Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS JURNAL TEKNIK

PANGAN
E K S T R A K S I S U P E R K R I T I S C O 2 , H I D R O D I S T I L A S I DA N D I S T I L A S I UA P
M I N YA K AT S I R I R O S E M A RY ( R O S M A R I N U S
OFFICINALIS

A FA F A F G HA N I | 2 2 174 9 8
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi aktivitas antioksidan
dan komposisi kimia minyak atsiri rosemary yang ditanam di Meksiko yang
diperoleh dengan metode ekstraksi CO2 superkritis, penyulingan hidro, dan
penyulingan uap.
EKSTRAKSI FLUIDA SUPERKRITIS
Ekstraksi fluida superkritis (SFE), terutama karbondioksida superkritis (SCCO2) adalah alternatif ekstraksi
yang potensial untuk mengambil bahan bioaktif dari tanaman herbal bila dibandingkan dengan ekstraksi cair
menggunakan pelarut (ekstraksi konvensional)

Ekstraksi fluida superkritis (SFE) merupakan teknologi yang menarik buat industri makanan, kosmetik dan
industri farmasi, sebagai alternatif untuk proses konvensional seperti ekstraksi pelarut dan destilasi uap,
untuk mendapatkan minyak esensial dan oleoresin yang bebas dari residu, di samping itu, dapat dilakukan
pada suhu rendah, yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas produk thermosensitive
Ekstraksi fluida superkritis mempunyai kelebihan yaitu :
1. lebih efisien karena waktu ekstraksi lebih pendek
2. tidak beracun, dan alternatif ramah lingkungan
3. kemurnian dan kelarutan yang lebih tinggi,
4. biaya ekstraksi pelarut lebih rendah karena sistem dalam ekstraksi fluida superkritis,
pelarutnya dapat di daur ulang (recycle)
5. mengurangi masalah yang terkait dengan degradasi termal senyawa secara
signifikan.
Kerugian utama dari ekstraksi CO2 fluida superkritis adalah bahwa ekstraksi komponen polar
sangat dibatasi oleh kekuatan pelarut CO2 .
Dalam kondisi tertentu, ketika CO2 superkritis digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi
senyawa termolabil, terutama senyawa antioksidan, aktivitas antioksidan dari senyawa ini relatif
tinggi jika dibandingkan dengan pelarut organik. Hal ini karena dalam proses konvensional yang
menggunakan pelarut organik, oksidasi senyawa terjadi selama pemurnian pelarut
PENYULINGAN HYDRO & UAP
Ekstraksi berbasis pelarut organik (non polar) memberikan hasil (rendemen) ekstrak yang rendah, waktu
ekstraksi yang relatif lama, pelarut yang digunakan sangat banyak, hasil ekstrak mengandung residu sisa
pelarut organik beracun, tidak selektif
Untuk memperoleh senyawa aktif/bahan aktif yang murni diperlukan beberapa treatment/pemurnian seperti
penghilangan bahan-bahan klorofil, penghilangan bahan pengotor dan lain sebagainya sehingga
memerlukan biaya yang relatif tinggi.
Residu pelarut organik beracun akan menimbulkan masalah karena menyebabkan kualitas hasil ekstrak
memburuk dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius ketika hasil ekstrak diambil ke
dalam tubuh manusia. Oleh karena itu diperlukan pemanasan dan tekanan vakum yang tinggi untuk
menguapkan sisa residu pelarut organik dalam hasil ekstrak, sehingga energi yang diperlukan menjadi lebih
besar dan hal ini berhubungan dengan harga biaya yang harus dikeluarkan
Persiapan Sampel
Cabang rosemary dikeringkan dalam pengering baki makanan
(Excallibur, Pennsylvania, dan USA) pada suhu 35 C selama 24
jam. Daun dikeluarkan dari cabang untuk mendapatkan minyak
esensial

Utuh dan dihaluskan, dalam lesung, daun rosemary kering


digunakan untuk ekstraksi
minyak. Sampel yang telah dihaluskan diayak dengan
menggunakan Kit Keck Sieve Shaker (Cole Parmer, Vernon
Hills, IL, AS). Sampel kering dikemas ke dalam kantong plastik,
ditutup rapat dalam kondisi vakum, terlindung dari Cahaya dan
disimpan pada suhu kamar sampai digunakan
Sistem ekstraksi CO2 superkritis

