Disusun oleh
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah,
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Interview Kewirausahaan. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Musyafak, S.T., M.Eng. selaku dosen mata
kuliah Kewirausahaan yang telah membimbing dan mengajar kami hingga laporan Interview
Project ini dapat terselesaikan, dan kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan laporan ini.
Laporan interview ini berisi tentang hasil wawancara kami dengan seorang
pengusaha “Kampoeng Roti” yang memiliki 5 cabang yang tersebar di Bandung, Cimahi
dan Lembang. Kami menanyakan beberapa pertanyaan kepada beliau mengenai
pengalamannya di dunia bisnis.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Laporan Interview ini.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Interview Project ini dapat memberikan
manfaat dan dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Terima kasih.
Penyusun
i
RINGKASAN
Sumber data dalam penelitian ini adalah Bapak Syauqi selaku pemilik dari
Kampoeng Roti. Teknik pengumpulan data adalah studi dokumenter dan wawancara.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap narasumber ditemukan beberapa hal yang berkenan
dengan unsur unsur menjadi seorang entrepreneur yang berhasil.
Dari hasil wawancara, diketahui bahwa pemilik Kampoeng Roti yakni Bapak Syauqi
merupakan salah seorang entrepreneur yang sukses. Omzet yang didapat dari usaha
Kampoeng Roti dalam satu tahun bisa melebihi Rp 1 miliar atau lebih tepatnya bisa
mencapai 9 miliar per tahunnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
RINGKASAN........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II HASIL WAWANCARA ......................................................................................... 3
2.1 Riwayat Entrepreneur, Keberhasilan, dan Kegagalan Entrepreneur yang Dialami
Narasumber ........................................................................................................................ 3
2.2 Kapan Narasumber Mulai Belajar Menjadi Entrepreneur? .................................... 3
2.3 Keterampilan Yang Harus Dimiliki Entrepreneur .................................................. 3
2.4 Bagaimana Cara Narasumber Melatih Keterampilan ............................................. 4
2.5 Bagaimana Cara Narasumber Membangun Jaringan Sosial Dan Bisnis ................ 4
2.6 Bagaimana Cara Narasumber Mendapatkan Permodalan ...................................... 4
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 5
3.1 Simpulan ................................................................................................................. 5
3.2 Saran ....................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... iii
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................... iv
1. Interview Protocol ......................................................................................................... iv
2. Transkip Wawancara ...................................................................................................... v
3. Foto Foto ........................................................................................................................ x
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini, tingkat pengangguran di Indonesia terbilang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari data Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa angka pengangguran mencapai 6,8
juta orang. Mereka adalah penduduk yang tidak pernah sekolah hingga yang berpendidikan
perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang tersedia. Kesenjangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja
tersebut menimbulkan kemiskinan. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk mengatasi
pengangguran. Solusi tenaga kerja dapat hidup sejahtera tanpa menggantungkan dirinya
menjadi pegawai atau karyawan adalah dengan memberikan arahan pada mereka agar bisa
menjadi pengusaha mikro. Hasilnya adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Dalam menjadi seorang pengusaha atau yang sering disebut dengan istilah entrepreneur,
diperlukan bekal keterampilan berwirausaha yang cukup. Entrepreneur sendiri adalah orang
yang berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa
berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi
rasa takut atau cemas dalam kondisi yang tidak pasti (Darwanto, 2012:13).
Hadirnya pengusaha baru yang kreatif dan inovatif bisa meningkatkan perekonomian
hingga berkali-kali lipat. Contohnnya adalah negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Di
negara tersebut setiap saat tumbuh wirausahawan baru, lapangan pekerjaan baru pun ikut
muncul. Lulusan sekolah bisnis, seperti MIT dan Harvard, yang memiliki mata kuliah
kewirausahaan, membuat mahasiswanya tidak segan melakukan praktik wirausaha. Wirausaha
sendiri didefinisikan sebagai kegiatan, aktivitas, tindakan, atau usaha untuk menyelesaikan
suatu tugas. Di sisi lain, wirausaha menurut Kuratko dan Hodgets (1996) pada Frinces
(2010:41) adalah seseorang yang melakukan tugas untuk mengorganisir, mengelola, dan
menerima risiko-risiko bisnis.
Hal ini juga perlu untuk kita contoh. Sebagai generasi muda yang mengenyam pendidikan
bisnis, kegiatan wirausaha perlu kita praktikan sejak dini. Untuk mendapatkan ilmu sebagai
bekal berwirausaha, kami melakukan wawancara dengan salah seorang entrepreneur. Kami
mewawancarai salah seorang pebisnis yang bergerak di bidang usaha kuliner bakeri. Beliau
merupakan pemilik Toko Roti yang bernama “Kampoeng Roti” yang berada di kota Bandung
1
Kampoeng merupakan toko Roti yang didirikan pada tahun 2013 dan sampai saat ini
memiliki enam yang tersebar di Bandung, Cimahi serta Lembang, denga 6-10 orang pegawai
disetiap cabangnya. Omzetnya pun terbilang besar dalam satu tahun. Rata-rata dalam sehari
setiap cabang dapat menjual 100-500 bauh roti dengan rentang harga Rp 4.500,- s.d Rp
160.000,- per rotinya. Bila dikalkulasikan dengan cabang lainnya dan dikali 360 hari, omzetnya
bisa mencapai Rp 9.000.000.000,- dalam satu tahun. Maka dari itu, kami memilih pemilik
Kampoeng Roti ini sebagai narasumber kami pada interview project ini. Narasumber kami
bernama Syauqi.
1.3 Tujuan
2
BAB II
HASIL WAWANCARA
2.1 Riwayat Entrepreneur, Keberhasilan, dan Kegagalan Entrepreneur yang
Dialami Narasumber
Pak Syauqi memulai belajar menjadi seorang enterpreneur dari kecil. Sejak
sekolah dasar beliau sudah mulai berjualan di sekolahnya bahkan di pinggir jalan
menjadi pedagang kaki lima. Beliau berjualan pisang rebus dan permen-permen yang
dibuat dari gula-gula. Hal tersebut membuat “sense” berjualan beliau sudah terbentuk
dari sejak kecil.
3
2.4 Bagaimana Cara Narasumber Melatih Keterampilan
Bapak Syauqi memulai dengan mengasah kemampuan berhitung beliau di
bidang analisa. pasar, sejalan dengan profesinya yang terdahulu. Di bidang yang beliau
jalani saat ini, usaha kuliner khususnya bakery yang dijalani beliau, beliau lakoni
sebagai hobinya selama melakukan perjalanan bisnisnya, menurut beliau, menjadikan
usaha sebagai hobi merupakan hal yang harus dilakukan sebagai salah satu bentuk
usaha untuk mendalami usaha yang dilakoninya, sehingga beliau bisa mengetahui
seluruh proses usahanya dan bisa menyimpulkan dan menjadikan proses ini sebagai
analisa.pasarnya Hal ini juga penting karena beliau harus memahami seluk beluk
bidang usaha yang beliau jalani dan untuk menjawab pertanyaan kritis yang beliau
terima saat mendapat kritikan.
4
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Saran yang diberikan bagi mahasiswa calon wirausahawan, yang pertama harus
dilakukan adalah adanya kongsi atau usaha kelompok untuk menghindari pemikiran
subjektif dan naif. Adanya kongsi menjadikan pemikiran kita menjadi lebih baik dan
menghilangkan celah yang ada. Yang kedua, adalah meluaskan pandangan dalam hal
modal. Contoh yang dapat diambil adalah adanya tukang roti dengan barang dagangan
yang dijual seharga 800 perak, tukang dangan itu mengambil dari pabrik dengan harga
600 perak, berpenampilan kusut dsb. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah
tukang dagang tersebut dengan penampilan kusutnya dalam sebulan bisa saja
mendapatkan 10 juta lebih, dibandingkan dengan pekerja yang berpenampilan rapih
dengan keharusan menggunakan hanya menghasilkan 3.5 s/d 5 juta perbulan. Mulailah
dari apa yang bisa kalian jangkau, jangan terburu buru agar dapat mendapatkan sens-
nya.
