Anda di halaman 1dari 72

Gambaran Umum Kondisi Daerah

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

II.1. Aspek Geografi dan Demografi


Kabupaten Keerom dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi,
Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja
Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo,
Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kaimana,
Kabupaten Bouven Digul, Kabupaten Asmat, Kabupaten Mappi,
Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Bintuni, di Provinsi
Papua (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 129, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4245).

II.1.1. Aspek Goegrafi


II.1.1.1. Letak dan Kondisi Geografis
Tata letak Kabupaten Keerom secara geografis berbatasan
langsung dan berada memanjang di daerah perbatasan Republik
Indonesia dengan Negara Papua New Guinea (PNG). Sedang secara
Astronomis terletak pada 1400 15’ - 1410’ 0’ bujur timur dan 20 37’0” -
40 0’0” lintang selatan. Kabupaten Keerom memiliki batas-batas
wilayah administrasi sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Jayapura dan Kabupaten
Jayapura.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pegunungan
Bintang.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jayapura.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Papua New Guinea
(PNG).
Dari kesebelas distrik yang ada, Distrik Senggi yang berada di
sisi barat daya merupakan distrik yang memiliki wilayah terluas yaitu
2.538,00 Km2 atau 27,10 persen dari total luas wilayah Kabupaten
Keerom. Sedangkan Mannem merupakan distrik dengan luas wilayah
yang paling kecil seluas 160,36 Km2 atau hanya 1,71 persen. Ibukota
kabupaten yang berlokasi di Distrik Arso secara langsung berdampak
terhadap kemudahan bagi wilayah yang terdapat di distrik ini untuk
mengakses pusat pemerintahan. Adapun rincian Nama Distrik dan
Kampung di Kabupaten Keerom, dapat dilihat pada tabel berikut:

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 19


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel II.i.
Nama Distrik dan Kampung di Kabupaten Keerom
LUAS WILAYAH PRESENTASE
NO NAMA IBUKOTA NAMA KAMPUNG
DISTRIK (Km2) (%)
DISTRIK
1 2 3 4 5
1. Distrik Arso Arso 1. Arso Kota 1.381.43 14,75
2. Workwana
3. Kwimi
4. Ubiyau
5. Sawanawa
6. Yanamaa
7. Yuwanain
8. Asyaman
9. Yamta
10. Bagia
11. Bibiosi
12. Sawabuum
2. Distrik Arso Sanggaria 1. Dukwia 215,08 2,30
Barat 2. Sanggaria
3. Yaturaharja
4. Warbo
5. Yammua
6. Ifia-fia
7. Baburia
8. Yowong
3. Distrik Arso Yetty 1. Yetty 340,48 3,63
Timur 2. Kriku
3. Skofro
4. Kibay
5. Sangke
6. Suskun
7. Amyu
8. Pikere
9. Petewi
4. Distrik Wonorejo 1. Yamara 160,36 1,71
Mannem 2. Wembi
3. Wonorejo
4. Pyawi
5. Sawyatami
6. Wambes
7. Uskwar

5. Distrik Skanto Jaifuri 1. Skanto 1.504,65 16,07


2. Jaifuri
3. Arsopura
4. Wiantre
5. Intaimelyan
6. Traimelyan
7. Naramben
8. Wulukubun
9. Gudang Garam
10.Saefen Empat Dua
11.Walma
12. Alang-alang Raya
6. Distrik Waris Pund 1. Banda 714,43 7,63
2. Pund
3. Kalifam
4. Kalimo
5. Yuwainda
6. Ampas
7. Bompai
8. Sack

7. Distrik Yaffi Yabanda 1. Yabanda 481,43 5,14


2. Yuruf
3. Amgotro
4.Jjifanggry
5. Monggoafi
6. Fafunumbu
7. Akarinda
8. Distrik Senggi Senggi 1. Senggi 2.538,00 27,10
2. Warlef
3. Usku
4. Molof
5. Namla
6. Waley
7. Woslay
9. Distrik Kaisenar 1. Kaisenar 405,45 4,33
Kaisenar 2. Kiambra
3. Liket
4. Onam
5. Tefanma Satu

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 20


Gambaran Umum Kondisi Daerah

LUAS WILAYAH PRESENTASE


NO NAMA IBUKOTA NAMA KAMPUNG
DISTRIK (Km2) (%)
DISTRIK
1 2 3 4 5
10 Distrik Web Web 1. Dubu 714,43 7,63
. 2. Umuaf
3. Semografi
4. Embi
5. Yamraf Dua
6. Tatakra
11 Distrik Towe Towe Hitam 1. Towe Hitam 711,75 7,60
. 2. Towe Atas
3. Terfones
4. Terfalma
5. Lules
6. Bias
7. Milky
8. Jember.
9. Niliti
10. Paris
Sumber: BPS Kabupaten Keerom Tahun 2019
Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan
penyebaran pemukiman yang senantiasa membutuhkan pelayanan
prima dari pemerintah, maka wilayah Kabupaten Keerom kembali
dimekarkan menjadi 11 (sebelas) Distrik dan 91 (sembilan puluh
satu) Kampung berdasarkan Perda Nomor 19 Tahun 2012, Perda
Nomor 19 Tahun 2013, dan Perda Nomor 7 Tahun 2014. Untuk lebih
jelasnya dapat lihat pada grafik dan gambar berikut:
Gambar 2.1.
Luas Wilayah berdasarkan Distrik Kabupaten Keerom
(dalam %)
Mannem
Web
1.71% Skanto Towe
7.63%
Arso Barat 16.07% 7.60% Yaffi
2.30% 5.14%

Arso Timur
3.64%

Arso Senggi
14.75% 27.10%

Waris
9.74% Kaisenar
4.33%

Sumber: BPS Kabupaten Keerom, 2019

Berdasarkan jarak tempuh dari ibukota distrik menuju pusat


pemerintahan Kabupaten Keerom saat ini, maka distrik terdekat
adalah Distrik Arso dengan sendirinya distrik yang memiliki akses
paling dekat dan paling mudah untuk memperoleh pelayanan publik.
Kemudian Distrik Arso Barat dan Skanto merupakan distrik yang
tergolong dekat ke pusat pemerintah kabupaten dengan jarak
tempuh sekitar 5 - 30 Km. Sebaliknya, wilayah distrik yang terjauh
dari pusat pemerintahan Kabupaten Keerom adalah Distrik Towe
dengan jarak 200 Km dan belum dapat diakses melalui jalur darat
dengan menggunakan kendaraan, sehingga akses tercepat hanya

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 21


Gambaran Umum Kondisi Daerah

dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi udara. Untuk


menuju ibukota Distrik Towe, dan Kampung Towe Atas dan Towe
Hitam harus menempuh perjalanan darat dengan jalan kaki selama
kurang lebih 24 jam. Distrik Web, Yaffi, Kaisenar, dan Senggi
merupakan wilayah distrik yang cukup jauh dari pusat pemerintahan
Kabupaten Keerom dengan jarak masing-masing lebih dari 100 Km
dan kondisi jalan yang belum memadai, bahkan Distrik Kaisenar
belum dapat diakses dengan kendaraan roda 4 melalui jalur darat.
Keadaan demikian, terlihat pula pada kampung yang dekat
dengan pusat pemerintahan kabupaten, seperti Kampung Sawabuum
di Distrik Arso sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Keerom yang
saat ini masih masuk dalam kategori daerah terpencil karena belum
dapat diakses dengan kendaraan roda empat. Distrik Senggi dan Web
yang termasuk kategori terpencil dan 10 kampung dan Distrrik Web,
Senggi dan Towe yang masuk dalam kategori kampung sangat
terpencil (pedalaman). Oleh karena itu, pembukaan isolasi daerah
terpencil dan penyediaan akses jalan yang baik yang menjadi
perhatian khusus pemerintah Kabupaten Keerom karena dengan
ketersediaan akses jalan dan moda transportasi umum yang aman,
cepat, murah dan nyaman, akan mendorong percepatan
perkembangan aktivitas ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa Kabupaten
Keerom berbatasan langsung dengan negara PNG (Papua New
Guinea). Dimana, terdapat 5 (lima) distrik yang berbatasan langsung
dengan negara tersebut, yakni Distrik Waris, Yaffi, Web, Arso Timur,
dan Towe. Guna memudahkan pengawasan arus lalu lintas manusia
dan barang keluar dan masuk dari PNG maka pemerintah Kabupaten
Keerom telah membangun beberapa Pos Lintas Batas (PLB) yang
merupakan salah satu simbol penjaga kedaulatan Negara yang
ditempatkan diperbatasan. Pada tahun 2014, pemerintah Kabupaten
Keerom telah membangun sebanyak 5 PLB di 5 distrik, yaitu di
Distrik Waris, Yaffi, Web, Towe dan Arso Timur.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 22


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambar 2.2.
Peta Administrasi Kabupaten Keerom

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Keerom, 2020

II.1.1.2. Topografi dan Kelerengan


Karakteristik topografi berada pada ketinggian antara 0 – 2000
meter di atas permukaan laut (mdpl), dimana wilayah dominan
berada pada ketinggian 0-400 mdpl yaitu sebesar 68,7% atau
643.771 Ha dari total luas kabupaten. Distrik yang berada pada
topografi tertinggi (>1200 mdpl) yaitu Distrik Kaisenar. Sedangkan
distrik yang berada pada topografi terendah adalah Distrik Mannem.
Tabel 2.2.
Topografi Menurut Distrik di Kabupaten Keerom
Luas Berdasarkan Ketinggian (Ha)
No Distrik
0 - 400 400 - 800 800 - 1200 > 1200
1 Arso 63.856,1 42.764,7 0,0 0,0
2 Arso Barat 16.128,0 0,0 0,0 0,0
3 Arso Timur 58.145,9 10.709,2 577,4 0,0
4 Kaisenar 40.871,0 26.467,1 9.757,4 1.675,1
5 Mannem 11.624,3 0,7 0,0 0,0
6 Senggi 215.019,2 40.680,7 1.073,3 0,0
7 Skanto 45.291,7 26.088,1 1.145,7 0,0
8 Towe 77.597,8 21.955,6 1.484,9 2,0
9 Waris 42.459,0 53.900,7 3.285,7 2,6
10 Web 33.431,5 33.579,7 4.519,7 0,3
11 Yaffi 38.378,2 12.491,9 681,8 0,0
TOTAL 642.802,7 268.638,5 22.526,0 1.679,9
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Kondisi tersebut menjelaskan bahwa hampir sebagian besar


Kabupaten Keerom berada pada dataran rendah, sedang dan dataran
tinggi. Hal ini dapat dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pembangunan di bidang pertanian dan tanaman pangan meliputi
tanaman cabai, tomat, jagung, sayur-sayur bayam, terung, buncis,

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 23


Gambaran Umum Kondisi Daerah

kentang, kubis dan kol, selada, sawi, sedangkan ketinggian > 700
mdpl yaitu tanaman kakao, kopi, palawijaya, karet, tebu dan taman
holtikultura. Informasi tentang topografi wilayah per distrik
dijelaskan berikut ini:
Gambar 2.3.
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Keerom

Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Hasil analisis tingkat kemiringan lereng, Kabupaten Keerom


merupakan wilayah yang dominan datar dengan kelerengan antara 0
– 8%. Adapun luas wilayah yang berada pada kelerengan dataran
yaitu sebesar 42,2% dari total luas Kabupaten Keerom atau 393.132
Ha. Terdapat wilayah yang berada pada kelerengan sangat curam
sebesar 2,6% atau 24.649 Ha dari total luas Kabupaten Keerom.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3
Kelerengan Menurut Distrik di Kabupaten Keerom
Luas Berdasarkan Kelas (Ha)
No Distrik Agak Sangat
Datar Landai Curam
Curam Curam
1 Arso 35.764,3 30.141,9 30.156,7 9.933,9 459,3
2 Arso Barat 14.265,0 1.281,5 291,9 162,7 3,7
3 Arso Timur 39.062,5 11.584,5 11.467,8 5.809,2 942,3
4 Kaisenar 16.330,5 16.303,1 16.779,1 20.546,7 8.147,9
5 Mannem 7.222,1 2.020,6 1.858,2 492,5 31,6
6 Senggi 152.755,6 40.722,8 33.528,2 25.333,4 3.497,0
7 Skanto 23.099,8 17.820,9 22.855,2 7.820,7 202,9
8 Towe 35.767,6 20.672,5 17.059,5 20.446,7 6.461,7
9 Waris 21.041,4 34.427,3 32.485,4 10.721,9 794,7
10 Web 21.464,2 13.902,3 14.973,0 17.379,6 3.741,2
11 Yaffi 26.057,7 16.194,9 5.825,3 2.791,4 348,1
205.072,
TOTAL 392.830,8 4 187.280,3 121.438,8 24.630,3

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 24


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Informasi tentang kemiringan dan arah lereng lahan sangat


dibutuhkan dalam pengelolaan lahan. Informasi tentang kelerengan
lahan dimanfaatkan untuk fungsi lindung dan budidaya termasuk
dalam pengelolaan hutan. Aktivitas pembangunan daerah sebaiknya
diarahkan di daerah-daerah datar, hal tersebut dapat mengurangi
potensi longsor dan banjir. Konteks pembangunan wilayah harus
diarahkan dengan tidak merusak alam dan lingkungan setempat
Tingkat kelerangan Kabupaten Keerom menunjukkan bahwa
Distrik Arso, Arso Timur, Arso Barat merupakan distrik yang
memiliki tingkat kelerangan datar terbesar dibandingkan distrik
lainnya di daerah wilayah pembangunan pusat pembangunan
ekonomi Kabupaten Keerom. Hal tersebut tercermin dari terpilihnya
daerah tersebut sebagai pusat pemerintahan dan juga pusat
perekonomian Kabupaten Keerom. Aktivitas perekonomian yang
mendominasi wilayah tersebut adalah sektor perdagangaan,
makanan dan minuman.

II.1.1.3. Goelogi
Sebagian besar tekstur tanah di wilayah Kabupaten Keerom
merupakan tanah bertekstur halus, yakni mencapai 99,36 %. Selain
itu, terdapat pula tanah dengan tekstur gambut yang ada di Distrik
Senggi yang meliputi 0,42 % dari wilayah Kabupaten Keerom.
Wilayah Kabupaten Keerom, khususnya di Distrik Arso, Arso
Barat, Arso Timur, Mannem, Skanto, dan Senggi, tersusun atas
batuan sedimen tersier dan plestosin yang terbentuk antara 65,5
hingga 1,8 juta tahun yang lalu. Kemudian jenis batuan lainnya yang
banyak dijumpai di wilayah Kabupaten Keerom adalah deposit
wartel/rawa yang terbentuk akibat tertutupnya batuan sedimen
tersier dan pleistosin.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 25


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambar 2.4.
Peta Geologi Kabupaten Keerom

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Keerom,2019

Secara umum jenis tanah di Kabupaten Keerom merupakan


tanah podsolik yang bersifat gembur yang sangat peka terhadap
proses pengikisan dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi
sehingga apabila difungsikan sebagai lahan pertanian dibutuhkan
proses pemupukan dan pengapuran. Lahan dengan jenis podsolik di
Kabupaten Keerom seluas 573.800 Ha (64,78%) berupa podsolik
merah kuning (PMK) dan tanah podsolik coklat kelabu seluas
246.400 Ha (27,82%).
Kandungan keasaman tanah di Kabupaten Keerom cukup
tinggi yang meliputi 97,96 persen dari total luas lahan di kabupaten
ini. Walaupun tingkat keasaman tanah di daerah ini cukup tinggi,
tetapi tidak menjadi halangan bagi petani untuk mengembangkan
usaha pada sektor pertanian dengan menggunakan teknologi
pertanian, sehingga sektor pertanian telah mampu memberikan
kontribusi yang significant terhadap pembentukan Produk Domestik

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 26


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Regional Bruto (PDRB) dan penciptaan lapangan kerja di Kabupaten


Keerom. Akibatnya, sektor pertanian merupakan sektor unggulan
daerah dalam mendorong laju pertumbuhan perekonomian dan
penciptaan lapangan kerja di Kabupaten Keerom.

II.1.1.4. Hidrologi
Kondisi hidrologi Kabupaten Keerom meliputi Wilayah Sungai
(WS), Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Cekungan Air Tanah (CAT).
Kabupaten Keerom terletak di WS Mamberamo – Tami – Apauvar
dengan adanya 3 DAS di dalamnya, yakni DAS Mamberamo, DAS
Tami, dan DAS Sepik. CAT yang ada di Kabupaten Keerom adalah
CAT Jayapura, CAT Hulu Sungai Senggi, CAT Timur Arso, CAT Lereh-
Leweh, CAT Taritatu, dan CAT Ubrub (Lihat Gambar 2.5.). Dari
informasi CAT inilah dapat diketahui bahwa kondisi air tanah di
Kabupaten Keerom termasuk sulit diperoleh. Namun demikian,
adanya sungai-sungai besar dan kecil, maka tentu merupakan
potensi sumberdaya yang mampu memberikan peluang untuk
mengembangkan aktivitas usaha dalam rangka mendorong
percepatan pembangunan ekonomi produktif.
Hal ini disebabkan karena sumberdaya air yang ada di setiap
sungai tersebut sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
sumber mata air guna memenuhi beberapa kebutuhan penduduk,
seperti untuk memenuhi kebutuhan air bersih masing-masing
rumahtangga yang ada. Selain itu, dapat pula digunakan sebagai
wadah dalam pengembangan usaha budidaya perikanan darat serta
untuk pengairan areal persawahan.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 27


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambar 2.5.
Peta Hidrologi Wilayah Kabupaten Keerom

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Keerom,2019

II.1.1.5. Kondisi Tanah


Berdasarkan pemetaan tanah sebagaimana yang terlihat pada
gambar 2.6. dapat dijelaskan kondisi tanah di kabupaten Keerom
sebagai berikut:
 Jenis Tanah: Jenis tanah yang tersebar di wilayah Kabupaten
Keerom adalah Latosol, Rendzina, Mediteran, Podsolik Merah
Kuning, Andosol dan Aluvial. Kelompok tanah mineral tersebut
merupakan tanah yang relatif tua, kecuali alluvial.
 Tekstur Tanah: Tekstur tanah di Kabupaten Keerom umumnya
digolongkan menjadi beberapa jenis arsitektur kasar meliputi
pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, tekstur sedang
meliputi lempung liat berpasir, liat berpasir dan liat serta tekstur
halus meliputi lempung liat dan lempung liat berpasir.
 Kedalaman Efektif Tanah: Kedalaman efektif tanah di wilayah
Kabupaten Keerom untuk budidaya pertanian memenuhi standar
kedalaman antara 52–100 Cm menyebar diseluruh bagian

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 28


Gambaran Umum Kondisi Daerah

wilayah, hanya dibeberapa tempat dalam jumlah yang kecil


memiliki kedalaman efektif 0–25 Cm.
Gambar 2.6.
Peta Jenis Tanah Kabupaten Keerom

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Keerom,2019

 Keasaman Tanah: Keasaman tanah erat hubungannya dengan


kesesuaian lahan terhadap komoditi tanaman. Nilai keasaman
tanah menunjukkan kandungan ion H + bebas yang menjadi
racun (toxic) bagi tanaman. Umumnya keasaman tanah
dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu sangat asam (pH < 5), asam
(5,1 < pH < 6,5) dan netral (6,6 < pH <7,3). Dengan mengetahui
keasaman tanah suatu wilayah sangat berguna dalam upaya
pengawetan tanah. Tanah yang cenderung asam dinetralkan
dengan cara pengapuran atau pupuk biasa. Pada Distrik Arso
ditemukan rata-rata keasaman netral sampai dengan asam.
Demikian pula pada Distrik Waris dan Senggi dimana ditemukan
potensial of Hydrogen (pH) = 7,2 di kampung Warlef.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 29


Gambaran Umum Kondisi Daerah

II.1.1.6. Kondisi Curah Hujan


Kabupaten Keerom memiliki karakteristik curah hujan yang
terdiri dari dua kelas yaitu kelas sedang (20,7 – 27,7 mm) dan kelas
tinggi (27,7 – 34,8 mm). Berdasarkan data curah hujan tersebut
diketahui bahwa dominan berada pada karakteristik curah hujan
kelas tinggi yaitu antara 27,7 hingga 34,8 mm. Curah hujan tertinggi
di terjadi pada bulan November, dimana curah hujan pada bulan
tersebut adalah 228 mm3 dengan jumlah hari hujan yaitu 13 hari
(Kabupaten Keerom Dalam Angka, 2019). Kondisi curah hujan pada
masing-masing distrik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4.
Kondisi Curah Hujan Menurut Distrik di Kabupaten Keerom
Luas Kelas Curah Hujan (Ha)
No Distrik
Sedang Tinggi
1 Arso 52.570,42 54.074,53
2 Arso Barat 4.958,66 11.190,78
3 Arso Timur 0,00 69.583,57
4 Kaisenar 0,00 78.873,30
5 Mannem 0,00 11.624,99
6 Senggi 47.438,17 209.486,49
7 Skanto 72.489,41 164,48
8 Towe 0,00 101.151,48
9 Waris 0,00 99.710,56
10 Web 0,00 71.499,81
11 Yaffi 0,00 51.603,56
Total 177.456,67 758.963,55
Sumber: Peta Dasar, Bappeda Provinsi Papua, 2020
Data curah hujan nasional menunjukkan bahwa Papua
termasuk Kabupaten Keerom termasuk daerah yang memiliki curah
hujan rata-rata per tahun lebeih dari 3.000 mm. Dampak curah
hujan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,
sedangkan penyucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi
asam (pH tanah menjadi rendah). Tingkat curah hujan yang tinggi di
daerah Arso mengakibatkan potensi terjadinya longsor dan banjir
sangat tinggi. Dampak buruk lainnya dapat mengakibatkan
kerusakan batang tanaman, mengakibatkan berkembangnya
populasi serangga sebagai hama yang dapat merusak tanaman, dapat
juga menyebabkan pelindihan pada tanah khususnya pada daerah
yang berlereng akan menimbulkan tergurusnya tingkat kesuburan
tanah hal tersebut dapat mengganggu aktivitas dan hasil produksi
pertanian. Hal tersebut perlu diantisipasi oleh pemerintah dalam
rangka menyusun program pembangunan infrastruktur jalan,
jembatan dan perumahan masyarakat.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 30


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambar 2.7.
Peta Curah Hujan Kabupaten Keerom

Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Peta curah hujan tertinggi terdapat di wilayah Senggi


mencapai, diikuti Distrik Towe dan Waris, Kaisenar dan Waffi.
Daerah-daerah ini perlu mendapat perhatian khusus oleh Pemerintah
Kabupaten Keerom dimana dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur jalan, jembatan dan sekolah harus memperhatikan
curah hujan karena dapat mengganggu aktivitas pembangunan dan
juga keselamatan para pekerja. Hal lain yang perlu diperhatikan
dalam rangka kebijakan pembangunan pertanian mulai dari masa
tanam hingga masa panen, karena musim hujan tinggi tidak cocok
untuk komoditi tertentu misalnya salak.

