Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN WAWANCARA ENTREPRENEUR

Bapak Victor Asih


Pengusaha Software House

Disusun oleh:

Caesaria Rizky Kinanti


Diah Nurul Sayekti
Nisa Mardiyah
Wynne Raphaela

NIM. 1314240
NIM. 131424008
NIM. 131424018
NIM. 131424027

Kelas 4A-Teknik Kimia Produksi Bersih

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


NOVEMBER/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku mahasiswa dari
salah satu kelompok wawancara di kelas DIV Teknik Kimia Produksi

Bersih, telah melaksanakan kegiatan ini dengan lancar dan sebagai


mana mestinya.
Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas di bidang
mata pelajaran Kewirausahaan yang bertujuan untuk memperoleh
informasi dari narasumber. Kami memilih topik Pengusaha Software
House oleh karena itu kami mewawancarai salah satu pemilik
usaha software house di Bandung.
Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, maka kami
berharap telah memenuhi tugas Kewirausahaan serta bermamfaat
bagi teman-teman sekalian.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan jumlah penduduk hampir 25.000.000 jiwa Indonesia belum mampu
menyejahterakan penduduknya, masih terdapat banyak orang yang tidak berpenghasilan
dan tidak memiliki pekerjaan. Akhirnya banyak yang menjadi pemulung, pengemis dan
bahkan menganggur.
Tetapi banyak juga yang memilih untuk tidak menyerah pada kenyataan, beberapa
orang memilih untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya
sendiri bahkan untuk orang lain, seperti seorang pengusaha software house di Bandung
yang memilih untuk berwirausaha dibandungkan harus menjadi seorang pekerja/ buruh di
suatu perusahaan.
1.2 Tujuan Wawancara
1. Mengetahui cara memulai sebuah usaha
2. Mengetahui kiat kiat dalam menjalani sebuah usaha
3. Memperoleh Informasi dari narasumber secara langsung
4. Melatih mental dan kemampuan berbicara dengan orang yang lebih berpengalaman
5. Memenuhi tugas Kewirausahaan
1.3 Topik Wawancara
Topik kegiatan wawancara ini adalah Pengusaha Software House
1.4 Waktu dan Tempat Wawancara
Wawancara ini dilaksanakan pada:
Hari / Tanggal : Minggu, 27 Januari 2013
Pukul
: 16.30 WIB s/d selesai
Tempat
: BTC Fashion Mall, lt.2/P1, R.Azelea 1, Jl.Dr.Djunjunan

BAB II
HASIL WAWANCARA
2.1 Riwayat Entrepreneur
2.2 Keberhasilan dan Kegagalan Entrepeneur
2.3 Keterampilan Entrepeneur
2.4 Belajar/Melatih Keterampilan
Keterampilan menjadi seorang entrepreneur sebenarnya bukanlah hal utama yang harus
dimiliki seseorang. Menurut narasumber, untuk menjadi seorang entrepreneur hal terpenting
yang harus dimiliki sejak awal ialah sikap mental dan pola pikir. Namun, yang jadi ganjalan
selama ini sistem pendidikan di Indonesia masih mengarahkan peserta didik menjadi pekerja,
sehingga jiwa entrepreneur tidak tumbuh dalam diri peserta didik.
Oleh karena itu, sesuai dengan pendapat narasumber yang mengatakan bahwa sistem
pendidikan masih mengarahkan para peserta didik menjadi pekerja ikut diperkuat dengan
data dari Republika bahwa angka entrepreneur di Indonesia tahun 2016 masih 1,65% dari
total 252 juta penduduk Indonesia. Dengan jumlah tersebut, indonesia tertinggal jauh
dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand dengan 7% , 5%,
dan 3% entrepreneur dari total penduduk (Kompas, 2016).

Lalu, negara maju seperti

Amerika Serikat dan Jepang mencatatkan jumlah entrepreneur diatas 10% dari total
penduduk (Kompas, 2016). Dari data tersebut, secara tersirat pendapat narasumber mengenai
masih sedikitnya angka wirausaha di Indonesia dikarenakan sistem pendidikan yang tidak
memihak ikut memengaruhi tingkat ekonomi suatu negara.
Tingkat ekonomi suatu negara dapat diukur dari berbaga macam faktor, salah satunya
tingkat pengangguran. Tingginya pengangguran menandakan ada ketidakseimbangan antara
jumlah tenaga kerja dengan usaha/industri penyerap tenaga kerja. Dengan realitas yang
seperti ini, mendorong pemerintah untuk membuka lapangan kerja baru bukanlah hal yang
logis. Hal yang paling mungkin adalah justru mendorong tenaga kerja beralih menjadi
entrepreneur. Dengan bertumbuhnya jumah entrepreneur dapat dipastikan tenaga kerja akan
banyak terserap, tingkat pengangguran berkurang dan akhirnya tingkat kemandirian ekonomi
suatu negara akan meningkat.

