena evaluator menafsirkan
penyediaan bobot menjadi sinyal keyakinan perusahaan tentang sejauh mana: (1)
subjektivitas harus dimasukkan ke dalam evaluasi, dan (2) tindakan memberikan informasi
lengkap tentang kinerja bawahan.
Fuadhillah Kirana Putri (421987)

3. Variabel yang diteliti: secara konsepsual dan operasional


Variabel bebas : Weight dan Outcome
Variabel terikat : Performance Rating and Controllability
4. Metoda riset
Peneliti melakukan eksperimen dalam konteks evaluasi subyektif atas kinerja
keseluruhan berdasarkan beberapa pengukuran. Evaluator diberi informasi tentang
hipotetis kinerja divisi manajer pada empat ukuran, bersama dengan informasi yang tidak
dapat dikontrakkan tentang faktor-faktor yang tidak terkendali yang mungkin diharapkan
mempengaruhi kinerja pada setiap ukuran. Setiap evaluator kemudian memberikan
penilaian keseluruhan kinerja manajerial. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan
desain eksperimen antar subjek. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa M.B.A dari dua
universitas negeri besar. Sampel akhir terdiri dari 119 peserta.
5. Hasil penelitian
Ketika informasi yang tidak dapat dikontrak relevan konsisten dengan valensi hasil,
ketentuan bobot dapat menghasilkan efek hasil yang lebih besar yang mewakili penilaian
kinerja yang bias. Sebaliknya, ketika informasi yang tidak dapat dikontrak yang relevan
tidak konsisten dengan valensi hasil, hasil penelitian secara tentatif menunjukkan bahwa
pemberian bobot akan menghasilkan evaluasi kinerja yang kurang ekstrim dalam arah
mengukur hasil, mematikan efek hasil di bawah kondisi normatif.
6. Kesimpulan
Ketentuan bobot mengurangi sejauh mana evaluator menggunakan subjektivitas untuk
memasukkan informasi yang tidak dapat dikontrak, yang dimanifestasikan dalam efek hasil
yang lebih besar. Hasil penelitian ini menyarankan perusahaan untuk mempertimbangkan
dengan hati-hati struktur dan karakteristik sistem evaluasi kinerja mereka untuk
berkomunikasi dengan evaluator mengenai peran subjektivitas.
7. Kesempatan penelitian di masa depan
Penelitian di masa depan dapat memberikan analisis yang lebih menyeluruh tentang
biaya dan manfaat bersih yang timbul dari pilihan desain sistem evaluasi kinerja ini. Selain
itu, penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi desain alternatif yang mempertahankan
manfaat dari menyampaikan kepentingan relatif dari setiap tindakan kepada evaluator tanpa
mengaburkan informasi relevan yang tidak dapat dikontrakkan.
8. Kritik terhadap artikel
Peneliti sudah menjelaskan dengan sangat rinci mengenai metode penelitian namun
belum menyertakan model penelitian.
Fuadhillah Kirana Putri (421987)

Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework


Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, & Ken T. Trotman

1. Masalah, tujuan, motivasi, dan kontribusi penelitian


Pertanyaan penelitian pada penelitian ini adalah: Apakah menyajikan hubungan sebab
akibat antara tujuan strategis dan informasi waktu tunda dalam peta strategi meningkatkan
kinerja keputusan manajer dengan meningkatkan model mental mereka dan generasi laba
jangka panjang mereka? Penelitian ini penting untuk menjawab pertanyaan tersebut karena
tujuan utama informasi akuntansi manajemen adalah untuk memfasilitasi keputusan yang
diinformasikan oleh manajer baik dalam jangka pendek dan, dengan pembelajaran
berkelanjutan, dalam jangka panjang.
Sementara sebagian besar penelitian akuntansi manajemen perilaku hingga saat ini
telah berfokus pada pengambilan keputusan periode tunggal, sebagian besar keputusan
menggunakan informasi akuntansi manajemen dibuat dalam lingkungan bisnis yang
dinamis yang mengandung nonlinier, umpan balik loop, dan penundaan waktu. Studi
pengambilan keputusan dinamis ini dirancang untuk lebih mewakili lingkungan
pengambilan keputusan yang dihadapi oleh manajer.
2. Rerangka atau teori yang digunakan
Balanced Scorecard Framework (BSF) merupakan kerangka kerja dirancang untuk
memungkinkan para manajer untuk membuat keputusan dalam memaksimalkan nilai
perusahaan dan sering digunakan oleh para manajer internasional dalam pengambilan
keputusan mereka.
3. Variabel yang diteliti: secara konsepsual dan operasional
Variabel bebas : Mental Model Accuracy of Strategic Causal Relationships,
Mental Model Accuracy of Delays, dan Pre-Test
Performance.
Variabel terikat : Performance, Change in Performance, Mental Model
Accuracy of Strategic Causal Relationships, dan Mental Model
Accuracy of Delays.
4. Metoda riset
Peserta penelitian adalah 69 mahasiswa pascasarjana yang terdaftar dalam kursus
akuntansi manajemen lanjutan. Peneliti menggunakan tugas simulasi berbasis computer
Fuadhillah Kirana Putri (421987)

dan melakukan percobaan 3 x (4) (kelompok kontrol; hubungan sebab akibat tanpa
penundaan; hubungan sebab akibat dengan penundaan; empat putaran simulasi).
5. Hasil penelitian
• Pertama, dibandingkan dengan kelompok kontrol, manajer yang disajikan dengan
hubungan sebab akibat tanpa penundaan mencapai generasi laba jangka panjang yang
lebih tinggi dan model mental hubungan kausal strategis yang lebih akurat.
• Kedua, dibandingkan dengan kelompok kontrol, manajer yang disajikan dengan
hubungan sebab akibat dengan penundaan mencapai laba jangka panjang yang lebih
tinggi dan memiliki model mental yang lebih akurat dari hubungan sebab akibat
strategis dan penundaan.
• Ketiga, para manajer dalam hubungan sebab akibat dengan keterlambatan pengobatan
menunjukkan pembelajaran di empat putaran simulasi, dengan peningkatan signifikan
dalam laba jangka panjang dari putaran simulasi ketiga hingga keempat. Sebaliknya,
manajer dalam hubungan sebab akibat tanpa keterlambatan pengobatan menunjukkan
pembelajaran pada akhir putaran simulasi ketiga dan pembelajaran tidak ada untuk
manajer dalam kelompok kontrol.
6. Kesimpulan
Manajer yang disajikan dengan hubungan sebab akibat tanpa penundaan menghasilkan
keuntungan jangka panjang yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Untuk manajer yang disajikan dengan hubungan sebab akibat dengan keterlambatan,
perolehan laba jangka panjang lebih tinggi dari kelompok kontrol, tetapi tidak berbeda
secara signifikan dari hubungan sebab akibat tanpa penundaan pengobatan. Manajer-
manajer tersebut disajikan dengan keterkaitan sebab-akibat dengan penundaan,
bagaimanapun, menunjukkan pembelajaran di empat putaran simulasi.
7. Kesempatan penelitian di masa depan
Penelitian ini menggunakan tugas pengambilan keputusan yang dinamis dengan loop
umpan balik, nonlinier, dan penundaan waktu, peneliti mengontrol perubahan faktor
eksternal (mis., Harga pesaing) dalam pengaturan eksperimental ini. Penelitian di masa
depan dapat menguji efek dari elemen presentasi peta strategi terhadap kinerja dengan
tambahan kompleksitas ini.
8. Kritik terhadap artikel
Peneliti sudah pertanyaan penelitian namun belum menyertakan model penelitian
untuk memudahkan pembaca dalam memahami artikel ini.
NAMA : Mutty Claudia Dewinda
NIM : 421990

The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’ Incorporation of


Non-Contractible Information
James H. Long, Lasse Mertins, Brian Vansant
Journal Of Management Accounting Research, Vol. 27, No. 1, 2015, pp. 47-62

Masalah Penelitian
Evaluasi kinerja manajerial memainkan peran penting dalam penentuan suatu perusahaan
tentang manajer mana yang akan dipertahankan dan dihargai (Moers 2005) dan dalam
penyelarasan insentif manajerial dengan insentif perusahaan (Banker dan Datar 1989;
Lambert 2001). Sistem evaluasi kinerja dapat menggabungkan subjektivitas untuk
mengurangi risiko kompensasi manajerial dan distorsi insentif dengan memungkinkan
evaluator untuk menyesuaikan kinerja pengukuran (Gibbs, Merchant, Van der Stede, dan
Vargus 2004). Namun, penggabungan subjektivitas dapat menyebabkan masalah lain,
terutama ketika evaluator diharapkan untuk menggunakan beberapa ukuran kinerja untuk
menilai kinerja manajerial secara keseluruhan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teori penelitian sebelumnya dengan
memprediksi bahwa penyediaan bobot untuk ukuran kinerja dapat mengurangi
kecenderungan evaluator menggabungkan informasi yang tidak termasuk dalam kontrak kerja
karyawan (non-contractible) yang sifatnya tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) yang
mungkin menjadi pertimbangan evaluator untuk memasukkan informasi tersebut pada saat
melakukan evaluasi kinerja.

