Anda di halaman 1dari 17

Mill Audit & Advisory Division

Analisa Mutu

Materi Training Karyawan Laboratorium


Prosedur Pengujian

 Analisa kuantitatif yang ada di laboratorium pabrik


kelapa sawit mengunakan cara atau metode:
gravimetri dan titrimetri

 Metode gravimetri menggunakan timbangan sebagai


alat bantu untuk mengukur selisih antara penimbangan
awal dan penimbangan akhir

 Metode titrimetri menggunakan indikator sebagai


penunjuk perubahan warna, yang menyatakan telah
tercapainya kesetimbangan di antara dua larutan

BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 2


Pengujian Sampel
 Pengujian sampel padatan menggunakan metode gravimetri
berdasarkan sortasi atau pemisahan menurut partikel atau
bagian sampel yang sama, baik analisa kualitas PK ataupun
analisa kehilangan PK
 Timbang berat sampel yang telah diquartering, tidak
dibenarkan untuk mengurangi atau menambah berat sampel
hasil quartering untuk mendapatkan berat sampel yang akan
disorter sekitar 1 kg
 Pengujian kualitas kernel meliputi: moisture, dirt dan kernel
pecah
 Kernel yang retak dan tidak pecah digolongkan sebagai
kernel bulat
 Cangkang yang berasal dari nut bulat dan nut pecah harus
dipecahkan manual, usahakan agar kernel yang berasal dari
nut tersebut tetap bulat
BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 3
 Semua pengujian sampel cairan menggunakan metode
gravimetri, kecuali pengujian kualitas CPO untuk
parameter FFA (=ALB)
 Pengujian kualitas CPO meliputi: FFA, moisture dan dirt
 Pengujian kehilangan CPO meliputi: moisture dan oil
content, yaitu pengujian kandungan minyak yang masih
ada di dalam sampel melalui proses ekstraksi yang
dilakukan selama 4 jam
 Sampel padatan yang diuji kehilangan CPO adalah:
empty bunch stalk, fiber dan nut
 Sampel cairan yang diuji kehilangan CPO adalah sampel
sampel jenis sludge
BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 4
Pengujian FFA (=ALB)

Prinsip
3-5 g sampel CPO + 50 ml isopropil alkohol + 3-5 tetes
phenolphthalein, kemudian dititrasi dengan larutan basa

Kalkulasi

25,6 x N basa x ml basa


%FFA = -----------------------------------
g sampel

CPO mengandung asam palmitat yang berat molekulnya 256 (rumus


molekulnya CH3(CH2)14COOH), sementara PKO mengandung asam laurat
yang berat molekulnya 200 (rumus molekulnya CH3(CH2)10COOH)
BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 5
Pengujian Moisture (Kadar Air)

Prinsip
Perbedaan berat sampel akibat pemanasan dengan suhu 105 oC
selama satuan waktu tertentu

Kalkulasi
(W2 – W3)
%Moisture = ------------------ x 100
(W2 - W1)

W1 = berat wadah
W2 = berat wadah + sampel basah
W3 = berat wadah + sampel kering

BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 6


Pengujian Dirt (Kadar Kotoran)

Prinsip
Menyaring material tidak larut di dalam minyak

Kalkulasi

(W5 – W4)
%Dirt = ------------------ x 100
(W2 - W1)

W1 = berat wadah
W2 = berat wadah + sampel basah
W4 = berat gooch crucible + kertas saring
W5 = berat gooch crucible + kertas saring + kotoran

BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 7


Analisa Minyak Sawit

 Analisa minyak sawit merupakan penamaan prosedur


analisa untuk mengetahui banyaknya CPO yang hilang
(losses) atau tidak dapat dikutip/diambil lagi
 Tahapan pengujian moisture pada analisa minyak sawit
memiliki prinsip dan metode yang sama dengan pengujian
moisture pada pengujian kualitas CPO
 Setelah kalkulasi %moisture diketahui, dikenal juga istilah
%DM/WM, yaitu persentasi berat kering terhadap sampel
basah, yang dihitung dengan rumus:

%DM/WM = 100% - %Moisture

BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 8


 Ekstraksi minyak dilakukan dengan merendam sampel
kering dengan media n-hexane yang diberi panas dengan
skala 8 pada elektrothermal (suhu sekitar 70 oC) untuk
mempercepat keluarnya minyak dari dalam sampel
 Kalkulasi besaran minyak yang terkandung di dalam sampel
dikenal dengan istilah %O/WM dan %O/DM
 %O/WM merupakan persentasi kandungan minyak yang
dihitung terhadap sampel basah (berat sampel awal), yang
dihitung dengan rumus:

berat minyak hasil ekstraksi


%O/WM = --------------------------------------- x 100%
berat sampel basah
BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 9
 %O/DM merupakan persentasi kandungan minyak yang
dihitung terhadap sampel kering (sampel basah yang
sudah dikurangi %moisture), yang dihitung dengan rumus:

berat minyak hasil ekstraksi


%O/DM = --------------------------------------- x 100%
berat sampel kering

 Kandungan lain yang masih tersisa setelah dihilangkan


kandungan air dan minyak, dikenal dengan istilah %NOS
(non oily solid), yang dihitung dengan rumus:

