Anda di halaman 1dari 70

Pengendalian Mutu

& Analisa Losses


1
(Analisa Kerugian)
Di
Pabrik Kelapa Sawit
ITSI/LPP AGRO
NUSANTARA
2023
Arti Mutu:
2

 Merupakan gambaran dan karakteristik yang

menyeluruh dari suatu barang dan jasa yang

menunjukkan kemampuannya dalam

memuaskan kebutuhan yang ditentukan


Pengendalian Mutu
3

 Teknik dan kegiatan operasional yang

digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu

merupakan pengertian dari


Fungsi Data Mutu Untuk:
4

 Meningkatkan produktifitas kerja dengan cara


melakukan pekerjaan pada waktu yang tepat
untuk memastikan hasil produksi yang baik.
 Menekan biaya produksi dengan mengurangi
kerugian-kerugian pada hasil produksi yang
bermasalah
 Meningkatkan image pabrik dalam hal mutu
sesuai permintaan pelanggan/konsumen
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
PENGAMBILAN SAMPEL ANGKA
KEHILANGAN (LOSIS) MINYAK SAWIT
17

 Angka kehilangan kerugian minyak sawit adalah


banyaknya minyak yang tidak terambil pada alir
proses pengolahan yang masih terkandung dalam
produksi dan terbuang sebagian ke Boiler sebagai
bahan bakar sedangkan sebagian lainnya terbawa
aliran air buangan keluar dari areal pabrik menuju
kolam limbah ataupun ke badan air.
PENGAMBILAN SAMPEL ANGKA
KEHILANGAN (LOSIS) MINYAK SAWIT
18

 Analisa kehilangan minyak sawit bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar kandungan

minyak sawit yang terbuang agar berada dalam

batas norma terhadap TBS.


Standar Losses CPO
19
1. Tandan Kosong
20

 Tandan kosong (empty bunch) adalah buah

sawit yang telah direbus dan dirontokkan

brondolannya di stasiun bantingan (thresher)

 Sampel diambil pada transportasi tandan kosong

menuju penimbunan tandan kosong


1. Tandan Kosong
21

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak

5 tandan dan kumpulkan pada tempat yang telah

disediakan

 Kumpulan sampel tandan kosong dianalisa

setiap akhir shift terhadap parameter


2. Ampas Pressan
22

 Sampel diambil dari corong pengeluaran massa

pressan (press cake) menuju ularan CBC,

diambil dari samping kanan , kiri dan tengah

 Frekuensi pengembilan setiap 2 jam sebanyak 1

kg tiap pressan yang beroperasi


2. Ampas Pressan
23

 Kumpulan sampel akhir shift diaduk rata supaya

homogen dan dilakukan quartering

 Dianalisa terhadap parameter kadar air, minyak

dan NOS dalam sampel biji


3. Nut
24

 Biji (Nut) adalah biji hasil pemisahan massa

ampas presan di Depericarper dan telah

dibersihkan dalam drum pengkilat biji (polishing

drum).

 Sampel diambil pada timba biji (nut elevator)

menuju silo biji (nut silo)


3. Nut
25

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak 1

kg dan kumpulkan pada wadah bertutup yang

telah disediakan
3. Nut
26

 Kumpulan sampel pada akhir shift diaduk

merata dan dibagi menjadi 4 (empat) bagian

yang sama kuartener

 Dianalisa terhadap parameter kadar air, minyak

dan NOS dalam sampel biji


4. Sludge Buangan yang menuju ke Ipal

27

 Sludge buangan adalah cairan yang keluar dari bak

pengutipan minyak terakhir menuju kolam unit

pengendalian limbah atau langsung dibuang ke

aliran badan air.

 Sampel diambil pada aliran bak pengutipan minyak

terakhir keluar areal pabrik


4. Sludge Buangan yang menuju ke Ipal
28

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak


200 ml dan kumpulkan pada wadah botol yang
bersih dan bertutup

 Kumpulan sampel pada akhir shift dikocok


diaduk merata untuk dianalisa terhadap
parameter kadar air, minyak dan NOS dalam
sampel sludge buangan
4. Sludge Buangan yang menuju ke Ipal
29

 Hasil setiap shift dirata ratakan sebagai angka

kehilangan/kerugian minyak dalam sludge

buangan harian
Losis Tidak Dilaporkan/Di luar
Perhitungan:
30

 Guna memonitor operasional instalasi dalam

proses pengolahan, diperlukandata analisa angka

kehilangan minyak sawit dalam sampel namun

tidak termasuk dalam perhitungan total

kehilangan kerugian minyak sawit terhadap TBS,


Losis Tidak Dilaporkan/Di luar
Perhitungan:
31

 Yang tidak termasuk dalam perhitungan, sebagai


berikut

- Sludge CST (Continuous Settling Tank)

