Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANAJEMEN PROYEK

“TOOL DAN TEKNIK DALAM PENGENDALIAN MUTU”

DISUSUN OLEH:

TIARA DWISCA NADIMISIA

NIM 2007113917

KELAS S1 TEKNIK KIMIA A

DOSEN PENGAMPU:

IDRAL AMRI, ST. MT. PhD

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN 2021
1. Pengendalian Mutu

Manajemen proyek adalah segala aktivitas yang memiliki tujuan akhir atau target yang
dilaksanakan pada jangka waktu tertentu (temporary). Tugas dari manager proyek adalah
untuk memastikan bahwa proyek yang sedang dikerjakan bisa selesai tepat waktu atau
bahkan selesai dari jangka waktu yang diberikan. Setiap proyek yang dikerjakan memiliki
penjadwalan dan biaya masing-masing. Proyek yang dapat selesai sebelum tenggat waktu
akan mendatangkan keuntungan bagi para pekerja dan manager proyek. Adapun hal yang
penting yang harus menjadi kualifikasi keprofesionalan manajer proyek adalah mampu
mengerjakan proyek dengan cara menghemat waktu, mengurangi biaya yang keluar, dan
menghasilkan hasil akhir yang berkualitas bagus. Hasil kualitas produk yang bagus
merupakan parameter yang penting bagi perusahaan untuk memenangkan kompetisi dalam
persaingan usaha. Kualitas mutu akan sangat berpengaruh terhadap nama baik sebiuah
perusahaan.

Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) menjelaskan yang dimaksud dengan


mutu adalah sejauh mana seperangkat karakteristik yang melekat pada produk susah
memenuhi persyaratan. Mutu dalam produk haruslah sesuai dengan persyaratan, memenuhi
spesifikasi tertulis, dan dapat digunakan seperti yang telah dimaksudkan. Proses yang
mencakup manajemen mutu proyek dibagi menjadi tiga bagian, yaitu perencanaan mutu,
jaminan mutu, dan kenali mutu.

a. Perencanaan Mutu

Perencanaan mutu adalah kegiatan untuk mengidentifikasi standar mutu yang relevan
dengan proyek. Perencanaan mutu menggunakan kemampuan untuk bisa mengantisipasi
situasi dan menyiapkan tindakan untuk membawa hasil yang diinginkan. Penting untuk
bisa mencegah dampak yang tidak diinginkan dengan cara memilih bahan yang tepat,
pelatihan dan mengindoktrinasi orang-orang yang berkualitas, dan melakukan
perencanaan proses yang dapat menjamin hasil yang sesuai

b. Jaminan Mutu

Untuk bisa menjamin mutu yang berkualitas bagus maka harus dilakukan proses
mengevaluasi kinerja keseluruhan proyek secara berkala untuk memastikan proyek akan
memenugi standar mutu yang relevan. Tujuan lain dari jaminan mutu adalah peningkatan
mutu berkelanjutan. Jaminan mutu dapat diketahui apabila sudah melakukan tindakan
desain eksperiman. Desain eksperimen adalah teknik perencanaan mutu yang membantu
mengidentifikasi variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap hasil keseluruhan
dari sebuah proses.

c. Kendali mutu

Kendali mutu adalah kegiatan untuk bisa memantau hasil khusus proyek untuk
memastikan bahwa proyek yang dikerjakan sudah memenuhi standar mutu yang relevan.
Pengandalian mutu ini dapat dilakukan secara berkala dari waktu ke waktu agar tidak
terjadi pelencengan antara apa yang sedang dikerjakan dengan tujuan awal pembentukan
proyek. Sebisa mungkin proyek yang dikerjakan harus diawasi agar tidak terjadi delay
yang akan menyebabkan kerugian dan money go.