Motivasi Penelitian
Peneliti mengembangkan teori yang memprediksi bahwa penyediaan bobot secara eksplisit
untuk serangkaian tindakan dapat mengurangi penggabungan informasi yang tidak dapat
dikontrak evaluator (misalnya, informasi tentang faktor-faktor yang tidak terkendali yang
menyediakan bukti tentang rasio sinyal-ke-kebisingan untuk langkah-langkah tersebut).

Kontribusi penelitian
- Penelitian ini berkontribusi pada literatur sebelumnya yang cukup besar mengenai sistem
evaluasi kinerja subyektif yang memanfaatkan beberapa langkah (misalnya, Cardinaels
dan van Veen-Dirks 2010; Ittner et al. 2003; Lipe dan Salterio 2000, 2002; Moers 2005;
Roberts et al. 2004) dan memberikan bukti yang menunjukkan upaya untuk
NAMA : Mutty Claudia Dewinda
NIM : 421990

mengkalibrasi dan menyeimbangkan bobot relatif evaluator untuk serangkaian ukuran


kinerja mungkin memiliki konsekuensi penting.
- Hasil dari penelitian ini memiliki implikasi praktis yang penting untuk desain sistem
evaluasi kinerja subyektif.
- Penelitian ini penting dari perspektif teoritis karena hasil dari penelitian ini menyarankan
pilihan desain yang dibuat untuk meningkatkan kualitas penilaian pada satu dimensi
(misalnya, menggunakan bobot untuk mendorong evaluator untuk memasukkan langkah-
langkah ke dalam penilaian kinerja yang konsisten dengan tujuan perusahaan) dapat
mempengaruhi elemen lain dari proses evaluasi kinerja subyektif (misalnya, penggunaan
informasi yang tidak dapat dikontrak).

Rerangka atau teori yang digunakan


Subjectivity in performance evaluation, providing weights in subjective performance
evaluation systems, the outcome effect in subjective performance evaluation, agency, control
theory dan The Signaling Effects of Firm-Provided Weights.

Variabel yang diteliti: secara konsepsual dan operasional


Variabel independen dalam penelitian ini adalah weight dan outcome. Variabel dependen
adalah performance rating dan controllability.

Metoda riset
- Menggunakan sampel 119 siswa MBA dari dua universitas negeri besar, peneliti
melakukan percobaan di mana kami memanipulasi: (1) apakah evaluator diberikan bobot
untuk satu set ukuran kinerja yang umum digunakan, dan (2) mengukur valensi hasil (di
atas target [positif] versus di bawah target [negatif]).
- Eksperimen 2x2.
- Melakukan empat perlakuan eksperimen: (1) Weight/Above Target (WA), (2)
Weight/Below Target (WB), (3) No Weight/Above Target (NA), (4) No Weight/Below
Target (NB).

Hasil penelitian
H : Ketika informasi yang tidak dapat dikontrak mengenai faktor-faktor yang tidak terkendali
konsisten dengan valensi hasil pengukuran kinerja, besarnya efek hasil akan lebih besar
ketika evaluator diberikan bobot. (TERDUKUNG)
NAMA : Mutty Claudia Dewinda
NIM : 421990

Kesimpulan
Hasil berpengaruh terhadap peringkat kinerja terlepas dari menggunakan bobot atau tidak.
Pengaruh hasil terhadap kinerja tergantung pada apakah menggunakan pembobotan atau
tidak. Saat bobot tersedia, evaluator akan menggunakan informasi relevan non kontrak yang
lebih sedikit daripada tidak tersedia bobot. Evaluator yang tidak diberi bobot untuk ukuran
kinerja memperlakukan informasi yang tidak dapat dikontrak secara asimetris, menempatkan
lebih banyak informasi tentang tak terkendali ketika hasilnya negatif daripada ketika hasilnya
positif. Sebaliknya, evaluator yang diberi bobot tidak memperlakukan informasi tentang tak
terkendali secara asimetris.

Keterbatasan
- Tidak jelas apakah pertimbangan dan penggabungan informasi tambahan menghasilkan
penilaian kinerja yang kurang lebih tepat.
- Beberapa faktor yang melekat pada metodologi eksperimental dan aspek spesifik dari
pengaturan eksperimental penelitian ini dapat membatasi generalisasi temuan.
- Subjek dalam penelitian ini tidak menerima informasi spesifik tentang bagaimana
mereka harus memanfaatkan bobot dalam penilaian kinerja mereka.

Kesempatan penelitian di masa depan


- Penelitian di masa depan dapat memberikan analisis yang lebih menyeluruh tentang
biaya dan manfaat bersih yang timbul dari pilihan desain sistem evaluasi kinerja ini.
Selain itu, penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi desain alternatif yang
mempertahankan manfaat dari menyampaikan kepentingan relatif dari setiap tindakan
kepada evaluator tanpa mengaburkan informasi relevan yang tidak dapat dikontrak.
- Penelitian di masa depan dapat memanipulasi aspek-aspek ini dari desain eksperimental
peneliti untuk menentukan sejauh mana temuan dari penelitian ini digeneralisasi ke
konteks dan pengaturan lain.

Kritik Anda terhadap artikel penelitian ini dan kesempatan penelitian yang Anda
rumuskan (bisa sama atau berbeda dengan rumusan penulis artikel).
- Dalam penelitian ini tidak dijelaskan pembobotan seperti apa yang digunakan dalam
evaluasi kinerja perusahaan.
- Kurangnya penjelasan mengenai contractible, uncontractible, uncotrollables.
NAMA : Mutty Claudia Dewinda
NIM : 421990

Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework


Kerry A. Humphyreys, Michael Shayne Gary, dan Ken T. Trotman
The Acounting Review Vol. 91, No. 5, 2016, pp. 1441-1465

Masalah Penelitian
Kerangka kerja balanced scorecard (BSF) dianggap sebagai salah satu perkembangan
akuntansi manajemen yang paling signifikan (Tayler 2010) dan sering digunakan oleh para
manajer internasional dalam pengambilan keputusan mereka (Rigby dan Bilodeau 2015).
Sementara kerangka kerja dirancang untuk memungkinkan manajer untuk membuat
keputusan yang memaksimalkan nilai perusahaan dari waktu ke waktu (Kaplan 2009),
penelitian yang masih ada tentang BSF telah berfokus pada pengambilan keputusan satu
periode (Luft dan Shields 2009). Ini telah menghasilkan saran baru-baru ini bahwa
pengaturan keputusan yang kompleks menawarkan 'jalan kaya untuk penelitian di masa
depan' (Farrell, Kadous, dan Towry 2012, 100).

Tujuan Penelitian
Menjawab pertanyaan penelitian yang ada “Apakah menyajikan hubungan sebab akibat
antara tujuan strategis dan informasi waktu tunda dalam peta strategi meningkatkan kinerja
keputusan manajer dengan meningkatkan model mental mereka dan generasi laba jangka
panjang mereka?”

Motivasi Penelitian
Mengatasi pertanyaan penting yang ada, karena tujuan utama informasi akuntansi manajemen
adalah untuk memfasilitasi keputusan yang diinformasikan oleh manajer baik dalam jangka
pendek dan, dengan pembelajaran berkelanjutan, dalam jangka panjang (Sprinkle dan
Williamson 2007). Sementara sebagian besar penelitian akuntansi manajemen perilaku
hingga saat ini telah berfokus pada pengambilan keputusan periode tunggal (lihat Sprinkle
dan Williamson 2007; Luft dan Shields 2009), sebagian besar keputusan menggunakan
informasi akuntansi manajemen dibuat dalam lingkungan bisnis yang dinamis yang
mengandung nonlinier, umpan balik loop , dan penundaan waktu (misalnya, Sterman 1994).

Kontribusi penelitian
- Peneliti mengembangkan simulasi berbasis komputer interaktif yang berisi nonlinier,
loop umpan balik, dan penundaan waktu yang ada di lingkungan bisnis yang dinamis di
mana manajer beroperasi (Sterman 2000).
NAMA : Mutty Claudia Dewinda
NIM : 421990

- Ada saran tentang pentingnya memasukkan informasi tentang penundaan waktu sebagai
bagian dari BSF (Nørreklit 2003; Kaplan 2009)
- Peneliti memeriksa bagaimana representasi akuntansi manajemen dapat meningkatkan
model mental manajer dari lingkungan bisnis. Memahami model mental adalah penting
karena pembuat keputusan diyakini kurang memiliki model mental yang memadai untuk
menyimpulkan struktur kausal dan perilaku sistem yang kompleks, yang menyebabkan
kinerja keputusan yang buruk dalam lingkungan yang dinamis (Sterman 1989b; Moxnes
1998).
- Penelitian ini memperluas garis penelitian ini dengan secara langsung mengukur akurasi
dua komponen model mental manajer yang dipengaruhi oleh perubahan dalam BSF, dan
menemukan dampak model mental yang berbeda dari masing-masing dari dua
representasi peta strategi.

