PENDAHULUAN
produknya, industri farmasi harus menggunakan jasa distributor atau yang disebut
disebutkan bahwa PBF hanya menyalurkan obat kepada PBF atau PBF cabang lainnya
dan fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit,
puskesmas, klinik atau toko obat, namun khusus untuk obat keras tidak diperbolehkan
disalurkan melalui toko obat dan pembeliannya harus dilakukan di apotek dengan
Pedagang Besar Farmasi (PBF) dapat menyalurkan obat-obat baik bebas, bebas
terbatas, keras, narkotika, psikotropika atau alat kesehatan. Obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk memengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
manusia. Untuk menjamin tersedianya obat yang bermutu, aman dan berkualitas,
Cara Distribusi Obat yang baik (CDOB) adalah cara distribusi atau penyaluran
obat dan atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi
penyaluran obat dari produsen hingga ketangan konsumen. Penerapan CDOB ini
diharapkan dapat mempertahankan dan memastikan mutu obat yang diterima oleh
pasien sama dengan mutu obat yang dikeluarkan oleh industri farmasi.
Dalam CDOB tersebut terdapat 9 Aspek yang mengatur tentang distribusi obat,
salah satunya adalah bangunan dan peralatan. Bangunan dan Peralatan juga merupakan
salah satu aspek dalam CDOB yang harus dipenuhi oleh PBF. Suatu PBF harus
mempunyai luas bangunan yang cukup dan memenuhi persyaratan teknis, sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi PBF. Bangunan harus
dirancang dan disesuaikan untuk memastikan bahwa kondisi penyimpanan yang baik
dapat dipertahankan, mempunyai keamanan yang memadai dan kapasitas yang cukup
untuk memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat yang baik, serta area
semua kegiatan dilaksanakan secara akurat dan aman (BPOM, 2012). Selain bangunan
PBF dalam melakukan kegiatan juga harus memiliki perlengkapan yang memadai agar
tanggung jawab apoteker di distribusi farmasi, terutama pada salah satu aspek
3
BAB II
TINJAUAN KASUS
Besar Farmasi, yang dimaksud dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
PBF harus mengacu kepada CDOB. Hal ini untuk menjamin agar kualitas kinerja dari
CDOB adalah cara distribusi/ penyaluran obat dan/ atau bahan obat yang bertujuan
memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/ penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan
penggunaanya.
mematuhi prinsip CDOB. Dalam CDOB terdapat 9 prinsip/ aspek yang harus dipenuhi
oleh PBF dalam melaksanakan kegiatan distribusi obat. Salah satu aspek diantaranya
yaitu Operasional.
tanggung jawab, proses dan langkah manajemen risiko terkait dengan kegiatan yang
dilaksanakan. Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan
obat dan integritas rantai distribusi dipertahankan selama proses distribusi. Seluruh
kegiatan distribusi harus ditetapkan dengan jelas, dikaji secara sistematis dan semua
tahapan kritis proses distribusi dan perubahan yang bermakna harus divalidasi dan
distribusi, membutuhkan kepemimpinan dan partisipasi aktif serta harus didukung oleh
kontrak, kajian dan pemantuan manjamen, dan manajemen risiko mutu. Dalam suatu
organisasi, pemastian mutu berfungsi sebagai alat manajemen. Harus ada kebijakan
5
distribusi yang berkaitan dengan mutu,sebagaimana dinyatakan dan disahkan secara
Obat dan/ atau bahan obat diperoleh, disimpan, disediakan, dikirimkan atau
Obat dan/ atau bahan obat dikirimkan ke penerima yang tepat dalam jangka
Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut
dilakukan;
dan diselidiki;
berbagai kegiatan berdasarkan kontrak. Proses ini harus mencakup manajemen risiko
mutu yang meliputi penilaian terhadap pihak yang ditunjuk, penetapan tanggung jawab
dan proses komunikasi, dan pemantauan dan pengkajian secara teratur. Manajemen
