Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Dana Pihak ketiga Terhadap Kinerja Keuangan yang dikontrol

dengan Variabel Ekonomi Sebelum dan Sesudah Penerapan Regulasi Fintech

Tugas Proposal Tesis

Adylah Rivva Abady

Dosen Pengampu :

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Struktur perekonomian yang terus mengalami perubahan dengan
sendirinya sejalan dengan berlangsungnya pembangunan ekonomi yang kondisi
utama dalam proses serta tingginya pertumbuhan ekonomi. Pengembangan
ekonomi yang membentuk tolak ukur pembangunan nasional di mana aktivitas
perbankan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.
Dalam mengembangkan perekonomian negara, kontribusi perbankan memiliki
andil yang besar. Dalam berbagai sektor keuangan, jasa bank sering sekali
digunakan.

Menurut (Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan 1998),


“Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat”. Berdasarkan pengertian bank di atas, disimpulkan bahwa aktivitas
utama bank adalah menghimpun dana, mendistribusi kembali dana yang dihimpun
tersebut kepada masyarakat. Bank memiliki andil meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dalam bentu penyaluran dana, penyaluran kredit kepada masyarakat.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tersebut terdiri atas tabungan, giro, dan deposito.

Kinerja keuangan dalam konteks dunia usaha mengandung pengertian


yang sangat luas. Pengertian kinerja keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2007) adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan
sumber daya yang dimilikinya. Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan
indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:239).
Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan
dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah
dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar
(Fahmi, 2012:2). Menurut Rudianto (2013:189) kinerja keuangan adalah hasil
atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan
fungsinya megelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.
Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan
mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan
aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Puspawati, Cipta, and Yulianthini 2016)


yang bertujuan untuk menguji “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Jumlah
Penyaluran terhadap Kredit terhadap Laba”. Hasil studi ini menunjukkan bahwa
Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif serta signifikan terhadap laba.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana Pengaruh Dana Pihak ketiga Terhadap Kinerja Keuangan yang


dikontrol dengan Variabel Ekonomi Sebelum dan Sesudah Penerapan Regulasi
Fintech ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menguji secara empiris Pengaruh Dana Pihak ketiga Terhadap Kinerja
Keuangan yang dikontrol dengan Variabel Ekonomi Sebelum dan Sesudah
Penerapan Regulasi Fintech ?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang disusun ini diharapkan dapat memberikan dan memilliki


sumbangsih di bidang Akuntansi sehingga dapat dapat menambah pengetahuan
para pembaca mengenai bagaimana cara bank dalam mengelola dana dari
masyarakat, juga dalam menghasilkan keuntungan yang maksimal.

BAB II

TINJAUN TEORITIS
2.1 Landasan Teori

2.1.1 Dana dari Bank Itu Sendiri (Dana Pihak Pertama)

Dana pihak pertama maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank.
Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk
memperoleh dana dari luar. Salah satu jenis dana pihak petama adalah modal setor
dari para pemegang sahamnya. Selain itu dana pihak pertama dapat pula berupa
cadangan laba, atau laba yang belum dibagi.
Keuntungan dari sumber dana pihak pertama adalah imbalan (bagi hasil) yang
relatif lebih kecil dibandingkan dengan jika meminjam ke lembaga lain.
Keuntungan lainnya yaitu mudah untuk memperoleh dana yang diinginkan.
Sedangkan kerugiannya adalah untuk jumlah dana yang relatif besar harus melalui
berbagai prosedur yang relatif lama. Kemudian perlu diingat bahwa penggunaan
dana sendiri harus diseimbangkan dengan dana pinjaman sehingga rasio
penggunaan dana pinjaman dan dana sendiri dapat dioptimalkan sedemikian rupa.
2.1.2 Dana dari Lembaga Lainnya (Dana Pihak Kedua)
Dalam prakteknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana pihak pertama maupun pihak ketiga.
Pencarian dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara
waktu saja. Kemudian dana dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau
membayar transaksi transaksi tertentu. Dana pihak kedua berasal dari call money,
Pinjaman biasa antar bank, Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank (LKBB)
dan pinjaman dari bank sentral (BI). Call Money merupakan pinjaman dari bank
lain yang berupa pinjaman harian antar bank. Pinjaman ini diminta bila ada
kebutuhan mendesak yang diperlukan bank. Jangka waktu call money biasanya
tidak lama yaitu sekitar satu minggu, satu bulan, bahkan hanya beberapa hari saja,
jika hanya beberapa malam saja di sebut over night call money. Pinjaman biasa
antar bank merupakan pinjaman dari bank lain berupa pinjaman biasa dengan
jangka waktu yang lebih lama. Pinjaman ini umumnya terjadi jika antar bank yang
meminjam dengan bank pemberi pinjaman bekerja sama dalam bantuan keuangan
dengan persyaratanpersyaratan tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Jangka waktu pinjaman bersifat menengah atau jangka panjang. Pinjaman Dari
Lembaga Keuangan Bukan Bank ( LKBB) merupakan pinjaman yang terjadi
ketika lembaga-lembaga keuangan tersebut masih berstatus LKBB. Sebelum
keluarnya UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Setelah keluarnya UU
tersebut hampir semua LKBB berubah menjadi bank umum. Pinjaman LKBB
biasanya berupa surat berharga. Pinjaman Dari Bank Sentral (BI) merupakan
pinjaman kredit yang diberikan BI kepada bank untuk membiayai usaha-usaha
masyarakat yang tergolong prioritas tinggi, seperti kredit investasi pada sektor
ekonomi yang harus dituangkan sesuai dengan petunjuk pemerintah seperti sektor
pertanian, pangan, perhubungan dan sebagainya.
2.1.3 Dana dari Masyarakat Luas (Dana Pihak Ketiga)
Berdasarkan ketentuan dalam Undang Undang no 7 Tahun 1992 tentang
perbankan maupun Undang Undang perubahannya, bentuk penghimpunan dana
dapat dilakukan melalui penerimaan simpanan dari masyarakat. Simpanan adalah
dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan
akad/perjanjian penyimpanan dalam bentuk giro, tabungan, deposito dan bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dana - dana yang dihimpun dari
masyarakat (Dana Pihak Ketiga) ternyata merupakan sumber dana terbesar yang
paling diandalkan oleh bank dan bisa mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang
dikelola oleh bank. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal
31 Mei 2004 dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa
giro, tabungan, dan deposito. Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana.
Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal
dengan kredit, Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama
dalam menghasilkan keuntungan.
Giro
Secara umum, yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
bayar lainnya atau dengan pemindahbukuan (UndangUndang RI No.10 tahun
1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.7 1992 tentang Pebankan).