Peralatan ekstraksi fluida superkritis terdiri dari tiga bagian utama: bagian
inlet atau
feeding, bagian ekstraksi dan bagian outlet
1. Bagian inlet atau feeding
Bagian ini menyediakan pelarut (CO2) dan memungkinkan mencapai kondisi
tekanan yang diperlukan untuk masuk ke bagian ekstraksi. Sistem bagian ini
terdiri
dari satu tangki CO2 (kemurnian 99%), satu kompresor, satu pengukur tekanan,
satu
kompresor termo, satu model Pompa Cairan Superkritis SFT-10 oleh Super-
critical
Fluid Technologies Inc. (Newark, DE , USA), dan pipa aliran serpentine untuk
mengalirkan CO2 ke sel pengumpulan
2. Bagian Ekstraksi
Pada bagian ini proses ekstraksi berlangsung pada kondisi suhu dan tekanan
kerja. Terdiri dari bagian-bagian berikut: sel kesetimbangan untuk ekstraksi
yang
terbuat dari baja tahan karat 316 (diameter 6,1 cm, tinggi 18 cm, dan volume
0,526
L), pengukur tekanan yang dipasang pada sel ekstraksi, sistem pemanas yang
terdiri
dari bola lampu dan kipas angin, dan pengontrol suhu
3. Bagian outlet Pada
bagian ini ekstrak dipisahkan dari pelarutnya dengan mengubah kondisi
superkritis pada kondisi atmosfer ruangan. Terdiri dari bagian-bagian berikut:
sel
rekoleksi kaca untuk mengambil kembali produk, wadah pemanas, dan
pengukur
aliran untuk mengukur laju aliran volumetrik

4. Ekstraksi minyak
25 g rosemary kering, dengan ukuran partikel 600 ± 50 mm, ditempatkan dalam
sel ekstraksi kesetimbangan. Ekstraksi dilakukan pada suhu 40 dan 50 C serta
tekanan 10,34 dan 17,24 MPa. Laju aliran volumetrik CO2 adalah 126,24 ± 20,83
mL min1. Sel rekoleksi direndam dalam penangas air pada suhu 8 ± 0,5 C untuk
mengkondensasi semua uap yang diekstraksi. Semua tes dilakukan dua kali.
Distilasi hidro dan distilasi uap
Proses perolehan minyak atsiri dengan metode SD dan
HYDRO dilakukan dalam
alat destilasi tipe Clevenger

Peralatan ini terdiri dari sumber panas, wadah kaca


berbentuk buah pir (PSG) 2 L
untuk menghasilkan uap dengan air mendidih, wadah
kaca bulat (SGC) 2 L dengan
pintu masuk atas dan bawah, kondensor kaca lurus, dan
a pengumpul kaca untuk
memisahkan dan mengambil minyak atsiri; minyak
muncul di atas air di kolektor
Distilasi uap (SD): sampel ditempatkan dalam labu SGC dan air dalam wadah
PSG.
Air kemudian dipanaskan dan uap dalam peti melewati sampel dalam wadah
SGC.
Akibatnya, uap menyeret minyak atsiri dan mengembun serta diperoleh kembali
di
dalam gelas pengumpul
Hidrodistilasi (HYDRO) (SGC tidak
diperlukan): sampel dan
air dengan perbandingan 1:5 (b/v)
dimasukkan ke dalam wadah PSG.
Sistem dipanaskan dan campuran
uap-minyak dikondensasikan dan
kemudian dikumpulkan di
pengumpul kaca
Hasil SFE
1. kandungan minyak rosemary yang lebih tinggi adalah pada sampel yang
diberi perlakuan pada 17,24 MPa dan 40 C kinetika ekstraksi minyak atsiri
rosemary yang sebelumnya dilakukan untuk menyatakan waktu kerja. Terlihat
bahwa semakin lama waktu ekstraksi, semakin tinggi rendemen minyak atsiri
rosemary.
. HASIL HYDRO dan SD
Hasil yang lebih rendah adalah 0,35% (b/b) ketika
mengekstraksi 25 g rosemary bubuk menggunakan metode HYDRO.
Hasil yang lebih tinggi (2,35%) diperoleh dengan metode SD menggunakan 50 g
sampel utuh.
Penting untuk dikatakan bahwa waktu ekstraksi untuk setiap percobaan adalah
90
menit.
Aktivitas antioksidan minyak
Kesimpulan
Hasil minyak atsiri dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi diamati dalam
minyak rosemary yang diperoleh dengan superkritis CO2 ilanjutkan dengan
distilasi uap, dan terakhir dengan distilasi hidr

Penggunaan daun rosemary utuh meningkatkan kualitas minyak ekstraksi


dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan dari daun bubuk
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Gambar rosemary dan fungsinya untuk apa
=> rosemary mampu memperlancar peredaran darah sehingga membuat warna kulit merona.
Bahkan, rosemary bisa merangsang regenerasi kulit dan membuat kulit terlihat lebih kencang.
Rosemary juga berfungsi sebagai anti inflamasi untuk mencegah jerawat meradang.
2. Metode yang paling tepat untuk memperoleh extrak rosemary
=> hasil minyak atsiri dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi diamati dalam minya rosemary
yang diperoleh dengan superkritis CO2 ekstraksi, dilanjutkan dengan distilasi uap, dan terakhir,
dengan distilasi hidro.
3. Apa saja senyawa yang diidentifikasi dalam minyak atsiri rosemary
=> a-pinene, camphene, b-pinena, oktenol, a-phellandrene, a-terpinene, kamper, borneol, safrol
4. Kenapa digunakan pelarut CO2
=> Karena sifatnya yang tidak beracun, berbiaya rendah dan mudah kembali ke bentuk semula,
pelarut superkritis yang paling banyak digunakan dalam industri makanan adalah karbon dioksida
(CO2)

Anda mungkin juga menyukai