risiko mutu merupakan bagian akhir dari manajemen mutu yang merupakan suatu
6
risiko terhadap mutu obat dan/atau bahan obat. Hal ini dapat dilaksanakan baik secara
secara berkesinambungan untuk menilai risiko yang mungkin terjadi terhadap mutu
distribusi maka harus ada personil yang cukup dan kompeten dan setiap personil harus
memahami tanggung jawab masing-masing personil dengan jelas dan dicatat. Semua
personil harus memahami prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan dasar maupun
personil lainnya harus kompeten dan dalam jumlah yang memadai. Selain itu, untuk
mendukung kegiatan yang dilakukan perlu diterapkan higiene personil dan tersedianya
prosedur tertulis berkaitan dengan higiene personil yang relevan dengan kegiatannya
7
2.4.3 Bangunan dan Peralatan
Bangunan
perlindungan dan distribusi obat dan/atau bahan obat (BPOM, 2012). Bangunan kantor
dan gudang pedagang Besar Farmasi harus berlokasi sesuai dengan peruntukannya
(Kemenkes RI, 2011). Suatu PBF harus mempunyai luas bangunan yang cukup dan
dan fungsi PBF. Suatu PBF paling sedikit memiliki ruang tunggu, ruang penerimaan
obat, ruang penyiapan obat, ruang administrasi, ruang kerja apoteker, gudang obat jadi,
ruang makan dan kamar kecil. Bangunan PBF dilengkapi dengan sumber air yang
menggunakan bahan yang kuat dan mudah dibersihkan, memiliki saluran pembuangan
air, lantai yang mudah dibersihkan, mempunyai permukaan yang rata, bebas dari
keretakan dan lubang yang terbuka, langit-langit selalu dalam keadaan baik, artinya
Jika bangunan (termasuk sarana penunjang) bukan milik sendiri, maka harus
8
Area terpisah yang dimaksud diatas dapat berupa:
o Partisi,
o Ruangan.
Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/atau bahan obat yang
bahan obat yang diduga palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan
dimusnahkan, yang ditarik, dan yang kedaluwarsa dari obat dan/atau bahan obat
o Ruangan
o Lemari
Penyimpanan untuk obat dan/atau bahan obat yang diduga palsu, yang
dikembalikan, yang ditolak, yang akan dimusnahkan, yang ditarik, dan yang
9
kedaluwarsa dapat dilakukan pada area yang sama dengan disertai label yang
Memiliki kondisi penyimpanan yang baik, yaitu terjaga dari penumpukan debu,
sampah dan kotoran serta terhindar dari serangga, dapat mempertahankan suhu
kelembaban udara harus sesuai dengan sifat obat dan bahan obatnya yang
a. Disimpan pada suhu kamar (pada suhu 15-30oC) untuk obat tablet, kaplet,
b. Disimpan pada suhu sejuk (pada suhu 5-15oC) untuk minyak atsiri, salep
c. Disimpan pada suhu dingin (pada suhu 0-5oC) untuk vaksin atau ditentukan
lain.
10
Memiliki pengendalian suhu dan lingkungan, yaitu harus tersedia prosedur
prosedur tertulis. Pemetaan harus diulang sesuai dengan hasil kajian risiko atau
hasl pemetaan.
Area yang memadai harus disediakan untuk menerima dan mengemas produk
rantai dingin yang akan dikirimkan pada kondisi suhu yang terjaga. Area ini
Harus tersedia alat pemadam kebakaran dan hendaknya dilengkapi dengan alat
deteksi kebakaran pada seluruh area penyimpanan produk rantai dingin dan alat
dan/atau bahan obat harus didesain, diletakkan dan dipelihara sesuai dengan
penyimpanan obat dan/atau bahan obat harus dikalibrasi, serta kebenaran dan
yang harus dikalibrasi antara lain termometer. Jika kalibrasi dilakukan secara
pelatihan. Hasil kalibrasi harus diverifikasi oleh bagian pemastian mutu dan
didokumentasikan.
12
d) Dokumentasi yang memadai untuk kegiatan perbaikan, pemeliharaan, dan
pencatat suhu dan kelembaban, unit pengendali udara dan peralatan lain
Produk rantai dingin harus dipastikan disimpan dalam ruangan dengan suhu
terjaga, cold room / chiller (+2 s/d +8oC), freezer room / freezer (-25 s/d -15oC), dengan
a) Ruangan dengan suhu terjaga, cold room dan freezer room: mampu
penyimpangan suhu.