2. Tools dan Teknik Dalam Pengendalian Mutu

Dikarenakan kualitas mutu produk adalah hal yang penting untuk dicapai, maka
perusahaan perlu melakukan analisi dan perbaikan utuk menjaga kualitas produk agar
sesuai dengan keinginan konsumen. Salah satu dari quality management tools untuk
mengurangi cacat pada produk di sebuah perusahaan atau organisasi adalah penggunaan
tools dan teknik pengendalian mutu. Tools dan alat statistik pengendalian mutu dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas prroduk. Adapun alat-alat dan
teknik dalam pengendalian mutu adalah sebagai berikut:

a. Analisa pareto
b. Statistik sampling
c. Diagram kendali mutu
d. Pangujian

2.1 Analisa Pareto

Analisa atau diagram pareto adalah suatu analisis yang didasari oleh prinsip yang
menyatakan bahwa kebayakan efek adalah hasil dari sedikit penyebab. Konsep dari analisa
pareto dinyatakan oleh seorang ekonom yang berasal dari Italia pada abad ke-19 yang
bernama Vilfredo Pareto. Pareto mengamati bahwa sesungguhnya presentase kekayaan
nasional dalam suatu negara hanya dimiliki oleh sejumlah kecil. Tujuan analisis pareto
untuk memisahkan sedikit yang penting dari banyak yang tidak penting. Dikatakan bahwa
80% cacat berasal dari 20% penyebab. Metode analisis data ini membantu mengarahkan
pekerjaan ke tempat di mana dapat dilakukan peningkatan terbanyak. Sehingga analisis
pareto membantu untuk bisa memusatkan usaha ke permasalahan yang menyediakan
potensi terbesar untuk peningkatan. Pareto adalah diagram histogram, atau kolom yang
mewakili grafik sebuah distribusi frekuensi, yang membantu mengidentifikasi dan
memprioritaskan masalah daerah.

Diagram pareto adalah grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan
perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan memakai diagram
pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas
penyelesaian masalah. Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau
menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang
paling kecil. Adapun kegunaan lain dari diagram pareto adalah untuk membantu suatu tim
agar terpusat pada penyebab yang akan menghasilkan dampak terbesar jika diselesaikan,
menampilkan kepentingan relatif dari problem dalam format visual yang sederhana dan
dapat diinterpretasi dengan cepat, untuk membantu mencegah permasalahan dan
menghilangkan penyebab terburuk dari keadaan, untuk mengukur seberapa besar
kemajuan yang terlihat secara insentif agar bisa mendorong lebih banyak peningkatan, dan
untuk menerapkan peningkatan kualitas manufaktur atau non manufaktur.

Cara membuat diagram pareto adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kategori masalah/sebab yang akan dibandingkan


b. Tentukan periode waktu untuk dipelajari
c. Mengumpulkan dan meringkas data
d. Menggambar sumbu horizontal dan vertikal.
e. Memetakan batang-batang Diagram Pareto.

Gambar 2. 1 Contoh diagram pareto


2.2 Statistik Sampling

Rencana penerimaan sampel produk biasa dapat juga disebut dengan Acceptance
Sampling. Acceptance Sampling meliputi perencanaan atribut dan perencanaan variabel.
Pada perencanaan atribut, sampel diambil secara random dari produk yang dihasilkan,
kemudian masing-masing unit diklasifikasikan apakah diterima atau ditolak. Banyaknya
kesalahan kemudian dibandingkan dengan banyaknya kesalahan yang diperbolehkan
dalam perencanaan. Perencanaan atribut tersebut berdasarkan Acceptable Quality Level
(AQL).

Anggota tim proyek yang bertugas pada pengendalian mutu harus


memiliki pemahaman statistik yang kuat, tetapi beberapa anggota tim hanya membutuhkan
konsep dasar. Konsep dasar tersebut mencakup statistik sampling, faktor kepercayaan,
standar deviasi, dan variasi. Statistical sampling membahas tentang bagaimana memilih
bagian dari populasi yang menjadi perhatian untuk diperiksa. Bagian dari populasi yang
terpilih disebut sampel. Ukuran Sampel tergantung pada bagaimana tingkat keterwakilan
anggota populasi yang diinginkan di dalam sampel. Ukuran sampel dapat dihitung dengan
rumus:

2
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 0,25 𝑥 ( )
𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Faktor kepercayaan merupakan besar kepastian yang diinginkan sehingga sampel tidak
termasuk variasi yang secara alami bukan menjadi bagian populasi. Tingkat kepercayaan
merupakan besar kepastian bahwa sampel mampu mewakili populasi. Keduanya saling
berpasangan. Tingkat kesalahan merupakan besar kemungkinan sampel tidak mewakili
populasi. Keduanya saling berpasangan. Konsep lain dalam statistik yang digunakan
dalam pengendalian mutu adalah Standard Deviasi (SD). Standard deviasi mengukur
bagaimana variasi yang terjadi pada distribusi data. SD yang kecil berarti data berada
dalam sebuah kelompok dan perbedaan dengan nilai tengah yang kecil. SD besar berarti
data menyebar dari nilai tengah distribusi . Standar deviasi ditimbulkan dengan σ (sigma).
Gambaran tentang standard deviasi diperlihatkan oleh kurva distribusi normal.
Gambar 2. 2 Kurva distribusi normal
2.3 Diagram Kendali Mutu

Peta Kendali (Control Chart) adalah grafik jenis khusus yang dapat digunakan untuk
menginterpretasikan data suatu proses dengan cara membuat gambar batasan-batasan
variasi yang diperbolehkan, dan secara objektif menentukan apakah suatu proses ada
dalam batas kendali atau di luar batas kendali. Peta kendali menunjukkan adanya
perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan
meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali. Teknik yang paling umum
dilakukan dalam pengontrolan kualitas secara statistik adalah dengan menggunakan
diagram kontrol Shewart. Diagram ini bentuknya sangat sederhana yaitu terdiri atas tiga
buah garis mendatar yang sejajar.

Sumbu datar melukiskan nomor sampel yang diteliti dimulai dari sampel kesatu, sampel
kedua dan seterusnya. Sumbu tegak menyatakan karakteristik yang sedang diteliti,
misalnya rata-rata, persentase dan sebagainya. Garis Sentral melukiskan “nilai baku” yang
menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil pengamatan untuk tiap
sampel. Garis bawah yang sejajar dengan garis sentral dinamakan batas kontrol bawah
(BKB). Ini merupakan penyimpangan paling rendah yang diizinkan dihitung dari “nilai
baku”. Garis yang menyatakan penyimpangan paling tinggi dari “nilai baku” terdapat
sejajar di atas sentral dan dinamakan batas kontrol atas (BKA).

Bagan kendali akurasi sering diungkapkan dalam rerata (x-chart) ataupun persen uji
temu balik (recovery test, %R-chart). Langkah awal membuat bagan kendali akurasi
adalah hitung rerata dan simpangan baku (sd) terhadap minimal 15 data hasil pengujian
secara independen. Garis pusat (central line) bagan kendali merupakan nilai dari rerata
yang diperoleh dari sejumlah data hasil pengujian. Batas peringatan atas dan bawah
ditentukan pada daerah retata ± 2sd, sedangkan batas tindakan atas dan bawah dibatasi
pada daerah rerata ± 3sd. Bagan kendali akurasi (%R-chart) diterapkan untuk pengujian
temu balik (%R) baik secara teknik spiking atau memperlakukan bahan acuan bersertifikat
(certified reference material, CRM) sebagaimana sampel uji (Tabel 1). Sedangkan bagan
kendali akurasi (x-chart) digunakan untuk mengetahui stabilitas konsentrasi, antara lain
CRM, larutan kerja, calibration check standard dan reagent blanks. Berikut merupakan
contoh table dan gambar dari diagram kendali % R.

