Anda di halaman 1dari 5

Legalkah marijuana di Indonesia?

Marijuana atau kerap disebut ganja (Cannabis sativa) yaitu tanaman yang memiliki
efek mengakibatkan seorang pengguna merasa senang yang berkepanjangan tanpa
sebab. Hal ini dikarenakan ganja memiliki kandungan
zat tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) Tanaman semusim ini
tingginya dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina
ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung
ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000
meter di atas permukaan laut.

Sejarah ganja mengatakan bahwa ganja adalah tumbuhan tertua yang manusia gunakan
untuk kebutuhan sandang mereka setelah kulit hewan (jalan Panjang legalisasi
ganja,2014). Fakta - fakta seperti ini telah di kemukakan sangat jauh sebelum ganja
menjadi illegal. Pasalnya di awal abad ke-16 Amerika memperkenalkan tumbuhan ini
beserta himbauan untuk memanfaatkannya secara masal. Kemudian pada awal abad 19
menuai kontroversi pada penggunaanya untuk rekreasional.

Undang-undang awal yang mengatur hal-hal terkait ganja tercatat di Amerika pada
tahun 1619. Undang-undang tersebut mengatur dan menghimbau para petaninya untuk
serentak menanam ganja. Hukum terkait terus berkembang dalam periode 200 tahun
setelah itu dan terkesan lebih mengharuskan penanaman besar-besaran.

Seperti tercatat pada tahun 1763-1767 di Virginia, siapapun bisa terkena hukuman
pidana dan dipenjarakan untuk tidak menanam ganja. Ya, pernah sepenting itu
tumbuhan ganja untuk sebuah peradaban. Hal ini mengingat manfaat ganja yang begitu
besar bagi manusia, ganja secara utuh telah dimanfaatkan sejak lama untuk berbagai
kebutuhan seperti kain sebagai sandang, tepung dan minyak untuk pangan, temali dan
lainnya untuk industri, sampai pemanfaatan bunga untuk medis hingga kebutuhan
spiritual keagamaan.

Dalam artikel yang di tulis pada situs web sejarah ganja illegal yang berjudul ganja obat
mujarab sejak ribuan tahun, disna tertulis bahwa ganja sebagai tumbuhan satu-satunya
yang ada di muka bumi ini sebagai penghasil molekul pembawa pesan yang bernama
endocannabinoid. Molekul ini berfungsi untuk proses melupakan. Karena melupakaan
juga merupakan suatu proses yang vital ketika seseorang ingin mengingat sesuatu,
karena sebenarnya otak manusia menyerap semua informasi dan stimulus lewat indra.
Tanpa mekanisme melupakan, atau gangguan pada prosesnya, manusia akan kesulitan
mengingat sesuatu karena tidak tahu mana yang harus diingat dari begitu banyaknya
informasi dan stimulus yang masuk ke otak.

Kemudian menyebutkan bahwa ganja memiliki manfaat untuk memacu kreatifitas.


Pengguna ganja mengalami lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta berkarya terutama
seorang musisi dan seniman. Namun efek yang dihasilkan juga beragam pada setiap
individu segolongan tertentu ada yang merasakan efek menjadi malas, sementara ada
juga kelompok yang menjadi aktif terutama dalam berfikir kreatif.

Dari kalangan medis juga menyebutkan bahwa banyak diantaranya manfaat ganja bagi
pengobatan, salah satunya adalah penyakit yang paling susah dijinakkan yaitu kanker.
Seperti yang telah penulis sebutkan bahwa ganja satu – satunya penghasil molekul
endocannabinoid banyak ilmuan yang telah meneliti bahwa ganja bermanfaat untuk :