II.1.1.7. Kondisi Ekoregional


Pendekatan ecoregion bertujuan untuk dapat memperkuat dan
memastikan terjadinya horizontal antar wilayah administrasi, yang
saling bergantung antara hulu-hilir dalam pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup yang mengandung persoalan
pemanfaatan, pencadangan sumberdaya alam, maupun
permasalahan lingkungan hidup. Penetapan ekoregion tersebut
menjadi dasar dan memiliki peran yang sangat penting dalam melihat
keterkaitan, interaksi, dan interdependensi, serta dinamika
pemanfaatan berbagai sumber daya alam antar ekosistem di wilayah
ekoregion (KLH, 2013a). Rustiadi et al. (2009) menyatakan Indonesia
memerlukan konsep pewilayah fungsional ekologi (Ekoregion/
Bioekoregion) yang: (1) sesuai dengan kebutuhan domestik (daerah

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 31


Gambaran Umum Kondisi Daerah

dan nasional) untuk penentuan (a) daya dukung lingkungan, (b)


konservasi mayor fauna dan flora, dan (c) perhitungan eksternalitas
jasa lingkungan lintas wilayah administrasi (insentif/disinsentif,
kompensasi dan bagi hasil); dan (2) terkait dengan sistem ekoregion
internasional. Selanjutnya digambarkan posisi ekoregion dalam
klasifikasi konsep wilayah. Berdasarkan fungsinya wilayah dibagi
berdasarkan dua sistem pengklasan, secara sederhada wilayah dapat
diklasifikasikan sebagai: Nodal (pusat-hiderlan, desa-kota, budidaya-
lindung), sedangkan secara kompleks, sistem pengkasifikasian
wilayah dapat dilakukan sebagai berikut: sistem ekonomi
(agropolitan, kawasan industri, kawasan produksi), sistem ekologi
(DAS, hutan, pesisir, dan ekoregion), serta sistem sosial politik (cagar
budaya, wilayah etnik)
Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup definisi ekoregion adalah wilayah
geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan
fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang
menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.
Secara umum, ekoregion mencakup area yang lebih kecil
dibandingkan dengan bioregion dan ecozone. Berdasarkan World
Wildlife Fund (WWF), suatu daerah dapat dikategorikan sebagai
ekoregion ketika:
a. Terdapat kesamaan dinamika ekosistem atau flora dan fauna
b. Terdapat kesamaan pada faktor lingkungan
c. Terdapat interaksi yang krusial bagi keberlangsungan kelompok/
wilayah tersebut
Tabel 2.5.
Kondisi Ekoregion Menurut Distrik di Kabupaten Keerom
Luas Ekoregion (Ha)
Dataran Dataran Pegunungan Perbukitan Perbukitan
No Distrik
Fluvial Gambut Struktural Karst Struktural Jalur
Nabire-Sarmi Nabire-Sarmi Jalur Utara Papua Utara
1 Arso 16.498,41 0,00 78.016,26 0,00 12.130,28
2 Arso Barat 15.184,43 0,00 0,00 965,01 0,00
3 Arso Timur 34.780,45 5,22 15.162,99 18.357,59 1.277,32
4 Kaisenar 512,64 0,00 44.780,96 0,00 33.579,70
5 Mannem 6.300,59 0,00 3.418,28 0,00 1.906,12
6 Senggi 102.827,32 16.028,77 77.202,86 0,00 60.865,71
7 Skanto 17.506,03 0,00 37.131,18 7.654,63 10.362,05
8 Towe 0,00 0,00 41.017,34 0,00 60.135,61
9 Waris 0,00 0,00 75.675,97 0,00 24.034,59
10 Web 12.389,37 974,05 45.279,25 0,00 12.866,29
11 Yaffi 2.337,13 0,00 10.158,54 0,00 39.127,35
Total 208.336,37 17.008,04 427.843,64 26.977,24 256.285,00
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Secara umum Kabupaten Keerom memiliki lima jenis ekoregion yaitu:

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 32


Gambaran Umum Kondisi Daerah

a. Dataran fluvial merupakan semua bentuk lahan yang terjadi


akibat adanya proses aliran air baik yang terkonsentrasi berupa
aliran sungai maupun yang tidak terkonsentrasi berupa limpasan
permukaan. Jenis ekoregion ini dominan berada pada Distrik
Senggi yaitu seluas 102.827 Ha.
b. Dataran gambut merupakan lahan basah yang terbentuk dari
timbunan materi organik yang berasal dari sisa-sisa pohon,
rerumputan, lumut, dan jasad hewan yang membusuk. Timbunan
tersebut menumpuk selama ribuan tahun hingga membentuk
endapan yang tebal. Jenis ekoregion ini dominan berada pada
Distrik Senggi yaitu seluas 16.028 Ha.
c. Pegunungan struktural merupakan kelompok besar satuan
bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis.
Jenis ekoregion ini dominan berada pada Distrik Arso yaitu seluas
78.016 Ha.
d. Perbukitan karst merupakan sebuah bentuk permukaan bumi
yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup,
drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh
pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. Jenis ekoregion ini
dominan berada pada Distrik Arso Timur yaitu seluas 18.357 Ha.
Perbukitan struktural merupakan permukaan bertingkat yang
terjadi oleh pengangkatan yang berulang-ulang pada suatu tempat,
misalnya step fault. Jenis ekoregion ini dominan berada pada Distrik
Senggi yaitu seluas 60.865 Ha. Kondisi ekoregion pada masing-
masing distrik dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 2.8.
Peta Ekoregion Kabupaten Keerom

Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 33


Gambaran Umum Kondisi Daerah

II.1.1.8. Penggunaan lahan dan Tutupan Lahan


Muatan perkiraan dampak dan risiko lingkungan selanjutnya
dianalisis berdasarkan risiko perubahan tutupan lahan yang
mungkin terjadi akibat perencanaan. Adapun perencanaan yang
dianalis yaitu berdasarkan RTRW Kabupaten Keerom tahun 2013-
2033. Analisis dilakukan dengan membandingkan antara tutupan
lahan eksisting dengan pola ruang atau tutupan lahan RTRW tahun
2033. Dengan demikian, dapat dilihat perubahan tutupan lahan atau
alih fungsi lahan apa saja yang terjadi pada tahun 2033.

Tabel 2.6.
Tutupan Lahan Eksisting Kabupaten Keerom
No Tutupan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Hutan Lahan Kering Primer 735.892,0 78,6
2 Hutan Lahan Kering Sekunder 81.642,4 8,7
3 Hutan Rawa Primer 30.821,8 3,3
4 Hutan Rawa Sekunder 25.173,3 2,7
5 Perkebunan 23.401,8 2,5
6 Pertanian Lahan Kering 9.941,6 1,1
7 Pertanian Lahan Kering Campur 9.357,0 1,0
8 Transmigrasi 8.096,0 0,9
9 Badan Air 4.358,2 0,5
10 Belukar 3.004,6 0,3
11 Tanah Terbuka 2.310,5 0,2
12 Belukar Rawa 1.354,1 0,1
13 Pemukiman 777,4 0,1
14 Rawa 323,6 0,0
TOTAL 936.454,5 100
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Data tutupan lahan kondisi eksisting diketahui bahwa


Kabupaten Keerom didominasi oleh tutupan lahan hutan lahan
kering primer yaitu 78,6% dari total luas Kabupaten Keerom atau
seluas 735.892 Ha. Jumlah tanah terbuka masih luas mencapai
2.310.5 hektar, hal ini menjadi peluang bagi daerah dalam
mengembangkan Kabupaten Keerom sebagai daerah wisata dengan
membuat agro wisata pada tanah terbuka tersebut.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 34


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.9.
Peta Tutupan Lahan Eksisting Kabupaten Keerom

Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Kemudian dilakukan analisis terhadap rencana pola ruang


RTRW Kabupaten Keerom tahun 2013-2033, dimana berdasarkan
pola ruang tersebut pola ruang terbesar adalah hutan lindung yaitu
35,7% atau seluas 333.542 Ha dan hutan produksi terbatas sebesar
18,7% atau sebesar 174.811 Ha.
Tabel 2.10.
Peta Tutupan Lahan Berdasarkan Pola Ruang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Keerom

Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Analisis perencanaan pembangunan Kabupaten Keerom perlu


memperhatikan aspek peta tutupan lahan dan juga Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) hal tersebut dimaksudkan untuk
memberikan arahan bagi pengambil kebijakan agar hati-hati dalam
mengeluarkan ijin mendirikan bangunan dan memperhatikan data-
data tersebut.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 35


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Implementasi pelaksanaan Perda nomor 23 Tahun 2013


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Tahun 2013-
2033 khususnya pada Kawasan Lindung mengalami perubahan
khususnya ada beberapa penurunan status Hutan Lindung menjadi
Hutan Produksi di Kabupaten Keerom. Adanya Pembangunan
Infrastruktur di Hutan Lindung dan Hutan Konservasi yang
mengakibatkan perubahan fungsi lindung. Perubahan yang lainnya
yaitu pada kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya dan kawasan perlindungan setempat yang
berubah menjadi perkebunan dan pertanian lahan basah maupun
(KLHS RPJMD Provinsi Papua, 2019).
Tabel 2.7.
Tutupan Lahan Berdasarkan Pola Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Keerom
No Pola Ruang Luas (Ha) Persentase (%)
1 Hutan Lindung 333.542,6 35,7
2 Hutan Produksi Terbatas 174.811,9 18,7
3 Hutan Produksi Konversi 162.939,3 17,4
4 Hutan Produksi 126.102,3 13,5
5 Perkebunan 87.092,2 9,3
6 Pertanian Tanaman Pangan 16.931,0 1,8
7 Permukiman 12.997,3 1,4
8 Kawasan Bergambut 9.296,3 1,0
9 Kawasan Suaka Alam 8.075,3 0,9
10 Sempadan Sungai 2.517,4 0,3
11 Hortikultura 840,4 0,1
12 Pertambangan Rakyat 283,3 0,0
13 Peternakan 98,5 0,0
Total 935.527,8 100,0
Sumber: Hasil Analisis dari RTRW Kabupaten Keerom, 2020

Analisis perubahan tutupan lahan yang berpotensi terjadi


akibat perencanaan dilakukan dengan metode analisis spasial yaitu
dengan menumpang susunkan (overlay) antara peta tutupan lahan
eksisting dengan rencana pola ruang tahun 2033. Berdasarkan
analisis tersebut diperoleh hasil bahwa potensi perubahan tutupan
lahan yang terjadi adalah sebesar 9,8% atau seluas 92.074 Ha.
Sedangkan sebesar 90,2% tutupan lahan tidak mengalami
perubahan seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.8.
Perubahan Tutupan Lahan Kabupaten Keerom
Tutupan Lahan
N Luas Persentase
Pola Ruang RTRW
o Eksisting (Ha) (%)
2013 - 2033
1 Vegetasi Agrikultur 62.766,0 6,7
2 Vegetasi Lahan Terbangun 9.047,4 1,0
3 Agrikultur Vegetasi 7.179,0 0,8
Lahan
4 Terbangun Agrikultur 6.518,0 0,7

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 36


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tutupan Lahan
N Luas Persentase
Pola Ruang RTRW
o Eksisting (Ha) (%)
2013 - 2033
5 Agrikultur Lahan Terbangun 2.063,2 0,2
6 Tanah Terbuka Agrikultur 2.011,9 0,2
7 Badan Air Vegetasi 1.835,3 0,2
8 Tanah Terbuka Vegetasi 246,0 0,0
Lahan
9 Terbangun Vegetasi 234,7 0,0
1
0 Badan Air Agrikultur 116,4 0,0
1 Tanah
1 Terbuka Lahan Terbangun 52,6 0,0
1
2 Vegetasi Badan Air 3,7 0,0
1
3 Agrikultur Badan Air 0,0 0,0
1 805.238,
4 Vegetasi Vegetasi 4 86,1
1
5 Agrikultur Agrikultur 33.455,9 3,6
1
6 Badan Air Badan Air 2.513,6 0,3
1 Lahan
7 Terbangun Lahan Terbangun 2.117,4 0,2
935.399
TOTAL ,5 100,0
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Analisis perubahan tutupan lahan yang dilakukan, dianalisis


bahwa pada tahun 2033 akan terjadi beberapa perubahan, namun
yang perlu diperhatikan adalah perubahan tutupan lahan tidak
terbangun menjadi lahan terbangun. Terdapat beberapa lahan tidak
terbangun yang berubah menjadi lahan terbangun, yaitu vegetasi,
agrikultur, dan tanah terbuka. Besarnya masing-masing adalah 1%
(9.074 Ha) vegetasi berubah menjadi lahan terbangun, sebesar 0,2%
(2.063 Ha) agrikultur berubah menjadi lahan terbangun, dan sebesar
52,6 Ha tanah terbuka berubah menjadi lahan terbangun.
Kondisi perubahan tutupan lahan bergetasi menjadi lahan
terbangung untuk berbagai kebutuhan perkembangan kota dapat
mempengaruhi kemampuan vegetasi (tumbuhan) dalam penyerapana
karbon dioksida (CO2) dan pelepasan oksigen (O 2) yang terjadi di
Kabupaten Keerom.
Gambar 2.11.
Peta Potensi Perubahan Tutupan Lahan Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Keerom

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 37


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Penyajian data tutupan lahan dari periode tahun yang berbeda


bertujuan untuk mendapatkan informasi pengelolaan kawasan
sebelumnya dan ingin mengetahui tendensi dan tren perubahan
tutupan lahan termasuk perubahan luas tipe ekosistem. Data
klasifikasi Tutupan Lahan (Land Cover) mengacu pada data yang
merupakan hasil dari pengklasifikasian data citra satelit mentah
menjadi data Klasifikasi Tutupan Lahan (Land Cover) . Klasifikasi
citra bertujuan untuk pengelompokan atau melakukan segmentasi
terhadap kenampakan-kenampakan yang homogen dengan
menggunakan teknik kuantitatif.

II.1.1.9. Wilayah Rawan Bencana


Analisis muatan KLHS perkiraan dampak dan risiko
lingkungan pada Kabupaten Keerom dilakukan dengan menganalisis
apakah Kabupaten Keerom berada pada wilayah rawan bencana atau
tidak. Adapun jenis bencana alam yang dianalisis adalah bencana
longsor. Bencana longsor sering terjadi diakibatkan oleh secara
alamiah oleh alam itu sendiri dan juga ulah manusia dengan
melakukan penebangan pohon pada lahan atau tanah dengan
topografi curam. Informasi lebih lengkap tentang bencana longsor
dijelaskan berikut ini:
Tabel 2.9.
Bencana Longsor Menurut Distrik di Kabupaten Keerom
Luas Kelas Longsor (Ha)
No Distrik
Menengah Tinggi
1 Arso 36.770,08 69.874,87
2 Arso Barat 16.149,43 0,00
3 Arso Timur 61.012,87 8.570,48
4 Kaisenar 78.873,30 0,00
5 Mannem 9.151,27 2.473,71
6 Senggi 153.904,35 103.020,32
7 Skanto 33.168,23 39.485,62
8 Towe 101.154,09 0,00

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 38


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Luas Kelas Longsor (Ha)


No Distrik
Menengah Tinggi
9 Waris 47.986,89 51.723,67
10 Web 43.059,59 28.445,08
11 Yaffi 24.726,54 26.888,06
Total 605.956,64 330.481,80
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Hasil analisis diketahui bahwa Kabupaten Keerom berada pada


kelas menengah dan tinggi untuk wilayah rawan longsor. Distrik
yang berada pada wilayah rawan longsor tertinggi adalah Distrik
Senggi, dimana sebesar 103.020 Ha Distrik Senggi berada pada
wilayah rawan longsor kelas tinggi, dan 153.904 Ha lainnya berada
pada kelas menengah. Sedangkan distrik yang berada pada wilayah
rawan longsor terendah adalah Arso Barat dan Mannem, namun
masih terdapat pada kelas rawan longsor menengah. Bencana juga
dapat muncul disebabkan oleh musim hujan yang tinggi, sehingga
kemampuan tanah untuk menyerap air tersebut tidak mampu sisa
air yang tidak tertampung akan menyebabkan banjir dan longsor.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 2.12.
Peta Rawan Bencana Longsor Kabupaten Keerom

Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2020

Peta rawan bencana Kabupaten Keerom menjelaskan bahwa


hamper seluruh wilayah Kabupaten Keerom masuk sebagai daerah
yang rawan longsor, hal ini menimbulkan masalah bagi masyarakat
setempat yaitu tidak dapatnya melaksanakan aktivitas perekonomian
dengan baik dan lancar, karena ancaman longsor sangat tinggi,
selain itu longsor akan menimbulkan kerugian ekonomi, material,
psikis dan bahkan nyawa masyarakat. Pemerintah Kabupaten
Keerom, dapat melakukan sosialisasi secara berkelanjutan tentang

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 39


Gambaran Umum Kondisi Daerah

strategi antisipasi longsor serta kebijakan pemindahan masyarakat


ke daerah yang jauh dari bencana longsor.

II.1.2. Aspek Demografi


Pembangunan suatu daerah tidak hanya berfokus pada
pembangunan perekonomian dan pembangunan infrastruktur, tetapi
harus memperhatikan pembangunan sumberdaya manusia. Hal ini
disebabkan karena kedudukan sumberdaya manusia sebagai pelaku
(subyek) dan penikmat pembangunan (obyek) pembangunan,
sehingga sumberdaya manusia merupakan kunci utama dan penentu
keberhasilan pembangunan suatu daerah, termasuk Kabupaten
Keerom. Oleh karena itu, jumlah penduduk yang besar di suatu
daerah belum mampu menjamin terlaksananya pembangunan dan
terwujudnya kesejahteraan di daerah bersangkutan jika tidak
dibarengi dengan peningkatan kualitas dan kapasitas penduduknya.