5
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Interview Protocol
iv
2. Transkip Wawancara
v
5. Apa nasihat Bapak/Ibu dalam menghadapi kegagalan usaha?
Banyaknya motivasi motivasi yang muncul di banyak teks maupun media lainnya,
membuat motivasi atau nasihat-nasihat itu terlihat hanya sebagai kata-kata Mutiara saja
(terlalu sering disampaikan). Kalau seandainya usaha itu akan memberikan hasil selalu
seperti yang ada dikepala kita maka semua orang akan menjadi usaha, ketika berbicara
realitas bahawa banyak sekali usaha yang tidak berhasil, usaha yang sudah berhasil saja
yang udah gurita pun terkadang tutup seperti matahari, Ramayana, seven eleven, nah
kan jadi, kalau usaha itu akan memberi hasil yang akan anda kalkulasikan maka semua
orang akan menjadi usahawan, jadi kata kunci nya pertama anda yakin dulu, bener gak
saya ini mau jadi usahawan atau tidak, yakin diri itu turunannya banyak, kita harus
totalitas secara emosioanal secara fisik apapun usahanya, ketika kita yakin kita akan
menjadi usahawan jangan terlalu dramatis sering sering bermain dengan kalkulator,
sekian kali sekian jadi berapa kalau segini berapa, jadi apa yang harus dilakukan. yang
harus dilakukan itu nikmati prosesnya ketika menikmati proses kerja daripada bisnis
yang anda geluti, di sana itu sudah menyatu antara bisnis dan hobi, kalau sudah menyatu
maka kalkulator itu akan ketinggalan. Banyak sekali indicator proses. Kalau di makanan
proses pengaturan karyawan dll kalau itu hobi, maka turunannya apa kekurangan pada
bisnis anda, akan terlihat ketika anda sudah melihat maka muncul standar kesempurnaan
menurut anda, kalau makanan misal bagaimana proses produksi, bahan baku, panyajian,
pelayanan, standard harga, kebersihan promosi, kalau diri kita hadir ditengah tengah itu
dalam bentuk hobi maka kita enjoy dalam bisnis, apabila kita hadir sebgai business
maka perlu kita cari rekan yang punya hobi yang bisa menjalankan, artinya wakil hobi
ada disana kita beri kepercayaan.
vi
karyawan terus, jadi kita tidak mutlak menguasai keterampilan teknisnya jadi kita harus
menguasai Analisa pasar. Kalau di dunia makanan seperti saya, harus di hobikan di
dalam perjalannanya ketika ditanya bapak ngeri ini itu, saya ngerti dalam usah saya,
ketika anda dikritik maka anda akan bisa menjawab dengan perjalan yang dilalui.
vii
relasi itu adalah salah satu stake holder (pemangku kepentingan)
10. Bagaimana caranya mengembangkan relasi/network tersebut?
Berbicaran tentang mengembangkan relasi itu sebenarnya itu berbiacara tentang
teknik promosi, ada yang satu jalur atau multi jalur , nah sekrang ini promsi itu multi
jalur anda tidak bisa berharap pada satu jalur, yang artinya Teknik promosi itu akan
melahirkan kembalinya pembeli tradisional yang tertidur yang kemudain datangnya
pembeli baru yang akhirnya menjadi akumulasi total jumlah pelanggan walaupun kita
tidak hitung, maka dalam total tersebut dapat dihitung persentase kapan mereka
membelinya atau tren kapan mereka beli.
12. Apa saran Bapak/Ibu untuk mahasiswa sebagai calon wirausaha muda?
Yang pertama itu saya sarankan berkumpul artinya berkongsi atau bikin usaha
kelompok karena, hasil berpikir sendri itu banyak subjektif dan naif tapi ketika kita
berkumpul buti butir itu cenderung lebih bagus, nah jadi apa yang ini saya tidak melihat
celah lain, yang kedua itu adalah tentu bermodal, luasakan pandang maksudnya gini
Saya ter-ilhami oleh tukang roti lewat nitip roti di warung sana , kemudian di titip, saya
panggil dia kemudain saya tanya kamu taro harga berapa, 800 perak pak kamu beli
dipabrik berapa? 600 perak pak, kalian bisa bayangin gak dia penampilannya kayak
viii
gimana? Lusuh berdebu dll, tapi jangan salah lo, boleh jadi penghasilan dia lebih besar
daripada kalian kalian yang gaji 3.5 smp 5 juta per bulan yang dipaksa pake jas dan
pentopel, saya tanya dia, dia bisa jual 2000 roti sehari ke warung-warung, itu artinya dia
bisa dapet 400rb/ hari dari laba 200 peraknya, sebulan udah 10juta lebih, menurut kalian
dia punya kuliah gak? Nah itu yang saaya maksud luaskan pandangan. Kemudian
mulaiah dari yang kalian bisa jangkau dahulu jangan buru buru supaya kalian dapet
sensenya, contoh kalian bisa bikin kcang goreng modal Cuma kacang, lilin plastic sama
minyak buat goreng, kalian bisa titip diwarung -warung mereka tidak akan menolak
kecuali kalian bilang gini ke ownernya bu/pak saya punya kacang goreng sebungkusnya
500perak saya ada 10 bungkus jadi 5rb ibu boleh coba beli punya saya, gue yakin sampe
kiamat pun sebungkus ga ada yang kejual kalau gitu caranya, tapi kalau kalian titip
mereka gak bakalan nolak, kalau misal mereka nolakpun dasarnya apa ? soalnya mereka
kan gak beli produk kita yaa kecuali ada hal hal lain diluar itu.
ix
3. Foto Foto
x
xi