 Pemulihan stress dan menjaga keseimbangan dalam tubuh (Di Marzo V, Melck
D, Bisogno T, De Petrocellis L, 1998)
 Perlindungan sel syaraf (Panikashvili D, Mechoulam R, Beni SM,
Alexandrovich A, Shohami E, 2005)
 Reaksi terhadap stimulus rasa sakit (Cravatt BF, Lichtman AH, 2004)
 Regulasi aktifitas motorik (Van der Stelt M, Di Marzo V, 2003)
 Mengontrol fase-fase tertentu pada pemrosesan memori (Wotjak CT, 2005)
 Berperan dalam modulasi respon kekebalan dan imunitas tubuh (Klein TW,
Newton C, Larsen K, Lu L, Perkins I, Nong L, Friedman H, 2003; Massa F,
Marsicano G, Hermann H, Cannich A, Monory K, Cravatt BF, Ferri GL, Sibaev
A, Storr M, Lutz B, 2004)
 Bahkan berpengaruh juga dalam sistem kardiovaskular dan pernafasan dengan
mengatur detak jantung, tekanan darah dan fungsi saluran pernafasan
(Mendizabal VE, Adler-Graschinsky E, 2003)
Namun dari banyak manfaat yang dipaparkan banyak juga dampak dari penggunaan
ganja secara illegal atau secara bebas, yaitu pengguna ganja akan kehilangan kendali,
kerusakan pada paru-paru, kecanduan, sakit pada kejiwaan, mengganggu system
reproduksi dan meningkatnya kriminalitas juga salah satu dampak buruk yang di
sebabkan ganja, karena ganja membuat orang ketergantungan hingga menguras
uangnya, jika sudah habis terkuras tentu akan berusaha agar mendapatkan uang untuk
membeli ganja kembali maka disaat inilah pengguna sudah mengalami ketergantungan
pada ganja dan melakukan apapun demi mendapatkannya sekalipun itu dalam hal
kriminalitas.
Sejauh ini, setidaknya ada tiga tujuan suatu negara melegalkan marijuana atau ganja.
Yakni untuk kepentingan medis, nonmedis (kepentingan rekreasi) dan campuran
keduanya (sepenuhnya). Sementara kepentingan medis dan non medis cukup jelas,
negara yang melegalkan ganja sepenuhnya berarti memiliki regulasi yang mengizinkan
penjualan dan budidaya, termasuk untuk konsumsi medis danrekreasi.
Kanada dan Uruguay adalah dua negara di dunia yang telah melegalkan ganja
sepenuhnya. Tanggal 10 Desember 2013,
Uruguay menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan ganja dan mulai
mengizinkan penjualan ganja di apoteker lokal pada 2017. Berdasarkan hokum yang
berlaku pembeli ganja haruslah warga negara asli berusia 18 tahun ke atas yang telah
mendapat izin dari pihak berwenang. Lalu, meski tidak ada batasan jumlah kepemilikan
pribadi, penduduk dilarang membudidayakan lebih dari enam pohon ganja.
Pelaturan di Kanada bahkan jauh lebih ketat. Pasalnya, sejak melegalkan ganja pada 17
Oktober 2018 dengan alasan memperkecil tindak kriminal, kebijakan Kanada selaku
negara maju pertama yang diprediksi menjadi panutan negara – negara lain, banyak
memunculkan pertanyaan dari kalangan ahli terkait kehawatiran soal dampak
penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 tersebut.
Kanada yang kini menjadi pasar legal ganja terbesar di dunia mengeluarkan The
Cannabis Act- hukum penggunaan ganja di Kanada yang berisi aturan beragam di 10
provinsi dan 3 wilayah. Singkatnya ganja hanya bisa dibeli secara daring di Ontario.
Lalu di wilayah Yukon hanya di izinkan mengonsumsi ganja di tempat tinggal pribadi
dengan aturan usia pengonsumsi harus 18 tahun keatas dan aturan – aturan lain dalam
pembelian serta penanaman ganja tersebut.
46 negara bagia AS tercatat melegalkan ganja dengan berbagai tujuan. Ganja rekreasi
dilegalkan di Washington DC, juga Sembilan negara bagiasn AS seperti Alaska,