Tabel 2.10
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Berdasarkan Distrik
di Kabupaten Keerom Tahun 2020
Kepadatan
Penduduk Persentase
No Distrik Penduduk
(Jiwa) (%)
per Km2
1 Web 1483 2,41 2
2 Towe 896 1,45 1
3 Yaffi 1201 1,95 2
4 Senggi 2695 4,37 1
5 kaisenar 350 0,57 1
6 Waris 3425 5,56 4
7 Arso 15190 24,65 11
8 Arso Timur 3163 5,13 9
9 Arso Barat 11823 19,19 55
10 Mannem 4397 7,14 27
11 Skanto 17000 27,59 11
Total 61623 100,00 7
Sumber: Data Dalam Angka Tahun 2021, BPS

Tahun 2020 jumlah penduduk di Kabupaten Keerom sebesar


61.623 jiwa, dimana sebanyak 17.000 jiwa atau 27,59 persen berada
di distrik skanto. Selanjutnya sekitar 15.190 atau 24,65 persen
berada pada distrik arso. Sedangkan untuk distrik kaisenar hanya
memiliki jumlah penduduk sebanyak 350 jiwa atau 0,57 persen.
Sehingga konsentrasi pemerataan pembangunan, perlu
memperhatikan kondisi faktual penyebaran penduduk. Namun jika
mengamati jumlah kepadatan penduduk, maka 7 jiwa/km2 secara
keseluruhan di kabupaten keerom, tantangan penyebaran penduduk
antar distrik memiliki pola dan struktur penyebaran yang berberda.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 40


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Oleh sebab itu, percepatan dan pemerataan pembangunan


memerlukan inovasi pembangunan.

II.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


II.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
II.2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Keerom dapat dilihat
melalui data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB
merupakan komponen untuk melihat jumlah nilai tambah barang
dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di
daerah. Penghitungan PDRB menggunakan dua jenis harga yaitu
harga berlaku dan harga konstan, yang mana untuk pengukuran
pertumbuhannya lebih jauh dapat dipisahkan untuk Kabupaten
Keerom tanpa tambang dan dengan tambang. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Keerom dengan menyertakan sektor pertambangan (DP)
tampak perbedaannya tidak terlalu signifikan sepanjang tahun 2016-
2020.
Gambar 2.13.
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Keerom dan Provinsi Papua
Tahun 2016-2020 (dalam %)
7
5.79
6
4.85
5 4.19 3.9
4
3
2
1 0.08
0
2016 2017 2018 2019 2020
S
umber: Kabupaten Keerom Dalam angka, 2021 (data diolah)
Pertumbuhan ekonomi dengan sektor tambang di Kabupaten
keerom, terlihat menurun sepanjang tahun 2016-2020. Tahun 2016
tercatat pertumbuhan ekonomi mencapai 5,79%, kondisi ini
mengelami penurunan atau melambat sampai dengan tahun 2020,
yang mana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Keerom turun menjadi
0,08% di tahun 2020. Menurunnya kinerja ekonomi di Kabupaten
Keerom sebenarnya juga dialami oleh Kabupaten lainnya di Papua
yang secara umun kondisi ini disebabkan adanya pandemi COVID-19
di tahun 2019 awal hingga tahun 2020. Adanya pandemic COVID-19
berdampak terhadap semua sektor yang menyebabkan adanya
pelambatan pada pertumbuhan ekonomi kabupaten Keerom dan
daerah lainnya di Papua. Sehingga berpengaruh pada rendahnya
akses infrastruktur penggerak ekonomi, sehingga berimplikasi
langsung terhadap rendahnya produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Keerom.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 41


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Peranan PDRB menurut lapangan usaha Kabupaten Keerom


selama kurun waktu 2016-2020 ditunjukkan dalam Tabel berikut ini.
Tabel 2.11.
PDRB Atas Harga Berlaku Kabupaten Keeroom Tahun 2016-2020
TAHUN
NO. LAPANGAN USAHA/ URAIAN 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, kehutanan dan Perikanan 33,91 33,56 32,23 31,77 31,68
2 Real Estade 1,11 1,11 1,13 1,12 1,16
3 Industri Pengolahan 5,54 5,57 5,68 5,55 5,52
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, - - - -
5
Limbah dan Daur Ulang
6 Kontruksi 27,30 26,73 26,83 26,48 26,41
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi 7,47 7,74 7,98 8,05 8,37
7
Mobil dan Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 0,93 0,93 0,95 0,96 0,94
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,89 0,90 0,93 0,95 0,98
10 Informasi dan Komunikasi 0,98 1,00 1,02 1,04 1,07
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,35 1,35 1,38 1,32 1,29
12 Real Estade 1,50 1,53 1,57 1,65 1,66
13 Jasa Perusahaan 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 13,59 14,05 14,62 15,23 14,87
14
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 2,33 2,34 2,41 2,49 2,56
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,94 1,98 2,05 2,12 2,17
17 Jasa Lainnya 1,09 1,11 1,14 1,17 1,21
JUMLAH 100 100 100 100 100
Sumber: Kabupaten Keerom Dalam Angka, 2021 (data diolah)

Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kabupaten


Keerom tidak bergeser dari lapangan usaha Pertanian, kehutanan
dan Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya, yang terlihat dari
peranan setiap tahunnya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Keerom. Peranan terbesar pada struktur perekonomian tahun 2020
adalah pada lapangan usaha Pertanian, kehutanan dan Perikanan
(31,68%) dan kemudian diikuti aktivitas Konstruksi (26,41%).
Sementara peranan lapangan usaha lainnya berkisar antara 0 – 6
persen. Struktur ekonomi ini adalah gambaran dari nilai PDRB atas
dasar harga berlaku.

II.2.1.2. PDRB Per Kapita


PDRB per kapita dapat dijadikan salah satu indikator guna
melihat keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu wilayah.
PDRB per kapita yang terus meningkat menunjukkan kesejahteraan
rakyat di wilayahnya. PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun yang tinggal di daerah itu, maka
akan dihasilkan suatu PDRB per kapita. PDRB per kapita atas dasar
harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu
orang penduduk.
Tabel 2.12.
PDRB Per Kapita Kabupaten Keerom Tahun 2016-2019
PDRB 2016 2017 2018 2019

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 42


Gambaran Umum Kondisi Daerah

PDRB Per Kapita TP 42,680,397.32 45,668,298.42 47,875,607.24 49,440,091.47


PDRB Per Kapita 43,158,726.32 46,182,136.00 48,422,111.60 50,001,005.66
DP
Sumber: BPS Provinsi Papua, 2021 (data diolah)

Sampai pada tahun 2019, PDRB per kapita tanpa tambang


Kabupaten Keerom mencapai Rp. 49,44 juta meningkat dari tahun
sebelumnya. Sama halnya dengan PDRB per kapita dengan tambang
yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sampai dengan tahun
2019 PDRB per kapita dengan tambang adalah sebesar Rp. 50 juta.

II.2.1.3. Indeks Gini Rasio


Ukuran ketimpangan pendapatan yang digunakan dalam
analisis ini adalah ketimpangan antarpersonal, yakni menggunakan
rasio gini. Untuk ketimpangan pendapatan yang direpresentasikan
dengan angka ratio gini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
ketimpangan distribusi pendapatan di Kabupaten Keerom mengalami
fluktuasi sepanjang tahun 2016-2020 yang cenderung mengalami
kenaikan indeksnya namum masih masuk dalam kategori
ketimpangan rendah .
Gambar 2.15.
Indeks Gini Rasio Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
0.5
0.45 0.432
0.382 0.396
0.4 0.354 0.358
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: BPS Provinsi Papua, 2021 (data diolah)
Berdasarkan data di atas, indeks gini rasio kabupaten Keerom
cenderung mengalami ketimpangan. Pada tahuan 2016 capaian
indeks gini rasio adalah sebesar 0,354 poin dan meningkat menjadi
0,396 di tahun 2020. Dalam periode 2018-2019 sempat terjadi
peningkatan hingga. 0,432 di tahun 2019 dan Kembali terjadi
penurunan sampai dengan tahun 2020.

II.2.1.4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


IPM yang merupakan ukuran untuk melihat kualitas capaian
pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar di
Kabupaten keerom terus mengalami peningkatkan, tetapi masih
masuk dalam kategori IPM sedang yang capaiannya berada di atas
IPM Papua. Secara keseluruhan pembentuk IPM di kabupaten
Keerom juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 43


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.13.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
Indeks Pembangunan Manusia 64,10 64,99 65,75 66,59 66,40
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan 8.671, 8.824, 8.918, 9.136, 8.910,
(Ribu Rupiah) 00 00 00 00 00
Rata - Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,24 7,57 7,83 8,00 8,01
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 11,62 11,89 12,14 12,41 12,42
Angka Harapan Hidup (Tahun) 66,13 66,18 66,35 66,60 66,69
Sumber: BPS Provinsi Papua, 2021 (data diolah)
II.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
II.2.2.1. Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Buta Huruf (ABH)
Angka melek huruf (AMH) dan Angka Buta Huruf (ABH)
merupakan salah satu indikator yang sering digunakan untuk
mengukur kondisi literasi suatu masyarakat di suatu daerah. AMH
dan ABH merupakan salah satu komponen penentu tingkat kualitas
pembangunan pendidikan di suatu daerah. Oleh karena itu AMH dan
ABH merupakan bagian dari indikator penting pembangunan daerah
khususnya di bidang pendidikan.
Gambar 2.14.
Angka Melek Huruf dan Buta Huruf menurut Umur Penduduk
Kabupaten Keerom Tahun 2020
Angka Melek Angka Buta
Umur Penduduk
Huruf (AMH) Huruf (ABH)
Penduduk Umur 45-49 Tahun 90,7 9,3
Penduduk Umur 40- 44 Tahun 89,32 10,68
Penduduk Umur 35-39 Tahun 85,71 14,29
Penduduk Umur 30-34 Tahun 93,57 6,43
Penduduk Umur 25-29 Tahun 93,14 6,86
Penduduk Umur 20 -24 Tahun 98,23 1,77
Penduduk Umur 15 - 19 Tahun 95,21 4,79
Sumber: BPS Provinsi Papua, 2021 (data diolah)

Capaian AMH dan ABH Kabupaten Keerom berdasarkan


jenjang umur memiliki capaian yang cukup tinggi pada tahun 2020.
Sampai dengan tahun 2020, capaian AMH untuk masing-masing
jenjang usia berada 85 persen. Sedangkan, pada ABH di Kabupaten
Keerom tahun 2020 berada di kisaran angka 1-15 persen.

II.2.2.2. Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita


Angka kematian bayi di kabupaten Keerom sepanjang tahun
2016-2020 mengalami fluktuatif dan cenderung meningkat sampai
dengan tahun 2020. Pada tahun 2016 angka kematian bayi adalah 9
anak dari 1000 kelahiran, kemudian menurun sebanyak 4/1000
kelahiran pada tahun 2017, dan terus meningkat sampai pada tahun
2020 kasus kematian bayi mencapai 10 anak dari 1000 kelahiran.
Sama halnya dengan angka kematian bayi di atas, berdasarkan data

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 44


Gambaran Umum Kondisi Daerah

yang diperoleh angka kematian balita dari 1000 kelahiran juga


cenderung terus mengalami meningkat, meskipun pada tahun 2016-
2017 terlihat menurun. Selanjutnya, angka kelangsungan hidup bayi
dari tahun ke tahun cenderung semakin menurun, tercatat pada
tahun 2016 sebanyak 1032 bayi, kemudian terus mengalami
penurunan hingga tahun 2020 sebanyak 902 bayi. Untuk
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.25
Angka Kematian Bayi dan Balita Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 9 4 6 5 10
kelahiran hidup
Angka kematian Balita (AKB) per 1000 3 1 9 5 na
kelahiran hidup
Angka Kelangsungan hidup bayi 1032 930 976 999 902
Angka Kematian Neonatal per 1000 11 4 0 5 4
kelahiran hidup
Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup 3 1 3 2 3

Sumber: Dinas Kesehatan, Tahun 2021


Sepanjang tahun 2016-2020, kajadian kematian ibu di
Kabupaten Keerom masih terjadi. Tercatat dalam rentan 5 tahun
terakhir masih terdapat kematian ibu, sampai dengan tahun 2020
terdapat 3 kasus kematian ibu dari 100.000 kelahiran hidup. Dari
beberapa kasus di atas, pemerintah Keerom perlu mengembangkan
program imunisasi, program-program pencegahan penyakit menular
terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gizi dan
pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

II.2.2.3. Indikator Kemiskinan


Secara keseluruhan kondisi kemiskinan di Kabupaten Keerom
terus mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Sepanjang
tahun 2016-2020 persentase penduduk miskin di kabupaten Keerom
terus mengalami perbaikan, hal tersebut ditandai dengan semakin
menurunya persentase penduduk miskin. Pada tahun 2016
persentase penduduk miskin adalah sebesar 17,15 persen yang
menurun 1 poin menjadi 16,32 persen di tahun 2020.
Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin,
tingkat keberhasilan kebijakan pengentasan kemiskinan juga perlu
diukur dari seberapa besar perubahan yang terjadi pada tingkat
kedalaman (P1) dan keparahan (P2) dari kemiskinan. Di mana
semakin tinggi nilai indeks P1 ini maka semakin besar rata-rata
kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan, yang menggambarkan kehidupan ekonomi penduduk
miskin semakin terpuruk. Berikutnya, semakin tinggi angka indeks

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 45


Gambaran Umum Kondisi Daerah

P2 maka sebaran pengeluaran di antara penduduk miskin itu


semakin timpang dan sebaliknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar di tabel ini:
Gambar 2.15.
Indikator Kemiskinan Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
Indikator Kemiskinan 2016 2017 2018 2019 2020
Persentase Penduduk 17,15 16,69 16,9 16,83 16,32
Miskin
Indeks Keparahan 1,8 1,61 0,81 0,8 0,7
Kemiskinan (P2)
Indeks Kedalaman 4,64 3,97 3,08 2,99 2,79
Kemiskinan (P1)
Sumber: BPS Provinsi Papua, 2021 (data diolah)
Tingkat kedalaman kemiskinan di kabupaten Keerom selama
tahun 2016-2020 cenderung mengalami penurunan. Dengan
semakin menurunnya kedalaman kemiskinan (P1) di Keerom
sepanjang tahun 2016-2020 mengindikasikan semakin kecil rata-rata
kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan, yang menggambarkan kehidupan ekonomi penduduk
miskin semakin membaik. Selain itu, indeks keparahan kemiskinan
di kabupaten Keerom tahun 2016-2020 juga mengalami penurunan.
Pada tahun 2016 keparahan kemiskinan (P2) adalah sebesar 1,8
persen meningkat menjadi 2,79 di tahun 2020. Hal tersebut di atas
mengindikasikan bahwa sebaran penduduk miskin semakin sedikit
(tidak timpang).

II.2.2.4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


Perkembangan ketenagakerjaan di Kabupaten Keerom dari
tahun 2017-2020 tidak banyak mengalami perubahan yang
signifikan. Partisipasi Angkatan kerja Keerom pada tahun 2016
adalah sebesar 66,7 persen kemudian meningkat menjadi 76,84
persen di tahun 2020. Selain itu, jumlah Angkatan kerja menurut
jenis kelamin juga ke duanya mengalami penambahan dari tahun ke
tahun. Sampai pada tahun 2020 jumlah Angkatan kerja perempuan
adalah sebanyak 11.593 orang dan laki-laki sebanyak 20.502 orang.
Dengan seamakin bertambahnya jumlah Angkatan kerja di
kabupaten Keerom menandakan semakin besarnya kebutuhan akan
lapangan kerja. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.16.
Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Keerom Tahun 2017-2020
Indikator Ketenagakerjaan 2017 2018 2019 2020
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66,7 73,51 76,39 76,84
(TPAK)
Jumlah Angkatan Kerja

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 46


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Indikator Ketenagakerjaan 2017 2018 2019 2020


Angkatan Perempuan 10.999 10.213 11.593 11.593
Angkatan Laki-laki 18.683 19.557 20.502 20.502
Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT) 5,3 6,00 2,90 2,56
Sumber: Kabupaten Keerom Dalam Angka, 2021 (data diolah)
Berbeda pada kondisi Angkatan kerja, jumlah tingkat
pengangguran terbuka di kabupaten Keerom mengalami penurunan,
dengan kata lain penurunan tersebut mengindikasikan semakin baik
dalam menekan angka pengangguran di kabupaten Keerom. Pada
tahun 2017 persentase TPT adalah sebesar 5,3 persen menurun
menjadi 2,56 persen di tahun 2020. Meskipun demikian masih
perlunya optimalisasi perluasan lapangan kerja pada semua sektor di
kabupaten Keerom secara masif.

II.2.2.5. Rasio Pendapatan Asli (PAD) Daerah Terhadap APBD


Pendapatan asli daerah kabupaten Keerom dari tahun 2016-
2020 terus mengalami penurunan cukup signifikan. Sampai dengan
tahun 2020 PAD kabupaten Keerom adalah sebesar Rp.15,16 miliar
menurun dari tahun sebelumnya sebesar Rp.11,22 miliar. Tidak
hanya itu, APBD kabupaten Keerom juga terus mengalami
kemerosotan yang cukup besar. Hal tesrebut berdampak kepada
rasio PAD kabupaten Keerom juga yang sangat rendah, sampai
dengan tahun 2020 rasio PAD kabupaten Keerom adalah sebesar
0,015 persen dari total APBD Keerom. Untuk selengkapanya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Gambar 2.17.
Rasio Pendapatan Asli Daerah Terhadap APBD
Kabupaten Keerom 2016-2020
Uraian PAD APBD Rasio PAD
63.814.379.21 1.119.217.130.99
REALISASI 2016 0,057
0 6
12.683.764.75 1.036.787.968.93
REALISASI 2017 0,012
7 7
19.490.489.55 1.333.797.802.16
REALISASI 2018 0,015
8 7
26.382.782.89 1.331.561.269.17
REALISASI 2019 0,020
0 5
REALISASI 2020 15.163.395.96 1.036.179.170.70
0,015
(Unaudited) 9 7
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Keerom, 2021 (data diolah)

II.3. Aspek Daya Saing Daerah


II.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
II.3.1.1. Persentase Pengeluaran Non Makanan

Persentase pengeluaran non makanan menurut Bank Dunia


pada masing-masing golongan pendapatan sangat bervariasi dalam
dua tahun terakhir. Jika dilihat secara keseluruhan pada tahun

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 47


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2019-2020 rata-rata pengeluaran non makanan baik pada


pendapatan rendah, sedang dan tinggi adalah sebesar 44,82 persen.
Pada 40 persen masyarakat berpendapatan rendah pengeluaran non
makanannya adalah mencapai 41,24 persen untuk tahun 2019 dan
menurun di tahun 2020 sebesar 37,43 persen. Sedangkan, pada 40
persen masyarakat berpendapatan sedang mencapai 43,98 persen
tahun 2019 dan meningkat sebesar 44,95 persen di tahun 2020.
Selanjutnya, masyarakat yang berpendapatan tinggi adalah sebesar
52,27 persen dan menurun pada tahun 2020 sebesar 49,04 persen.
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.31.
Persentase Pengeluaran Non Makanan Kelompok Pengeluaran
Menurut Bank Dunia Kabupaten Keerom Tahun 2019-2020
Golongan Pendapatan Tahun Persen
2019 41,24
40% berpendapatan rendah
2020 37,43
2019 43,98
40% berpendapatan sedang
2020 44,95
2019 52,27
20% berpendapatan tinggi
2020 49,04
Sumber: BPS Provinsi Papua, 2021
II.3.1.2. Rata-rata Pengeluaran Perkapita Sebulan

Sepanjang tahun 2016-2020 rata-rata pengeluaran per kapita


masyarakat di kabupaten Keerom dalam sebulan mengalami
penurunan. Sampai dengan tahun 2020 rata-rata pengeluaran per
kapita sebulan adalah sebesar Rp.798.42 ribu per bulannya yang
menurun dari tahun sebelumnya. Rata-rata pendapatan yang
diperoleh lebih dominan dikeluarkan untuk belanja makanan
dibandingkan non makanan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.31.
Rata-rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
Indiaktor Tahun Rp. Juta
2016 466.989
2017 450.778
Makanan 2018 406.113
2019 582.073
2020 433.348
2016 393.097
2017 376.865
Non Makanan 2018 392.984
2019 549.314
2020 365.073
2016 860.086
Jumlah
2017 827.643

