Disusun oleh:
NIM. 1314240
NIM. 131424008
NIM. 131424018
NIM. 131424027
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku mahasiswa dari
salah satu kelompok wawancara di kelas DIV Teknik Kimia Produksi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan jumlah penduduk hampir 25.000.000 jiwa Indonesia belum mampu
menyejahterakan penduduknya, masih terdapat banyak orang yang tidak berpenghasilan
dan tidak memiliki pekerjaan. Akhirnya banyak yang menjadi pemulung, pengemis dan
bahkan menganggur.
Tetapi banyak juga yang memilih untuk tidak menyerah pada kenyataan, beberapa
orang memilih untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya
sendiri bahkan untuk orang lain, seperti seorang pengusaha software house di Bandung
yang memilih untuk berwirausaha dibandungkan harus menjadi seorang pekerja/ buruh di
suatu perusahaan.
1.2 Tujuan Wawancara
1. Mengetahui cara memulai sebuah usaha
2. Mengetahui kiat kiat dalam menjalani sebuah usaha
3. Memperoleh Informasi dari narasumber secara langsung
4. Melatih mental dan kemampuan berbicara dengan orang yang lebih berpengalaman
5. Memenuhi tugas Kewirausahaan
1.3 Topik Wawancara
Topik kegiatan wawancara ini adalah Pengusaha Software House
1.4 Waktu dan Tempat Wawancara
Wawancara ini dilaksanakan pada:
Hari / Tanggal : Minggu, 27 Januari 2013
Pukul
: 16.30 WIB s/d selesai
Tempat
: BTC Fashion Mall, lt.2/P1, R.Azelea 1, Jl.Dr.Djunjunan
BAB II
HASIL WAWANCARA
2.1 Riwayat Entrepreneur
2.2 Keberhasilan dan Kegagalan Entrepeneur
2.3 Keterampilan Entrepeneur
2.4 Belajar/Melatih Keterampilan
Keterampilan menjadi seorang entrepreneur sebenarnya bukanlah hal utama yang harus
dimiliki seseorang. Menurut narasumber, untuk menjadi seorang entrepreneur hal terpenting
yang harus dimiliki sejak awal ialah sikap mental dan pola pikir. Namun, yang jadi ganjalan
selama ini sistem pendidikan di Indonesia masih mengarahkan peserta didik menjadi pekerja,
sehingga jiwa entrepreneur tidak tumbuh dalam diri peserta didik.
Oleh karena itu, sesuai dengan pendapat narasumber yang mengatakan bahwa sistem
pendidikan masih mengarahkan para peserta didik menjadi pekerja ikut diperkuat dengan
data dari Republika bahwa angka entrepreneur di Indonesia tahun 2016 masih 1,65% dari
total 252 juta penduduk Indonesia. Dengan jumlah tersebut, indonesia tertinggal jauh
dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand dengan 7% , 5%,
dan 3% entrepreneur dari total penduduk (Kompas, 2016).
Amerika Serikat dan Jepang mencatatkan jumlah entrepreneur diatas 10% dari total
penduduk (Kompas, 2016). Dari data tersebut, secara tersirat pendapat narasumber mengenai
masih sedikitnya angka wirausaha di Indonesia dikarenakan sistem pendidikan yang tidak
memihak ikut memengaruhi tingkat ekonomi suatu negara.
Tingkat ekonomi suatu negara dapat diukur dari berbaga macam faktor, salah satunya
tingkat pengangguran. Tingginya pengangguran menandakan ada ketidakseimbangan antara
jumlah tenaga kerja dengan usaha/industri penyerap tenaga kerja. Dengan realitas yang
seperti ini, mendorong pemerintah untuk membuka lapangan kerja baru bukanlah hal yang
logis. Hal yang paling mungkin adalah justru mendorong tenaga kerja beralih menjadi
entrepreneur. Dengan bertumbuhnya jumah entrepreneur dapat dipastikan tenaga kerja akan
banyak terserap, tingkat pengangguran berkurang dan akhirnya tingkat kemandirian ekonomi
suatu negara akan meningkat.
pendidikan yang memihak entrepreneur diharapkan para pelajar dan mahasiswa setelah lulus
sudah mempunyai bekal sikap mental dan pola pikir sebagai pondasi awal seorang
entrepreneur.
yang paling penting adalah ide/kreatfitas yang prospektf dan inovatif, selanjutnya adalah
relasi dan paling terakhir baru modal finansial.
