Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ i


DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………...........1-2
BAB I ( PENDAHULUAN ) ....................................................................................................................... 3
1.1.LATAR BELAKANG ............................................................................................................................ 3
1.2.RUMUS MASALAH ............................................................................................................................ 3
1.3.TUJUAN PENULIS .............................................................................................................................3

A. BAHAN BAKU………………………………………………………………………………………………………………………………4-5

BAB II ( PEMBAHASAN )..................................................................................................................5

A. PROSES DARI BAHAN BAKU MENJADI PRODUK ............................................................................... 6

1. PELEBURAN......................................................................................................................................6-7

2. PEMBUATAN BENTUK ATAU PENCETAKAN……………………………………………………………………………...7-10

3. PENYANGAIAN ATAU SEPUH LINDAP………………………………………………………………………………………….11


4. PENYELESAIAN .................................................................................................................................11

5. PENGEPAKAN DAN PEMASARAN…………………………………………………………………………………………………11


BAB III (DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF)…………………………………………………………………………………….12

A. DAMPAK POSITIF .............................................................................................................................12

B. DAMPAK NEGATIF............................................................................................................................12

BAB IV (LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBUAT KACA)……….……………………………………………………..12

1. PENYIAPAN PASIR KUARSA……………………………………………………………….………………………………………….12

2. PENAMBAHAN NATRIUM KARBONAT DAN KALSIUM OKSIDA…………….………………………………………..12

3. PENAMBAHAN BAHAN-BAHAN KIMIA TERTENTU………………………………………………………………………..12

4. PENAMBAHAN BAHAN KIMIA PEMBERI WARNA………………………………………………………………………….13

5. PERSIAPAN PROSES PEMBUATAN.....................................................................................................13

6. PEMASAKAN BAHAN MENJADI CAIRAN............................................................................................13

7. PENYERAGAMAN CAIRAN KACA DAN GELEMBUNG.........................................................................13

8. PENCETAKAN CAIRAN KACA.............................................................................................................13

9. PENDINGIN KACA..............................................................................................................................13

10. PEMBERSIHAN KACA.......................................................................................................................14

KACA Page 1
BAB V (MENGENAL JENIS-JENIS KACA DAN PENGGUNAANNYA)………………………………………………..14

1. KACA BENING…………………………………………………………………………………………………………………………….14

2. KACA WARNA…………………………………………………………………………………………………………………………….15

3. KACA ES……………………………………………………………………………………………………………………………………..16

4. KACA REFLEKTIF…………………………………………………………………………………………………………………………17

5. KACA TEMPERED……………………………………………………………………………………………………………………….18

6. KACA LAMINATED…………………………………………………………………………………………………………………….19

7. KACA SUNERGY………………………………………………………………………………………………………………………..20

8. KACA REFLECTVE ATAU STOPSOL……………………………………………………………………………………………..21

9. KACA DOUBLE GLASSING…………………………………………………………………………………………………………21

10. KACA LAMINATED…………………………………………………………………………………………………………….……22

11. KACA TEMPERED……………………………………………………………………………………………………………………22

12. KACA RAYBAN……………………………………………………………………………………………………………………….23

BAB VI (PENUTUP)………………………………………………………………………………………………………………….24

1. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………………….24

2. SARAN……………………………………………………………………………………………………………………………………24

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………25

KACA Page 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


KACA

Kaca alami ternyata sudah terbentuk bersama dengan lahirnya bumi. Dia merupakan hasil lelehan
batu yang kemudian mengeras dengan tekanan tinggi. Manusia yang hidup di zaman batu, dipercaya
sudah punya alat potong dari obsidian (batu kaca alami yang juga disebut sebagai hyalopsite).

Berdasar sejarawan Romawi kuno, Pliny (23-79 sebelum masehi), para pedagang Phoenic sudah
menemukan kaca di wilayah yang sekarang disebut Suriah pada 5.000 tahun sebelum masehi. Pliny
mengungkapkan bahwa saat istirahat, para pedagang ini membakar makanan dalam wadah yang
sebenarnya terbuat dari kaca.

Kemudian sekitar 3500 tahun sebelum masehi, manusia mulai membuat kerajinan tangan dari kaca
yang tidak transparan. Kerajinan tangan ini bisa ditemukan di Mesir dan Mesopotamia Timur. Saat
itu, material kaca banyak digunakan untuk membuat poci, tempat bunga, dan wadah sejenis.

Beling pecahan vas bunga yang terbuat dari kaca paling tua ditemukan di Mesopotamia. Beling ini
diperkirakan berasal dari abad ke-16 sebelum masehi, atau 1.600 tahun sebelum masehi. Namun
bukti lain menunjukkan, kaca juga dikembangkan di Yunani, Cina, dan Tyrol utara.

Situs Glassonline mengungkapkan bahwa penggalian para arkeolog di Torcello, dekat Venesia, Italia
juga menemukan material terbuat dari kaca yang dibuat di abad ke-7 hingga awal abad ke-8 masehi.
Temuan ini dipercaya sebagai tanda berlangsungnya perkembangan teknik pembuatan kaca di
Eropa.

1.2. RUMUS MASALAH


Untuk banyak contoh kasus, kaca dapat mendukung unsur venustas (keindahan) bangunan, yaitu
ornament-ornamen kaca (cermin pada interior, kaca warna mosaic, dll)
1.3. TUJUAN PENULIS
Tujuan penulisan ini adalah meninjau sifat-sifat kaca sebagai material bangunan, yang menunjang
system bangunan. Kajian ini juga dapat dijadikan acuan bagi arsitek dalam mengembangkan
rancangan bangunannya dengan mengunakan kaca sebagai elemen strukturnya.

KACA Page 3
A. BAHAN BAKU
Walupun terdapat ribuan macam formulasi kaca yang di kembangkan dalam 30 tahun terakhir
namum perlu di catat bahwa pasir kaca, gamping, silika, dan soda masih merupakan bahan baku dari
90 persen dari seluruh kaca yang di produksi di dunia.
1. PASIR
Pasir yang di gunakan haruslah kuarsa yang hampir murni, oleh karena itu, lokasi pabrik kaca
biasanya di tentukan oleh lokasi endapan pasir kaca,kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45 %
untuk barang gelas pecah belah atau 0,015 % untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat
merusak warna kaca pada umumnya.
2. SODA (NA2O)
Soda terutam di dapat soda abu padat Na2 CO3. sunber lainnya adalah bikarbonat, kerak
garam, dan natrium nitrat.yang tersebut terakhir ini sangat berguna untuk mengoksidasi besi dan
unutk mempercepat pencairan.
3. KACA SODA GAMPING (SODA LIME GLASS)
Merupakan 95 % dari semua kaca yang di hasilkan. Kaca ini di gunkan untuk membuat segala
macam bejana, kaca lembaran, jendelamobil, atau lain-lain, gelas atau barang pecah belah.