Rerangka atau teori yang digunakan


Balance scorecard framework

Variabel yang diteliti: secara konsepsual dan operasional


Variabel independen dalam penelitian ini adalah strategi information (kontrol, hubungan
kausal tanpa informasi time delay, hubungan kausal dengan informasi time delay). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah performance, change in performance, mental model
accuracy of strategic causal relationship, dan mental model accuracy of delays.
Metoda riset
- Penelitian ini menggunakan 69 mahasiswa S1 yang sudah mengambil matakuliah
Akuntansi Manajemen Lanjutan.
- Menggunakan desain eksperimental campuran.
- Model ini menggabungkan 3 elemen kunci.

Hasil penelitian
H1 : Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab
akibat akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada
yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan sebab akibat.
H2a : Manajer yang disajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dan
penundaan akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis
NAMA : Mutty Claudia Dewinda
NIM : 421990

daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan sebab akibat atau
penundaan.
H2b : Manajer yang disajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dan
penundaan akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis
daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.
H3 : Manajer yang disajikan seperangkat tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dan
penundaan akan menunjukkan pembelajaran yang lebih besar pada tugas yang dinamis
daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.
H4a : Manajer dengan model mental yang lebih akurat dari hubungan kausal strategis akan
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
H4b : Manajer dengan model mental keterlambatan yang lebih akurat akan menghasilkan
kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
H5a : Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan kausal strategis akan
memediasi hubungan antara menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan
kausal dan kinerja pada tugas yang dinamis.
H5b : Model mental manajer yang lebih akurat mengenai hubungan kausal dan penundaan
strategis akan memediasi hubungan antara menyajikan serangkaian tujuan strategis
dengan kaitan dan penundaan kausal, dan kinerja pada tugas yang dinamis.
H1 terdukung, H2a terdukung, H2b tidak terdukung, H3 terdukung, H4a dan H4b terdukung,
H5a dan H5b terdukung.

Kesimpulan
Pertama, dibandingkan dengan kelompok kontrol, manajer disajikan dengan hubungan sebab
akibat tanpa penundaan mencapai generasi laba jangka panjang yang lebih tinggi dan model
mental hubungan kausal strategis yang lebih akurat. Kedua, dibandingkan dengan kelompok
kontrol, manajer disajikan dengan hubungan sebab akibat dengan penundaan mencapai laba
jangka panjang yang lebih tinggi dan memiliki model mental yang lebih akurat dari hubungan
sebab akibat strategis dan penundaan. Ketiga, para manajer dalam hubungan sebab akibat
dengan keterlambatan menunjukkan pembelajaran di empat putaran simulasi, dengan
peningkatan signifikan dalam laba jangka panjang dari putaran simulasi ketiga hingga
keempat. Akhirnya, peneliti menemukan variasi antar perlakuan dalam aturan keputusan
yang diadopsi oleh peserta dan seberapa cepat aturan keputusan ini dipelajari.
NAMA : Mutty Claudia Dewinda
NIM : 421990

Keterbatasan
- Penelitian ini menggunakan tugas pengambilan keputusan yang dinamis dengan loop
umpan balik, nonlinier, dan penundaan waktu, peneliti mengontrol perubahan faktor
eksternal (mis., Harga pesaing) dalam pengaturan eksperimental ini.
- Manajer disajikan dengan informasi waktu tunda dalam peta strategi yang menunjukkan
pembelajaran di empat putaran simulasi, dengan peningkatan yang signifikan dalam
menghasilkan laba jangka panjang dari Babak 3 hingga Babak 4; namun, analisis
pelengkap dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran ini bervariasi antar
perlakuan tergantung pada tingkat kompleksitas dinamis (mis., lama waktu tunda, adanya
nonlinier) untuk isyarat informasi yang digunakan dalam aturan keputusan peserta.

Kesempatan penelitian di masa depan


- Penelitian di masa depan dapat menguji efek dari elemen presentasi peta strategi
terhadap kinerja dengan tambahan kompleksitas ini.
- Memeriksa bagaimana inovasi akuntansi manajemen lainnya dapat meningkatkan model
mental dan pembelajaran pengambil keputusan.

Kritik Anda terhadap artikel penelitian ini dan kesempatan penelitian yang Anda
rumuskan (bisa sama atau berbeda dengan rumusan penulis artikel).
Penelitian kedepan menambahkan variabel moderat yang memperkuat hubungan antara
varibel independen ke variabel dependen.
Nurul Mustafida/ 421994/ Review Artikel 9.1
 Judul dan infromasi lengkap artikel
Judul : The effects of Firm-provided Measures Weightings on Evaluators’ Incorporation of Non-
Contractible Information
Penulis : James H. Long, Lasse Mertins, Brian Vansant
Jurnal : Journal of Management Accounting Research, Vol. 27, No. 1 (2015) pp. 47-62
 Masalah, tujuan, motivasi, dan kontribusi penelitian
Evaluasi kinerja manajerial memiliki peran penting dalam perusahaan untuk menentukan manajer mana yang
akan dipertahankan dan dihargai. Pemilihan sistem evaluasi kinerja yang akurat sangat dibutuhkan untuk
mengukur kinerja manajerial dengan menggabungkan berbagai ukuran kinerja. Hal ini dikarenakan sifat dan cara
tanggung jawab manajer yang beragam. Untuk mengurangi risiko kompensasi manajerial dan distorsi insentif,
evaluator dapat menggabungkan subjektivitas dalam sistem evaluasi kinerja untuk menyesuaikan pengukuran
kinerja. Namun, penggabungan subyektivitas dapat menyebabkan masalah ketika evaluator menggunakan
beberapa ukuran kinerja untuk mengevaluasi kinerja manajerial secara keseluruhan. Penelitian sebelumnya
menyebutkan bahwa masalah ini bisa diatasi dengan memberikan bobot eksplisit pada ukuran kinerja untuk
menyeimbangkan penggunaan relative masing-masing ukuran evaluator.
Pendekatan tersebut mendorong peneliti untuk mengembangkan teori yang memprediksi bahwa penyediaan
bobot secara eskplisit dapat mengurangi penggabungan informasi yang tidak terdapat dalam kontrak oleh
evaluator seperti informasi mengenai foktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan. Menurut Gibbs et al. (2004)
hal ini dapat menjadi masalah utama karena manfaat dari penggabungan subjektivitas ke dalam evaluasi kinerja
dapat memungkinkan evaluator memasukan informasi tersebut ketika mengevaluasi kinerja. Penelitian ini
memberikan kontribusi bagi praktik dan teori yaitu (1) bagi literature, penelitian ini memberikan bukti bahwa
upaya untuk mengkalibrasi dan menyeimbangkan bobot relative evaluator pada serangkaian ukuran kinerja
mungkin memiliki konsekuensi penting yang tidak diinginkan yaitu dapat mengurangi penggabungan informasi
yang tidak dapat dikontrakan oleh evaluator, (2) memberikan implikasi praktis pada desain sistem evaluasi
kinerja subjektif.
 Rerangka atau teori yang digunakan
Sistem evaluasi kinerja subjektif, contract theory, agency theory, control theory, cognitive theory
 Variable yang diteliti – variable independen dalam penelitian adalah ‘bobot’ yang dimanipulasi pada dua tingkat
yaitu pemberian bobot dan tidak ada bobot yang diberikan; variable independen kedua yaitu ‘hasil’ yang
dimanipulasi pada dua tingkat: diatas target dan dibawah target. Sedangkan variable dependen dalam penelitian
ini yaitu penilaian kinerja dan kemampuan control.
 Metode riset – penelitian ini menggunakan sampel 119 mahasiswa MBA dari dua universitas. Metode penelitian
yang digunakan adalah eksperimen dengan desain 2x2.
 Hasil penelitian
Hasil penelitian menyatakan bahwa ketika bobot diberikan, evaluator memasukkan informasi yang tidak dapat
dikontrakan mengenai hal-hal yang tidak dapat dikontrol ketingkat yang lebih rendah. Sehingga Hipotesis
didukung.
 Kesimpulan
Pemberian bobot dalam evaluasi kinerja dapat mengurangi kemungkinan evaluator untuk memasukan informasi
yang tidak dapat dikontrakan mengenai hal-hal yang tidak dapat dikontrol ketika perusahaan memasukan
subjektivitas ke dalam sistem evaluasi kinerja. Penelitian ini penting dari perspektif teoritis karena hasil
penelitian memberikan saran pilihan desain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas penilaian pada
suatu dimensi yang memmpengaruhi elemen lain dari proses evaluasi kinerja subjektif.
 Keterbatasan dan kesempatan penelitian di masa depan
Keterbatasan penelitian – Pertama, penelitian ini tidak menjelaskan apakah pertimbangan dan penggabungan
informasi tambahan menghasilkan penilaian kinerja yang lebih kurang tepat. Kedua, beberapa factor yang
melekat pada metodologi eksperimental dan aspek spesifik dari pengaturan eksperimental penelitian dapat
membatasi generalisasi temuan penelitian.
Peluang penelitian masa depan – Penelitian dimasa depan dapat memberikan analisis yang lebih menyeluruh
tentang biaya dan manfaat bersih yang timbul dari pilihan desain sistem evaluasi kinerja subjektivitas. Selain itu,
penelitian masa depan dapat mengeksplorasi desai alternative yang mempertahankan manfaat dari
menyampaikan kepentingan relative dari setiap tindakan kepada evaluator tanpa menghilangkan informasi
relevan yang tidak dapat masuk dalam kontrak.
 Kritik terhadap artikel penelitian dan kesempatan penelitian yang dapat dirumuskan
a. Review kristis metode penelitian:
Ide yang disajikan dalam penelitian ini sangat bagus dan dapat memberikan kontribusi besar bagi literature
akuntansi manajemen maupu praktisi. Argumen penelitian sebelumnya berhasil digunakan untuk
memperkuat argumen peneliti mengenai pentingnya pemberian bobot pada sistem evaluasi kinerja
subjektivitas. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi praktisi mengenai sistem evaluasi kinerja ketika
perusahaan memutuskan untuk memasukan subjektivitas dalam penilaian kinerja dengan meminimalisir
kemungkinan risiko yang mungkin muncul akibat subjektivitas tersebut. Namun, penelitian ini sangat
sederhana karena hanya berfokus pada pemberian bobot dan tidak memasukan aspek-aspek lainnya yang
memungkinkan juga dapat mengurangi dan meminimalisir risiko yang ditimbulkan oleh subjektivitas. Hal
ini membuka peluang penelitian masa depan untuk meneliti lebih lanjut mengenai topic sistem evaluasi
kinerja subjektivitas.
b. Peluang penelitian masa depan yang dirumuskan:
Peneliti masa depan dapat mengivestigasi mengenai aspek-aspek lain yang mungkin dapat menghindari
risiko yang ditimbulkan oleh subjektivitas dalam sistem evaluasi kinerja. Selain itu, penelitian masa depan
dapat menggunakan metode penelitian lain selain eksperimen misalnya triangulasi agar hasil temuan
penlitian memiliki kemampuan generalisasi yang semakin besar.
Nurul Mustafida/ 421994/ Review Artikel 9.2
 Judul dan infromasi lengkap artikel
Judul : Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework
Penulis : Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, Ken T. Trotman
Jurnal : The Accounting Review, Vol. 91, No. 5 (2016) pp. 1441-1465
 Masalah, tujuan, motivasi, dan kontribusi penelitian
BSF merupakan salah satu alat pengukuran kinerja dan implementasi strategi yang sering digunakan oleh
para manajer internasional dalam pengambilan keputusan mereka. BSF didesain untuk memungkinkan manajer
untuk membuat keputusan yang memaksimalkan nilai perusahaan dari waktu ke waktu, namun penelitian
sebelumnya hanya berfokus pada penggunaan BSF untuk pengambilan keputusan satu periode. Hal ini
mendorong penelitian ini untuk meneliti lebih jauh mengenai efek penggunaan BSF pada proses pengambilan
keputusan oleh manajer. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang dimiliki
oleh dua balanced scorecard framework (BSF), hubungan sebab akibat antara tujuan strategis (causal linkages)
dan informasi waktu tunda (delays) dalam peta strategi, terhadap kinerja laba jangka panjang dalam lingkungan
pengambilan keputusan yang dinamis. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena didasarkan bahwa tujuan
utama informasi akuntansi manajerman adalah untuk memfasilitasi keputusan yang diinformasikan oleh manajer
baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Penelitian ini memiliki beberapa kontribusi yaitu: (1) peneliti mengembangkan simulasi berbasis computer
interaktif yang ada di lingkungan bisnis yang dinamis di mana manajer beroperasi yang menjawab panggilan
penelitian sebelumnya untuk menggunakan teknik dinamika sistem untuk menyelidiki aspek dinamis dari praktik
akuntansi manajemen dan model strategi BSF, (2) memberikan saran pentingnya memasukkan informasi tentang
penundaan waktu sebagai bagian dari BSF, dan (3) memeriksa bagaimana representasi akuntansi manajemen
dapat meningkatkan model mental manajer dari lingkungan bisnis.
 Rerangka atau teori yang digunakan
Berikut merupakan desain eksperimen penelitian yang dilakukan oleh peneliti:

