Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua
makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, maupun
menyembuhkan penyakit. Menurut undang-undang yang dimaksud dengan obat adalah suatu
bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau
kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperindah tubuh
atau bagian tubuh manusia. Sediaan obat dibuat dan disimpan sedemikian rupa dengan
memperhatikan sifat bahan obat yang digunakan, sehingga efektivitas optimal dan sifat tidak
merusaknya, terjamin. Konsentrasi dan jumlah bahan penolong yang digunakan dalam
pembuatannya harus tersatukan dengan bahan aktifnya (Voigt, 1994).
Dewasa ini sediaan tablet semakin popular pemakaiannya dan merupakan sediaan yang
paling banyak diproduksi. Tablet merupakan salah satu sediaan yang banyak mengalami
perkembangan baik formulasi maupun cara penggunaannya. Beberapa keuntungan sediaan
tablet diantaranya adalah sediaan lebih kompak, biaya pembuatannya lebih sederhana,
dosisnya tepat, mudah pengemasannya, sehingga penggunaannya lebih praktis jika
dibandingkan dengan sediaan yang lain (Lachman, et al., 1994).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang
paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul menggunakan cetakan baja (Ditjen POM, 1995).
Tablet dicetak dari serbuk kering, kristal atau granulat, umumnya dengan penambahan bahan
pembantu, pada mesin yang sesuai, dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat
memiliki bentuk silinder, kubus, batang, atau cakram, serta bentuk seperti telur atau peluru.
Garis tengah tablet pada umumnya 5-17 mm, sedangkan bobot tablet 0,1-1 g (Voigt, 1995).

Metode Pembuatan Tablet

Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering (mesin rol atau
mesin slag) dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk
meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa (Ditjen POM, 1995). Butiran
granulat yang diperoleh, partikel-partikelnya mempunyai daya lekat. Daya alirnya menjadi
lebih baik sehingga pengisian ruang cetak dapat berlangsung secara kontiniu dan homogen.
Keseragaman bentuk granulat menyebabkan keseragaman bentuk tablet (Voigt, 1995).
a. Granulasi basah
Zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan
pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam
lemari pengering pada suhu 40-50°C. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin
tablet (Anief, 1994).

b. Granulasi kering
Metode ini digunakan pada keadaan dosis efektif terlalu tinggi untuk pencetakan langsung,
obatnya peka terhadap pemanasan, kelembaban, atau keduanya (Lachman, et al., 1994).
Setelah penimbangan dan pencampuran bahan, serbuk di slugg atau dikompresi menjadi
tablet yang besar dan datar dengan garis tengah sekitar 1 inci. Kempaan harus cukup keras
agar ketika dipecahkan tidak menimbulkan serbuk yang berceceran. Tablet kempaan ini
dipecahkan dengan tangan atau alat dan diayak dengan lubang yang diinginkan, pelicin
ditambahkan dan tablet dikempa (Ansel, 1989).
c. Kompresi Langsung
Beberapa bahan obat seperti kalium klorida, kalium iodida, amonium klorida, dan metenamin
bersifat mudah mengalir, sifat kohesifnya juga memungkinkan untuk langsung dikompresi
tanpa memerlukan granulasi(Ansel, 1989). Istilah kempa langsung telah lama digunakan
untuk memperkenalkan pengempaan senyawa kristalin tunggal (biasanya garam anorganik
dengan struktur kristal kubik seperti natrium klorida, natrium bromida, atau kalium bromida)
menjadi suatu padatan tanpa penambahan zat-zat lain. Hanya sedikit bahan kimia yang
mempunyai sifat alir, kohesi, dan lubrikasi di bawah tekanan untuk membuat padatan seperti
ini (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Sekarang istilah kempa langsung digunakan untuk menyatakan proses ketika tablet dikempa
langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai (termasuk pengisi,
disintegran, dan lubrikan), yang akan mengalir dengan seragam ke dalam lubang kempa dan
membentuk suatu padatan yang kokoh. Tidak ada prosedur praperlakuan granulasi basah atau
kering yang diperlukan pada campuran serbuk (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang
diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang
dipergunakan juga lebih sedikit.
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab.
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi
langsung menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi partikel halus sehingga tidak
melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu. Modifikasi lanjut dari proses
kempa langsung adalah penggunaan penggerusan pracampur zat aktif keras dengan satu atau
lebih pengisi dan penambahan pengisi dan pengikat lain sebelum campuran akhir dikempa
langsung (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Keuntungan tablet dibandingkan dengan sediaan yang lain:
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari
semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang rendah.
2. Ongkos pembuatannya paling rendah.
3. Sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim.
4.Paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan.
5.Mempunyai sifat stabilitas mikrobiologis yang paling baik (Lachman, et al., 1994).