B. BAHAN TAMBAHAN
Sebagai fluks dari silika, di pakai soda abu, kerak garam, batu gamping dan gamping. Di
samping itu, banyak pula di pakai oksida timbal, abu mutiara (kalsium karbonat), salpeter, boraks,
asam borat, asam trioksida, feldspar, dan fluorspar bersam berbagai oksida, karbonat serta garam-
garam logam lain untuk membuata kaca berwarna.
Dalam operasi penyelesaian, banyak pula di pakai berbagai produk lain seperti abrasif dan
asam fluorida.
1. FELDSPAR
Mempunyai rumus umum P2O.Al2O3 6SiO2.feldspsr mempunyai banyak keunggulan di
banding produk lain, karena murah, murni dan dapat di lebur dan seluruhnya terdiri dari oksidasi
pembentuk kaca
2. BORAX
Borax adalh perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan boron oksida kepada kaca.
Walaupun jarang di pakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, boraks sekarang banyak di gunkan
di dalam berbagai jenis kaca pengemas.
3. KERAK GARAM ( SALT CAKE )
Sudah lama digunakan dalm perawis tambahan pada pembuatan kaca, demikian pula
beberapa sulfat lain amonium sulfat dan barium sulfat, dan sering di tentukan pada. Kerak garam ini
di perkirakan dapat membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat ini harus di
pakai bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfit.

KACA Page 4
4. ARSEN TRIOKSIDA
Dapat pula di tambahkan untuk menghilangkan gelombang-gelombang dalam kaca.
5. NITRAT
Baik dari natrium maupun kalium di gunkan untuk mengoksidasi besi sehingga tidak terlalu kelihatan
pada kaca produk.
6. KALIUM NITRAT
Digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi dan kaca optik.
7. KULET (CULLET)
Adalah kaca hancuran yang di kumpulkan dari barang-barang rusak, pecahan kaca beling dan
berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat di pakai 10% atau bahkan sampai 80% dari muatan bhan
baku.
8. BLOK REFRAKTORI
Zirkon, alumina, mulit, mulit alumina sinter dan zirkonia alumina elektrokast banyak di
gunakan sebagai refraktor pada tanki kaca.

C. BAHAN BAKAR
Pada proses peleburan kaca sarana yang di gunakan adalah api yang sangat panas untuk
memanaskan tungku pemanas agar kaca dapat melelbur sesuai dengan suhu yang di inginkan atau
tergantung pada jenis bahan yang di kehendaki.

BAB II
PROSES PEMBUATAN
Urutan proses pembuatan kaca pada umumnya dapat di pecah-pecah menjadi langkah-
langkah sebagai berikut :
 Transportasi bahan baku ke pabrik
 Pengaturan ukuran bahan baku
 Penimbunan bahan baku
 Pengangkutan, penimbangan, dan pencampuran bahn baku, dan pemuatannya ke tanur
kaca
 Reaksi pembentukan kaca di dalam tanur
 Penghematan kalor melalui regenarasi dan rekuperasi
 Pembuatan bentuk produk kaca
 Penyelesaian produk kaca
langkah-langkah tersebut di lakukan dalam pabrik kaca modern dengan menggunakan peralatan
otomatis unutk produksi secar kontinyu, dan tidak lagi dengan sekop dan gerobak sebagaimana
halnya dengan pabrik-pabrik lama. Namun, dalam pabrik modern itu, pengisian tanur-tanur kecil
masih di lakukan dengan tangan sehingga banyak sekali menimbulkan debu beterbangan dimana-
mana. Kecenderungan dewasa ini adalh unutk menggunakn sistem transportasi dan pencampuran
secara tumpak dan mekanis yang tertutup sama sekali sehingga tidak ada lagi debu yang
berterbangan selama penanganan kaca atau bahn bakunya.

KACA Page 5
A. PROSES DARI BAHAN BAKU MENJADI PRODUK
Prosedur pembuatan kaca dapat di bagi menjadi empat tahap utama yaitu :
1. PELEBURAN
Tanur kaca dapat di klasifikasikan sebagai tanur periuk dan tanur tanki. Tanur periuk (pot
furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapt di gunakan secara menguntungkana untuk
membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana tumpak cair itu harus di lindungi terhadap hasil
pembakaran. Tanur ini digunakann dalam pembuatan kaca optik dan kaca seni melalui proses cetak.
Periuknya sebetulnya ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit sekali
melebur kaca didalm bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau tanpa sebagian bejana itu
sendiri meleleh, keculai biola bejana itu terbuat dari bejana platina.
Dalam tanur tanki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung suatu tanki besar
yang di muat ke sutu ujung suatu tanki besar yang terbuat dari blok-blok reflaktor, di antaranya ada
yang berukuran 38 X 9 X 1,5 m dengan kapasitas kaca cair sebesar 1350 t. Kaca itu membentuk
kolam di dasar tanur itu, sedang nyala api menjilat berganti darti satu sisi ke sisi lain. Kaca
halusan (fined glass) di kerjakan dari ujung lain tanki itu, operasinya kontinyu. Dalam t5anur jenis
ini, sebagaimana juga dalam tanki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca panas, kulaitas
panas dan umur tanki bergantung pada kualitas blok kontruksi. Karena itu, perhatian biasanya di
tujukan pada reflaktori tanur kaca.
Tanur tanki kecil disebut tanki harian (day tank) dan berisi persediaaan kaca cair untuk satu hari
sebanyak 1 t sampai 10 t. Tanki ini di panasi secara elektrotermal atau dengan gas.
Tanur-tanur yang disebautkan di atas adalah tergolong tanur regenerasi (regenerative furnace) dan
beroperasi dalam dua siklus dengan dua perangkat ruang berisis susunan bata rongga. Gas nyala
setelah memberiakan kalornya pada waktu melalui tanur berisi akca cair, megalir ke bawah melalui
satu perangkat ruang yang diisi penuh denagn pasangan baja terbuka atau bata rongga
(checkerwork). Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar dari situ , dan isian itu
berkisar antara 15000C di dekat pintu keluar. Bersamaan dengan itu, udara di panaskan dengan
melewatkannya melalui ruang regemerasi yang telah di panaskan sebelumnya dan telah di campur
denagn gas bahan bakar yang telah terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi lebih tinggi lagi, (di
bandingkan dengan jika udara tidak di panaskan terlebih dahulu). Pada selang waktu yang teratur,
yaitu antara 20 sampai 30 menit, aliran campuran udar bahan bakar, atau siklus itu di balik, dan
sekarang masuk tanur dari ujung yang berlawanan melaui isian yang tealh mendapat pemanasan
sebelumnya, kemudian melalui isian semula, dan mencapai suhu yang lebih tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat di naikkan sedikit demi sedikit setiap hari,
tergantung kepada kemampuan reflaktorinya menampung ekspansi. Bila tanur regenerasi itu sudah
di panaskan, suhunya harus di pertahankan sekurang-kurangnya 12000C setiap waktu. Kebanyakan
kalor hilang dari tanur melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk
pencairan. Tanpa membiarkan dindingnya sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu
tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk mengurangi aksi
kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang di pasang pipa air pendingin.

