Anda di halaman 1dari 18

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.

RINGKASAN
Struktur tanah yang memiliki sifat mekanis buruk akan menimbulkan dampak negatif bagi
bangunan yang ada di atasnya. Beberapa sifat mekanis tanah yang buruk adalah daya dukung
yang rendah, memiliki plastisitas tinggi, kembang susut besar hingga kekuatan geser yang
rendah. Beberapa parameter sifat mekanis tanah yang biasa digunakan adalah nilai California
Bearing Ratio atau CBR dan Unconfined Compression Strenght atau UCS. Semakin tinggi nilai
CBR dan UCS maka semakin baik sifat tanah, begitu pula sebaliknya.
Tanah gambut memiliki nilai CBR dan UCS yang rendah, sehingga bisa dikatakan tanah
gambut memiliki sifat yang kurang baik. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang sudah
dilakukan di berbagai sampel tanah gambut di Indonesia dan Malaysia. Nilai CBR yang didapat
dari penelitian-penelitian tersebut termasuk kategori amat buruk dan buruk karena berada dalam
rentang nilai CBR 0-3% dan 3-7% dengan kegunaan sebagai subgrade. Kemudian kuat tekan
bebas (UCS) tanah gambut juga sangat rendah yaitu berada di rentang 0 – 1,00 kg/cm2 yang
berarti termasuk kategori gambut sangat lunak sampai sedang.
Beberapa upaya untuk memperbaiki sifat tanah gambut telah dilakukan diantaranya
dengan stabilisasi. Salah satu bahan stabilisasi yang dapat digunakan adalah garam dapur.
Penggunaan garam sebagai bahan stabilisasi tanah bisa memberikan manfaat ekonomi karena
harganya yang lebih murah dibanding bahan stabilisasi lain seperti bahan kimia, pasir maupun
semen. Selain itu dari hasil penelitian sebelumnya, garam dapur mampu meningkatkan daya
dukung tanah lempung yang juga memiliki daya dukung rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanis dalam hal ini nilai CBR dan UCS,
tanah gambut di Kalimantan sebelum dan sesudah distabilisasi dengan menggunakan garam
dapur.
Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Geoteknik Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin dan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Penelitian direncanakan berlangsung dalam 3 (tiga) tahun. Pada tahun pertama sampel tanah
gambut yang diambil berasal dari 3 (tiga) kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan
Tengah. Pada tahun kedua sampel tanah gambut yang diambil berasal dari 2 (dua)
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah dan 1 (satu) kabupaten/kota yang ada di
Provinsi Kalimantan Selatan. Terakhir, pada tahun ketiga sampel tanah gambut yang diambil
berasal dari 3 (tiga) kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. Uji yang dilakukan
terhadap tanah gambut meliputi uji fisis dan uji mekanis. Uji fisis meliputi uji analisis saringan,
berat jenis, berat volume, kadar air, dan Atterberg Limit. Uji sifat mekanis yang dilakukan
terhadap tanah gambut adalah uji CBR dan uji UCS baik sebelum maupun sesudah di stabilisasi
dengan garam. Campuran garam yang direncanakan adalah sebesar 5%, 10%,15%, 20% dan 25%
terhadap berat isi kering gambut.
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah pada tahun pertama dapat menerbitkan
buku ajar elektronik dan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI). Pada tahun kedua menerbitkan
buku cetak dan HKI. Kemudian pada tahun ketiga hasil penelitian disajikan pada 3 (tiga) seminar
internasional dan juga mendapatkan paten sederhana. Untuk Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT),
penelitian ini diharapkan mencapai TKT 3 yaitu bahwa teknologi stabilisasi tanah gambut
Kalimantan menggunakan garam dapur telah layak secara ilmiah dan telah diuji coba di
laboratorium.

Kata kunci maksimal 5 kata


stabilisasi, tanah gambut, garam dapur, CBR, UCS.

