Anda di halaman 1dari 38

PT. SMART Tbk.

PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

STASIUN STERILIZATION DAN THRESHING


1. Kehilangan Minyak dan Kernel pada brondolan terikut di Janjang Kosong
a. Sasaran Memperkirakan kehilangan minyak dan kernel terikut di janjang kosong b. Lokasi Pengambilan Sampel Inclined empty bunch conveyor yang diberi sliding door. c. Metode Pengambilan Sampel 1. Sekitar 50 sampel janjang kosong diambil secara acak dua kali tiap shift kemudian timbang sampai gr terdekat (W1). Jam pengambilan sampel harus diacak dan dicatat setiap harinya 2. Brondolan yang terdapat didalamnya harus dikeluarkan dan dibedakan kedalam dua kategori :
a). b).

Brondolan yang dapat dikeluarkan dengan mudah Brondolan yang hanya dapat dikeluarkan dengan bantuan alat seperti : pisau, kampak atau sejenisnya

3.

Masing-masing kategori ditimbang sampai gr terdekat berturut-turut sebagai (W2) dan (W3)

d.

Kalkulasi 1. %Kehilangan brondolan terhadap sampel :

= 100 x [(W2+W3)/W1]
2. %Kehilangan Minyak di Brondolan di Janjang Kosong terhadap TBS :

= 100 x 21% x %Brondolan x 33%


3. %Kehilangan Kernel di Brondolan di Janjang Kosong terhadap TBS :

= 100 x 21% x %Brondolan x 15%


Catatan 1. 2. 3. 21% adalah persentase janjang kosong terhadap TBS. 33% merupakan kandungan minyak yang terdapat di brondolan 15% merupakan kandungan kernel (moisture 7%) yang terdapat di brondolan

Harsunu Purwoto

Page 1

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

2.

Kehilangan Minyak di Janjang Kosong


a. Sasaran Memperkirakan kehilangan minyak terserap di janjang kosong. b. Lokasi Pengambilan Sampel lihat point 1. c. Metode Pengujian 1. Setelah semua brondolan dikeluarkan dari janjang kosong untuk setiap pengujian brondolan terikut di janjang kosong, dibuat barisan yang terdiri dari 10 janjang hingga didapat 5 barisan yang memanjang dan diberi nomor 1 sampai 50 secara berurutan. 2. 3. Pilih janjang bernomor urut 19 dan 45 sebagai sampel. Tiap janjang kosong tersebut dipotong memanjang menjadi empat bagian. Dua bagian menyilang disatukan dan dipotong ujung-tangkai menjadi empat bagian. 4. 5. Ambil dua bagian ujung-tangkai menyilang dan dirajang hingga diperoleh panjang sekitar 1 cm, kemudian tempatkan kedalam kantong plastik berlabel. %O/WM, %O/DM menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit. Sampel tersebut diuji %Moisture, dan %NOS

d.

Kalkulasi % Kehilangan minyak di janjang kosong terhadap TBS :

= 100 x 21% x %DM/WM x %O/DM


Catatan 21% adalah persentase janjang kosong terhadap TBS.

Harsunu Purwoto

Page 2

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

3.

Pengujian Unstripped Bunches (USB)


a. Sasaran Memeriksa efisiensi sterilisasi, threshing dan self separation bunch crusher (SSBC). b. Lokasi Pengambilan Sampel 1. Pabrik menggunakan SSBC, sampel diambil 2 titik dari : (i). sebelum SSBC (ii). sesudah SSBC dan sebelum pengutipan USB, pada empty bunch

conveyor.
2. Pabrik tidak menggunakan SSBC, sampel diambil dari empty bunch conveyor sebelum pengutipan USB.

c.

Metode Pengujian 1. 2. Sekitar 100 janjang kosong diamati secara visual tiap 1,5 jam sekali dan masing-masing janjang dibedakan atas USB dan janjang kosong. Dikatakan USB bila janjang tersebut masih memiliki sedikitnya 30 brondolan yang tertinggal.

d.

Kalkulasi

%USB =

Banyaknya USB x 100 Jumlah janjang teramati

4.

Kandungan minyak di janjang kosong sebelum Self Separation Bunch Crusher (SSBC) untuk pabrik menggunakan SSBC.
a. Sasaran Memperkirakan kandungan minyak di janjang kosong sebelum SSBC. b. Lokasi Pengambilan Sample Empty Bunch conveyor sebelum Bunch Elevator ke SSBC. c. Metode Pengujian 1. 2. Setelah pengujian USB selesai, amati 50 janjang kosong secara berurutan. Nomor pertama terhitung merupakan nomor urut pertama dan seterusnya. Pilih janjang bernomor urut 19 dan 45 sebagai sampel.

Harsunu Purwoto

Page 3

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

3. 4.

Lepaskan berondolan yang terikut pada janjangan terpilih. Tiap janjang kosong tersebut dipotong memanjang menjadi 4 (empat) bagian. Dua (2) bagian menyilang disatukan dan dipotong ujung-tangkai menjadi 4 bagian

5. 6.

Ambil 2 (dua) bagian ujung-tangkai menyilang dan dirajang hingga diperoleh panjang sekitar 1 cm, kemudian tempatkan ke dalam kantong plastik berlabel. Sampel tersebut diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit.

d.

Kalkulasi
% kandungan minyak di janjang kosong sebelum SSBC terhadap TBS :

= 100 x 21% x %DM/WM x %O/DM Catatan


21% adalah persentase janjang kosong terhadap TBS.

5.

Minyak pada Kondensat


Sangat sulit untuk mendapatkan sampel yang mewakili dari keseluruhan siklus perebusan dimana kondensat yang keluar tidak homogen pada siklus tersebut. Pengamatan visual hendaknya dilakukan setiap hari yang mencakup : a. b. Mengamati kondensat yang berasal dari blowdown vessel dan membedakannya sebagai normal (tidak berminyak) dan berminyak. Pengamatan harian pada kolam limbah terhadap adanya minyak kondensat yang terlalu banyak (berwarna kekuningan).

Harsunu Purwoto

Page 4

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

STASIUN DIGESTING DAN PRESS


1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di stasiun digesting and press : 1). 2). Sampel pertama diambil 1,5 jam setelah proses dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam sebelum proses berhenti. 1 (satu) kg sampel press cake diambil 1,5 jam sekali dari tiap screw press yang beroperasi dengan menggunakan scoop dan masukkan ke dalam kantong plastik berlabel. 3). Pada akhir pengambilan sampel, lakukan quartering sampel sampai mendekati 1 kg dan masukkan kedalam kantong plastik berlabel.

2.

Komposisi Press Cake


a. Sasaran
Memperkirakan komposisi press cake sebagai mutu hasil press-an.