Tablet dibuat dari bahan aktif dan bahan tambahan yang meliputi bahan pengisi, penghancur,
pengikat dan pelicin. Salah satu bahan aktif yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah
klorfeniramin maleat. Klorfeniramin maleat kurang menguntungkan jika dibuat secara
granulasi basah karena pada granulasi basah diperlukan adanya air serta pengeringan.
Pembuatan tablet klorfeniramin maleat secara granulasi kering juga kurang mendukung
karena pada proses tersebut diperlukan tekanan yang relatif besar yang akan mempengaruhi
kestabilan klorfeniramin maleat. Oleh sebab itu, metode kempa langsung merupakan metode
pembuatan klorfeniramin maleat yang menguntungkan.
Dalam menghasilkan tablet secara umum yang memenuhi persyaratan, diperlukan bahan-
bahan penolong yang digunakan pada pembuatan tablet yang diharapkan dapat meningkatkan
sifat aliran dan kompaktibilitasnya.
Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tablet
Bahan-bahan tambahan dalam pembuatan tablet, umumnya terdiri dari :
1) Bahan Pengisi (Filler/Diluent)
Bahan pengisi dimaksudkan untuk memperbesar volume dan berat tablet. Bahan ini
ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit dikempa (Anonim, 1995). Bahan pengisi
ini menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan (Voigt, 1984). Bahan
pengisi tablet yang umum adalah laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa dan selulosa mikrokristal
(Anonim, 1995).
2) Bahan Pengikat (Binder)
Bahan pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat
(Lachman et.,al, 1994). Bahan pengikat ini dimaksudkan untuk memberikan kekompakan dan
daya tahan tablet. Bahan pengikat sangat membantu dalam pembuatan granul, diantara bahan
pengikat yang digunakan adalah mucilage amili, gelatin, gom arab, tragakan, derivate
selulosa dan polivinil pirolidon. Penambahan bahan pengikat tidak boleh terlalu lebih atau
kurang, bila terlalu lebih biasanya akan dihasilkan granul yang keras untuk dibuat tablet atau
sebaliknya bila kurang akan dihasilkan tablet yang cenderung lunak dan rapuh (Banker and
Anderson,1986).
3) Bahan Penghancur (Disintegrant)
Bahan penghancur berfungsi untuk menghancurkan tablet bila tablet kontak dengan cairan.
Hancurnya tablet akan menaikkan luas permukaan dari fragmen-fragmen tablet sehingga
akan mempermudah terlepasnya obat dari tablet .Bahan penghancur ditambahkan untuk
memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran
pencernaan. Dapat juga berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan
menyebabkan tablet pecah menjadi bagian- bagian. Fragmen-fragmen tablet itu mungkin
sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapainya bioavailabilitas yang
diharapkan (Banker and Anderson, 1986). Jenis bahan penghancur yang umum digunakan
adalah amilum, derivate selulose, asam alginate, veegum, koalin dan bentonit.

4) Bahan Pelicin (Lubricant)


Berdasarkan fungsinya bahan pelicin dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a) Lubricant, yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antar sisi tablet dengan dinding
ruang cetakan (die) dan antara dinding die dengan punch, sehingga tablet mudah dikeluarkan
dari cetakan.
b) Glidant, yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antar partikel yang mengalir dari
hopper ke ruang cetak ( die), sehingga memperbaiki sifat alir serbuk atau granul yang akan
dikempa dan akan berpengaruh pada keseragaman bobot tablet.
c) Anti adherent, yang berfungsi mencegah melekatnya tablet pada die dan permukaan punch.
Sebagai bahan pelicin yang biasa digunakan adalah magnesium stearat, aerosil, talk dan
kalsium stearat. Jumlah pelicin yang digunakan pada pembuatan tablet yang satu dengan
yang lain berbeda-beda mulai dari yang sedikit kira-kira 0,1 % dari berat granul sampai
sebanyakbanyaknya 5% (Ansel, 1989).
Bahan pelicin yang sering digunakan adalah talk konsentrasi 5% tepung jagung konsentrasi
5-10%, koloid-koloid silika seperti cab-o-sil atau siloid atau aerosil dalam konsentrasi 0,25-
3% (Lachman et.,al., 1994).
Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet
Pemeriksaan kualitas tablet dilakukan untuk mengetahui mutu fisik dari tablet yang
dihasilkan, pemeriksaan kualitas tablet meliputi :
a. Keseragaman Bobot Tablet
Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap
tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam
Farmakope Indonesia edisi III (Anonim, 1979). Penyimpangan bobot yang dipersyaratkan
oleh Farmakope Indonesia adalah sebagai berikut :
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan
menimbang 20 tablet, menghitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu,
tidak ada dua tablet pun yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet pun yang
menyimpang dari bobot rata-ratanya dari harga yang ditetapkan pada kolom.