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 48


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Indiaktor Tahun Rp. Juta


2018 1.040.789
2019 1.131.387
2020 798.421
Sumber: BPS Provinsi Papua, 2021

II.3.1.3. Jumlah Bank dan Cabang


Jumlah bank dan cabangnya yang ada di Kabupaten Keerom,
sampai dengan tahun 2020 adalah sebanyak 15 unit. Adapun
Jumlah Bank Menurut Kantor di antaranya ialah 4 unit Bank
Mandiri, 4 unit Bank Rakyat Indonesia (BRI), 1 unit Bank Negara
Indonesia (BNI), 4 unit Bank Pembangunan Daerah Papua (BPD-
Papua), dan 2 unit Bank Pengkreditan Rakyat (BPR). Secara
fungsinya, ketersediaan bank di kabupaten Keerom belum ada
terdapat kantor pusat, rata-rata berfungsi sebagai kantor cabang,
kantor cabang pembantu, kantor kas, dan anjungan tunai mandiri
(ATM). Selanjutnya, aktivitas dari Bank di Kabupaten Keerom juga
bisa dilihat dari rekapitulasi kegiatan perbankan menurut jenis
kegiatan berikut ini:
Tabel 2.34.
Rekapitulasi Kegiatan Perbankan Menurut Jenis Kegiatan
Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Rekapitulasi Nilai Tahun 2020
1 Aktiva Bank Rupiah dan Valuta Asing 499.300.864.974
2 Posisi Simpanan Masyarakat Rupiah dan 169.883.486.847
Valuta Asing
3 Posisi Kredit Perbankan Rupiah dan 489.415.818.636
Valuta Asing
Sumber: Papua Dalam Angka Tahun 2021
II.3.2. Fokus Fasilitas Wilayah
II.3.2.1. Rasio Panjang Jalan Per Satuan Penduduk
Total panjang jalan di Kabupaten Keerom sampai dengan tahun
2020 adalah 930,43 Km dengan jumlah penduduk sebesar 61.623
jiwa. Jika dibandingkan antara Panjang jalan dengan jumlah
penduduk maka secara keseluruhan rata-rata rasio Panjang jalan di
kabupaten Keerom terus mengalami penurunan, disebabkan oleh
semakin aksesibilitas penduduk yang semakin tinggi. Sampai dengan
tahun 2020 rasio Panjang jalan terhadap jumlah penduduk adalah
sebesar 0,015 Km per satuan penduduk. Untuk selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.34.
Rasio Panjang Jalan Per Satuan Penduduk Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
Panjang Jalan Jumlah
Rasio Panjang Jalan Per Satuan
Tahun (Nasional, Prov dan Penduduk
Penduduk (Km/Jiwa)
Kab) Km (jiwa/orang)

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 49


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2016 760,5 54.130 0,014050


2017 760,5 55.018 0,013823
2018 760,5 55.799 0,013629
2019 930,43 57.100 0,016295
2020 930,43 61.623 0,015099
Sumber: Papua Dalam Angka Tahun 2021 (data diolah)

II.3.2.2. Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan


Dengan semakin tingginya kebutuhan terhadap mobilitas
penduduk di Kabupatan Keerom juga mempengaruhi rasio Panjang
halan terhadap jumlah kendaraan. Sepanjang tahun 2016-2020
jumlah kendaraan terus mengalami peningkatan, sampai dengan
tahun 2020 jumlah kendaraan mencapai 120.678 unit kendaraan,
sama halnya dengan Panjang jalan yang terus meningkat. Rasio
Panjang jalan terhadap jumlah kendaraan sampai dengan tahun
2020 adalah 0,0077 km untuk setiap jumlah kendaraan. Untuk
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.34.
Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
Panjang Jalan Jumlah
Rasio Panjang Jalan Per
Tahun (Nasional, Prov Kendaraan
Jumlah Kendaraan (Km/unit)
dan Kab) Km (unit)
2016 760,5 110.726 0,006868
2017 760,5 110.726 0,006868
2018 760,5 110.726 0,006868
2019 930,43 120.678 0,007710
2020 930,43 120.678 0,007710
Sumber: Papua Dalam Angka Tahun 2021 (data diolah)

II.3.3. Fokus Iklim Investasi


II.3.3.1. Lama Proses Perijinan
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2018
Penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah pelayanan
terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap
permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan
melalui satu pintu.
Penyelenggara PTSP di Kabupaten Keerom adalah Pemerintah
Kabupaten Keerom yang bertujuan untuk: memberikan perlindungan
dan kepastian hukum kepada masyarakat; memperpendek proses
pelayanan; mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah,
murah, transparan, pasti dan terjangkau; mendekatkan dan
memberikan pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Keerom menetapkan Standar Operasi
Prosedur (SOP) pelayanan pemberian izin dan lama proses
permohonan izin, berbeda-beda sesuai dengan jenis izinnya. Sampai

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 50


Gambaran Umum Kondisi Daerah

dengan tahun 2020, telah dibuka layanan perijinan untuk berbagai


jenis ijin sebanyak 94 jenis perizinan, dimana lama proses perijinan
bervariasi antara rentang waktu 3-14 hari. Dari 94 Jenis Izin dan
Non Izin yang dikenakan biaya retribusi hanya sebanyak Jenis IZIN
diantaranya a) Izin Mendirikan Bangunan; dan b) Izin Trayek, dan
sisanya sebanyak 92 jenis perizinan/non perizinan tidak dikenakan
biaya administrasi. Dengan adanya SOP lamanya proses perijinan,
Pemerintah Kabupaten Keerom berupaya memberikan jaminan
kepastian waktu proses perijinan.

II.3.3.2. Tingkat Kejahatan


Tingkat kejahatan di kabupaten Keerom tercatat dari tahun
2018-2020 terus mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat
dari jumlah kejahatan yang dilaporkan setiap tahun kasusnya
meningkat. Tahun 2018 jumlah kejahatan yang dilaporakan
mencapai 117 kasus, dan meningkat pada tahun 2020 menjadi 175
kasus. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.34.
Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
Indiaktor Tahun Jumlah

2018 117
Jumlah Kejahatan yang Dilaporkan (kasus) 2019 95
2020 175
2018 39
Risiko Penduduk Terjadi Tindak Pidana (per 100.000 Penduduk ) 2019 39
2020 306
2018 52,99
Persentase Penyelesaian Tindak Pidana (persen) 2019 41,05
2020 26,86
Sumber: Papua Dalam Angka Tahun 2021 (data diolah)

Selanjutnya, resiko penduduk yang terjadi tindak pidanan


terlihat meningkat sangat signifikan. Pada tahun 2018-2019 risiko
terhadapa penduduk yang terjadi tindak pidana adalah sebesar 39
kasus per 100.000 penduduk, kemudian meningkat drastis pada
tahun 2020 menjadi 306 kasus per 100.000 penduduk. Selain itu,
penyelesaian tindak pidana sepanjang tahun 2018-2020 mengalami
penurunan, pada tahun 2018 penyelesaian kasus mencapai 52,99
persen, kemudian turun menjadi 41,05 persen pada tahun 2019,
sampai dengan tahun 2020 penyelesaian kasus tindak pidana
menurun cukup rendah yaitu sebesar 26,86 persen kasus yang
diselesaiakan.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 51


Gambaran Umum Kondisi Daerah

II.3.4. Fokus Sumber Daya Manusia


II.3.4.1. Rasio Ketergantungan Penduduk
Rasio ketergantungan (Defendency Ratio) adalah
perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah
dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas dibandingkan dengan
jumlah pendduk usia 15-64 tahun.
Gambar 2.34.
Rasio Ketergantungan Kabupaten Keerom Dan Provinsi Papua
Tahun 2013-2018 (dalam persen)
49.63

48.51
48.74

52

47.51
47.51

46.57
50

46.43

45.69
45.45

44.96
48

44.55

43.77
46
44
42
40
2013 2014 2015 2016 2017 2018

Papua Keerom
Sumber: BPS Provinsi Papua,2019 (data diolah)

Sepanjang tahun 2013-2018, terlihat bahwa beban yang harus


ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi di
Kabupaten Keerom semakin lama semakin menurun. Tahun 2013
tercatat rasio ketergantungan sebesar 48,74% yang kemudian terus
menurun hingga mencapai 43,77% pada tahun 2018. Kondisi ini
menunjukkan bahwa di Kabupaten Keerom semakin rendah beban
yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

II.4. Aspek Pelayanan Umum


II.4.1. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Wajib
II.4.1.1. Urusan Pendidikan
1. Jumlah Sekolah dan Tenaga Guru
Pelayanan pendidikan di kabupaten keerom, memerlukan
percepatan dan pemerataan. Walaupun secara makro pelayanan
pendidikan di Kabupaten Keerom telah berjalan dengan baik. Namun
terdapat beberapa daerah khususnya kawasan distrik yang
memerlukan pelayanan pendidikan yang optimal dan memperhatikan
kontekstual wilayah.
Tabel 2.18
Jumlah Sekolah dan Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Keerom Tahun 2020
SD SMP
No Distrik
Sekolah Guru Sekolah Guru
1 Web 3 14 1 14
2 Towe 6 25 1 7

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 52


Gambaran Umum Kondisi Daerah

SD SMP
No Distrik
Sekolah Guru Sekolah Guru
3 Yaffi 4 26 1 9
4 Senggi 8 49 1 16
5 kaisenar 2 8 - -
6 Waris 5 34 2 26
7 Arso 10 127 3 52
8 Arso Timur 9 48 2 20
9 Arso Barat 9 98 2 52
10 Mannem 5 56 1 20
11 Skanto 13 149 2 43
Total 74 634 16 259
Sumber: Data Dalam Angka Tahun 2021, BPS
Pelayanan pendidikan dapat merata. jika terjalin kualitas dan
kuantitas yang sama antar distrik. Melalui data BPS 2021 diatas,
kondisi pemerataan satuan unit teknis pelayanan pendidikan pada
tingkat SD dan SMP, belum merata secara baik. Terdapat distrik
kaisenar yang belum memiliki SMP dan juga jika dilihat dari segi
keberadaan Sekolah Dasar hanya tersedia 2 unit sekolah. Hal ini
tentunya akan berdampak pada angka melanjutnya sekolah, angka
partisipasi sekolah berjenjang, dan juga mempengaruhi partisipasi
murni. Jika kondisi ini terus terjadi, maka dapat diindikasikan, daya
saing pengembangan manusia dari sejak dini sulit dicapai khususnya
pada daerah distrik yang relatif sulit konektifitas.

2. Angka Partisipasi Sekolah


Angka Partisipasi Kasar diatas, menunjukkan tingkat
partisipasi masyarakat terhadap layanan unit pendidikan baik PAUD,
SD, dan SMP. Terlihat bahwa pada tahun 2020, pada jenjang PAUD
mencapai angka 13,31 persen tentunya perlu perhatian serius,
sedangkan pada jenjang SD dan SMP terlihat cukup baik mampu
mencapai angka diatas 80 persen. Namun tentunya pemerataan dan
percepatan pelayanan pendidikan pada distrik yang memiliki akses
tergolong sulit dan berada pada kawasan perbatasan perlu
mendapatkan perhatian pelayanan pendidikan. Secara umum potret
APK ini, tidak jauh berbeda dengan capaian APS dan APM. Dimana
dengan rata-rata diatas 90 persen pada tahun 2020. Namun
pemerataan kualitas daya saing berdasarkan partisipasi tersebut,
masih menyimpan persoalan daya saing sumber daya manusia.
Tabel 2.19
Angka Partisipasi Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020
Angka Partisipasi Kasar
Angka partisipasi kasar PAUD 8,95 11,36 13,47 13,31 13,31

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 53


Gambaran Umum Kondisi Daerah

INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020


Angka partisipasi kasar SD 97 98 98 90 98
Angka partisipasi kasar SMP 97 98 98 98 97
Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) 86 87 87 87 86
SD/MI/Paket A
Angka Partisipasi Murni (APM) 69 69 69 69 72
SMP/MTs/Paket B
Angka partisipasi sekolah
Angka partisipasi sekolah (APS) 93 92 92 92 90
SD/MI/Paket A
Angka partisipasi sekolah (APS) 93 93 93 93 91
SMP/MTs/Paket B
Sumber: Dinas Pedidikan dan Kebudayaan, Tahun 2021
Angka partisipasi murni (APM) jenjang Pendidikan
SD/MI/Paket A sepanjang tahun 2016-2020 rata-rata adalah sebesar
86,6 persen dan tidak banyak mengalami perubahan dari tahun ke
tahun. Sedangkan APM pada jenjang Pendidikan SMP/MTs/Paket B
cenderung meningkat. Pada tahun 2016-2019 APM SMP/MTs/Paket
B adalah sebesar 69 persen, dan meningkat di tahun 2020 sebesar
72 persen. Dengan melihat kondisi APM kabupaten Keerom
terindikasi masih terdapat penduduk usia 7-12 tahun maupun usia
13-15 tahun yang belum memperoleh layanan Pendidikan. Dengan
melihat kondisi tersebut, kesadaran masyarakat terhadap Pendidikan
masih perlu ditingkatkan.
Selanjutnya, angka partisipasi sekolah (APS) baik pada jenjang
Pendidikan SD/MI/Paket A maupun SMP/MTs/Paket B tercatat
sudah cukup baik, meskipun cenderung mengalami penurunan.
Tercatat APS usia 7-12 tahun pada tahun 2016 adalah sebesar 93
persen, kemudian trun 3 persen atau sebesar 90 persen di tahun
2020. Sama halnya pada APS SMP/MTs/Paket B juga cenderung
menurun, tahun 2016 APS usia 13-15 tahun adalah sebesar 93
persen, angka tersebut menurun di tahun 2020 sebesar 2 persen
atau 91 persen untuk daya serap penduduk usia 13-15 tahun
mengenyam Pendidikan.

II.4.1.2. Urusan Kesehatan


1. Fasilitas Kesehatan
Daya dukung dalam pembangunan manusia dikabupaten
keerom 5 tahun mendatang, memerlukan pelayanan kesehatan yang
prima. Dalam hal ini upaya,derajat, promosi, pemberdayaan hidup
sehat bagi masyarakat menjadi penting dalam meletakkan pondasi
pembangunan manusia di Kabupaten Keerom. Sama halnya dengan
pelayanan lainnya, dimana pelayanan kesehatan dikabupaten keerom
memiliki tantangan mengenai ketersediaan jangkaun pemerataan

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 54


Gambaran Umum Kondisi Daerah

kesehatan yang belum maksimal. Dapat diindikasikan bahwa,


kualitas kesehatan masyarakat bergantung pada keberadaan fasilitas
kesehatan selanjutnya, perhatian masyarakat dalam mengakses
layanan kesehatan tersebut.

Tabel 2.25
Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Distrik
di Kabupaten Keerom Tahun 2020

Rumah Sakit

Puskesmas

Pembantu
Puskemas
Poliklinik

posyandu

Polindes
Distrik

Apotik
No

1 Web - - 1 3 6 - -
2 Towe - - 1 2 10 - -
3 Yaffi - - 1 1 7 - -
4 Senggi - - 1 5 8 - -
5 kaisenar - - 1 - - - -
6 Waris - - 1 10 13 - -
7 Arso 1 - 1 9 18 - 3
8 Arso Timur - - 1 5 7 - -
9 Arso Barat - - 1 5 10 - -
10 Mannem - - 1 5 9 - 1
11 Skanto - - 1 7 21 - 3
TOTAL 1 0 11 52 109 0 7
Sumber: Dinas Pedidikan dan Kebudayaan, Tahun 2021
Jika mengamati table diatas, distrik kaisenar masih
mendapatkan layanan akses kesehatan yang belum memadai.
Pelayanan rumah sakit saat ini perlu memastikan adanya akses pada
penduduk dengan jumlah tahun 2020 sebanyak 61.623 jiwa. Jika
layanan kesehatan baik sarana dan prasarana serta sumber daya
kesehatan yang memadai mampu mendorong capaian layanan
kesehatan. Maka perlu adanya pemerataan layanan kesehatan
dikabupaten keerom. Jika dipotret berdasarkan distrik, ketersediaan
layanan fasilitas kesehatan distrik untuk melayani masyarakat untuk
distrik web hanya mampu 1 per 1.000 penduduk, Yaffi hanya 0,900
per 1.000 penduduk, selanjutnya distrik kaisenar hanya 0,100 per
1.000 penduduk. Sedangkan untuk distrik waris, arso dan skanto
telah memiliki angka cukup tinggi namun belum maksimal berada
diantara 2-3 per 1.000 penduduk. Berdasarkan potret ini, dapat
diindikasikan bahwa, pelayanan pemerataan akses kesehatan dasar
bagi masyarakat akan sulit untuk dicapai.
2. Ketersediaan SDM Kesehatan
Ketersediaan tenaga medis di kabupaten Keerom sepanjang
tahun 2016-2020 tidak mengalami perubahan signifikan. Dan

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 55


Gambaran Umum Kondisi Daerah

cenderung menurun. Hal tersebut digambarkan melalaui indikator


Rasio Dokter per satuan Penduduk per 1000 penduduk, berdasarkan
data yang diperoleh terindikasi kabupaten Keerom masih kekurangan
dokter. Sepanjang tahun 2016-2020 tercatat rata-rata hanya 1 dokter
dalam melakukan pelayanan terhadap 1.000 orang penduduk atau
dengan kata lain setiap 1 dokter dapat melayani 1.684 orang setiap
tahunnya. Selain itu, ketersediaan tenaga paramedis juga terbilang
sangat rendah. Rata-rata Rasio Tenaga Perawat per satuan penduduk
per 1000 penduduk tahun 2016-2020 tercatat 4 perawat melakukan
pelayanan terhadap 1.000 orang, dengan kata lain setiap 1 orang
tenaga perawat dapat melayani 298 orang. Untuk selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.25
Ketersediaan SDM Kesehatan Per Satuan Penduduk
Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020
Rasio Dokter per satuan 0,79 0,73 0,57 0,54 0,45
Penduduk per 1000 penduduk
Rasio Tenaga Perawat per 3,27 3,74 4,64 4,06 2,19
satuan penduduk per 1000
penduduk
Rasio tenaga bidan per satuan 2,11 2,33 2,35 1,82 1,23
penduduk per 1000 penduduk
Sumber: Dinas Kesehatan, Tahun 2021
Selanjutnya, ketersediaan tenaga bidan juga terlihat masih sangat
kurang di Kabupaten Keerom. Tercatat sepanjang tahun 2016-2020,
rata-rata Rasio tenaga bidan per satuan penduduk per 1000
penduduk cenderung mengalami penurunan, yang artinya sepanjang
tahun 2016-2020 rata-rata 2 orang tenaga bidan dapat melayani
1.000 orang, atau dengan kata lain setiap 1 orang tenaga bidan dapat
melayani 538 orang setiap tahunnya.

II.4.1.3. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


1. Kondisi Panjang Jalan

Salah satu input penting dalam pelayanan publik ialah


tersedianya aksesibilitas antar kabupaten, distrik, dan kampung.
Diyakini dengan adanya sarana jalan yang memadai, mampu
mendorong bertumbuhnya pemerataan pembangunan di Kabupaten
Keerom. Jalan juga mampu mendorong terjadinya pertumbuhan
aktifitas ekonomi dan juga membuka keterisolasian sebuah kawasan
tertentu.
Tabel 2.30
Kondisi Panjang Jalan Berdasarkan Kondisi
di Kabupaten Keerom Tahun 2020
Panjang Jalan
Kondisi Jalan Persentase (%)
Km2

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 56


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Baik 283.107 42,02


Sedang 59.231 8,79
Rusak Ringan 185.656 27,56
Rusak Berat 145.737 21,63
Total 673.731 100,00
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang, Tahun 2020
Berdasakan data diatas, panjang jalan yang menjadi
kewenangan kabupaten keerom pada tahun 2020 yaitu 673.731 km2.
Namun hanya 283.107 km2 yang dalam kondisi baik. Sedangkan
sekitar 390.624 km2 masih perlu adanya optimalisasi ketersediaan
jalan dalam kondisi baik dimasa yang akan datang. Selain akses
menuju ibukota keerom, ibukota distrik, dan juga kampung.
Ketersediaan jalan produksi penting untuk dikembangkan. Hal ini
disebabkan pertanian secara umum, merupakan sektor potensial
untuk dikembangkan dikabupaten keerom.

