Anda di halaman 1dari 18

REVIEW IDENTIFIKASI SENYAWA BAHAN

AKTIF ALKALOID
PADA TANAMAN LAHUNA (Eupatorium
odoratum)
Kelompok 2 :

Yopietasari 19330006
Nursalasia Hutabarat 19330010
Sablillah Humairoh 19330015
Della Ayuning Putri 19330022
Maharani Ninik .P 19330023
Salsa Dilla Andisa 19330026
Ika Ristika 19330030
Sultan Rizki Ariga 19330077
Dicky Chandra 19330078
Risti Tantia 19330081
Reza Muhammad Rizki 19330094
Adila Putri 19330735
Ratna sari 20330752
PENDAHULUAN
Lahuna merupakan salah satu jenis tanaman gulma yang telah dikenal sebagai
tanaman pesaing yang sangat mengganggu tanaman budidaya disekitarnya karena
merupakan kompetitor dalam penyerapan air dan unsur hara sehingga dapat
menyebabkan penurunan hasil panen pada tanaman perkebunan.
Manfaat lahuna sebagai obat alternatif telah banyak diketahui oleh
masyarakat, salah satunya adalah digunakan untuk pengobatan luka luar.
Kandungan senyawa bahan aktif yang dapat digunakan sebagai obat salah satunya
adalah senyawa alkaloid. Didalam tanaman yang mengandung alkaloid, senyawa
alkaloid mungkin terkonsentrasi dalam jumlah yang tinggi pada beberapa bagian
tanaman tertentu.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini
adalah:

01 02
Apakah daun,
batang, dan akar Jenis senyawa
tanaman lahuna alkaloid apakah yang
mengandung terkandung dalam
senyawa bioaktif daun, batang, dan
alkaloid? akar tanaman lahuna?
TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi tanaman lahuna sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Super Divisi :Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Dalam dunia medis dan kimia
organik, istilah alkaloid telah lama
Ordo : Asterales
menjadi bagian penting dan tak Famili : Asteraceae
terpisahkan dalam penelitian yang Genus : Eupatorium
telah dilakukan selama ini, baik Spesies : Eupatorium odoratum
untuk mencari senyawa alkaloid
baru ataupun untuk penelusuran
senyawa bioaktifit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
laju ekstraksi adalah:

Tahap persiapan Kuantitas Pelarut


Jenis Pelarut
sampel

Suhu Pelarut
TUJUAN DAN MANFAAT
PENELITIAN
Mengambil ekstrak senyawa bahan
aktif alkaloid pada tanaman lahuna
(Eupatorium odoratum) dengan cara
mengisolasi daun, akar, dan batang

Mengidentifikasi senyawa bahan aktif


alkaloid yang terdapat pada daun, akar,
dan batang tanaman lahuna
(Eupatorium odoratum) untuk
mengetahui jenis senyawa alkaloid
yang terkandung.
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian Alat Bahan


Neraca analitik,
Penelitian deskriptif Tanaman lahuna (Eupatorium
pisau, blender, rotary
dimana hasil penelitian evaporator, corong odoratum), senyawa murni
yang diperoleh Buchner, gelas kimia, labu alkaloid Ammoniak,
selanjutnya digunakan takar, batang pengaduk, ammonium, hidroksida 1 %,
untuk menggambarkan tabung reaksi, kaca arloji, Kloroform, Methanol, Asam
corong biasa, botol semprot, sulfat 0,5 N, benzena, asam
kandungan senyawa
corong pisah, pipet volum, asetat, dietil eter, dietilamin, 1-
bahan aktif dalam butanol, pereaksi alkaloid
gelas ukur, gelas kimia,
tanaman lahuna yang seperti Dragendorff,
Chamber, Pipet kapiler, 1 set
dapat digunakan sebagai spektrofotometer UV-VIS. Mayer, dan Wagner, aquades,
obat luka luar. aseton.
Prosedur Kerja
Sampel
Dicuci Disortasi Dikeringkan