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
1. Umum
Stabilisasi tanah adalah usaha untuk memperbaiki sifat-sifat teknis tanah agar memenuhi
syarat teknis tertentu. Sifat-sifat teknis tanah seperti daya dukung (CBR) maupun kuat tekan
bebas (UCS) tanah gambut umumnya tergolong rendah. Sebagai contoh, hasil penelitian oleh
Arrosyid dan Fauziah (2017) menunjukkan rendahnya nilai CBR tanah gambut Rawa Pening
Kabupaten Semarang yaitu 3,72% untuk CBR tanpa rendaman (unsoaked) dan 3,42% untuk CBR
rendaman (soaked). Untuk daerah Kalimantan, Ilyas, Rahayu dan Arifin (2008) menemukan
fakta bahwa tanah gambut Palangka Raya, Kalimantan Tengah memiliki CBR berkisar antara
0,88% sampai 4,14% (unsoaked), dan 0,97% sampai 4,92% (soaked). Di Kalimantan Selatan
didapatkan data bahwa CBR tanah gambut adalah sebesar 4,0639% (Gazali dan Adawiyah,
2018). Kalantari dan Huat (2017) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa tanah gambut di
Kampung Jawa, Malaysia memiliki nilai CBR sebesar 0,782%. Dilihat dari klasifikasi tanah
berdasarkan nilai CBR (Bowles, 1992), tanah gambut di beberapa tempat tersebut termasuk
kategori sangat buruk dan buruk karena berada dalam rentang nilai CBR 0-3% dan 3-7%.
Kemudian kuat tekan bebas (UCS) tanah gambut juga mengalami hal yang sama yaitu
nilainya sangat rendah. Waruwu (2013) mendapatkan hasil bahwa tanah gambut Bagan Siapiapi
Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau memiliki nilai kuat tekan bebas sebesar 0,0872 kg/ cm2.
Penelitian lahan gambut juga pernah dilakukan di Malaysia Barat dan Serawak. Hasilnya didapat
bahwa nilai kuat tekan bebas tanah gambut berkisar antara 4,7 sampai 6,9 kPa (Hashim dan
Islam, 2008) dan (Kolay dan Pui, 2010). Jika dilihat nilai kuat tekan bebas tanah gambut hasil
penelitian tersebut di atas, maka tanah tersebut termasuk gambut sangat lunak sampai sedang
dengan nilai UCS 0 – 1,00 kg/cm2 (Hardiyatmo, 2006).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu adanya stabilisasi tanah gambut terutama di
Kalimantan untuk meningkatkan daya dukung maupun kuat tekan bebasnya. Pada penelitian kali
ini stabilisasi tanah gambut Kalimantan dilakukan dengan penambahan garam sebagai stabilizing
agent untuk mengurangi tekanan pengembangan tanah gambut. Cahyadi dan Puspasari (2018)
dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa garam dapur dalam persentase tertentu mampu
menaikkan daya dukung tanah lempung di Kalimantan Tengah yang juga memiliki nilai CBR
dan UCS rendah. Kenaikan daya dukung tersebut mencapai 97,8% sampai 110,25%.

2. Tujuan Khusus Penelitian


Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Menentukan sifat-sifat tanah gambut asli pada pengujian distribusi ukuran butir, berat jenis,
indeks plastisitas (PI), pemadatan standar, CBR dan UCS.
2. Menentukan nilai CBR dan UCS tanah gambut sebelum dan sesudah distabilisasi dengan
garam dapur.
3. Untuk mengetahui sejauh mana garam bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu tanah
gambut di Kalimantan.

