Anda di halaman 1dari 48

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

2.1 NAMA DAN LOKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


2.1.1 NAMA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Nama usaha dan/atau kegiatan yang telah berjalan adalah sebagai berikut :
 Nama Usaha/Kegiatan : Pelabuhan Teba
 Alamat : Kampung Warembori, Distrik Mamberamo Hilir,
Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua
 Bidang Kegiatan : Perhubungan Laut
 Tujuan Kegiatan : Pelayanan transportasi laut (kapal) yakni sandar
serta bongkar muat penumpang dan barang

2.1.2 LOKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


Pelabuhan Teba terletak di bagian muara Sungai Mamberamo yang mengarah ke
Samudera Pasifik. Secara administratif, Pelabuhan Teba berada dalam wilayah Kampung
Warembori, Distrik Mamberamo Hilir, Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua.
Secara geografis, pelabuhan Teba terletak pada koordinat 1º29’1,98” Lintang Selatan dan
137º53’0,96” Bujur Timur. Posisi pelabuhan Teba tepatnya berada ± 2 km dari muara
sungai Mamberamo dan pada paras garis sungai yang menghadap Timur Tengara sungai.
Posisi paras ini secara geomorfologi menguntungkan bagi keberadaan suatu pelabuhan
laut, karena terlindung dari pengaruh angin besar dan gelombang dari arah utara
(Samudera Pasifik). Dengan luas tapak kegiatan ± 1,44 ha, berikut adalah batas-batas lahan
pelabuhan Teba :

DPLH Pelabuhan Teba 1-1


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

 Sebelah Utara : Hutan Negara


 Sebelah Timur : Sungai Mamberamo
 Sebelah Selatan : Hutan Negara
 Sebelah Barat : Hutan Negara

Peta orientasi lokasi pelabuhan Teba terhadap wilayah Kabupaten mamberamo


Raya serta peta tapak pelabuhan Teba dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.

DPLH Pelabuhan Teba 1-2


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.1 Peta Orientasi Lokasi Pelabuhan Teba Terhadap Kabupaten Mamberamo Raya

DPLH Pelabuhan Teba 1-3


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.2 Peta Tapak Lokasi Pelabuhan Teba

DPLH Pelabuhan Teba 1-4


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

2.1.3 STATUS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


Pelabuhan Teba sudah ada dan digunakan masyarakat sejak tahun 1985, namun
pembangunan dermaga dan fasilitas pelabuhan lainnya yang beroperasi saat ini dilakukan
pada tahun 1995. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan, Nomor: KP 901 Tahun 2016,
pelabuhan Teba ditetapkan sebagai pelabuhan pengumpan lokal. Sampai saat ini,
Pelabuhan Teba merupakan pelabuhan laut yang menjadi bagian dari wilayah kerja Kantor
Pelabuhan Sarmi (UPP : Unit Penyelenggara Pelabuhan Sarmi). Perkembangan
kewilayahan regional di Provinsi Papua, berupa perubahan (pemekaran) Kabupaten Sarmi
dari Kabupaten Jayapura dan kemudian dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Mamberamo
Raya, menjadikan pengelolaan pelabuhan Teba mengalami gangguan, dimana secara
administrasi pengelolaannya masuk dalam UPP Sarmi, namun kewilayahannya masuk
dalam Kabupaten Mamberamo Raya. Hingga saat ini laporan-laporan operasional
pelabuhan Teba masih disampaikan ke UPP Sarmi.

2.1.4 KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN RTRW


Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua diatur dalam Peraturan Daerah
Provinsi Papua Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Papua Tahun 2013-2033. Dalam Sistem Jaringan Transportasi Udara sebagaimana tertuang
dalam Pasal 19 Ayat (4), pelabuhan Teba merupakan pelabuhan pengumpan lokal. Lebih
lanjut hierarki pelabuhan tersebut tertuang dalam lampiran IV peraturan daerah tersebut.
Peta lokasi pelabuhan Teba berdasarkan RTRW Provinsi Papua – Peta Jaringan Transportasi
Laut dapat dilihat pada Gambar 2.3

DPLH Pelabuhan Teba 1-5


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.3 Peta Rencana Transportasi Laut Dalam RTRW Provinsi Papua

DPLH Pelabuhan Teba 1-6


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

2.2 DESKRIPSI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


2.2.1 FASILITAS UTAMA DAN PENDUKUNG
2.2.1.1 FASILITAS SISI LAUT
A. DERMAGA
Sebagai tempat bersandar dari kapal, di pelabuhan Teba terdapat fasilitas dermaga.
Dermaga pelabuhan Teba dibangun pada tahun 1995. Ditinjau dari jenisnya, dermaga
yang beroperasi saat ini berjenis dermaga beton dengan tiang pancang. Dimensi
dermaga pelabuhan Teba adalah 70 x 8 m. Ditinjau dari bentuknya, dermaga
pelabuhan Teba termasuk jenis wharf, yaitu dermaga yang paralel/memanjang
dengan pantai/sungai atau berimpit dengan garis pantai/sungai. Pada dermaga jenis
ini hanya satu sisi dermaga yang bisa digunakan sebagai tempat bersandar kapal.
Dermaga yang beroperasi saat ini digunakan untuk semua jenis kapal yang bersandar
baik kapal penumpang (perintis) ataupun kapal barang.

Gambar 2.4 Fasilitas Dermaga Pelabuhan Teba

DPLH Pelabuhan Teba 1-7


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.5 Dermaga Pelabuhan Teba saat kapal penumpang bersandar

Selain dermaga utama, di pelabuhan Teba ini juga terdapat dermaga lain yang lebih
kecil, yakni terletak ±50 m di arah hulu dari dermaga utama. Dermaga ini berjenis
dermaga apung yang terbuat dari konstruksi plastik dan besi dengan dimensi 4 x 2 m.
Dermaga ini digunakan untuk bersandar bagi perahu milik warga sekitar yang
berkepentingan beraktivitas di pelabuhan Teba. Pada kenyataannya banyak perahu
milik warga yang tidak disandarkan pada dermaga tersebut, karena kapasitas dermaga
apung yang tidak mencukupi untuk bersandar perahu motor milik warga yang
jumlahnya cukup banyak. Akibatnya cukup banyak perahu motor warga yang langsung
bersandar di bagian tepi sungai Mamberamo terutama di dekat pasar pelabuhan Teba.

Dermaga apung Dermaga utama


pelabuhan Teba

Gambar 2.7 Dermaga Apung di sebelah dermaga utama Pelabuhan Teba

DPLH Pelabuhan Teba 1-8


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.8 Perahu warga yang disandarkan di sekitar dermaga

B. TRESTLE
Trestle adalah fasilitas pelabuhan yang berfungsi sebagai jalan akses atau jembatan
penghubung dari daratan menuju dermaga atau sebaliknya. Trestle pelabuhan Teba
dibangun menggunakan konstruksi cor dengan tiang pancang beton. Dimensi dari
trestle ini adalah 10 x 4 m yang menghubungkan sisi darat pelabuhan Teba dengan
fasilitas dermaga.

Gambar 2.9 Fasilitas Trestle Pelabuhan Teba

Karena pengaruh abrasi oleh aliran sungai Mamberamo, pondasi talud dan pagar
pembatas di sisi trestle mengalami kerusakan (penurunan/ambles). Kondisi ini turut

DPLH Pelabuhan Teba 1-9


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

pula mempengaruhi bangunan trestle pelabuhan Teba, dimana tepat pada sambungan
antara trestle dengan jalan mengalami patahan sehingga terjadi beda tinggi antara
trestle dan jalan penghubung.

C. FENDER
Untuk mencegah kerusakan konstruksi dermaga akibat tumbukan dengan badan kapal
dan sebaliknya mencegah rusaknya badan kapal akibat tumbukan dengan dermaga,
pada dermaga dipasang fasilitas penahan benturan (fender). Fender pada prinsipnya
adalah medium yang memisahkan antara kapal dengan dermaga. Medium ini
berfungsi untuk menyerap sebagian energi kinetik dari kapal sehingga mengurangi
risiko rusaknya badan kapal dan badan dermaga. Konstruksi penahan benturan
(fender) yang dipasang pada dermaga pelabuhan Teba adalah fender tipe V250 yang
terbuat dari karet. Fender ini dipasang menempel pada sisi luar dermaga untuk
menahan benturan konstruksi beton dermaga dengan kapal yang bersandar. Pada saat
ini beberapa fender telah mengalami kerusakan karena umur dan benturan dengan
badan kapal, sehingga dipasang beberapa ban bekas sebagai gantinya.