Menurut narasumber, untuk menambah jumlah entrepreneur di Indonesia sebenarnya


bukanlah hal yang mudah , ada beberapa faktor yang membuat mengapa selama ini tingkat
entrepreneur di Indonesia masih rendah salah satunya adalah sikap mental dan pola pikir
yang selama ini masih diarahkan untuk menjadi pekerja dan bukan menjadi entrepreneur.
Padahal sikap mental dan pola pikir adalah hal mendasar yang harus dimiliki seseorang untuk
menjadi seoorang entrepreneur. Kebiasaan pola pikir dan mental entrepreneur diantaranya
adalah jeli melihat peluang dan berpikir inovatif, selalu bersikap ulet dan tidak mudah putus
asa, juga berani mengambil suatu resiko.
Sikap mental dan pola pikir diatas kecil kemungkinan dimiliki seseorang sebagai
bakat alami. Menurut narasumber, bila seseorang tidak memiliki bakat wirausaha bukan
berarti peluang menjadi seorang entrepreneur menjadi sedikit. Justru, bakat yang tidak
ditemukan bisa diasah melalui berbagai pelatihan dan ikut berpraktek layaknya seorang
entrepreneur. Salah satu sikap narasumber untuk ikut menumbuhkan angka entrepreneur di
Indonsia adalah dengan membuka sekolah bisnis gratis USB ( University of Life Successful
Lifestyle Bussiness School ). Harapan beliau dengan membuka sekolah tersebut akan muncul
bibit-bibit entrepereneur yang akan bertransformasi menjadi entrepreneur baru yang memiliki
sikap mental dan pola pikir entrepreneur melalui serangkaian pelatihan di sekolah tersebut,
sehingga fondasi entrepreneurnya kuat dan akhirnya angka enrepreneur meningkat. Dengan
adanya sekolah bisnis gratis milik beliau, keterampilan menjadi seorang entrepreneur akan
dilatih dan ditumbuhkan sikap dan pola pikir entrepreneur nya bukan hanya dengan belajar
secara teori saja namun juga dilatih terjun langsung berpraktek mencari cara menemukan ide
yang inovatif, teknik mencari relasi bisnis, manajemen kegagalan, positive thinking dan
power of mind, personal development, membangun teamwork, effective public speaking,
leadership skill, financial management, strategi marketing, hingga ditantang melakukan
selling project sehingga yang akan lulus dari sekolah ini hanyalah yang telah berhasil
menemukan cara menjadi entrepreneur dan sudah memulai bisnisnya.
Mengesampingkan mengenai sekolah yang didirikan oleh narasumber, Menurut beliau
sebenarnya sikap mental dan pola pikir entrepeneur harus dilatih sejak dini dan bukan
sekedar belajar secara teori. Melatih keterampilan entrepreneur berupa sikap mental dan pola
pikir seorang entrepreneur hanya bisa dilakukan dengan langsung terjun merasakan
bagaimana jatuh bangun sebagai seorang entrepeneur. Sehingga, untuk melatih sikap tersebut
seharusnya yang diajarkan di sekolah bukanah belajar wirausaha secara teoritis saja
(membuat business plan) tapi juga take acton menantang para peserta didik terjun langsung
membuat suatu usaha walaupun dimulai dari skala yang sangat kecil. Dengan sistem

pendidikan yang memihak entrepreneur diharapkan para pelajar dan mahasiswa setelah lulus
sudah mempunyai bekal sikap mental dan pola pikir sebagai pondasi awal seorang
entrepreneur.