13
Dilengkapi dengan indikator sebagai tanda personil sedang di dalam
keselamatan personil.
sensor yang terletak pada satu titik atau beberapa titik yang paling
penyimpangan suhu
Sistem komputer
fasilitas distribusi pusat dengan cabang untuk tahap pengadaan, harus tersedia
telusur dan kepastian mutu obat dan/atau bahan obat. Tiap transaksi elektronik
/harus dibuat dan selalu dimutakhirkan deskripsi tertulis yang rinci dari sistem
prinsip, tujuan, tindakan pengamanan dan ruang lingkup sistem, serta “fitur”
utama cara penggunaan komputer dan interaksinya dengan sistem lain. Sistem
komputer dilengkapi dengan nama pengguna dan password yang spesifik untuk
CD. Perangkat penyimpan back up data harus disimpan di lokasi yang aman
15
ketika terjadi keadaan yang tidak diinginkan (force majeure). Data harus
dilindungi dengan membuat back up data secara berkala dan teratur. Back up
data harus disimpan di lokasi terpisah dan aman selama tidak kurang dari 3
2.4.4 Operasional
pemusnahan, pengambilan, pengemasan, dan pengiriman obat dan/ atau bahan obat.
Proses penerimaan obat dan/ atau bahan obat ditujukan untuk memastikan bahwa
kiriman obat dan/ atau bahan obat yang diterima benar, berasal dari pemasok yang
Obat dan/ atau bahan obat tidak boleh diterima jika kedaluwarsa, atau
mendekati tanggal kedaluwarsa sehingga kemungkinan besar obat dan/ atau bahan obat
telah kedaluwarsa sebelum digunakan oleh konsumen. Selain itu, nomor batch dan
tanggal kedaluwarsa obat dan/ atau bahan obat harus dicatat pada saat penerimaan,
16
untuk mempermudah penelusuran. Jika ditemukan obat dan/ atau bahan obat diduga
palsu, batch tersebut harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang,
dan ke pemegang izin edar. Pengiriman obat dan/ atau bahan obat yang diterima dari
kontainer/ sistem penutup, fisik dan fitur kemasan serta label kemasan.
Proses penyimpanan dan penanganan obat dan/ atau bahan obat harus
bahan obat harus sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non farmasi
yang memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Obat dan/ atau bahan obat harus
disimpan terpisah dari produk selain obat dan/ atau bahan obat dan terlindung dari
dampak yang tidak diinginkan akibat paparan cahaya matahari, suhu, kelembaban atau
faktor eksternal lain. Perhatian khusus harus diberikan untuk obat dan/ atau bahan obat
Kegiatan yang terkait dengan penyimpanan obat dan/ atau bahan obat harus
memungkinkan penyimpanan secara teratur sesuai kategorinya; obat dan/ atau bahan
obat dalam status karantina, diluluskan, ditolak, dikembalikan, ditarik atau diduga
palsu. Harus diambil langkah-langkah untuk memastikan rotasi stok sesuai dengan
tanggal kedaluwarsa obat dan/ atau bahan obat mengikuti kaidah First Expired First
Out (FEFO). Obat dan/ atau bahan obat harus ditangani dan disimpan sedemikian rupa
untuk mencegah tumpahan, kerusakan, kontaminasi dan campur-baur. Obat dan/ atau
17
bahan obat tidak boleh langsung diletakkan dilantai. Obat dan/ atau bahan obat yang
kedaluwarsa harus segera ditarik,dipisahkan secara fisik dan diblokir secara elektronik.
Penarikan secara fisik untuk obat dan/ atau bahan obat kedaluwarsa harus dilakukan
secara berkala.
Untuk menjaga akurasi persediaan stok, harus dilakukan stock opname secara
berkala berdasarkan pendekatan risiko. Perbedaan stok harus diselidiki sesuai dengan
Dokumentasi yang berkaitan dengan penyelidikan harus disimpan untuk jangka waktu
Pemusnahan obat dan/ atau bahan obat dilaksanakan terhadap obat dan/atau
bahan obat yang tidak memenuhi syarat untuk didistribusikan. Obat dan/ atau bahan
obat yang akan dimusnahkan harus diidentifikasi secara tepat, diberi label yang jelas,
disimpan secara terpisah dan terkunci serta ditangani sesuai dengan prosedur tertulis.
Proses pengambilan obat dan/ atau bahan obat harus dilakukan dengan tepat
sesuai dengan dokumen yang tersedia untuk memastikan obat dan/ atau bahan obat
yang diambil benar. Obat dan/ atau bahan obat yang diambil harusmemiliki masa
18
simpan yang cukup sebelum kedaluwarsa dan berdasarkan sistem FEFO. Nomor batch
obat dan/ atau bahan obat harus dicatat. Pengecualian dapat diizinkan jika ada kontrol
yang memadai untuk mencegah pendistribusian obatdan/ atau bahan obat kedaluwarsa.
Obat dan/ atau bahan obat harus dikemas sedemikian rupa sehingga kerusakan,
mempertahankan kondisi penyimpanan obat dan/ atau bahan obat selama transportasi.