2. Rasio Tempat Beribadah Per 10.000


Perkembangan rasio tempat ibadah per 10.000 penduduk di
Kabupaten Keerom terlihat mengalami peniningkatan cukup pesat,
namun perkembangan mengalami fluktuatif. Data. Tersebut
menandakan semakin tingginya aktivitas keagamaan di Kabupaten
Keerom.
Gambar 2.23.
Rasio Tempat Beribadah Per 10.000 Penduduk Di Kabupaten
Keerom dan Provinsi Papua Tahun 2016-2019
80 70.16
70
60 52.33 51.14
50
40 36.78
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019
Sumber: BPS Provinsi Papua, 2021 (data diolah)
Tahun 2016, rasio tempat ibadah per 10.000 penduduk di
Kabupaten Keerom mencapai 37 tempat ibadah, yang kemudian
terus menigkat rasionya hingga menjadi 51 rumah ibadah di tahun
2020.
3. Capaian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Terdapat beberapa tantangan penting dimana pada saat ini,
penunjang kawasan tata ruang pemukiman belum didukung oleh
ketersediaan TPU. Pemakaman umum hanya tersedia masing-masing
kampung. Selain itu juga terkait tata ruang, ialah belum adanya
RDRT sehingga implementasi program yang bersinergi dengan
pembangunan berkelanjutan belum maksimal. Potret lainnya ialah
keberadaan trotar jalan, irigasi, dan akses air minum yang

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 57


Gambaran Umum Kondisi Daerah

diperlukan upaya peningkatan di kabupaten keerom, dalam


menunjang pembangunan dimasa yang akan datang.

Tabel 2.1
Kondisi Capaian Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
di Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Indikator Kinerja
1 Persentase kawasan pemukiman yang yang
belum dapat dilalui kendaraan roda 4 19,70
(persen)
2 Persentase jalan kabupaten dalam kondisi
40,02
baik ( > 40 KM/Jam) (persen)
3 Persentase jalan yang memiliki trotoar dan
drainase/saluran pembuangan air (minimal 0,104
1,5 m) (persen)
4 Persentase drainase dalam kondisi baik/
pembuangan aliran air tidak tersumbat 25,10
(persen)
5 Persentase irigasi kabupaten dalam kondisi
34,50
baik (persen)
6 Persentase penduduk berakses air minum
16,99
(persen)
7 Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak, 16,99
perkotaan dan perdesaan (persen)
8 Persentase areal kawasan kumuh (persen) 0,026
9 Rasio tempat pemakaman umum per satuan Setiap Kampung
penduduk punya area
pemakaman
10 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas
Wilayah ber HPL/HGB RDTR Masih
11 Luasan RTH publik sebesar 20% dari luas dalam Tahap
wilayah kota/kawasan perkotaan Perencanaan
12 Ruang publik yang berubah peruntukannya
13 Rasio luas kawasan tertutup pepohonan
berdasarkan hasil pemotretan citra satelit 93,00
dan survei foto udara terhadap luas daratan
14 Ketaatan terhadap RTRW 97,00
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang, Tahun 2021
II.4.1.4. Urusan Perumahan dan Kawasan Pemukiman
Akses ketersediaan perumahan dan pemukiman masyarakat
menjadi penting, hal ini tentunya berkaitan dengan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Keerom. Dengan adanya akses perumahan
dan kawasan pemukiman yang terkelola dengan baik, diharapkan
menjadi penunjang dalam kerangka upaya pembangunan manusia
keerom yang mampu berdaya saing dimasa yang akan.
Tabel 2.1
Capaian Kinerja Perumahan, Pemukiman, dan Pertanahan
di Kabupaten Keerom Tahun 2017-2020

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 58


Gambaran Umum Kondisi Daerah

No Indikator 2017 2018 2019 2020


1 Rasio rumah layak huni 14,00 14,30 14,70 12,00
2 Rasio permukiman layak huni 90,00 90,00 90,00 90,00
3 Cakupan ketersediaan rumah
270 267 274 222
layak huni
4 Cakupan layanan rumah layak
270 267 274 222
huni yang terjangkau
5 Persentase pemukiman yang
45,00 50,00 55,00 55,00
tertata
6 Persentase lingkungan
5,50 5,00 5,00 5,00
pemukiman kumuh
7 Persentase luasan permukiman
77,1 77,1 77,1 77,1
kumuh di kawasan perkotaan
8 Proporsi rumah tangga kumuh
11,15 11,15 11,15 11,15
perkotaan
9 Cakupan Lingkungan Yang
Sehat dan Aman yang didukung 12,08 15,38 20,98 22,01
dengan PSU
Sumber: Dinas Perumahan, Permukiman, & Pertanahan, Tahun 2021
Tantangan besar mengenai ketersediaan akses rumah layak
huni bagi masyarakat kabupaten keerom. Ditahun 2020 ketersediaan
akses tersebut masih berkisar pada angka 12,00 persen. Sedangkan
pemukiman yang tertata masih 50 persen. Pada kawasan perkotaan
di Kabupaten Keerom masih terdapat rumah tangga kumuh. Hal ini
menjadi perhatian dimasa yang akan datang. Dengan adanya
keterbatasan akses infrastruktur dasar bagi masyarakat, tentunya
akan berdampak pada kualitas daya saing manusia keerom.

II.4.1.5. Urusan Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta


Perlindungan Masyarakat
Salah satu keberhasilan dalam mencipatakan kondisi yang
aman dan nyaman untuk keseluruhan masyarakat di kabupaten
keerom merupakan tanggungjawab pemerintah daerah. Ketentraman
dan ketertiban umum mencirikan kondisi dimana kepatuhan
masyarakat terhadap regulasi yang ada dan juga pemberdayaan
masyarakat terhadap partisipasi dalam rangka mencipataka kondisi
aman dan nyaman di kabupaten keerom.
Tabel 2.2
Capaian Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan
Masyarakat di Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah petugas
192 192 300 448 450
Perlindungan
Orang Orang Orang Orang Orang
Masyarakat (Linmas)
2 Jumlah Petugas yang
melaksanakan
Pengamanan Obyek
4 4 4 4 6
Vital (Kantor Bupati,
Orang Orang Orang Orang Orang
Kediaman Bupati,
Kediaman Wakil Bupati
dan Kantor Otonom )

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 59


Gambaran Umum Kondisi Daerah

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020


3 Tingkat penyelesaian
pelangaran K3
(ketertiban,
ketentraman, 10 5 10 12 15
keindahaken) (jumlah
pelangggaran K3 setiap
tahuan)
4 Jumlah Kegiatan
Pengaturan, Penjagaan, 20 24 24 30 35
Pengawalan dan Patroli
5 Persentase Penegakan
2,0 3,0 3,0 3,0 3,0
PERDA
6 Jumlah Pertemuan
Pencegahan
1 3 3 2 3
Penanganan Konflik di
daerah
Sumber Data: Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-pp), Tahun 2020
Dalam pelaksanaan urusan ini, terdapat beberapa peran
kelembagaan antara lain Satpol-PP dan kesbangpol. Namun tentunya
untuk menangani jumlah penduduk sekitar 61,623 jiwa, tentunya
perlu dilakukan kolaborasi dengan pemerintah distrik dan kampung.
Sehingga rentang kendali dan pemberdayaan berjenjang dapat
berjalan. Namun, disadari ketersediaan tenaga dalam proses
penegakan PERDA masih belum optimal dimana saat ini tenaga ASN
untuk penegakan perda hanya 26 orang, sedangkan tenaga kontrak
hanya 20 orang. Selain itu juga, peran dan fungsi linmas di masing-
masing distrik perlu adanya tatakelola, sehingga capaian K3 dapat
diminimalkan dan menjadi rentang kendali dari pemerintahan
distrik.

II.4.1.6. Urusan Sosial


1. Rumah Tangga Penerima Perlindungan dan Jaminan Sosial
Berbagai kebijakan Pemerintah yang telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Keerom diantaranya adalah penerima
manfaat penyelenggaran kesejahteraan sosial melalui pelayanan dan
rehabilitasi sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang masuk kedalam kategori : (i) anak meliputi balita, anak
terlantar, anak putus sekolah, anak jelanan, anak nakal, anak cacat,
anak yang diperdagangkan, dan anak dalam situasi darurat (yang
memerlukan perlindungan khusus), (ii) penyandang cacat (anak
maupun dewasa), (iii) tuna sosial, (iv) lanjut usia (lansia) terlantar,
dan (v) korban narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainya (Napza)
serta penderita HIV/AIDS, mantan narapidana.
Tabel 2.2
Rumah Tangga Penerima Perlindungan dan Jaminan Sosial
Masyarakat di Kabupaten Keerom Tahun 2020

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 60


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rumah
Program Perlindungan/ Tangga
No
Jaminan Sosial Penerima
(%)
1 Bantuan Pangan (BPNT/Program Sembako) 3,31
2 Program Indonesia Pintar (PIP) 16,22
Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga
3 5,49
Sejahtera (KKS)
4 Program Kelaurga Harapan (PKH) 6,78
5 Jaminan pensiun/hari tua 5,86
6 Asuransi/PHK 3,65
Sumber: Statistik Kesejahteraan BPS Kab.Keerom, Tahun 2020
Jaminan dan perlindungan sosial, penting dimasa depan untuk
ditingkatkan cakupan penerima manfaat perlindungan sosial.
Dimana tercata terdapat 5 program jaminan dan perlindungan sosial:
Bantuan Pangan (BPNT/Program Sembako), Program Indonesia
Pintar (PIP), Kartu Perlindungan Sosial (KPS)/Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS), Program Kelaurga Harapan (PKH), Jaminan
pensiun/hari tua, dan Asuransi/PHK. Diharapkan kedepan, perlu
adanya pemerataan jaminan sosial kepada masyarakat khususnya
pada distrik perbatasan.

II.4.2. Fokus Pemerintahan Wajib Pelayanan Non Dasar


II.4.2.1. Urusan Tenaga Kerja
Sampai dengan tahun 2020, tercatat jumlah pencari kerja di
kabupaten Keerom adalah sebesar. 51.573 orang. Jumlah tersebut
dari tahun ke tahun terus meningkat sangat signifikan. Tahun 2016
jumlah pencari kerja adalah sebanyak 18.760 orang dan meningkat
di tahun 2018 sebesar 32.050 orang. Hal tersebut mengindikasikan
semakin bertambahnya kebutuhan akan lapangan kerja di
kabupaten Keerom. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.24.
Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
Besaran pencari kerja orang 18.760 18.788 32.050 19.523 51.573
yang terdaftar yang
ditempatkan
Persentase pekerja/buruh persen 100 100 100 100 100
yang menjadi peserta
program Jamsostek
Besaran tenaga kerja orang 1.520 258 48 16 336
yang mendapatkan
pelatihan berbasis
kompetensi
jumlah instruktur orang 39 39 39 39 39
Jumlah penganggur yang orang 1.520 258 48 16 336
dilatih
Presentase Perusahaan persen 0,08 0,1 0,12 0,15 0,2
yang menerapkan
program peningkatan
produktifitas

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 61


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2021 (data diolah)

Berdasarkan data di atas, tercatat seluruh pekerja di


Kabupaten Keerom sepanjang tahun 2016-2020 telah mengikuti
program jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK). Selain itu,
besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
kompetensi di kabupaten Keerom terlihat cenderung semakin
berkurang setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2016 pekerja yang
mengikuti pelatihan berbasis kompetensi adalah sebanyak 1.520
orang, kemudian menurun di tahun 2017 sebanyak 258 orang dan
terus berkurang sampai dengan tahun 2020. Selanjutnya, jumlah
instruktur yang tercatat di kabupaten Keerom sampai dengan tahun
2020 tidak mengalami perubahan, secara keseluruhan instruktur
tenaga kerja di kabupaten Keerom adalah berjumlah 39 orang.
Persentase perusahaan yang menerapkan program peningkatan
produkstifitas di kabupaten Keerom tergolong sangat rendah. Mulai
dari tahun 2016-2020 perusahaan yang tercatat menerapkan
peningkatan produktifitas masih di bawa 1 persen.

II.4.2.2. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak
Pencapaian indeks pembangunan gender kabupaten Keerom
sepanjang tahun 2016-2020 cenderung mengalami peningkatan
kearah yang lebih baik. Rata-rata capaian tahunnya sdah di atas 80
persen, hal tersebut mengindikasikan pembangunan berbasis
kesetaraan gender di Kabupaten Keerom sudah berjalan optimal.
Sebaliknya, capaian indeks pemberdayaan gender sepanjang tahun
2017-2018 cenderung mengalami penurunan, tercatat tahun 2017
sebesar 62,34 persen kemudian menurun di tahun 2018 sebesar
57,71 persen. Untuk selengkapnya capaian pemberdayaan
perempuan secara keseluruhan dapat dilihat pada tebel berikut ini:
Tabel 2.24.
Capaian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
Indeks Pembangunan Gender Indeks 85,3 85,3 85,78 86,21 86,23
Indeks Pemberdayaa Gender Indeks na 62,34 57,71 na na
Persentase partisipasi persen 78 32 65 na na
perempuan di lembaga
pemerintah
Jumlah kursi yang diduduki orang na 15 15 5 5
perempuan di DPR
Jumlah Pekerja Perempuan orang 1275 3070 1530 na 2,228
Pesentase Partisipasi jejaring persen 22 68 35 na 48,3
kelembagaan perempuan
Partisipasi perempuan di orang 279 2074 534 1151 1,151
lembaga swasta
Jumlah jejaring kelembagaan lembaga 0 0 1 0 0
Perempuan

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 62


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020


Rasio KDRT rasio 1,2 1,5 2 4 2,3
Jumlah KDRT Kasus 21 27 28 62 39
Jumlah anak Korban orang 2 18 2 21 7
Kekerasan
Jumlah Unit Pelayanan Unit 1 1 1 1 1
Terbadu (P2TPA2/P2TP2A)
Jumlah Perempuan dan Anak Kasus 18 35 4 19 7
Korban kekerasan yang
mendapat layanan kesehatan
dari tenaga terlatih
dipuskesmas maupun
terlaksana KTPA Rumah Sakit
Jumlah Penegakan Hukum Kasus 6 9 3 45 3
dari tingkat penyilidikan atas
kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak
Jumlah Perempuan dan anak orang 32 20 18 56 28
yang mendapat layanan
Bantuan Hukum
Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2021
II.4.2.3. Urusan Pangan
Ketersediaan energi penduduk di kabupaten Keerom sampai
dengan tahun 2020 adalah sebesae 2000 kkal/kap/hr, selain itu juga
ketersediaan protein penduduk mencapai 465 gram/kap/hr. Hal
tersebut dinilai cukup seimbang dengan tingkat konsumsi protein
dan energi masyarakat di kabupatan Keerom yang dinilai cukup.
Selain tingkat konsumsi pangan yang cukup, hal ini juga
berpengaruh terhadap pencapai pola pangan harapan tahun 2020
mencapai 100 persen. Selanjutnya, cadangan pangan masyarakat
(CPM) sampai dengan tahun 2020 mencapai 42 ton. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.24.
Capaian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
No Indikator 2020
1 Ketersediaan energi penduduk (kkal/kap/hr) 2000
2 Ketersediaan protein penduduk (gram/kap/hr) 465
3 Cadangan Pangan Masyarakat (ton) 42
4 Konsumsi protein penduduk (gram/kap/hr) 4030
5 Konsumsi energi penduduk (kkal/kap/hr) 1833,71
6 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 100
7 Konsumsi beras (kg/kap/th) 113.906
8 Konsumsi pangan hewani (kg/kap/th) 61.977
9 Konsumsi buah dan sayuran (kg/kap/th) 76.469
10 Konsumsi pangan non beras (Sumber Karbohidrat) (kg/kap/th) 306.312
11 Jumlah Kelurahan/Kampung Rawan Pangan 70
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan, 2021
Tingkat konsumsi pangan masyarakat di kabupaten Keerom
sampai dengan tahun 2020 dinilai cukup tinggi, di antaranya adalah
beras (113,906 kg/kap/th), sayuran (76.469 kg/kap/th), dan
konsumsi hewani (61.977 kg/kap/th). Tidak hanya itu, konsumsi

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 63


Gambaran Umum Kondisi Daerah

pangan non beras juga terbilang cukup besar yaitu sebesar 306,312
kg/kap/th.

II.4.2.4. Urusan Pertanahan


Sampai dengan tahun 2019, sertifikat tanah yang diserahkan
kepada masyarakat adalah sebesar 4,054 sertifikat yang berada di 11
Distrik dan 91 Kampung. Adapun adanya penyerahan sertifikat itu
merupakan program nasional, yakni Program PTSL 2019
(Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap), dengan tujuan untuk
percepatan sertifikat tanah warga.
Selanjutnya, target Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Keerom dalam pengukuran bidang tanah tahun 2019
adalah sebesar 6000 bidang tanah dan realisasinya 6020 bidang.
Sedangkan untuk pembuatan sertifikat tanah targetnya 4000 lembar
dan realisasinya 4054 lembar sertifikat. Sampai dengan saat ini telah
diterbitkan 1200 lembar sertifikat dari 4054 lembar yang sedang
diproses. Adapaun penerbitan sertifikat tanah tersebut telah
didistribusikan kepada masyarakat di antaranya 85 persen
diserahkan kepada Orang Asli Papua (OAP) dan 15 persen lainnya
adalah non-OAP. (http://www.keeromkab.go.id, 27 Februari 2019).

II.4.2.5. Urusan Lingkungan Hidup


Berdasarkan data yang diperoleh, cakupan area pelayanan
sampah sepanjang tahun 2016-2020 tidak mengalami perubahan
yaitu sebanyak 2 distrik. Kemudian, penanganan sampah yang
tertangani sepanjang tahun 2016-2020 terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 persentase yang tertangani
adalah sebanyak 72 persen, kemudian meningkat pada tahun 2020
sebesar 75 persen. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.24.
Capaian Penanganan Sampah Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
Satuan
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
Indikator
1 Cakupan area per satuan 2 2 2 2 2
pelayanan distrik
sampah
2 Persentase persen 72,00 72,00 73,00 80,00 75,00
jumlah sampah
yang tertangani
3 Operasionalisasi unit 3 3 7 9 9
TPA dan TPS
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup, 2021
Selain itu, jumlah unit operasional pengelolaan tempat
pengelolaan akhir (TPA) dan tempat pengelolaan sampah (TPS)

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 64


Gambaran Umum Kondisi Daerah

sepanjang tahun 2016-2020 terus mengalami penambahan, pada


tahun 2016 adalah sebanyak 3 unit dan bertambah sampai dengan
tahun 2020 adalah sebanyak 9 unit.

II.4.2.6. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Kepemilikan akta kelahiran di Kabupaten Keerom sampai
dengan tahun 2020 masih terdapat masyarakat yang belum memiliki
akta kelahiran sebesar 23,12 persen. Pada tahun 2020, tercatat
penduduk berusia 0-17 tahun yang memiliki akta kelahiran adalah
sebesar 76,88 persen. Adapun kepemilikan akta kelahiran 0-17
tahun untuk laki-laki adalah sebesae 77,83 persen, sedangkan laki-
laki adalah sebesar 75,98 pesen. Untuk lebih lengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.24.
Persentase Penduduk memiliki NIK dan Akta Kelahiran
Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Indikator Persen
1 Persentase Penduduk Berumur 0-17 Tahun yang 76,88
Memiliki Akta Kelahiran
a. Perempuan 77,83
b. Laki-laki 75,98
2 Persentase Penduduk 17 Tahun ke Atas yang 83,24
Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK)
a. Perempuan 84,46
b. Laki-laki 82,25
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Keerom 2020, 2021
Selanjutnya, kepemilikan NIK khususnya untuk penduduk
berusia 17 tahun ke atas masih terdapat 16,76 persen penduduk
yang belum memiliki NIK. Sampai dengan tahun 2020 persentase
penduduk yang memiliki NIK adalah sebesar 83,24 persen.