BAB III
KESIMPULAN DAN LESSON LEARNED
3.1 Kesimpulan
3.2 Lesson Learned
Pelaran yang dapat diambil dari wawancara dengan socialpreneur Ir. Victor Asih, MBA
diantaranya adalah untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses sebenarnya tidak bisa
hanya dipelajari secara teori saja, karena dengan belajar seaa toeri sikap mental dan pola pikir
entrepeneur tidak akan tumbuh. Sehingga untuk menumbuhkan sikap mental dan pola pikir
entrepreneur seharusnya terus dlatih dngan berpraktek menjadi seorang entrepreneur .
selanjutnya, tips sukses dari narasumber dalam menjadi entrpreneur s ukses adalah selalu jeli
melhat peluang dengan berpikir inovatif tanpa kenal takut dan keraguan, karena bila kita telah
memiliki gagaan ide yang brilian dan inovatif dengan sendirinya relasi akan tertarik dengan
gagasan yang kita miliki dan bahkan investor kan datang dengan sendiriya.
BAB IV
REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Interview Protocol
2. Transkrip Wawancara
Interviewers : Bagaimana riwayat bapak, sehingga bapak bisa menjadi seorang
entrepreneur ?
Bapak Victor : Saya memulai semuanya sejak masih kuliah, karena kepepet untuk
bayar kuliah. Saya sempat kerja part time tapi hasilnya tidak
mencukupi untuk membayar kuliah, hanya bisa untuk membeli buku
saja. Akhirnya saya berfikir bagaimana caranya bisa bayar kuliah, lalu
mulailah saya berwirausaha.
Karena keahlian saya di bidang IT (Information and Technology),
maka saya butuh modal berupa komputer. Awalnya saya tidak punya
modal tersebut, tetapi akhirnya bisa saya dapatkan cicilan komputer
tanpa DP (Down Payment) dari tempat saya bekerja part time itu.
Interviewers : Jenis wirausaha apa yang bapak lakukan petama kali ?
Bapak Victor : Saya usaha Software House, bikin program karena bidang saya di IT.
Interviewers :Bisa ceritakan masa kecil Bapak yang berpengaruh terhadap karir
entrepreneur ?
Bapak Victor : Saya dari kecil biasa hidup susah, orang tua saya orang yang ga punya,
jadi itu yang membentuk saya menjadi seseorang yang ulet.
Interviewers : Jadi ada keinginan menghasilkan sesuatu dari sendiri ya Pak. Lalu
mengapa bapak memilih menjadi entrepreneur daripada menjadi
karyawan ?
Bapak Victor : Ya awalnya karena itu tadi, kepepet dengan bayar kuliah. Setelah
berwirausaha itu saya kan jadi bergaul denganclient-client saya yang
notabene adalah orang-orang usaha. Biasanya yang butuh program kan
orang-orang yang punya usaha. Dari situ saya menambah wawasan,
saya sering bertukar pikiran dengan client-client saya itu. Saya lihat oh
ternyata kalo jadi entrepreneur itu walaupun usaha kecil, itu
penghasilannya lebih besar loh daripada kerja walaupun kerjanya
jabatannya jadi manajer, jadi direktur gitu lah ya. Karena ada salah
satu client saya yang sistem penggajian perusahaannya bisa saya lihat,
ternyata orang kerja walaupun penampilannya keliatan keren, oh
penghasilannya ternyata sekian, lebih kecil dibandingkan dengan orang
yang punya usaha kecil ya, walaupun karyawan tersebut memiliki
jabatan yang tinggi.
Interviewers : Oh begitu, jadi dilihat dari sisi penghasilannya ya pak ?
Bapak Victor : Iya betul, selain itu gaya hidup juga. Orang kerja kan perginya pagi
pulangnya petang, pegel-pegel, dimarahi bos. Tapi kalau orang usaha
kan bebas, bisa tidur siang dan sebagainya, wah enak gitu, jadi
kehidupannya jauh lebih enak.
Interviewers : Sebelumnya bapak pernah tidak mencoba dulu jadi karyawan/pekerja ?
Bapak Victor : Waktu saya kuliah itu saya sempat kerja part time sekitar 6 bulan
sampai jam 9 malam. Sudah hanya itu saja, tidak pernah saya jadi
karyawan lagi.
Interviewers :Jadi ketika bapak lulus, bapak langsung memilih jadi entrepreneur ?