3. Urgensi Penelitian
Selama ini di Kalimantan, penelitian mengenai stabilisasi tanah gambut masih jarang
dilakukan. Untuk itu, penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan alternatif
peningkatan daya dukung tanah gambut di Kalimantan dengan memanfaatkan bahan yang mudah
didapat dan harganya relatif murah.
Terobosan teknologi yang ingin didapatkan adalah pemanfaatan garam dapur yang biasa
digunakan sebagai bumbu dapur menjadi stabilizing agent untuk meningkatkan sifat mekanis
atau daya dukung tanah gambut di Kalimantan. Dengan demikian ada potensi bahwa tanah
gambut di Kalimantan bisa memberikan manfaat lebih yaitu dapat digunakan sebagai bahan lapis
pondasi jalan.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta
jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk
JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tanah Gambut
Tanah gambut adalah jenis tanah dengan daya dukung yang rendah dan
kemampumampatan yang tinggi. Tanah gambut memiliki tekstur terbuka dimana selain pori-pori
makro, tekstur tanah gambut juga didominasi oleh pori-pori mikro yang berada di dalam serat-
serat gambut. Dengan sistem pori ganda dan tingkat homogenitas yang tidak merata tersebut,
serta berat isi tanah yang mendekati berat isi air, maka masalah pemampatan (compressibility)
yang besar bisa mengakibatkan penurunan (Ma’ruf dan Permana, 2017)
Sebaran tanah gambut di Indonesia mencakup area yang sangat luas, yaitu 20,6 juta Ha
(Wahyunto et al, 2005) dalam Handali dan Royano (2014). Luas tersebut mencakup sekitar 50%
luas gambut tropis di dunia atau sekitar 10,8% luas daratan Indonesia. Sebagian besar lahan
gambut di Indonesia terdapat di Papua, Sumatera, dan Kalimantan. Di Kalimantan luas lahan
gambut adalah sekitar 5,7 juta hektar. 52,28% dari sebaran gambut tersebut terdapat di
Kalimantan Tengah, 29,99% di Kalimantan Barat, 12,08% di Kalimatan Timur serta sisanya,
yaitu 5,65% berada di Kalimantan Selatan (Handali dan Royano, 2014).

2. California Bearing Ratio (CBR)


Harga CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan
standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Dalam bentuk rumus
(Hardiyatmo, 2006),
CBR = ( tegangan uji/tegangan baku ) x 100%.
Harga CBR digunakan untuk menilai kemampuan tanah, utamanya untuk digunakan
sebagai base atau sub base di bawah perkerasan jalan. Tabel.1 berikut ini merupakan klasifikasi
tanah berdasarkan harga CBR.

Tabel 1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Harga CBR


CBR Tingkatan Klasifikasi
Kegunaan
No Umum Unified AASHTO
0-3 Very poor Subgrade OH,CH,MH,OL A5,A6,A7
3-7 Poor to fair Subgrade OH,CH,MH,OL A4,A5,A6,A7
7-20 Fair Subbase OL,CL,ML,SC,SM,SP A2,A4,A6,A7
Base or GM,GC,SW,SM,SP,GP Ab,A2-
20-50 Good
subbase 5,A3,A2-6
>50 Excellent Base A1a,A2-4,A3
Sumber : Bowles ( 1992)
Nilai CBR diketahui melalui uji laboratorium. Uji ini menggunakan alat penetrasi dengan
kapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,25 mm per menit.
Biasanya contoh tanah yang diambil untuk uji CBR di laboratorium adalah contoh tanah yang
berada dalam kadar air optimum. Alat uji CBR dapat dilihat pada Gambar 1 berikut

Gambar 1 Alat Uji CBR Laboratorium


Sumber: Dokumentasi Pribadi
CBR dapat diuji pada 2 kondisi yaitu tidak direndam dan kondisi rendaman. Umumnya
harga CBR rendaman lebih rendah dibandingkan dengan CBR tidak direndam. Kondisi
rendaman adalah kondisi yang sering dialami di lapangan, sehingga dalam perhitungan
konstruksi, harga CBR rendaman yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan.