II.4.2.7. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


1. Persentase Kampung Tertinggal dan Desa Mandiri
Fokus pembangunan kampung saat ini dinilai belum optimal
dilaksanakan, hal tersebut dapat diukur dengan presentase
pengentasan desa tertinggal masih tergolong sangat rendah yaitu 25
persen. Selain itu, sampai dengan tahun 2020 peningkatan status
desa mandiri di Kabupaten Keerom belum optimal terlaksana.
Selanjutnya, sebagai perangakat pendukung kampung PKK memiliki
peran yang cukup signifikan dalam menjalankan roda pemerintahan
di kampung khususnya dalam pemberdayaan perempuan, sampai
dengan tahun 2020 PKK di seluruh kampung dinilai sangat aktif.
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 65


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.24.
Persentase Kampung Tertinggal dan Desa Mandiri
Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Uraian Satuan 2020
1 Presentase pengentasan desa tertinggal persen 25,5
2 Presentase peningkatan status desa mandiri persen 0
3 Persentase PKK aktif persen 100
Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun 2020, 2021

2. Indeks Desa Membangun menurut Kecamatan


Sampai sejauh ini, indeks desa membangun (IDM) menurut
kecamatan/distrik Kabupaten Keerom dalam dua tahun terakhir
masih masuk dalam kategori tertinggal. Secara keseluruhan 11
distrik di kabupaten Keerom tidak ada yang masuk dalam kategori
berkembang dan maju. Dari 11 distrik, terdapat 7 distrik masuk
dalam kategori tertinggal, kemudian 4 distrik lainnya bahkan masuk
dalam kategori sangat tertinggal di antaranya adalah distrik kaisenar,
towe, web dan yaffi. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.24.
Indeks Desa Membangun (IDM) menurut Kecamatan
Kabupaten Keerom Tahun 2019-2020
Indeks Desa Membangun Kecamatan
No Distrik Jumlah Desa
2019 2020
1 Arso 12 Tertinggal Tertinggal
2 Arso Barat 8 Tertinggal Tertinggal
3 Arso Timur 9 Tertinggal Tertinggal
4 Kaisenar 5 Sangat Tertinggal Sangat Tertinggal
5 Mannem 7 Tertinggal Tertinggal
6 Senggi 7 Tertinggal Tertinggal
7 Skanto 12 Tertinggal Tertinggal
8 Towe 10 Sangat Tertinggal Sangat Tertinggal
9 Waris 8 Tertinggal Tertinggal
10 Web 6 Sangat Tertinggal Sangat Tertinggal
11 Yaffi 7 Sangat Tertinggal Sangat Tertinggal
KEEROM 91 Tertinggal Tertinggal
Sumber: Buku Status Indeks Desa Membangun Tahun 2019-2020
II.4.2.8. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
1. Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Keerom sepanjang
tahun 2016-2020 cenderung mengalami peningkatan baik dari segi
jumlah dan pertumbuhannya. Laju pertumbuhan penduduk di
Kabupaten Keerom tertinggi terjadi di tahun 2019-2020 dengan
persentase sebesar 7,92 persen, sedangkan laju pertumbuhan
penduduk terendah terjadi pada tahun 207-2018 yaitu sebesar 1,42
persen. Hingga tahun 2020 jumlah penduduk kabupaten Keerom
mencapai 61,623 orang dengan laju pertumbuhan penduduk berada

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 66


Gambaran Umum Kondisi Daerah

pada angka 7,92 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.26.
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Keerom Papua Tahun
2016-2020
Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah Penduduk (orang) 54.130 55.018 55.799 57.100 61.623
Pertumbuhan Penduduk
1,67 1,64 1,42 2,33 7,92
(persen)
Sumber: Kabupaten Keerom Dalam Angka, 2021 (data diolah)

2. Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif


Sampai dengan tahun 2020, jumlah pasangan usia subur
(PUS) kabupaten Keerom mencapai 2,219 orang. Sedangkan, untuk
jumlah peserta kelaurga berencana (KB) aktif mencapai 547 orang, di
antaranya adalah menggunakan metode Implan, suntikan, pil, Alat
konstrasepsi dalam Rahim (AKDR)/IUD, Metode Operasi Wanita
(MOW), Metode Operasi Pria (MOP) dan Kondom. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.28.
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Peserta KB Aktif
Kabupaten Keerom Tahun 2020
2020
No Indikator
(orang)
1 Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) 2219
2 Peserta KB Aktif
a. Implan 136
b. Suntikan 322
c. Pil 55
d. Alat konstrasepsi dalam Rahim (AKDR)/IUD 3
e. Metode Operasi Wanita (MOW) 16
f. Metode Operasi Pria (MOP) 2
g. Kondom 13
Sumber: Kabupaten Keerom Dalam Angka 2021

II.4.2.9. Urusan Perhubungan


Berbagai aktivitas di sektor perhubungan telah dilaksanakan,
baik di sub-sektor Perhubungan Darat, Perhubungan Udara,
maupunan di sub sektor Angkutan Sungai, Danau dan Pantai
(ASDP). Di sub-sektor Perhubungan Darat telah dilaksanakan
penataan trayek angkutan umum, pemasangan rambu-rambu lalu
lintas, pemasangan traffic light di beberapa titik dalam kota Arso.
Kegiatan ini selain menertibkan arus lalu lintas, kenyamanan
berkendara sekaligus pula untuk mencegah/menurunkan angka
kecelakaan lalu lintas mengingat jumlah kendaraan bermotor yang
beroperasi di Kabupaten Keerom cenderung meningkat.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 67


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kondisi eksisting ketersediaan sarpras perhubungan ialah,


pembangunan gedung pengujian kendaraan bermotor beserta
peralatannya, pengadaan dan pemasangan rambu-rambu LLAJ,
pembangunan terminal angkutan darat, halte bus, marka jalan, dan
traffic light 1 unit, kendaraan patroli dan kendaraan bus Otsus.
Selain itu, dilakukan pula pembangunan dermaga penyeberangan
sungai di Wilayah Pembangunan III serta pembebasan lahan untuk
rencana perluasan bandar udara perintis di Senggi. Distrik Towe
merupakan salah satu distrik di Kabupaten Keerom dimana untuk
mencapai wilayah tersebut hanya menggunakan transportasi udara.

II.4.2.10. Urusan Komunikasi dan Informatika


1. Capaian Layanan Komunikasi dan Telekomunikasi
Kebutuhan akan komunikasi dan telekomunikasi menjadi syarat
utama dalam menunjang berbagai urusan pembangunan daerah. Sampai
dengan tahun 2020, tercatat masih rendahnya perangkat daerah yang
terhubung dengan akses internet yang disediakan oleh pemerintah. Pada
tahun 2020 perangkat daerah yang terkoneksi internet yang disediakan
oleh pemerintah baru mencapai 38,09 persen. Hal tersebut juga disebabkan
oleh masih rendahnya aparatur pengelola telekomunikasi dan informasi
yang tersertifikasi, sampai dengan tahun 2020 baru mencapai 38,09
persen. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.28.
Capaian Layanan Komunikasi dan Telekomunikasi
Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Uraian 2020
1 Persentase Perangkat Daerah (PD) yang terhubung dengan akses 38,09%
internet yang disediakan oleh Dinas Kominfo
2 Persentase Layanan Publik yang diselenggarakan secara online 57,14%
dan terintegrasi
3 Persentase masyarakat yang menjadi sasaran penyebaran 21,80%
informasi publik, mengetahui kebijakan dan program prioritas
pemerintah dan pemerintah daerah kabupaten
4 Persentase ASN pengelola TIK yang tersertifikasi kompetensi di 38,09%
bawah pengelolaan Dinas Kominfo
Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, 2021
Selanjutnya, dalam pelayanan publik yang diselenggarakan secara
online dan terintegrasi antar instansi baru mencapai 57,14 persen.
Sehingga perlu adanya kolaborasi dan integrasi sistem berbasis layanan
publik dalam meningkatkan layanan publik. Selain itu, masyarakat yang
menjadi sasaran penyebaran informasi publik, mengetahui kebijakan dan
program prioritas pemerintah dan pemerintah daerah kabupaten juga
dinilai masih sangat rendah.

2. Capaian Layanan Komunikasi dan Telekomunikasi


Pemerintah kabupaten Keerom sepanjang tahun 2016-2020 terus
berupaya memperbaiki layanan di bidang komunikasi dan informasi dalam

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 68


Gambaran Umum Kondisi Daerah

menunjang pembangunan daerah. Pada tahun 2016-2017, jumlah Menara


telekomunikasi terpasang adalah sebanyak 34 titik. Kemudian terus
mengalami peningkatan cukup signifikan pada tahun 2018-2020. Sampai
dengan tahun 2020 menara telekomunikasi terpasangan adalah sebanyak
41 titik yang tersebar di seluruh distrik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 2.28.
Jumlah Menara Telekomunikasi Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
45
40
41 41
35 39

30 34 34

25
20
15
10
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Kabupaten Keerom Dalam Angka, 2021
II.4.2.11. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
1. Jumlah Koperasi Aktif
Sampai dengan tahun 2020, jumlah koperasi secara keseluruhan
mencapai 133 koperasi yang tersebar di 10 distrik, sedangkan 2 distrik
lainnya belum tersedia. Dari total 133 koperasi, terdapat 51 koperasi yang
masuk dalam kategori aktif, sedangkan 82 koperasi lainnya adalah kategori
tidak aktif. Berdasarkan hal tersebut, pengawasan dan pembinaan terhadap
koperasi masih perlu dilaksanakan secara masif agar dapat meningkatkan
keaktifan seluruh koperasi yang ada.
Gambar 2.28.
Koperasi Aktif Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Nama Distrik Jumlah Koperasi Aktif Tidak Aktif
1 Distrik Arso 59 20 39
2 Distrik Arso Barat 5 5 -
3 Distrik Arso Timur 14 3 11
4 Distrik Manem 4 4 -
5 Distrik Senggi 8 3 5
6 Distrik Skanto 28 9 19
7 Distrik Towe 3 3 -
8 Distrik Waris 7 3 4
9 Distrik Web 5 1 4
10 Distrik Yaffi - - -
11 Distrik Keisenar - - -
Total 133 51 82
Sumber: Dinas Perindustian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, 2021
2. Penerbitan Surat Rekomendasi Koperasi
Jumlah koperasi yang diterbitkan surat rekomendasi sepanjang
tahun 2016-2020 terus berkurang. Sejauh ini, total koperasi yang
mendapat surat rekomendasi berjumlah 80 koperasi di antaranya adalah

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 69


Gambaran Umum Kondisi Daerah

koperasi konsumen, koperasi jasa, dan koperasi simpan pinjam. Untuk


lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Gambar 2.28.
Penerbitan Surat Rekomendasi Koperasi Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2020
2016*
Jenis Koperasi * 2017** 2018 2019 2020 Jumlah
Koperasi Konsumen 20 20 20 15 10 45
Koperasi Produsen - - - - - 0
Koperasi Jasa 3 3 3 4 2 9
Koperasi Simpan Pinjam 10 10 10 8 8 26
Total 33 33 33 27 20 80
Sumber: Dinas Perindustian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, 2021
II.4.2.12. Urusan Penanaman Modal
Guna mengoptimalkan potensi perekonomian di Kabupaten
Keerom, maka tentunya perlu membuka peluang bagi investor untuk
menanaman modal baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
maupun Penanaman Modal Asing (PMA) di kabupaten Keerom.
Sampai dengan tahun 2020 Jumlah investor berskala nasional
(PMDN/PMA) adalah sebanyak 11 perusahaan, dan tidak mengalami
perubahan yang cukup signifikan terhadap jumlah total perusahaan
dalam lima tahun terakhir. Sedangkan rasio tenaga kerja yang
terserap pada perusahaan yang ada baru mencapai 32,18 persen.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.29.
Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) dan Daya Serap
Tenaga Kerja Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
Satuan
Uraian Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
Indikator
Jumlah investor berskala Unit usaha 12 11 11 11 11
nasional (PMDN/PMA)
Jumlah nilai investasi Juta Rp. n.a n.a n.a n.a 1.6
berskala nasional 29.48
(PMDN/PMA) 9.000
Rasio daya serap tenaga per satuan n.a n.a n.a n.a 32,18
kerja penduduk
Sumber: Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu, 2021
II.4.2.13. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
Upaya Pemerintah Kabupaten Keerom dalam pelayanan publik di
bidang olah raga diwujudkan dengan penyediaan berbagai sarana dan
prasarana olah raga, diantaranya ketersediaan lapangan Basket, Lapangan
Bola Voly, Lapangan Sepak Bola, Bulu Tangkis dan lainnya. Sampai dengan
tahun 2017 jumlah sarana dan prasaran olahraga kabupaten Keerom
mencapai 130 unit, namun berkurang dari tahun sebelumnya yaitu 176
unit pada tahun 2016. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 70


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.29.
Jumlah Lapangan Olahraga dan Organisasi Karang Taruna
Kabupaten Keerom Tahun 2016-2017
No Uraian 2016 2017
1 Sarana dan Prasarana Olahraga 176 130
a. Sepak Bola 32 34
b. Bola Voli 108 56
c. Bola Basket 12 16
d. Bulu Tangkis 24 24
2 Organisasi Karang Taruna 38 50
Sumber: Kabupaten Keerom Dalam Angka 2018
II.4.2.14. Urusan Statistik
Sampai dengan saat ini kebutuhan akan menentukan keputusan
merupakan hal yang sangat penting dengan harapan sajian data
terkumpul, terkelola dan termanfaatkan secara akurat, terpadu dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan mudah terakses dan dibagipakaikan. Akan
tetapi kondisi yang ada saat penyajian data sendiri-sendiri sehingga akan
menjadi data tidak sempurna dan bias dalam memutuskan karena tidak
saling terintegrasi. Mengintegrasikan data-data yang sudah adapun sangat
sulit karena penyajiannya yang berbeda menjadi tumpang tindih yang sulit
dipadukan dan merasa punya data dan saling menutup sendiri. maka
terbitlah Peraturan Presiden Nomor 39/2019 tentang Satu Data Indonesia.
Yang mendasari perubahan-perubahan dalam pengelolaan penyajian
Perubahan melalui pasal 37 ayat 6 disebutkan bahwa akses data di
portal Satu Data Indonesia dilaksanakan oleh Walidata selaku pengguna
data pada instansi pusat dan daerah. Dan pejabat pengelola informasi dan
dokumentasi atau pejabat yang bertanggungjawab dibidang penyimpanan,
pendokumentasian, penyediaan, atau pelayanan informasi kepada publik
untuk pengguna data diluar instansi pusat dan daerah.
Di masa transisi saat ini penyelenggaraan urusan statistik
Pemerintah Daerah selain rutinitas cetakan masih berkelanjutan menjadi
kegiatan tersendiri juga sudah mengelola data terpadu dalam bentuk
Kabupaten Keerom Dalam Angka juga menyajikan data sektoral yang masih
proses dengan berpedoman pada pasal 37 ayat 6 tentang Admin data
(pejabat pengelola informasi yang bertanggungjawab) dan Walidata selaku
pengguna data. Kedepan isian oleh OPD yang menyajikan sebagai admin
dan data akan disajikan sesuai kebutuhan.

II.4.2.15. Urusan Persandian


Perkembangan era teknologi informasi dan komunikasi telah
berdampak pada perubahan-perubahan yang mendasar pada sebagaimana
informasi diproses dan ditransmisikan, sehingga membawa paradigma baru
pada persandian. Peran persandian tidak lagi hanya menyangkut
kerahasiaan saja, tetapi juga menyangkut keamanan informasi.
Arah perubahan Paradigma penyelenggaraan persandian di Daerah,
tidak hanya sekedar kirim berita, tidak hanya melayani Kepala Daerah,

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 71


Gambaran Umum Kondisi Daerah

tidak hanya terbatas pada informasi rahasia, akan tetapi melaksanakan


pengamanan informasi daerah melalui penyelenggaraan persandian,
layanan terhadap kerahasiaan, keutuhan, ketersediaan dan nir sangkal
atas informasi, penyediaan layanan e- Goverment, dan secara aktif
meningkatkan kesadaran keamanan informasi di lingkungan Pemerintah
Daerah.
Saat ini penyelenggaraan persandian dalam pengamanan informasi
Pemerintah Daerah menetapkan pola hubungan komunikasi sandi antar
perangkat daerah serta layanan keamanan informasi dengan menerapkan
sertifikasi elektronik untuk melindungi sistem elektronik dan dokumen
elektronik.

II.4.2.16. Urusan Kebudayaan


1. Sanggar Seni Budaya Lokal
Potensi nilai seni dan budaya suku-suku asli di Kabupaten
Keerom dan potensi nilai seni dan budaya suku pendatang yang
heterogen ini menjadi potensi pemersatu yang luar biasa untuk
dipertahankan dan dikembangkan. Pemajuan Kebudayaan bertujuan
untuk: mengembangkan nilai-nilai luhur budaya, memperkaya
keragaman budaya, memperteguh jati diri, warisan budaya bangsa.
Salah satu pelestarian budaya dikabupaten keerom melalui
penyelenggaraan festifal budaya lokal dan non lokal dilakukan sejak
tahun 2014-2018 bertempat di Lapangan Swakarsa, distrik Arso.

Tabel 2.2
Sanggar Seni Budaya Lokal di Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Nama Group Jenis Kesenian
1 Jembara Group (Suku Kaya) Seni Musik Lokal
2 Absao Group (Suku Abrab) Musik Lokal
3 Yanuyarma (Suku Wi) Musik Lokal
4 Yanuyarma (Suku Wi) Tari Tradisi Yanuyarma
5 Yongwae (Suku Abrab Marab) Tari Tradisi Yongwai
6 Ambuasan Group Musik Tradisional
7 Nowana Group Musik Tradisional
8 Nowana Group Suling Tambur
9 Samba Bue Tari Tradisi Suku Manem
10 Komunitas Fermanggem Tari Tradisi Fermanggem
11 Komunitas Maypeibe Tari Tradisi Suku Walsa
12 Komunitas Maysou Tari Tradisi Suku Walsa
13 Komunitas Deumneskwek Tari Tradisi Suku Walsa
14 Komunitas Psebotendi Tari Tradisi Suku Walsa
15 Komunitas War Arof Tari Tradisi Suku War Arof
16 Komunitas Emdra Tari Tradisi Suku Dra Emem
17 Komunitas Waenafe Fuafa Musik Lokal
18 Komunitas Budaya Umuaf Tari Tradisi Umuaf Suku Emem
19 Komunitas Budaya Alof Vikol Tari Tradisi Suku Parkal
20 Komunitas Budaya Nunui Yedfa Tari Tradisi Suku Nunui Yedfa
Sumber: Dinas Pariwisata Kab.Keerom, Tahun 2020

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 72


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Berdasarkan informasi dari dinas pariwisata, terdapat 20


sanggar seni yang selama ini telah berproses melestarikan beberapa
nilai budaya di Kabupaten Keerom. Disini nilai budaya yang
dilestarikan ialah tari-tarian tradisonal sebanyak 13 sanggar
sedangkan untuk seni music sebanyak 7 sanggar.
2. Fasilitas Pelestarian Seni Budaya Lokal
Peningkatan pelestarian budaya dapat memberikan dampak
pada nilai-nilai dasar adat lokal yang dapat menjadi sebuah prinsip-
prinsip pembangunan di Kabupaten Keerom. Selain itu juga, produk
kebudayaan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan
masyarakat. Saat ini, terdapat 11 fasilitas pelestarian budaya yang
terdapat di kabupaten keerom yang terletak di kampong Arso,
Swakarsa, Wenbi, Ampas, Kalifam, Yuruf, Kalipay, Towe, Smografi,
dan Skanto.
Tabel 2.2
Fasilitas Pelestarian Seni Budaya Lokal
di Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Nama Fasilitas Alamat
1 Rumah Adat Yanggis Kampung Arso Kota, Distrik Arso
2 Rumah Budaya Arso Kota Kampung Arso Kota, Distrik Arso
3 Sekretariat Dewan Kesian Kampung Swakarsa, Distrik Arso
4 Gedung Sanggar Seni Kampung Wenbi, Distrik Arso Manem
Suku Manem
5 Gedung Sanggar Seni Kampung Ampas, Distrik Waris.
Fermanggem
6 Gedung Sanggar Seni May Kampung Kalifam, Distrik Waris
Peibe
7 Gedung Sanggar Seni Kampung Yuruf, Distrik Web.
Emem Dra
8 Rumah Adat Suku Walsa Kalipay, Distrik Waris.
9 Rumah Budaya Suku Kampung Towe, Distrik Towe
Nunui Yedfa
10 Rumah Dansa Adat Suku Kampung Smografi, Distrik Web
Meno
11 Rumah Buudaya Suku Kampung Skanto, Distrik Skanto
Kaya
Sumber: Dinas Pariwisata Kab.Keerom, Tahun 2020

II.4.2.17. Urusan Perpustakaan


Sampai dengan saat ini, kabupaten Keerom belum memiliki
perpustakaan daerah baik khusus maupun umum. Sesuai dengan standar
sebagaimana Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan, sampai saat ini perpustkaan yang representative di
kabupaten Keerom belum tersedia. Dengan kondisi tersebut di atas, maka
salah satunya juga akan berdampak terhadap minat baca masyarakat di
kabupaten Keerom. Sehingga dimana hal tesebut tersebut dinilai belum
optimal dilaksanakan dalam rangka mengumpulkan koleksi karya tulis,
karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka. Selain itu, pustakawan dan tenaga

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 73


Gambaran Umum Kondisi Daerah

teknis perpustakaan sampai sejauh ini juga belum tersedia pada tingkat
kabupaten.