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Sampel diambil dari 3 titik dekat cone screw press seperti terlihat pada diagram berikut ini :

X X X
X : titik pengambilan sampel

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap screw press yang beroperasi.

d.

Metode Pengujian
1). 2). Sampel press cake ditimbang sampai gr terdekat (W1) Sortir sampel ke dalam kategori berikut : Fibre Nut bulat (W2) (W3)
Process Analysis and Quality Control

Harsunu Purwoto

Page 5

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

3). 4). 5).

Nut setengah pecah Kernel bulat Kernel pecah Cangkang lepas

(W4) (W5) (W6) (W7)

Masing-masing kategori ditimbang sampai gram terdekat Tempatkan fibre ke dalam kantong plastik berlabel untuk pengujian kehilangan minyak Nut bulat dari tiap screw press pada line yang sama juga ditempatkan ke dalam kantong plastik berlabel pengujian kehilangan minyak.

e.

Kalkulasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. %fibre terhadap press cake %nut bulat terhadap press cake %nut setengah pecah terhadap press cake %kernel bulat terhadap press cake %kernel pecah terhadap press cake %cangkang terhadap press cake Total nut = W3+W4+W5+W6+W7 %nut pecah terhadap total nut %total nut terhadap press cake = 100 x (W2/W1) = 100 x (W3/W1) = 100 x (W4/W1) = 100 x (W5/W1) = 100 x (W6/W1) = 100 x (W7/W1) = W8

= 100 x [(W4+W5+W6+W7)/W8] = 100 x (W8/W1)

3.

Kehilangan Minyak di Fibre


a.

Sasaran
Memperkirakan kehilangan minyak dari tiap screw press

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Lihat point 2.

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap screw press yang beroperasi.

Harsunu Purwoto

Page 6

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

d.

Metode Pengujian
Sampel fibre yang telah dicacah diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit.

e.

Kalkulasi
%kehilangan minyak di fibre terhadap TBS = 100 x 12,50% x %DM/WM x %O/DM

Catatan
1. 2. 12,50% adalah persentase fibre terhadap TBS. Nilai %DM/WM dan %O/DM diambil rata-ratanya berdasarkan kalkulasi jam operasi dari screw press.

4.

Kehilangan minyak di Nut


a.

Sasaran
Memperkirakan kehilangan minyak di nut hasil pressan

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


lihat point 2

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line

d.

Metode Pengujian
1. 2. 3. Ambil sekitar 100 gr nut bulat secara acak dan bersihkan serabut yang masih tersisa. Pecahkan nut secara manual dan cangkang yang didapat masukkan ke dalam kantong plastik berlabel. Sampel cangkang diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit.

e.

Kalkulasi
%Kehilangan minyak di nut terhadap TBS = 100x 5,75% x %DM/WM x %O/DM

Harsunu Purwoto

Page 7

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

Catatan
1. 2. 5,75% adalah persentase cangkang terhadap TBS Nilai %DM/WM dan %O/DM diambil rata-ratanya berdasarkan hasil penganalisaan.

5.

Mass Passing to Digester (MPD)


a.

Sasaran
Mengobservasi komposisi brondolan eks rebusan seperti %pericarp/brondolan, %oil/pericarp, %kernel/Nut, dan nilai akhir diperoleh brondolan/TBS dan memprediksi %Kernel/TBS

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Dari distribusi fruit conveyor sebelum digester No.1 untuk setiap line beroperasi

c.

Frekuensi Pengujian Dua kali setiap minggu

d.

Metode pengujian
Metode pengujian dibagi 3 (tiga), yaitu : 1). Brondolan normal eks rebusan a. b. Timbang sampel brondolan eks rebusan sampai gr terdekat (W1) Sortasi sampel ke dalam kategori berikut :

Brondolan bagian luar Brondolan bagian dalam

(W2) (W3) (W4) (W5) (W6) (W7)

Pericarp yang lepas


Nuts kehilangan pericarp Calyx leaves dan Dirt Parthenocarpic

c. d.

Timbang masing-masing kategori sampai gram terdekat Pilih sampel proporsional dengan mengkalkulasi masing-masing ketegori (tidak termasuk calyx leaves dan dirt dan juga parthenocarpic) kedalam rata-rata terbaik memperoleh berat 100 gr sampel proporsional seperti contoh berikut : Jika ditemukan contoh hasil komposisi berikut:

Harsunu Purwoto

Page 8

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

Brondolan bagian luar 53% terhadap brondolan normal, Brondolan bagian dalam 39% terhadap brondolan normal, Pericarp terlepas 5% terhadap brondolan normal, Nuts 3% terhadap brondolan normal.

Sehingga berat akhir sampel proposional mendekati hasil berikut :


Brondolan bagian luar Brondolan bagian dalam

53 gr 39 gr 5 gr 3 gr 100 gr

Pericarp terlepas
Nuts Total

Tempatkan sampel proporsional ini ke cawan untuk analisa pericarp dan nut.

2).

Analisa Pericarp a. b. c. d. e. Timbang sampel proporsional sampai gr terdekat (W8) Letakkan sampel di lembaran kaca. Pisahkan dan kikis pericarp dari nut dan pastikan nut telah bebas dari minyak dengan menggunakan cutter Timbang pericarp sampai gr terdekat (W9) Timbang nut sampai gr terdekat dan kehilangan berat nut plus pericarp harus dalam limit 1 gr, lebih dari itu analisa dianggap batal dan ulangi prosedur dari awal 1) sampai iv) f. g. Sampel pericarp diuji %Moisture, %O/WM dan %O/DM menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit. Tempatkan sampel nut di cawan untuk analisa nut.

3).

Analisa Nut a. Pecahkan keseluruhan nut secara manual ke dalam kernel bulat dan cangkang b. Timbang keseluruhan kernel sampai gr terdekat (W11)

Harsunu Purwoto

Page 9

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

c.

Sampel kernel dianalisa terhadap %Moisture menggunakan metode standard Analisa Mutu Inti Sawit.

e.

Kalkulasi
Brondolan Normal (W12) = (W2 + W3 + W4 + W5) %Brondolan Normal /sampel = W12/W1 x 100 %Calyx dan Dirt/sampel = (W6/W1) x 100 %Parthenocarpic/sampel = (W7/W1) x 100 %Pericarp/ Brondolan Normal = W9/W8 x 100 %Nut/ Brondolan Normal = (100 - %pericarp / Brondolan Normal) %Kernel basah/Nut = W11/W10 x 100

f.