Kontainer obat dan/ atau bahan obat yang akan dikirimkan harus disegel.
Pengiriman obat dan/ atau bahan obat harus ditujukan kepada pelanggan yang
dan/ atau bahan obat ke pihak yang berwenang atau berhak untukkeperluan khusus,
seperti penelitian, special access dan uji klinik, harus dilengkapi dengan dokumen yang
mencakup tanggal, nama obat dan/ atau bahan obat, bentuk sediaan, nomor batch,
jumlah, nama dan alamat pemasok, nama dan alamat pemesan atau penerima. Proses
pengiriman dan kondisi penyimpanan harus sesuai dengan persyaratan obat dan/ atau
bahan obat dari industri farmasi. Dokumentasi harus disimpan dan mampu tertelusur.
Dokumen untuk pengiriman obat dan/ atau bahan obat harus disiapkan dan harus
Tanggal pengiriman;
Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status dari penerima
19
Deskripsi obat dan/ atau bahan obat, misalnya nama, bentuk sediaan dan
Kuantitas obat dan/ atau bahan obat, yaitu jumlah kontainer dan kuantitas
serta tanda tangan dan nama jelas personil ekspedisi yang menerima (jika
Inspeksi diri adalah inspeksi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap sistem.
Inspeksi diri dilakukan untuk mengukur kinerja dan mengetahui apakah sistem yang
distribusi obat dilakukan secara periodik. Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka
memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan untuk bahan
Program inspeksi diri harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan
dan mencakup semua aspek CDOB serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, pedoman dan prosedur tertulis. Inspeksi diri tidak hanya dilakukan pada
bagian tertentu saja. Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang independen dan
rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh perusahaan. Audit eksternal yang
20
dilakukan oleh ahli independen dapat membantu, namun tidak bisa dijadikan sebagai
program inspeksi diri. Semua pelaksanaan inspeksi diri harus dicatat. Laporan harus
berisi semua pengamatan yang dilakukan selama inspeksi. Salinan laporan tersebut
harus disampaikan kepada manajemen dan pihak terkait lainnya. Jika dalam
dan ditindaklanjuti
2.4.6 Keluhan, Obat dan/ atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu, dan
Penarikan Kembali
Jika terjadi keluhan maka semua keluhan dan informasi lain tentang obatdan/
atau bahan obat berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji dan diselidiki sesuai
dengan prosedur tertulis serta harus tersedia dokumentasi untuk setiap proses
kepada pihak yang berwenang. Jika obat ternyata dapat dijual kembali maka harus
kewenangannya. Adapun persyaratan obat dan/ atau bahan obat yanglayak dijual
21
Obat dan/ atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang memenuhi syarat
Obat dan/ atau bahan obat kembalian selama pengiriman dan penyimpanan
Obat dan/ atau bahan obat kembalian diperiksa dan dinilai oleh
obat dan/ atau bahan obat termasuk identitas obat dan/ atau bahan obat untuk
memastikan bahwa obat dan/ atau bahan obat kembalian tersebut bukan obat dan/
Sedangkan untuk obat dan/ atau bahan obat diduga palsu, penyalurannya harus
dihentikan, segera dilaporkan ke instansi terkait dan menunggu tindak lanjut dari
instansi yang berwenang. Setelah ada pemastian bahwa obat dan/ atau bahan obat
tersebut palsu, maka harus segera ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dari instansi
yang berwenang.
2.4.7 Transportasi
memadai. Obat dan/ atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan
sesuai dengan informasi pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus
digunakan mencakup transportasi melalui darat, laut, udara atau kombinasi diatas.
Apapun moda transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat dan/ atau
22
bahan obat tidak mengalami perubahan kondisi selama transportasi yang dapat
rute transportasi.