 Variable yang diteliti – variable independen penelitian ini adalah presentasi informasi strategi yang
dimanipulasi pada tiga tingkatan yaitu: control group, causal linkages without delays treatment, dan causal
linkages with delays treatment dan factor dalam subyek yaitu jumlah putaran simulasi dimana peserta
menyelesaikan empat putaran simulasi. Sedangkan variable dependen dalam penelitian ini adalah kinerja,
perubahan kinerja, ketepatan model mental dari hubungan sebab akibat yang strategis, dan ketepatan penundaan
model mental.
 Metode riset – penelitian ini menggunakan metode eksperimen 3x(4) untuk menguji akurasi model mental dan
laba jangka panjang yang dihasilkan oleh manajer dalam dua treatmen BSF dan kelompok control. Peneliti
menggunakan tugas simulasi interaktif berbasis computer dimana peserta mengelola perusahaan perangkat lunak
yang berfokus pada pengiriman perangkat lunak kepada pelanggan ‘premium professional’.
 Hasil penelitian
H1: didukung H2a: didukung H2b: tidak didukung H3: didukung
H4a: didukung H4b: didukung H5a: didukung H5b: didukung
 Kesimpulan
Penelitian ini memberikan bukti bahwa menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat
dengan manajer, dengan atau tanpa penundaan waktu, memiliki dampak menguntungkan pada laba jangka
panjang yang dihasilkan relatif terhadap manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis tanpa
hubungan sebab akibat. Namun, peneliti tidak menemukan perbedaan dalam menghasilkan laba jangka panjang
antara manajer yang menerima hubungan sebab akibat dengan penundaan dan mereka yang menerima hubungan
sebab akibat tanpa penundaan. Selain itu, informasi tentang hubungan sebab akibat dan keterlambatan waktu
dalam peta strategi memengaruhi kinerja melalui keakuratan model mental manajer tentang hubungan dan
penundaan sebab akibat yang strategis
 Keterbatasan dan kesempatan penelitian di masa depan
Keterbatasan penelitian – Pertama, peneliti mengontrol perubahan factor eksternal misal harga pesaing dalam
pengaturan eksperimental. Kedua, perlakuan dalam tahap eksperimen yang kemungkinan mempengaruhi hasil
temuan.
Peluang penelitian masa depan – Penelitian di masa depan dapat menguji efek dari elemen presentasi peta strategi
terhadap kinerja dengan mempertimbangkan kompleksitas factor eksternal. Selain itu, penelitian masa depan
dapat memeriksa bagaimana inovasi akuntansi manajemen lainnya dapat meningkatkan model mental dan
pembelajaran pengambil keputusan.
 Kritik terhadap artikel penelitian dan kesempatan penelitian yang dapat dirumuskan
a. Review kristis metode penelitian:
Penelitian ini memberikan kebaruan pada penelitian akuntansi manajemen dengan mencoba menginvestigasi
peran BSF pada kinerja jangka panjang dalam lingkungan pengambilan keputusan manajer yang dinamis.
Selain itu penelitian ini menjawab panggilan dari penelitian selanjutnya sehingga dapat memperluas teknik
pengambilan data melalui metode eksperimen yang sebelumnya belum digunakan oleh peneliti lainnya.
Namun, kemungkinan terdapat bias pengalaman dalam penelitian ini yang dihasilkan oleh peserta
eksperimen. Hal ini dapat membuka peluang penelitian selanjutnya untuk memberikan kriteria yang lebih
spesifik agar tidak terjadi bias yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil temuan.
b. Peluang penelitian masa depan yang dirumuskan:
Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi aspek-aspek eksternal bukan hanya aspek internal seperti
persaingan pasar, keunggulan kompetitif pesaing dan lain sebaginya yang mungkin dapat mempengaruhi
kinerja jangka panjang pada pengambilan keputusan manajemen di lingkungan yang dinamis
Raja Yulianita Sarazwati
421998

The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’ Incorporatio of


Non- Contractible Information
James H. Long, Lasse Mertins, dam Brian Vansan
Latar Belakang Penelitian
Perusahaan mencoba untuk mengimplementasikan sistem evaluasi kinerja yang
secara akurat dapat mengukur kinerja manajerial. Manajer memiliki berbagai
tanggungjawab yang berbeda, dan tanggungjawab tersebut berkaitan dengan tujuan
perusahaan melalui banyak cara sehingga banyak sistem evaluasi kinerja
menggabungkan berbagai macam pengukuran kinerja.  Akan tetapi, pengukuran
tersebut dapat mengganggu ketika ianya dipengaruhi oleh kejadian diluar kendali
manajer. Pada kasus tersebut, sistem evaluasi kinerja mungkin akan berkaitan dengan
subjektifitas, dimana subjektifitas akan mengarah pada isu lain yang lebih penting.
Peneliti kemudian mencoba mengembangkan teori yang memprediksi bahwa
penyediaan bobot untuk ukuran kinerja dapat mengurangi kecenderungan evaluator
menggabungkan informasi yang tidak termasuk dalam kontrak karyawan (non-
contractible) yang sifatnya tidak dapat dikendalikan (uncontrollable), yang mungkin
menjadi pertimbangan evaluator untuk memasukkan informasi tersebut saat menilai
kinerja.