Perhitungan terhadap TBS :


Aktual %OER = %OER Jumlah kehilangan minyak Fibre Cake, Nut, Sludge Centrigufe /Solid Decanter terhadap TBS = %L OER %Kandungan minyak pada Brondolan Normal terhadap TBS = %OER + %L OER
(%OER + %LOER) x 100 %O/WM dipericarp x %pericarp/Brondolan Normal

%Brondolan Normal terhadap TBS =

%Nut terhadap TBS = %normal fruit /TBS x % Nut/Brondolan Normal x 100

%Kernel basah terhadap TBS = %Nut/TBS x %Kernel basah/Nut x 100


(100% %Moisture Kernel Basah x %KernelBas ah/TBS x 100 0,24% 0,87

%Kernel pada M & I 13% =

Catatan :
0,24% merupakan target kehilangan kernel terhadap TBS di PKS.

Harsunu Purwoto

Page 10

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

STASIUN KERNEL RECOVERY


1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di stasiun kernel untuk tiap titik pengambilan sampel sebagai berikut : a. b. c. Sampel pertama diambil 1,5 jam setelah proses dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam sebelum proses berhenti. 1 kg sampel diambil tiap 1,5 jam sekali menggunakan scoop dan masukkan ke dalam kantong plastik berlabel. Pada akhir pengambilan sampel, lakukan quartering sampel sampai mendekati 1 kg dan masukkan ke dalam kantong plastik berlabel.

2.

Kehilangan Kernel di Fibre Cyclone


a.

Sasaran
Memperkirakan kehilangan kernel di fibre cyclone

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Dibawah sistem pengeluaran rotari dari fibre cyclone

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line

d.

Metode Pengujian
1. 2. 3. 4. 5. Sampel fibre ditimbang sampai gr terdekat (W1) Semua kernel dan nut dipisahkan dengan teliti dari kumpulan fibre Kernel pecah ditimbang sampai gr terdekat (W2) Nut bulat dan setengah pecah dipecahkan secara manual dan timbang kernel yang didapat berturut-turut sebagai W3 dan W4 Kernel bulat ditimbang sampai gr terdekat (W5).

e.

Kalkulasi
1. %kernel pecah terhadap sampel fibre cyclone : = 100 x (W2/W1) 2. %kernel dari nut bulat terhadap sampel fibre cyclone :

Harsunu Purwoto

Page 11

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

= 100 x (W3/W1) 3. %kernel dari nut setengah pecah terhadap sampel fibre cyclone : = 100 x (W4/W1) 4. %kernel bulat terhadap sampel fibre cyclone : = 100 x (W5/W1) 5. %Total kehilangan kernel terhadap sampel fibre cyclone : = 100 x ((W2+W3+W4+W5)/W1 6. %Kehilangan kernel di fibre cyclone terhadap TBS : = 100 x 12,50% x %kehilangan kernel x 0,9

Catatan
1. 2. 3. 12,50% merupakan persentase fibre terhadap TBS 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture yang ada di kernel. %kehilangan kernel diambil dari rata-rata %kehilangan kernel dari tiap line fibre

cyclone

3.

Campuran Pecahan Nut


a. Sasaran
Memperkirakan efisiensi ripple mill atau nut cracker

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Tempat pengeluaran dari ripple mill atau nut cracker

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap ripple mill atau nut cracker yang beroperasi

d.

Metode Pengujian
1. 2. Sampel campuran pecahan nut ditimbang sampai gr terdekat (W1) Campuran pecahan nut disortir ke dalam kategori sebagai berikut : Nut bulat Nut setengah pecah Kernel bulat W2 W3 W4
Process Analysis and Quality Control

Harsunu Purwoto

Page 12

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

3.

Kernel pecah

W5

Masing-masing kategori diatas ditimbang sampai gr terdekat.

e.

Kalkulasi
1. 2. 3. 4. 5. %nut bulat terhadap sampel pecahan nut %nut setengah pecah terhadap sampel pecahan nut %kernel bulat terhadap sampel pecahan nut %kernel pecah terhadap sampel pecahan nut %efisiensi ripple mill atau nut cracker = 100 x (W2/W1) = 100 x (W3/W1) = 100 x (W4/W1) = 100 x (W5/W1)

= 100 [100 x [(W2+W3)/W1]]

4.

Kehilangan Kernel di LTDS (LTDS 1 dan LTDS 2)


a.

Sasaran
Memperkirakan kehilangan kernel di LTDS

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Dibawah sistem pengeluaran rotari dari LTDS cyclone

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap stage/tingkatan per line

d.

Metode Pengujian
Sampel LTDS disortir menggunakan metode Standard Analisa Inti Sawit

e.

Kalkulasi
%kehilangan kernel di LTDS terhadap TBS :

= 100 x 5,75% x 60% x %kehilangan kernel x 0,9 Catatan

1. 2. 3. 4.

5,75% merupakan persentase cangkang terhadap TBS 60% merupakan proporsi total cangkang di aliran LTDS 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture yang ada di kernel %Kehilangan kernel diambil dari nilai rata-rata tiap stage/tingkatan.

Harsunu Purwoto

Page 13

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

5.

Kernel Dry Separation (KDS)


a.

Sasaran
Memperkirakan kualitas sebaran kernel di separating column

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Dibawah sistem pengeluaran rotari dari separating column

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap stage/tingkatan per line

d.

Metode Pengujian
Sampel kernel dry separator (KDS) disortir menggunakan metode Standard Analisa Mutu Inti Sawit

6.

Kehilangan kernel di Claybath


a. Sasaran
Memperkirakan kehilangan kernel di claybath

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Tempat pengeluaran cangkang claybath

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line

d.

Metode Pengujian
Sampel cangkang claybath disortir menggunakan metode Standard Analisa Inti Sawit

e.

Kalkulasi
%kehilangan kernel di claybath terhadap TBS : = 100 x 5,75% x 40% x %kehilangan kernel x 0,9

Catatan
1. 2. 3. 4. 5,75% merupakan persentase cangkang terhadap TBS 40% merupakan proporsi cangkang di aliran keluar claybath. 0,9 merupakan faktor koreksi terhadap moisture yang ada di kernel %Kehilangan kernel diambil dari nilai rata-rata tiap line.
Page 14

Harsunu Purwoto

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

7.

Kernel Claybath
a. Sasaran
Memperkirakan kualitas sebaran kernel di claybath

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Dibawah sistem pengeluaran kernel claybath

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift untuk tiap line

d.

Metode Pengujian
Sampel kernel claybath disortir menggunakan metode Standard Analisa Mutu Inti Sawit

8.

Kernel Silo
a.

Sasaran
Memperkirakan mutu kernel dari tiap silo

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Dibawah kernel silo

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian per shift

d.

Metode Pengujian Sampel kernel silo disortir menggunakan metode Standard Analisa Mutu Inti Sawit

9.

Kernel Produksi
a.

Sasaran
Memperkirakan mutu kernel produksi

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Dari ujung konveyor di bawah kernel silo sebelum dikirim ke bulk silo

c.

Frekuensi Pengujian

Harsunu Purwoto

Page 15

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

Satu kali pengujian per shift e.