Fender dermaga
Pelabuhan Teba

Gambar 2.6 Fasilitas penahan benturan kapal (fender) dermaga Pelabuhan Teba

D. BOLLARD
Dermaga pelabuhan Teba juga dilengkapi peralatan standar untuk kepentingan
penambatan kapal, yakni alat penambat (bollard). Alat penambat (bollard) adalah

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 10


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

suatu konstruksi yang digunakan untuk keperluan mengikat kapal pada waktu
berlabuh agar tidak terjadi pergeseran atau gerak kapal yang disebabkan oleh
gelombang, arus dan angin. Alat penambat (bollard) juga dapat berfungsi untuk
menolong berputarnya kapal. Bollard terbuat dari baja cor atau baja tuang yang
dilengkapi dengan baut angkur (anchor bolt), ditanam pada fondasi dermaga sehingga
mampu untuk mehanan gaya yang bekerja pada penambatan kapal di dermaga.

Ketika kapal merapat di dermaga, tali diturunkan dan diikatkan pada bollard agar
kapal tetap di dermaga, tidak lari di bawa arus atau gelombang laut/sungai selama
mengadakan aktifitas bongkar muat atau kegiatan lain seperti perbaikan atau
pengisian bahan bakar. Jumlah bollard yang terpasang di dermaga pelabhan Teba
adalah 7 buah dengan tipe bitt bollard atau straight bollard dengan kapasitas 35 ton.

Bollard dermaga
Pelabuhan Teba

Gambar 2.5 Fasilitas bollard pada dermaga pelabuhan Teba

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 11


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.6 Kapal LCT yang terikat pada bollard di dermaga pelabuhan Teba

E. TIANG PANCANG
Pelabuhan Teba memiliki struktur Dermaga Deck On Pile yang menggunakan
serangkaian tiang pancang (piles) sebagai pondasi untuk lantai dermaga. Seluruh
beban di lantai dermaga, termasuk gaya akibat kegiatan labuh dan tambat kapal
diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang pada struktur dermaga ini. Dimensi
tiang pancang yang terpasang sebagai podasi dermaga pelabuhan Teba adalah tiang
pancang dengan diameter 45 cm dan panjang 28 m. Jumlah keseluruhan tiang
pancang yang terpasang adalah 82 buah.

Gambar 2.7 Tiang pancang dermaga pelabuhan Teba

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 12


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

2.2.1.2 FASILITAS SISI DARAT


A. PAGAR PEMBATAS
Pagar pembatas pelabuhan Teba dibangun di atas talud yang membatasi antara
perairan sungai Mamberamo dengan area daratan pelabuhan Teba. Pagar pelabuhan
Teba merupakan pagar tembok yang dikombinasikan dengan besi di bagian atasnya.
Secara total panjang pagar pembatas pelabuhan Teba adalah 70 m.

Kondisi pagar pembatas pada saat ini sebagian mengalami kerusakan yaitu di bagian
sisi pagar sebelah kiri dari trestle pelabuhan Teba. Kerusakan terjadi karena pondasi
pagar pembatas yang merupakan talud sungai mangalami penurunan/ambles dan
patah akibat gerusan arus sungai Mamberamo. Hal ini menyebabkan pagar pembatas
di bagian ini miring ke bawah dan patah.

Gambar 2.8 Pagar pembatas sebelah kanan trestle yang masih baik

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 13


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.9 Pagar pembatas sebelah kiri trestle yang rusak

B. GEDUNG KANTOR PENGELOLA


Untuk kelancaran kegiatan operasional pelabuhan Teba diperlukan sarana yang
berupa kantor administrasi. Pencatatan dan pelaporan kedatangan dan keberangkatan
kapal dari pelabuhan Teba dilakukan dikantor pelabuhan. Selain itu juga mencatat
jumlah dan jenis barang-barang yang diturunkan dari kapal, serta kegiatan-kegiatan
administrasi lainnya. Kantor pelabuhan Teba tidak selalu beroperasi, karena jumlah
kedatangan dan keberangkatan kapal dari pelabuhan Teba tidak terlalu banyak. Jam
operasional kantor pelabuhan mengikuti jadwal kedatangan atau keberangkatan kapal
dari pelabuhan Teba. Gedung kantor pelabuhan Teba memiliki luas bangunan sebesar
± 159,524 m2.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 14


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.10 Gedung Kantor Pengelola Pelabuhan Teba

C. GEDUNG TRANSIT PENUMPANG DAN RUANG TUNGGU PENUMPANG


Gedung transit penumpang berfungsi sebagai tempat menunggu bagi para
penumpang yang turun dari kapal dan akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan
dengan kapal yang berbeda. Sedangkan ruang tunggu penumpang adalah tempat
penumpang untuk menunggu sebelum memasuki kapal setelah membeli karcis atau
melakukan check in.

Di pelabuhan Teba, gedung transit penumpang berada di area sebelah belakang


kantor pelabuhan sedangkan gdung ruang tunggu penumpang berada di area sebelah
belakang gudang. Luasan gedung transit penumpang pelabuhan Teba adalah ±
216,166 m2 sedangkan luasan gedung ruang tunggu penumpang adalah 179,537 m 2. Di
dekat gedung ruang tunggu penumpang telah dibangun sarana toilet untuk keperluan
penumpang.

Karena jumlah penumpang yang berasal dari daerah sekitar pelabuhan Teba serta
penumpang yang transit di pelabuhan Teba tidak terlalu banyak, maka gedung-gedung
sarana pelayanan penumpang ini tidak termanfaatkan secara optimal bahkan terkesan
tidak digunakan. Penumpang transit dan calon penumpang cenderung untuk menuggu
keberangkatan kapal di area dermaga atau area pasar yang lebih ramai.

Pada saat ini kedua gedung ini dalam keadaan rusak terutama pada bagian lantainya
yang terbuat dari kayu.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 15


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.11 Gedung transit penumpang pelabuhan Teba

Gambar 2.12 Gedung ruang tunggu penumpang peabuhan Teba

D. GUDANG PENYIMPANAN
Sebagai tempat penyimpanan sementara barang yang akan diangkut kapal atau
barang yang telah diturunkan dari kapal serta menunggu diangkut ke tempat
selanjutnya, di pelabuhan Teba disediakan fasilitas gudang. Luas bangunan gudang
pelabuhan Teba adalah ± 211,567 m2. Fasilitas gudang yang tersedia hanya
dipersiapkan untuk menyimpan sementara barang-barang yang bersifat kering dan
tidak mudah busuk. Karena volume barang-barang yag diturunkan dari kapal di
pelabuhan Teba tidak terlalu besar, maka fasilitas gudang relatif jarang dimanfaatkan.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 16


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Barang-barang yang diturunkan dari kapal biasanya langsung diangkut ke tempat


tujuan dengan menggunakan perahu warga.

Gambar 2.13 Fasilitas Gudang Pelabuhan Teba

E. RUMAH GENSET
Di area pelabuhan Teba dan sekitarnya hingga saat ini masih belum terjangkau
jaringan listrik PLN sehingga kebutuhan energi listrik disuplai dari fasilitas genset.
Fasilitas genset ini terletak di rumah genset yang terdapat di area pelabuhan Teba.
Rumah genset pelabuhan Teba terletak di dekat jalan akses pelabuhan dan
berdekatan dengan bangunan gudang. Telah tersedia jembatan kayu kecil untuk
sarana akses dari jalan menuju ke rumah genset. Rumah genset ini dibangun dengan
konstruksi lantai dari beton untuk menunjang beban genset dan dinding kayu. Luasan
rumah genset pelabuhan Teba adalah ± 40,055 m2.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 17


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.14 Fasilitas Genset di Pelabuhan Teba

F. LAPANGAN PENUMPUKAN BARANG


Barang-barang yang telah diturunkan dari kapal ke dermaga selanjutnya diletakkan di
lapangan penumpukan agar tidak mengganggu kegaiatn bongkar muat barang dan
penumpang. Barang yang langsung diambil pemiliknya atau langsung didistribusikan
selanjutnya akan langsung dipindahkan ke perahu-perahu kecil untuk diangkut.
Sedangkan barang yang masih menunggu pengangkutan lanjutan (transit) atau barang
yang belum akan didistribusikan selanjutnya akan dimasukkan ke gudang
penyimpanan pelabuhan.