Bapak Victor : Tidak, saya jadi entrepreneur sejak saya masih kuliah. Saya semester 3
cari kerja kurang lebih setengah tahun, setelah itu dari hasil kerja itu
saya dapet komputer, komputer itu saya gunakan di rumah untuk bikin
program. Bikin program untuk DPR, untuk toko-toko, apotik dan
sebagainya. Ternyata program saya laris, sampai akhirnya saya
kewalahan mengerjakan sendiri, saya tarik temen-temen saya yang
masih kuliah maupun yang udah lulus jadi karyawan. Order tambah
banyak, akhirnya saya buka perusahaan sebelum saya lulus.
Interviewers :Apakah sekarang usahanya masih berlanjut pak ?
Bapak Victor : Sekarang saya udah pensiun, karena waktu itu saya target sebelum usia
40 tahun saya pensiun. Tapi pensiun saya ini bukan pensiun nganggur
yah, maksudnya pensiun tapi penghasilan saya masih lebih besar lah
daripada karyawan. Jadi waktu saya bebas, saya bisa ngajar, ngurusin
sekolah gratis USB (University of life, Successful lifestyle, Business
school), saya bisa ngebina murid-murid saya, waktu saya bebas. Jadi
istilahnya saya sudah tidak terlalu mengejar-ngejar materi atau setoran.
Mengajar juga bebas, saya ngajar di mana saja. Saya juga pernah
mengisi di POLBAN, dulu suka diundang untuk jadi pembicara di
seminar, kuliah umum di ITB, UNPAD, UIN, UPI dan lain-lain lah
keliling-keliling.
Interviewers : Jadi kalau untuk saat ini usaha bapak itu apa saja ?
Bapak Victor : Sekarang kan saya udah pensiun, usaha saya udah jalan sendiri, IT
sudah jalan, tinggal terima royalti saja, menikmati hasil.
Interviewers : Apakah boleh tahu pak, royalti yang bapak dapatkan dari mana saja ?
Bapak Victor : Ada dari usaha software, dari usaha bidang kesehatan juga ada. Karena
awalnya kan saya usaha software house, dari situ saya ngembangin ke
usaha-usahayang lain.
Interviewers : Apa yang menjadi motivasi bapak selama ini dalam melakukan usaha ?
Bapak Victor :Passion. Saya dulu memang passion-nya di IT ya. Saya seneng bikin
program sejak SMA, makannya bikinnya software house, kerjanya dulu
juga jadi programmer waktu sempat bekerja itu. Saya banyak ngerjain
proyek sampai tingkat nasional. Saya sekitar 25 tahun lah bergelut di
bidang IT. Setelah itu berubah, saya belajar marketing. Jadi saya
kuliahnya mencoba ke jurusan ekonomi, terus sekarang saya senang
dengan pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia) seperti mengajar
tentang entrepreneur, membina, dan sebagainya. Kalau mengajar sih
saya passion juga.
Interviewers : Apa nasihat Bapak dalam menghadapi kegagalan usaha ?
Bapak Victor : Intinya kalau gagal itu jangan putus asa, terus coba lagi setiap kali
gagal.
Interviewers : Berarti jika menghadapi kegagalan itu bapak tidak jadi pesimis, terus
saja mencoba dan mencoba ya pak ?
Bapak Victor : Iya tidak. Saya gak pernah gagal sih sebenarnya. Jadi kalau misalkan
gagal itu terimanya bukan kegagalan, tapi saya berhasil. Berhasil
menemukan satu cara yang salah.
Interviewers : Jadi anggap saja semua itu adalah keberhasilan ya pak. Lalu, kira-kira
keterampilan apa saja yang harus dipelajari untuk menjadi seorang
entrepreneur pak ?
Bapak Victor : Sama aja kaya kita lihat ada orang yang pinter berenang, ada yang
engga. Orang yang pinter berenang itu karena sering latihan. Jadi kita
harus terlatih. Sayangnya melatih kejelian dan peluang itu engga
diajarin di sekolah. Kecuali kalo keluarganya pengusaha, biasanya itu
nular dari orang tuanya. Kalo engga masuk ke USB ini, jadi ya dilatih.
Masuk ke USB kan pertama bingung, saya bisa bisnis apa ya pak.
Nanti udah 6 bulan di sini ya bingung juga, saya mau bisnis yang mana
ya pak semuanya bagus. Pertamanya bingung kan, ga liat peluang.
Interviewers : Apa artinya relasi/network bagi bapak sebagai seorang entrepreneur ?