Hipotesis
H: Ketika informasi non-contractible terkait faktor yang tidak dapat dikendalikan
konsisten dengan valensi hasil pengukuran kinejra, besarnya outcome effect akan
lebih besar ketika evaluator disediakan bobot penilaian.
ketentuan bobot kemungkinan mengirimkan signal yang berbeda kepada evaluator
mengenai peran keseluruhan subyektifitas dan keyakinan perusahaan  secara
psikologis, seseorang akan mempertimbangkan kelengkapan informasi sebelum
membuat keputusan.

Metode Penelitian
Menggunakan metode eksperimen, dengan desain eksperimen 2x2 between-
subjects. Variabel yang dimanipulasi variabel independen: (1) pembobotan diberikan
dan tidak diberikan pembobotan, (2) pencapaian diatas target dan dibawah target.
Raja Yulianita Sarazwati
421998

Variabel dependen  performance rating dan controllability. Keduanya diukur


menggunakan skala. Partisipan dari eksperimen adalah mahasiswa M.B.A dari dua
Universitas. Dengan total sampel 119 partisipan.

Hasil Penelitian
Hipotesis terdukung  Saat diberikan bobot penilaian, evaluator akan menggunakan
informasi relevan non-conractible yang lebih sedikit daripada saat tidak tersedia
bobot penilaian.

Simpulan
Ditemukan adanya konsekuensi asimetri informasi non-contractible yang relevan
dimasukkan ke dalam evaluasi subyektif secara keseluruhan, dan hal ini Akan menjadi
masalah ketika perusahaan memasukkan subjektivitas ke dalam sistem evaluasi
kinerjanya yang nantinya akan mendorong evaluator untuk mempertimbangkan
informasi tersebut.
Penelitian ini memberikan beberapa kontribusi untuk literatur dalam memahami
dampak kmpleks dari berbagai pilihan untuk mendesain sistem evaluasi kinerja.
Penelitian ini penting dari perspektif teoritis karena hasilnya mengusulkan bahwa
pilihan desain membuat peningkatan penilaian pada satu dimensi dapat berdampak pada
elemn lainnya dari proses evaluasi kinerja yang subyektif.

Peluang untuk Riset Selanjutnya


- Kesempatan untuk riset selanjutnya ialah dapat mengkaji alternatif desain yang
dapat tetap mempertahankan manfaat dari penyampaian masing-masing pengukuran
kepada para evaluator tanpa mengabaikan informasi non-contractible yang sesuai.
Raja Yulianita Sarazwati
421998

Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework


Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, Ken T. Trotman

Latar Belakang Penelitian


Balanced Scorecard (BSC) merupakan desain yang membantu manajer untuk
membuat keputusan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan dari waktu ke waktu.
Penelitian sebelumnya terkait BSC hanya berfokus pada satu periode tunggal
pengambilan keputusan, sehingga hal ini menjadi peluang bagi penelitian selanjutnya
juga penelitian saat ini.
Salah satu komponen penting dari rerangka BSC adalah pemetaan strategu.
Penelitian ini kemudian akan menguji dampak dari dua pemetaan strategi, yang
dinamanakan, hubungan kausal antara tujuan strategi dan waktu keterlambatan
informasi, pada keputusan alokasi sumber daya dalam beberapa metode oleh manajer
dalam lingkungan bisnis yang dinamis termasuk keterlambatan waktu, perputaran
umpan balik, dan nonlinearitas.
Secara lebih spesifik, pertanyaan dalam penelitian ini adalah: apakah hubungan
kausal antara tujuan strategi dan keterlambatan informasi dalam pemetaan strategi
meningkatkan kinerja pengambilan keputusan manajer dengan peningkatan model
mentalnya serta penghasilan laba jangka panjangnya?

Hipotesis
H1: Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan
sebab akibat akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis
daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan sebab akibat.
H2a: Manajer yang disajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab
akibat dan penundaan akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang
dinamis daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan sebab
akibat atau penundaan.
H2b: Manajer yang disajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab
akibat dan penundaan akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas
yang dinamis daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.
Raja Yulianita Sarazwati
421998

H3: Manajer yang disajikan seperangkat tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat
dan penundaan akan menunjukkan pembelajaran yang lebih besar pada tugas yang
dinamis daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.
H4a: Manajer dengan model mental yang lebih akurat dari hubungan kausal strategis
akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
H4b: Manajer dengan model mental keterlambatan yang lebih akurat akan
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
H5a: Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan kausal strategis akan
memediasi hubungan antara menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan
hubungan kausal dan kinerja pada tugas yang dinamis.
H5b: Model mental manajer yang lebih akurat mengenai hubungan kausal dan
penundaan strategis akan memediasi hubungan antara menyajikan serangkaian
tujuan strategis dengan kaitan dan penundaan kausal, dan kinerja pada tugas yang
dinamis.

Metode
Peneliti menggunakan metode eksperimen dengan partisipan sebanyak 69
mahasiswa, dengan partisipan berkontribusi untuk membuat empat keputusan
pengalokasian sumberdaya selama 36 bulan. Independen variabel dalam penelitian ini
dimanipulasi pada tiga tingkatan: berkaitan dengan hubungan kausal antara tujuan
strategi dan keterlambatan informasi. Variabel dependen: kinerja, perubahan dalam
kinerja, akurasi model mental dari strategi dengan hubungan kausal, dan model mental
dari akurasi keterlambatan.
Hasil
H1, H2a, H3, H4a dan H4b, H5a dan H5b: terdukung
H2b: terdukung secara parsial
Implikasi
- Informasi mengenai hubungan sebab akibat dan penundaan waktu dalam peta
strategi mempengaruhi kinerja melalui keakuratan model mental manajer tentang
hubungan dan penundaan sebab akibat yang strategis.
- Dalam konteks hubungan sebab akibat yang cukup stabil dan informasi waktu tunda
yang relatif akurat, penyediaan informasi ini dapat membantu pembuat keputusan
dalam meningkatkan kinerja dan pembelajaran.
SEMINAR PENELITIAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Risya Khaerun Nisa / 422002

 Judul dan infromasi lengkap artikel


Judul : The Effects of Firm-Provided Measure Weightings on Evaluators’ Incorporation
of Non-Contractible Information
Penulis : James H. Long, Mertins Johns, dan Brian Vansant
Jurnal : Journal Of Management Accounting Research Vol. 27, No. 1 2015 2015

1. Masalah, tujuan, motivasi, dan kontribusi penelitian


a. Masalah penelitian
a) Sistem evaluasi kinerja subyektif sering menyarankan kepada evaluator untuk
menggunakan beberapa langkah dalam menilai kinerja bawahan secara keseluruhan.
b) Perusahaan dapat memilih untuk secara eksplisit memberikan bobot yang disarankan
untuk 'menyeimbangkan' tempat evaluator berat relatif yang ditempatkan pada setiap
ukuran.
c) Penelitian melakukan percobaan di mana evaluator menggunakan empat ukuran untuk
secara subyektif mengevaluasi kinerja keseluruhan bawahan. Evaluator juga diberikan
informasi relevan yang tidak dapat dikontrak, meskipun evaluator tidak secara eksplisit
diharuskan untuk mempertimbangkan informasi ini.
d) Penelitian ini menemukan bahwa ketentuan bobot mengurangi sejauh mana evaluator
menggunakan subjektivitas untuk memasukkan informasi yang tidak dapat dikontrak,
yang dimanifestasikan dalam efek hasil yang lebih besar.
b. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan memahami dampak kompleks dari berbagai fitur pilihan desain
sistem evaluasi kinerja pada penilaian subjektif keseluruhan evaluator kinerja
c. Motivasi penelitian
o Penelitian ini penting dari perspektif teoritis karena hasil penelitian ini menyarankan
pilihan desain yang dibuat untuk meningkatkan kualitas penilaian pada satu dimensi
(misalnya, menggunakan bobot untuk mendorong evaluator untuk memasukkan langkah-
langkah ke dalam penilaian kinerja yang konsisten dengan tujuan perusahaan) dapat
mempengaruhi elemen lain dari proses evaluasi kinerja subyektif (misalnya, penggunaan
informasi yang tidak dapat dikontrak).
d. Kontribusi penelitian
Penelitian ini membuat beberapa kontribusi pada literatur yang berkembang dengan tujuan
memahami dampak kompleks dari berbagai fitur pilihan desain sistem evaluasi kinerja pada
penilaian subjektif keseluruhan evaluator kinerja subordinat.
2. Rerangka atau teori yang digunakan

o Subjektivitas dalam Evaluasi Kinerja

Organisasi menggunakan sistem evaluasi kinerja untuk menilai kinerja karyawan,yang

memungkinkan perusahaan untuk membedakan antara manajer yang sangat dan kurang
terampil. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memberi penghargaan kepada manajer

sesuai dengan kontribusi ex post mereka. Selain itu, perusahaan mengikat evaluasi kinerja

dengan kontrak kompensasi manajerial untuk memberi insentif kepada manajer untuk

memaksimalkan nilai ex ante perusahaan.