B. Faktor yang mempengaruhi keseragaman bobot yaitu kondisi peralatan yang digunakan
dalam proses pentabletan, seperti berubahnya pengaruh tekanan (Anonim, 1979).
Tabel 1.Persyaratan penyimpangan bobot (Anonim, 1979)

Penyimpangan bobot rata-rata dalam %

Bobot rata-rata (mg) A B

25 mg atau kurang 15 30

25 mg – 150 mg 10 20

151 mg- 300 mg 7.5 15

Lebih 300 mg 5 10

b. Kekerasan Tablet
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan
mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan,
pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan
pengempaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi
dan sifat bahan yang dikempa, kekerasan tablet yang baik antara 4 – 8 kg (Parrott,1971).
c. Kerapuhan Tablet
Kerapuhan adalah parameter lain dari ketahanan tablet dalam melawan pengikisan dan
goncangan. Besaran yang dipakai adalah % bobot yang hilang selama pengujian. Alat yang
digunakan adalah friabilator tester. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerapuhan antara lain
banyaknya kandungan serbuk (Fines). Kerapuhan di atas 1 % menunjukkan tablet yang rapuh
dan dianggap kurang baik (Banker and Anderson, 1986). Tablet bagus bila tablet yang diuji
tidak boleh berkurang lebih dari 1% dari berat tablet uji (Mohrle, 1989).
d.Waktu Hancur Tablet
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet dalam medium yang
sesuai sehingga tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kassa alat pengujian. Faktor-
faktor yang mempengaruhi waktu hancur adalah sifat fisika kimia granul dan kekerasan
tablet. Kecuali dinyatakan lain, waktu hancur tablet tidak bersalut tidak boleh lebih dari 15
menit (Anonim,1979). Waktu hancur yang semakin cepat maka semakin cepat pula pelarutan
dari bahan berkhasiat sehingga akan lebih cepat berkhasiat bagi tubuh.
5. Pemeriksaan Keseragaman Kandungan Zat Aktif
Keseragaman kandungan zat aktif dapat diterapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu
keseragaman bobot atau keseragaman kandungan. Tablet memenuhi keseragaman kandungan
zat aktif jika kadar 10 tablet yang diperiksa memberikan hasil dalam batas 92,5% sampai
107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket (Anonim, 1995).
BAB II
TINJAUAN BAHAN