Bapak Victor : Modal nomer 2 dalam bisnis itu adalah relasi, nomor 1 nya adalah
ide/kreatifitas. Nomor satu ide dulu, kalo mau bisnis harus punya ide
yang bagus dulu. Kalo ga punya ide bagus jangan bisnis lah percuma.
Kalo hidup segan mati tak mau, paling bangkrut. Kalo ide bagus udah
ada, kedua relasi. Relasi yang kita kenal. Sedangkan modal uang itu
nomor sekian sebenarnya.
Interviewers : Pengaruh dari relasi itu bagaimana pak ?
Bapak Victor : Ya sangat vital. Ga ada nomor 2, bisnis ga akan jalan. Tidak punya
relasi, tidak punya ide, ga akan jalan bagus bisnisnya.
Interviewers : Bagaimana cara mengembangkan relasi/network tersebut pak ?
Bapak Victor : Nah itu harus dipelajari, harus dilatih. Kalo di USB dilatih. Ada
metodenya, itu latihannya juga sekian tahun. Ga bisa dengan teori.
Interviewers : Dilatihnya itu seperti apa pak ?
Bapak Victor : Macam-macam. Ada tehnik-tehnik untuk melatihnya, bagaimana kita
bertemu
orang,
bagaimana
bersosialisasi
dengan
orang,
dan
Jadi modalnya cuma ide. Saya ga minta, bos saya ngasih. Nah
komputer itu saya pakai buat modal.
Interviewers :Apa saran Bapak kepada para pemula wirausaha agar bisa menghimpun
modal usaha ?
Bapak Victor : Kalau menurut saya sih modal itu ga usah dipikirin, yang penting
nomor 1 dulu idenya punya ga ? Kalo punya ide bagus, yang kedua
punya relasi ga ? . Kalo punya ide bagus dan ada relasi, ceritain ama
relasi. Banyak yang mau investasi. Ga usah cari-cari modal, modal
datang sendiri. Bahkan orang-orang yang punya duit itu, cari-cari ide
bagus. Di mana ada ide bagus, dia mau investasi.
Interviewers : Terkadang pak ada orang yang idenya bagus, tapi tidak semua orang
percaya. Jika begitu bagaimana pak ?
Bapak Victor : Bagus itu menurut siapa dulu. Menurut yang bikin bagus, tapi orang
lain yang liat jelek. Ya ga ada yang mau investasi.
Interviewers : Lalu bagaimana cara meyakinkan para investor pak ?
Bapak Victor :Masalahnya bukan cara meyakinkan, tapi idenya itu bagus dulu apa
engga. Kalo idenya sudah bagus, tidak diyakinkanpun orang akan yakin
sendiri. Sebetulnya begitu. Kenapa orang ga yakin ? karena idenya ga
bagus.
Interviewers : Bagaimana cara cari ide yang bagus itu pak ?
Bapak Victor : Harus latihan. Tadi saya bilang, kejelian lihat peluang dan harus
latihan. Ga ada tips jitu, ga ada.
Interviewers :Jadi sebenarnya sekarang status bapak sudah pensiun ya, tinggal
menerima royalti ?
Bapak Victor : Pengangguran sebenarnya saya itu. Cari di artikel saya judulnya
Pengangguran Entrepreneur. Nah di situ benar-benar dijelaskan, saya
seperti apa kehidupannya.
Interviewers : Sebelumnya mohon maaf pak, apakah kami boleh tau omzet bapak satu
tahun berapa ?
Bapak Victor : Omzet ? saya ga pernah mikirin. Yang penting hasilnya itu cukup
untuk mendanai sekolah USB, sehingga bisa punya dua kelas, semua
kita danai, mereka yang belajar di USB ini gratis.
Interviewers : Kira-kira Pak, dalam satu tahun ada tidak mencapai 1 M ?
Bapak Victor : 1 M itu untuk pengusaha kecil.
Interviewers : Berarti bisa dibilang omzet Bapak sudah melebihi 1 M ya Pak ?
Bapak Victor: Saya engga pernah mikirin, yang penting cukup. Terlebih saya sekarang
udah pensiun, jadi saya ga pernah mikirin lagi. Yang penting semua
berjalan lancar.
Interviewers : Berarti sekarang Bapak sedang fokus di sekolah USB ini Pak ?