- Air Rebusan

- Sludge ex Sludge Separator

- Sludge Fatpit
Sludge CST (Continuous Settling Tank)
32

 Sludge CST adalah massa lumpur bercampur

minyak yang dihasilkan oleh CST pada proses

pemisahan fraksi minyak dan lumpur yang akan

dikutip kembali minyaknya dengan memakai alat

Sludge Separator

 Sampel diambil pada aliran sludge keluar CST

menuju Sludge Tank


Sludge CST (Continuous Settling Tank)
33

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak

200 ml dan kumpulkan dalam wadah botol yang

bersih dan bertutup

 Kumpulan sampel dianalisa setiap akhir shift

terhadap kadar air, minyak dan NOS


Air Rebusan
34

 Air rebusan (condensate) adalah cairan yang berasal


dari kandungan air di TBS yang menguap karena
pemanasan dan pengembunan uap yang
dipergunakan saat perebusan buah sawit

 Sampel diambil pada aliran air rebusan yang keluar


dari rebusan menuju bak pengutipan minyak fatpit
Air Rebusan
35

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak

200 ml dan kumpulkan dalam wadah botol yang

bersih dan bertutup

 Kumpulan sampel dianalisa setiap akhir shift

terhadap kadar air, minyak dan NOS


Sludge Ex Sludge Separator
36

 Sludge ex sludge separator adalah massa lumpur

bercampur air dari Sludge Separator

 Sampel diambil pada aliran air sludge yang keluar

dari separator menuju bak pengutipan minyak fatpit


Sludge Ex Sludge Separator
37

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak

200 ml dan kumpulkan dalam wadah botol yang

bersih dan bertutup

 Kumpulan sampel dianalisa setiap akhir shift

terhadap kadar air, minyak dan NOS


Sludge Fatpit
38

 Sampel diambil pada aliran air sludge yang


keluar dari Fatpit menuju kolam pengutipan
minyak terakhir Deoiling Pond

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak


200 ml dan kumpulkan dalam wadah botol yang
bersih dan bertutup

 Kumpulan sampel dianalisa setiap akhir shift


terhadap kadar air, minyak dan NOS
Prinsip Pengujian
39

 Kerugian minyak

- Menggunakan metode ekstraksi

- CPO diekstrak menggunakan bahan kimia

hexana {C6H14}

- Menggunakan metode distilasi


Prinsip Pengujian
40

 Pengurangan Kadar Air

- Menggunakan metode
pengeringan/pemanasan dalam oven

- Untuk menentukan kadar air maka sampel


ditimbang sampai dengan tidak ada
perubahan berat
Prinsip pengujian
41

 Pengurangan NOS (Zat-Zat Pengotor)

- Menggunakan kertas saring, tabung elemayer

- Kertas saring diletakkan di atas tabung


elemeyer

- Dibilas dengan hexana

- Kertas saring didinginkan dan setelah


dingin ditimbang
Kattekopen (Unstripped bunch/USB)
42
 Diamati pada transportasi tandan kosong

menuju hopper tandan kosong

 Frekuensi penghitungan setiap 3 jam terhadap

200 tandan kosong yang lewat


43

USB = Zerro
Kadar Buah Lekat Tandan Kosong
Gravimetri (USF/Unstrip Fruit)
44

 Pengertian buah lekat tandan kosong adalah


brondolan yang tidak habis terlepas dalam proses
penebahan/pembantingan dan masih terikut dalam
tandan kosong .

 Analisa kandungan buah lekat tandan kosong dapat


ditentukan dengan cara mengeluarkan brondolan
dari tandan kosong dan penimbangan
Kadar Buah Lekat Tandan Kosong
Gravimetri (USF/Unstrip Fruit)
45

a. Peralatan : Timbangan duduk 25 kg skala


0,1 Neraca 2 desimal Ganco dan pisau

b. Bahan : sampel

c. Prosedur Analisa

• Timbang kumpulan sampel tandan kosong


mempergunakan timbangan duduk 25 kg
dan catat beratnya dalam gram
Kadar Buah Lekat Tandan Kosong
Gravimetri (USF/Unstrip Fruit)
46

c. Prosedur Analisa
• Congkel keluarkan brondolan dari dalam
tandan kosong memakai ganco atau alat
sejenisnya
• Timbang brondolan diperoleh memakai
neraca 2 desimal dan catat beratnya
dalam satuan gram
Pengambilan sampel Kehilangan Inti Sawit
47

 Kehilangan/kerugian inti sawit adalah

banyaknya inti yang tidak terambil akibat

perlakuan peralatan pada alir proses

pengolahan yang masih terkandung dalam

produksi dan terbuang sebagai bahan bakar di

Boiler.
Pengambilan sampel Kehilangan Inti Sawit
48

 Analisa angka kehilangan kerugian inti sawit

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kandungan inti sawit yang terbuang agar

berada dalam batas norma terhadap TBS.