Lapangan penumpukan barang ini terletak di area depan bangunan gudang


penyimpanan pelabuhan Teba. Lapangan penumpukan barang pelabuhan Teba
memiliki luas 600 m2.

Karena jumlah barang yang diturunkan relatif kecil, lapangan penumpukan ini tidak
dimanfaatkan sebagaimana mestinya. hanya barang-barang yang akan dimasukkan ke
gudang yang diletakkan terlebih dahulu di lapangan penumpukan. Dengan alasan
kepraktisan, barang-barang yang langsung didistribusikan akan langsung diangkut ke
perahu-perahu masyarakat segera setelah diturunkan dari kapal di dermaga.

Kondisi saat ini, lapangan penumpukan lebih banyak dimanfaatkan sebagai area
berdagang pada saat kedatangan kapal.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 18


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.15 Lapangan penumpukan barang di depan bangunan gudang

G. PASAR
Di pelabuhan Teba juga terdapat fasilitas pasar. Meskipun beroperasi setiap hari,
pasar pelabuhan Teba akan lebih ramai saat ada kapal yang datang terutama kapal
penumpang. Selain makanan, warga masyarakat yang berjualan di pasar pelabuhan
Teba sebagian besar menjual hasil bumi dan tangkapan ikan.

Area pasar yang disediakan adalah seluas ± 255,497 m2, pada area ini dibangun
geduang pasar pelabuhan Teba berukuran 8 x 20 m dengan konstruksi lantai dari kayu
dan atap seng. Di pasar ini hanya disediakan meja-meja panjang untuk digunakan
warga meletakkan barang dagangannya. Belum tersedia sarana penerangan yang
dipasang di area pasar pelabuhan Teba, sehingga pada waktu ada kapal yang datang
bersandar pada sore atau malam hari, penjual memanfaatkan lampu-lampu
emergency milik pribadi yang telah diisi daya di rumah untuk menerangi dagangannya.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 19


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.16 Fasilitas Pasar Pelabuhan Teba

Gambar 2.17 Aktifitas perdagangan di pasar Pelabuhan Teba

H. RUMAH DINAS
Karena lokasinya yang relatif jauh dari permukiman dan akses yang sulit, maka di
pelabuhan Teba disediakan rumah dinas bagi para pegawai/petugas pelabuhan.
Rumah dinas ini terletak di bagian sebelah dalam/belakang area pelabuhan Teba, yang
dibangun dengan tipikal yang sama dengan ukuran 4 x 8 m. Rumah-rumah dinas ini
memiliki struktur dinding dan lantai dari papan kayu dan beratap seng. Terdapat
sejumlah 8 rumah dinas di pelabuhan Teba yang disediakan bagi petugas pelabuhan
beserta keluarganya. Pada saat ini hanya 4 rumah yang ditempati.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 20


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.18 Fasilitas Rumah Dinas Pelabuhan Teba

2.2.1.3 FASILITAS UMUM DAN UTILITAS

A. PENYEDIAAN AIR BERSIH


Penyediaan air bersih di pelabuhan Teba terutama ditujukan bagi kepentingan
penumpang yang sedang menunggu keberangkatan kapal dan penumpang transit,
serta kepentingan penghuni rumah dinas pelabuhan (petugas pelabuhan dan
keluarganya).

Untuk keperluan penumpang, air bersih didapatkan dari sumur bor yang terletak di
dekat gedung ruang tunggu penumpang. Air bersih dari sumur bor dinaikkan
menggunakan pompa air menuju ke tandon air, yang selanjutnya secara gravitasi
dialirkan menuju toilet yang dibangun di dekatnya. Karena minimnya suplai tenaga
listrik dan kerusakan pompa air, sistem penyediaan air bersih bagi kepentingan
penumpang ini tidak dapat berjalan semestinya. Untuk keperluan toilet, penumpang
harus mengambil air dari sumur gali yang terletak di sebelah gedung kantor
pelabuhan. Dengan alasan yang sama, bagi pengguna toilet di dalam kantor pelabuhan
juga harus terlebih dahulu menimba air dari sumur gali di sebelah gedung kantor
pelabuhan.

Daerah sekitar pelabuhan Teba umumnya adalah daerah rawa. Masyarakat penghuni
rumah dinas memanfaatkan genangan air dari rawa-rawa yang ada di sekitar
rumahnya sebagai air bersih untuk kepentingan mandi dan mencuci. Sedangkan untuk

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 21


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

kepentingan memasak dan air minum, masyarakat memilih untuk menampung air
hujan yang lebih jernih untuk dimasak menjadi air minum.

Pada saat musim kemarau masyarakat akan menggunakan air permukaan dari rama-
rawa sekitar tempat tinggalnya untuk keperluan air minum dengan merebusnya
terlebih dahulu. Atau memilih membeli air minum dalam kemasan galon untuk
dikonsumsi yang tentunya dengan harga yang relatif mahal.

Mengingat ketersediaan air baku yang cukup melimpah dari sungai Mamberamo serta
kebutuhan air bersih bagi penumpang dan masyarakat penghuni di pelabuhan Teba,
dirasa perlu untuk menyediakan fasilitas pengolahan air bersih sederhana yang mudah
dioperasikan masyarakat setempat yang air bakunya bisa diambil dari sungai
Mamberamo.

Gambar 2.19 Tandon air bersih di dekat gedung ruang tunggu

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 22


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.20 Rawa di dekat rumah dinas yang dimanfaatkan sebagai sumber air bersih

Kualitas air bersih yang digunakan masyarakat di rumah dinas Pelabuhan Teba
ditunjukkan dalam Tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Kualitas Air Bersih Yang Dikonsumsi Masyarakat di Pelabuhan Teba
No Parameter Hasil Baku Mutu Satuan
Physical Properties:
1 Odour Odourless Odourless -
2 Taste Normal Normal -
3 Temperature 29.5 Water Temp.± 3 ºC
4 Total Dissolved Solids, TDS 1430 1000 mg/L
5 Turbidity 0.36 25 NTU
6 Colour 0.4 50 Pt/Co
Chemical Properties (inorganic)
1 pH 7.33 6.5 – 9.0 pH Unit
2 Arsenic, As 0.0003 0.05 mg/L
3 Iron, Fe 0.02 1 mg/L
4 Fluoride, F <0.02 1.5 mg/L
5 Cadmium, Cd <0.001 0.005 mg/L
6 Hardness, Total as CaCO3 <4.5 500 mg/L
7 Hexavalent Chromium, Cr 6+
<0.026 0.05 mg/L
8 Manganese, Mn <0.006 0.5 mg/L
9 Nitrogen, Nitrate as N (NO3-N) <0.04 10 mg/L
10 Nitrogen, Nitrite as N (NO2-N) <0.01 1 mg/L
11 Mercury, Hg # <0.00002 0.001 mg/L
12 Selenium, Se <0.0002 0.01 mg/L
13 Zinc, Zn 0.13 15 mg/L
14 Cyanide, CN # <0.004 0.1 mg/L

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 23


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

No Parameter Hasil Baku Mutu Satuan


15 Sulfate, SO4 <4.2 400 mg/L
16 Lead, Pb 0.012 0.05 mg/L
17 Surfactants, MBAS 0.009 0.05 mg/L
18 Benzene# <MDL 0.01 mg/L
19 Total Organic Matter, KMnO4 <4.3 10 mg/L
Bacteria
1 E. Coli 0 0 Col./100 mL
2 Total Coliform (Membrane Filter) 69 50 Col./100 mL
Sumber : Data Hasil Analisa Laboratorium Envilab Indonesia, 2018
Baku Mutu : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, SPA, dan Pemandian Umum

B. TOILET
Di pelabuhan Teba telah tersedia fasilitas sanitasi yang berupa WC dan kamar mandi.
Fasilitas ini dibangun di bagian belakang gudang pelabuhan berdekatan dengan
gedung ruang tunggu penumpang. Karena letaknya yang relatif tersembunyi, fasilitas
ini tidak banyak dimanfaatkan. Fasilitas toilet pelabuhan telah dilengkapi tandon air di
dekatnya untuk suplai air bersih. Di fasilitas ini terdapat 2 kamar mandi untuk
pengunjung laki-laki dan perempuan yang masing-masing dilengkapi closet tipe duduk.