Obat dan/ atau bahan obat dan kontainer pengiriman harus aman untuk
mencegah akses yang tidak sah. Kendaraan dan personil yang terlibat dalam
pengiriman harus dilengkapi dengan peralatan keamanan tambahan yang sesuai untuk
mencegah pencurian obat dan/ atau bahan obat dan penyelewengan lainnya selama
obat harus dipertahankan selama transportasi sesuai dengan yang ditetapkan pada
selama transportasi harus dipelihara dan dikalibrasi secara berkala atau minimal sekali
setahun. Persyaratan ini meliputi pemetaan suhu pada kondisi yang representatif dan
memperoleh dokumen data suhu untuk menunjukkan bahwa obat dan/ atau bahan obat
Cakupan kegiatan kontrak terutama yang terkait dengan keamanan, khasiat dan
mutu obat dan/ atau bahan obat meliputi kontrak antar fasilitas distribusi dan kontrak
antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa antara lain transportasi,
23
harus tertulis antara pemberi kontrak dan penerima kontrak serta setiap kegiatan harus
penerima kontrak dalam melaksanakan tugas yang dikontrakkan sesuai dengan prinsip
dan pedoman CDOB. Penerima kontrak harus memiliki tempat, personil yang
mengalihkan pekerjaan yang dipercayakan oleh pemberi kontrak kepada pihak ketiga
2.4.9 Dokumentasi
lain yang terkait dengan pemastian mutu. Menurut Cara Distribusi Obat yang Baik
(CDOB), dokumentasi yang baik merupakan bagian penting dari sistem manajemen
24
Apabila terjadi penyelewengan sistem, maka dapat ditelusuri dengan sistem
data, dalam bentuk kertas maupun elektronik. Dicatat dengan jelas dan rinci merupakan
dasar untuk memastikan bahwa setiap personil melaksanakan kegiatan, sesuai uraian
informasi berikut:
Tanggal;
Nomor batch;
Tanggal kedaluwarsa;
fasilitas distribusi dan ditulis dalam bahasa yang jelas, dimengerti oleh personil dan
tidak berarti ganda. Prosedur tertulis harus disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal
oleh personil yang berwenang. Prosedur tertulis tidak ditulis tangan dan harus tercetak.
25
Setiap perubahan yang dibuat dalam dokumentasi harus ditandatangani,diberi
tanggal dan memungkinkan pembacaan informasi yang asli. Jika diperlukan, alasan
pada tempat yang aman untuk mencegah dari perubahan yang tidak sah, kerusakan dan/
atau kehilangan dokumen. Dokumen yang dibuat harus disimpan dalam waktu
Dokumentasi permanen, tertulis atau dengan elektronik, untuk setiap obat dan
atau bahan obat yang disimpan harus menunjukkan kondisi penyimpanan yang
direkomendasikan, tindakan pencegahan dan tanggal uji ulang khusus untuk bahan obat
(jika ada) harus diperhatikan. Persyaratan farmakope dan peraturan nasional terkini
tentang label dan wadah harus dipatuhi. Dokumen yang dibuat harus dikaji ulang secara
berkala dan dijaga agarselalu up to date. Jika suatu dokumen direvisi, harus dijalankan
(tiga) bulan sekali meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat dan/atau
bahan obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan,
26
2. Selain laporan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur Jenderal
setiap saat dapat meminta laporan kegiatan penerimaan dan penyaluran obat
3. Setiap PBF dan PBF cabang yang menyalurkan narkotika dan psikotropika
4. Laporan sebagaimana dimaksud pada poin (a) dan (b) dapat dilakukan secara
5. Laporan setiap saat harus dapat diperiksa oleh petugas yang berwenang.
pasal 7 ayat 1 pabrik obat dan pedagang besar farmasi yang menyalurkan psikotropika
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan di Pedagang Besar Farmasi PT.
Lima Jaya Farmatama Padang yang beralamat di Jl Ir. H. Juanda No 3A, Kota Padang
pada tanggal 10 Juni sampai 6 Juli 2018, dengan jadwal 6 hari kerja seminggu. Hari
senin sampai jumat jam kerjanya dari jam 08.00 sampai 16.00 sedangkan hari sabtu
dari 08.00-14.00. Pedagang Besar Farmasi, yang selanjutnya disingkat PBF adalah
penyimpanan, penyaluran obat dan atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
selama proses penyimpanan dan distribusi obat ataupun bahan medis habis pakai agar
sekarang merupakan bangunan milik sendiri. Bangunan ini didirikan di daerah yang
relatif aman (bukan kawasan banjir), dan cukup strategis karena berada ditengah
28
kota yang tidak jauh dari Rumah sakit disekitarn Jalan Ir.H Juanda tersebut. Selain
itu, PT Lima Jaya Farmatama juga memiliki fasilitas dan peralatan yang memadai
29
Gambar 2. Denah Lantai Dasar Gedung PT. Lima Jaya Farmatama
30
Gambar 3. Denah Lantai 2 Gedung PT. Lima Jaya Farmatama
Ada alokasi ruangan di gudang penyimpanan obat, yaitu. memiliki 3 buah Gudang
yaitu
- lantai Dasar
- Lantai 2
- Lantai 3
Dimana Gudang dibawah terdiri dari Gudang eceran dan Gudang kartonan dari
obat, sedangkan Gudang atas diperuntukkan untuk produk kartonan dan Alkes. Denah
31
Gudang penyimpanan obat dibuat dalam bentuk satu pintu. Selain itu di ruang untuk
dibawa suhu 25 drajat celsius dan 10 lampu di gudang kartonan di ruangan barang
masuk ada 3 lampu dan barang ED (Expired Date) ada satu lampu. Posisi lampu diatur
memungkinkan semua kegiatan dilakukan dengan secara aman dan akurat pada tiap
listrik.