Metode Pengujian
Sampel kernel produksi disortir menggunakan metode Standard Analisa Mutu Inti Sawit

10. Uji Proporsi Nut terhadap TBS


a.

Sasaran
Memperkirakan proporsi nut terhadap TBS

b.

Lokasi Pengambilan Sampel Pengeluaran pada depericarper sebelum masuk ke nut silo Frekuensi Pengujian
2 minggu sekali

c.

d.

Metode Pengujian
1. 2. 3. 4. 5. 6. Tampung sekitar 20 kg nut tiap 2,5 jam yang dimulai setelah 1,5 jam proses dan terakhir 2 jam sebelum proses stop. Timbang sampai kg terdekat (W). Catat waktu untuk tiap pengambilan (t detik) serta jumlah unit press yang beroperasi. Lakukan 3 kali pengukuran dalam tiap pengambilan. Ambil 1 kg sampel nut tiap line untuk keperluan histogram. Lakukan quartering sampel di akhir pengambilan hingga didapat 1,5 kg sampel nut dan tempatkan pada kantong plastik berlabel

e.

Kalkulasi
1. Setiap 2,5 jam Laju nut produksi : N1 N2 N3 N4 = 3600 x (W/T) = 3600 x (W/T) = 3600 x (W/T) = 3600 x (W/T) Ntotal Unit press beroperasi n1 n2 n3 n4 ntotal

2.

Akhir Pengolahan
Kapasitas press (Kp) per unit = TBS olah/total jam kerja screw press (kg/jam)

Harsunu Purwoto

Page 16

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

3.

Total Pengujian
Total nut produksi saat pengujian Total TBS saat pengujian Proporsi nut terhadap TBS = Ntotal kg = (ntotal x Kp) kg = (Ntotal x 100)/(ntotal x Kp)

4.

Catatan
Data pengujian bulanan diperoleh dengan mengkumulatifkan data pengujian 2 mingguan

11. Histogram Nut dan Kernel


a. Sasaran
Memperkirakan pengelompokan nut dan kernel berdasarkan ukuran dan berat.

b.

Metode Pengujian
1. 2. Pisahkan sampel nut dari fibre, nut setengah pecah, kernel bulat, cangkang dan kotoran yang terikut. Lakukan pengelompokan nut berdasarkan ukuran diameter dengan memakai

plate histogram yang berbentuk elips (tidak bulat) seperti gambar berikut :

2x

x
3. Kelompokkan masing-masing nut yang berdiameter sama dan hitung (A) dan timbang (B) sampai 0,1 gr terdekat untuk masing-masing diameter yang diperoleh. 4. Pecahkan nut secara manual dan usahakan agar diperoleh kernel bulat dan tempatkan kernel tersebut dari nut yang berdiameter sama, kemudian hitung (C) dan timbang (D) sampai 0,1 gr terdekat. 5. 6. Tempatkan keseluruhan kernel pada kantong plastik untuk pengujian kernel histogram Lakukan pengelompokan kernel berdasarkan ukuran diameter kernel dan tempatkan kernel yang berdiameter sama dalam satu tempat, kemudian hitung (E) dan timbang (F) sampai 0,1 gr terdekat. Lakukan tes kadar air (moisture) terhadap kernel hasil percobaan.

7.

Harsunu Purwoto

Page 17

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

12. Pengujian Sebaran Cangkang


a. Sasaran
Memperkirkan proporsi cangkang pada tiap pengeluaran cangkang di tiap line b. Lokasi Pengambilan Sampel Setiap pengeluaran cangkang pada tiap line seperti : LTDS 1, LTDS 2 dan claybath

c.

Frekuensi Pengujian
Satu kali tiap bulan

d.

Metode Pengujian
1. 2. Tampung sekitar 30 kg cangkang dari tiap pengeluaran cangkang per line. Timbang sampai kg terdekat (W11 untuk LTDS 1 line A, W12 untuk LTDS 1 line B, W21 untuk LTDS 2 line A, W22 untuk LTDS 2 line B, W31 untuk claybath line A dan W32 untuk claybath line B). Catat waktu untuk pengambilan 30 kg cangkang (T11, T12, T21, T22, T31, dan T32) Ulangi 3 kali hingga didapat rata-rata untuk W11, W12 dan seterusnya, demikian juga untuk T11, T12 dan seterusnya.

3. 4.

e.

Kalkulasi
1. Berat cangkang : LTDS 1 Line A = 3600 x W11/T11 = S11 LTDS 1 Line B = 3600 x W12/T12 = S12 LTDS 2 Line A = 3600 x W21/T21 = S21 LTDS 2 Line B = 3600 x W22/T22 = S22 Claybath Line A = 3600 x W31/T31 = S31

Claybath Line B = 3600 x W32/T32 = S32

sehingga: %LTDS 1 = 100 x [(S11+S12)/(S11+S12+S21+S22+S31+S32)] %LTDS 2 = 100 x [(S21+S22)/(S11+S12+S21+S22+S31+S32)] %claybath = 100 x [(S31+S32)/(S11+S12+S21+S22+S31+S32)]

Harsunu Purwoto

Page 18

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

STASIUN KLARIFIKASI
1. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel di stasiun klarifikasi pada titik pengambilan sampel sebagai berikut : a. b. c. Sampel pertama diambil 1,5 jam setelah proses dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam sebelum proses berhenti. 150 ml sampel cairan diambil tiap 2 jam sekali. Pada akhir pengambilan sampel, lakukan quartering sampel sampai didapatkan 150 ml dan tempatkan pada botol sampel berlabel.

2.

Komposisi Diluted Crude Oil


a. Sasaran Mengukur penambahan dilution water pada diluted crude oil keluaran mesin press dari komposisi. b. Lokasi Pengambilan Sampel Diambil dari oil gutter, atau pipa utama keluaran vibrating screen, atau discharge pompa crude oil, memperhatikan tidak ada oil recycling yang terikut di sand trap tank atau crude oil tank. c. Metode Pengambilan Sampel 150 ml sampel diambil setiap 2 jam sekali dan langsung dianalisa sesuai metode pengujian. Metode Pengujian 1. 2. 3. e. Kocok sekuatnya botol sampel yang telah berisi crude oil, kemudian tuang ke dalam tabung centrifuge . Sampel tersebut di centrifuge selama sekitar 1 menit Catat volume lapisan yang terbentuk sebagai: minyak, emulsi dan sludge.

d.

Kalkulasi %Minyak = 100 x (volume lapisan minyak/volume sampel) %Emulsi = 100 x (volume lapisan minyak/volume sampel) %Sludge = 100 x (volume lapisan sludge/volume sampel)

Harsunu Purwoto

Page 19

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

3.