2.5 Jaringan Sosial dan Bisnis


Jaringan sosial dan bisnis menurut narasumber ada di urutan kedua setelah ide/kreatifitas.
Mengapa relasi/network ada di urutan kedua karena sebenarnya ide/keatifitas yang brilan
dalam berbisnis paling menentukan dalam keberlanjutan bisnis nya sendiri. Apabila, kita
memiliki ide yang brilian dalam berbisnis, relasi yang kita punya pasti akan menyetujui dan
bahkan berani berinvestasi dalam bisnis yang kita miliki. Relasi juga diperlukan untuk
memberi saran dan kritik terhadap ide atau bisnis yang sedang kita geluti.
Ada tips-tips jitu untuk menambah jumlah relasi dan mempertahankan tingkat
kepercayaan relasi terhadap seseorang, diantaranya adalah :
Selalu tersenyum dan bersikap ramah
Selalu berusaha untuk hadir secara jiwa dan raga, artinya dengan hadir jiwa dan raga
kita memberi kesan menghargai orang lain, dapat menjadi pendengar yang baik, dan

menjadi seseorang yang selalu ada untuk orang lain


Melakukan kontak mata setiap berkomunikasi, karena dengan melakukan konta mata

lawan bicara akan merasa dihargai


Menjaga kepercayaan yang orang lain berikan terhadap kita
Mengikuti dan aktif dalam suatu komunitas atau forum atau perkumpulan
2.6 Permodalan
Modal penting dalam berwirausaha yang paling pertama adalah ide/kreaifitas, relasi/network,
dan yang terakhr adalah financial capital. Narasumber dalam memulai bisnisnya malah hanya
bermodalkan satu unit komputer saja. Hal itu karena dalam merintis bisnis software house
miliknya, pada saat itu belum termasuk bisnis yang banyak digeluti oleh orang. Sehingga
bisnis softwae house milik beliau termasuk pionir di Kota Bandung. Selain itu, dengan
pengalaman bekerja parttime beliau secara tidak langsung sudah membangun relasi bisnis
dengan para client di tempat kera nya terdahulu. Sehingga, ketika beliau memutuskan untuk
membangun usaha software house sendiri, sudah banyak orang percaya terhadap kemampuan
beliau dan akhirnya bisnisnya cepat dan pesat bertumbuh ke seluruh Indonesia tanpa
membutuhkan modal yang banyak karena modal beliau dalam membangun bisnis nya
hanyalah ide dan relasi.
Modal finansial sebenarnya adalah yang paling ditakutkan oleh para calon pengusaha.
Menurut narasumber, modal finansial tidak usah terlalu difikirkan karena yang terpenting kita
harus punya ide yang bagus dulu dan punya relasi. Karena bila kita punya ide dan relasi,
ketika kita sharing dengan relasi dengan senang hati relasi mau berinvestasi. Kita tidakperlu
mencari modal finansial kesana kemari, karena bila ide kita brilian investor akan datang
dengan sendirinya. Sehingga, dapat disimpulkan dalam membangun sebuah bisnis modal

yang paling penting adalah ide/kreatfitas yang prospektf dan inovatif, selanjutnya adalah
relasi dan paling terakhir baru modal finansial.

BAB III
KESIMPULAN DAN LESSON LEARNED
3.1 Kesimpulan
3.2 Lesson Learned
Pelaran yang dapat diambil dari wawancara dengan socialpreneur Ir. Victor Asih, MBA
diantaranya adalah untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses sebenarnya tidak bisa
hanya dipelajari secara teori saja, karena dengan belajar seaa toeri sikap mental dan pola pikir
entrepeneur tidak akan tumbuh. Sehingga untuk menumbuhkan sikap mental dan pola pikir
entrepreneur seharusnya terus dlatih dngan berpraktek menjadi seorang entrepreneur .
selanjutnya, tips sukses dari narasumber dalam menjadi entrpreneur s ukses adalah selalu jeli
melhat peluang dengan berpikir inovatif tanpa kenal takut dan keraguan, karena bila kita telah
memiliki gagaan ide yang brilian dan inovatif dengan sendirinya relasi akan tertarik dengan
gagasan yang kita miliki dan bahkan investor kan datang dengan sendiriya.

BAB IV
REKOMENDASI

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
1. Interview Protocol
2. Transkrip Wawancara
Interviewers : Bagaimana riwayat bapak, sehingga bapak bisa menjadi seorang
entrepreneur ?
Bapak Victor : Saya memulai semuanya sejak masih kuliah, karena kepepet untuk
bayar kuliah. Saya sempat kerja part time tapi hasilnya tidak
mencukupi untuk membayar kuliah, hanya bisa untuk membeli buku
saja. Akhirnya saya berfikir bagaimana caranya bisa bayar kuliah, lalu
mulailah saya berwirausaha.
Karena keahlian saya di bidang IT (Information and Technology),
maka saya butuh modal berupa komputer. Awalnya saya tidak punya
modal tersebut, tetapi akhirnya bisa saya dapatkan cicilan komputer
tanpa DP (Down Payment) dari tempat saya bekerja part time itu.
Interviewers : Jenis wirausaha apa yang bapak lakukan petama kali ?
Bapak Victor : Saya usaha Software House, bikin program karena bidang saya di IT.
Interviewers :Bisa ceritakan masa kecil Bapak yang berpengaruh terhadap karir
entrepreneur ?
Bapak Victor : Saya dari kecil biasa hidup susah, orang tua saya orang yang ga punya,
jadi itu yang membentuk saya menjadi seseorang yang ulet.