3. Unconfined Compressive Strength (UCS)


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan tekan bebas contoh tanah
berbentuk silinder dalam keadaan asli (undisturbed) maupun tidak asli (compacted or
remoulded). Kuat tekan bebas adalah besarnya beban aksial persatuan luas pada saat regangan
aksial mencapai 20%. Jika regangan mencapai 20%, tetapi benda uji belum runtuh maka
pekerjaan dihentikan.
Untuk mendapatkan nilai kuat tekan bebas maka digunakan persamaan (Hardiyatmo,
2006),
Beban P
UCS  
Luas A
Dari hasil uji kuat tekan bebas akan diketahui hubungannya dengan konsistensi tanah
gambut seperti terlihat pada Tabel 2 berikut

Tabel 2 Hubungan Kuat Tekan Bebas dengan Konsistensinya


Konsistensi qu (kN/m2)
Gambut keras > 400
Gambut sangat kaku 200 – 400
Gambut kaku 100 – 200
Gambut sedang 50 – 100
Gambut lunak 25 – 50
Gambut sangat lunak < 25
Sumber : Hardiyatmo (2006)
Alat uji UCS dapat dilihat pada Gambar 2 berikut
Gambar 2 Alat Uji UCS
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4. Garam Dapur
Menurut Bowles (1984) seperti dikutip Sudjianto (2007), larutan garam dapur merupakan
suatu elektrolit, yang mempunyai gerakan brown di permukaan yang lebih besar dari gerakan
brown pada air murni, sehingga bisa menurunkan air. Larutan ini menembah gaya kohesi antar
partikel sehingga ikatan partikel menjadi lebih rapat. Stabilitas tanah adalah upaya yang
dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat asal tanah. Pada dasarnya stabilisasi menggunakan
garam dapur mempunyai prinsip yang sama dengan stabilisasi menggunakan zat kimia lainnya.
Namun menurut Ingles dan Metcalf (1972) dalam Sudjianto (2007) tanah dengan LL (liquit
limits) yang tinggi biasanya memberikan reaksi yang bagus dengan penambahan garam dapur
ini.

5. Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian terkait yang pernah dilakukan antara lain:
A. Muhyidin Arrosyid , Miftahul Fauziah (2017)
Muhyidin Arrosyid dan Miftahul Fauziah (2017) melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Penambahan Kapur dan Fly Ash Terhadap Daya Dukung Tanah Gambut Sebagai
Subgrade Struktur Perkerasan Lentur”. Hasilnya adalah nilai CBR unsoaked 3,72% serta CBR
soaked 3,42%. Setelah dilakukan stabilisasi nilai CBR semakin meningkat seiring penambahan
kadar fly ash. Semakin besar kadar fly ash, nilai CBR semakin membesar yaitu berturut-turut
sebesar 7,26%, 9,30%, 9,90% dan 13,37% ppada kondisi soaked, sedangkan pada kondisi
unsoaked sebesar 8,19%, 9,62%, 10,35% dan 14,39%.

B. Deki Tecnikal, Niken Silmi Surjandari, Harya Dananjaya (2016)


Deki Tecnikal, Niken Silmi Surjandari, Harya Dananjaya (2016) melakukan penelitian
dengan judul “Stabilisasi Tanah Gambut Menggunakan Campuran Serbuk Bata Merah Ditinjau
Dari Pengujian CBR” memperoleh hasil bahwa penambahan serbuk bata merah terhadap tanah
gambut dapat menaikkan nilai CBR baik terendam dan tidak terendam. Nilai CBR terendam bisa
mencapai titik optimum pada nilai 4,97% dan untuk CBR tidak terendam pada nilai 5,47%.
Dimana nilai tersebut didapatkan pada varian campuran 11% serbuk bata merah.