Selain toilet yang terdapat di dekat gedung ruang tunggu, juga terdapat toilet di dalam
kantor pelabuhan.

Gambar 2.21 Gedung Toilet Pelabuhan Teba

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 24


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.22 Fasilitas yang ada di dalam gedung toilet pelabuhan Teba

C. JALAN
Fasilitas jalan yang ada di pelabuhan Teba relatif sangat sedikit, yakni jalan
penghubung dari area dermaga menuju ke bagian belakang pelabuhan (area rumah
dinas). Jalan tersebut dibangun dengan perkerasan beton dengan lebar 2,5 m
sepanjang ± 100 m dari arah dermaga. Sedangkan jalan yang menghubungkan antar
rumah dinas serta jalan menuju gedung transit dan ruang tunggu hanya berupa jalan
dengan perkerasan tombunan karang.

Kondisi awal area pelabuhan adalah daerah rawa ditepi sungai, sehingga sangat
mudah muncul genangan-genangan air di sekitar bangunan fasilitas pelabuhan. Untuk
itu, pengelola pelabuhan berinisiatif memasang jembatan-jembatan kecil dari kayu ke
arah beberapa bangunan fasilitas pelabuhan, sehingga pada saat timbul genangan
akibat hujan atau air sungai Mamberamo yang pasang, aktivitas tetap dapat
dilaksanakan.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 25


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.23 Fasilitas Jalan di Pelabuhan Teba

Gambar 2.24 Jembatan kayu penghubung antar fasilitas pelabuhan

D. ENERGI LISTRIK
Ketersediaan energi listrik merupakan satu hal yang vital dalam suatu kegiatan, tidak
terkecuali kegiatan pelabuhan Teba. Karena belum adanya jaringan distribusi listrik
dari PLN di wilayah ini, maka untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi kegiatan
pelabuhan Teba menggunakan genset. Genset yang diletakkan di rumah genset hanya
dinyalakan ketika ada kapal datang di malam hari dan memerlukan penerangan di
pelabuhan, terutama jika yang datang bersandar adalah kapal layar. Jika yang
bersandar adalah kapal motor atau kapal penumpang, maka penerangan lokasi

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 26


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

dermaga berasal dari lampu-lampu kapal yang terus dinyalakan. Hal ini dilakukan
mengingat cukup sulitnya memperoleh bahan bakar bagi operasional genset.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi rumah-rumah dinas


pelabuhan, masing-masing rumah telah memiliki genset kecil berkapasitas 450 watt
berbahan bakar premium. Selain itu, di beberapa rumah dinas juga telah terpasang
solar cell untuk mensuplai energi listrik.

Sebenarnya di area pelabuhan Teba telah terpasang 12 buah lampu sorot di beberapa
titik lokasi pelabuhan untuk penerangan di malam hari. Akan tetapi karena minimnya
suplai energi listrik, lampu-lampu tersebut tidak dioperasikan hingga akhirnya
beberapa buah telah rusak.

E. PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan sampah yang dilakukan di pelabuhan Teba hanya berupa pengumpulan
sampah dan membakarnya. Fasilitas yang tersedia untuk pengelolaan sampah yang
timbul di pelabuhan Teba hanya berupa beberapa tempat sampah yang berupa karung
bekas yang diletakkan di sekitar dermaga dan sekitar pasar, serta tempat sampah
untuk menampung sampah di sekitar kantor pelabuhan.

Mengingat lokasi pelabuhan Teba yang jauh dari lokasi pengelolaan sampah yang
berupa TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah, maka sampah-sampah yang timbul
dari kegiatan pelabuhan hanya akan dikumpulkan dan selanjutnya dibakar pada saat
kering. Jumlah sampah yang timbul relatif sedikit terutama pada saat setelah
kedatangan kapal penumpang.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 27


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.25 Tempat sampah yang disediakan di sekitar pasar pelabuhan Teba

Mengingat perkembangan pelabuhan Teba kedepan, maka jumlah kedatangan kapal


akan semakin banyak serta kegiatan pelabuhan yang semakin komplek. Kondisi ini
akan menimbulkan timbulan sampah yang semakin banyak dan beragam. Pengelola
pelabuhan Teba sangat perlu untuk memikirkan penanganan yang lebih baik terhadap
sampah-sampah tersebut sehingga tidak menimbulkan permasalahan lingkungan.

F. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK


Limbah cair domestik dari toilet pelabuhan Teba dikelola dengan cara mengalirkannya
ke dalam tangki septik (septic tank). Terdapat 2 tangki septik di pelabuhan Teba, yaitu
di bagian belakang gedung kantor pelabuhan dan di bagian belakang fasilitas toilet
dekat gedung ruang tunggu. Tidak semua limbah cair domestik masuk mengalir ke
dalam tangki septik. Tangki septik hanya menampung limbah cair dari saluran WC,
sedangkan saluran buangan dari kamar mandi dibiarkan mengalir ke bagian belakang
gedung tanpa ada pengelolaan lebih lanjut.

Dari kegiatan permukiman di rumah dinas pelabuhan, limbah cair dari aktivitas mandi
dan memasak dibuang atau dialirkan ke bagian belakang rumah yang masih berupa
kebun atau hutan. Sedangkan untuk aktivitas buang air, masayarakat cenderung
melakukannya di tepian sungai Mamberamo.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 28


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.26 Tangki septik di bagian belakang gedung kantor Pelabuhan Teba

Kualitas limbah cair domestik dari toilet pelabuhan Teba ditunjukkan dalam Tabel 2.2
berikut :

Tabel 2.2 Kualitas limbah cair domestik di Pelabuhan Teba


No Parameter Hasil Baku Mutu Satuan
1 pH 7.02 6–9 pH Unit
Biochemical Oxygen Demand,
2 18 30 mg/L
BOD5
3 Chemical Oxygen Demand, COD 75 100 mg/L
4 Total Suspended Solids, TSS 20 30 mg/L
5 Oil and Grease 5 5 mg/L
6 Total Ammonia, NH3-N 0.86 10 mg/L
7 Total Coliform (Membrane Filter) 3900 3000 Col./100 mL
Sumber : Data Hasil Analisa Laboratorium Envilab Indonesia, 2018
Baku Mutu : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/
2016 tentang Baku Mutu Limbah Domestik

2.2.2 KEGIATAN DAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR


2.2.1.1 KEGIATAN LAIN DI SEKITAR PELABUHAN
Di sekitar pelabuhan Teba terdapat beberapa kegiatan yang turut serta berpengaruh
terhadap kondisi lingkungan. Kegiatan tersebut antara lain :

1. Kegiatan Permukiman
Kegiatan permukman yang terdekat dengan Pelabuhan Teba adalah permukiman
Kampung Warembori. Kampung ini terletak di seberang lain sungai Mamberamo
yang merupakan lokasi pelabuhan Teba. Permukiman ini merupakan permukiman

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 29


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

pesisir yang sebagian besar masyarakatnya adalah nelayan. Jarak permukman


Kampung Warembori dengan pelabuhan Teba adalah ± 500 m di seberang sungai
Mamberamo. Untuk beraktivitas dan mencapai pelabihan Teba, masyarakat yang
tinggal di permukiman ini menggunakan speed boat yang digunakan untuk
menyeberangi sungai Mamberamo. Keberadaan pelabuhan Teba sangat vital bagi
masyarakat di permukiman ini, karena hampir semua barang-barang yang
dibutuhkan masyarakat diturunkan oleh kapal di pelabuhan Teba, juga untuk
kebutuhan masyarakat bepergian ke lain daerah. Selain itu, sebagian masyarakat
Kampung Warembori juga berjualan berbagai makanan di pasar pada area
pelabuhan Teba. Permukiman lainnya berada ± 400 m ke arah hulu dari pelabuhan
Teba dengan permukiman yang lebih tertata dan hanya ada di pinggir sungai.