Interviewers : Jadi ada keinginan menghasilkan sesuatu dari sendiri ya Pak. Lalu
mengapa bapak memilih menjadi entrepreneur daripada menjadi
karyawan ?
Bapak Victor : Ya awalnya karena itu tadi, kepepet dengan bayar kuliah. Setelah
berwirausaha itu saya kan jadi bergaul denganclient-client saya yang
notabene adalah orang-orang usaha. Biasanya yang butuh program kan
orang-orang yang punya usaha. Dari situ saya menambah wawasan,
saya sering bertukar pikiran dengan client-client saya itu. Saya lihat oh
ternyata kalo jadi entrepreneur itu walaupun usaha kecil, itu
penghasilannya lebih besar loh daripada kerja walaupun kerjanya
jabatannya jadi manajer, jadi direktur gitu lah ya. Karena ada salah
satu client saya yang sistem penggajian perusahaannya bisa saya lihat,
ternyata orang kerja walaupun penampilannya keliatan keren, oh
penghasilannya ternyata sekian, lebih kecil dibandingkan dengan orang
yang punya usaha kecil ya, walaupun karyawan tersebut memiliki
jabatan yang tinggi.
Interviewers : Oh begitu, jadi dilihat dari sisi penghasilannya ya pak ?
Bapak Victor : Iya betul, selain itu gaya hidup juga. Orang kerja kan perginya pagi
pulangnya petang, pegel-pegel, dimarahi bos. Tapi kalau orang usaha
kan bebas, bisa tidur siang dan sebagainya, wah enak gitu, jadi
kehidupannya jauh lebih enak.
Interviewers : Sebelumnya bapak pernah tidak mencoba dulu jadi karyawan/pekerja ?
Bapak Victor : Waktu saya kuliah itu saya sempat kerja part time sekitar 6 bulan
sampai jam 9 malam. Sudah hanya itu saja, tidak pernah saya jadi
karyawan lagi.
Interviewers :Jadi ketika bapak lulus, bapak langsung memilih jadi entrepreneur ?
Bapak Victor : Tidak, saya jadi entrepreneur sejak saya masih kuliah. Saya semester 3
cari kerja kurang lebih setengah tahun, setelah itu dari hasil kerja itu
saya dapet komputer, komputer itu saya gunakan di rumah untuk bikin
program. Bikin program untuk DPR, untuk toko-toko, apotik dan
sebagainya. Ternyata program saya laris, sampai akhirnya saya
kewalahan mengerjakan sendiri, saya tarik temen-temen saya yang
masih kuliah maupun yang udah lulus jadi karyawan. Order tambah
banyak, akhirnya saya buka perusahaan sebelum saya lulus.
Interviewers :Apakah sekarang usahanya masih berlanjut pak ?
Bapak Victor : Sekarang saya udah pensiun, karena waktu itu saya target sebelum usia
40 tahun saya pensiun. Tapi pensiun saya ini bukan pensiun nganggur