1.1. Bahan Aktif

a. Dexametason

Sifat Khasiat Efek Samping Kontra indikasi Efek


Fisikokimia Farmakologi
Praktis Obat golongan Obat-obat jangan Obat
tidak larut kortikosteroid glukokortikoid menggunakan dexamethasone
dalam air; seperti termasuk deksametason bekerja dengan
agak sukar deksametason deksametason (dexamethasone) cara
larut dalam (dexamethasone) (dexamethasone), untuk pasien yang menembus
aseton, digunakan untuk meningkatkan memiliki riwayat membran sel
dalam berbagai kondisi pembentukan hipersensitif pada sehingga akan
etanol, inflamasi, glukosa dari protein. obat golongan terbentuk suatu
dalam misalnya radang Hal ini kortikosteroid. kompleks
dioksan dan reumatik, radang menyebabkan Deksametason steroid-protein
dalam usus, radang peningkatan kadar (dexamethasone), reseptor. Di
metanol; pada ginjal, gula dalam darah sebaiknya tidak dalam inti sel,
sukar larut radang pada sehingga pemberian diberikan pada kompleks
dalam mata, radang obat ini pada pasien yang steroid-protein
kloroform; karena asma dan penderita diabetes menderita tukak reseptor ini
sangat radang pada mellitus sebaiknya lambung, akan berikatan
sukar larut tempat lainnya. dihindari. osteoporosis, dengan
dalam eter. Penggunaan protein diabetes melitus, kromatin DNA
dalam proses infeksi jamur dan
pembentukan sistemik, menstimulasi
glukosa, juga glaukoma, psikosis, transkripsi
menyebabkan psikoneurosis berat, mRNA yang
pengeroposan tulang penderita TBC merupakan
karena matriks aktif, herpes zoster, bagian dari
protein penyusun herpes simplex, proses sintesa
tulang menyusut infeksi virus lain, protein.
drastis. Oleh karena sindroma Cushing Sebagai anti
itu penggunaan dan penderita inflamasi, obat
deksametason dengan gangguan ini menekan
(dexamethasone) fungsi ginjal. migrasi
pada pasien yang neutrofil,
memiliki resiko mengurangi
besar seperti usia produksi
lanjut sangat tidak prostaglandin
dianjurkan. Untuk (senyawa yang
anak-anak hal ini berfungsi
dapat menghambat sebagai
pertumbuhan, mediator
khususnya inflamasi), dan
pertumbuhan tulang. menyebabkan
dilatasi kapiler.
Hal ini akan
mengurangi
repon tubuh
terhadap
kondisi
peradangan
(inflamasi).

b. Dexchlorphenoramine Maleate

Sifat Khasiat Efek Samping Kontra Indikasi Efek farmkologi


Fisikokimia
Bahan aktif terpilih : dexchlorphenoramine maleat dan dexamethasone
Alasan pemilihan bahan aktif : Karena Dexchlorphenoramine maleat yang merupakan obat
golongan antihistamin sebagai anti-alergi yang berguna dalam meredakan hidung gatal,
berair, bersin-bersin, dan mata berair. Secara tunggal obat ini juga bisa digunakan untuk
mengobati gatal-gatal dan bentol pada kulit akibat alergi, misalnya alergi makanan ataupun
pada saat biduran,
Sedangkan Dexamethasone adalah salah satu jenis obat golongan kortikosteroid
yaitu antiinflamasi berperan dalam mengurangi atau menekan proses peradangan dan alergi
yang terjadi pada tubuh. Seperti halnya obat kortikosteroid pada umumnya, deksametason
bekerja dengan cara menstabilkan membran lisosom leukosit, sehingga pelepasan hidrolase
asam yang merusak leukosit dapat dicegah

2.2. Bahan Pengisi (Filler/Diluent)


Bahan pengisi dimaksudkan untuk memperbesar volume dan berat tablet. Bahan ini
ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit dikempa (Anonim, 1995). Bahan pengisi
ini menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan (Voigt, 1984). Bahan
pengisi tablet yang umum adalah laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa dan selulosa mikrokristal
(Anonim, 1995).
Bahan pengisi yang di gunakan yaitu White Corn
2.3. Bahan Pengikat (Binder)
Bahan pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat
(Lachman et.,al, 1994). Bahan pengikat ini dimaksudkan untuk memberikan kekompakan dan
daya tahan tablet. Bahan pengikat sangat membantu dalam pembuatan granul, diantara bahan
pengikat yang digunakan adalah mucilage amili, gelatin, gom arab, tragakan, derivate
selulosa dan polivinil pirolidon. Penambahan bahan pengikat tidak boleh terlalu lebih atau
kurang, bila terlalu lebih biasanya akan dihasilkan granul yang keras untuk dibuat tablet atau
sebaliknya bila kurang akan dihasilkan tablet yang cenderung lunak dan rapuh (Banker and
Anderson,1986).

