Anda di halaman 1dari 35

KARAKTERISTIK EKSTRAK DAN

IDENTIFIKASI
METABOLIT SEKUNDER

Kelompok I
NAMA ANGGOTA

Ruly Emi Ruswanti 2011102415008


Muhammad Dony Pratama 2011102415015
Nur Laras Suci Abdullah 2011102415016
Agil Mutiara Putri 2011102415017
Annisa Safitri Azzahra 2011102415019
Melda Mubina Ali 2011102415023
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukan karakterisasi ekstrak dan identifikasi metabolit sekunder dari suatu tanaman atau ekstrak

LATAR BELAKANG
Tumbuhan merupakan keragaman hayati yang selalu ada di sekitar kita, baik itu yang tumbuh secara liar maupun yang
sengaja dibudidayakan. Sejak zaman dahulu, tumbuhan sudah digunakan sebagai tanaman obat,walaupun penggunaannya
disebarkan secara turun-temurun maupun dari mulut ke mulut.
Para peneliti banyak melakukan penelitian pada tanaman-tanaman obat sebagai alternatif bahan kimia yang sudah ada.
Tanaman yang dapat digunakan sebagai obat salah satunya adalah seledri. Di Indonesia, umumnya daun seledri dimanfaatkan
sebagai pelengkap sayuran. Seledri merupakan salah satu tanaman yang telah lama diketahui masyarakat umum memiliki
banyak khasiat untuk kesehatan.
Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa kimia yang mempunyai massa, warna dan bau tetapi tidak diperlukan
untuk pertumbuhan dasar dan perkembangan tumbuhan metabolit sekunder memberikan kelebihan - kelebihan kepada
tumbuhan – tumbuhan yang menghasilkannya. Fungsi bagi tumbuhan yaitu adalah untuk mempertahankan hidup diri dari
kondisi lingkungan yang kurang menguntukan contohnya untuk mengatasi hama penyakit, menarik polinator dan sebagai
molekul sinyal.
Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa kimia yang mempunyai massa, warna dan bau tetapi tidak
diperlukan untuk pertumbuhan dasar dan perkembangan tumbuhan metabolit sekunder memberikan kelebihan -
kelebihan kepada tumbuhan – tumbuhan yang menghasilkannya. Fungsi bagi tumbuhan yaitu adalah untuk
mempertahankan hidup diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntukan contohnya untuk mengatasi hama
penyakit, menarik polinator dan sebagai molekul sinyal.
Metabolit sekunder berupa molekul-molekul kecil, bersifat spesifik, artinya tidak semua organisme
mengandung senyawa sejenis, mempunyai struktur yang bervariasi, setiap senyawa memiliki fungsi atau peranan yang
berbeda-beda. Pada umumnya senyawa metabolit sekunder berfungsi untuk mempertahankan diri atau untuk
mempertahankan eksistensinya di lingkungan tempatnya berada. Dalam perkembangannya senyawa metabolit
sekunder tersebut dipelajari dalam disiplin ilmu tersendiri yaitu kimia bahan alam (natural product chemistry).
Metabolit sekunder merupakan biomolekul yang dapat digunakan sebagai lead compounds dalam penemuan dan
pengembangan obat-obat baru (Atun, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi tanaman seledri menurut
Mursito (2002) adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
Deskripsi Seledri (Apium grafveolens L..)

Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan
sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian
tangkai daun sebagai bahan makanan. Di 10 Indonesia tumbuhaneini diperkenalkan oleh penjajah
Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri
paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.
Tanaman seledri merupakan tanaman dikotil (berkeping dua) dan merupakan tanaman yang
berbentuk rumput atau semak. Tanaman seledri tidak bercabang. Susunannya terdiri dari daun,
tangkai daun, batang dan akar (Haryoto, 2009).
Kandungan Kimia Seledri (Apium
grafveolens.L )