Hipotesis penelitian

Hipotesis: Ketika informasi yang tidak dapat dikontrak mengenai faktor-faktor yang tidak

terkendali konsisten dengan valensi hasil pengukuran kinerja, besarnya efek hasil akan lebih

besar ketika evaluator diberikan bobot.

3. Variabel yang diteliti

Variabel Dependen : Perforamance Rating dan Kontrol

Variabel Independen : Bobot dan Hasil (weights dan outcome)

4. Metode riset
Peneliti melakukan percobaan dalam konteks evaluasi subyektif atas kinerja keseluruhan
berdasarkan beberapa langkah. Evaluator diberi informasi tentang kinerja divisi manajer
hipotetis pada empat langkah,. Variabel independen pertama, Bobot, dimanipulasi pada dua
tingkat: Bobot yang Diberikan dan Tidak Ada Bobot yang biberikan. Variabel independen kedua,
hasil, juga dimanipulasi pada dua tingkat: Above Target dan Below Target. Dalam kondisi Above
Target (Below Target), kinerja pada semua ukuran kinerja baik (tidak menguntungkan). Ini
menghasilkan empat perawatan eksperimental:
Target Berat / Di Atas (WA)
Target Berat / Dibawah (WB)
Tanpa Berat / Sasaran Di Atas (NA)
Tidak Berat / Dibawah Target (NB)
Variabel dependen kami adalah Penilaian Kinerja dan Kontrol. Penilaian Kinerja diukur
menggunakan tanggapan peserta terhadap empat pertanyaan evaluasi kinerja (tercantum dalam
Tabel 1, Panel A dan diadaptasi dari Ghosh [2005]).
- Sampel: siswa M.B.A dari dua universitas negeri besar. Sampel akhir terdiri dari 119 peserta.
Peserta rata-rata memiliki 6,45 tahun pengalaman kerja, 3,11 tahun pengalaman manajerial
dilakukan 0,69 evaluasi kinerja, dan telah dievaluasi 6.66 kali.
- Pengujian hipotesis menggunakan Analisis Varians (ANOVA).
5. Hasil penelitian
Peneliti melakukan perbandingan terencana dari besarnya efek hasil dalam kondisi bobot
yang disediakan versus kondisi tanpa bobot yang disediakan. Seperti yang dilaporkan dalam
Panel A dari Tabel 3, efek hasil secara signifikan lebih besar dalam bobot yang disediakan
kondisi (perbedaan 4,17, p<0,05). Dalam konteks percobaan ini, hasil ini mendukung hipotesis
penelitian ini dan menunjukkan bahwa ketika bobot disediakan, evaluator memasukkan
informasi relevan yang tidak dapat dikontrak mengenai tingkat yang tidak dapat dikendalikan
relatif lebih rendah dibandingkan dengan evaluator yang tidak diberikan bobot.
6. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika informasi yang tidak dapat dikontrak
yang relevan konsisten dengan valensi hasil, ketentuan bobot dapat menghasilkan efek hasil yang
lebih besar yang mewakili penilaian kinerja yang bias. Sebaliknya, ketika informasi yang tidak
dapat dikontrak yang relevan tidak konsisten dengan valensi hasil, hasil penelitian secara tentatif
menunjukkan bahwa pemberian bobot akan menghasilkan evaluasi kinerja yang kurang ekstrim
dalam arah mengukur hasil, membisukan efek hasil di bawah kondisi di mana ia berada.
7. Keterbatasan dan kesempatan penelitian di masa depan
o Pertama, tidak jelas apakah pertimbangan dan penggabungan informasi tambahan
menghasilkan penilaian kinerja yang kurang lebih tepat. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa mengabaikan atau mengabaikan informasi yang relevan dapat
mengakibatkan evaluasi. Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengaruh
masing-masing ukuran pada evaluasi kinerja secara keseluruhan harus berhubungan negatif
dengan kebisingan pengukuran, dan positif terkait dengan sensitivitas ukuran terhadap
upaya bawahan. Kriteria ini menyarankan informasi yang menyediakan bukti tentang
ukuran signal to noise rasio tindakan harus dimasukkan ke dalam penilaian kinerja secara
keseluruhan.
o Kedua, beberapa faktor yang melekat pada metodologi eksperimental dan aspek spesifik
dari pengaturan eksperimental dapat membatasi generalisasi temuan ini. Peserta penelitian
ini adalah siswa M.B.A, bukannya manajer toko ritel.
8. Kritik terhadap artikel penelitian dan kesempatan penelitian yang dapat dirumuskan
o Penelitian ini penting dari perspektif teoritis karena hasil penelitian ini menyarankan
pilihan desain yang dibuat untuk meningkatkan kualitas penilaian pada satu dimensi
(misalnya, menggunakan bobot untuk mendorong evaluator untuk memasukkan langkah-
langkah ke dalam penilaian kinerja yang konsisten dengan tujuan perusahaan) dapat
mempengaruhi elemen lain dari proses evaluasi kinerja subyektif (misalnya, penggunaan
informasi yang tidak dapat dikontrak).
o Penelitian di masa depan dapat memberikan analisis yang lebih menyeluruh tentang biaya
dan manfaat bersih yang timbul dari pilihan desain sistem evaluasi kinerja.
o Penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi desain alternatif yang mempertahankan
manfaat dari menyampaikan kepentingan relatif dari setiap tindakan kepada evaluator
tanpa mengaburkan informasi relevan yang tidak dapat dikontrak.
TUGAS REVIEW ARTIKEL
SEMINAR PENELITIAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Risya Khaerun Nisa

 Judul dan infromasi lengkap artikel


Judul : Dynamic Decision Making Using the Balanced Scorecard Framework
Penulis : Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, dan Ken T. Trotman
Jurnal : The Accounting Review Vol. 91, No. 5 September 2016 pp. 1441–1465

1. Masalah, tujuan, motivasi, dan kontribusi penelitian


a. Masalah penelitian
Masalah penelitian digambakan pada pertanyaan penelitian: Apakah menyajikan hubungan
sebab akibat antara tujuan strategis dan informasi waktu tunda dalam peta strategi
meningkatkan kinerja keputusan manajer dengan meningkatkan model mental dan generasi
laba jangka panjang?
b. Tujuan penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji dampak dari dua elemen presentasi peta
strategi, yaitu hubungan sebab akibat antara tujuan strategis dan informasi waktu tunda untuk
hubungan sebab akibat, pada keputusan alokasi sumber daya multi-periode manajer dalam
lingkungan bisnis yang dinamis yang mengandung penundaan waktu, umpan balik loop, dan
non-linier.
c. Motivasi penelitian
Pertanyaan penelitian ini (di atas) penting karena tujuan utama informasi akuntansi
manajemen adalah untuk memfasilitasi keputusan yang diinformasikan oleh manajer baik
dalam jangka pendek dan dengan pembelajaran berkelanjutan, dalam jangka panjang.
Sementara sebagian besar penelitian akuntansi manajemen perilaku hingga saat ini telah
berfokus pada pengambilan keputusan periode tunggal, sebagian besar keputusan
menggunakan informasi akuntansi manajemen dibuat dalam lingkungan bisnis yang dinamis
yang mengandung nonlinier, umpan balik loop, dan penundaan waktu.
d. Kontribusi penelitian
1) Penelitian ini mengembangkan simulasi berbasis komputer interaktif yang berisi nonlinier,
loop umpan balik, dan penundaan waktu yang ada di lingkungan bisnis yang dinamis di
mana manajer beroperasi.
2) Terdapat saran tentang pentingnya memasukkan informasi tentang penundaan waktu
sebagai bagian dari balanced scorecard framework (BSF).
3) Penelitian ini memeriksa bagaimana representasi akuntansi manajemen dapat
meningkatkan model mental manajer dari lingkungan bisnis. Memahami model mental
adalah penting karena pembuat keputusan diyakini kurang memiliki model mental yang
memadai untuk menyimpulkan struktur kausal dan perilaku sistem yang kompleks, yang
menyebabkan kinerja keputusan yang buruk dalam lingkungan yang dinamis

2. Rerangka atau teori yang digunakan


a) BSF dirancang untuk memberikan umpan balik kontekstual strategis pada keputusan
jangka pendek dan jangka panjang. Ukuran hasil jangka pendek (terutama dalam perspektif
keuangan dan pelanggan), secara kausal terkait dengan pendorong kinerja jangka panjang
(terutama dalam proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan),
memfasilitasi peningkatan kinerja keputusan.
b) Model mental manajer tentang hubungan kausal strategis adalah mekanisme kognitif di
mana hubungan sebab akibat dalam peta strategi diharapkan untuk meningkatkan
pemrosesan informasi BSF dan pengambilan keputusan yang dinamis.