C. Kolay, P.K dan Pui, M.P (2010)


Kolay, P.K dan Pui, M.P (2010) dalam penelitiannya berjudul “Peat Stabilization using
Gypsum and Fly Ash” memperoleh hasil bahwa penambahan jumlah gipsum dan abu terbang
sebagai bahan stabilisasi, mampu meningkatkan nilai UCS tanah gambut di Serawak, Malaysia.
Persentase penambahan gipsum sebesar 2%, 4%, 6%, dan 8% dan persentase penambahan abu
terbang sebesar 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%.
Dari penelitian-penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tanah gambut masih
bisa ditingkatkan daya dukungnya. Beberapa bahan tambah yang digunakan antara lain semen,
abu terbang, kapur dan serbuk bata merah. Untuk penelitian yang akan dilakukan direncanakan
menggunakan bahan tambah atau bahan stabilisasi berupa garam dapur yang jarang digunakan
sebelumnya.

6. Peta Jalan Penelitian


Peta jalan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 berikut
Gambar 3 Peta Jalan Penelitian
Pada Gambar 3 terlihat bahwa pada tahun 2020-2022, penelitian direncanakan masih
dalam tahap dasar. Pada tahun 2022-2025 diharapkan penelitian ini akan menuju pada penelitian
terapan. Pada akhirnya penelitian ini akan berujung pada didapatnya korelasi antar parameter-
parameter tanah di Kalimantan, sehingga akan menciptakan efisiensi (dari segi waktu dan biaya)
dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek bangunan sipil di Kalimantan

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Adapun proses penelitian ini dilakukan dengan tahapan – tahapan sebagai berikut :
1. Pengambilan Contoh Tanah di 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah dan
Selatan
Contoh tanah diambil di 9 (sembilan) kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan dan
Tengah. Tiap lokasi diambil sebanyak 3 sampel. Tiap sampel memiliki jarak rata-rata 50 m dan
diambil menggunakan cangkul sebanyak 600 kilogram per sampel. Untuk Kalimantan Selatan
contoh tanah gambut yang diambil berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai
Tengah, Hulu Sungai Selatan dan Tapin. Untuk Kalimantan Tengah sampel tanah akan diambil
di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Barito Timur, Barito Selatan dan Kota Palangka Raya.
Lokasi pengambilan sampel tanah dapat di lihat pada Gambar 4 dan 5 berikut ini

Gambar 4 Peta Lokasi Penelitian di Kalimantan Selatan


Gambar 5 Peta Lokasi Penelitian di Kalimantan Tengah

2. Pengujian Contoh Tanah Asli


Selanjutnya sampel tanah gambut yang sudah diambil di masing-masing lokasi, akan
menjalani serangkaian uji laboratorium. Uji-uji tersebut terbagi menjadi 2 (dua) yaitu uji sifat
fisis dan uji sifat mekanis. Pengujian sifat fisis meliputi:
1. Analisa saringan
2. Atterberg limit berupa pengujian batas plastis dan batas cair
3. Berat jenis
4. Kadar air
Sedangkan untuk uji sifat mekanis tanah asli meliputi
1. Pemadatan
2. Uji CBR
3. Uji UCS
Jumlah sampel tanah asli yang diperlukan untuk setiap uji adalah seperti terlihat pada
Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Jumlah Sampel Tanah Asli
Total sampel selama 3 Jumlah Sampel per
Pengujian Jumlah sampel/lokasi
tahun (9 kabupaten/kota) tahun
Analisa saringan 5 45 15
Berat jenis 5 45 15
Batas cair 5 45 15
Batas plastis 5 45 15
Pemadatan 5 45 15
CBR 5 45 15
UCS 5 45 15

3. Pembuatan dan Pengujian Campuran Tanah dengan Garam Dapur


Contoh tanah gambut yang sudah kering lolos saringan No. 4 akan dicampur dengan garam
dapur yang sudah kering dan lolos saringan No. 4 serta tertahan pada saringan No. 200. Pada
campuran tanah gambut dan garam dapur tersebut akan dilakukan pengujian pemadatan standar.
Setelah itu dilanjutkan dengan uji CBR dan terakhir uji UCS. Masing-masing pengujian tersebut
dilakukan menggunakan tiga sampel dengan persentase campuran garam dapur sebesar 5%,
10%,15%, 20% dan 25% terhadap berat isi kering gambut.
Jumlah sampel campuran tanah gambut dan garam dapur yang diperlukan untuk setiap uji
adalah seperti terlihat pada Tabel 4 berikut