KACA Page 6
 Pasir 45,4 %
 Soda abu 16 %
 Kerak garam 4,5 %
 Serbuk batu bara 0,2 %
 gamping 6,8 %
 kulet 22,7 %
 other 0,5-1,0 %
Tabel 2.1 Kandungan bahan dalam proses peleburan

2. PEMBUATAN BENTUK ATAU PENCETAKAN

Kaca dapat di bentuk dengan mesin atau denagn cetak tangan. Faktor yang terpenting yang
harus di perhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah bahwa rancang mesin itu haruslah
sedemikian rupa sehingga percetakan barang kaca dapat di selesaikan dalm tempo beberapa detik
saja. Dalam waktu yang sangat singkat itu kaca berupa dari zat cair viscos menjadi zat cair yang
berwarna bening. Jadi, jelas sekali bahwa masalh rancang yang harus di selesaikan, seperti aliran
kalor stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalh yang rumit sekali. Keberhasilan
mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
Berikut ini akan di bahas jenis-jenismesin pembentuk kaca yang umum yaitu kaca jendela, kaca plat,
kaca apung, botol, bola lampu, dan tabung.

2.1. KACA JENDELA


Pada proses fourcault, ruang penarikan di isi penuh dengan kaca dari tanki peleburan. Kaca itu
di tarik secara vertikal dari tanur melalui “dibitense” denagn suatu mesin penarik. Dibitense itu
terdiri dari sampan refraktonsi yang mempunyai celah di tengahnya. Kaca mengalir melalui celah ini,
pada waktu sampan setengah terbenam, kaca mengalir ke atas secara kontinyu. Penarikan kaca di
mulai dengan menurunkan pemancing dari logam ke gelas itu di melalui celah, pada waktu
bersamaan denagn di turunkannya dibitense, sehingga kaca mulai mengalir. Kaca itu di tarik ke atas
secara kontinyu dalm bentuk pita secepat itu dia mengalir melalui celah, dan permukaannya di
dinginkan denagn gulungan air di dekat itu pita kaca yang masih bergerak ke atas dan di topang oleh
rol-rol, di lewatkan melalui cerobong penyangai atau lehr yang panjangnya 7,5 m. Pada waktu keluar
dari lehr, kaca itu di potong-potong menjadi lembaran menurut ukuran yang di kehendaki dan di
kirim ke bagian penggolongan dan pemotongan.
PPG industri es mengoperasikan proses fourcault yang di modifikasi dan menghasilkan kaca
pennvernon. Lembaran-lembaran kaca sebesar 3 m denagn ketebalan sampai 0,55 cm. Pada proses
ini dibitense apung di ganti dengan batangan tarik yang terbenam, yang mengendalikan dan
mengarahkan lembran itu. Setelah di tarik ke atas sepanjang 8 m, dimana sebagian besarnya ada di
dalm lehr penyangai, kaca itu di potong untuk ketebalan di atas kekuatan tunggal atau rangkap dua,
dilakukan penyangaian kedua di dalam lehr horizontal standar 36 m.

KACA Page 7
2.2. KACA PLAT
Bahan baru di tumpahkan ke satu ujung tanur, dan kaca cair pada suhu cair pada suhu sampai
setinggi 15950C, kemudian di lewatkan melalui zone pemurnian dan keluar melalui ujung yang satu
lagi dalam bentuk aliran yang tak putus-putus. Dari keluaran refraktori yang lebar itu, kaca cair
dilewatkan melalui dua rol pembentuk yang didinginkan dengan air, sehingga mengambil konfigurasi
pita plastik. Pita kaca itu di tarik di atas sederetan rol yang lebih kecil, yang juga didinginkan dengan
air dengan kecepatan permukaan sedikit lebih tinggi dari rol pembentuk. Efek peregangan yang di
akibatkan oleh perbedaan kecepatan dan pencairan kaca pada waktu mendingin menyebabkan pita
itu menjadi lebih tipis pada waktu memasuki lehr. Setealh mengalami penyangaian, pita itu di
potong-potong menjadi lembaran yang kemudian di gerinda dan di poles. Atau, boleh pula pita itu
bergerak terus secara otomatis sepanjang 50 sampai 100 m, melalui operasi penyangaian, gerinda,
poles, dan inspeksi sebelum di lewatkan ke mesin potong yang memotong-motongnya menjadi
ukuran yang cocok unutk pemanasan. Operasi gerinda dan poles membuang kira-kira 0,8 mm, kaca
dari masing-masing permukaan.

2.3. KACA APUNG


Kaca apung di kembangkan oleh pilkington brothers di inggris. Perkembangan ini merupakan
suatu perbaikan fundamental dalam pembutan kaca plat berkualitas tinggi. Proses apung
mrnggunakan sistem peleburan tanur tangki dimana bahna baku di umpankan pada satu ujung
tanur dan kaca cair di lewatakan melalui zone pemurnian dan masuk ke kanal sempit yang
menghubungkan tanur dengan penangas. Laju aliran di kendalikan secarra presisis dengan cara
menaikan dan menurunkan pintu yang membentang kanal itu secara otomatis, kaca cair lalu lewat
ke dalam kolam timah cair, di atas permikaaan tiamah itu, dalam atmosfir yang tak mengoksidasi,
dan di bwah kondisis suhu yang di kontrol dengan ketat. Pemanasan terkendali itu di menyebabkan
cairnya semua ketakrataan sehingga menghasilkan kaca yang kedua sisinya rata dan sejajar.

2.4. KACA BERKAWAT DAN BERPOLA


Kaca cair di alirkan darim bibir tanur dan lewat diantra rol-rol logam yang sudah mempunyai
goresan pola pada permukaanya. Rol itu membetuk kaca tadi dan mencetakan pola itu dalam satu
operasi saja. Karena itu menyebabkan cahaya terdisfusi sehingga tak tembus pandang. Kaca seperti
ini cocok unutk pintu, ruang kantor, dan dinding kamar mandi. Kaca itu dapt pula di perkuat dengan
kawat yang di pasangkan pada saat awal pembentukannya. Hal ini berguna untuk meningkatkan
keselamatan, misalnya pada jendela pintu darurat.

