Anda di halaman 1dari 11

PENENTUAN pH LARUTAN 1 dan II

1.Tujuan

 Membuat larutan asam dan basa dalam berbagai konsentrasi


 Mengukur pH larutan dengan menggunakan berbagai indikator
 Memilih indikator yang sesuai dengan pH

2. Prinsip dasar

Dalam menentukan pH keasaman suatu larutan digunakan beberapa prinsip,


yaitu indikator universal, indikator kertas,dan pH meter. Masing-masing dari ke 4
hal tersebut memiliki persamaan yaitu mencelupkan indikator kelarutan asam
yang akan diuji untuk menentukan pH keasaman dari suatu larutan tersebut.

3.Teori dasar

Konsep asam basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan.


oleh sekelompok senyawa dalam larutannya pada air. Dalam larutan air, asam
akan menghasilkan ion H+ dan basa menghasilkan OH-. Kedua ion tersebut akan
bereaksi membentuk H2O sehingga larutan yang akan terbentuk bersifat netral.

Reaksi ionisasi air adalah H2O  H+ + OH-

Berdasarkan percobaan pada air murni diperoleh [H+] atau [OH-] masing-masing
10-7. Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi kesetimbangan,sehingga
dapat ditulis:

H2O ⇌ H+ + OH-

Harga tetapan kesetimbangan air (kw) diperoleh dengan mengalikan[H +]


dengan [OH–] sehingga diperoleh persamaan:

Kw = [H+]x [OH-] = 10-14


Jika larutan mengandung asam,berarti menambah jumlah H+, dan akan menggeser
kesetimbangan ke kiri sampai tercapai kesetimbangan baru. Pada keserimbangan
baru, konsentrasi H+ lebih besar dari pada OH-, tetapi perkaliannya tetap 10-14. Hal
yang sama akan terjadi bila air ditambah basa sehingga dicapai kesetimbangan
baru dengan nilai [OH-] > [ H+] dan perkaliannya tetap 10-14.Berdasarkan
konsentrasi ion tersebut, larutan dapat dibagi tiga yaitu:

 Larutan asam : [H+] > [OH-]


 Larutan netral :[H+] = [OH-] = 10-7
 Larutan basa : [H+] < [OH-]

Skala pH adalah logaritma negatif [H+], [OH-], atau kw secara matematika ditulis
dengan rumus :

 pH = -log[H+]
 pOH = -log[OH-]
 pKw = -logKw

Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya larut dalam larutan
asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah pada pH yang sama.
Perubahan indikator tergantung pada [H+] dalam larutan, maka indikator asam
basa dapat digunakan untuk memperkirakan keasaman atau kebasaan suatu
larutan.

Pada tahun 1884,syante August menyatakan bahwa sifat asam dan basa suatu
zat ditentukan oleh jenis ion yang dihasilkan dalam air. Asam adalah senyawa
yang melepaskan H+ dalam air. Setelah diteliti ternyata [H +] atau proton tidak
mungkin berdiri bebas dari dalam air, tapi berikatan koordinasi dengan oksigen air
membentuk ion hidronium (H3O-)alam larutan air. Molekul asam yang
melepaskan 1,2,3 proton H+ disebut asam mono, di, dan poliprotik. Reaksi
bertahap sesuai dengan jumlah proton seperti HNO3,H2SO4, dan H3PO4.

HCl  H+ + Cl- ( asam monoprotik )

H2SO4  2H+ + SO42- ( asam diprotik)


Cara menghitung pH larutan asam poliprotik, baik yang kuat maupun yang
lemah,akan berbeda dari yang monoprotik,karena yang poliprotik mempunyai dua
atau lebih kesetimbangan ion. Perhitungan pH larutan asam poliprotik kuat
berbeda dari basa poliprotik kuat, karena perbedaan senyawanya.

Sedangkan pada tahun 1923, Johanes Nicolas brosted dan Thomas martin
lowry menyatakan bahwa asam adalah pemberi Proton. Menurut lewis asam
adalah penerima pasangan elektron. Asam secara paling sederhana didefinisikan
sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi pembentukan
ion positif.