Kampung Warembori Pelabuhan Teba

Gambar 2.27 Lokasi Permukiman Kampung Warembori di Seberang Pelabuhan Teba

2. Kegiatan Perikanan
Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, masyarakat di kampung
Warembori tentu saja sangat bergantung pada sektor perikanan. Masyarakat
setempat menangkap ikan dari sungai Mamberamo maupun laut yang tidak
terlalu jauh dari permukimannya. Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, ikan hasil
tangkapan juga dijual di pasar pelabuhan Teba terutama kepada para penumpang
kapal yang turun sejenak dari kapal. Beberapa jenis ikan yang dapat dengan
mudah dijual masyarakat di pasar pelabuhan Teba adalah ikan Mujaer, ikan Lele,
kepiting dan Kerang

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 30


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

3. Kegiatan Kehutanan
Daerah sekitar pelabuhan Teba hampir seluruhnya masih berupa hutan alam.
Seperti juga di sepanjang aliran sungai Mamberamo. Area yang sudah dibuka
hanya merupak tapak area pelabuhan saja serta area permukiman masyarakat
Kampung Warembori di seberang sungai Maberamo. Belum terdapat jalan akses
darat menuju ke daerah lain.

Gambar 2.28 Pelabuhan Teba dan hutan di sekitarnya

2.2.1.2 KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR


Secara langsung maupun tidak langsung, kondisi lingkungan sekitar juga akan
berpengaruh terhadap kegiatan operasional Pelabuhan Teba. Secara umum
kondisi lingkungan sekitar dijelaskan sebagai berikut :

1. Topografi dan Kelerangan


Kondisi topografi di kabupaten Mamberamo Raya bervariasi mulai dari dataran,
perbukitan, hingga pegunungan dan memiliki elevasi antara 0 m hingga lebih dari
2.000 m di atas permukaan laut (dpl). Topografi dataran terletak di utara dan
selatan kabupaten ini yang dipisahkan oleh Pegunungan Foja dan Rouffaer.
Dataran utara merupakan dataran rendah yang terletak antara garis pantai dan
pegunungan tersebut yang membentang di bagian tengah kabupaten dengan pola
memanjang timur barat dan mempunyai puncak tertinggi 2.164 m dpl. Dataran
selatan terletak di suatu cekungan antar pegunungan, yaitu antara Pegunungan

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 31


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Foya dan Pegunungan Nassau hingga Pegunungan Jayawijaya. Pegunungan yang


terakhir ini merupakan pegunungan tengah dari Pulau Papua yang mempunyai
ketinggian sekitar 5.000 m dan tertutup oleh es abadi. Dataran selatan seperti
tersebut di atas sering disebut sebagai Dataran Lakustrin (Lake Plain) yang terletak
di jantung DAS Mamberamo dan dialiri oleh sungai-sungai besar, seperti Sungai
Tariku (Sungai Rouffaer) yang mengalir dari barat ke timur dan Sungai Taritatu
(Sungai Idenburg) yang mengalir dari timur ke barat. Kedua sungai tersebut
kemudian bergabung menjadi satu dan menjadi Sungai Memberamo yang
mengalir ke arah utara membelah Pegunungan Foja-Rouffaer.

Kondisi kelerengan lahan di sekitar pelabuhan Teba yang merupakan area hutan
cenderung datar dengan kelerengan berkisar 0 – 2 %.

2. Geologi
Secara geologis, Mamberamo dan kawasan sekitarnya memang cukup menarik
karena tersusun oleh endapan batuan sedimen yang tebalnya mencapai ribuan
meter serta terpotong-potong oleh struktur geologi yang rumit. Juga karena masih
dipengaruhi oleh tekanan tektonik aktif, di beberapa tempat muncul fenomena
alam berupa keluarnya semburan lumpur dari dalam bumi (mudvocano).
Fenomena ini mudah dikenali dari penampakan di lapangan yang jika diamati dari
udara bentuknya berupa kumpulan lumpur dan pasir berwarna abu-abu
berbentuk sirkuler dengan diameter lebih dari 50 m yang muncul di tengah-
tengah hutan lebat.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 32


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.29 Peta Daerah Sekitar Pelabuhan Teba

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 33


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.30 Peta Geologi Daerah Sekitar Pelabuhan Teba

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 34


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

3. Hidrologi dan Kualitas Air


Sungai Mamberamo adalah sebuah sungai sepanjang 670 km yang terletak di
sebelah selatan Pegunungan Foja. Nama "Mamberamo" berasal dari bahasa Dani -
mambe berarti 'besar' dan ramo berarti 'air', karenanya Mamberamo dijuluki
'Amazonnya Papua'. Sungai Mamberamo merupakan sungai dengan lebar
terbesar di Indonesia. Sungai sepanjang 670 km ini memiliki kawasan resapan
seluas 138.877 km². Kedalaman sungai berkisar antara 8 hingga 33 m. Menurut
penelitian pada 1983, debit airnya mampu mencapai 5.500 m³/detik. Lanskap di
sekitar sungai ini bervariasi. Di daerah hulu berupa pegunungan yang curam, di
daerah hilir terdapat dataran yang yang berawa-rawa, dan di bagian tengah
berupa cekungan dataran tinggi yang luas. Curah hujan di daerah aliran sungai
(DAS) Mamberamo dapat mencapai 5.600 mm/tahun. Sumber air sungai ini
berasal dari pertemuan antara beberapa anak sungai utama, yaitu Tariku, Van
Daalen dan Taritatu. Air lalu mengalir ke arah utara melalui lembah Pegunungan
Van Rees guna mencapai bagian delta yang berawa di dataran rendah. Sungai ini
akhirnya bermuara di Samudra Pasifik di titik utara Tanjung D'Urville. Danau
Rombebai dan Bira terletak di sepanjang aliran sungai.

Kualitas air sungai Mamberamo di sekitar pelabuhan Teba dipantau di dua titik,
yaitu di bagian up stream dermaga dan di bagian down stream dermaga. Hasil
pemantauan kualitas air sungai Mamberamo dari segi fisik dan kimia ditunjukkan
dalam Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Kualitas Air Sungai Mamberamo di sekitar dermaga Pelabuhan Teba
Hasil
No Parameter Down Baku Mutu Satuan
Up Stream
Stream
Physical Properties:
1 Temperature 28.9 29.9 Air Temp.± 5 ºC
2 Total Dissolved Solids, TDS 96 101 2000 mg/L
3 Total Suspended Solids, TSS 1678 760 400 mg/L
Chemical Properties
1 pH 7.86 7.90 5.0 – 9.0 pH Unit
2 Dissolved Oxygen, DO** 4.6 4.8 0 mg/L
Biochemical Oxygen Demand,
3 22 19 12 mg/L
BOD5
4 Chemical Oxygen Demand, COD 76 49 100 mg/L

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 35


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Hasil
No Parameter Down Baku Mutu Satuan
Up Stream
Stream
5 Total Posphate as P# <0.04 <0.04 5 mg/L
6 Nitrate, NO3-N <0.02 <0.02 20 mg/L
7 Ammonia, NH3-N 0.013 0.13 - mg/L
8 Arsenic, As 0.0014 0.0013 1 mg/L
9 Cobalt, Co <0.006 <0.006 0.2 mg/L
10 Barium, Ba# 1.15 1.08 - mg/L
11 Boron, B # <0.0177 <0.0177 1 mg/L
12 Selenium, Se <0.006 <0.006 0.05 mg/L
13 Cadmium, Cd <0.003 <0.003 0.01 mg/L
14 Hexavalent Chromium, Cr# 0.57 0.082 1 mg/L
15 Copper, Cu 0.02 0.01 0.2 mg/L
16 Iron, Fe 0.23 0.38 - mg/L
17 Lead, Pb 0.108 0.12 1 mg/L
18 Manganese, Mn 0.02 0.04 - mg/L
19 Mercury, Hg <0.00008 <0.00008 0.005 mg/L
20 Zinc, Zn 0.015 0.033 2 mg/L
21 Chloride, Cl 2.5 2 - mg/L
22 Cyanide, CN# <0.004 <0.004 - mg/L
23 Fluoride, F <0.5 <0.5 - mg/L
24 Nitrite, NO2-N 0.027 0.055 - mg/L
25 Sulfate, SO4 18.4 21.3 - mg/L
26 Free Chlorine, Cl2 0.14 0.23 - mg/L
27 Sulfide, as H2S 0.0015 0.0008 - mg/L
28 Fecal Coli 400 500 2000 MPN/100 mL