yah, maksudnya pensiun tapi penghasilan saya masih lebih besar lah
daripada karyawan. Jadi waktu saya bebas, saya bisa ngajar, ngurusin
sekolah gratis USB (University of life, Successful lifestyle, Business
school), saya bisa ngebina murid-murid saya, waktu saya bebas. Jadi
istilahnya saya sudah tidak terlalu mengejar-ngejar materi atau setoran.
Mengajar juga bebas, saya ngajar di mana saja. Saya juga pernah
mengisi di POLBAN, dulu suka diundang untuk jadi pembicara di
seminar, kuliah umum di ITB, UNPAD, UIN, UPI dan lain-lain lah
keliling-keliling.
Interviewers : Jadi kalau untuk saat ini usaha bapak itu apa saja ?
Bapak Victor : Sekarang kan saya udah pensiun, usaha saya udah jalan sendiri, IT
sudah jalan, tinggal terima royalti saja, menikmati hasil.
Interviewers : Apakah boleh tahu pak, royalti yang bapak dapatkan dari mana saja ?
Bapak Victor : Ada dari usaha software, dari usaha bidang kesehatan juga ada. Karena
awalnya kan saya usaha software house, dari situ saya ngembangin ke
usaha-usahayang lain.
Interviewers : Apa yang menjadi motivasi bapak selama ini dalam melakukan usaha ?
Bapak Victor :Passion. Saya dulu memang passion-nya di IT ya. Saya seneng bikin
program sejak SMA, makannya bikinnya software house, kerjanya dulu
juga jadi programmer waktu sempat bekerja itu. Saya banyak ngerjain
proyek sampai tingkat nasional. Saya sekitar 25 tahun lah bergelut di
bidang IT. Setelah itu berubah, saya belajar marketing. Jadi saya
kuliahnya mencoba ke jurusan ekonomi, terus sekarang saya senang
dengan pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia) seperti mengajar
tentang entrepreneur, membina, dan sebagainya. Kalau mengajar sih
saya passion juga.
Interviewers : Apa nasihat Bapak dalam menghadapi kegagalan usaha ?
Bapak Victor : Intinya kalau gagal itu jangan putus asa, terus coba lagi setiap kali
gagal.
Interviewers : Berarti jika menghadapi kegagalan itu bapak tidak jadi pesimis, terus
saja mencoba dan mencoba ya pak ?
Bapak Victor : Iya tidak. Saya gak pernah gagal sih sebenarnya. Jadi kalau misalkan
gagal itu terimanya bukan kegagalan, tapi saya berhasil. Berhasil
menemukan satu cara yang salah.
Interviewers : Jadi anggap saja semua itu adalah keberhasilan ya pak. Lalu, kira-kira
keterampilan apa saja yang harus dipelajari untuk menjadi seorang
entrepreneur pak ?

Bapak Victor : Entrepeneur yang paling penting bukan keterampilan, karena


keterampilan/teknis itu bisa dipelajari lewat internet dan sebagainya,
yang paling penting itu adalah sikap mental dan pola pikir, itu dulu
yang harus dibenahi. Karena pendidikan kita pola pikirnya untuk
mengarahkan menjadi seorang pekerja. Mental kitapun dibentuk untuk
menjadi seorang karyawan. Kalo kita bisa membentuk mental kita
menjadi seorang entrepreneur dan pola pikir entrepreneur, masalah
keterampilan/teknis itu gampang.
Interviewers : Pola pikir entrepreneur itu seperti apa Pak ?
Bapak Victor : Ceritanya panjang. Lihat saja di youtube ada beberapa siaran saya di
televisi tentang entrepreneur muda. Itu saya ceritain tips-tips tentang
menjadi seorang entrepreneur muda kalo ga salah.
Interviewers : Jika kita mau memulai usaha terkadang ada rasa malu untuk
menawarkan produk/jasa, bagaimana cara mengatasi itu pak ?
Bapak Victor : Mesti dilatih, itu kan mental. Kalo USB dilatih, di sini tidak hanya
mengajarkan teori tapi dilatih, langsung praktik.
Interviewers : Berarti diawali dengan pola pikir dan sikap mental dulu ya pak. Apakah
itu salah satu cara belajar menjadi wirausahawan yang berhasil ?
Bapak Victor : Bukan salah satu cara, tapi satu-satunya cara jika ingin menjadi
entrepreneur. Dasarnya disitu. Kalo selama ini yang dilakukan di
kampus memang salah. Kebanyakan hanya teknis, bikin bussines plan,
cuma ngejar target SKS aja, makannya ga jadi entrepreneur. Tapi kalo
di USB engga, pola pikir sikap mental dibenahi. Makannya program
kita sekarang dijadikan wajib. Sekarang kita udah MOU sama UPI,
ITB, UIN, UNPAS, rektornya sudah pada setuju. POLBAN sebenarnya
waktu itu juga mau, cuma ya itu kendala di birokrasinya. Kebetulan
waktu itu wakil direktur POLBANdari USB juga.
Interviewers : Apa kunci kesuksesan seorang entrepreneur menurut Bapak ?
Bapak Victor : Kuncinya satu sih ya kalo jaman sekarang. Harus inovatif sama ulet
kalo mau sukses. Itu aja.
Interviewers : Bagaimana agar kita bisa melihat peluang inovasi tersebut pak ?
Bapak Victor : Itu perlu dilatih, ga bisa diajarin. Kaya kita berenang, kita ga bisa
diajarain dengan teori, harus terjun dulu ke kolam renang sambil
dibimbing baru bisa. Makannya kalo di USB itu sistemnya mentoring,
bukan diajarin tapi dibimbing.
Interviewers : Tapi pak ada sebagian orang yang pada dasarnya pintar melihat
peluang, apa yang membedakan orang tersebut dengan orang lain ?

Bapak Victor : Sama aja kaya kita lihat ada orang yang pinter berenang, ada yang
engga. Orang yang pinter berenang itu karena sering latihan. Jadi kita
harus terlatih. Sayangnya melatih kejelian dan peluang itu engga
diajarin di sekolah. Kecuali kalo keluarganya pengusaha, biasanya itu
nular dari orang tuanya. Kalo engga masuk ke USB ini, jadi ya dilatih.
Masuk ke USB kan pertama bingung, saya bisa bisnis apa ya pak.
Nanti udah 6 bulan di sini ya bingung juga, saya mau bisnis yang mana
ya pak semuanya bagus. Pertamanya bingung kan, ga liat peluang.
Interviewers : Apa artinya relasi/network bagi bapak sebagai seorang entrepreneur ?
Bapak Victor : Modal nomer 2 dalam bisnis itu adalah relasi, nomor 1 nya adalah
ide/kreatifitas. Nomor satu ide dulu, kalo mau bisnis harus punya ide
yang bagus dulu. Kalo ga punya ide bagus jangan bisnis lah percuma.
Kalo hidup segan mati tak mau, paling bangkrut. Kalo ide bagus udah
ada, kedua relasi. Relasi yang kita kenal. Sedangkan modal uang itu
nomor sekian sebenarnya.
Interviewers : Pengaruh dari relasi itu bagaimana pak ?
Bapak Victor : Ya sangat vital. Ga ada nomor 2, bisnis ga akan jalan. Tidak punya
relasi, tidak punya ide, ga akan jalan bagus bisnisnya.
Interviewers : Bagaimana cara mengembangkan relasi/network tersebut pak ?
Bapak Victor : Nah itu harus dipelajari, harus dilatih. Kalo di USB dilatih. Ada
metodenya, itu latihannya juga sekian tahun. Ga bisa dengan teori.
Interviewers : Dilatihnya itu seperti apa pak ?
Bapak Victor : Macam-macam. Ada tehnik-tehnik untuk melatihnya, bagaimana kita
bertemu

orang,

bagaimana

bersosialisasi

dengan

orang,

dan

sebagainya. Itu harus butuh latihan, ga bisa teori.


Interviewers :Bagaimana caranya Bapak bisa mendapatkan financial capital (modal
uang) untuk berwirausaha ini ?
Bapak Victor : Saya ga pake modal. Modal saya cuma otak. Waktu itu dapat komputer
aja kan dari tempat kerjaan part time saya, yang cicilannya dengan
potong gaji. Saya ngomong sama bos saya, Saya ga punya komputer,
terus saya ga bisa kerja sampe jam 9 bisanya sampe jam 12. Bos saya
bilang, Oh ga bisa, pulangnya harus jam 9, udah kerjain aja di rumah.
Kata saya, Saya ga punya komputer di rumah. Bos saya bilang, Ya
udah beli aja. Kata saya, Saya ga punya duit. Terus bos saya bilang
lagi, ya udah nyicil aja. Saya bilang lagi, Ga punya uang buat DP.
Akhirnya bos saya bilang,ya udah kamu ambil aja komputernya, nanti
cicilannya dari potong gaji. Akhirnya saya punya komputer di rumah.