II.4.2.18. Urusan Kearsipan


Berdasarkan data dan informasi, diketahui bahwa hampir seluruh
perangkat daerah (PD) belum menerapkan arsip secara baku sesuai dengan
norma dan standar yang ada. Penyelenggaraan kearsipan adalah
keseluruhan kegiatan meliputi kebijakan, pembinaan kearsipan dan
pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional yang didukung
oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya
lainnya. Perangkat daerah (PD) yang menerapkan arsip secara baku
merupakan perangkat yang memiliki tenaga arsip dan telah mengikuti
pembekalan serta pelatihan sistem kearsipan pola baru, menggunakan
kartu kendali dengan sistem dosir (berdasarkan per kegiatan), sistem rubrik
(berdasarkan permasalahan), sistem seri (berdasarkan kesamaan jenis),
penataan arsipnya telah berdasarkan kode klasifikasi, memiliki sarana dan
prasarana antara lain meliputi: almari katalog, filling cabinet, map gantung,
lembar disposisi, lembar pengantar, daftar pengendali, kartu kendali masuk
dan keluar.

II.4.3. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Pilihan


II.4.3.1. Urusan Pariwisata
1. Potensi Wisata Budaya dan Sejarah
Peranan pariwisata di kabupaten keerom masih belum
unggulan terhadap perekonomian daerah dan juga mengungkit
pendapatan masyarakat di Kabupaten Keerom. Jika dibandingkan
daerah lain di Indonesia parwisata tidak hanya terbatas pada
bentangan alam yang unik ataupun keunikan lain daerah. Namun
sejarah, budaya, dan juga keunggulan kompetitif SDA daerah
kabupaten keerom yang dapat dikembangkan.
Tabel 2.2
Potensi Wisata Budaya dan Sejarah di Kabupaten Keerom
Tahun 2020
Potensi Wisata
No Distrik
Budaya Sejarah
1 Arso Rumah Adat Yanggis Tugu Peringatan
Khatolik masuk di
Papua
2 Arso Barat Goa Bunda Maria
-
Sanggaria
3 Skanto Rumah Adat Yanggis 18 Bangkai Pesawat
Perang Dunia
4 Waris Rumah Adat Lapangan Terbang
Tondorur Kanandega
Seni Tari Tradisional
Rumah Adat Yanggis
5 Senggi Rumah adat hohoam Lapangan Terbang
Seni Tari Tradisional Senggi

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 74


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Potensi Wisata
No Distrik
Budaya Sejarah
6 Kaisenar - -
7 Web Rumah adat hohoam Lapangan Terbang
Honda Amgotro
Seni Tari Tradisional Ukiran Peradaban goa-
goa
8 Yaffi - -
9 Arso Timur Rumah Adat Yanggis -
10 Mannem - -
11 Towe Rumah Adat Suku
-
Towe
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021
Kondisi eksisting hari ini, hamper merata di seluruh distrik
terdapat potensi pariwisata budaya dan sejarah yang belum
dikembangkan secara maksimalkan. Sepatutnya ini menjadi bahan
pertimbangan di masa yang akan datang, potensi yang telah
terbentuk ini dikembangkan menjadi daya saing daerah dan juga
kekeuatan perekonomian masyarakat di kabupaten keerom.
Kabupaten keerom menyimpan informasi sejarah yang perlu
dilestarikan dengan sebaik mungkin untuk generasi dimasa yang
akan datang tentang Tugu Peringatan Khatolik masuk di Papua, Goa
Bunda Maria Sanggaria, 18 Bangkai Pesawat Perang Dunia,
Lapangan Terbang Kanandega, Lapangan Terbang Senggi, Lapangan
Terbang Honda Amgotro, dan Ukiran Peradaban goa-goa.

2. Potensi Wisata Alam dan Buatan


Potensi wisata lainnya yang dapat kembangkan berdasarkan
potensi sumber daya alam kabupaten keerom ialah Telaga Yuwom,
Goa Kelelawar, Air Terjun Skanto, Air Terjun Kaifam, Kali Sangke, Air
Terjun Namla, Air Terjun Kali Sangke, Air Panas Asin Muepruswar,
Kali Hitam, dan Air Terjun Towe Hitam. Dengan adanya potensi ini
dan juga dukungan dari potensi wisata budaya dan sejarah, tercatat
oleh BPS Tahun 2020 kunjungan wisatawan di Kabupaten Keerom
untuk mancanegara sebanyak 177 orang sedangkan untuk domestik
mencapai 2379 orang. Kunjungan terbanyak pada bulan januari
yaitu 660 orang terbagi mancanegara 32 orang dan domestik
mencapai 628 orang. Kondisi faktual ini, mempertegas jika dimasa
yang akan datang dikembangkan secara professional potensi wisata
alam, buatan, budaya, dan sejarah. Tentunya angka kunjungan ini
akan terus bertambah, dengan adanya kondisi tersebut maka
tentunya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan juga
beberapa indikator keberhasilan dikabupaten keerom.
Tabel 2.2

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 75


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Potensi Wisata Alam dan Buatan di Kabupaten Keerom


Tahun 2020
Potensi Wisata
No Distrik
Alam Buatan
1 Arso Telaga Domoi -
2 Arso Barat Telaga Cinta Yowong
Telaga Penum -
Baburia
3 Skanto Telaga Yuwom Agro Wisata Buah
Goa Kelelawar Naga Wulukubun
Air Terjun Skanto Kolam Renang
Waesamba arsopura
4 Waris Air Terjun Kaifam Kampung wisata
banda dan pund
Tugu Perbatasan RI-
PNG
5 Senggi Kali Sangke
-
Air Terjun Namla
6 Kaisenar - -
7 Web - -
8 Yaffi - -
9 Arso Timur Air Terjun Kali
Sangke Kampung Wisata Kali
Air Panas Asin Asin
Muepruswar
10 Mannem - -
11 Towe Kali Hitam
Air Terjun Towe -
Hitam
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021

II.4.3.2. Urusan Pertanian


1. Produksi Komoditas Tanaman Pangan
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis di
kabupaten keerom, hal ini disebabkan adanya kampung-kampung
transmigrasi yang terkonsentrasi pada beberapa pusat produksi.
Selain itu juga, hasil pertanian dari kabupaten keerom menjadi salah
satu supplay kepada beberapa pasar utama di Kota Jayapura.
Sebenarnya beberapa konsep telah terbentuk pada mata rantai
perekonomian komoditas pertanian di Kabuapaten Keerom.
Tabel 2.2
Produksi Komoditas Tanaman Pangan di Kabupaten Keerom
Tahun 2020
No Tanaman Pangan Capaian
1 Luas Tanam (ha) 323
2 Produksi (ton) 1.453
3 Produktifitas (ton/ha) 4,50
4 Produksi padi setara beras (ton) 1.016
5 Produksi jagung (ton) 15.155
6 Produksi kedelai (ton) 175
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 76


Gambaran Umum Kondisi Daerah

BPS Kabupaten Keerom mencatat, bahwa produktifitas


komoditas padi di kabupaten keerom tahun 2020 mencapai angka
4.50 ton/ha. Dimana luas tabam sekitar 323 hektar dengan
pencapaian panen sebesar 1453 ton. Selain padi terdapat komoditas
yang memiliki nilai keberlanjutan produksi yaitu jagung dan kedelai.
Jika diamati, produktifitas pertanian perlu adanya pengembangan
dimasa yang akan datang. Selain untuk kebutuhan kabupaten
keerom tentunya untuk menopang permintaan pasar di Kota
Jayapura. Hal ini perlu mendapatkan perhatian oleh pemerintah
Kabupaten Keerom.

2. Produksi Komoditas Tanaman Pangan


Beberapa komoditas sayuran dan buah-buahan yang intens
dan kontinu diproduksi dikabupaten keerom. Yaitu 14 komditas
sayur-sayuran dan 2 komoditas buah-buahan. Produksi hasil ini,
tentunya masih dipengaruhi oleh ketersediaan luas tanam dan juga
optimalisasi mutu hasil komoditas pertanian di Kabupaten Keerom.
Tentunya hasil buah-buahan dan sayuran, dapat menjadi komoditas
yang mampu sebagai penyuplai di Kota Jayapura dan juga lokal
kebutuhan kabupaten keerom. Dimasa yang akan datang, perlu
adanya penegasan terkait pemanfaatan ruang khusus pertanian,
sehingga hal ini menjadi prioritas dalam pembangunan petanian
sebagai sektor primadona di Kabupaten Keerom.
Tabel 2.2
Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim
Menurut Jenis Tanaman (kw) di Kabupaten Keerom Tahun 2020
Produksi
No Jenis Tanaman
(kw)
1 Bawang Daun 770
2 Bawang Merah 4.365
3 Bayam 992
4 Buncis 1.554
5 Cabai Besar 1.976
6 Cabai Rawit 3.822
7 Kacang Panjang 4.940
8 Kangkung 1.344
9 Kembang Kol 1.188
10 Ketimun 12.555
11 Kubis 7.052
12 Petsai 1.255
13 Terung 1.485
14 Tomat 5.355
15 Melon 3.200
16 Semangka 3.800
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 77


Gambaran Umum Kondisi Daerah

II.4.3.3. Urusan Kehutanan


Kawasan hutan memiliki peran dalam kerangka peningkatan
ekonomi daerah. Selain itu juga, kawasan hutan dapat dijadikan
pendorong kesejahteraan masyarakat, dalam artian pengelolaan
hutan rakyat dapat dikoordinir oleh pemerintah daerah. Tentunya
pemanfaatan hutan ini, perlu pertimbangan sesuai dengan pola dan
tata ruang yang berlaku di Kawasan Kabupaten Keerom.

Tabel 2.2
Luas Kawasan Hutan dan Konservasi
di Kabupaten Keerom Tahun 2020
Luas Kawasan dan Konservasi
Suaka Hutan
Distrik Hutan
Hutan Alam dan Hutan Produksi Luas
Produksi
Lindung Pelestarian Produksi Dapat Hutan
Tetap
Alam diKonversi
Web 33.575 - 23.477 63.602 103 120.759
Towe 23.606 - 7.281 30.503 - 61.391
Yaffi - - - - - -
Senggi 68.757 8.116 39.407 118.913 14.359 249.554
Kaisenar - - - - - -
Waris 26.174 - 9.875 5.677 34.318 76.046
Arso 39.842 - 43.308 - 9.421 92.572
Arso
2.265 - - 21.379 - 23.645
Timur
Arso
- - 784 13.107 3.064 16.956
Barat
Mannem 1.076 - 532 0,19 3.658 5.267
Skanto 16.455 - 55.689 2.499 244 74.888
Keerom 211.750 8.116 180.353 255.680 65.167 721.078
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021
Potensi hutan produksi dikabupaten keerom sebesar 180.353
hektar dari total kawasan hutan kabupaten keerom 721.078 hektar.
Dimana menurut distrik tercatat pada distrik web sebesar 13 persen
lahan produksi, senggi terdapat 21,85 persen, distrik arso 24,01
persen, dan distrik skanto sebanyak 30,88 persen. Sedangkan untuk
hutan lindung terdapat 211.750 hektar, yang mana sebanyak 68.757
hektar atau 38,12 persen. Tentunya untuk peningkatan
pertumbuhan ekonomi, perlu memperhatikan pola ruang kawasan
yang telah ditetapkan. Selain itu juga, beberapa kewenangan
mengenai kehutanan terdapat di provinsi papua. Sehingga perlu
adanya koordinasi yang instens antara kabupaten keerom dan
provinsi papua mengenai pemanfaatan kawasan hutan.

II.4.3.4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral


Ketersediaan energi dapat menunjang pembangunan di
Kabupaten Keerom. Hal paling penting ialah akses pembangunan dan
masyarakat terhadap ketersediaan jaringan lisrik. Kondisi kabupaten

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 78


Gambaran Umum Kondisi Daerah

keerom masih mengandalkan PLTD kabupaten keerom. Infrastruktur


energi alternatif yang ada di beberapa wilayah di Kabupaten Keerom
saat ini adalah Solar Cell yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten.
Tabel 2.2
Prosentase Penggunaan Listrik Jenis Pelanggan
di Kabupaten Keerom Tahun 2020
Persentase
No Pelanggan Listrik
(%)
1 Rumah Tangga 89,55
2 Instansi Pemerintah 1,31
3 Sosial 3,78
4 Industri 5,31
5 Niaga 0,05
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021
Penggunaan jaringan energi listrik dikabupaten keerom pada
tahun 2020 tercatat oleh BPS bahwa sekitar 89,55 persen
dimanfaatkan oleh Rumah Tangga, sedangkan instansi pemerintah
1,31 persen, untuk jenis pelanggan sosial sebanyak 3,78 persen,
untuk memenuhi industri sekitar 5,31 persen, selanjutnya untuk
niaga 0,05 persen. Jika diharapkan adanya perkembangan ekonomi,
maka tentunya akan ada permintaan energi listrik baik jenis niaga
dan juga industri. Untuk itu, perlu dipikirkan secara strategis
ketersediaan energi listrik dimasa yang akan datang. Namun terlebih
penting saat ini, jangkauan ketersediaan masyarakat diseluruh
distrik dan kampung di Kabupaten Keerom.

II.4.3.5. Urusan Perdagangan


1. Jumlah Sarana Perdagangan
Aktivitas perdagangan merupakan salah satu aktivitas vital
yang dilaksanakan para pelaku ekonomi di Kabupaten Keerom
selama ini. Aktivitas ini dilaksanakan untuk memidahkan barang
dan jasa yang dihasilkan para produsen, seperti petani, peternak,
dan industry perumahan ke pasar, sehingga dapat dibeli oleh para
konsumen yang membutuhkannya.

Tabel 2.2
Jumlah Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya
di Kabupaten Keerom Tahun 2020
Jenis Sarana
No 2017 2018 2019
Perdagangan
1 Pasar 18 19 19
2 Toko 107 125 125
3 Kios 624 746 746
4 Warung 168 278 278

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 79


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Jenis Sarana
No 2017 2018 2019
Perdagangan
Jumlah 917 1.168 1.168
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021
Perdagangan dikabupaten keerom dapat berjalan optimal
tentunya memerlukan uttilitas sarana dan prasarana. Sarana dan
prasarana perdagangan dikabupaten keerom saat ini, tersedia pasar
tradisional/lokal sebanyak 19 ditahun 2019. Sedangkan untuk
ketersediaan toko telah mencapai angka 125 toko, dan untuk kios
kecil/menengah untuk sembako sebanyak 746 kios, sedangkan
untuk untuk warung tercatat terdapat 278 warung. Struktur yang
telah terbentuk ini, perlu dimaksimalkan dengan kondisi penduduk
dan pendapatan yang merata, sehingga mampu menopang angka
konsumsi. Selain itu juga perlu dikendalikan besaran inflasi masing-
masing komoditas perdangan.
2. Jumlah Perusahaan Perdagangan menurut Golongan SIUP
Untuk potret ketersediaan perdagangan besar yang memiliki
izin usaha di Kabupaten Keerom, pada tahun 2020 terdapat 92
perusahaan perdagangan, dimana terbesar dengan tipe SIUP-K yaitu
75 perusahaan, sedangkan untuk tahun sebelumnya 2019 mencapai
angka 222 perusahaan dengan SIUP-K sebanyak 188 perusahaan.
Sedangkan untuk SIUP-B pada tahun 2019 hanya berkisar 5
perusahaan, padahal pada tahun 2017 mampu mencapai angka 28
perusahaan.
Tabel 2.2
Jumlah Perusahaan Perdagangan menurut Golongan
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kabupaten Keerom Tahun
2017-2020
Jenis Sarana
No 2017 2018 2019 2020
Perdagangan
1 SIUP-K 57 140 188 75
2 SIUP-M 135 91 30 12
3 SIUP-B 28 6 4 5
Jumlah 220 237 222 92
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021
3. Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Permodalan
Untuk klasifikasi perdagangan dikabupaten keerom, pada
tahun 2017 terdapat 38 perusahaan dimana terdapat 28 perusahan
tergolong besar. Pada tahun 2018 perusahaan besar meningkat
menjadi 135 perusahaan sehingga total perusahaan menjadi 255
perusahaan yang bergerak di Kabupaten Keerom. Sedangkan pada
tahun 2019 terjadi pergeseran, dimana peningkatan perusahaan
perdagangan kecil meningkat menjadi 137 perusahaan, dan tahun

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 80


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2020 menjadi 75 perusahaan. Dengan kondisi ini, stabilitas potensi


prospek ekonomi dan harga perdangan memainkan peran dan
keberlanjutan aktifitas perusahaan perdagangan di Kabupaten
Keerom.
Tabel 2.2
Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Permodalan dan
Badan Hukum di Kabupaten Keerom Tahun 2017-2020
No Golongan Perusahaan 2017 2018 2019 2020
1 Pedagang Besar 28 135 4 5
2 Pedagang Menengah 6 91 29 12
3 Pedagang Kecil 4 29 137 75
Jumlah 38 255 170 92
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021

II.4.3.6. Urusan Perindustrian


1. Nilai Industri Pengolahan dan Kontribusi Terhadap PDRB
Salah satu urusan pilihan yang perlu mendapatkan
perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Keerom untuk segera
dipacu perkembangannya di tahun-tahun mendatang adalah urusan
industri. Hal ini disebabkan karena kehadiran aktivitas industri di
daerah ini akan mampu memberikan nilai tambah yang cukup besar
bagi komoditi-komoditi pertanian yang dihasilkan di daerah ini.
Selain itu, pengembangan sektor industri akan mampu pula untuk
menciptakan Multiplier Effect yang luas bagi sektor-sektor lainnya,
utamanya sektor-sektor ekonomi yang terkait langsung dengan
aktivitas industri, baik keterkaitan ke depan (foreward linkage)
maupun keterkaitan ke belakang (backward linkage).
Tabel 2.2
Nilai Industri Pengolahan dan Kontribusi Terhadap PDRB
di Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020
Industri 2016 2017 2018 2019 2020
Industri Pengolahan 127.472 141.565 153.394 158.435 161.695
Kontribusi Terhadap
5,46 5,57 5,68 5,55 5,52
Perekonomian
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021
Pada tahun 2016 nilai perekonomian dari aktifitas industri
dikabupaten keerom mencapai angka 127.472 dengan kontribusi
terhadap PDRB sebanyak 5,46 persen. Pencapaian ini terus terjadi
hingga pada tahun 2020 dimana angka aktifitas perekonomian
dibidang industri mencapai nilai 161.695 dengan kontribusi sebesar
5,52 persen PDRB di Kabupaten Keerom. Perkembangan industri erat
kaitannya dengan pengembangan potensi unggulan di kabupaten
keerom, selain juga iklim investasi melalui perizinan mampu
menunjang perkembangan industri pengolahan baik dari segi

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 81


Gambaran Umum Kondisi Daerah

pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan budidaya di


kabupaten keerom dimasa yang akan datang.
2. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi
Industri
Sampai dengan tahun 2020, jumlah perusahaan berdasarkan
klasifikasi indistri di Kabupaten Keerom adalah sebanyak 490.
Dengan serapan tenaga kerja sebanyak 2,239 orang. Adapun
klasifikasinya di bagi atas 20 jenis usaha di antaranya sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi
Industri di Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Klasifikasi Industri Perusahaan Tenaga Kerja
1 Meubel 54 145
2 Batu Bata dan Gorong 2 25 84
3 Jasa Bengkel Motor 58 144
4 Jasa Bengkel Mobil 17 33
5 Jasa Cuci Motor & Mobil 25 36
6 Jasa Las 12 27
7 Jasa Salon 11 24
8 Jasa Penjahit 28 65
9 Service Elektronik 15 17
10 Depot Air Isi Ulang 55 97
11 Foto Copy 25 54
12 Usaha Tahu Tempe 15 41
13 Pengolahan Pangan 70 268
14 Industri Minyak 3 460
15 Pande Besi 3 7
16 Penggilingan Padi 3 5
17 Jasa Laundry 12 19
18 Sawmill Kayu 25 531
19 Industri Kerajinan 30 118
20 Batu Pecah 4 65
Jumlah 490 2.239
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, 2021

II.4.3.7. Urusan Transmigrasi


Kabupaten Keerom yang terletak di Wilayah Perbatasan RI-
PNG, Memanjang dari utara ke selatan dihuni oleh berbagai suku
maupun budaya yang sangat heterogen, apalagi Kabupaten Keerom
sebelumnya merupakan daerah transmigrasi dan daerah perkebunan
kepala sawit. Keheterogenan penduduk heterogen ini menjadi potensi
pemersatu yang luar biasa untuk dipertahankan dan dikembangkan.