29 Total Coli 9400 9500 10000 MPN/100 mL

30 Oil and Grease <5000 <5000 - µg/L


31 Surfactants, MBAS <300 <300 - µg/L
32 Phenol <5 <5 - µg/L
Sumber : Data Hasil Analisa Laboratorium Envilab Indonesia, 2018
Baku Mutu : Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
Sungai kelas IV

Berdasarkan hasil analisa laboratorium terhadap kualitas air sungai Mamberamo,


diketahui bahwa kadar TSS telah melebihi baku mutu air sungai kelas IV, hal ini
merupakan kondisi alami sungai Mamberamo yang secara visual dapat dilihat
cukup keruh dengan arus yang cukup dras membawa sedimen dari hulu.
Parameter lainnya yang telah melebihi baku mutu adalah kadar BOD.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 36


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Jenis dan kelimpahan biota air (phytoplankton, zooplankton, dan benthos) di


sungai Mamberamo yang diamati di lokasi up stream dan down stream dermaga
pelabuhan Teba ditunjukkan pada Tabel berikut.

Tabel 2.4 Jenis dan kelimpahan Phytoplankton di Sungai Mamberamo


Jumlah teramati
No Spesies
Up Stream Down Stream
1 Cerataulina sp. 26 -
2 Diatoma sp. 22 -
3 Lyngbya sp. 43 35
4 Navicula sp. 26 17
5 Nitzschia sp. 17 -
6 Oscillatoria sp. 13 -
7 Rhizosolania sp. 22 -
8 Skeletonema sp. 13 13
9 Synedra sp. 17 -
10 Arthrospira sp. - 35
11 Botryococcus sp. - 26
12 Chlorella sp. - 13
13 Gyrosigma sp. - 22
14 Melosira sp. - 13
15 Merismopedia sp. - 22
16 Tetraedron sp. - 30

Jumlah Taxon 9 10
Indeks Diversitas 2.13 2.24
Indeks Keseragaman 0.97 0.97
Indeks Dominansi 0.13 0.11
Sumber : Data Hasil Analisa Laboratorium Envilab Indonesia, 2018

Tabel 2.5 Jenis dan kelimpahan Zoolankton di Sungai Mamberamo


Jumlah teramati
No Spesies
Up Stream Down Stream
1 Copepoda calanoida 26 -
2 Copepoda cyclopoida 22 26
3 Eutintinnus sp. 13 -
4 Larva nauplius 17 -
5 Larva veliger 9 13
6 Oncaea sp. 13 22
7 Sagitta sp. 9 17
8 Tintinnopsis sp. 17 26

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 37


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Jumlah teramati
No Spesies
Up Stream Down Stream
9 Brachionus sp. - 30
10 Daphnia sp. - 9
11 Rhabditis sp. - 13

Jumlah Taxon 8 8
Indeks Diversitas 2.01 2.01
Indeks Keseragaman 0.97 0.97
Indeks Dominansi 0.14 0.14
Sumber : Data Hasil Analisa Laboratorium Envilab Indonesia, 2018

Tabel 2.6 Jenis dan kelimpahan Benthos di Sungai Mamberamo


Jumlah teramati
No Spesies
Up Stream Down Stream
1 Balanus sp. 6 -
2 Bellamnya javanica 5 -
3 Brotia sp. 3 7
4 Cerithidea sp. 5 -
5 Corbicula sp. 3 5
6 Dosinia sp. 4 6
7 Mytlius edulis 3 8
8 Nerita sp. 4 -
9 Tellina timorensis 2 -
10 Thiara scabra 3 -
11 Annachlamys flabellata - 6
12 Calista erycina - 3
13 Hastula strigilata - 4
14 Lymnaea rubiginosa - 5
15 Melanoides tuberculata - 3

Jumlah Taxon 10 9
Indeks Diversitas 2.26 2.15
Indeks Keseragaman 0.98 0.98
Indeks Dominansi 0.11 0.12
Sumber : Data Hasil Analisa Laboratorium Envilab Indonesia, 2018

Berdasarkan hasil pengamatan biota air di sungai Mamberamo sekitar dermaga


pelabuhan Teba, dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan di lokasi tersebut

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 38


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

masih dalam kategori baik dengan sebaran individu biota air merata dan tidak
terdapat jenis biota air yang mendominasi.

4. Klimatologi
Kondisi klimatologi Kabupaten Mamberamo Raya relatif sama dengan kondisi
klimatologi di wilayah Provinsi Papua secara umum. Berdasarkan data stasiun
pengamatan cuaca terdekat di Sarmi, suhu udara maksimum adalah 31,1 °C dan
suhu udara minimum adalah 23,9 °C dengan rata-rata suhu udara berkisar 27 °C.
Kelembaban udara rata-rata di wilayah Kabupaten Mamberamo Raya adalah 85,3
%. Tekanan udara rata-rata adalah 1010,9 mb dan kecepatan angin rata-rata
adalah 1,8 knot. Rata-rata curah hujan di daerah selama tahun 2017 adalah 251,6
mm3, dengan lama hari hujan rata-rata adalah 25 hari. Rata-rata penyinaran
matahari berdasarkan stasiun pengamatan cuaca di Sarmi adalah 61,8 %.

5. Transportasi Air di Kabupaten Mamberamo Raya


Andalan utama transportasi masyarakat di Kabupaten Mamberamo Raya adalah
transportasi air, dalam hal ini yakni Sungai Mamberamo. Transportasi sungai
sangat penting untuk dikembangkan dalam rangka mendukung pergerakan
penduduk dan meningkatkan perekonomian wilayah. Salah satu aspek yang perlu
diperhatikan adalah ketersediaan pelabuhan sungai yang memadai. DAS
Mamberamo di Papua memiliki luas 8 juta hektare. Di area seluas itu terdapat
pelabuhan-pelabuhan yang potensial namun belum dikembangkan secara
optimal. Hal ini terjadi karena pemerintah daerah memiliki berbagai keterbatasan
untuk mengembangkan seluruhnya saat ini. Baik itu menyangkut pendanaan,
kesiapan aparatur dan regulasi, pemeliharaan, dan sebagainya. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan pemilihan pelabuhan-pelabuhan sungai tertentu yang
pengembangannya akan lebih efisien dan berdampak luas dibandingkan yang
lainnya. Pelabuhan Teba, Pelabuhan Kasonaweja, Trimuris, dan Bagusa, adalah
pelabuhan-pelabuhan yang strategis untuk dikembangkan dalam meningkatkan
pergerakan penduduk/barang dan perekonomian wilayah,

6. Demografi
Berdasarkan data Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018, jumlah penduduk
Kabupaten Mamberamo Raya pada tahun 2017 adalah sebesar 22.313 jiwa yang

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 39


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

terdiri dari 11.394 jiwa penduduk laki-laki dan 10.919 jiwa penduduk perempuan,
sehingga sex ratio di Kabupaten Mamberamo Raya pada tahun 2017 adalah
sebesar 104,35. Laju pertumbuhan penduduk tahun dari 2016 hingga tahun 2017
sebesar 2,25 %, sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 hingga
tahun 2017 adalah sebesar 2,72 %. Jumlah penduduk Kabupaten Mamberamo
Raya ini sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk
Provinsi Papua, yakni hanya sebesar 0,68 %. Dengan luas wilayah keseluruhan
sebesar 28.034,86 km2, maka kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten
Mamberamo Raya pada tahun 2017 adalah sebesar 0,80 jiwa/km2.

Distrik Mamberamo Hilir, adalah wilayah (distrik) yang merupakan bagian dari
Kabupaten Mamberamo Raya. Dengan ibukota distrik berada di Kampung
Trimuris. Menurut data statistik pada tahun 2016/2017, wilayah ini tercatat terdiri
dari 8 Kampung (Desa/Kelurahan), dengan jumlah Kepala Keluarga 1.011 KK.