Seluruh Herba seledri mengandung glioksida apiin, (glikosida flavon),


isoquersetin dan umbelliferon. Juga mengandung mannite, inosite, asparagine,
glutamine, choline, linamarose, pro vitamin A, vitamin C, dan B. Kandungan
asam-asam dalam minyak atsiri pada biji antara lain : asam-asam resin, asam-
asam lemak terutama palmitat, oleat, linoleat, dan petroselinat. Senyawa
kumarin lain ditemukan dalam biji, yaitu bergapten, sisilin, isomperatorin,
osthenol, dan isopimpinelin (Sudarsono dk., 1996).
BAB III
METODE KERJA
Pelaksanaan Praktikum
Alat dan Bahan
- Alat - Bahan
1. Mikroskop set 1. Ekstrak 12. Pereaksi NaOH 10%
2. Timbangan analitik 2. Minyak imersi 13. Ferri klorida 5% netral
3. Botol timbang dangkal tertutup 3. HCl 2N 14. FeCl 10%
4. Oven 4. Aquadest 15. Kloroform
5. Eksikator 5. Reagen Mayer
16. Asam asetat anhidrat
6. Piknometer 6. Reagen bouchardat
17. Pereaksi Liebermann
7. Reagen dragendorff
7. Thermometer Burchard
8. Reagen Wagner
8. Beaker glass 18. Pereaksi FeCl3
9. Mg
9. Erlenmeyer 19. FeCl 1%
10. HCl pekat
10. Pengangas air / waterbath
11. Amil Alkohol
11. Kertas saring
12. Tabung reaksi
Prosedur kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Standarisasi EKSTRAK
1. Identifikasi Ekstrak (Parameter Spesifik)
a. Deskripsi Tata Nama
Kingdom : Plantae Nama Indonesia dari tanaman ini adalah seledri, di daerah
Divisi : Spermatophyta
Sunda terkenal dengan nama saladri. Di Indonesia tanaman
Subdivisi : Angiospermae
ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan
Kelas : Dicotyledoneae
daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap.
Ordo : Apiales
Namun kini di Indonesia penggunaan seledri sudah
Famili : Apiaceae
lengkap mulai dari daun, tangkai daun dan batangnya
Genus : Apium
semua dimanfaatkan Susunannya terdiri dari daun, tangkai
Spesies : Apium graveolens L. (Mursito, 2002)
daun, batang dan akar (Haryoto, 2009).
Standarisasi EKSTRAK
1. Identifikasi Ekstrak (Parameter Spesifik)
b. Identitas senyawa tertentu yang terkandung dalam tanaman
Standarisasi EKSTRAK
2. Uji Organoleptik Ekstrak (Parameter Spesifik )
a. Makroskopik
Standarisasi EKSTRAK
2. Uji Organoleptik Ekstrak (Parameter Spesifik )
b. Mikroskopik
Identifikasi metabolit sekunder
Hasil uji alkaloid ini menggunakan pereaksi Dragendorff. Uji positif alkaloid dengan pereaksi Dragendorff menghasilkan
endapan yang berwarna jingga. Endapan yang terbentuk merupakan kalium-alkaloid,yang mana nitrogen pada uji
alkaloid dengan pereaksi dragendorff digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat dengan K+ yang termasuk
dalam ion logam .

Pengujian flavonoid dengan menggunakan pereaksi NaOH 10% dan didapatkan hasil positif yaitu berwarna kuning
kecoklatan. Pereaksi NaOH 10% merupakan katalis basa yang dapat menyebabkan terjadinya penguraian menjadi
molekul asetofenon yang berwarna kuning sampai dengan cokelat karena terjadinya pemutusan ikatan pada struktur
cincin C flavonoid.

Pengujian polifenol dilakukan dengan melakukan penambahan FeCl 10%. Perubahan warna yang terjadi ketika
penambahan FeCl 10% yang bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa polifenol. Pada
penambahan FeCl 10% pada ekstrak etanol seledri menghasilkan warna hitam yang menunjukkan bahwa sampel
ekstrak seledri mengandung senyawa polifenol.
Identifikasi metabolit sekunder
Kombinasi ekstrak etanol tersebut tidak memiliki kandungan terpenoid/sterois dikarenakan tidak diperoleh warna hijau
atau biru dan warna ungu atau merah. Hasil uji steroid dan terpenoid yaitu apabila diperoleh cincin berwarna biru atau
hijau maka mengandung steroid, sedangkan apabila dihasilkan cincin yang berwarna merah atau ungu maka positif
mengandung terpenoid