Tabungan
Menurut Kashmir menyatakan bahwa Tabungan adalah simpanan pihak ketiga
dalam bentuk rupiah maupun valuta asing pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu dari masingmasing bank penerbit.
Pengertian penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu
yang disepakati maksudnya adalah untuk dapat
menarik uang yang disimpan di rekening tabungan antar satu bank dengan bank
yang lainnya berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkanya hal ini sesuai
dengan perjanjian sebelumya yang telah dibuat oleh bank.
Deposito
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Menurut
Kashmir, menyatakan bahwa Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga
dalam rupiah maupun valuta asing, yang diterbitkan atas nama nasabah kepada
bank dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Simpanan berjangka
termasuk deposito on call yang jangka waktunya relatif lebih singkat dan dapat
ditarik sewaktu-waktu dengan pemberitahuan sebelumnya.
Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi (2015), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauhmana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu
laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar
Akuntasi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle), dan lainnya.
Sedangkan Ratnasari et al., (2015)
mendefinisikan kinerja keuangan sebagai penentuan suatu analisis tertentu dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan yang dapat mengukur keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan laba.
Return On Assets (ROA)
Menurut Kasmir (2014), Return on Asets adalah rasio keuangan yang menunjukkan
imbalhasil atas penggunaan aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio ini akan menjadikan
produktivitas asset semakin baik dalam memperoleh keuntungan.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio atau yang sering disebut dengan istilah rasio kecukupan modal
bank, yaitu bagaimana sebuah perbankan mampu membiayai aktivitas bisnisnya dengan
kepemilikan modal yang dimilikinya. Dengan kata lain capital adequacy ratio adalah
rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan (Fahmi: 2015).
Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO)
Menurut Dendawijaya (2003) rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank syariah dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio BOPO bertujuan untuk mengukur
kemampuan pendapatan operasional bank syariah dalam menutup biaya operasionalnya.
Menurut Riva`I dan Buchari (2009) Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio
yang membandingkan antara total pembiayaan dengan DPK (dana pihak ketiga) yang
berhasil dikerahkan oleh bank syariah. Artinya adalah semakin tinggi nilai FDR suatu
bank syariah maka memiliki potensi untuk menaikan laba bank tersebut.

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Terdapat 2 (dua) jenis hipotesis, yaitu :
1. Hipotesis Penelitian/Kerja (Ha)
Hipotesis penelitian adalah hipotesis berupa kalimat pernyataan. Hipotesis
penelitian dalam penelitian ini adalah “Diduga terdapat Pengaruh Dana Pihak
ketiga Terhadap Kinerja Keuangan yang dikontrol dengan Variabel Ekonomi
Sebelum dan Sesudah Penerapan Regulasi Fintech”.
2. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk
notasi statistik. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :
1) Ha : ρ ≠ 0 Diduga terdapat Pengaruh Dana Pihak ketiga Terhadap
Kinerja Keuangan yang dikontrol dengan Variabel
Ekonomi Sebelum dan Sesudah Penerapan Regulasi
Fintech.
Ho : ρ = 0 Diduga tidak terdapat Pengaruh Dana Pihak ketiga
Terhadap Kinerja Keuangan yang dikontrol dengan
Variabel Ekonomi Sebelum dan Sesudah Penerapan
Regulasi Fintech

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan sebuah kerangka kerja yang akan digunakan sebagai pedoman
dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:11) bahwa “Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian dengan meneliti seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Untuk jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis
asosiatif. Menurut Siregar (2017:39) bahwa “Hipotesis asosiatif yaitu hipotesis yang
dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat
hubungan/pengaruh”. Sedangkan bentuk hubungan dalam penelitian yang dilakukan
penulis adalah kausal. Menurut Siregar (2017:40) bahwa “Hipotesis yang menyatakan
hubungan bersifat hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih”.

Populasi dan Sampel

Populasi

Dalam suatu penelitian dengan jumlah objek penelitian yang banyak


diperlukan pembentukan populasi dan sampel penelitian. Sebuah penelitian
memiliki populasi sebagai objek yang akan diteliti berdasarkan permasalahan
yang menjadi pokok pembahasan. Dalam melaksanakan penelitian, terlebih dahulu
harus mengidentifikasi dan mempelajari mengenai populasi yang akan diteliti.
Menurut Sugiyono (2017:61) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Sehingga dalam suatu penelitian dengan jumlah objek penelitian
yang banyak diperlukan pembentukan populasi dan sampel penelitian.
3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81) bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah


dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu.
Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan metode non-probability
sampling. Menurut Sugiyono (2017:84) bahwa “Non-Probability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Kemudian
teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2017:85) bahwa “Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Anda mungkin juga menyukai