Sludge Underflow ex Tangki Klarifikasi


a. Sasaran Memperkirakan kandungan minyak pada sludge underflow yang berasal dari tangki klarifikasi. Lokasi Pengambilan Sampel Dari pipa pengeluaran sludge pada tangki klarifikasi. Frekuensi Pengujian Satu kali pengujian per shift untuk tiap tangki klarifikasi yang beroperasi. Metode Pengujian Sampel sludge underflow diuji %Moisture, %O/WM, menggunakan metode Standard Analisa Minyak Sawit.

b.

c.

d.

%O/DM

dan

%NOS

4.

Minyak Umpan Purifier


a. Sasaran Memperkirakan mutu minyak setelah melalui tangki klarifikasi. b. Lokasi Pengambilan Sampel Dari pipa pengeluaran pada tangki minyak sebelum purifier. c. Frekuensi Pengujian Satu kali pengujian per shift. Metode Pengujian Sampel umpan purifier diuji %Moisture dan %Dirt menggunakan metode Standard Analisa Mutu Minyak Sawit.

d.

5.

Minyak Setelah Purifier


a. Sasaran Memperkirakan efisiensi purifier. b. Lokasi Pengambilan Sampel Pada pipa pembongkaran purifier. c. Frekuensi Pengujian Satu kali pengujian per shift untuk tiap purifier yang beroperasi.

Harsunu Purwoto

Page 20

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

d.

Metode Pengujian Sampel minyak setelah purifier diuji %Moisture dan %Dirt menggunakan metode standard Analisa Mutu Minyak Sawit.

6.

Minyak Produksi
a. Sasaran Memperkirakan mutu minyak produksi. b. Lokasi Pengambilan Sampel Setelah vacuum drier. c. Frekuensi Pengujian 1. 2. 3. d. Setiap jam dilakukan pengujian FFA (Free Fatty Acid) dan di akhir shift dikalkulasikan untuk mendapatkan nilai rata-rata. Setiap jam dilakukan pengujian %Moisture dan di akhir shift dikalkulasikan untuk mendapatkan nilai rata-rata. Satu kali pengujian %Dirt per shift untuk tiap vacuum drier yang beroperasi.

Metode Pengujian Sampel minyak produksi diuji %Moisture, %Dirt dan %FFA menggunakan metode Standard Analisa Mutu Minyak Sawit.

7.

Stock Minyak di Storage Tank


a.

Sasaran
Memperkirakan mutu minyak di storage tank.

b.

Lokasi Pengambilan Sampel Storage tank yang digunakan. Metode Pengambilan Sampel
1. 2. Sekitar 150 ml sampel diambil dari tiap lapisan minyak pada bagian bawah, tengah dan atas storage tank menggunakan boom sampler. Sebelum dianalisa, sampel harus dikumpulkan dan diquartering sampai menjadi 150 ml.

c.

d.

Frekuensi Pengujian
Satu kali pengujian pada pagi hari untuk tiap storage tank yang digunakan.

Harsunu Purwoto

Page 21

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

e.

Metode Pengujian Sampel minyak storage tank diuji %Moisture, %Dirt dan %FFA menggunakan
metode standard Analisa Mutu Minyak Sawit.

8.

Pengiriman Minyak
a.

Sasaran
Mengukur mutu pengiriman minyak.

b.

Lokasi Pengambilan Sampel


Setiap truk pengiriman, diambil dari man hole truk pengiriman yang dekat dengan

driver.
c.

Frekuensi Pengujian
3 truk berurutan yang pertama selama pengiriman minyak sawit.

d.

Metode Pengambilan Sampel


1. 2. Sekitar 100 ml sampel diambil dari bagian bawah, tengah dan atas dari truk menggunakan boom sampler. Sampel dikumpulkan dan diquartering sampai didapat 100 ml, kemudian tempatkan ke dalam botol sampel berlabel dengan data sebagai berikut : Nomor storage tank yang digunakan Tanggal dan waktu pengiriman Nomor kendaraan.

e.

Metode Pengujian
Sampel minyak pengiriman diuji %Moisture dan % FFA menggunakan metode Standard Analisa Mutu Minyak Sawit.

f.

Catatan
1. 2. Sampel dari tiap truk pengiriman hendaknya disimpan sebagai duplikat sampai penerimaan selesai di bulking station. %Dirt untuk minyak pengiriman dapat diambil dari data stock minyak di pagi hari.

9.

Umpan Centrifuge atau Decanter


a. Sasaran Untuk memperkirakan kandungan minyak pada umpan centrifuge atau decanter.

Harsunu Purwoto

Page 22

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

b.

Lokasi Pengambilan Sampel Dari pipa pengumpanan yang menuju ke centrifuge atau decanter. Frekuensi Pengujian Satu kali pengujian per shift untuk umpan centrifuge atau decanter yang beroperasi. Metode Pengujian Sampel umpan centrifuge atau decanter diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS menggunakan metode Standard Analisa Minyak Sawit.

c.

d.

10. Fat Pit (Sludge sebelum Recovery Tank)


a. Sasaran Memperkirakan komposisi drainase stasiun klarifikasi dan kondensat. b. Lokasi Pengambilan Sampel Pengeluaran pompa fat pit. Frekuensi Pengujian Satu kali pengujian per shift. Metode Pengujian Sampel fat pit diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS menggunakan metode Standard Analisa Minyak Sawit.

c.

d.

11. Sludge sesudah Recovery


a. Sasaran Memperkirakan efisiensi recovery. b. Lokasi Pengambilan Sampel Pipa pengeluaran sludge dari recovery. Frekuensi Pengujian Satu kali pengujian per shift. d. Metode Pengujian Sampel sludge dari tangki recovery diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit.

c.

Harsunu Purwoto

Page 23

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

12. Sludge ex Centrifuge/ecanter


a.

Sasaran
Memperkirakan kandungan minyak yang keluar dari centrifuge atau dari unit

decanter.
b.

Lokasi Pengambilan Sampel Buangan sludge dari Centrifuge/Decanter. Frekuensi Pengujian Satu kali pengujian per shift untuk tiap centrifuge/decanter yang beroperasi. Metode Pengujian Sampel sludge ex centrifuge/decanter diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS
menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit.

c.

d.

e.

Kalkulasi
1. Menggunakan Sludge Centrifuge dengan formula : %Kandungan minyak di sludge centrifuge terhadap TBS = 100 x 38% x %DM/WM x %O/DM 2. Menggunakan decanter dengan formula : %Kandungan minyak di heavy phase decanter terhadap TBS = 100 x 32% x %DM/WM x %O/DM

f.

Catatan :
1. 2. 3. 38% merupakan persentase sludge ex centrifuge terhadap TBS. 32% merupakan persentase heavy phase decanter terhadap TBS. %DM/WM dan %O/DM diambil nilai rata-ratanya berdasarkan kalkulasi jam kerja centrifuge ataupun decanter.