Tabel 4 Jumlah Sampel Campuran Tanah Asli


Total sampel Jumlah Sampel
Jumlah
Pengujian selama 3 tahun (9 per tahun
sampel/lokasi
kabupaten/kota)
5% garam + 95%
5 45 15
tanah gambut
Pemadatan 10% garam + 90%
5 45 15
tanah gambut
15% garam + 85% 5 45 15
tanah gambut
20% garam + 80%
5 45 15
tanah gambut
25% garam + 75%
5 45 15
tanah gambut
5% garam + 95%
5 45 15
tanah gambut
10% garam + 90%
5 45 15
tanah gambut
15% garam + 85%
CBR 5 45 15
tanah gambut
20% garam + 80%
5 45 15
tanah gambut
25% garam + 75%
5 45 15
tanah gambut
5% garam + 95%
5 45 15
tanah gambut
10% garam + 90%
5 45 15
tanah gambut
15% garam + 85%
UCS 5 45 15
tanah gambut
20% garam + 80%
5 45 15
tanah gambut
25% garam + 75%
5 45 15
tanah gambut

Hasil yang didapatkan akan dibandingkan dengan hasil uji CBR dan UCS untuk tanah asli.
Berdasarkan perbandingan, akan diketahui apakah ada peningkatan CBR dan UCS tanah gambut
di Kalimantan dari sebelum distabilisasi dan sesudah distabilisasi dengan garam dapur.
4. Bagan Alir Penelitian
Proses penelitian selama 3 (tiga) tahun dijelaskan seperti bagan alir penelitian pada
Gambar 6 berikut:

Gambar 6 Bagan Alir Penelitian


Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I PERSIAPAN
1 Persiapan Alat dan Bahan
2 Perijinan
II PELAKSANAAN
1 Pengambilan Sampel Tanah Gambut
Kabupaten Kapuas
Kabupaten Pulang Pisau
Kota Palangka Raya
2 Pengujian Sifat Tanah Asli
3 Uji CBR dan UCS Tanah Asli
Pembuatan Campuran Tanah Gambut +
4
Garam Dapur
Uji Pemadatan, CBR dan UCS Campuran
5
Tanah Gambut dan Garam Dapur
III PEMBUATAN LAPORAN
1 Analisis Data
2 Pembuatan draft laporan
3 Pembuatan laporan lengkap
IV LUARAN
1 Buku Elektronik
2 HKI

Tahun ke-2
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I PERSIAPAN
1 Persiapan Alat dan Bahan
2 Perijinan
II PELAKSANAAN
1 Pengambilan Sampel Tanah Gambut
Kabupaten Barito Timur
Kabupaten Barito Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Utara
2 Pengujian Sifat Tanah Asli
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3 Uji CBR dan UCS Tanah Asli
Pembuatan Campuran Tanah Gambut +
4
Garam Dapur
Uji Pemadatan, CBR dan UCS Campuran
5
Tanah Gambut dan Garam Dapur
III PEMBUATAN LAPORAN
1 Analisis Data
2 Pembuatan draft laporan
3 Pembuatan laporan lengkap
IV LUARAN
1 Buku Cetak
2 HKI