2.5. KACA TIUP


Kebutuhan modern akan kaca tiup akhir-akhir ini mendorong pengembangan metode
produksi yang lebih cepat dan lebih murah. ,esin pembuatan botol merupakan satu-satunya mesin
pencetak dengan menggunkana udara untuk membuata bentuk lowong. Beberapa jenis mesin itu
menghasilakan parison yaitu botol setengah jadi atau blanko botol.
Salah satu di antaranya adalah :

KACA Page 8
1. jenis umpan sedot (section feet), yang dengan beberapa variasinya, di gunkana dalam
pemnbuatan bola lampu dan gelas anggur.
2. jenis umpan gumbal (god feet) yang di terapka oleh para pembuat berbagai barang yang di
buat denagn press (tekan) tiup atau gabungan “pres dan tiup”.
Pada emsin umpan sedot, kaca yang terdapat di dalam tanki dangkal bundar yang berputar di sedot
dalam cetakan. Cetakan itu kemudian diayun menjauh dari permukaan kaca, di bika dan dilepasakan
sehingga tinggal parison yang di pegang pada leherny. Cetakan botol lalu naik dan mengurung
parison itu dan hembusan udara tekan kemudian membuat kaca itu mengalir ke dalam cetakan.
Cetakan itu di biarkan mengungkung botol yang terbentuk sampai operasi pengumpulan. Kemudian,
setelah melepaskan botol itu, cetakan naik kembali mengungkung parison baru. Operasi ini
seluruhnya otomatis, dan kemudian kecepatan 60 unit per menit bukanlah sesuatu hal yamg luar
biasa.
Pengumpan gumpal merupakan salah satu perkembangan penting dalam pembuatan barang
kaca secara otomatik. Dalam operasi ini kaca cair mengalir dari tanur melalui palung yang pada
ujungnya mempunyai sebuah lubang. Kaca jauth melalui lubang itu, dan di potong dengan gunting
mekanik sehingga merupakan suatu gumpal dengan ukuran persis sebagaimana yang di kehendaki.
Kaca itu lalu di teruskan melalui suatu corong ke cetakan parison, yang melaui operasi
pembetukan botol dalm posisi terbalik. Sebuah jarum leher naik dan menempati posisinya,
sementara sebuah plunyer jatuh dari atas; dan udar tekan di “tiup enap” (settle blow) lalu
mendorong kaca menjadi bentuk-bentuk lehernya. Cetakan itu di tutup di sebelah atas ( dasar
botol), jarum leher di tarik dan udar di suntikan pada “tiup lawan” (counter blow) melalui leher yang
baru terbentuk sehingga membuat lubang lowong. Cetakan parison terbuka, parison itu di balikan
sambil di pindahkan ke possisi baru, dimana botol yang setengah jadi itu sekarang berada dalam
posisis tegak. Kemudian, cetakan tiup akan mengungkung parison yang di panaskann kembali untuk
selang waktu yang singkat. Udara lalu di suntikan untuk memberikan tiupan akhir, dan bersamaan
dengan itu menciptaka bentuk dalam dan bentuk luar pada botol itu. Cetakan tiup itu kemudian
berayun meniggalkan botol, dan botol itu bergerak ke leher.
Mesin otomatis peniupan botol biasanya terdiri dari dua buah meja bundar yang di kenal
denagn nama meja cetak parison ( parison mold table) dan meja tiup ( blow table). Berbagi operasi
yang di sebutkan di atas berlangsung pada waktu kaca itu bergerak mengelilingi meja tadi. Gerakan
meja di kendalikan oleh udara tekan yang menggerakan piston bolak-balik dan berbagai operasi yang
berlangsung di atas meja di ikoordinasikan dengan gerakan meja oleh mekanisme pengatur waktu
motor. Piranti yang tersebut terakhir itu merupakan salh satu alt yang paling vital dan paling mahal
di antara semua peralatan yang di gunakan.
a. BOLA LAMPU
Peniupan bola lampu yang tipis berbeda dengan pembuatan botol, karena bentuk dan ukuran
bola lampu pada mulanya di tentukan oleh tiupan itu sendiri, dan bukan oleh cetakannya. Kaca cair
mengalir melalui bukaan berbentuk anulus pada tanur dan turun ke bawah melalui dua rol yang
didinginkan dengan air. Salah satu rol mempunyai lekkukan sehingga menyebabkan pita kaca
mempunyai bagian yang menggelembung yang bertepatan dengan lubang bundar pada konveyer
rantai horizontal tempat pita itu berpindah selanjutnya. Kaca itu melengkung melalui lubang itu
karena beratnya sendiri. Di bawah setiap lubang itu terdapat cetakan putar, nozel udar jatuh ke
permukaan pita, masing-masing sebuah di atas setiap gelembungan kaca atau lubnag konveyer.

KACA Page 9
Pada waktu pita itu bergerak, nozel melepaskan suatu hembusann udara yang kemudian
menyebabkan terbentuknya gelembung bola pada pita. Cetakan yang berputar itu sekarang naik dan
sebuah lagi hembusan udara, yang bertekanan jauh lebih rendah dari hembusan pertama
membentuk gelembung bola itu ke dalam cetakan menjadi bentuk bola lampu. Cetakan itu lalu
terbuka, sebuah palu kecil memukul bola lampu itu lepas dari pita. Bola lampu jatuh ke atas sabuk
yang membawanya ke rak lehr, dimana leher lampu di masukan ke dalam, diantara dua bilah vertikal
yang menopangnya pada waktu disangai. Waktu total unutk ke seluruhan operasi yang di sebutkan
di atas, termasuk penyangaian kira-kira 8 menit. Mesin ini ada yang mencapi kecepatan 2000 bola
lampu per menit.

b. TABUNG TELEVISI
Tabung btelevisi yang sekarang di buat sampai sebesar 68 cm ukuran melintang, terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu muka layar yang fosforeson tempat gambar televisi di munculkan, kaca
pengurung, dan penembak elektron. Pemasangan fosfor pada muka layar kurung di lakukan dengan
penyerapan atau pendebuan. Pembuatan kaca kurung itu sendiri merupakan masalh yang sulit
hingga kemudian di temukan prosedur pencetakan centrifugal, yang menggunkan cetakan putar
yang dapat menghasilkan tebal dinding yang lebih seragam. Bagian-bagian kaca itu di pertautkan
satu sama lain dengan menggunkan nyala gas, gas atau listrik. Untuk tabung televisi warna, fosfor di
pasangkan pada permukaan sebelah dalam tabung. Semacam topeng berlubang-lubang kemudian di
pasang berkas elektron sebagaimana di kehendaki. Dalm hal ini, suhu yang di gunakan untuk
merapatkan bagian-bagian tabung tidak boleh terlalu tinggi karena hal ini dapat merusak fosfor.