1) Rak penyimpanan
Rak penyimpanan yang ada di pbf untuk meletakan obat-obat eceran dan
rak nya ini sudah tersusun berdasarkan pabrik yang memproduksi obat-
obatan tersebut. Dan ini sesuai dengan persyaratan cdob. Obat-obat yang
32
penyimpanan yang ada di pbf diberikan triplek sebagai pembatas agar obat
2) Lemari penyimpanan
dan OOT, Obat High Alert dan obat-obat yang mahal juga ditempatkan di
lemari terpisah, dan begitu juga dengan obat herbal. Untuk lemari perkusor
khusus. ( cth isi lemari high alert : eyevit, evitco, glutrop, letropar, mycoral
33
Gambar 5. Lemari Prekusor dan OOT
34
Gambar 6. Lemari obat Susu dan suplemen
3) Lemari Pendingin
lemari pendingin dipbf ada 1 yang mana berfungsi untuk menyimpan obat-
obat yang dipesan oleh suatu outlet yang mana obat-obat tersebut yang
4) higrometer
merupakan suatu alat untuk mengontrol suhu yang ada digudang. dimana
alat ini sangat penting harus ada digudang dan DiPBF ini disetiap ruangan
35
Gambar 7. Higrometer
5) Pallet
Gambar 8.Pallet
36
6) Pest control
37
Gambar 10. Racun Api
dengan penggunaan air conditioner (AC) yang selalu hidup selama 24 jam
kartonan juga ada kipas angin dengan suhu biasanya 28oC. Suhu di gudang
38
Gambar 11. AC (Air Conditioner)
8) Genset
hal ini bertujuan untuk menjaga perlengkapan untuk menjaga kondisi dan
39
Gambar 13. Genset
40
Gambar 13. Helm untuk APD
atau diubah ke dalam sistem komputer oleh personil yang berwenang, jadi
Data dilindungi dengan cara melakukan back up data data secara berkala da
terkoneksi dengan pusat. Jadi data yang ada di cabang sudah langsung
terdeteksi ataupun terbaca oleh orang pusat. Meskipun demikian juga tetap
41
melakukan back up denga cara menyimpannya di harddisk, flash disk
Penyimpanan untuk obat-obat dan bahan medis habis pakai yang rusak dan
penyimpanan juga bersih dan bebas dari sampah serta terlindung dari masuknya
dalam gudang dapat diminimalisir dengan hanya terdapatnya satu pintu sebagai
jalan keluar masuk udara dari dan ke dalam gudang. Selain itu, untuk menjaga
kebersihan gudang, kegiatan pembersihan juga dilakukan setiap harinya oleh staf
di bagian gudang sesuai dengan standar prosedur yang telah tersedia. Prosedur
pembersihan minimal yang harus dilakukan setiap hari adalah menyapu dan
42
BAB IV
4.1 Kesimpulan
1. Bangunan PBF PT. Lima Jaya Farmatama padang merupakan bangunan milik
sendiri yang terdiri dari 3 lantai yaitu lantai dasar, lantai satu dan lantai tiga
2. Bangunan dan peralatan PT. Lima Jaya Farmatama sudah hampir memenuhi
aspek CDOB
3. PBF PT. Lima Jaya Farmatama ini memiliki 3 gudang yaitu lantai dasar Gudang
obat-obatan eceran dan kartonan, ruang obat-obat yang kadaluarsa dan barang
kembalian (prekusor, OOT, obat bebas, bebas terbatas, dan obat keras, selain
itu obat-obat yang berada disuhu dibawah 25oC). lantai 2 (Gudang tempat
4.2 Saran
CDOB, namun perlu penerapan lebih untuk menjamin mutu sediaan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
43
Anonim, 2012, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. No.
Obat Yang Baik, Jakarta: Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Anonim, 2015, Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi yang Baik, Jakarta: Kepala
44