Indikator untuk mengukur pH larutan:

Nama Trayek pH Warna asam Warna basa


Kuning 2-3 Merah Kuning
metil
Dinitrofenol 2,4 – 4,0 Tb Kuning
Metil 3,1 – 4,4 Merah Kuning
Jingga
Metil merah 4,2 – 6,3 Merah Kuning
Lakmus 6-8 Merah Biru
Fenolfetalin 8 - 10 Tb Merah
Timolfetalin 10 - 12 Kuning Ungu
Trinitro 12 - 13 Tb Jingga
Benzena
Bila beberapa indikator dicampur akan menghasilkan perubahan warna
dalam berbagaibdaerah pH. Indikator campuran ini disebut indikator universal,
karena dapat menentukan pH dalam berbagai nilai. Indikator jenis ini dibuat
dalam bentuk kertas agar praktis memakainya. Penentuan pH dengan indikator tak
begitu teliti ,karena membandingkan warna cukup suliy dan bersifat subjektif.
Cara yang tepat harus dengan alat yang disebut pH meter,yaitu dengan
mencelupkan elektroda ke dalam larutan yang akan diperiksa.

Indikator asam basa adalah asam lemah, yang asam tak terion ( Hln )
mempunyai warna yang berbeda (waran1) dengan warna anionnya (warna2). Jika
sedikit indikator dimasukkan kedalam larutan, larutan akan berubah menjadi
warna 1 atau warna 2, tergantung pada apakah kesetimbangan bergeser ke arah
asam atau anion. Arah pergeseran kesetimbangan dalam reaksi tergantung pada
[H3O+], atau dengan kata lain pada pH.

Hln + H2O ⇌ H3O+ + ln

(warna 1) (warna 2)

Untuk menilai trayek pH yang dapat menunjukkan kerja indikator,


dirumuskan melalui persamaan berikut :

pH = pKa + log [ln-]/[Hln]

Air yang dipakai sehari-hari bukanlah air murni,tetapi mengandung


berbagai zat terlarut yang tidak diketahui dengan pasti. Bila mengandung
senyawa elektrolit, kemungkinan air akan bersifat asam atau basa, yang
dapat ditentukan dengan kertas lakmus. Jika,setelah dicelupkan kertas
lakmus menjadi merah, menandakan air bersifat asam, dan bila biru bersifat
basa. Kertas lakmus adalah kertas yang mengandung suatu senyawa yang
disebut indikator,yaitu yang mempunyai warna khusus pada pH tertentu.
Dengan mengubah pH larutan, warna indikator juga dapat berubah dengan
sendirinya.

Secara umum indikator adalah asam atau basa yang membentuk


kesetimbangan air. Asam lemah(Hln) tersebut mempunyai warna berbeda dengan
anionnya ( ln ). Mata manusia hanya bisa melihat warna 1 bila perbandingan itu >
10, dan terlihat warna 2, bila perbandingan itu <0,1 berarti perubahan warna
akan terlihat bila konsentrasi H+ berubah 100x, dan setara dengan
perubahan pH sebesar dua satuan. Daerah perubahan warna indikator
bergantung pada nilai pKa atau pKb indikator. Sebagai contoh bromtimol
biru dengan pKa = 6,3 Hln nya bewarna kuning dan ln- nya bewarna biru
warna kuning mulai terlihat pada

pH = pKa – log 10/ 1


= 6,3 – 1 = 5,3

Perubahan warna biru : pH = pKa – log 1/10

= 6,3 + 1 = 7,3

Perubahan warna kuning ke biru dari indikator ini terjadi pada pH 5,3 –
7,3, tetapi dari hasil pengamatan ternyata sekitar 6,0 – 7,6. Jadi, suatu
indikator mempunyai perubahan warna pada pH tertentu.