Bahan pengikat yang digunakan adalah PVP 4%

3.4. Bahan Penghancur (Disintegrant)


Bahan penghancur berfungsi untuk menghancurkan tablet bila tablet kontak dengan cairan.
Hancurnya tablet akan menaikkan luas permukaan dari fragmen-fragmen tablet sehingga
akan mempermudah terlepasnya obat dari tablet .Bahan penghancur ditambahkan untuk
memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran
pencernaan. Dapat juga berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan
menyebabkan tablet pecah menjadi bagian- bagian. Fragmen-fragmen tablet itu mungkin
sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapainya bioavailabilitas yang
diharapkan (Banker and Anderson, 1986). Jenis bahan penghancur yang umum digunakan
adalah amilum, derivate selulose, asam alginate, veegum, koalin dan bentonit.
Bahan desintegrant yang kami gunakan adalah Pregel Strach

2.5. Bahan Pelicin (Lubricant)


Berdasarkan fungsinya bahan pelicin dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a) Lubricant, yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antar sisi tablet dengan dinding
ruang cetakan (die) dan antara dinding die dengan punch, sehingga tablet mudah dikeluarkan
dari cetakan.
b) Glidant, yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antar partikel yang mengalir dari
hopper ke ruang cetak ( die), sehingga memperbaiki sifat alir serbuk atau granul yang akan
dikempa dan akan berpengaruh pada keseragaman bobot tablet.
c) Anti adherent, yang berfungsi mencegah melekatnya tablet pada die dan permukaan punch.
Sebagai bahan pelicin yang biasa digunakan adalah magnesium stearat, aerosil, talk dan
kalsium stearat. Jumlah pelicin yang digunakan pada pembuatan tablet yang satu dengan
yang lain berbeda-beda mulai dari yang sedikit kira-kira 0,1 % dari berat granul sampai
sebanyakbanyaknya 5% (Ansel, 1989).
Bahan pelicin yang sering digunakan adalah talk konsentrasi 5% tepung jagung konsentrasi
5-10%, koloid-koloid silika seperti cab-o-sil atau siloid atau aerosil dalam konsentrasi 0,25-
3% (Lachman et.,al., 1994).

Glidan yang digunakan yaitu Talk


Lubrikan yang digunakan yaitu magnesium stearat
BAB III
PRAFORMULASI

3.1.BAGAN ALUR
3.2.SPESIFIKASI SEDIAAN YANG DI INGINKAN

Jenis Spesifikasi yang Alasan


diinginkan
Nama produk Dermadex Menurut kami ini nama yang cocok
Bentuk sediaan Tablet 1. Tablet dapat bekerja pada rute oral
yang paling banyak dipilih;
2. Tablet memberikan ketepatan yang
tinggi dalam dosis;
3. Tablet dapat mengandung dosis zat
aktif dengan volume yang kecil
sehingga memudahkan proses
pembuatan, pengemasan,
pengangkutan, dan penyimpanan;
4. Bebas dari air, sehingga potensi
adanya hidrolisis dapat
dicegah/diperkecil.
Berat kemasan 50 mg Lebih efisien, zat aktif yang digunakan
dosisnya kecil
Batch size 200.000 tablet
Dosis Dewasa dan anak > 12
th : Dosis awal 1
tablet DERMADEX
setiap 4-6 jam sehari
sesudah makan
Warna Kuning Untuk memperbaiki penampilan

3.3. RANCANGAN FORMULA

Komponen Fungsi JUMLAH DITIMBANG


PER TABLET PER BATCH
Dexchlorphenoramine Antihistamin 2 mg 2 mg x 200.000 tab.
maleate = 400.000 mg
( 400 gram )
Dexametason Kortikosteroid 0,5 mg / tab 2 mg x 200.000 tab.
= 100.000 mg
( 100 gram )
Bobot tablet( teoritis 50 mg/tab. 50 mg x 200.000 tab.
granul ) = 10.000.000 mg
( 10 kg )
Talk Glidan 2 % x 50 mg = 1 mg x 200.000 tab.
1 mg = 200.000 mg
( 200 gram )
Mg. Stearat Lubrikan 2 % x 50 mg = 1 mg x 200.000 tab. =
1 mg 200 gram
Pregel strach Desintegran 2 % x 50 mg = 1 mg x 200.000 tab
1 mg = 200 gram
White corn Pengisi Qs 10.000 gr- 400 gr-100
gr-200 gr-200 gr-200
gr = 8900 gr- 120
gram = 8780 gram
PVP 4% Pengikat qs Dibuat 3 liter

4x 3000: 100 = 120


gram ( b/v)
Pewarna kuning Pewarna Qs Secukupnya

3.4. METEDOLOGI PEMBUATAN

3.5. RANCANGAN ETIKET DAN KEMASAN


3.6. evaluasi ( dijelaskan secara teori aja )
3.7. PEMBAHASA

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
DAPUS

Anda mungkin juga menyukai