c. TABUNG KACA
Pada proses danner, kaca cair mengalir ke atas sebuah batang lempung lowong berputar yang
terpasang dengan kemiringan 300. udara di tiupkan melaluinya dan kaca pada batangan itu mengalir
berlahan-lahan ke bawah dan di tarik ke luar dari bawah dalm bentuk tabung. Sepasang sabuk
memegang tabung itu dan menariknya dengan kecepatan seragam. Diameter dan tebal dinding di
kendalikan melalui pengaturan suhu, kecepatan tarik dan volume udar yang di tiupkan melalui
batangan. Tabung ini tidak memerlukan perlakuan penyaringan.
Kaca untuk piringan tudung gelembung menara distilasi, prisma dan kebanyakan kaca optik,
barang-baranf dapur, isolator dan beberap jenis kaca warna, kaca arsitektur, dan berbagai barang
seperti itu di buat dengan cetak tangan (hand mold). Proses ini terdiri dari operasi penarikan suatu
kwalitas kaca tertentu, yangh di sebut kumpul (gather)., dari periuk atau tangki dan membawanya ke
cetakan . di sini, kualitas kaca yang persis di perlukan di potong dengan gunting dan cetakan itu di
pasang dengan tangan atau dengan tekanan hidraulik. Beberapa kaca tertentu di bentuk dengan
cara semi otomatik yang melibatkan gabungan proses percetakan dengan mesin dan tangan
sebagaimana di uraikan di atas. Lalu volumetrik dan bagian menara yang berbentuk silinder dan
pyrek di buat dengan cara ini.

KACA Page 10
3. PENYANGAIAN ATAU SEPUH LINDAP
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca harus disangai (anneal), baik
barang kaca yang di buat dengan mesin maupun yang di buat dengan tangan. Secara singkat,
penyangaina menyangkut dua macam operasi yaitu :
a. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu kritis tertentu selama beberapa waktu yang
cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam denagn jalan pengaliran plastik
sehingga regangannya kurang dari sustu maksimum yang di tentukan.

b. Mendinginkan masa kaca itu sampai suhu kamar secara cukup perlahan sehingga regangan itu
selalu berada di bawah batas maksimum lehr atau tungku penyaringan, tidak lain hanyalah satu
ruang pemanasan yang di rancang dengan baik dimana laju pendingin dapat di atur sehingga
memenuhi persyaratan yang di sebut di atas.

Adanya hubungan kuantitatif antara tegangan dan birefringence yang di sebabkan oleh
tegangan itu telah memungkinkan para ahli teknologi kaca merancang kaca yang dapat menangani
kondisi tegangan termal dan mekanii tertentu. Dengan data di atas sebagai dasar para insinyur
berhasil membuat peralatan penyangat kontinyu dengan pengaturan suhu otomatik dan sirkulasi
terkendali sehingga penyangaian dapat di laksanakan dengan biaya bahan bakar lebih rendah dan
kerugian produk lebih sedikit.

4. PENYELESAIAN
Semua kata yang sudah di sanagi harus mengalami operasi penyelesaian yang relatif sederhana
tetapi sangat penting, operasi ini meyangkut pembersihan, penggosoakan, pemolesan, pemotongan,
gosok-semprot dengan pasir, pemasangan email klasifikasi kwalitas, dan pengukuran. Walaupun
tidak semua harus dilakukan unutk setiap barang, namun satu atau dua di antara yang di sebutkan di
atas selalu di perlukan.

5. PENGEPAKAN DAN PEMASARAN


Pada waktu pengiriaman barang pada gudang atau tempat penyimpanan karena kaca adalah bahan
yang sangat mudah pecah maka kaca tersebut di sekat dan di lapisi busa sebagai pelindung dari kaca
tersebur agar tidak terjadi benturan antara masing-masing kaca.

KACA Page 11
BAB III
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
A. DAMPAK POSITIF
Dengan adanya perusahaan pembuatan kaca dan semakin majunya alat yang di cipatakan para
insinyur maka sudah pasti akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi para penganggur yang
ada di sekeliling perusahaan tersebut, dan juga dapat bermanfaat bagi orang-orang sipil atau para
arsitek dalam mengembangkan suatu ide dalam perancangan bangunan. Dan dapt pula berguna bagi
perusahaan otomotif karena kaca sekarang tidak hanya sebagi kaca hiasan tetapi juga sebagai kaca
pelindung.

B. DAMPAK NEGATIF
Dengan makin besarnya perusahaan kaca ini maka akan sangat menganggu lingkungahn karena
proses pembuatan kaca ini pasti mempunyai limbah yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup
manusia dan juga hewan yang ada di sekitarnya. Sudah tentu semua ekosistem kana berubah baik
dari struktur tanah ataupun air, tetapi ini tidak langsung terjadi sangat cepat tetapi secara berlahan-
lahan.
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBUAT KACA :

LANGKAH 1. PENYIAPAN PASIR KUARSA


Pasir kuarsa sering disebut pula sebagai pasir silika. Pasir ini menjadi bahan baku utama
dalam proses pembuatan kaca. Pasir yang tidak mengandung besi mampu menghasilkan potongan
kaca yang transparan. Sedangkan kandungan besi yang terlalu banyak pada pasir ini bisa
menyebabkan warna kaca yang dihasilkannya akan menjadi kehijau-hijauan. Jika Anda terpaksa
menggunakan pasir kuarsa yang mengandung besi, Anda bisa menambahkan sedikit mangan
dioksida untuk memperbaiki kualitas kaca yang dihasilkan dari pasir tersebut.

LANGKAH 2. PENAMBAHAN NATRIUM KARBONAT DAN KALSIUM OKSIDA


Soda (natrium karbonat) berguna untuk menurunkan suhu sesuai yang diinginkan pada saat
proses pembuatan kaca tengah berlangsung. Sedangkan kalsium oksida berfungsi sebagai pencegah
adanya air yang melewati kaca ini. Anda juga bisa menambahkan oksida magnesium atau aluminium
untuk meningkatkan daya tahan kaca. Bahan-bahan aditif di atas tidak boleh ditambahkan ke
campuran adonan kaca lebih dari 26-30 persen.

LANGKAH 3. PENAMBAHAN BAHAN-BAHAN KIMIA TERTENTU


Bahan-bahan kimia tertentu bisa ditambahkan ke dalam adonan kaca agar karakteristik kaca
yang dihasilkannya sesuai dengan keinginan kita. Penambahan paling banyak biasanya dilakukan
manakala kita ingin membuat kaca dekoratif. Misalnya oksida berfungsi untuk menciptakan kilauan
pada permukaan kaca, mempermudah pemotongan kaca, dan menurunkan titik lelehnya.
Sementara oksida lantanum mengandung manfaat untuk membantu kaca dalam menyerap panas.