Tabel 2.7 Nama Kampung dan Jumlah Kepala Keluarga di Distrik Mamberamo Hilir
No Nama Kampung Jumlah Kepala Keluarga
1 Bagusa 71
2 Baudi 70
3 Kapeso 62
4 Mantabori 50
5 Swaseso 64
6 Trimuris 539
7 Warembori 59
8 Yoke 96
Jumlah 1.011
Sumber : Dinas Kependudukan Kabupaten Mamberamo Raya tahun 2018, diolah

Luas wilayah Distrik Mamberamo Hilir adalah 2.633,38 km² dan jumlah penduduknya
8.975 jiwa (tahun 2017), menjadikan kepadatan penduduk sebesar 3,4, yang artinya
dalam setiap 1 km² dihuni oleh sekitar 3-4 orang. Tingkat kepadatan penduduk di
Distrik Mamberamo Hilir tidak merata di tiap kampung (desa). Kampung Trimuris,
sebagai ibukota Distrik Mamberamo Raya adalah kampung terpadat dibanding
kampung-kampung lainnya. Sedangkan kampung Mantabori adalah kampung paling
sedikit jumlah penduduknya. Kampung Warembori, dimana Pelabuhan Teba berada
mempunyai jumlah KK (Kepala Keluarga) sebanyak 59 KK.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 40


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

2.3 KOMPONEN KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN DAN


DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN
2.3.1 KEGIATAN PELAYANAN KAPAL
Kegiatan pelayanan kapal yang dimaksud adalah kegiatan labuh dan sandar bagi kapal
di Pelabuhan Teba. Kegitan ini memanfaatkan fasilitas utama pelabuhan yang berupa
dermaga. Jumlah kapal yang besandar di Pelabuhan Teba tidak banyak, tidak selalu
ada kapal yang bersandar setiap harinya. Waktu sandar kapal di pelabuhan Teba juga
tidak lama, karena umunya mereka bersandar hanya untuk mengistirahatkan ABK dan
membeli makanan. Bagi kapal-kapal yang berasal arah hulu sungai Mamberamo,
kegiatan sandar di Pelabuhan Teba kadang kala juga bertujuan untuk menunggu saat
arus laut relatif tenang.

Tabel 2.8 Rekapitulasi Data Kapal Yang Bersandar di Pelabuhan Teba Tahun 2017
No Bulan Jenis Kapal Jumlah
KLM 6
1 Januari KM (Perintis) 1
LCT 1
KLM 6
2 Februari
KM (Perintis) 1
KLM 6
3 Maret KM (Perintis) 1
LCT 2
KLM 7
4 Aprill
KM (Perintis) 2
KLM 5
5 Mei
KM (Perintis) 3
KLM 5
6 Juni
KM (Perintis) 3
KLM 5
7 Juli
KM (Perintis) 3
KLM 7
8 Agustus
KM (Perintis) 2
KLM 9
9 September KM (Perintis) 2
LCT 2
KLM 10
10 Oktober
KM (Perintis) 2
KLM 8
11 November KM (Perintis) 2
LCT 1
12 Desember KLM 9

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 41


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

No Bulan Jenis Kapal Jumlah


KM (Perintis) 2
Sumber : Data Administrasi Pelabuhan Teba

Saat akan bersandar, kapal akan mencari posisi yang tepat di dermaga. Kapal yang
berasal dari hulu sungai Mamberamo akan bermanuver/berputar terlebih dahulu
sehingga anjungan kapal akan menghadap ke arah hulu sungai Mamberamo atau
kapal bersandar pada sisi lambung sebelah kanan. Kegiatan sandar kapal serta
manuver yabg dilakukan menimbulkan gelombang air ke arah samping, keadaan ini
ditambah derasnya arus sungai menyebabkan abrasi di tepi sungai Maberamo sekitar
lokasi dermaga hngga membuat talud sungai rusak dan pagar pembatas pelabuhan
hampir roboh.

Fasilitas dermaga yang dibangun untuk sarana sandar kapal di pelabuhan Teba
mengakibatkan gangguan arus sungai Mamberamo. Hal ini selanjutnya mengakibatkan
potongan-potongan kayu lapuk yang banyak terbawa arus sungai Mamberamo
tersangkut oleh tiang pancang dermaga. Kondisi ini cukup berbahaya, baik bagi
struktur dermaga sendiri, berpotensi menganggu kegiatan pelayanan kapal, serta
berbahaya bagi perahu-perahu masyarakat yang bersandar di sekitar dermaga.

Gambar 2.31 Kayu-kayu lapuk yang tersangkut di tiang pancang Dermaga

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 42


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

2.3.2 KEGIATAN BONGKAR MUAT BARANG DAN PENUMPANG


Fasilitas dermaga pelabuhan Teba yang beroperasi saat ini digunakan bersandar baik
untuk kapal barang maupun kapal penumpang. Tidak banyak barang ataupun
penumpang yang turun dan atau dinaikkan dari pelabuhan Teba. Sebagian besar kapal
yang singgah dan bersandar memiliki tujuan akhir ke pelabuhan Kasonaweja.
Beberapa kapal kadang hanya singgah untuk sekedar mengistirahatkan ABK serta
membeli makanan yang dijual warga sekitar di pasar pelabuhan Teba. Penumpang dan
barang yang diturunkan di pelabuhan Teba adalah penumpang yang merupakan warga
Kampung Warembori di seberang sungai Mamberamo.

Kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan Teba dilakukan secara manual, karena
memang volume barang yang diturunkan ataupun dinaikkan ke kapal relatif kecil. Pada
saat bersandar, kapal penumpang akan menurunkan tangga kapal untuk selanjutnya
digunakan oleh penumpang untuk turun dari kapal menuju dermaga. Begitupun untuk
barang dimana setelah tangga kapal diturunkan ke dermaga, beberapa orang Tenaga
Kerja Bongkar Muat (TKBM) akan menurunkan barang-barang tersebut dari kapal ke
dermaga ataupun langsung ke perahu-perahu milik warga untuk selanjutnya langsung
dibawa ke tempat selanjutnya. Karena volumenya yang relatif kecil, TKBM biasanya
adalah orang-orang sekitar yang secara sukarela membantu atau juga masyarakat
pemilik perahu yang selanjutnya akan mengangkut barang ke wilayah kampung
terdekat.

Gambar 2.32 Kegiatan bongkar muat barang di Dermaga Pelabuhan Teba

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 43


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Gambar 2.33 Kegiatan bongkar muat penumpang di Dermaga Pelabuhan Teba

2.3.3 KEGIATAN PELAYANAN PENUMPANG


Sarana pelayanan penumpang yang tersedia di Pelabuhan Teba adalah Rumah Tunggu,
Rumah Transit dan Kantor Penjualan Tiket. Fasilitas-fasilitas tersebut ditujukan untuk
melayani penumpang kapal, baik yang akan naik ke kapal atau pada saat kapal transit
dalam waktu yang relatif lama.

Pada kenyataanya, fasilitas pelayanan penumpang saat ini tidak dimanfaatkan secara
maksimal. Hal ini dikarenakan jumlah penumpang yang naik dari Pelabuhan Teba
jumlahnya sedikit. Umumnya para penumpang akan lebih memilih menunggu kapal
berangkat di area sekitar dermaga atau di pasar. Begitu pula pada saat kapal
penumpang yang sedang transit. Para penumpang relatif lebih memilih untuk berada
di dalam kapal dan sesekali turun ke arah pasar untuk membeli makanan.