Hipotesis penelitian:
o H1: Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab
akibat akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang
disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan sebab akibat.
o H2a: Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab
akibat dan penundaan akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis
daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan sebab akibat atau
penundaan.
o H2b: Manajer yang disajikan dengan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab
akibat dan penundaan akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis
daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.
o H3: Manajer disajikan dengan seperangkat tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dan
penundaan akan menunjukkan pembelajaran yang lebih besar pada tugas yang dinamis
daripada yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.
o H4a: Manajer dengan model mental yang lebih akurat dari hubungan kausal strategis akan
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
o H4b: Manajer dengan model keterlambatan mental yang lebih akurat akan menghasilkan
kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.
o H5a: Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan kausal strategis akan
memediasi hubungan antara menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan kausal
dan kinerja pada tugas yang dinamis.
o H5b: Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan kausal dan keterlambatan
strategis akan memediasi hubungan antara menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan
kaitan dan keterlambatan kausal, dan kinerja pada tugas yang dinamis.

3. Variabel yang diteliti


a) Untuk menguji hipotesis, empat variabel dependen diukur: kinerja, perubahan kinerja,
ketepatan model mental dari hubungan sebab akibat yang strategis, dan ketepatan
penundaan model mental.
b) Variabel independen: Faktor antar subyek adalah presentasi informasi strategi dan faktor
within subjects adalah jumlah putaran simulasi.

4. Metode riset
a) Sampel: Peserta adalah 69 mahasiswa pascasarjana yang terdaftar dalam kursus akuntansi
manajemen lanjutan. Pilihan desain ini mencerminkan minat kami pada pengembangan
model mental peserta berdasarkan elemen presentasi peta strategi yang diselidiki, daripada
pengalaman bisnis mereka sebelumnya.
b) Tugas Eksperimental: Eksperimen ini menggunakan tugas simulasi interaktif berbasis
komputer yang memungkinkan peserta mengelola divisi perusahaan perangkat lunak yang
berfokus pada pengiriman perangkat lunak kepada pelanggan 'profesional premium'.
Simulasi manajemen ini adalah versi modifikasi dari tugas simulasi komputer Richmond,
Bourne, dan Beznoska (1999) yang dirancang untuk tujuan pendidikan (berdasarkan
Kaplan dan Norton [1996]).

5. Hasil penelitian
H1: terdukung H3: terdukung H5a: terdukung
H2a: terdukung H4a: terdukung H5b: terdukung
H2b: terdukung parsial H4b: terdukung
6. Kesimpulan
a) Studi ini meneliti efek dari menyediakan hubungan sebab akibat dalam peta strategi dalam
pengaturan multi-periode yang dinamis. Memahami manfaat dari memasukkan hubungan
sebab akibat ini adalah penting, karena itu mahal bagi organisasi untuk dikembangkan dan
diimplementasikan.
b) Lebih lanjut, Kaplan (2009) menyarankan bahwa organisasi menggabungkan perkiraan
fitur dinamis, seperti penundaan waktu, dalam representasi yang lebih rinci dari model
strategi organisasi daripada peta strategi saat ini.
c) Memahami keterlambatan waktu ketika membuat keputusan alokasi sumber daya dan
menafsirkan umpan balik balanced scorecard framework (BSF) tentang efek dari
keputusan itu sangat penting, karena penelitian telah menemukan bahwa keterlambatan
waktu dalam lingkungan keputusan dinamis tunduk pada salah persepsi umpan balik oleh
pembuat keputusan.
d) Penelitian ini menemukan bahwa menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan
hubungan sebab akibat dengan manajer atau tanpa penundaan waktu, memiliki dampak
menguntungkan pada laba jangka panjang yang dihasilkan relatif terhadap manajer yang
disajikan dengan serangkaian tujuan strategis tanpa hubungan sebab akibat. Namun,
penelitian ini tidak menemukan perbedaan dalam menghasilkan laba jangka panjang antara
manajer yang menerima hubungan sebab akibat dengan penundaan dan mereka yang
menerima hubungan sebab akibat tanpa penundaan.

7. Keterbatasan dan kesempatan penelitian di masa depan


Keterbatasan penelitian ini, yaitu:
a) Penelitian ini menggunakan tugas pengambilan keputusan yang dinamis dengan loop
umpan balik, nonlinier, dan penundaan waktu. Penelitian ini mengontrol perubahan faktor
eksternal (mis., Harga pesaing) dalam pengaturan eksperimental.
b) Manajer disajikan dengan informasi waktu tunda dalam peta strategi yang menunjukkan
pembelajaran di empat putaran simulasi, dengan peningkatan yang signifikan dalam
menghasilkan laba jangka panjang dari Babak 3 hingga Babak 4; namun analisis pelengkap
menunjukkan bahwa pembelajaran ini bervariasi antar perlakuan tergantung pada tingkat
kompleksitas dinamis (mis., lama waktu tunda, adanya nonlinier) untuk isyarat informasi
yang digunakan dalam aturan keputusan peserta.

8. Kritik terhadap artikel penelitian dan kesempatan penelitian yang dapat dirumuskan
a) Penelitian di masa depan dapat menguji efek dari elemen presentasi peta strategi terhadap
kinerja dengan tambahan kompleksitas ini.
b) Pemeriksaan lebih lanjut tentang peluang menggunakan BSF selama jangka waktu yang
lebih lama dan dalam berbagai kondisi kompleksitas dinamiS. Penelitian di masa depan
memeriksa bagaimana inovasi akuntansi manajemen lainnya dapat meningkatkan model
mental dan pembelajaran pengambil keputusan.
Nama SARIYATUL ILYANA Dosen Pengampu Dr. Ertambang Nahartyo, M.Sc., CMA., Ak.,
CA.
Kelas MSc Akuntansi 2017/2 Mata Kuliah Seminar Penelitian Akuntansi Manajemen
NIM 422004 Pertemuan ke- 8

THE EFFECTS OF FIRM-PROVIDED MEASURE WEIGHTINGS ON EVALUATORS’


INCORPORATION OF NON-CONTRACTIBLE INFORMATION
James H. Long, Lasse Mertins, dan Brian Vansant
(Journal of Management Accounting Research 27 (1), 2015: 47-62)
Masalah
Evaluasi kinerja manajerial memainkan peran penting dalam menentukan apakah manajer
mendapatkan insentif atau tidak. Namun, subjektivitas seringkali terlibat dalam pengukuran
kinerja, khususnya saat evaluator diekspektasikan menggunakan pengukuran kinerja berganda.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa evaluator kesulitan menentukan bobot yang tepat
diantara berbagai pengukuran saat menentukan evaluasi kinerja subjektif secara keseluruha n.
Sehingga, perlu sebuah teori yang dapat memprediksikan ketentuan pembobotan pengukuran yang
dapat mengurangi penggabungan informasi non kontrak untuk evaluasi.

Tujuan
Untuk mengembangkan teori yang dapat memprediksi secara eksplisit ketentuan pembobotan
untuk 1 set pengukuran yang dapat mengurangi penggabungan evaluator terhadap informasi non
kontrak yang relevan.

Kontribusi penelitian
Pada literatur, studi ini berkontribusi terhadap literatur sistem evaluasi kinerja subjektif dengan
memberikan bukti yang menunjukkan upaya untuk mengkalibrasi dan menyeimbangkan bobot
relative evaluator untuk serangkaian ukuran kinerja yang mungkin memiliki konsekuensi penting
yang tidak diinginkan. Pada dunia praktik, penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan harus
mempertimbangkan dengan hati-hati sinyal apa yang akan digunakan untuk mendesain sistem
evaluasi kinerja kepada evaluator agar bawahan tidak merasa bias/tidak adil. Hal ini dikarenakan
ketidakadilan akan mengurangi motivasi mereka untuk berupaya mencapai tujuan perusahaan.

Teori yang digunakan


Agency theory, control theory.

Hipotesis
Saat informasi non kontrak yang berkaitan dengan faktor yang tidak dapat dikendalikan konsisten
dengan penggabungan hasil pengukuran kinerja, besarnya pengaruh hasil akan lebih besar ketika
evaluator diberikan bobot evaluasi.
Variable yang diteliti
Variable dependen: peringkat kinerja (performance rating), kemampuan pengendalia n
(controllability)
Variable independen: pembobotan (weight), hasil (target)

Metode riset
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan model 2x2 antar subjek.
Model eksperimen yang digunakan adalah sebagai berikut:
Pembobotan Hasil
Di atas target Di bawah target
Ada WA WB
Tidak ada NA NB

Partisipan penelitian ini adalah 119 mahasiswa MBA dari 2 universitas besar negeri. Bahan
eksperimen dikirim secara online (89 partisipan) dan instrument kertas (30 partisipan). Pengujia n
hasil dilakukan dengan menggunakan uji ANOVA.