Uji tanin ini didapatkan hasil positif dengan menggunakan pereaksi FeCl3 1 %. Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya warna cokelat kehijauan. Tanin adalah senyawa fenolik yang cenderung larut dalam air dan pelarut polar.
Fungsi dari penambahan FeCl3 1% yaitu untuk menentukan apakah kombinasi ekstrak etanol tersebut mengandung
gugus fenol atau tidak, adanya gugus fenol dapat dilihat dengan terbentuknya warna cokelat kehijauan atau biru
kehitaman setelah dilakukan penambahan FeCl3 1%

Hasil uji saponin dilakukan dengan diambil secukupnya ekstrak kental dan ditambahkan 10ml air panas kemudian filtrat
didinginkan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Reaksi positif jika
terbentuk buih yang mantap selama tidak kurang dari 5 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes
asam klorida 2 N buih tidak hilang
Bobot jenis
Dilakukan dengan menimbang bobot piknometer kosong sebagai W0, menimbang piknometer + air dengan suhu 25ºC
sebagai W1, dan menimbang piknometer + 1 gram ekstrak yang dilarutkan dengan aquadest sebagai W3

Didapatkan hasil bobot jenis ekstrak cair daun selerdri adalah :

d = W2 – W0 = 127,10 – 75,35 = 51,75 = 1,01 g/ml


W1 – W0 126,45 – 75,35 51,10
Susut pengeringan
Dilakukan dengan memanaskan botol timbang dangkal tertutup dengan oven selama 30 menit pada suhu 105ºC,
kemudian ditambahkan ekstrak sebanyak 2 gram , kemudian dimasukkan kembali kedalam oven dengan suhu 105ºC
selama 15 menit sebanyak 2x sampai bobot tetap.

Didapatkan hasil susut pengeringan ekstrak kental daun selerdri adalah :

Susut Pengeringan = 118,85


X 100% = 0,99%
119,50
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Hasil yang didapatkan dalam praktikum Karakterisasi ekstrak dan identifikasi metabolit sekunder adalah :
• Identitas simplisia daun seledri yang bersumber pada literatur, daum seledri memiliki nama latin Apii
graveolens L., dari suku Apiaceae, ekstrak kental daun seledri memiliki nama latin Apii Graveolentis Folii
Extractum Spissum. Bagian yang digunakan pada tanaman ini adalah daun,tangkai daun dan batang,
tanaman ini memiliki nama daerah daun sop, seledri dan saladri.
• Pada uji susut pengeringan didapatkan hasil sebesar 0,99% dan pada uji bobot jenis didapatkan hasil
sebesar 1,01 g/ml
• Uji makroskopis ekstrak tanaman seledri juga ditentukan dengan indra perasa, penciuman yang kemudian
dicocokkan dengan literatur, yaitu warna hijau tua, bau aromatic kuat rasa pedas. Pada uji mikroskopis
ekstrak tanaman seledri didapatkan hasil seperti yang tertera pada table dengan menggunakan perbesaran
10x/0,25 dan 4x/0,10
• Metabolit sekunder yang terkandung didalam ekstrak tanaman seledri yaitu flavonoid, alkaloid, polifenol,
saponin dan tanin.
SARAN
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya modul dibaca dan
dipahami dengan baik agar pada saat praktikum tidak
kebingungan dan ada yang terlewat. Diharapkan selama
praktikum berlangsung, ketertiban dan kedisiplinan
ditingkatkan agar proses praktikum dapat berjalan dengan
lancar dan tenang. Diharapkan selalu berhati-hati saat
bekerja di lab dan selalu jaga kebersihan.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA

● Badan POM RI. (2005). Standardisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting
dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. InfoPOM.
● Haryanto, S. 2009. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta: Palmal.
● Manitto, P. (1992). Biosintesis Produk Alami. Semarang: IKIP Semarang Press.
● Gustiana, S, Baiq Ayu, A. M, & Novia S. 2022. SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS
ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) DAN
KELOR (Moringa oleifera L.) SEBAGAI ZAT AKTIF MASKER WAJAH.
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/spin. DOI:10.20414/spin.v4i1.5150.
LAMPIRAN

FLAVON ALKALOI POLIFEN


OID D OL
LAMPIRAN

SAPONIN TANIN STEROID


LAMPIRAN

FILTRAT HASIL UJI SENYAWA


UJI METABOLIT SEKUNDER
LAMPIRAN

SUSUT
BOBOT JENIS
PENGERINGAN

Anda mungkin juga menyukai