Kegiatan pelayanan penumpang di Rumah Tunggu dan Rumah Transit akan


menmbulkan timbulan sampah, yakni dari sisa-sisa makanan atau pembungkus
makanan dari para penumpang yang singgah sementara di fasilitas tersebut. Karena
saat ini fasilitas rumah tunggu dan rumah transit tidak banyak dimanfaatkan dan para
penumpang cenderung untuk berkumpul di sekitar dermaga, maka banyak timbulan
sampah di lokasi tersebut terutama saat kedatangan kapal penumpang. Di dekat
fasilitas rumah tunggu dan rumah transit ini juga terdapat sarana toilet yang cukup
memadai untuk keperluan penumpang.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 44


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

2.3.4 KEGIATAN ADMINISTRASI PELABUHAN


Kegiatan admionistrasi pelabuhan bertujuan untuk mencatat data-data kapal yang
bersandar di pelabuhan Teba. Selain mencatat jam kedatangan dan keberangkatan
kapal kegiatan administrasi juga mencatat muatan kapal yang bersandar (manifest
kapal). Bagi kapal-kapal yang bertujuan ke arah hulu sungai Mamberamo, dokumen-
dokumen asli kapal akan diserahkan dan ditinggal di Pelabuhan Teba untuk
selanjutnya diambil kembali saat kapal bersandar dan meninggalkan Sungai
Mamberamo. Kegiatan administrasi pelabuhan menimbulkan sampah berupa kertas-
kertas bekas.

2.3.5 KEGIATAN PERDAGANGAN


Kegiatan perdagangan di pelabuhan Teba memanfaatkan fasilitas pasar yang telah
disediakan. Para pedagang yang merupakan warga kampung Warembori di seberang
sungai Mamberamo umumnya telah mengetahui jadwal kedatangan kapal ke
Pelabuhan Teba, sehingga beberapa waktu sebelum kedatangan kapal mereka akan
berdatangan untuk membawa dagangannya ke pasar di pelabuhan Teba. Selain itu
mereka juga bisa mengetahui kedatangan kapal karena mendengar sirine kapal yang
dibunyikan untuk memberi tanda kedatangan kapal.

Jumlah masyarakat yang berdagang di pelabuhan Teba tidak terlalu banyak, yakni
hanya berkisar ± 25 orang. Jumlah tersebut adalah saat kedatangan kapal penumpang.
Jika yang bersandar adalah kapal layar motor (KLM) yang mengangkut barang ataupun
LCT, maka jumlah masyarakat yang berdagang hanya berkisar 5 sampai 10 orang saja.

Barang dagangan yang di tawarkan masyarakat di pasar Pelabuhan Teba umumnya


adalah makanan (nasi), minuman hangat (kopi dan teh), pinang, ikan asap, serta ikan
segar.

Aktivitas perdagangan di pasar pelabuhan Teba mengakibatkan timbulan sampah dari


sisa-sisa makanan, pembungkus makanan, kulit pinang, serta gelas-gelas plastik sisa
minuman. Volume sampah yang timbul dari kegiatan perdagangan di Pelabuhan Teba
sangat tergantung oleh jenis kapal yang datang, dimana saat kapal penumpang yang
singgah maka jumlah sampah yang ditimbulkan relatif banyak sedangkan jika yang
bersandar adalah kapal barang maka sampah yang ditimbulkan relatif sedikit.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 45


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

Saat kapal-kapal telah meninggalkan pelabuhan, para pedagang akan secara sukarela
membersihkan sampah-sampah yang tercecer dengan cara menyapu untuk
selanjutnya dikumpulkan di karung-karung plastik sebagai tempat sampah. Sampah-
sampah tersebut selanjutnya dibuang di bagian belakang pelabuhan. Volume timbulan
sampah maksimal hanya 1 m3 pada saat setelah kedatangan kapal penumpang.

2.3.6 KEGIATAN PERMUKIMAN


Kegiatan permukiman yang ada d Pelabuhan Teba adalah penyediaan permukiman
bagi pegawai pelabuhan berupa rumah dinas. Ada 5 rumah dinas di Pelabuhan Teba
untuk pegawai dan 1 buah rumah dinas untuk kepala Pelabuhan. karena alasan
minimnya fasilitas di pelabuhan Teba, hanya 4 buah rumah dinas yang ditempati,
sedang sisanya dibiarkan kosong.

Seperti layaknya Kegiatan domestik di permukiman pada umumnya, kegiatan


permukiman di pelabuhan Teba menimbulkan beberapa dampak diantaranya
timbulan sampah dan timbulan limbah cair domestik dari kegiatan MCK masyarakat.

Gambar 2.34 Kegiatan domestik di rumah dinas pelabuhan Teba

2.3.7 KEGIATAN PENYEDIAAN LISTRIK


Karena tidak adanya jaringan listrik dari PLN, penyediaan listrik di Pelabuhan Teba
dilayani dengan genset. Fasilitas genset ini digunakan hanya untuk operasional
pelabuhan pada saat malam hari yaitu untuk penerangan di area dermaga dan kantor

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 46


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

pelabuhan saat ada kapal yang datang. Hal ini dilakukan mengingat cukup sulit
mendapatkan bahan bakar genset. Untuk kebutuhan listrik di rumah dinas, selain
sudah terpasang solar cell juga memanfaatkan genset kapasitas kecil berbahan bakar
premium untuk pembangkitan listrik.

Pada saat yang bersandar adalah kapal yang relatif besar (kapal penumpang dan/atau
LCT), genset pelabuhan Teba tidak dinyalakan. Penerangan area dermaga dilakukan
menggunakan lampu-lampu sorot dari kapal yang bersandar untuk menghemat
penggunaan bahan bakar genset pelabuhan.

Kegiatan penyediaan listrik menggunakan genset selain akan menimbulkan


pencemaran udara dari gas buang genset, juga menimbulkan kebisingan dari suara
mesin genset. Dampak lingkungan yang lain adalah timbulan limbah B3 berupa oli
bekas operasional genset.

2.3.8 KEGIATAN PENYEDIAAN AIR BERSIH


Kegiatan penyediaan air bersih di area pelabuhan Teba terutama untuk memenuhi
kebutuhan air bersih di permukiman (rumah dinas), kebutuhan sanitasi (toilet) di
sekitar rumah tunggu bagi penumpang, serta pemenuhan kebutuhan air bersih di
kantor Pelabuhan.

Kebutuhan air bersih dipenuhi dari pengambilan air tanah dengan menggunakan
pompa air di setiap rumah-rumah dinas yang ditempati. Sedangkan untuk pemenuhan
kebutuhan air bersih di kantor pelabuhan dan toilet di dekat rumah tunggu disuplai
dari sumur gali yang berada di sebelah kantor pelabuhan.

Air tanah akan dipompa ke atas untuk selanjutnya ditampung ke dalam tandon air,
selanjutnya didistribusikan secara gravitasi ke toilet rumah tunggu dan toilet kantor
pelabuhan.

Tapak asli area pelabuhan Teba adalah daerah rawa-rawa sekitar sungai Mamberamo,
sedangkan area yang ada saat ini mayoritas adalah hasil pengurugan pada saat
pembangunan Pelabuhan Teba. Hal ini menyebabkan air tanah kualitasnya kurang
bagus dan cenderung keruh. Untuk konsumsi, masyarakat lebih memilih menampung
air hujan dalam drum-drum plastik untuk kemudian dikonsumsi. Sedangkan air tanah
lebih dimanfaatkan untuk mandi dan mencuci.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 47


Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pelabuhan Teba, Kabupaten Mamberamo Raya

2.3.9 KEGIATAN PEMELIHARAAN


Untuk mempertahankan umur penggunaan berbagai fasilitas pelabuhan, diperlukan
kegiatan pemeliharaan. Kegiatan ini meliputi perbaikan gedung-gedung serta juga
perbaikan fasilitas utama pelabuhan yakni dermaga.

Kegiatan pemeliharaan rutin yang dilakukan adalah pembersihan potongan kayu-kayu


lapuk yang tersangkut di tiang pancang dermaga dan kegiatan pemotongan rumput di
sekitar kantor pelabuhan dan sekitar rumah dinas.

Kegiatan pemeliharaan lain yang perlu dilakukan adalah perbaikan dan renovasi
beberapa gedung fasilitas pelabuhan (kantor pleabuhan, rumah tunggu, rumah transit,
serta gudang), perbaikan talud dan pagar pembatas pelabuhan serta fasilitas lainnya.
Sebagian besar fasilitas-fasilitas yang rusak dan memerlukan perbaikan adalah
diakibatkan minimnya pemeliharaan yang dilakukan.

DPLH Pelabuhan Teba 1 - 48

Anda mungkin juga menyukai