13. Solid decanter (Pabrik yang menggunakan decanter)


a. Sasaran Memperkirakan kehilangan minyak di solid yang keluar dari decanter. b. Lokasi Pengambilan Sampel Buangan solid dari Decanter.

Harsunu Purwoto

Page 24

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

c.

Frekuensi Pengujian Satu kali pengujian per shift untuk tiap decanter yang beroperasi. Metode Pengujian Sampel solid decanter diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS menggunakan metode standard Analisa Minyak Sawit. Kalkulasi %Kehilangan minyak di solid decanter terhadap TBS = 100 x 4% x %DM/WM x %O/DM

d.

e.

f.

Catatan : 1. 2. 4% merupakan persentase solid decanter terhadap TBS %DM/WM dan %O/DM diambil nilai rata-ratanya berdasarkan kalkulasi jam operasi decanter.

14. Kehilangan minyak di Final Effluent


a. Sasaran
Memperkirakan kehilangan minyak di final effluent.

b.

Lokasi Pengambilan Sampel Pengeluaran pompa sludge pit ke kolam limbah. Frekuensi Pengujian Satu kali pengujian per shift. Metode Pengujian Sampel final effluent diuji %Moisture, %O/WM, %O/DM dan %NOS menggunakan
metode Standard Analisa Minyak Sawit.

c.

d.

e.

Kalkulasi
1. Menggunakan Sludge Centrifuge dengan formula : % Kehilangan minyak di final effluent terhadap TBS = 100 x 55% x %DM/WM x %O/DM 2. Menggunakan decanter dengan formula: %kehilangan minyak di final effluent terhadap TBS = 100 x 49% x %DM/WM x %O/DM

Harsunu Purwoto

Page 25

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

f.

Catatan 1. 55% merupakan persentase final effluent terhadap Tandan Buah Segar (Pabrik menggunakan Sludge Centrifuge). 2. 49% merupakan persentase final effluent terhadap Tandan Buah Segar (Pabrik menggunakan Decanter).

Harsunu Purwoto

Page 26

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

HASIL ANALISA
Sasaran :
Mendapatkan penilaian hasil analisa aktual dengan target yang ditetapkan.

Keterangan hasil untuk masing-masing Stasiun : 1.

Stasiun Sterilizer dan Threshing terkontrol bila :


%USB maksimal 5% Kondensat normal (tidak berminyak) %kehilangan minyak di janjang kosong maksimal 0,30% terhadap TBS (Tandan Buah Segar) %kehilangan minyak di brondolan terikut di janjang kosong maksimal 0,05% terhadap TBS %Kehilangan kernel di brondolan terikut di janjang kosong maksimal 0,03% terhadap TBS

2.

Stasiun Pressing terkontrol bila :


%kehilangan minyak di fibre maksimal 0,58% terhadap TBS. %kehilangan minyak di nut maksimal 0,05% terhadap TBS. %Nut pecah terhadap total nut maksimal 10%.

3.

Stasiun Kernel Recovery terkontrol bila :


%kehilangan kernel di fibre cyclone maksimal 0,14% terhadap TBS. %kehilangan kernel di LTDS maksimal 0,04% terhadap TBS. %kehilangan kernel di claybath maksimal 0,03% terhadap TBS. Mutu kernel produksi : o o o %Moisture dalam limit 6,0 7,0%. %Dirt dalam limit 5,0 6,0%. %Kernel pecah maksimal 15%.

4.

Stasiun Klarifikasi terkontrol bila :


Mutu minyak sawit dengan : o o o %Moisture maksimal 0,150% %Dirt maksimal 0,015% %FFA maksimal 3,00%

%kandungan minyak di sludge ex centrifuge maksimal 0,28% terhadap TBS (menggunakan sludge centrifuge)

Harsunu Purwoto

Page 27

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

%kandungan minyak di heavy phase ex decanter maksimal 0,22% terhadap TBS (menggunakan decanter) %kehilangan minyak di solid ex decanter maksimal 0,12% terhadap TBS %kehilangan minyak di final effluent maksimal : o 0,42% terhadap TBS (menggunakan sludge centrifuge) o 0,30% terhadap TBS ( menggunakan decanter)

Harsunu Purwoto

Page 28

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

ANALISA MUTU PRODUKSI


A.
1.

Analisa Mutu Minyak Sawit


Penentuan %FFA
a.

Metode Pengujian
1. 2. 3. Timbang 3-5 gr sampel minyak sampai 0,0001 gr di dalam conical flask 250 ml (W). Tambahkan 50 ml iso propil alkohol yang sudah dinetralisasi dan 4 tetes indikator phenolphtalein, kocok hingga homogen. Titrasi dengan larutan standard natrium atau potassium hidroksida 0.1 N tetes demi tetes sampai timbul warna jingga yang dapat bertahan minimal 30 detik.

b.

Kalkulasi
%FFA = 25,6 x t x N W

dengan t : volume larutan natrium hidroksida yang digunakan (ml) N W : normalitas larutan natrium hidroksida : berat sampel minyak yang digunakan

2.

Penentuan %Moisture
a.

Metode Pengujian
1. 2. 3. Timbang wadah yang digunakan sampai 0,0001 gr terdekat (W1). Tuang sampel ke dalamnya dan timbang sampai 0,0001 gr terdekat (W2). Keringkan sampel minyak di dalam microwave oven atau oven konvensional selama waktu yang telah ditentukan, kemudian dinginkan sampel keringnya di dalam desikator selama 30 menit. Timbang wadah dan sampel kering sampai 0,0001 gr terdekat (W3).

4. b.

Kalkulasi
%M oisture = 100 x [(W2-W3)/(W2-W1)]

Harsunu Purwoto

Page 29

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

3.

Penentuan %Dirt
a.

Metode Pengujian 1. Tempatkan glass fibre filter dalam gooch crucible dan timbang sampai 0,0001
gr terdekat (W4). 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sampel minyak kering setelah pengujian %Moisture, merupakan sampel untuk pengujian %Dirt. Tambahkan 100 ml hexane suling, kemudian aduk hingga homogen. Tuangkan larutan campuran minyak dan hexane ke dalam crucible dengan hati-hati dan gunakan pompa vacuum untuk menghisap campuran tersebut. Lakukan beberapa kali pembilasan dengan mempergunakan hexane suling sampai keseluruhan minyak dan kotoran telah dipindahkan. Pindahkan crucible dan bersihkan bagian luarnya dengan kertas tissue atau lap, kemudian keringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 30 menit. Timbang crucible sampai 0,0001 gr terdekat (W5).

b.