No Sampel %R
1 97,3
2 98,1
3 100,3
4 99,4
5 100,9
6 98,6
7 96,9
8 99,6
9 101,1
10 100,4
11 100
12 95,9
13 98,3
14 99,2
15 102,1
16 98,5
17 101,7
18 100,4
19 99,1
20 100,3
𝑿 99,41
Sd 1,61
BPA= 𝑋 + 2sd 102,62

BTA= 𝑋 + 3sd 104,23

BPB= 𝑋 – 2sd 96,19

BTB = 𝑋 – 3sd 94,58

Table 2.3.1. Data hasil uji (% R)


Gambar 2.3.1 Diagram Kendali % R-chart

Adapun contoh dari diagram kendali mutu yang lain adalah dalam bentuk 𝑋 . Berikut
merupakan contoh dari table data hasil pengujian dan diagram kendali mutu 𝑋 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑡.

Hari Hasil (ppm)


1 0,97
2 0,98
3 1,00
4 0,99
5 1,00
6 0,98
7 0,97
8 0,99
9 1,01
10 1,00
11 1,00
12 0,96
13 0,98
14 0,99
15 1,02
16 0,98
17 1,01
18 1,00
19 0,99
20 1,00
𝑿 1,00
Sd 0,01
BPA= 𝑋 + 2sd 1,02

BTA= 𝑋 + 3sd 1,03

BPB= 𝑋 – 2sd 0,97

BTB = 𝑋 – 3sd 0,96

Table 2.3 2 Data hasil pengujian 𝑋 chart

Gambar 2. 3. 2. Diagram Kendali Mutu X chart


Harga-harga statistik yang diperolehkan dari tiap sampel, setelah dihitung,
digambarkan dalam diagram yang biasanya berupa titik-titik. Dengan demikian didapat
titik pertama untuk sampel kesatu, titik kedua untuk sampel kedua dan begitu seterusnya.
Supaya mudah dianalisis, biasanya titik-titik yang berurutan dihubungkan. Jika titik-titik
itu ada di dalam daerah yang dibatasi oleh BKB dan BKA, dikatakan bahwa proses dalam
kontrol. Ini berarti bahwa proses berlangsung atau beroperasi di bawah penyebab wajar
sebagaimana diharapkan atau berjalan karena penyebab sistem tetap yang sifatnya
probabilistik. Dalam hal ini proses dibiarkan berlangsung terus. Sekali terdapat titik yang
jauh di bawah BKB atau di atas BKA, maka dikatakan bahwa proses dil uar kontrol. Ini
menandakan bahwa penyebab tak wajar diduga telah terjadi yang mempengaruhi proses
tersebut.
2.4 Pengujian

Pengujian merupakan tahap yang mendekati akhir dari pengembangan produk dan
peningkatan mutu kualitas produk yang dibuat oleh suatu perusahaan. Perngujian harus
dilakukan selama hampir semua fase dari pengembangan produk. Pengujian sendiri
memiliki beberapa jenis, yaitu:

a. Unit testing: kegiatan menguji setiap komponen secara individu untuk memastikan
bahwa komponen yang dibuat bebas cacat
b. Integration testing: kegiatan pengujian yang terjadi antara pengujian unit dan sistem
yang dimana fungsionalitas dan komponen dari produk diperhatikan secara
berkelompok
c. System testing: kegiatan menguji keseluruhan sistem produk sebagai suatu kesatuan
ensitas
d. User acceptance testing: kegiatan pengujian independen yang dilakukan pengguna
akhir sistem sebelum menerima sistem atau produk yang diserahkan.

Dalam manajemen mutu modern, apabila sudah selesai melakukan tahapan pengujian,
maka suatu produk akan memiliki nilai jual jika pelanggan bisa memberikan rasa puas
terhadap produk yang dibuat dan pihak perusahaan dapat mengakui tanggung jawab
manajemen untuk kualitas yang diberikan. Adapaun hal yang dapat dilakukan dalam
meningkatkan mutu adalah membangun kepemimpinan yang dapat mempromosikan
mutu, memahami biaya mutu, fokus pada organisasi dan pengaruh faktor yang
mempengaruhi mutu kerja, serta mengikuti maturity model. Berikut merupakan gambaran
contoh pengendalian mutu dalam pekerjaan campuran beraspal panas:
Gambar 2. 4 Bagan pengendalian dan pengujian mutu

Anda mungkin juga menyukai