KACA Page 12
LANGKAH 4. PENAMBAHAN BAHAN KIMIA PEMBERI WARNA
Menariknya beberapa pengrajin kaca sengaja menambahkan bahan-bahan kimia tertentu
untuk mengubah warna kaca sehingga tidak hanya berwarna bening. Seperti yang sudah kami
sebutkan sebelumnya, kandungan besi pada pasir kuarsa menyebabkan kaca yang dihasilkannya
akan berwarna kehijau-hijauan. Sedangkan sulfur mampu memberikan warna kekuning-kuningan
atau kecokelat-cokelatan tergantung jumlah yang digunakan. Untuk membuat warna kehitam-
hitaman, Anda bisa menambahkan karbon dalam jumlah tertentu.

LANGKAH 5. PERSIAPAN PROSES PEMBUATAN


Bahan-bahan dasar pembentuk kaca lantas dimasukkan ke dalam wadah khusus yang
bersifat tahan panas. Jangan lupa tambahkan pula bahan-bahan kimia aditif untuk menciptakan
kesan tertentu pada kaca yang ingin dibuat. Jika Anda menginginkan kaca yang berwarna bening
sempurna, kuncinya terletak pada tingkat kemurnian pasir kuarsa yang digunakan.

LANGKAH 6. PEMASAKAN BAHAN MENJADI CAIRAN


Proses pemasakan bahan-bahan pembentuk adonan kaca biasanya dilakukan menggunakan
tungku gas atau listrik. Semua campuran bahan tadi umumnya akan mencair pada suhu lebih dari
2.300 derajat celsius. Untuk menghindari terjadinya kecacatan produk, suhu ini lantas diturunkan
hingga mencapai 1.500 derajat celsius menggunakan natrium karbonat.

LANGKAH 7. PENYERAGAMAN CAIRAN KACA DAN GELEMBUNG


Agar adonan kaca yang tengah dimasak memiliki sifat yang homogen, maka pengadukan
harus senantiasa dilakukan secara berkala dengan gerakan yang konsisten. Penambahan bahan-
bahan kimia seperti natrium klorida, natrium sulfat, atau antimon oksida dapat membantu proses
pembuatan kaca tersebut.

LANGKAH 8. PENCETAKAN CAIRAN KACA


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk kaca sesuai yang kita inginkan.
Salah satunya adalah menuangkan cairan kaca yang sudah jadi ke dalam cetakan khusus. Metode ini
pertama kali diperkenalkan oleh Bangsa Mesir dan masih tetap diaplikasikan hingga saat ini.
Mengingat cairan kaca panas ini mudah sekali mengalami penurunan suhu dan berubah menjadi
padat, langkah ini harus dilakukan secara cepat dengan perhitungan yang sangat akurat.

LANGKAH 9. PENDINGINAN KACA


Setelah dipastikan desain kaca yang dibuat telah sesuai dengan keinginan kita, selanjutnya
adalah mendinginkan kaca tersebut. Anda cukup mendiamkan cairan kaca tadi selama beberapa saat
di tempat yang aman. Sekali lagi kami ingatkan bahwa cairan kaca yang panas mudah sekali dingin
dan berubah wujud menjadi padat.

KACA Page 13
LANGKAH 10. PEMBERSIHAN KACA
Proses mensterilkan kaca disebut annealing. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan
seluruh titik rawan yang mudah pecah yang mungkin terbentuk selama proses pembuatan kaca
tersebut berlangsung. Setelah proses ini selesai dikerjakan, berikutnya Anda bisa mengolah kaca ini
sedemikian rupa seperti menghias atau meningkatkan ketebalannya.

BAB V
MENGENAL JENIS-JENIS KACA DAN PENGGUNAANNYA

Kaca merupakan salah satu elemen penting pada bangunan, baik rumah tinggal (residensial),
pertokoan, gedung bertingkat tinggi (high rise building) maupun muti use building. Fungsi kaca,
selain untuk pencahayaan alami, juga sebagai bagian dari estetika bangunan.
Sebenarnya cukup beragam jenis kaca yang dapat digunakan untuk bangunan maupun rumah
tinggal. Namun di kalangan masyarakat awam, terutama di kalangan menengah ke bawah hanya
mengenal kaca bening, kaca rayben dan kaca cermin. Tulisan ini akan menjelaskan lebih jenis-jenis
kaca yang dapat digunakan untuk fungsi gedung, baik dari segi karakteristik maupun dari segi
kekuatannya. Pengenalan jenis-jenis kaca ini sangat penting, agar kita tidak salah dalam memilih
jenis kaca yang dikaitkan dengan penggunaannya.

Ada pun jenis-jenis kaca adalah sebagai berikut:


1. KACA BENING
Kaca ini juga sering disebut dengan kaca polos atau dalam istilah teknisnya adalah float glass.
Kaca ini tidak berwarna, memiliki permukaan yang sangat bersih, rata dan bebas distorsi.
Karena sifat kacanya yang tidak berwarna, jenis kaca ini memberikan tingkat transmisi yang tinggi
(lebih dari 90%) serta memberikan bayangan yang sempurna.
Kaca ini banyak digunakan untuk eksterior maupun interior bangunan, baik rumah tinggal maupun
gedung bertingkat. Namun kaca ini tidak direkomendasikan untuk ektserior bangunan bertingkat
karena kemampuan menahan panas matahari yang rendah.
Kaca ini juga dapat digunakan untuk perabot rumah tangga, misalnya lemari, table top, dinding
dekorasi, akuarium dan sebagainya.
Ketebalan kaca ini bervariasi, yang umum dipakai mulai dari 5mm, 6mm, atau 8mm. Pemilihan
ketebalan kaca disesuaikan dengan bentang kaca yang akan dipasang. Untuk rumah tinggal dan
interior gedung, biasanya digunakan kaca tebal 5mm, 6mm atau 8mm tergantung bentangnya.
CONTOH KACA BENING ATAU FLOAT GLASS

KACA Page 14
2. KACA WARNA
Di kalangan masyarakat, kaca ini biasa disebut dengan kaca rayben, untuk kaca warna hitam.
Istilah teknisnya adalah tinted glass. Pada produk Asahimas, menggunakan istilah panasap glass.
Kaca panasap merupakan kaca float yang diberi warna dengan menambahkan sedikit logam
pewarna seperti kobalt, besi, silenium, dan sebagainya pada bahan baku kaca.
Kaca panasap mampu menyerap 55% panas matahari, sehingga akan mengurangi beban
pendingin ruangan dan memberikan rasa nyaman pada penghuni bangunan. Dengan warna kaca
tersebut, maka sifat tembus pandang kaca menjadi rendah, sehingga memberikan kebebasan privasi
bagi penghuni bangunan.
Warna yang tersedia pada kaca panasap adalah blue green, dark blue, euro grey, dark grey,
bronze dan green. Karena warna yang terkandung pada kaca, maka semakin tebal kaca, akan
warnanya akan semakin gelap dan tingkat penyerapan panas matahari akan semakin tinggi.
Kaca jenis ini dapat digunakan baik untuk eksterior maupun interior bangunan. Namun dalam
penerapannya, jenis kaca ini lebih banyak dipakai pada eksterior bangunan, baik untuk pintu dan
jendela, maupun pada curtain wall. Untuk pintu da jendela, biasa digunakan tebal kaca 6mm.
Sedangkan pada curtain wall, digunakan tebal kaca 8mm atau 10mm, tergantung bentang kaca dan
hasil perhitungan beban angin.

Penggunaan kaca warna atau tinted glass

KACA Page 15
3. KACA ES
Kaca es, adalah kaca yang terdapat tekstur dengan pola tertentu pada salah satu sisinya. Pada
produk Asahimas, jenis kaca ini disebut dengan kaca Indofigur.
Kaca jenis ini diproduksi dengan cara yang disebut roll-out process, di mana leburan ahan baku kaca
dialirkan melalui sepasang rol dengan satu rol memiliki pola tertentu, sehingga pada salah satu
permukaan kaca akan tercetak pola sesuai dengan pola pada rol.
Karakter jenis kaca ini, memberikan efek dekoratif, efek pencahayaan dan efek pembayangan yang
menarik, serta memiliki kemampuan mereduksi silau secara maksimum.
Penggunaan kaca ini lebih banyak dipakai pada interior bangunan, yaitu untuk partisi, dinding, pintu
perabot rumah dan kaca pada kamar mandi.

Salah satu tekstur kaca es

KACA Page 16
4. KACA REFLEKTIF
Kaca reflektif adalah jenis kaca yang mampu memantulkan cahaya dan mereduksi sifat tembus
pandang dari sisi luar, sehingga sering pula disebut dengan kaca one way. Pada produk Asahimas
kaca ini disebut dengan istilah kaca stopsol.
Dalam pembuatannya, kaca ini dilapisi dengan pelapis transparan tipis dari oksida logam (sebagai
lapisan pemantul) melalui proses pyrolysis.
Lapisan kaca refletif ini bersifat memantulkan cahaya dan panas, serta mampu memberikan
penampilan yang mewah, sekaligus menurunkan beban energi pengkodisian udara.
Lapisan coating reflektif ini dapat dilapiskan pada kaca clear maupun panasap (warna) blue, dark
blue, grey dan green.
Kaca ini biasa digunakan pada bukaan pintu atau jendela dinding luar, yang diharapkan
berpenampilan mewah pada bangunan. Untuk bangunan bertingkat, terutama digunakan digunakan
pada tipe dinding kaca eksterior (curtain wall).

Penggunaan kaca reflektif atau stopsol

KACA Page 17
5. KACA TEMPERED
Secara singkat, kaca tempered adalah jenis kaca yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi,
dibandingkan dengan kaca biasa.
Kaca tempered adalah kaca yang diperkeras dengan cara memanaskan kaca float biasa hingga
mencapai temperatur 700 derajat celcius, kemudin didinginkan mendadak dengan menyemprotkan
udara secara merata merata pada kedua permukaan kaca. dengan proses ini, maka terjadi
perubahan fisik kaca, yaitu terjadi perubahan gaya tekan dan gaya tarik pada kaca, tapi secara visual
tidak terjadi perubahan.
Dengan ketebalan yang sama, kekuatan kaca tempered mampu mencapai 3-5 kali lipat dari kekuatan
kaca biasa, terhadap beban angin, tekana air, benturan dan terhadap perubahan temperatur yang
tinggi (thermal shock).
Jika pecah, pecahan kaca tempered berbentuk kecil-kecil dan tumpul, sehingga sangat aman bagi
manusia (tidak akan melukai manusia).
Penggunaan kaca tempered terutama untuk bukaan-bukaan atau dinding kaca pada bangunan yang
menuntut tingkat keamanan yang tinggi.
Penggunaan lain adalah untuk pintu-pintu tanpa rangka (frameless), seperti pintu utama maupun
partisi kamar mandi.
Selain itu kaca tempered juga digunakan untuk railing kaca pada tangga dan void, eskalator dan lift.
Catatan: kaca tempered tidak boleh diganggu oleh proses-proses lebih lanjut seperti pemotongan,
penggosokan tepi, pembuatan lubang dan lain-lain. Proses-proses ini akan melemahkan kekuatan
kaca, bahkan dapat menyebabkan pecahnya kaca itu sendiri. Untuk itu semua ukuran dan jenis
aksesoris harus sudah dapat ditentukan dengan pasti sebelum proses tempered dilakukan.
Penggunaan kaca tempered pada pintu frameless (tanpa rangka)

KACA Page 18
6. KACA LAMINATED
Kaca laminated merupakan kaca dengan tingkat keamanan dan perlindungan yang tinggi
terhadap penghuni. Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan pecahnya kaca, maka kaca laminated
tidak akan berhamburan, tapi hanya retak dan sangat sulit ditembus. Kaca laminated terdiri dari
komposisi satu atau lebih lebih lembaran polifinil yang transparan, fleksibel dan sangat kuat, dengan
satu atau lebih lembaran kaca float, dan disatukan melalui proses pemanasan dan pengepresan.
Karakterisitik kaca laminated, ialah bahwa pecahan kaca tidak akan jatuh atau berhamburan,
namu tetap melekat pada filmnya, dan kaca tetap terpasang pada rangkanya. Kaca laminated yang
sudah pecah, tetap suit sekali ditembus oleh manusia sehingga memberikan tingkat keamanan yang
sangat tinggi bagi penghuninya.
Penggunaan kaca laminated terutama untuk atap kaca, skylight, dinding kolamm renang dan
lain-lain, di mana tidak diinginkan adanya reruntuhan kaca jika pecah. Kaca laminated juga
digunakan untuk lemari pajang barang-barang berharga (anti pencuri)
Catatan: hindari proses lanjut pada kaca laminated seperti pemotongan, pembuatan lubang
dan aksesoris lain, walaupun mungkin dapat dikerjakan, tapi akan sangat sulit dan tidak rapi. Semua
ukuran dan aksesoris harus sudah tepat, sebelum proses laminate dikerjakan.
Kaca laminated yang terdiri dari dua lembar kaca biasanya digunakan untuk bangunan-
bangunan. Sedangkan yang terdiri lebih dari dua lembar biasanya untuk penggunaan-penggunaan
khusus seperti kaca taha peluru, kaca akuarium yang besar dan kaca pesawat terbang

Penggunaan kaca laminated pada skylight

KACA Page 19
7. KACA SUNERGY
Kaca sunergy adalah kaca yang diproses melalui proses vacumm sputtering, kaca bening dilapisi
dengan beberapa material untuk menghasilkan sebuah produk kaca jernih dan transparan yang
mampu menyerap panas matahari sehingga dapat mengurangi beban pendingin.
Kaca Sunergy mempunyai karakteristik yang sangat bening yang memiliki kemampuan untuk
menghemat energy dengan menolak panas dan sinar UV dari matahari hingga 87%. Kaca Sunergy
tersedia dua warna yaitu Clear & Green.

KACA Page 20
8. KACA REFLECTIVE ATAU STOPSOL
Reflective Glass atau stopsol adalah kaca yang dilapisi dengan lapisan metal transparan oksida
logam tipis melalui sebuah proses pyrolysis. Dengan lapisan tersebut, kaca yang dihasilkan akan
menjadi lebih tahan lama bentuk dan warnanya. Pelapisan ini hanya dilakukan pada satu sisi
permukaan kaca. Ada dua jenis Reflective Glass yaitu supersilver dan classic, dengan pilihan warna
Clear, Blue green, Eurogrey, Dark Grey, Dark Blue, Green, dan Blue green
Reflective Glass memiliki ketahanan kualitas, keindahan untuk jangka waktu lama karena ketahanan
terhadap perubahan cuaca. Kaca ini memantulkan cahaya dan panas, serta mengurangi beban
energy pendingin ruangan serta memberikan penampilan yang mewah dan modern.

9. KACA DOUBLE GLASSING


Kaca Double Glassing merupakan kaca yang terdiri dari dua atau lebih lapisan kaca dipisahkan
menggunakan aluminium atau jenis spacer di sekitar tepi. Kaca Double glassing mengurangi energi
panas matahari langsung sehingga memberikan suhu kamar yang stabil tanpa terjadi kondensasi.
Kaca Double glassing umunya digunakan pada ruangan yang memiliki perbedaan cukup tinggi
dengan luar ruangan, sehingga sering digunakan untuk mengurangi biaya untuk AC, dan mengurangi
kebisingan

KACA Page 21
10. KACA LAMINATE
Kaca laminate merupakan dua lembar kaca yang disatukan dengan satu atau lebih lembaran film
polifinil yang transparan, fleksibel dan sangat kuat dengan dua atau lebih proses pemanasan,
pengembangan dan penekanan.
Oleh karena itu kaca Laminate sesuai dengan anda yang menginginkan tingkat keamanan dan
perlindungan yang tinggi dan juga meredam suara lebih baik dibanding dibandingkan dengan jenis
double glass lainnya. Kaca ini juga memilki 99% proteksi UV sehingga menjaga perubahan warna
dari furniture anda dan menjadi ruangan tetap sejuk dengan tingkat cahaya yang normal.
Pada umumnya kaca yang di rekomendasikan dua lembar kaca 5mm- 5mm dengan film PVB 3 layer,
juga tergantung dari jenis dan ukuran jendela/pintu.

Laminate glass test demo: http://www.youtube.com/watch?v=qbIZjJ-7yYQ


11. KACA TEMPERED
Karena proses pembuatannya, kaca tempered memiliki kekuatan yang lebih kuat dari kaca biasa
(Clear float), dan bisa tahan temperature panas hingga 300 derajat celcius.
Kaca tempered merupakan kaca yang aman untuk digunakan pada rumah, kantor dan tempat
lainnya, karena lebih kuat 3 sampai 5 kali dari kata biasa, tidak gampang pecah dan jika pecah tidak
akan melukai manusia atau property anda karena akan pecah menjadi serpihan kecil sehingga aman
dan mudah dibersihkan.
Pada umumnya kaca jenis ini digunakan di public area yaitu area dimana orang sering lalu lalang,
pada posisi jendela yang tinggi (mengantisipasi jatuhnya kaca ke bawah dalam ukuran besar) dan
juga bisa digunakan untuk jendela/pintu yang memerlukan kekuatan tapi membutuhkan beban yang
ringan.

KACA Page 22
12. KACA RAYBAN
Kaca rayban adalah kaca bening yang diwarnai dengan penambahan bahan pada kaca dan
dapat menyerap sampai dengan 55% dari panas matahari sehingga dapat mengurangi
penggunaan daya pendingin ruang. Kaca rayban ini hanya tersedia ukuran 5mm-6mm
Kaca jenis ini sesuai dengan anda yang inggin meredam pencahayaan berlebihan yang masuk
dari luarsehingga suasana ruang lebih sejuk dan menghalangi pandangan orang untuk melihat
kedalam rangan.

KACA Page 23
BAB VI

1. KESIMPULAN

Kaca menjadi material yang erat kaitannya dengan estetika. Hanya bangunan yang menggunakan
kaca untuk memperindah tampilannya, sehingga bangunan itu melihat mencolok. Seiring dengan
waktu, kaca berkembang menjadi berbagai macam jenis, sesuai kebutuhan konsumen. Tetapi
kesamaan kaca sejak jaman dahulu sampai sekarang adalah sifatnya getas dan anggapan bahwa kaca
adalah rapuh dan tidak kuat, sehingga sangat jarang digunakan untuk menahan beban.

Kaca bersifat mudah pecah namun perkembangan teknologi membuat sifat itu dapat diminimalisir
dengan menambah bahan-bahan tentunya. Artinya kini telah tercipta berbagai jenis kaca, hingga
menjadikan lebih bervariasi dalam penggunaan sebagai bahan bangunan.

2. SARAN

Sebagai perancang, hendaknya tidak terbatasi oleh material-material yang bisa digunakan sebagai
elemen tertentu. Ada saatnya untuk menggunakan material yang ada namun diubah fungsi dan
aplikasinya. Disarankan sebagai Arsitek untuk mengeksplorasi potensi kaca dan material lain yang
sejenis bagian dari struktur, sehingga perkembangan kaca menjadi lebih pesat.

KACA Page 24
DAFTAR PUSTAKA

Cowan, Henry & Peter R. Smith. The Science and Technology of Building Materials. New
York: Van Nostrand Reinhold Company Inc., 1988.

Frick, Heinz & Koesmartadi. Ilmu Bahan Bangunan. Jogjakarta: Kanisius Media, 1999.

Hornbostel, Caleb. Construction Materials. Canada: John Wiley & Sons, 1978.

Neufeldt, Victoria. Webster’s New World Dictionary. New York: Simon & Schuster, Inc.,
1989.

Schittich, Christian & Gerald Staib. Glass Construction Manual. Switzerland: Birkhäuser,
1999.

Schodek, Daniel. Structures. New Jersey: Simon & Schuster/A Viacom Company, 1980.

Architectural Digest, April 2008. Los Angeles: Condé Nast Publication, 2008.

iDEA Magazine “Plafon, Dinding, Lantai”. Jakarta: Gramedia, 2006.

www.aboutglasstiles.com

glass-innovations.net

KACA Page 25

Anda mungkin juga menyukai