Perubahan warna yang terjadi pada rentang pH berbeda. Metil orange


mempunyai warna merah dibawah pH 3,0 dan mempunyai warna kuning diatas
pH 4,2. Fenolftalin tidak bewarna dibawah pH 8,3 dan bewarna merah diatas pH
10.Metil merah bewarna kuning diatas pH 6,3. Antara kedua pH tersebut terdapat
warna antara trayek perubahan warna indikator.

4. Perhitungan

 HCl 0,01M.

A.pH = 3

V2 x M2 = V3 x M3
1ml x 0,01M = 10 ml x M3
M3 = 0,001M
pH = - log [ H+]
= - log 1o-3
pH= 3

B.pH = 4

V3 x M3 = V4 x M4
1ml x 0,001M = 10ml x M3
M3 = 0,0001M
pH = - log [ H+ ]
= - log 10-4
pH = 4

C. pH = 5

V4 x M4 = V5 x M5
1 x 0,00001= 10 ml x M4
M4 = 10-5
pH = - log [ H+ ]
= - log 10-5

D. pH = 6

V5 x M5 = V6 x M6
1ml x 10-5M = 10ml x M6
M6 = 10-6
pH = - log [ H+ ]
= - log 10-6
pH = 6

 NaOH 0,01M
pH = 8
V11 x M11 = V12 x M2
10 ml x M11 = 1 ml x 0,01M
M11 = 0,001
pOH = - log [ OH -]
= - log 0,001
pOH = 3
pH = 14 – pOH
pH = 14 – 3 = 11
B.pH = 10
V10 x M10 = V11 x M11
10 ml x M10 = 1 ml x 0,001
M10 = 10-4
pOH = - log [ OH-]
pOH= - log 10-4
=4
PH = 14 – pOH
= 14 – 4 = 10
C.pH = 9
V9 x M9 = V10 x M10
10 ml x M9 = 1 ml x 10-4
M9 = 10-5
pOH = - log [ OH-]
= - log 10-5
pOH = 5
pH = 14 – pOH
= 14 – 5 = 9
D. V8 x M8 = V9 x M9
10 ml x M9 = 1 ml x 10-5
M9 = 10-6
pOH = - log [ OH -]
= - log 10-6
pOH = 6
pH = 14 – pOH
= 14 – 6 = 8
5. Metodologi

A. Alat

 Tabung reaksi  tempat mereaksikan zat


 Rak tabung reaksi  meletakkan tabung reaksi
 Gelas piala  wadah sampel
 Pipet tetes  untuk mengambil zat
 Kertas pH  menentukan pH suatu zat

B. Bahan

 HCl 0,1M  pembuatan sampel pH 3 – 6


 NaOH 0,1M  pembuatan sampel pH 11 – 8
 Kertas lakmus  penentuan sifat asam atau basa
 Indikator universal  untuk mengukur pH masing-masing
larutan
 Indikator phenolftalin  untuk mengetahui perubahan warna
baru
 Indikator metil orange  indikator penentu warna
 Indikator metil merah  indikator penentu warna
 Indikator brom timol biru  indikator penentu warna
 Indikator kuning alizarin  indikator penentu warna
C. Prosedur praktikum

1. Daerah Asam ,pH = 2 sampai pH = 6

Isilah tabung reaksi dengan Buat larutan pH 3 – 6


larutan HCl 0,01M dengan pengenceran larutan

2. Daerah Basa, pH = 8 sampai pH = 12


Buat larutan pH 11 – 8
Isilah tabung reaksi dengan dengan pengenceran
larutan NaOH 0,01M larutan
3. Perubahan warna pada pH tertentu

Berilabel pada setiap tabung Gunakan indikator universal


reaksi berisa larutan pH 2- 12 pada masing-masing larutan

Tambahkan 3 tetes indikator pp


Ambil 1 ml larutan,kemudian
pada setiap reaksi,amati
masukan ke tabung reaksi
perubahan warna pada setiap pH
yang baru

Masukkan masing – masing


Tambahkan 2 tetes
larutan pH 2 – 12 kedalam
indikator pp
tabung reaksi

Anda mungkin juga menyukai