Hasil penelitian
Hipotesis terdukung. Ketika bobot diberikan, evaluator memasukkan informasi relevan yang non
kontrak yang berkaitan dengan faktor tidak dapat dikendalikan pada tingkat yang lebih rendah
dibandingkan dengan evaluator yang tidak diberikan bobot.

Kesimpulan
Penelitian ini memiliki implikasi praktis untuk desain sistem evaluasi kinerja, yang menunjukka n
bahwa sejauh perusahaan bermaksud evaluator secara subjektif memasukkan informasi yang tidak
dapat dikontrakkan, harus hati-hati mempertimbangkan apakah manfaat dari memberikan bobot
pada ukurna kinerja lebih besar daripada konsekuensi yang tidak diinginkan dapat terjadi.
Perusahaan yang memberikan bobot mungkin perlu mempertimbangkan cara untuk berkomunikas i
dengan evaluator bahwa penggabungan informasi yang tidak dapat dikontrakkan tetap penting
untuk evaluasi subyektif mereka atas kinerja bawahan.

Keterbatasan dan kesempatan penelitian di masa depan


Pertama, judgment pembobotan memungkinkan untuk mengabaikan informasi relevan yang
penting. Sehingga hasil penelitian mungkin saja menghasilkan penilaian yang buruk. Penelitia n
selanjutnya dapat menggunakan rasio signal to noise untuk meminimalisir hal tersebut terjadi.
Kedua, metodologi eksperimen memungkinkan hasil tersebut tidak dapat digeneralisir. Penelitia n
selanjutnya dapat memanipulasi beberapa hal sehingga hasil dapat digeneralisir.

Kritik penelitian
Penelitian ini cukup baik. Namun, judgment masih cukup kuat untuk pembobotan sehingga perlu
dilakukan control dalam penentuan judgment ini. Pembuatan bobot mungkin akan berpengaruh
terhadap hasil kinerja sehingga perlu dipertimbangkan oleh teori untuk masalah pembuatan
bobot dalam eksperimen yang dilakukan.
DYNAMIC DECISION MAKING USING THE BALANCE SCORECARD
FRAMEWORK
Kerry A. Humphreys, Michael Shayne Gary, dan Ken T. Trotman
(The Accounting Review 91 (5), 2016: 1441-1465)

Masalah

Balance scorecard merupakan salah satu pengembangan penting di akuntansi manajemen, karena
pengukuran ini sering digunakan oleh manajer dalam mengambil keputusan. Namun, penelitia n-
penelitian saat ini hanya terfokus pada pembuatan keputusan dalam satu periode, padahal manajer
membutuhkannya untuk membuat keputusan yang mampu meningkatkan nilai perusahaan dalam
jangka panjang sehingga perlu diketahui pengarunya pada keputusan yang kompleks dan jangka
panjang. Pertanyaan penelitiannya dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menyajika n
hubungan sebab akibat antara tujuan strategis dan informasi waktu tunda dalam peta strategi
mampu meningkatkan kinerja keputusan manajer dengan meningkatkan model mental mereka dan
generasi laba jangka panjang mereka?

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dampak 2 elemen peta strategi, yang disebut Hubungan
kausal antara tujuan strategis dan informasi yang terlambat untuk Hubungan sebab akibat, terhadap
keputusan alokasi sumber daya dalam beberapa periode di lingkungan bisnis yang dinamis.

Motivasi penelitian

tujuan utama akuntansi manajemen sebenarnya adalah untuk menyediakan informasi untuk
pembuatan keputusan manajer baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Namun,
sebagian besar penelitian yang telah dilakukan fokus pada pengambilan keputusan satu periode.
padahal, sebagian besar keputusan menggunakan informasi akuntansi manajemen dibuat dalam
lingkungan bisnis yang dinamis, nonlinier, adanya umpan balik, dan penundaan waktu. Sehingga
penelitian ini dilakukan dalam konteks lingkungan yang dinamis.

Kontribusi penelitian

1) Mengembangkan simulasi interaktif berbasis computer yang mengandung nonlinieritas,


feedback loop, dan keterlambatn dalam lingkungan bisnis yang dinamis, 2) terdapat saran
pentingnya memasukkan informasi pada bagian keterlambatan dalam BSC, 3) menguji bagaimana
representasi akuntansi manajemen dalam meningkatkan model mental manajer di lingkunga n
bisnis.

Teori yang digunakan


Mental theory, performance,
Hipotesis

H1: Manajer yang disajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat akan
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang disajikan dengan
tujuan yang sama tanpa hubungan sebab akibat.

H2a: Manajer yang disajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dan
penundaan akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang
disajikan dengan tujuan yang sama tanpa hubungan sebab akibat atau penundaan.

H2b: Manajer yang disajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dan
penundaan akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis daripada yang
disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.

H3: Manajer yang disajikan seperangkat tujuan strategis dengan hubungan sebab akibat dan
penundaan akan menunjukkan pembelajaran yang lebih besar pada tugas yang dinamis daripada
yang disajikan dengan tujuan yang sama tanpa penundaan.

H4a: Manajer dengan model mental yang lebih akurat dari hubungan kausal strategis akan
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.

H4b: Manajer dengan model mental keterlambatan yang lebih akurat akan menghasilkan kinerja
yang lebih tinggi pada tugas yang dinamis.

H5a: Model mental manajer yang lebih akurat tentang hubungan kausal strategis akan memedias i
hubungan antara menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan hubungan kausal dan kinerja
pada tugas yang dinamis.

H5b: Model mental manajer yang lebih akurat mengenai hubungan kausal dan penundaan strategis
akan memediasi hubungan antara menyajikan serangkaian tujuan strategis dengan kaitan dan
penundaan kausal, dan kinerja pada tugas yang dinamis.

Variable yang diteliti


Variable independen: Penyajian informasi strategi, jumlah putaran simulasi.

Variable dependen: kinerja, perubahan kinerja, kearutan model mental pada Hubungan kausal
strategi, dan keakuratan model mental pada keterlambatan.

Metode riset

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain 3x (4). Faktor antar subjek adalah
penyajian informasi strategi dan dengan subjek adalah jumlah putaran simulasi. Partisipannya
adalah 69 mahasiswa pascasarjana yang mengikuti kelas akuntansi manajemen lanjutan. Pemiliha n
desain ini merefleksikan ketertarikan peneliti terhadap pengembangan model mental partisipan
berbasis pada penyajian peta strategi.
Hasil penelitian

H1 terdukung H4a terdukung


H2a terdukung H4b terdukung
H2b tidak terdukung H5a terdukung
H3 terdukung H5b terdukung

Kesimpulan

Penelitian ini menemukan konteks yang relevan dengan dunia praktis. Pertama, organisasi perlu
mengembangkan peta strategi untuk menjamin perhatian organisasi. Kedua, organisasi pada
umumnya tidak memvalidasi Hubungan peta strategisnya atau model kausal lainnya, dan
peenlitian ini menemukan bahwa hal tersebut tidak secara akurat mencerminkan model bisnisnya.
Ketiga, akurasi yang lebih besar dari model mental manajer tentang keterlambatan dalam
lingkungan bisnis ketika informasi waktu tunda digabungkan dalam peta strategi menunjukka n
efek yang berpotensi menguntungkan dari informasi ini. Lebih lanjut, digunakan dalam aturan
keputusan peserta.
Keterbatasan dan kesempatan penelitian di masa depan

Pertama, peneliti menggunakan tugas pengambilan keputusan yang dinamis dengan loop umpan
balik, nonlinier, dan penundaan waktu, kami mengontrol perubahan faktor eksternal (misal harga
pesaing) dalam pengaturan eksperimental ini. Penelitian di masa depan dapat menguji efek dari
elemen presentasi peta strategi terhadap kinerja dengan tambahan kompleksitas ini. Kedua,
manajer disajikan dengan informasi waktu tunda dalam peta strategi yang menunjukka n
pembelajaran di empat putaran simulasi, dengan peningkatan yang signifikan dalam menghasilka n
laba jangka panjang, namun hasil penelitian ini bervariasi antar perlakuan tergantung pada tingkat
kompleksitas dinamis (misal lama waktu tunda, adanya nonlinier). Penelitian lebih lanjut dapat
meneliti peluang belajar menggunakan BSF selama jangka waktu yang lebih lama dan berbagai
kondisi kompleksitas dinamis.
Kritik penelitian

Adanya flawed mental model dapat menyebabkan gagalnya penerapan model mental di dalam
penelitian. Sehingga, peneliti perlu mengontrol adanya flawed mental model ini dengan
memberikan treatment yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai