Anda di halaman 1dari 3

Seni menegur dan memuji anak..

Selama ini yang kamu kenal di dunia seni mungkin sekitar gambar, tari, dan kawan-kawannya yang lain..

Tapi ternyata dalam menegur dan memuji anak pun punya seni..

Supaya apa?

Supaya teguran dan pujian itu tetap terlihat indah..

Dimana biasanya teguran itu berisi kata kasar pun hingga cacian..

Adakalanya kamu memang harus menegur anak..

Tapi menegur dengan membuat anak tersentuh bukan tersinggung..

Gelas yg tenang, akan beda saat disentuh dengan tersinggung..

Saat gelas tersentuh maka goyangannya paling hanya sedikit dan sebentar..

Tapi Saath tersinggung maka gelas tersentuh akan terguncang dan berpotensi untuk jatuh dan pecah..

Maka seperti itulah anak kamu..

Yah, selama ini aku dan kamu telah melakukan banyak kesalahan yang tak disadari..

Justru itu cara pertama adalah memaafkan diri.. kamu harus memaafkan diri kamu jika memang kamu
pernah melakukan itu.

Selanjutnya, mohon ampun kepada Allah.

Agar Allah senantiasa melimpahkan rizqi-Nya.

Rizqi berupa solusi Dan yang lainnya..

Karena dengan istighfar, Rizqi datang dari arah yg tak kita duga..

Cara ketiga adalah, memaafkan anak-anak kamu..

Dan terakhir adalah minta maaf kepada anak..

Inilah masalahnya, terkadang kamu merasa orang dewasa ataupun orang tua yang selalu benar.. dan
merekalah yang salah..

Padahal kamupun adalah manusia biasa yang tak luput dari salah..

Karena itu, minta maaf adalah hal penting yang harus kamu lakukan..
Anak kamupun akan merasa tersentuh dari kata maaf darimu..

Hal itu juga menunjukkan bahwa kamupun menghargai mereka...

Masuk di watak sebentar yah!

Pada manusia, ternyata watak kita berada ditengah-tengah kepala/otak..

Justru itu, pada saat anak marah maka tekan atau usaplah kepala pada bagian itu.. lalu bacakan
shalawat..

Hmm... Lanjut..

Cara sederhana mengetahui watak seseorang akan dijelaskan di slide lain yah..

Aku mau fokus kembali ke seni tadii..

Jikalau kamu telah melakukan semua itu, maka tegurlah anak kamuu..

Dalam satu menit.. yah hanya satu menit..

Setengah menit menegur anak, dan setengah menitnya lagi memuji anak..

Tapi ingat menegur tetap dengan kata yang tidak memojokkan anak..

Karenaaa, setiap perkataan yang anak kamu dengar akan melekat pada setiap saraf anak kamu, akan
melekat pada setiap sel-sel otot mereka..

Secara otomatis, perkataan yang tak kamu sadari itu, akan tertanam didalam bawah sadar anak kamu,
dan akan menjadi kenyataan..

Contoh: kamu itu dasar anak malas..

Maka perkataan ini akan masuk dan menjalar ke seluruh saraf dan secara otomatis anak akan benar
benar menjadi malas..

Astagfirullah... Padahal kata dasar akan kembali kepada kamu sebagai ibu..

Karena dasarnya anak kamu yah dari kamu..

Dan ternyata sifat ibu akan sama dengan sifat anak..

Maka sudah sepatutnya kamu berkata baik..

Ucapkan pada diri perkataan yang baik, misalnya, aku ibu bijaksana..
Agar kamu menjadi ibu yang benar-benar bijaksana. Terlebih lagi kepada anak.

Pada anak lelaki, ternyata mereka tidak suka ditegur didepan orang..

Harus sendiri, dan kalo ramai, sebisa mungkin bisik-bisik.. karena mereka suka diperlakukan sebagai
detektif..

Dan perjelas waktunya, itu kalo anak laki-laki..

3 menit misal..

Waktu jelas, sekarang sampaikan..

Misal:

Tegur 30 detik (tumbuhkan rasa bersalah pada anak, lemah lembut tapi boleh dengan ekspresi): "Nak,
ibu tidak suka melihat kamu berkelahi dan ibu marah kamu berkelahi. Ibu sedih saat dapat kabar kamu
berkelahi' sampaikan pesan kamu dengan menggunakan kata ibu, aku, saya, dll.

Sekarang puji (hargai pribadi anak dengan citra diri dan positif): "padahal selama ini, anak ibu sabar dan
akhlaknya MaasyaaAllah, penyayang"

Dan ingat saat berbicara dengan anak, jangan pernah lihat matanya.. karena anak lelaki itu suka
melengos, dan itu akan membuat kamu kembali naik pitam..

Jadi hindari kontak mata..

Maka anak akan tersentuh, dan mungkin akan mulai menjelaskan apa yang terjadi..

Dalam mendidik kita memang harus sabar, karena hadiahnya adalah syurga..

Dan harus banyak-banyak istighfar..

Mari terus belajar, belajar tanpa henti...

Pemateri : dr. Aisyah Dahlan

Anda mungkin juga menyukai