Kalkulasi
%Dirt = 100 x [(W5-W4)/(W2-W1)]

B.
1.

Analisa Mutu Inti Sawit


Penentuan %Dirt dan %Kernel Pecah
a. Metode Pengujian 1. 2. 3. 4. Timbang sampel kernel sampai gr terdekat (W1). Sampel disortir ke dalam kernel bulat, kernel pecah, nut bulat, nut setengah pecah, cangkang lepas dan serabut. Pecahkan nut bulat dan nut setengah pecah secara manual dengan hati-hati sehingga kernel yang diperoleh dalam keadaan utuh. Timbang cangkang secara terpisah sampai gr terdekat dalam kategori sebagai berikut : b. Cangkang dan serabut Cangkang dari nut bulat Cangkang dari nut setengah pecah Kernel pecah (W2) (W3) (W4) (W5)

Kalkulasi %Cangkang dan serabut %Cangkang dari nut bulat %Cangkang dari nut setengah pecah

= 100 x (W2/W1) = 100 x (W3/W1) = 100 x (W4/W1)

Harsunu Purwoto

Page 30

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

%Dirt %Kernel pecah

= 100 x [(W2+W3+W4)/W1] = 100 x (W5/W1)

2.

Penentuan % Moisture
a. Metode Pengujian
1. Hasil sortasi (nut bulat, nut pecah, kernel bulat, kernel pecah dan cangkang) digerus secara manual dengan mengunakan mortar sampai diperoleh kehalusan maksimal 5 mm. 2. 3. 4. 5. Timbang crytalizing dish sampai 0,0001 gr terdekat (W1). Tempatkan kernel yang telah dipecahkan ke dalam dish dan timbang sampai 0,0001 gr terdekat (W2). Keringkan sampel dalam microwave oven atau oven konvensional, kemudian dinginkan dalam desikator selama 30 menit. Timbang dish yang berisi sampel kering sampai 0,0001 gr terdekat (W3).

b.

Kalkulasi %M oisture = 100 x [(W2-W3)/(W2-W1)]

3.

Penentuan Kandungan Minyak dan %FFA


a.

Metode Pengujian (lanjutan dari pengujian %Moisture) 1. Masukkan sampel kering ke dalam thimble dan letakkan kapas di atasnya. 2. Tempatkan extraction flask kering dalam desikator untuk pendinginan selama
3. 4. 30 menit, kemudian timbang sampai 0,0001 gr terdekat (W4). Sampel kering diekstraksi dengan hexane selama 7 jam dengan air pendingin yang mengalir selama ekstraksi berlangsung. Setelah ekstraksi selesai, sisa hexane dalam flask diuapkan dengan pemanasan berlanjut dari flask yang berisi minyak ekstrak pada heating mantle hingga secara visual tidak ada lagi hexane yang keluar dari flask, kemudian miringkan flask untuk mencegah minyak terbakar selama penguapan sisa hexane. Minyak ekstrak didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Timbang flask sampai 0,0001 gr terdekat (W5). Minyak ekstrak diuji sampel minyak. %FFA menggunakan metode pengujian %FFA untuk

5. 6. 7.

b.

Kalkulasi
%O/WM %DM/WM = 100 x [(W5-W4)/(W2-W1)] = 100 - % Moisture

Harsunu Purwoto

Page 31

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

%NOS %O/DM

= 100 (% Moisture + % O/WM) = 100 (% O/WM/% DM/WM)

%FFA (sebagai asam laurat ) =

20 x t x N (W5 W4)

dengan t N (W5-W4) : volume dari larutan natrium atau potassium hidroksida yang digunakan (ml) : normalitas larutan natrium atau potassium hidroksida : berat minyak ekstrak

Harsunu Purwoto

Page 32

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

ANALISA KEHILANGAN PRODUKSI


A.
1.

Analisa Minyak Sawit


Penentuan %Moisture
a.

Metode Pengujian
1. 2. 3. 4. 5. Timbang wadah yang akan digunakan sampai 0,0001 gr terdekat (W1), bersama kapas bila diperlukan. Letakkan sampel ke dalam wadah kemudian kapas yang tidak menyentuh sampel. Timbang sampai 0,0001 gr terdekat (W2). Keringkan sampel dalam microwave oven atau oven konvensional, kemudian dinginkan sampel kering dalam desikator selama 30 menit. Timbang wadah bersama sampel kering sampai 0,0001 gr terdekat (W3).

b.

Kalkulasi %M oisture = 100 x [(W2-W3)/(W2-W1)]

2.

Penentuan Kandungan Minyak


a. Metode Pengujian Menggunakan Ekstraksi Soxhlet 1. Pindahkan sampel kering beserta kapas ke dalam thimble berlabel dengan menggunakan spatula dan bila diperlukan tambahkan beberapa tetes hexane
2. 3. 4. 5. suling ke dalam sampel. Tempatkan extraction flask ke dalam desikator selama 30 menit dan timbang sampai 0,0001 gr terdekat (W4). Isi 150 ml hexane suling pada flask dan tempatkan thimble pada ekstraktor. Ekstraksi sampel selama 4 jam pada skala regulator 8 di elektromantel dan pastikan bahwa air pendingin mengalir selama ekstraksi berlangsung. Setelah ekstraksi selesai, sisa hexane dalam flask diuapkan dengan pemanasan berlanjut hingga secara visual tidak ada lagi uap hexane yang keluar dari flask, lalu miringkan flask untuk mencegah minyak ekstrak terbakar selama penguapan sisa hexane. Minyak ekstrak dalam flask dikeringkan dalam oven konvensional pada suhu 105oC selama 30 menit. 7. Timbang flask yang berisi minyak ekstrak sampai 0,0001 gr terdekat (W5).

6.

Harsunu Purwoto

Page 33

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

b.

Metode Pengujian Menggunakan Ekstraksi Soctec 1. Pindahkan sampel kering beserta kapas ke dalam thimble berlabel dengan menggunakan spatula dan bila diperlukan tambahkan beberapa tetes hexane
suling ke dalam sampel. 2. 3. 4. Tempatkan extraction cup kering dalam desikator selama 30 menit dan timbang sampai 0,0001 gr terdekat (W4). Isi 50 ml hexane suling ke dalam extraction cup dan tempatkan thimble pada sistem ekstraksi. Waktu ekstraksi diatur sebagai berikut : Jenis Sampel Cairan Waktu Bilas 50 menit

Waktu Rebus 20 menit

Total 70 menit

Padatan

20 menit

55 menit

5. 6.

Setelah ekstraksi, sisa hexane dalam extraction cup berisi minyak diuapkan. Minyak ekstrak dalam extraction cup dikeringkan dalam oven konvensional pada suhu 105oC selama 30 menit dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit. Timbang extraction cup yang berisi minyak hasil ekstraksi sampai 0,0001 gr terdekat (W5). %O/WM %DM/WM %NOS %O/DM = 100 x [(W5-W4)/(W2-W1)] = 100 - % Moisture = 100 (% Moisture + %O/WM) = 100 x (% O/WM/% DM/WM)

7.

