Anda di halaman 1dari 13

EKSTRAKSI PADAT-CAIR

A. Tujuan

Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk menentukan kadar minyak kemiri.

B. Landasan Teori

Ekstraksi suatu bahan pada prinsipnya dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi

suhu yang digunakan, makin tinggi ekstrak yang diperoleh. Namun demikian, bahan

hasil ekstraksi dengan berbagai tingkat suhu belum tentu memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap sifat antibakterinya Oleh sebab itu, ekstraksi bahan pada suhu yang

berbeda perlu dilakukan. Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang

lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki

kelarutan ekstrak. Makin bersifat polar pelarut menghasilkan bahan terekstrak tidak

berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Untuk mengetahui lebih jauh pengaruh

suhu pada proses ekstraksi menggunakan campuran pelarut etanol dan air (Rindit, at

al., 2007).

Jika suatu komponen dari campuran merupakan padatan yang sangat larut

dalam pelarut tertentu dan komponen yang lain secara khusus tidak larut, maka

proses pemisahan dapat dilakukan dengan pengadukan sederhana dan dengan pelarut

tertentu yang diikuti dengan proses penyaringan. akan tetapi bila komponen terlarut

sangat sedikit larut atau disebabkan oleh bentuknya sehingga proses pelarutan sangat

lambat, maka perlu dilakukan pemisahan dengan ekstraksi soxhlet (Armid, 2009)

Sering campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali

dipisahkan, dengan metoe pemisahan mekanis atau tekhnik yang telah sering

dilakukan. Misalnya saja karena komponennya saling bercampur secara erat, peka
terhadap panas, beda sifat fisiknya terlalu kecil atau tersdia dalam konsentrasi

rendah. Dalam hal semacam ini sering ekstraksi adalh satu-satunya proses yang

dapat digunakan. Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu

padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Suatu proses ekstraksi biasanya

melibatkan tahap-tahap berikut ini :

- Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling

berkontraksi, dalam hal ini terjadi perpindahan masa dengan cara difusi

padabidang antar muka bahan ekstraksi yang sebenarnya yaitu pelarut ekstrak.

- Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan

atau titrasi.

- Mengisolasi ekstraksi dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut.

umumnya dilakukan dengan menguatkan pelarut.

(G. Bresconi dan H.Gester, 1995:55)

Larutan mempunyai kelarutan di dalam pelarut yang berbeda, proses yang

selektif untuk pemisahan suatu larutan dari suatu campuran dengan suatu pelarut

disebut ekstraksi. ekstraksi soxhlet dapat digunakan untuk mengekstraksi larutan dari

padatan dengan menggunakan pelarut yang dapat menguap, yang dapat bercampur

dengan air ataupun tidak. Pelarutnya diuapkan bila terkondensasi maka akan menetes

pada senyawa padat setelah mencapai volume tertentu media pelarut tersebut akan

keluar melalui pipa kecil dan terus menuju ke tempat penampungan (labu) proses ini

berlangsung terus-menerus pelarut dalam labu diuapkan (Lowe, R., 1993:60).

Faktor lingkungan seperti ketinggian tempat tumbuh, tekstur

tanah, suhu tanah, kelembaban tanah akan mempengaruhi


perkembangan biji yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula

kandungan minyak pada biji. Dalam upaya mencari spesies

tumbuhan yang berpotensi menghasilkan kandungan minyak yang

tinggi, maka perlu diketahui kondisi lingkungan yang paling

optimum (Mulyani, 2007).

Pemurnian merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas suatu bahan

agar mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Beberapa metode pemurnian yang

dikenal adalah secara kimia ataupun fisika. Pemurnian secara fisika memerlukan

peralatan penunjang yang cukup spesifik, akan tetapi minyak yang dihasilkan lebih

baik, karena warnanya lebih jernih dan komponen utamanya menjadi lebih tinggi.

Untuk metode pemurnian kimiawi bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan

yang sederhana dan hanya memerlukan pencampuran dengan adsorben atau senyawa

pengomplek tertentu (Hernani, 2006)


C. Alat dan Bahan

1. Alat

 Alat soxhlet

 Labu alas bulat

 Elektromantel

 Erlenmeyer

 Blender

 Klem dan statif

 Alumunium foil

2. Bahan

 Kemiri 60 gram

 n-heksan
D. Prosedur Kerja

Butiran biji
kemiri
- dihaluskan dengan mortal
- ditimbang sebanyak 60 gram

60 g kemiri
halus
- dibungkus dengan alumunium foil yang
telah dilubangi
- dimasukkan dalam alat soxhlet
- diekstraksi
- dipisahkan

Ekstrak Residu

- diuapkan pelarutnya

Minyak
kemiri
- ditimbang volume ekstrak
- ditentukan kandungan minyaknya

Berat Minyak = 38,03 gram


E. Hasil Pengamatan

a. Gambar Rangkaian Alat

b. Data pengamatan

 Berat labu alas bulat kosong = 60,2


gram
 Berat sampel = 60 gram
 Jumlah siklus = 8 kali
 Lama ekstrak = 75 menit
 Berat minyak + labu = 98,23
gram
 Berat minyak = (Berat
minyak + labu) - Berat labu kosong
= 98,23 gram - 60,2 gram
= 38,03 gram
38,03 g
Efisiensi Kadar minyak = x 100%
60 g

= 63,38 %
F. `
Pembahasan

Ekstraksi merupakan suatu cara yang umum digunakan dalam proses

pemisahan atau pemurnian zat ataupun senyawa tertentu dari campurannya.