Jadi modalnya cuma ide. Saya ga minta, bos saya ngasih. Nah
komputer itu saya pakai buat modal.
Interviewers :Apa saran Bapak kepada para pemula wirausaha agar bisa menghimpun
modal usaha ?
Bapak Victor : Kalau menurut saya sih modal itu ga usah dipikirin, yang penting
nomor 1 dulu idenya punya ga ? Kalo punya ide bagus, yang kedua
punya relasi ga ? . Kalo punya ide bagus dan ada relasi, ceritain ama
relasi. Banyak yang mau investasi. Ga usah cari-cari modal, modal
datang sendiri. Bahkan orang-orang yang punya duit itu, cari-cari ide
bagus. Di mana ada ide bagus, dia mau investasi.
Interviewers : Terkadang pak ada orang yang idenya bagus, tapi tidak semua orang
percaya. Jika begitu bagaimana pak ?
Bapak Victor : Bagus itu menurut siapa dulu. Menurut yang bikin bagus, tapi orang
lain yang liat jelek. Ya ga ada yang mau investasi.
Interviewers : Lalu bagaimana cara meyakinkan para investor pak ?
Bapak Victor :Masalahnya bukan cara meyakinkan, tapi idenya itu bagus dulu apa
engga. Kalo idenya sudah bagus, tidak diyakinkanpun orang akan yakin
sendiri. Sebetulnya begitu. Kenapa orang ga yakin ? karena idenya ga
bagus.
Interviewers : Bagaimana cara cari ide yang bagus itu pak ?
Bapak Victor : Harus latihan. Tadi saya bilang, kejelian lihat peluang dan harus
latihan. Ga ada tips jitu, ga ada.
Interviewers :Jadi sebenarnya sekarang status bapak sudah pensiun ya, tinggal
menerima royalti ?
Bapak Victor : Pengangguran sebenarnya saya itu. Cari di artikel saya judulnya
Pengangguran Entrepreneur. Nah di situ benar-benar dijelaskan, saya
seperti apa kehidupannya.
Interviewers : Sebelumnya mohon maaf pak, apakah kami boleh tau omzet bapak satu
tahun berapa ?
Bapak Victor : Omzet ? saya ga pernah mikirin. Yang penting hasilnya itu cukup
untuk mendanai sekolah USB, sehingga bisa punya dua kelas, semua
kita danai, mereka yang belajar di USB ini gratis.
Interviewers : Kira-kira Pak, dalam satu tahun ada tidak mencapai 1 M ?
Bapak Victor : 1 M itu untuk pengusaha kecil.
Interviewers : Berarti bisa dibilang omzet Bapak sudah melebihi 1 M ya Pak ?
Bapak Victor: Saya engga pernah mikirin, yang penting cukup. Terlebih saya sekarang
udah pensiun, jadi saya ga pernah mikirin lagi. Yang penting semua
berjalan lancar.
Interviewers : Berarti sekarang Bapak sedang fokus di sekolah USB ini Pak ?

Bapak Victor : Iya betul, saya socialpreneur lah. Hidup itu jangan cuma mikirin duit,
di mana hidup itu harus berarti. Sekarang saya bukan menjadi
entrepreneur, tapi menciptakan banyak entrepreneur yang lebih hebat
dari saya dulu. Saya pikir, saya sudah selesai dengan diri saya. Saya
sudah berkarir sejak kuliah, membangun perusahaan, perusahaan saya
dapat penghargaan tingkat Nasional sampai ASEAN, dan saya dapat
banyak penghargaan dari menteri-menteri juga. Itu semua saya capai di
usia 30 an. Jadi saya pikir sudah cukuplah. Saya target sebelum usia 40
tahun, saya pensiun. Dan target saya tercapai, makannya saya nulis
buku 8 Langkah ajaib Menuju ke Langit. Dan sekarang hidup saya
bebas.
Interviewers : Jadi sekarang Bapak tinggal memberikan manfaat bagi banyak orang,
khusunya yang memiliki keinginan jadi entrepreneur ya pak.
Bapak Victor : Iya begitu.
3. Dokumentasi

YANG INI MAH BISI BUTUH AJA GAIS :

PROFIL Bp. Ir. Victor Asih,


MBA., M.T., Pendiri USB Sekolah
Kewirausahaan Gratis
EGIE NURSA11 NOVEMBER 2015

PROFIL Bp. Ir. Victor Asih, MBA., M.T., Pendiri USB Sekolah Kewirausahaan
Gratis

Victor Asih,Ir., MBA., MT., lahir di Cirebon 38 tahun yang lalu dalam
keluarga yang sangat sederhana, sebagai anak sulung dari tiga bersaudara.
Hidup dalam keprihatinandan berbagai keterbatasan yang dimilikinya
membuat Victor kecil menjadi anak yang pemalu, introvert dan
minder, serta tidak berani bermimpi besar. Tetapi proses perjalanan
hidupnya mengajarkan banyak hal. Sehingga impian demi impian yang
belum pernah terpikirkan atau terbayangkan sejak semasa kecil hingga remaja
dapat tercapai satu persatu. Banyak petualangan dan kisah unik
mengelilingi dunia di 5 benua dan lebih dari 30 negara yang dialami
sepanjang hidupnya. Semuanya mengajarkan satu hal,
katanya,Bermimpilah selagi masih bernafas. Hal-hal yang indah dan belum
pernahterlihat, terpikirkan, atau terbayangkan, mungkin telah disediakan
Tuhanbagimu.
Beberapa cuplikan kisah hidupnya yang unik dan penuh inspirasi
telahdiceritakan dalam buku ini dan beberapa artikel yang pernah ditulisnya
untuk beberapa majalah dan website populer. Victor memang senang
belajar dari berbagai kejadian dalam kehidupan nyata (universitas