Standar Losses Inti Sawit

49
1. Ampas Siklon
50

 Ampas siklon merupakan massa ampas presan


yang telah dipisahkan antara serat dari bijinya
di Depericarper dan oleh blower maka fraksi
ringan (serat) terhisap menuju siklon ke Boiler
untuk dibakar sebagai bahan bakar sedangkan
fraksi berat (biji) turun ke bawah untuk
kemudian diangkut ke pabrik biji
 Sampel dianibil pada corong blower tempat
pengeluaran ampas siklon yang akan jatuh ke
ularan di Boiler menuju pembakaran
1. Ampas Siklon
51

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak

1 kg dan kumpulkan dalam wadah (ember

plastik bertutup)
1. Ampas Siklon
52

 Pada akhir shift kumpulan sampel dituang ke


meja analisa dan diaduk merata , kerudian
dibagi menjadi 4( empat ) bagian yang sama
kuartener ). dua ) bagian belahan sisi
berhadapan disatukan kemudian diaduk agar
merata dan dibeiah kembali secara kuartener .
Demikian seterusnya sampai diperoleh 2 (dua)
bagian belahan sisi berhadapan yang disatukan
mempunyai berat 1 kg sebagai sampel untuk
dianalisa kandungan intinya
 Hasil setiap shift dirata ratakan sebagai angka
kehilangan inti dalam ampas siklon
2. Abu Destoner
53

 Abu destoner merupakan hasil penghisapan


oleh blower terhadap massa biji dari Polishing
drum masuk ke Destoner dimana fraksi ringan
yaitu abu terhisap ke Boiler sebagai bahan bakar
dan fraksi medium yaitu biji masuk ke hopper
Ripple Mill sedangkan fraksi berat (batu,
potongan besi dll ) turun kebawah lantai
 Sampel diambil pada corong blower tempat
pengeluaran abu destoner yang akan jatuh ke
ularan di Boiler menuju pembakaran
2. Abu Destoner
54

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak 1


kg dan kumpulkan dalam wadah (ember plastik
bertutup
 Pada akhir shift kumpulan sampel dituang ke
meja analisa dan diaduk merata , kemudian
dibagi menjadi 4( empat ) bagian yang sama
kuartener ). 2 dua ) bagian belahan sisi
berhadapan disatukan kemudian diaduk agar
merata dan
 Dibagi kembali secara kuartener
55
2. Abu Destoner
56

 Demikian seterusnya sampai diperoleh 2 (dua)

bagian sisi berhadapan yang disatukan mempunyai

berat 1 kg sebagai sampel untuk dianalisa

kandungan intinya

 Hasil setiap shift dirata ratakan sebagai angka

kehilangan inti dalam abu destoner


3. Cangkang LTDS 1
57

 Cangkang LTDS I (Ligh Tenera Dry Separator)


merupakan hasil penghisapan blower terhadap massa
Crackshell dari Ripple Mill masuk ke LTDS I dimana
fraksi ringan cangkang halus ) terhisap ke ketel sebagai
bahan bakar dan fraksi medium yaitu inti dan cangkang
masuk ke LTDS II sedangkan fraksi berat yaitu inti, biji
utuh, biji pecah jatuh ke ularan menuju silo inti untuk
selanjutnya dikeringkan
 Sampel diambil pada corong blower tempat pengeluaran
cangkang LTDS I yang akan jatuh ke ularan di Boiler
menuju pembakaran
3. Cangkang LTDS 1
58

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak 1 kg


kemudian dikumpulkan dalam wadah ember plastik
bertutup

 Pada akhir shift kumpulan sampel dituang ke meja


analisa dan diaduk merata, kemudian dibagi menjadi 4
(empat) bagian yang sama (kuartener). 2 dua ) bagian
sisi berhadapan disatukan kemudian diaduk agar merata
dan dibagi kembali secara kuartener .
3. Cangkang LTDS 1
59

