Anda di halaman 1dari 5

Isolasi ephedrin dari tanaman Ephedra

Oleh:
Nama

: Aditya Sigit Permadi

NIM

: N 111 14 309

Kelas

: ISB A

Makassar
2016

Pendahuluan
Alkaloid adalah dari dunia biologi, terutama mengacu kelas senyawa
organik yang mengandung nitrogen dalam Plantae, kebanyakan dari mereka
memiliki struktur siklik yang lebih kompleks, atom nitrogen dikombinasikan dengan
dalam loop, sebagian besar muncul basa, dan menggabungkan dengan asam
menjadi garam; banyak dari mereka memiliki aktivitas fisiologis yang signifikan.
Pada tumbuhan, beberapa alkaloid basa sangat lemah hadir dalam bentuk bebas,
seperti alkaloid amida. Alkaloid yang memiliki basa sebagian besar ada dalam
bentuk garam organik, seperti sitrat, oksalat, tartrat, suksinat dan sebagainya.
Beberapa ada dalam bentuk garam anorganik, seperti sebagai berberin, seperti
morfin sulfat. Masih ada bentuk lain dari N-oksida glikosida alkaloid. kebanyakan
tanaman mengandung alkaloid berbagai alkaloid hidup berdampingan dan alkaloid
jalur biosintesis seringkali sama di sama tanaman, struktur sehingga kimia juga
mirip, milik keluarga yang sama dari tanaman sering memiliki orang tua inti yang
sama, atau struktur yang sama seperti senyawa.
Ephedra herbal (nama Jepang: "Mao"), didefinisikan dalam Farmakope
Jepang (JP) sebagai batang terestrial dari Ephedra Sinica Staf, E. intermedia
Schrenk et C.A. Meyer atau E. equisetina Bunge (Ephedraceae). Ini adalah salah
satu obat mentah yang paling penting dari Kampo resep seperti Maoto, Kakkonto,
Makyokansekito, dan Syoseiryuto, yang telah digunakan sebagai anti-tussive,
ekspektoran, analgesik anti-piretik, dan bronkodilator agen. Hal ini juga diketahui
bahwa biologi tradisional sifat Ephedra herbal yang disebabkan dalam sebagian
besar untuk efedrin-jenis alkaloid seperti efedrin, pseudoefedrin, dan norephedrine.

Metode Kerja
A. Isolasi
Ephedrine diekstraksi dari sampel bubuk 0,5 g kering kalus dan jaringan E.
alata dalam 2,5 ml etanol (HPLC grade).
B. Identifikasi
zat asam yang dikeluarkan oleh penerapan aliquot dari ekstrak tanaman
untuk Accell Ditambah QMA Sep-Pak kartrid (Waters) setelah pengenceran
dengan volume yang sama air. tingkat efedrin dalam eluen air itu ditentukan
oleh HPLC (Agilent 1100 seri), ditambah dengan UV Vis detektor G l 322A
dan G l 3 l 5B Degas SER, menggunakan metode yang didasarkan pada
yang dijelaskan oleh Barkan et al. Sampel dikromatografi pada ZORBAXsebuah EclipseXDB-C18 kolom (4,6 x 250 mm, ukuran partikel 5 m)
menggunakan 1% asetonitril di 0,05 mol natrium monobasa fosfat pada 1 ml /
menit. Zat yang bertanggung jawab untuk puncak dideteksi pada 210 nm
diidentifikasi oleh perbandingan kali retensi dan spektrum UV dengan orangorang dari senyawa otentik.
C. Karakterisasi
Ekstrak Ephedra, dilarutkan dalam air dan dipartisi dengan n-heksana, etil
asetat (EtOAc), dan n-butanol (Buoh) untuk memberikan masing-masing nheksan, EtOAc, Buoh, dan air ekstrak. The EtOAc dan n-Buoh ekstrak, yang
menunjukkan adanya polifenolnya dalam HPLC, yang dikromatografikan
menggunakan Diaion HP-20, Sephadex LH-20, Toyopearl HW-40, MCI-gel
CHP-20P, dan / atau YMC GEL ODS-AQ dengan metanol berair (MeOH)
secara bertahap. Modus gradien. Fraksi menunjukkan pola HPLC yang sama
digabungkan dan selanjutnya dimurnikan dengan kromatografi kolom dengan
MeOH berair.

Pembahasan
Ephedra merupakan tanaman endemik asia timur, di indonesia tanaman
ini tidak ditemukan, namun walaupun seperti itu, tetap dianggap perlu untuk
mengetahui cara-cara ekstraksi, isolasi, karakterisasi, dan identifikasi dari
efedrin, yang merupakan alkaloid utama yang terkandung dalam tanaman ini.
Metode yang digunakan pun tidak begitu sulit, dimana cara isolasi tetap
sesuai dengan cara pada umumnya dengan menggunakan prinsip like
dissolve like, jika sampel polar, maka digunakan pelarut polar begitu pula
sebaliknya.
Pada metode identifikasi, digunakan metode Spektrofotometri dan HPLC
yang merupakan metode yang paling sering digunakan saat ini. Dalam
penyiapannya untuk diidentifikasi, sampel tidak menunjukkan masalah yang
signifikan terhadap metode identifikasinya menggunakan 2 metode ini.
Untuk karakterisasi metode yang sering digunakan adalah
spektrofotometri NMR, begitupun pada karakterisasi senyawa yang ada pada
tanaman ephedra ini, saat ini kebanyakan jurnal lebih memilih identifikasi

senyawa lain pada tanaman ephedra, misalnya senyawa fenolik, namun


metode ini masih bisa tetap digunakan

Kesimpulan
Dari hasil review jurnal-jurnal tentang tanaman ephedra ini, dapat di ambil
kesimpulan bahwa, banyak metode yang cukup populer saat ini, masih bisa
digunakan untuk isolasi senyawa dari tanaman Ephedra ini, penyiapannya
pun tidak begitu sulit, dan hanya membutuhkan bahan yang tepat.

Daftar Pustaka
co, Y. A. (2013). Characterization of Phenolic Constituents from ephedra herb
extract.
egazi, G. A.-M., & Mohammed, A. (2011). Callus Induction and Extraction of
Ephedrine from Ephedra alata Decne. Cultures .

Anda mungkin juga menyukai