1.Tujuan
2. Prinsip dasar
3.Teori dasar
Berdasarkan percobaan pada air murni diperoleh [H+] atau [OH-] masing-masing
10-7. Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi kesetimbangan,sehingga
dapat ditulis:
H2O ⇌ H+ + OH-
Skala pH adalah logaritma negatif [H+], [OH-], atau kw secara matematika ditulis
dengan rumus :
pH = -log[H+]
pOH = -log[OH-]
pKw = -logKw
Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya larut dalam larutan
asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah pada pH yang sama.
Perubahan indikator tergantung pada [H+] dalam larutan, maka indikator asam
basa dapat digunakan untuk memperkirakan keasaman atau kebasaan suatu
larutan.
Pada tahun 1884,syante August menyatakan bahwa sifat asam dan basa suatu
zat ditentukan oleh jenis ion yang dihasilkan dalam air. Asam adalah senyawa
yang melepaskan H+ dalam air. Setelah diteliti ternyata [H +] atau proton tidak
mungkin berdiri bebas dari dalam air, tapi berikatan koordinasi dengan oksigen air
membentuk ion hidronium (H3O-)alam larutan air. Molekul asam yang
melepaskan 1,2,3 proton H+ disebut asam mono, di, dan poliprotik. Reaksi
bertahap sesuai dengan jumlah proton seperti HNO3,H2SO4, dan H3PO4.
Sedangkan pada tahun 1923, Johanes Nicolas brosted dan Thomas martin
lowry menyatakan bahwa asam adalah pemberi Proton. Menurut lewis asam
adalah penerima pasangan elektron. Asam secara paling sederhana didefinisikan
sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi pembentukan
ion positif.
Indikator asam basa adalah asam lemah, yang asam tak terion ( Hln )
mempunyai warna yang berbeda (waran1) dengan warna anionnya (warna2). Jika
sedikit indikator dimasukkan kedalam larutan, larutan akan berubah menjadi
warna 1 atau warna 2, tergantung pada apakah kesetimbangan bergeser ke arah
asam atau anion. Arah pergeseran kesetimbangan dalam reaksi tergantung pada
[H3O+], atau dengan kata lain pada pH.
(warna 1) (warna 2)
= 6,3 + 1 = 7,3
Perubahan warna kuning ke biru dari indikator ini terjadi pada pH 5,3 –
7,3, tetapi dari hasil pengamatan ternyata sekitar 6,0 – 7,6. Jadi, suatu
indikator mempunyai perubahan warna pada pH tertentu.
4. Perhitungan
HCl 0,01M.
A.pH = 3
V2 x M2 = V3 x M3
1ml x 0,01M = 10 ml x M3
M3 = 0,001M
pH = - log [ H+]
= - log 1o-3
pH= 3
B.pH = 4
V3 x M3 = V4 x M4
1ml x 0,001M = 10ml x M3
M3 = 0,0001M
pH = - log [ H+ ]
= - log 10-4
pH = 4
C. pH = 5
V4 x M4 = V5 x M5
1 x 0,00001= 10 ml x M4
M4 = 10-5
pH = - log [ H+ ]
= - log 10-5
D. pH = 6
V5 x M5 = V6 x M6
1ml x 10-5M = 10ml x M6
M6 = 10-6
pH = - log [ H+ ]
= - log 10-6
pH = 6
NaOH 0,01M
pH = 8
V11 x M11 = V12 x M2
10 ml x M11 = 1 ml x 0,01M
M11 = 0,001
pOH = - log [ OH -]
= - log 0,001
pOH = 3
pH = 14 – pOH
pH = 14 – 3 = 11
B.pH = 10
V10 x M10 = V11 x M11
10 ml x M10 = 1 ml x 0,001
M10 = 10-4
pOH = - log [ OH-]
pOH= - log 10-4
=4
PH = 14 – pOH
= 14 – 4 = 10
C.pH = 9
V9 x M9 = V10 x M10
10 ml x M9 = 1 ml x 10-4
M9 = 10-5
pOH = - log [ OH-]
= - log 10-5
pOH = 5
pH = 14 – pOH
= 14 – 5 = 9
D. V8 x M8 = V9 x M9
10 ml x M9 = 1 ml x 10-5
M9 = 10-6
pOH = - log [ OH -]
= - log 10-6
pOH = 6
pH = 14 – pOH
= 14 – 6 = 8
5. Metodologi
A. Alat
B. Bahan