Tabel 2.2
Kawasan Transmigrasi yang dikembangkan

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 82


Gambaran Umum Kondisi Daerah

di Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020


Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah kawasan transmigrasi yang
1 1 1 1 1
difasilitasi penetapannya
Jumlah satuan pemukiman
transmigrasi yang difasilitasi 2 2 2 2 2
pembangunannya
Jumlah satuan pemukiman yang
1 1 1 1 1
dibina
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 2021
Berdasarkan catatan dari instansi terkait, bahwa jumlah
kawasan strategis transmigrasi yang ditetapkan dan dikembangkan
hingga tahun 2020 terdapat 1 kawasan. Sedangkan untuk
pengembangan kawasan pemukiman transmigrasi, capain tahun
2020 terdapat 2 kawasan. Untuk pembinaan dan pemberdayaan yang
dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten keerom hingga tahun
2020 terdapat 1 kawasan. Tentunya hal ini, diharapkan mampu
menopang kemajuan dari kabupaten keerom kedepan, dari kawasan
ini terdapat beberapa potensi daerah yang telah dikembangkan baik
dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan
budidaya darat.

II.4.3.8. Urusan Kelautan dan Perikanan


1. Produksi Perikanan Darat
Ketersediaan akses masyarakat khususnya keerom sangat
tergantung pada komoditas budidaya perikanan darat. Untuk
memenuhi kebutuhan akses ikan laut maka masyarakat kabupaten
keerom mengakses pada pasar tradisional ataupun modern di
wilayah Kota Jayapura. Tentunya kondisi ini, akses masyarakat
bergantung pada perkembangan harga ikan di Kota Jayapura.
Ketersdiaan konsumsi ikan, tentunya sangat penting bagi
masyarakat terkait dengan asupan gizi masyarakat dan juga
perenomian masyarakat.
Tabel 2.2
Produksi Perikanan Darat Menurut Jenis Ikan Tawar
di Kabupaten Keerom Tahun 2017-2019
Jenis Produksi Perikanan
No
Ikan Tawar 2017 2018 2019
1 Ikan Mas 32.110 14.720 -
2 Ikan Nila 210.432 68.875 55.313
3 Ikan Lele 104.256 74.708 92.424
4 Ikan Gurame - - 683
5 Ikan Patin - - 279
Total 346.798 158.303 148.699
Sumber: Data Dalam Angka BPS Kab.Keerom, Tahun 2021
Kondisi saat ini, produksi perikanan hanya pada Perikanan
Darat Menurut Jenis Ikan Tawar. Untuk komoditas ikan mas tahun

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 83


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2018 mencapai angka 14.720, sedangkan untuk ikan nila pada


tahun 2019 mencapai angka 55.313, dan ikan lele 92.424. Untuk
produksi ikan gurame dan patin masing-masing 683 dan 279.
Sebagai potret konsumsi ikan/udang/cumi-cumi/kerang pada tahun
2020 untuk kelompok pengeluaran dibawah 40 persen mencapai
rata-rata angka Rp.15.971.000,- sedangkan untuk kelompok 40
persen tengah mencapai angka Rp.8.137.000,-, dan untuk kelompok
pengeluaran 40 persen atas hanya berkisar Rp.9.432.000,-.

II.4.4. Penunjang Urusan


II.4.4.1. Urusan Perencanaan Pembangunan
Perencanan pembangunan yang berkualitas tentunya
memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan di
kabupaten keerom. Ketersediaan data dan informasi perencanaan
pembangunan merupakan tantangan dalam kualitas perencanaan
pembangunan. Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan
startegis RPJPD, RPJMD, RENTRA, RKPD, dan RENJA. Serta
dokumen pendukung lainnya baik strategis daerah maupun sektoral.
Berdasarkan hasil perumusan permasalahan dan isu
strategis pada organisasi badan perencanaan pembangunan daerah
kabupaten keerom, terdapat beberapa kondisi yang masih dijumpai
dan perlu mendapatkan perhatian di masa yang akan datang ialah:
1. Belum adanya konsistensi arah dan kebijakan dalam dokumen
pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan
pembangunan tahunan;
2. Masih kurangnya kesadaran aparat pemda dalam menyusun dan
menggunakan dokumen perencanaan untuk kebutuhan
pembangunan daerah;
3. Belum terciptanya keselarasan penyusunan rencana
pembangunan daerah yang dilakukan dengan pendekatan Politik,
teknokratik, partisipatif, atas-bawah (top down)dan bawah-atas
(bottom up) termasuk pendekatan budaya khas papua;
4. Belum terciptanya keselarasan Perencanaan Pembangunan
dengan amanat OTSUS mendorong Perlindungan, Keberpihakan
dan Pemberdayaan Orang Asli Papua;
5. Belum memadaninya data dasar pembangunan dan Informasi
Perencanaan Pembangunan Daerah;
6. Belum optimalnya Sinergi Perencanaan Pembangunan di Daerah
baik secara vertikal maupun horizontal, termasuk antara
Pemerintah dengan Mitra Pembangunan.

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 84


Gambaran Umum Kondisi Daerah

7. Masih terlambatnya penyusunan rencana kerja pemerintah


daerah dari kalender perencanaan secara nasional.
Belum sinerginya dokumen-dokumen perencanaan, yakni antara
RPJPD-RPJMD, RPJMD-RKPD, dan RKPD-RKA/DPA, serta keseluruh
dokumen perencanaan dengan RTRW Kabupaten Keerom .

II.4.4.2. Urusan Keuangan


Selama kurun waktu Tahun 2016–2019, realisasi pendapatan
daerah cenderung berfluktuatif, dimana rata-rata pertumbuhan
sebesar 4.80 persen. Adapun pendapatan yang bersumber dari Dana
Perimbangan mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 5.08 persen, dimana tingkat pertumbuhan tertinggi berasal
dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 132.74 persen. Selain itu
pada tahun 2016-2019, komponen pendapatan daerah yang
bersumber dari PAD secara nominal sangat fluktuatif dan cenderung
menurun pada tahun 2017 dibandingkan dengan yang dicapai pada
tahun 2016, namun pada tahun berikutnya menunjukkan
peningatan, hal lain dapat dilihat bahwa pendapatan daerah ini yang
bersumber dari Lain-lain Pendapatan daerah yang Sah hanya dapat
terealisasi pada tahun 2019 sebesar Rp.29.015.053.506, dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar -74.47 persen.

Tabel 2.2.
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Keerom
Tahun 2016-2019 (Dalam Jutaan)
URAIAN 2016 2017 2018 2019
PENDAPATAN 1.009.504,12 919.989,41 1.048.373,94 1.057.914,12
PENDAPATAN ASLI
63.814,38 12.683,76 19.490,49 26.382,78
DAERAH
Pajak Daerah 47.860,45 4.244,81 8.112,67 8.589,48
Retribusi Daerah 1.306,66 1.738,68 1.712,40 1.371,55
Hasil Pengelolaan
3.521,25 0,00 766,68 1.471,57
Kekayaan Daerah
Lain-Lain PAD Yang
11.126,02 6.700,27 8.898,74 14.950,18
Sah
PENDAPATAN
885.887,41 832.019,59 905.854,61 932.072,67
TRANSFER
Pendapatan
Transfer 754.716,94 714.273,77 782.093,67 886.333,97
Pemerintah Pusat
Dana Bagi Hasil
17.045,56 12.605,48 13.815,20 10.279,97
Pajak
Dana Bagi Hasil
60.251,50 12.089,42 50.790,20 34.501,93
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
555.013,19 555.250,25 545.712,22 556.660,64
(DAU)
Dana Alokasi Khusus
122.406,68 134.328,64 171.776,04 284.891,44
(DAK)
Pendapatan
Transfer
113.655,29 94.899,96 94.899,96 29.015,05
Pemerintah Pusat-
Lainnya

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 85


Gambaran Umum Kondisi Daerah

URAIAN 2016 2017 2018 2019


Dana Otonomi
94.899,96 94.899,96 94.899,96 29.015,05
Khusus
Dana Penyesuaian 18.755,34 - - -
Dana Tambahan
- - - -
Infrastruktur
Pendapatan
Transfer
6.749,29 6.147,04 7.195,60 16.723,65
Pemerintah Daerah
Lainnya
Pendapatan Bagi
6.749,29 6.147,04 7.195,60 16.723,65
Hasil Pajak
Bantuan Keuangan 10.765,89 16.698,83 21.665,39 -
Bantuan
KeuanganDari
10.765,89 16.698,83 21.665,39 -
Pemerintah Daerah
Provinsi Lainnya
Sumber: LRA Tahun 2016-2019, diolah
Ketergantungan fiskal merupakan gambaran kemampuan
daerah otonom dalam memenuhi kebutuhan finansial untuk
pembangunan. Ketergantungan fiskal ini dinyatakan dalam Derajat
Otonomi Fiskal Daerah (DOFD) yang merupakan hasil dari
proporsi/perbandingan total PAD dengan Total Pendapatan pada
tahun yang sama. Oleh karena itu, pada bagian ini perlu pula
diperlihatkan kontribusi masing-masing sumber pendapatan daerah
terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Keerom selama periode
2010-2014, Penurunan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
periode 2010-2014 disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
karena pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah belum
didasarkan pada potensi yang tersedia, sehingga kontribusinya masih
rendah dan belum mampu berperan sebagai sumber utama PAD
Kabupaten Keerom.

II.4.4.3. Urusan Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


Kepegawaian merupakan input dalam proses pelaksanaan
pembangunan di Kabupaten Keerom. Menurut catatan BPS Tahun
2020, sebaran jumlah pegawai negeri sipil dikabupaten keerom
untuk tingkat pendidikan SMP/sederajat 3,57 persen, SMA/sederajat
35,83 persen, diploma I/II/Akta I,II sebanyak 27,33 persen,
sedangkan, diploma III/Akta III/Sarjana Muda sebesar 33,23 persen.
Beberapa temuan pada saat tahapan coaching clinic, bahwa
penyebaran pegawai ASN dan honorer masih perlu mendapatkan
perhatian baik dari segi kualitas dan kuantitas. Selain itu
pemberdayaan aparatur daerah di tingkat distrik dan kampung perlu
mendapatkan perhatian dimasa yang akan datang. Diharapkan
dengan adanya pelimpahan kewenangan ke tingkat distrik, perlu
adanya penguatan-penguatan dalam hal kapasitas apatur di tingkat

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 86


Gambaran Umum Kondisi Daerah

distrik dan juga kampung. Sehingga semangat rentang kendali dalam


konteks pemberdayaan dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga
peningkatan akses ASN untuk mendapatkan pendidikan formal dan
juga pendidikan pelatihan struktural serta fungsional.

II.4.4.4. Urusan Penelitian dan Pengambangan


Penelitian dan pengembangan merupakan input dalam proses
perencanaan pembangunan daerah. Hal paling terpenting dalam
urusan ini ialah pemanfataan hasil litbang dalam pembangunan di
Kabupaten Keerom. Kajian/Penelitian/riset, perlu di arahkan dalam
proses pengembangan kewilayahan strategis yang berbasis potensi
daerah. Berdasarkan hasil perumusan permasalahan dan isu
strategis pada organisasi badan perencanaan pembangunan daerah
kabupaten keerom bahwa Penelitian yang dilakukan belum
sepenuhnya berkaitan langsung dengan bahan kebijakan
perencanaan dan publikasi hasil penelitian belum sepenuhnya
ditindaklanjuti.
Selain itu juga, kedepan perlu diarahkan untuk sistem inovasi
daerah (SIDa), dimana litbang memberikan pemanfaatan hasil dalam
kerangka penguatan pelaksanaan pemerintah daerah sesuai dengan
perkembangan zaman saat ini pada era digitalisasi. Inovasi daerah
dapat dilaksanakan, tentunya melalui riset yang melibatkan
partisipasi seluruh stakeholder terkait di kabupaten keerom.

II.4.4.5. Urusan Pengawasan


Berdasarkan data yang diperoleh, persentase temuan
inspektorat yang ditindaklanjuti sepanjang tahun 2019-2020 sudah
100 persen di tindaklanjuti. Sedangkan untuk temuan BPK yang
ditindaklanjuti memiliki capaian cenderung menurun. Pada tahun
2016 hasil temuan BPK yang ditindaklanjuti sebesar 48 persen,
kemudian pada periode 2017-2018 100 persen ditindaklanjuti.
Sedangkan, pada dua tahun terakhir yaitu pada periode 2019-2020
terlihat menurun. Selain itu, secara keseluruhan jumlah temuan BPK
setiap tahun bervariasi, pada tahun 2016 jumlah kasus temuan
adalah sebanyak 22 kasus, tahun 2017 30 kasus, tahun 2018 21
kasus, tahun 2019 28 kasus, dan mengalami penurunan di tahun
2020 sebanyak 12 kasus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
uraian tabel berikut ini:
Tabel 2.2.
Perkembangan Pencapaian Pengawasan Daerah Kabupaten
Keerom Tahun 2016-2020

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 87


Gambaran Umum Kondisi Daerah

NO INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020


1 Persentase tindak lanjut temuan
a. Temuan Inspektorat n.a n.a n.a 100% 100%
b. Temuan BPK 48% 100% 100% 31% 47%
2 Jumlah temuan BPK 22 30 21 28 12
3 Persentase dokumen 12,5 12,5 12,5 25 37,5
perencanaan dan penganggaran
daerah yang direviu (RPJMD,
RENSTRA, RENJA-RKPD, LAKIP,
LPPD, DPA, RKA, LKPD)

4 Maturitas Sistem Pengendalian n.a n.a n.a level 2 Hasil


belum
Intern Pemerintah (SPIP) keluar

5 Peningkatan Kapabilitas Aparat n.a n.a level Hasil


belum
Hasil
belum
Pengawasan Intern Pemerintah 2 keluar keluar
(APIP)
6 Persentase capaian indikator n.a n.a 33% 64% 44,37%
Renaksi KPK
7 Persentase capaian kepatuhan n.a n.a n.a 78,77% 85%
pelaporan LHKPN
Sumber: LRA Tahun 2016-2019, diolah
Selanjutnya, fungsi lain dari pengawasan adalah melakukan
reviu dokumen perencanaan dan penganggaran daerah diantaranya
ialah RPJMD, RENSTRA, RENJA-RKPD, LAKIP, LPPD, DPA, RKA,
LKPD. Dari hasil reviu tersebut, sepanjang tahun 2016-2020 masih
terdapat beberapa perangkat daerah dan dokumen yang tidak
dilakukan reviu. Salah satu faktor penyebabnya adalah, tidak
diserahkan oleh perangkat daerah terkait, dan masih sering terjadi
keterlambatan penyerahan dokumen oleh perangkat daerah untuk
dilakukan reviu oleh inspektorat. Sehingga hal tersebut berpengaruh
terhadap capaian persentase reviu, bahkan terlihat masih sangat
rendah sampai dengan tahun 2020.
Selain itu, pencapaian Maturitas Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) sampai dengan tahun 2018-2019 adalah
berada pada level 2 (dua). Sedangkan untuk capaian tahun 2020
masih dalam proses pemeriksaan. Indikator lainnya seperti
Persentase capaian Renaksi KPK sampai dengan tahun 44,37 persen.

II.4.4.6. Urusan Kesekretariatan


1. Sekretariat Daerah
Reformasi birokrasi akan menjadi prasyarat dalam rangka
peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang harus semakin
meningkat, sesuai dengan tuntutan dinamika global. Kepegawaian
akan sangat terkait dengan reformasi birokrasi. Dalam rangka
perwujudan good governance telah disusun Road Map Reformasi
Birokrasi 2010-2014 oleh pemerintah, yang harus dilaksanakan oleh

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 88


Gambaran Umum Kondisi Daerah

pemerintah daerah. Reformasi birokrasi pada dasarnya merupakan


proses menata-ulang, mengubah, memperbaiki, dan
menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional,
bersih, efisien, efektif, dan produktif). Dalam bahasa yang lain,
reformasi birokrasi adalah upaya untuk melakukan perbaikan kinerja
birokrasi dengan meningkatkan kualitas regulasi, efisiensi, efektivitas
dan akuntabilitas seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan dan
kualitas pelayanan kepada masyarakat, yang akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah.
Pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Keerom mencakup beberapa area perubahan yaitu :
1) Penataan dan penguatan organisasi, dilaksanakan melalui
evaluasi kelembagaan PD.
2) Penataan tatalaksana, dilaksanakan melalui penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP).
3) Penataan sistem manajemen SDM aparatur, dilaksanakan melalui
penyelenggaraan diklat aparatur, pengadaan CPNS Pemerintah
Kabupaten Keerom, tes kompetensi pejabat struktural, kenaikan
pangkat bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Keerom,
dan peningkatan kualitas PNS melalui fasilitasi tugas/izin belajar.
4) Penguatan pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan
internal pada PD.
5) Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dilaksanakan melalui
implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
6) Penataan peraturan perundang-undangan atau produk hukum
Pemerintah Kabupaten Keerom.
7) Pola pikir dan budaya kerja, dilakukan melalui sosialisasi dan
diklat TOT pengembangan budaya kerja, penerapan nilai-nilai
budaya kerja dan etika ASN.
Selain itu, sampai dengan tahun 2020, tercatat produk hukum
yang dihasilkan adalah sebesar 107 dokumen. Jumlah produk
hukum yang dihasilkan setiap tahunnya sangat bervariasi,
disesuikan dengan kebutuhan kebijakan pemerintah pusat, provinsi
dan daerah setiap tahunnya. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:

Tabel 2.2.
Capaian Sekretariat Daerah Kabupaten Keerom Tahun 2016-2020

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 89


Gambaran Umum Kondisi Daerah

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020


1 Nilai Perolehan LKj Pemerintah 20,29 34,08 47,32 47,32 47,55
Daerah
2 Jumlah Produk Hukum yang 181 159 189 158 107
dihasilkan

Sumber: Sekretariat Daerah, Tahun 2021


2. Sekretariat Dewan
Sekretariat DPRD adalah unsur penunjang kelancaran
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta wewenang DPRD.
Sekretariat DPRD membantu pencapaian kinerja DPRD, dimana yang
menjadi indikator kinerja yaitu penetapan Raperda (Rancangan
Peraturan Daerah) menjadi Perda (Peraturan Daerah). Usulan
Raperda yang masuk ke Program Pembentukan Peraturan Daerah
(Propemperda) diupayakan untuk ditetapkan menjadi Perda. Sampai
dengan tahun 2020 tercatat sebesar 154 jenis keputusan yang
ditetapkan dalam pembahasan dewan, di antaranya sebagai berikut:
Tabel 2.2.
Regulasi Daerah yang ditetapkan Oleh Pembahasan Dewan
Kabupaten Keerom Tahun 2020
No Jenis Keputusan Jumlah
1 Peraturan Daerah 10
2 Keputusan DPRD 19
3 Pernyataan Pandangan 20
4 Pernyataan Pendapatan 20
5 Resolusi 5
6 Kesimpulan Pendapat 20
7 Keputusan Pemimpin 28
8 Keputusan Badan Musyawarah 11
9 Memorandum 0
10 Pendapat Badan Anggaran 8
11 Berita Acara 13
Total 154
Sumber: Kabupaten Keerom Dalam Angka Tahun 2021

Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Keerom Tahun 2021-2025 90

Anda mungkin juga menyukai