Ekstraksi didasarkan pada perbedaan sifat kelarutan suatu senyawa organik di dalam

suatu cairan pelarut yang tidak saling bercampur. senyawa yang berada dalam

bentuk ion (bersifat polar) umumnya dapat larut dalam air, sementara senyawa

organik yang bersifat non polar umumnya tidak dapat larut alam pelarut air atau

pelarut polar. Sifat ini dikenal dengan istilah “like dissolve like” sehinggga suatu zat

atau senyawa dalam campurannya dapat dialarutkan dalam kombinasi pelarut yang

tidak saling bercampur.

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair

dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi

yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau

leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam

pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut

kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan

kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan

dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila

padatan hanya sedikit larut dalam pelarut.

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat

dalam sampel. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat

ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,

kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.


Percobaan kali ini, kita mengekstraksi kemiri untuk memisahkan minyak dari

kemiri. Untuk mengekstraksi minyak dalam kemiri kita menggunakan metode

ekstraksi soxhlet. Soxhletasi merupakan penyarian sampel secara berkesinambungan,

pelarut dipanaskan hingga menguap, uap cairan pelarut terkondensasi menjadi

molekul-molekul air oleh pendingin (kondensor) lalu turun mengekstrak sampel

dalam ruang soxhlet dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah

melewati pipa sifon. Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang akan digunakan

sangatlah penting. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil yang akan didapatkan

dari proses ekstraksi yang dilakukan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa minyak

merupakan senyawa yang bersifat non polar sehingga dalam memilih pelarut

sebaiknya menggunakan pelarut yang bersifat non polar pula. Dalam percobaan ini

digunakan n-heksan sebagai pelarut yang dapat mearutkan minyak dalam kemiri

karena sama-sama bersifat nonpolar. Pelarut yang digunakan (n-heksan) dimasukkan

dalam labu alas bulat yang dipanaskan kemudian pelarut berubah menjadi fase uap

dan dengan menggunakan kondensor, pelarut yang dalam fase uap tadi berubah

menjadi fase cair dan akan jatuh menetesi sampel. Pada proses ini terjadi proses

ekstraksi oleh pelarut dimana pelarut ak an mengekstrak minyak yang ada pada

sampel. Pelarut yang mengikat minyak lama kelamaan akan memenuhi sifon dan

jika sifon telah terisi oleh pelarut sampai penuh maka pelarut akan jatuh kembali

pada labu alas bulat bersama ekstrak sampel. Proses ini dinamakan satu kali

ekstraksi, dan demikian proses ekstraksi oleh pelarut ini terjadi secara berulang-

ulang. Semakin banyak frekuensi ekstraksi yang dilakukan maka semakin banyak

pula minyak yang akan terekstrak dari sampel kemiri.


Proses sirkulasi ekstraksi pada percobaan ini dilakukan sebanyak delapan

kali ekstraksi. Setelah ekstraksi telah selesai dilakukan, dilanjutkan dengan proses

penguapan dimana proses ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak yang

diperoleh dari pelarut. Proses penguapan ini dilakukan dengan memanaskan pelarut

yang telah bercampur dengan minyak sehingga pelarut yang mempunyai titik didih

lebih rendah ini akan menguap sehingga pelarut akan terpisah dari minyak. Untuk

proses penguapan pelarut, kita menggunakan alat soxhlet untuk menguapkan pelarut

dari ekstrak. Setelah dilakukan proses penguapan kita dapat langsung menghitung

berapa banyak minyak yang didapatkan dari proses ekstraksi ini. Dari hasil

penimbangan ekstrak minyak kemiri yang diperoleh sebanyak 38,03 gram dan

efisiensi kadar minyak kemiri yang diperoleh dari 60 gram sampel (kemiri) sebanyak

63,38 %

G. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa ekstraksi

padat-cair dilakukan dengan teknik soxhlet dan efisiensi kadar minyak yang

diperoleh dari 60 gram kemiri yaitu sebesar 63,38 %.


DAFTAR PUSTAKA

Armid. 2009. Petunjuk Praktikum Metode Pemisahan Kimia Analitik. F-MIPA Unhalu.
Kendari.

Bresconi, G, dan Gester, H.1995. Tekhnologi Kimia. PT. Pradiya Paramita. Jakarta.

Hernani, dan Marwat, T. 2006. Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses
Pemurnian. Jurnal Konferensi Nasional Minyak Atsiri.

Lowe, F. Roberto. 1993. Metode Laboratorium II. Universitas Udayana. Bali.

Mulyani. 2007. Bioprospek Cerbera odollam Gaertn. yang Diambil dari Tiga Lokasi
sebagai Bahan Baku Biodiesel. jurnal Bahan Baku Biodiesel.

Rindit, P, Gardjito, M, Sudarmadji, S dan Kuswanto, K R. 2007. Kandungan Fenol dan


Sifat Antibakteri dari Berbagai Jenis Ekstrak Produk Gambir (Uncaria gambir
Roxb). Jurnal Ekstrak Uncaria gambir Roxb.
LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN VI

PENENTUAN NIKEL SEBAGAI KOMPLEKS

NIKEL-DIMETILGLIOKSIN DENGAN EKSTRAKSI

OLEH

NAMA : ALFFAN GAFAR

STAMBUK : F1C1 11 029

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : NIA SASRIA, S.Si.

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013

Anda mungkin juga menyukai