Kalkulasi

Catatan
Untuk analisa kehilangan minyak pada janjang kosong, hasil perhitungan %O/WM dikurang 0,35% (sebagai minyak lilin).

B.

Analisa Inti Sawit


Metode Pengujian
1. 2. Timbang sampel sampai gr terdekat (W1). Sortir dengan teliti ke dalam kategori berikut : Kernel pecah Kernel bulat (W2) (W3)
Process Analysis and Quality Control

Harsunu Purwoto

Page 34

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

3.

Nut bulat dan nut setengah pecah

Kernel yang berasal dari nut bulat dan nut setengah pecah dikeluarkan dengan pemecahan manual dan timbang masing-masing kategori berikut : Kernel dari nut bulat (W4) Kernel dari nut setengah pecah (W5) = 100 x (W2/W1) = 100 x (W3/W1) = 100 x (W4/W1) = 100 x (W5/W1) = 100 x [(W2+W3+W4+W5)/W1]

Kalkulasi
%Kernel pecah %Kernel bulat %Kernel dari nut bulat %Kernel dari nut setengah pecah %Total kehilangan kernel

Harsunu Purwoto

Page 35

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

UMUM
1. Perawatan dan Penggunaan Timbangan Analitik
Timbangan analitik merupakan peralatan yang penting di dalam laboratorium dimana akan dipaparkan cara perawatan dan penggunaannya. 1.1. Perawatan Timbangan Analitik 1. 2. 3. 4. 5. 6. Timbangan harus diletakkan pada tempat yang bebas dari getaran Timbangan harus ditempatkan pada daerah yang benar-benar rata dimana kaki timbangan dapat diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan posisi yang horisontal Timbangan hendaknya ditempatkan jauh dari tempat lalu lalang dan terlindung dari kotoran serta perubahan kelembaban seperti penempatan dalam ruangan ber-AC Jendela timbangan harus ditutup bila tidak dipergunakan Bersihkan segera tumpahan yang ada di dalam ruang penimbangan Matikan timbangan setelah pekerjaan selesai.

1.2. Penggunaan Timbangan Analitik 1. 2. Angka timbangan harus pada skala nol setiap kali selesai penimbangan Materi yang sama harus mempunyai temperatur yang sama antara penimbangan pertama dan penimbangan kedua agar diperoleh hasil yang akurat dimana beberapa materi kering yang ditempatkan di udara terbuka akan menyerap air pada bagian permukaannya dan dapat mengakibatkan terjadinya penambahan berat. 1.3. Kebersihan Kebersihan dan kerapihan laboratorium harus dijaga, barang-barang pecah belah yang tidak digunakan harus disimpan dalam lemari dan dibersihkan terlebih dahulu. Keretakan dan kerusakan pada alat segera dicatat. 1.4. Kebersihan Barang Pecah Belah Analis laboratorium harus mengerti bahwa kotoran yang mudah larut dengan air, harus dibilas dengan air yang cukup. Kotoran yang sukar dikeluarkan, harus dibersihkan dengan

detergen larutan organik atau larutan asam.


1.5. Pembuatan Larutan Asam untuk Pembersihan Barang Pecah Belah a. Larutan Asam K rom at 1. Timbang sekitar 25 gr potassium dichromate dalam beaker glass 100 ml 2. Tambahkan 25 ml air suling dan aduk hingga larut, lalu tuang larutan tersebut ke dalam beaker glass 1000 ml
Harsunu Purwoto

Page 36

Process Analysis and Quality Control

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

3. 4.

Tambahkan sekitar 500 ml asam sulfat pekat secara perlahan-lahan Biarkan dingin pada temperatur 40oC sebelum disimpan di dalam botol penyimpanan.

b.

Larutan Asam Perm anganat 1. Lakukan seperti prosedur di atas untuk pembuatan larutan asam permanganat dengan melakukan penimbangan sekitar 25 gram potassium permanganate.

1.6. Pencatatan Laporan Sistem pencatatan laporan yang baik sangat penting, tidak dapat diabaikan dan merupakan tanggung jawab asisten laboratorium. Langkah-langkah yang harus diperhatikan : 1. 2. 3. Semua laporan harus rapi dan ditulis dengan tinta. Setiap buku laporan harus disampul. Buku laporan yang harus disiapkan : Buku untuk mencatat hasil tes rutin seperti penimbangan, titrasi dan hasil 4. perhitungan. Buku ringkasan hasil analisa yang berisi semua hasil tes dari hari ke hari sebagai

informasi dan perhatian bagi manager pabrik beserta staffnya. Semua data harus dicatat dengan jelas ke dalam logsheet

1.7. Keselamatan
Sumber kebakaran di laboratorium dapat disebabkan oleh pelarut seperti hexane atau petroleum ether yang digunakan. Kurangnya ketelitian dapat menyebabkan timbulnya percikan api dan dapat mengakibatkan rusaknya peralatan dan korban jiwa. Pencegahan ini harus selalu diperhatikan sepanjang waktu. 1. 2. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut hexane atau petroleum ether harus dilakukan di atas electrothermal. Air pendingin ke kondensor harus dijaga selama ekstraksi berlangsung untuk menghindari penguapan pelarut secara berlebihan yang dapat menimbulkan percikan api. Semua peralatan yang dipergunakan dalam ekstraksi harus dalam kondisi baik. Pengutipan pelarut dilaksanakan dengan hati-hati menggunakan flask destilasi atau di atas heating mantle. Periksa kondisi flask terhadap keretakan sebelum digunakan. Simpan pelarut organik secukupnya di dalam laboratorium. Pelarut harus disimpan di dalam wadah tertutup dan diletakkan di bawah tempat penyulingan sisa hexane untuk mencegah jangkauan api terhadap stock yang mudah terbakar.
Process Analysis and Quality Control

3. 4. 5. 6. 7.

Harsunu Purwoto

Page 37

PT. SMART Tbk.


PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES and TECHNOLOGY Tbk

INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA

1.8. Bahan-bahan Kimia


Analis harus mengerti bahan-bahan kimia yang berbahaya terhadap pekerjaan mereka. Penggunaan asam sulfat pekat, kristal potassium dichromate ataupun potassium

permanganate untuk membersihkan barang-barang pecah belah harus dipastikan tidak


mengandung asam sebelum dilakukan pencucian dengan air. TAMBAHKAN SELALU ASAM PEKAT PERLAHAN-LAHAN KE DALAM AIR SAMBIL DIADUK, JANGAN TAMBAHKAN AIR KE DALAM ASAM PEKAT ATAU LARUTAN PEKAT LAINNYA, KARENA DAPAT MENIMBULKAN LEDAKAN. SEMUA BOTOL TEMPAT PENYIMPANAN LARUTAN HARUS DIBERI LABEL YANG JELAS !!!

Harsunu Purwoto

Page 38

Process Analysis and Quality Control

Anda mungkin juga menyukai