Tahun ke-3
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I PERSIAPAN
1 Persiapan Alat dan Bahan
2 Perijinan
II PELAKSANAAN
1 Pengambilan Sampel Tanah Gambut
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Tapin
2 Pengujian Sifat Tanah Asli
3 Uji CBR dan UCS Tanah Asli
Pembuatan Campuran Tanah Gambut +
4
Garam Dapur
Uji Pemadatan, CBR dan UCS Campuran
5
Tanah Gambut dan Garam Dapur
III PEMBUATAN LAPORAN
1 Analisis Data
2 Pembuatan draft laporan
3 Pembuatan laporan lengkap
IV LUARAN
1 Seminar Internasional
Asean Youth Conference 2022
ICCOMSET 2022
ICE-TECH 2022
2 HKI
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Arrosyid, Muhyidin., Fauziah, Miftahul, (2017), Pengaruh Penambahan Kapur Dan Fly Ash
Terhadap Daya Dukung Tanah Gambut Sebagai Subgrade Struktur Perkerasan Lentur,
Prosiding Seminar Nasional seri 7 “Menuju Masyarakat Madani dan Lestari” Yogyakarta,
22 November 2017, Diseminasi Hasil-Hasil Penelitian
2. Ilyas, Tommy., Rahayu, Wiwik., Arifin, Donny Sofian, (2008), Studi Perilaku Kekuatan
Tanah Gambut Kalimantan yang Distabilisasi dengan Semen Portland. Jurnal Teknologi, 1-
8.
3. Gazali, Akhmad., Adawiyah, Robiatul, (2018), Pengaruh Variasi Waktu Pemeraman
Terhadap Daya Dukung Tanah Lunak Gambut Kalimantan Selatan Distabilisasi
Menggunakan Semen Portland, Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 7, Nomor 1, Desember
2018: 9-17
4. Kalantari, Behzad., Huat, Bujang. B. K., (2017), Peat Soil Stabilization, Using Ordinary
Portland Cement, Polypropylene Fibers, And Air Curing Technique, EJGE, Vol. 13, Bund.J,
2017.
5. Bowles, J.E, (1992), Sifat-sifat fisik dan Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta
6. Waruwu, Aazokhi (2013), Peningkatan Nilai Kuat Tekan Tanah Gambut Akibat Preloading,
Prosiding Seminar Nasional Peran Teknologi di Era Globalisasi ke 2 Institut Teknologi
Medan, 25 November 2013.
7. Hashim, R., Islam, S., (2008), Engineering Properties of Peat Soils in Peninsular,
Malaysia, Journal of Applied Science 8 (22): 4215-4219, 2008.
8. Kolay, P.K., Pui, M.P., (2010), Peat Stabilization Using Gypsum And Fly Ash, UNIMAS E-
Journal of Civil Engineering, Vol. 1 (2) /April 2010
9. Hardiyatmo, H.C., (2006), Mekanika Tanah 1, Edisi Keempat, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
10. Cahyadi, Hendra., Puspasari, Nirwana, (2018), Pemanfaatan Garam Sebagai Bahan
Stabilisasi Tanah Lempung Di Kalimantan, Hibah Penelitian Produk Terapan Kementerian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2018.
11. Ma’ruf, Muhammad Afief., Permana. L, Rezki, (2017), Pengaruh Masa Peram Terhadap
Karakteristik Tanah Gambut Kering Yang Dicampur Kapur Dan Fly Ash, INERSIA, Vol.
XIII No. 1, Mei 2017.
12. Handali, S., Royano, R.B., (2014), Karakteristik Geoteknik Tanah Gambut Di Tumbang
Nusa, Kalimantan Barat, Majalah Ilmiah UKRIM Edisi 1/th XIX/2014.
13. Sudjianto, Agus Tugas (2007), Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Dengan Garam Dapur
(NaCl), Jurnal Teknik Sipil, Volume 8 Nomor 1, Fakultas Teknik, Universitas Adma Jaya,
Yogyakarta.
14. Tecnikal, Deki., Surjandari, Niken Silmi., Dananjaya, Harya, (2016), Stabilisasi Tanah
Gambut Menggunakan Campuran Serbuk Bata Merah Ditinjau Dari Pengujian CBR, e-
Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL September 2016..

Anda mungkin juga menyukai