kehidupan/university of life) yang membuatnya senang berbagi inspirasi


dan motivasi dengan orang lain.
Alumni pasca sarjana Teknik Informatika ITB, yang langganan
lulus Cum Laude ini memiliki profesi sebagai software engineer dan
konsultan teknologi informasi, sambil memimpin sebuah
perusahaan dalam bidang pengembangan perangkat lunak (software
development). Ratusan perusahaan dengan berbagai jenis usaha
bisnis telah mengakui keahlian Victor dalam menerapkan sistem
informasi untuk meningkatkan kinerja perusahaannya.
Berbagai prestasi dan aktifitas yang dilakukan Victor selama ini,
membuatnya terpilih untuk mendapatkan berbagai penghargaan tingkat
nasional dan ASEAN dari berbagai pihak dalam berbagai bidang, seperti
teknologi informasi, pendidikan,profesionalisme, kemandirian, kepribadian,
manajemen, kepemimpinan, dankontribusi terhadap masyarakat. Sampai saat
ini tercatat sudah 8 penghargaan tingkat nasional dan ASEAN yang pernah
diraih Victor. Diantaranya adalah TopProfesional dan Profesi Indonesia
Award, Adhi Karya Award, Top Executive Award,Profesi Award, Citra Mandiri
Award, The Best Executive Award, Citra PembangunanAward, dan ASEAN
The Best Executive Award.
Lulusan Cum Laude pertama dalam program studi Ilmu Komputer
Universitas Padjadjaran yang senang mengajar ini, pernah menjadi
pimpinan (setingkat rektor)sebuah perguruan tinggi komputer di Jawa
Barat. Kegiatan belajarmengajar yang merupakan kegemarannya, sampai
sekarang masih tetap dilakukan.Victor masih sempat meluangkan waktunya
untuk mengajar mahasiswa di beberapaperguruan tinggi negeri dan swasta
ternama di Bandung.
Tetapi sebenarnya,Victor menjadi pengajar tetap hanya di Sekolah
Bisnis Gratis USB, sebagai keprihatinan atas biaya kuliah di perguruan
tinggi yang semakin mahal, sedangkan tidak dapat menjamin lulusannya
mendapatkan pekerjaan atau penghasilan. Victor sangat prihatin dengan
makin tingginya tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi saat ini. Hal

ini yang memotivasi Victor untuk menggagas program USB, sekolah gratis
belajar berwirausaha yang terutama ditujukan bagi mahasiswa, alumni
perguruan tinggi,guru, dosen, ibu Rumah Tangga, dsb.
Victor, yang pernah lulus program MBA dari sebuah sekolah bisnis afiliasi
universitas negeri di IIM-Pittsburgh Amerika Serikat ini juga sering
diminta bantuannya sebagai konsultan bisnis lepas waktu
(freelance) oleh beberapa perusahaan yang baru didirikan. Perusahaan yang
pernah menggunakan jasanya sebagai konsultan bisnis diantaranya
perusahaan yang bergerak dalam bidang network marketing,retail, distribusi,
farmasi, dan lain-lain. Banyak perusahaan yang ingin mengubah sistem
pemasarannya dari sistem pemasaran konvensional ke sistempemasaran
network marketing mencari Victor. Karena memang konsultan yangkompeten
dalam bidang ini masih sangat jarang di Indonesia.
Victor juga sering dijadikan narasumber oleh berbagai media nasional,
menjadi pembicara seminar nasional dan internasional ,
pembicara talkshow di berbagai perguruan tinggi negeri/swasta
atau di radio-radio di beberapa kota di Indonesia.Materi yang kerap
dibawakan dalam bidang kewirausahaan, teknologi informasi,
pengembangansumber daya manusia, motivasi, inspirasi, dan network
marketing.
Sekarang,Victor menjadi Mentor Utama di USB Sekolah Bisnis
Gratis dan juga menjadi penulis lepas artikel motivasi dan inspirasi untuk
beberapa majalah nasional dan website di internet. Di tengah berbagai
aktifitas sehari-hari yang bejibun, Victor tetap meluangkan waktu untuk
berbagi inspirasi dan motivasi dengan orang lain.
Kini Victor tinggal di Bandung, hidup berbahagia bersama istri dan
ke dua putrinya.Kesederhanaan, menjadi salah satu filosofi dalam
menjalanikehidupannya. Hidup sederhana itu indah, katanya.

Anda mungkin juga menyukai