%NOS = 100% - (%Moisture + %O/WM)

BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 10


Analisa Inti Sawit
 Analisa inti sawit dilakukan dengan cara sortasi, yaitu
memisahkan sampel yang dianalisa berdasarkan golongan
atau kelompok sejenis
 Pengelompokan sortasi: nut bulat, nut pecah, kernel bulat,
kernel pecah dan cangkang
 Kotoran atau dirt pada kualitas kernel yang dihitung adalah
cangkang yang telah dipecahkan lepas dari nut atau
cangkang bebas
 Kalkulasi golongan atau kelompok sejenis terhadap
sampel dihitung dengan model rumus:
berat sortasi kelompok X1
%kelompok X1 = ----------------------------------- x 100%
berat sampel
BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 11
Komposisi Crude Oil

 Tujuannya untuk memperkirakan banyaknya penambahan air


untuk melarutkan crude oil yang keluar dari press

 Sampel yang diambil, langsung disentrifugasi selama 5 menit


dengan putaran 2000 rpm

 Walaupun terbentuk empat lapisan, yang dibaca adalah


lapisan minyak dan emulsi, sisanya dianggap sebagai sludge

volume minyak
%Minyak di diluted crude oil = -------------------------- x 100%
volume sampel

 Minyak + emulsi + sludge = 100%


BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 12
Uji Rutin Lainnya

Di samping pengujian harian, ada uji rutin lainnya yang harus


dilakukan dengan frekuensi tertentu, contohnya:

Jenis Pengujian Frekuensi Uji


Mass Passing to Digester 2 kali seminggu
%Nut/FFB tiap minggu
Histogram Nut dan Kernel dua minggu sekali
Shell Apportionment Test tiap bulan

BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 13


Mass Passing to Digester
 Tujuannya untuk memperkirakan komposisi brondolan
yang diolah termasuk di dalamnya kandungan yang ada di
dalam brondolan tersebut
 Sampel diambil sebelum brondolan masuk ke dalam
digester no.1 di tiap line
 Sampel MPD dipisahkan ke dalam brondolan normal, calyx
dan parthenocarpic
 Brondolan normal dipisahkan antara daging dan nut
 Daging buah diuji kandungan minyaknya

 Nut dipisahkan cangkang dan kernelnya

 Kernel yang didapat uji kandungan airnya (moisture)


BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 14
%Nut/FFB
 Tujuannya untuk memperkirakan komposisi nut dalam TBS

 Sampel diukur sebelum masuk ke nut silo dan dilakukan tiap


2,5 jam sekali

 Hitung nut yang mengalir per jamnya di tiap pengukuran serta


catat jumlah press yang beroperasi (= total nut)

 Hitung total nut yang didapat selama pengukuran berikut total


jumlah press beroperasi (= total press)

 Hitung rerata kapasitas press (total TBS olah/total HM press)

total nut
%Nut/TBS = ----------------------------------- x 100%
total press x kap.press
BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 15
Histogram Nut dan Kernel

 Tujuannya mengelompokkan nut dan kernel berdasarkan


ukuran dan berat

 Sampel diambil sebelum masuk ke nut silo

 Ukur diameter tiap sampel nut pada histogram dan timbang


tiap ukuran nut yang didapat

 Pecahkan nut, kemudian ukur tiap kernel pada histogram


dan timbang tiap ukuran kernel yang didapat

berat kernel
%Kernel/nut = -------------------- x 100%
berat nut
BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 16
Shell Apportionment Test

 Tujuannya untuk mengetahui sebaran cangkang di tiap line


stasiun nut dan kernel

 Sampel diukur di tiap pengeluaran cangkang di LTDS 1


dan 2 serta cangkang ex claybath

berat keluaran LTDS 1 line A


%LTDS 1 line A = -------------------------------------------------------------- x 100%
berat keluaran di LTDS dan claybath line A

 Model rumus di atas digunakan juga untuk menghitung


persentasi keluaran cangkang di titik lainnya dalam satu line
olah
BDA/Des’08/R0 MIT – Analisa Mutu 17

Anda mungkin juga menyukai