Bapak Victor : Iya betul, saya socialpreneur lah. Hidup itu jangan cuma mikirin duit,
di mana hidup itu harus berarti. Sekarang saya bukan menjadi
entrepreneur, tapi menciptakan banyak entrepreneur yang lebih hebat
dari saya dulu. Saya pikir, saya sudah selesai dengan diri saya. Saya
sudah berkarir sejak kuliah, membangun perusahaan, perusahaan saya
dapat penghargaan tingkat Nasional sampai ASEAN, dan saya dapat
banyak penghargaan dari menteri-menteri juga. Itu semua saya capai di
usia 30 an. Jadi saya pikir sudah cukuplah. Saya target sebelum usia 40
tahun, saya pensiun. Dan target saya tercapai, makannya saya nulis
buku 8 Langkah ajaib Menuju ke Langit. Dan sekarang hidup saya
bebas.
Interviewers : Jadi sekarang Bapak tinggal memberikan manfaat bagi banyak orang,
khusunya yang memiliki keinginan jadi entrepreneur ya pak.
Bapak Victor : Iya begitu.
3. Dokumentasi
PROFIL Bp. Ir. Victor Asih, MBA., M.T., Pendiri USB Sekolah Kewirausahaan
Gratis
Victor Asih,Ir., MBA., MT., lahir di Cirebon 38 tahun yang lalu dalam
keluarga yang sangat sederhana, sebagai anak sulung dari tiga bersaudara.
Hidup dalam keprihatinandan berbagai keterbatasan yang dimilikinya
membuat Victor kecil menjadi anak yang pemalu, introvert dan
minder, serta tidak berani bermimpi besar. Tetapi proses perjalanan
hidupnya mengajarkan banyak hal. Sehingga impian demi impian yang
belum pernah terpikirkan atau terbayangkan sejak semasa kecil hingga remaja
dapat tercapai satu persatu. Banyak petualangan dan kisah unik
mengelilingi dunia di 5 benua dan lebih dari 30 negara yang dialami
sepanjang hidupnya. Semuanya mengajarkan satu hal,
katanya,Bermimpilah selagi masih bernafas. Hal-hal yang indah dan belum
pernahterlihat, terpikirkan, atau terbayangkan, mungkin telah disediakan
Tuhanbagimu.
Beberapa cuplikan kisah hidupnya yang unik dan penuh inspirasi
telahdiceritakan dalam buku ini dan beberapa artikel yang pernah ditulisnya
untuk beberapa majalah dan website populer. Victor memang senang
belajar dari berbagai kejadian dalam kehidupan nyata (universitas
ini yang memotivasi Victor untuk menggagas program USB, sekolah gratis
belajar berwirausaha yang terutama ditujukan bagi mahasiswa, alumni
perguruan tinggi,guru, dosen, ibu Rumah Tangga, dsb.
Victor, yang pernah lulus program MBA dari sebuah sekolah bisnis afiliasi
universitas negeri di IIM-Pittsburgh Amerika Serikat ini juga sering
diminta bantuannya sebagai konsultan bisnis lepas waktu
(freelance) oleh beberapa perusahaan yang baru didirikan. Perusahaan yang
pernah menggunakan jasanya sebagai konsultan bisnis diantaranya
perusahaan yang bergerak dalam bidang network marketing,retail, distribusi,
farmasi, dan lain-lain. Banyak perusahaan yang ingin mengubah sistem
pemasarannya dari sistem pemasaran konvensional ke sistempemasaran
network marketing mencari Victor. Karena memang konsultan yangkompeten
dalam bidang ini masih sangat jarang di Indonesia.
Victor juga sering dijadikan narasumber oleh berbagai media nasional,
menjadi pembicara seminar nasional dan internasional ,
pembicara talkshow di berbagai perguruan tinggi negeri/swasta
atau di radio-radio di beberapa kota di Indonesia.Materi yang kerap
dibawakan dalam bidang kewirausahaan, teknologi informasi,
pengembangansumber daya manusia, motivasi, inspirasi, dan network
marketing.
Sekarang,Victor menjadi Mentor Utama di USB Sekolah Bisnis
Gratis dan juga menjadi penulis lepas artikel motivasi dan inspirasi untuk
beberapa majalah nasional dan website di internet. Di tengah berbagai
aktifitas sehari-hari yang bejibun, Victor tetap meluangkan waktu untuk
berbagi inspirasi dan motivasi dengan orang lain.
Kini Victor tinggal di Bandung, hidup berbahagia bersama istri dan
ke dua putrinya.Kesederhanaan, menjadi salah satu filosofi dalam
menjalanikehidupannya. Hidup sederhana itu indah, katanya.