 Demikian seterusnya sampai diperoleh 2 (dua)

bagian sisi berhadapan yang disatukan

mempunyai berat 1 kg sebagai sampel untuk

dianalisa kandungan intinya

 Hasil setiap shift di rata ratakan sebagai angka

kehilangan inti dalam cangkang LTDS I


4. Cangkang LTDS 2
60

 Cangkang LTDS II merupakan hasil penghisapan blower


terhadap massa fraksi medium LTDS I masuk ke LTDS II
dimana fraksi ringan cangkang ) terhisap ke ketel sebagai
bahan bakar dan fraksi medium masuk ke
Hydrocyclone/Claybath , sedangkan fraksi berat yaitu
inti jatuh keularan menuju silo inti.

 Sampel diambil pada corong blower tempat pengeluaran


cangkang LTDS II yang akan jatuh ke ularan di Boiler
menuju pembakaran
4. Cangkang LTDS 2
61

 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak 1 kg


kemudian dikumpulkan dalam wadah ember plastik
bertutup

 Pada akhir shift kumpulan sampel dituang ke meja


analisa dan diaduk merata , kemudian dibagi menjadi 4
(empat) bagian yang sama kuartener

 2 (dua) bagian sisi berhadapan disatukan kemudian


diaduk agar merata dan dibagi kembali secara kuartener
62
4. Cangkang LTDS 2
63

 Demikian seterusnya sampai diperoleh 2 (dua)


bagian sisi berhadapan yang disatukan
mempunyai berat 1 kg sebagai sampel untuk
dianalisa kandungan intinya

 Hasil setiap shift dirata ratakan sebagai angka


kehilangan inti dalam cangkang

LTDS II
5. Cangkang Hidrosiklon/Claybath
64

 Cangkang Hydrocyclone merupakan hasil


pemisahan massa dari fraksi medium LTDS II
dalam Hydrocyclone oleh air dan dengan gaya
centrifugal maka fraksi ringan (inti) naik ke atas
keluar menuju ularan dan blower terhisap menuju
silo inti sedangkan fraksi berat (cangkang) turun
kebawah dan keluar menuju ularan dan oleh
blower terhisap menuju Boiler sebagai bahan
bakar
5. Cangkang Hidrosiklon/Claybath
65

 Pada Claybath sistem pemisahan dilakukan


mempergunakan larutan lumpur tanah liat dengan
kekentalan 1,13 Be dimana fraksi ringan (inti)
mengapung di permukaan sedangkan fraksi berat
cangkang ) turun kebagian bawah cairan
 Sampel diambil pada corong blower tempat
pengeluaran cangkang Hydrocyclone yang akan
jatuh ke ularan Boiler menuju pembakaran
 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak 1 kg
kemudian dikumpulkan dalam wadah ember plastik
bertutup
5. Cangkang Hidrosiklon/Claybath
66

 Pada akhir shift kumpulan sampel dituang ke meja

analisa dan diaduk merata , kemudian dibagi

menjadi 4 (empat) bagian yang sama kuartener

 2 (dua) bagian sisi berhadapan disatukan kemudian

diaduk agar merata dan dibagi kembali secara

kuartener .
5. Cangkang Hidrosiklon/Claybath
67

 Demikian seterusnya sampai diperoleh 2 (dua) bagian

sisi berhadapan yang disatukan mempunyai berat 1 kg

sebagai sampel untuk dianalisa kandungan intinya

 Hasil setiap shift dirata ratakan sebagai angka

kehilangan kerugian inti dalam cangkang Hydrocyclone

Claybath
6. Buah Lekat Tandan Kosong
68

 Tandan kosong (Empty bunch) adalah buah


sawit yang telah direbus dan dirontokkan
brondolannya di stasiun bantingan (thresher)
 Sampel diambil pada aliran transportasi tandan
kosong menuju pembakaran (incinerator)
ataupun penimbunan tandan kosong
 Frekuensi pengambilan setiap 2 jam sebanyak 5
tandan dan kumpulkan pada tempat yang telah
disediakan
6. Buah Lekat Tandan Kosong
69

 Parameter kadar buah lekat tandan kosong


dianalisa dari kumpulan sampel tandan kosong
pada setiap aklıir shift

 Hasil setiap shitì dirata ratakan sebagai angka


kehilangan inti dalam tandan kosong

 Angka ini juga dipakai pada analisa angka


kehilangan minyak dalam tandan kosong
Terima Kasih

70

Anda mungkin juga menyukai