California, Colorado, Mmaine, Massachusetts, Nevada, Oregon, Negara bagian
Washington, Vermont. Sementara itu Oklahoma menjadi negara ke-30 yang
melegalkan ganaja medis. Dan di susul oleh negara – negara lain yang juga melegalkan
ganja medis dan penenemannya.
Di Indonesia sendiri Ganja termasuk narkotika Golongan 1. Hal ini bisa kita lihat, jika
kita membaca UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan melihat lampiran daftar
narkotika golongan 1 poin ke 8.salah satu tujuan uu narkotika ini untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pasal 8 ayat
1 uu ini menyebutkan bahwa narkotika golongan 1 dilarang digunakan untuk
kepentingan kesehatan. Dengan demikian secara normatif, ganja tidak bisa digunakan
untuk pelayanan kesehatan dan pengobatan. Dan telah tercantum hukuman jika
seseorang menanam, memiliki, mengirimkan, menjual, membeli, dan menggunakan
ganja diancam dengan sanksi pidana penjara dan denda tergantung jenis kesalahan.
Sanksi penjara tersebut paling ringan 4 tahun dan yang paling lama adalah seumur
hidup. Sanksi denda mulai dari 800 juta sampai 10 miliyar. Hal tersebut diatur dalam
pasal 111,114,115, dan 116 uu ini.
Yang jadi pertanyaan kita selaku masyarakat awam, legalisasi ganja untuk apa? Dan
pentingnya apa bagi kita?
Legalisasi ganja untuk medis. Jika benar ekstrak ganja untuk menyembuhkan penyakit
kronis apa salahnya penggunaan ganja untuk pengobatan dilegalkan. Tetapi perlu
adanya pembuktian yang ilmiah dan benar-benar teruji. Untuk itu diperlukan peran
peneliti dari kemenkes, LIPI,BPOM, dan peneliti lainnya yang mana sebelumnya telah
berkoordinasi dengan BNN. Jika ganja sudah benar – benar teruji dan dinyatakan valid
dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Barulah pasal 8 ayat 1
UU Narkotika bisa di revisi dan menyatakan bahwa ganja bisa dilegalisasi untuk
pengobatan.
Legalisasi ganja untuk ilmu pengetahuan danteknologi. Dikutip dari tumblr Lingkar
Ganja Nasional tentang manfaat Ganja, diantaranya serat ganja bisa diolah menjadi
kertas dan bisa didaur ulang sebanyak 78x dan minyak ganja 30% bisa diolah jadi bahan
bakar diesel kualitas tinggi dan pelumas mesin.
Kedua hal diatas juga perlu pembuktian dan harus diuji kebenarannya. Perlu diketahui
untuk kepentingan iptek ganja bisa digunakan, tapi memang dalam jumlah terbatas dan
harus ada persetujuan kementrian sebagaimana tertuang dalam pasal 8 ayat 2 UU
Narkotika.
Penulis tidak setuju jika nantinya ganja di legalkan secara keseluruhan. Dilegalkan
secara keseluruhan dalam artian setiap orang boleh menanam, memiliki dan
menggunakan ganja dalam hal apapun. Karena seandainya setiap orang di negara ini di
bebaskan untuk menanam, memiliki dan menggunakan ganja akan menyulitkan
pemerintah khususnya dalam menegakkan hokum dan melakukan pengawasan
sehingga hal-hal yang tidak di inginkan terjadi, misalnya seorang pengemudi
mengemudikan mobilnya dan dirinya dalam pengaruh ganja pengemudi tersebut bisa
saja kehilangan kesadaran dan menyebabkan kecelakaan lalulintas. Tentu hal tersebut
tidak diinginkan oleh siapapu.
Essay ini saya tulis, saya sangat menyadari bahwa essay yang saya tulis ini jauh dari
kata sempurna dan masih banyak diluar sana yang menulis essay jauh lebih bagus.
Demikian essay ini saya tulis untuk memenuhi syarat mengikuti PPLF 2019.

Anda mungkin juga menyukai