Isolasi Alkaloida Identifikasi


Pengujian Kimia :
senyawa Alkeloid

1. Sampel kering di belender s/d halus. 1. Uji kelarutan : Hasil yang diperoleh dari prosedur pengujian sifat
kelarutan dalam pelarut non polar dan polar yaitu kloroform,
2. Dimaserasi 3 hari.
etanol, ammonium hidroksida dan air. Positif larut baik dalam
3. Filtrasi hingga memperoleh ampas lalu dimaserasi
etanol dan kloroform dan tidak larut dalam ammonium
kembali dengan pelarut. hidroksida dan air.
4. Filtrasi kembali dengan menggunakan corong buchner. 2. Uji pereaksi warna : Pereaksi Mayer (kuning dan endapan putih
5. Hasil fitrat dipekatkan menggunakan rotary evaporator. hingga putih kabut), pereaksi Dragendroff (merah jingga dan
6. Filtart selanjutnya dilakukan uji kelarutan. endapan orange hingga kuning kecoklatan), pereaksi Wagner
7. Residu yang diperoleh + Ammonium Hidroksida 1%. (endapan putih hingga putih kabut).
8. + etanol dan kloroform, lalu ekstraksi 24 jam. 3. KLT : Hasil kromatografi dapat diidentifikasi berdasarkan warna
9. Campuran larutan dikocok hingga membentuk 2 lapisan. yang ada pada sinar tampak dan dibawah sinar UV 254 nm.
10. 1 bagian diuji kelarutan & pereaksi warna yg sebelumnya 4. Identifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis : Jika sampel
di+ Nacl, 1 bagian lagi digunakan u/ pengujian dgn dianalisis positif mengandung alkaloid, maka sampel
diidentifikasi untuk memperoleh Panjang gelombang max untuk
menggunakan KLT.
senyawa alkaloid.
Hasil dan pembahasan
warna pada ekstrak daun, batang,
dan akar lahuna : Hasil identifikasi alkaloid pada ekstrak batang, daun dan akar
lahuna :
angkan spektrum UV-Vis masing-masing isolat pada daun lahuna dapa
dilihat seperti yang terlihat pada gambar berikut:
X Y
Z X
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini sampel berupa akar, batang dan daun lahuna dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat pada
sampel. Proses pengeringan harus terhindar dari sinar matahari langsung.
Sampel yang telah berbentuk serbuk kemudian di maserasi selama 3 x 24 jam. Lama
perendaman pada proses ini bertujuan agar terjadi kontak antara sampel dan pelarut yang
mengakibatkan pemecahan dinding dan membran sel pada sampel dan senyawa-senyawa yang ada
pada sampel akan terlarut kedalam pelarut. Pelarut yang diguankan etanol, karena etanol merupakan
pelarut universal yang dapat menarik sebagian besar senyawa bioaktif yang terkandung di dalam
akar, batang dan daun lahuna. Selain etanol, pelarut yang digunakan adalah asam asetat.
Penggunaan untuk memperbesar kelarutan alkaloid pada sampel.
Tahap selanjutnya maserat yang telah diperoleh di evaporasi. Evaporasi dilakukan untuk
memisahkan pelarut dari ekstrak berdasarkan perbedaan titik didih, dalam tahap ini pemisahan
dilakukan dari suhu rendah ke suhu tinggi hingga diperoleh suhu yang tetap untuk memisahkan
pelarut dan ekstrak, hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar senyawa yang tidak tahan panas dapat
terhindar dari kerusakan.
Selanjutnya ekstraksi cair dilakukan menggunakan corong pisah dengan pelarut kloroform selama 24

X
jam, proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan klorofil dan lemak dari ekstrak etanol yang dapat
mengganggu pada saat isolasi dan identifikasi.
Berdasarkan hasil pengujian dengan pereaksi warna Mayer, Wagner, dan Dragendroff, diperoleh hasil
sampel daun dan batang lahuna mengandung alkaloid, sedangkan sampel akar dengan pereaksi Wagner
memberikan hasil negative alkaloid. Hasil pengujian daun dan batang lahuna yang positif mengandung
alkaloid, kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan KLT untuk mengidentifikasi senyawa alkaloid
yang terkandung. Demikian pula halnya dengan sampel akar lahuna yang memberikan hasil positif alkaloid
pada pengujian dengan pereaksi Mayer dan Dragendorff, dilanjutkan dengan pengujian dengan menggunakan
KLT.
Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan KLT, diperoleh sebelas (11) isolat yang

Y
memberikan noda pada plat KLT, masing-masing lima isolate untuk sampel daun lahuna, empat isolate untuk
sampel batang lahuna, dan dua isolat untuk sampel akar lahuna. Hasil positif alkaloid yang ditunjukkan pada
saat disinari dengan sinar UV, kemudian dilanjutkan diidentifikasi dengan menggunaka spektrofotometer UV-
Vis pada kisaran panjang gelombang 200 – 800 nm. Noda yang tampak pada plat KLT kemudian di keruk dan
dilarutan dengan pelarut metanol kemudian diidentifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis.
SpektrofotometerUV-Vis merupakan metode yang digunakan untuk identifikasi suatu senyawa
berdasarkan panjang gelombang.Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi senyawa alkaloid yang
diperoleh dari pemisahan senyawa dengan KLT.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengujian dengan
menggunakan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendroff pada daun, batang, dan
akar tanaman lahuna mengandung senyawa aktif alkaloid. Hasil pengujian dengan
KLT dan spektrofotometer UVVis diperoleh panjang gelombang maksimum untuk
alkaloid pada 203 – 226 nm.
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut sampai pada pemurnian isolate
yang positif alkaloid untuk menentukan jenis alkaloid yang terkandung dan
dilanjutkan dengan menghitung kadar senyawa alkaloid yang terkandung pada
daun, batang, dan akar tanaman lahuna dengan menggunakan alat spektrofotometer
lainnya seperti, Mass Spektrofotometer, NMR, maupun IR.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai