Anda di halaman 1dari 8

PROKONS: Jurnal Teknik Sipil ISSN: 1978-1784

Vol. 12, No. 2 (Agustus), Halaman 85 – 92

METODE KONSTRUKSI PEMBANGUNAN DERMAGA WATUSAMPU


KECAMATAN ULUJADI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
DITINJAU DARI SEGI TEKNIS, BIAYA DAN WAKTU
Velda Ramadana1, Suhariyanto2, Fadjar Purnomo3
1
Mahasiswa Manajemen Rekayasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang
2,3
Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang
1
ramadanavelda62@gmail.com, 2suhariyanto.polinema@gmail.com, 3fadjarbapakeliaianzahra@yahoo.co.id

Abstract

The 930m2 dock was built to facilitate Watusampu Harbour with easy loading and unloading to the existing
harbour. The purpose of the thesis is to compare two alternative construction methods and determine the more
effective and efficient technical implementation, cost, and time aspects. The first alternative used a pontoon and the
second used a steel construction bridge supporting the construction works to be.
The required data were of shop drawings and work unit price of Palu 2016 to plan the construction method,
project cost estimate, and schedule of the project. Besides, structural drawings, loading, wind speed, wave of height,
sea water speed, and bathymetry map were required to design the bridge structure.
In terms of technical implementation the first alternative construction method is more difficult to implement and
has a high risk level to cause project financial loss. The review results in 8 months 13 days or 256 workdays using
pontoon; effective workdays started from 1 October 2014 to 13 June 2015 at IDR63,204,967,037.71 overall cost; 6
months 21 days or 203 workdays using temporary steel bridge; effectively started on 1 October 2014 to 21 April
2015 at IDR72,979,687,667.90 overall cost.

Keywords: construction method is more effective and efficient, pontoon, steel construction bridge

Pendahuluan transportasi di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.


Indonesia merupakan negara maritim dengan 2/3 Dermaga ini sengaja dibangun mengingat jumlah
luas wilayah negaranya adalah lautan, Dimana: di permintaan barang yang masuk dan keluar serta
antara satu pulau dengan pulau yang lain terpisah oleh jumlah penumpang tahun demi tahun terus mengalami
lautan. Dengan jumlah pulau sebanyak 17.499, hal itu peningkatan sedangkan dermaga lain yang ada di Kota
menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan Palu sudah tidak mampu menampung arus muatan
terbesar di dunia. Untuk menghubungkan banyaknya barang dan penumpang yang terus menerus
pulau di Indonesia demi mewujudkan kesejahteraan mengalami kenaikan.
masyarakatnya dan meningkatkan ekonomi maka
langkah terbaik yang harus dilakukan pemerintah Tinjauan Pustaka
adalah dengan cara mengupayakan pembangunan Pengetahuan Umum Tentang Dermaga
dermaga pelabuhan atau jembatan. Pada dasarnya Menurut Bambang (2009: 195) dermaga adalah
untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
tidaklah mungkin menggunakan jembatan seluruhnya. merapat dan menambatkan kapal yang melakukan
Pemerintah melalui Kementrian Perencanaan dan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas telah penumpang. Dermaga harus direncanakan sedemikian
menyebutkan bahwa sebanyak 225 proyek rupa sehingga kapal dapat merapat dan bertambat
infrastruktur yang harus dibangun dalam priode 5 serta melakukan kegiatan di pelabuhan dengan aman,
tahun ke depan di era kepemimpinan Bapak Presiden cepat dan lancar. Di belakang dermaga terdapat
Joko Widodo, Dimana: di antara seluruh proyek apron dan fasilitas jalan.
tersebut 24 di antaranya merupakan proyek Apron adalah daerah yang terletak antara sisi
pembangunan dermaga. dermaga dan sisi depan gudang (pada terminal
Dermaga Watusampu termasuk 24 proyek barang umum) atau container yard (pada terminal
dermaga yang didanai Pemerintah Indonesia melalui peti emas), Dimana: terdapat pengalihan kegiatan
APBN 2014. Dibangunnya Dermaga Watusampu angkutan laut (kapal) ke kegiatan angkutan darat
bertujuan untuk mendistribusikan barang dan sarana (kereta api, truk, dsb). Gudang transit atau container
antar jemput penumpang untuk pemenuhan sarana yard digunakan untuk menyimpan barang atau peti
Metode Konstruksi Pembangunan Dermaga ....

kemas sebelum bisa diangkut oleh kapal, atau Perhitungan Struktur Jembatan Konstruksi Baja
setelah dibongkar dari kapal dan menunggu Struktur bangunan adalah sarana yang berfungsi
pengangkutan barang ke daerah yang dituju. untuk menahan bangunan itu sendiri dari segala beban
yang diakibatkan penggunaan, beban yang diakibatkan
Tipe Dermaga angin atau beban dari bangunan itu sendiri yang
Menurut Asiyanto (2008: 36) dari bentuk kemudian diteruskan ke tanah.
bangunannya, dermaga dibagi menjadi 2, dalam PPIUG 1983 mengatur semua pembebanan dan
Bahasa Inggris dibedakan sebagai berikut: buku tentang tata cara perencanaan pelabuhan
1. Wharf atau Quay Bambang Triadmojo yang mengatur jenis pembebanan
2. Pier atau Jetty yang diperhitungkan, meliputi:
1. Beban mati (qD)
Jenis-Jenis Dermaga 2. Beban hidup (qL)
Menurut Kramadibrata (2002: 267) ditinjau dari 3. Beban angin (W)
jenis-jenis dermaga, konstruksi dermaga dapat Dalam perhitungan beban angin maka beban harus
dibedakan menjadi 5 bagian, di antaranya yaitu: dianggap bekerja secara merata pada seluruh
1. Dermaga dinding berbobot bangunan. Beban angin yang bekerja di atas lantai
2. Dermaga dengan tiang pancang jembatan dengan kendaran sedang bekerja di atasnya
3. Dermaga dengan dinding turap atau dinding dihitung menggunakan Persamaan 3. (RSNI 02 2005,
penahan hal 37).
4. Dermaga konstruksi kaison TEW = 0,0012 CW (VW)2 Ab (3)
5. Dermaga dengan konstruksi ganda Dengan:
VW = Kecepatan angin rencana (m/s)
Metode Konstruksi Pembangunan Dermaga CW = Koefisien seret
Konstruksi bangunan pantai merupakan suatu Ab = Luas koefisien bagian samping jembatan
konstruksi yang memiliki teknik khusus dalam (m2)
pelaksanaannya, pelaksanaan metode konstruksi 4. Beban Gempa
bangunan ini memerlukan tingkat ketelitian yang Menentukan gaya geser horisontal total akibat
tinggi dalam pelaksanaannya karena memiliki gempa menggunakan Persamaan 4.
tantangan masalah-masalah yang banyak dalam 𝐶.𝐼
𝑉𝑥 = 𝑉𝑦 = . 𝑊𝑡 (4)
𝑅
pembangunan konstruksinya tidak seperti bangunan
Dimana:
yang dibangun di atas tanah pada umumnya seperti
𝑉𝑥 = gaya horisontal total akibat gempa
bangunan gedung dan jalan bangunan dermaga
𝐶 = koefisien gempa dasar
dibangun di atas air laut Dimana: proses pelaksanaan
I = faktor keutamaan struktur
pekerjaannya sangat beresiko dan tergantung pada
R = faktor reduksi gempa
kondisi alam.
𝑊𝑡 = Berat total bangunan
5. Beban Arus Air Laut
Perhitungan Sheet Pile Dinding Penahan Tanah
Untuk menentukan besarnya beban arus digunakan
Turap
gaya gesek pada Persamaan 5 (Morison 1950).
Dimensi dan kedalaman dinding turap harus 1
memenuhi syarat kuat menahan tekanan pada waktu FD = CD ρo AU 2 (5)
2
segera setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, maupun Dimana:
setelah waktu yang lama, Dimana: kuat geser lempung A = luas penampang yang terkena arus
telah berubah. Dinding turap mungkin dipancang U = kecepatan arus (m/s²)
dalam tanah lempung seluruhnya, atau dipancang ρo = berat jenis air laut (1.025 t/m³)
dalam tanah lempung, tapi di bagian atas diurug CD = koefisien drag (cd = 1, untuk tiang pancang
dengan tanah granuler. Perhitungan turap kantilever silinder)
pada tanah kohesif dapat dihitung sebagai berikut: 6. Beban Akibat Gelombang Air Laut
(Hary Christady 2008:14). Rumus perhitungan gelombang dihitung
Momen maksimum terjadi bila gaya lintang V = 0 menggunakan Persamaan 6 (Morison 1950).
maka dapat dihitung dengan Persamaan 1. Fx = 𝐹𝑑max cos 𝜔𝑡 cos 𝜔𝑡 - 𝐹𝑖max sin𝜔𝑡 (6)
𝑃𝑎 1 𝑃𝑎 1 sinh 2𝑘ℎ +2𝑘ℎ
M maks = Pa +𝑦 − (1) 𝐹𝑑max = 𝜌𝑔𝐶𝑑𝐷𝐻2
4𝑐−𝑞 2 4𝑐−𝑞 16 sinh (2𝑘ℎ )
Menurut Baraja Das menentukan dimensi sheet pile 𝐹𝑖max =
𝜋
𝜌𝑔𝐶𝑤𝐷2 H tan h (kh)
dapat dihitung menggunakan Persamaan 2. 8
Mmax Dimana:
S= (2) Fx = gaya total pada arah x (N)
σ all
Dengan: Fd max = gaya drag maksimum (N)
S = adalah section modulus Fi max = gaya inersia maksimum (N)
σall = adalah tegangan ijin baja = 160 Mpa

86
Metode Konstruksi Pembangunan Dermaga ....

7. Beban Kombinasi Nu 8 Mux Muy


+ + ≤ 1,0 (10)
Menurut SNI 03-1729-2002 baja dan SNI 03– ϕ.Nn 9 ϕ.Mnx ϕ.Mny
1726–1989 beton untuk beban kombinasi dermaga Nu
> 0,2 , maka:
adalah sebagai berikut: ϕ.Nn
Kombinasi 1 : 1,4 DL + 1,4 G + 1,4 A Nu Mux Muy
+ + < 1,0 (11)
Kombinasi 2 : 1,2 DL + 1,6 LL 2.ϕ.Nn ϕ.Mnx ϕ.Mny
Kombinasi 3 : 1,2 DL + 1 LL + 1 E 3. Perencanaan penampang terhadap lentur harus
Kombinasi 3 : 1,2 DL + 1,6 LL + 1,2 G + 1,2 A + memenuhi Persamaan 12 (SNI 03-1729-2002 pasal
1,3 W 8.1.3).
Kombinasi 4 : 1,2 DL + 1,6 LL + 1,2 G +1,2 A + 1 Mu ≤ ϕ Mn (12)
E Keterangan:
Kombinasi 2 : 1,2 DL + 1,6 LL + 1,2 G + 1,2 A + Mu : momen lentur rencana
0,3 E Mn : kuat lentur nominal penampang
Keterangan, G = beban gelombang 4. Kontrol geser harus memenuhi Persamaan 13
A = beban arus (SNI 03–1729–2002 pasal 8.8.1).
Vu ≤ ØVn (13)
Menentukan Kedalaman Titik Jepit Tiang Keterangan:
Pancang Vu = gaya geser perlu
Dalam menganalisa struktur dermaga dengan tiang Vn = kuat geser nominal
terbuka atau bebas maka harus dihitung letak titik jepit 5. Kontrol kapasitas penampang akibat kombinasi
di bawah dasar laut. Setiap titik-titik jepit tiang lentur dengan geser harus memenuhi Persamaan 14
pancang dapat dianggap berada pada kedalaman 1/β di (SNI 03–1729–2002 pasal 8.9.3).
bawah permukaan tanah atau dasar laut. Nilai dari 1/β Mu
+ 0,625
Vu
≤ 1,375 (14)
Ø Mn Ø Vn
dapat dihitung dengan Persamaan 7 dan
Persamaan_8 (OCDI 2002).
Kontrol Momen Terhadap Pelat Baja Lantai
Panjang titik jepit:
Jembatan
X =1/β (7)
Untuk mengetahui kemampuan pelat baja dalam
Dimana:
menahan momen yang bekerja dapat dihitung dengan
X = panjang titik jepit dari dasar laut
Persamaan 15 dan Persamaan 16.
β = letak titik jepit
ϕMn ≥ Mu (15)
Perhitungan letak titik jepit β:
Dengan Mn = Z ƒy
β =
4 kh D
dengan kh = 1,5 N (8) Z =¼Lt2 (16)
4 EI
Keterangan:
Dimana: L : adalah panjang pelat tak tertumpu
kh : koefisien lapisan tanah dasar N-SPT (N/cm3) t : tebal pelat
N : N-SPT rata-rata nilai SPT tanah sepanjang 1/β
D : diameter tiang pancang (cm) Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
E : modulus elastisitas baja (N/cm2) Daya dukung tiang dihitung berdasarkan hasil
I : momen inersia tiang pancang (cm4) Standar Penetration Test (SPT) dengan menggunakan
Persamaan 17 (Mayerhof 1967).
Menentukan Profil WF untuk Gelagar Utama dan Daya dukung satu tiang:
Gelagar Suri-Suri Jembatan Konstruksi Baja Qu = Q p + Q s (17)
Langkah-langkah menentukan profil baja WF Dimana:
untuk gelagar jembatan baja adalah sebagai berikut: Qu = daya dukung tiang ultimit (batas)
1. Kontrol kapasitas penampang akibat tekan Qp = dukung ujung tiang
Kuat tekan rencana dari penampang yang Qs = daya dukung gesekan selimut tiang
mengalami gaya tekan konsentris akibat beban aksial Dengan demikian kapasitas daya dukung batas
terfaktor Nu, menurut SNI 03-1729-2002 pasal 9.1 oleh Mayerhof menjadi Persamaan 18.
harus memenuhi Persamaan 9. L
Qu = 40.Ap .N. + p.L.fav (18)
Nu ≤ ϕ Nn (9) D
Dimana: Dimana:
Nu : beban aksial terfaktor Ap = luas ujung tiang
Nn : kuat aksial nominal komponen struktur N = nilai N-SPT rata-rata pada 10.D di atas dan
2. Kontrol penampang mengalami tekan dan lentur 4.D di bawah ujung tiang
ditentukan dengan Persamaan 10 dan Persamaan 11 D = diameter tiang
(SNI 03-1729-2002 pasal 7.4.3.3). L = panjang pemancangan tiang
Nu p = keliling tiang
≥ 0,2 maka:
∅.Nn fav = friksi tiang rata-rata

87
Metode Konstruksi Pembangunan Dermaga ....

Sehingga kapasitas daya dukung ijin pondasi tiang Perhitungan modulus plastis
dihitung dengan Persamaan 19. 4 (𝑅 3
𝑙𝑢𝑎𝑟 − 𝑅3
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 )
Q Z=
3
Q all = u (19) Perhitungan modulus elastis
FS
Dimana: 𝜋 𝐷 4 − (𝐷−2𝑡)4
S=
Qu = daya dukung tiang ultimit (batas) 32 𝐷
FS = angka keamanan (2,5 sampai 4) Perhitungan konstanta puntir torsi
4 4
𝜋 (𝑅𝑙𝑢𝑎𝑟 − 𝑅𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 )
J=
3
Perhitungan Daya Dukung Berdasarkan Kekuatan
Struktur Bahan Tiang
Perhitungan Baut
Kekuatan struktur tiang dengan pengaruh tekuk,
1. Kontrol tahanan geser baut dihitung dengan
maka daya dukung tiang tersebut ditentukan oleh
Persamaan 21 (SNI 03-1729-2002 persamaan
tegangan ijin dari bahan tiang yang dipakai, sehingga
13.2.2.1).
dinyatakan dalam Persamaan 20.
𝑃 Vd = ɸ f Vn (21)
𝜍 = ω ≤ 𝜍′ (20) Vn= ɸf. r1. m. fub. Ab
𝐴
Dimana: Keterangan:
σ = tegangan pada penampang tiang Vd = kuat geser rencana
σ’ = tegangan ijin dari bahan tiang (160 MPa) ɸf = 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan untuk
P = beban toal konstruksi atas fraktur
A = luas penampang atas Vn = tahanan geser nominal baut
ω = faktor tekuk (SNI 03.1729.2002. Pasal 7.6.2) r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang
gesernya
Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal r1 = 0,4 untuk baut dengan ulir pada bidang
Terhadap Tekan gesernya
Komponen struktur yang paling besar menerima fub = tegangan tarik putus baut
gaya aksial tekan yaitu kolom. syarat kestabilan dalam Ab = luas bruto penampang baut pada bidang geser
mendesain komponen struktur tekan sangat perlu 2. Tahanan tumpu baut dihitung dengan
diperhatikan, mengingat adanya bahaya tekuk Persamaan_22 (SNI 03-1729-2002 persamaan
(buckling) pada komponen-komponen tekan yang 13.2.2.4).
langsing (Agus setiawan, LRFD 2008: 51). Untuk Rd = 2,4 ɸf Rn
kontrol perhitungan tiang pancang terhadap aksial Rn = 2,4 ɸf .db. tp .fu (22)
tekan sama seperti perhitungan gelagar jembatan Keterangan:
kecuali: db = diameter baut pada daerah tak berulir
1. Menghitung panjang efektif (k), ditentukan dengan tp = tebal pelat
menggunakan faktor G: fu = kuat tarik putus terendah dari baut atau pelat
GA = untuk tiang jepit tidak boleh kuran dari 1 dan
untuk tiang yang tidak terhubung secara kaku Manajemen Proyek
dengan pondasi tidak boleh kurang dari 10. Pengertian Umum Manajemen Proyek
I
Σ L Manajemen adalah suatu metode atau proses
kolom
GB = I untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif
Σ
L balok
dan efisien dengan rnemanfaatkan sumber daya
Untuk nilai k dapat dilihat pada SNI 03.1729.2002
yang tersedia, yang dituangkan dalam fungsi-fungsi
Gambar 7.6-2.
manajemen (Irika dan Lenggogeni, 2009: 17). Lebih
2. menghitung jari-jari girasi terhadap sumbu lemah
lanjut akan diuraikan fungsi-fungsi manajemen
(ry) untuk tiang pancang pipa baja adalah
menurut George R. Terry.
ry = ¼ 𝐷2 − (𝐷 − 2𝑡)2 1. Perencanaan (planning)
3. Perhitungan luas kotor penampang (Ag) untuk 2. Pengorganisasian (organizing)
tiang pancang pipa baja 3. Pelaksanaan (actually)
Ag = ¼ x π x (D2 – (D – 2 t)2) 4. Pengendalian (controlling)

Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal akibat Metode Penjadwalan Proyek


Beban Lateral Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang
Untuk perhitungan daya dukung tiang pancang digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya
pipa baja diakibatkan beban lateral sama dengan proyek di antaranya adalah:
perhitungan gelagar terhadap lentur kecuali sebagai 1. Penjadwalan proyek menggunakan metode
berikut: jaringan kerja
2. Metode penjadwalan precedence diagramming
method (PDM)

88
Metode Konstruksi Pembangunan Dermaga ....

3. Penjadwalan dengan metode barchart 4. Menentukan alternatif metode konstruksi


pembangunan dermaga
Pembuatan Kurva S Dari gambar desain bangunan, lokasi proyek,
Kurva S dalah grafik yang dibuat dengan sumbu kondisi iklim di daerah proyek kemudian
vertikal sebagai nilai komulatif biaya atau dengan kontraktor merencanakan alternatif metode
penyelesaian (progress) kegiatan dan sumbu konstruksi pembangun dermaga. Metode
horisontal sebagai waktu. Kurva S memberikan konstruksi yang digunakan harus bersifat efektif
informasi mengenai kemajuan proyek dengan dan efisien dari segi teknis pelaksanaan, biaya dan
membandingkan terhadap jadwal rencana (Husen waktu.
Abrar: 2011). Kurva S adalah hasil plot dari
barchart, bertujuan untuk mempermudah melihat Hasil Pembahasan
kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka Metode Konstruksi Pembangunan Dermaga
waktu pengamatan progres pelaksanaan proyek. Watusampu
Pembangunan Proyek Dermaga Watusampu akan
Lintasan Kritis direncanakan 2 alternatif metode konstruksi untuk
Peristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak dibandingkan, yang pertama menggunakan alat bantu
mempunyai tenggang waktu atau saat paling awal utama kapal ponton (Gambar 1) untuk menjalankan
sama dengan saat paling akhir. Jalur kritis penting pekerjaan pembangunan dermaga dan menyuplai
artinya bagi para pelaksana proyek karena pada jalur material sedangkan yang kedua menggunakan alat
ini terletak kegiatan-kegiatan yang pelaksanaannya bantu utama jembatan baja (Gambar 2) sebagai akses
harus lepat waktu, selesai juga tepat waktu. Jika untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan dermaga
terjadi keterlambatan, maka akan menyebabkan dan menyuplai material. Untuk alternatif yang ke 2,
keseluruhan rencana kerja proyek terlambat. setelah proyek selesai jembatan baja tidak perlu
dibongkar, di karenakan tidak bisa dilakukan
Metode Penelitian pekerjaan pembongkaran pada tiang pancang
Adapun data yang diperoleh untuk bahan skripsi jembatan, tiang pancang tidak mungkin dicabut,
ini adalah data sekunder yaitu gambar shop drawing konstruksi jembatan baja dibiarkan dan berfungsi
dan RAB proyek. Berdasarkan pada tujuan penelitian untuk menambah luasan dermaga.
dan permasalahan yang ada, metode yang digunakan
dalam skripsi ini adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan komparatif. Sesuai dengan metode
pendekatan komparatif yang dipakai dalam penelitian
ini untuk memperoleh metode konstruksi
pembangunan Dermaga Watusampu yang paling
efektif dan efisien maka harus membandingkan dua
atau tiga metode konstruksi sebagai alternatif yang
kemudian dianalisa dari segi teknis, biaya dan waktu.
Tahapan analisa data adalah:
1. Evaluasi aspek teknis
Tujuan dilakukannya evaluasi teknis adalah untuk
Gambar 1. Kapal ponton sebagai alat bantu
mengetahui gambaran atau tingkat resiko yang
mengerjakan konstruksi dermaga
terjadi jika proyek tersebut dilaksanakan sehingga
kontraktor dapat mengukur apakah proyek tersebut
dikerjakan atau tidak.
2. Penyusunan anggaran biaya proyek
Pembuatan RAB sangat diperlukan sebagai acuan
dalam proses perencanaan pembangunan suatu
proyek, dari sini akan dihasilkan jumlah total biaya
pekerjaan, keuntungan yang bisa diraih oleh
pelaksana, kebutuhan material, dan peralatan-
peralatan yang dibutuhkan.
3. Pembuatan jadwal proyek
Menyusun jadwal proyek atau membuat time
schedule proyek adalah membuat rencana alokasi
waktu untuk menyelesaikan masing-masing item-
item pekerjaan yang secara keseluruhan adalah
pedoman rentang waktu yang ditetapkan untuk Gambar 2. Jembatan konstruksi baja sebagai alat
melaksanakan sebuah proyek. bantu mengerjakan konstruksi dermaga

89
Metode Konstruksi Pembangunan Dermaga ....

Perhitungan Struktur Turap Sheet Pile dan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2014 sampai
Jembatan Konstruksi Baja pekerjaan akhir 13 Juni 2015.
Dari hasil perhitungan kedalaman pemancangan 2. Metode konstruksi alternatif 2 memiliki durasi
dan dimensi sheet pile yang dihitung berdasarkan pekerjaan selama 6 bulan 21 hari atau selama 203
kemampuannya dalam menahan gaya tekan akibat hari. Terhitung mulai dari pekerjaan awal
desakan tanah, timbunan, atau pasangan pondasi batu dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2014 sampai
kali adalah sebagai berikut: pekerjaan akhir 21 April 2015.
1. Perhitungan struktur dinding turap (sheet pile)
sandaran kapal ponton Biaya Anggaran Pelaksanaan Proyek
Digunakan dimensi sheet pile 400.125.13. panjang Dari hasil perhitungan Biaya Anggaran
tiang total 11,20 m dengan rincian 6,8 m sheet pile Pelaksanaan Proyek didapatkan hasil:
tertanam dalam tanah dan 4,4 m sheet pile yang 1. Harga keseluruhan pembangunan Proyek Dermaga
berada pada kondisi bebas. Watusampu menggunakan metode konstruksi
2. Perhitungan struktur turap (sheet pile) abutmen alternatif 1 adalah sebesar Rp. 63.204.897.540,10.
dermaga tahap 1 metode konstruksi laternatif 1 2. Harga keseluruhan pembangunan Proyek Dermaga
Digunakan dimensi sheet pile 500.225.27,6. Watusampu menggunakan metode konstruksi
Panjang tiang total 21 m dengan rincian 16,8 m alternatif 2 adalah sebesar Rp. 72.979.617.418,67.
sheet pile tertanam dalam tanah dan 4,2 m sheet
pile yang berada pada kondisi bebas. Perbandingan Teknis Pelaksanaan Pembangunan
3. Perhitungan struktur turap (sheet pile) abutmen Proyek Dermaga Watusampu Metode Konstruksi
dermaga tahap 1 alternatif 1, dermaga tahap 2 dan Alternatif I dan Alternatif II
turap sepanjang dermaga pada metode konstruksi Berikut adalah perbandingan teknik pelaksanaan
alternatif 1 dan 2 pembangunan Proyek Dermaga Watusampu antara
Digunakan dimensi sheet pile 400.170.15,5. metode konstruksi alternatif 1 dengan alternatif 2:
Panjang tiang total 21 m dengan rincian 11 m sheet 1. Teknis pelaksanaan pembangunan Proyek
pile tertanam dalam tanah dan 4 m sheet pile yang Dermaga Watusampu menggunakan metode
berada pada kondisi bebas. konstruksi alternatif 1
a. Clawler crane pancang/servis naik ke atas
Perhitungan Struktur Jembatan Baja pada Metode kapal ponton melalui sandaran kapal yang
Konstruksi Alternatif II sudah dibangun. Clawler crane hanya dapat
Dalam perhitungan struktur jembatan konstruksi naik ke atas ponton apabila kondisi air laut
baja digunakan alat bantu berupa Software STAAD dalam keadaan muka air rata-rata atau pada
Pro V8i. Semua komponen struktur harus saat pasang dan kondisi gelombang dalam
diperhitungkan terhadap gaya tekan, gaya lentur, gaya keadaan tenang. Hal ini yang menyebabkan
geser, dan kombinasi antara tekan dengan lentur dan jadwal pekerjaan yang sudah direncanakan
kombinasi geser dengan lentur. Untuk hasil molor dan tidak sesui dengan rencana.
perhitungan elemen-elemen struktur diantaranya b. Crane servis yang berada di darat menyuplai
adalah: bahan/material ke atas kapal ponton. Muatan
1. Profil WF untuk gelagar utama digunakan baja kapal ponton tidak boleh melebihi kapasitas
profil WF 692. 300.13.20 dan harus di tata dengan rapi, apabila beban
2. Profil WF untuk gelagar utama digunakan baja yang berada di atas kapal ponton berat sebelah
profil WF 400.200.8.13 di salah satu sisi maka kapal ponton akan
3. Pelat lantai jembatan digunakan pelat baja tebal 15 terguling.
mm c. Kapal ponton merupakan kapal dengan
4. Tiang pancang jembatan baja digunakan steel pipe lambung datar yang mengapung tanpa memiliki
pile Ø 609,6 mm dan Ø 762 mm system pendorong (propulsi) seperti kapal pada
5. Untuk mengikat sambungan tiang pancang dengan umumnya, sehingga untuk mendistribusikan
gelagar utama digunkan baut mutu tinggi A325 material atau alat berat harus ditarik tug
dengan Ø 3/4” = 19,1 mm. boat/kapal tunda yang memiliki biaya
operasional yang tidak murah.
Durasi Proyek d. Ketika sudah sampai lokasi pekerjaan kapal
Dari hasil pembuatan jadwal pekerjaan ponton mengatur posisi untuk melaksanakan
menggunakan Ms. Project 2016 pembangunan pekerjaan baik itu pekerjaan pemancangan,
Dermaga Watuasmpu dihasilkan: pengecoran atau hanya menyuplai material,
1. Metode konstruksi alternatif 1 memiliki durasi jika posisi sudah dirasa tepat maka jangkar
pekerjaan selama 8 bulan 13 hari atau selama 256 diturunkan agar posisi ponton tidak bergeser
hari. Terhitung mulai dari pekerjaan awal akibat terjangan ombak.

90
Metode Konstruksi Pembangunan Dermaga ....

e. Sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi 3. Dari segi waktu metode konstruksi alternatif 2
clawler crane harus di Jacking terlebih dahulu lebih cepat 2 bulan dibanding dengan alternatif 1.
ke kapal ponton untuk mengurangi resiko kapal Dari pemaparan di atas, maka metode konstruksi
ponton terbalik atau terjungkal dari getaran alternatif 2 yang paling tepat digunakan untuk
hammer atau hantaman ombak besar yang membangunan Proyek Dermaga Watusampu.
suatu saat bisa terjadi. Meskipun lebih mahal tetapi tingkat resiko kerugian
f. Resiko lain melakukan pekerjaan pemancangan yang ditimbulkan dari segi teknis, biaya dan waktu
menggunakan alat bantu kapal ponton adalah relatif kecil.
adanya gaya angkat ke atas akibat perlawanan
tanah pada saat tiang dipancang dengan Kesimpulan
hammer, akibatnya kapal ponton terangkat ke Dari hasil perencanaan terhadap metode konstruksi
atas dan pekerjaan harus dihentikan. Hal itulah pembangunan dermaga didapatkan 2 alternatif metode
yang menyebabkan jadwal pekerjaan menjadi konstruksi yang berbeda. Dari setiap metode
molor. konstruksi akan memunculkan teknis pelaksanaan,
2. Teknis pelaksanaan pembangunan Proyek biaya pelaksanaan pekerjaan dan durasi pekerjaan
Dermaga Watusampu menggunakan metode yang disimpulkan seperti di bawah ini:
konstruksi alternatif 2 1. Teknis pelaksanaan
a. Pada saat melakukan pekerjaan posisi clawler a. Metode konstruksi alternatif 1 berisikan cara
crane satu berada di atas jembatan baja untuk membangun Dermaga Watusampu
melaksanakan pekerjaan pemancangan atau menggunakan alat bantu utama berupa kapal
pekerjaan yang lain sedangkan clawler crane ponton dan tug boat dalam melakukan
dua berada di darat untuk menyuplai material pekerjaan konstruksi yang berada di tengah
yang dibutuhkan. laut.
b. Di karenakan jembatan didesain tidak diberi b. Metode konstruksi alternatif 2 berisikan
pagar pembatas maka pada saat melakukan tentang cara membangun Dermaga Watusampu
pekerjaan posisi alat berat tidak boleh terlalu menggunakan alat bantu berupa jembatan
menepi agar tidak terjatuh ke laut. konstruksi baja yang menghubungkan dari
c. Jumlah alat berat yang bekerja di atas jembatan darat ke laut, jembatan ini berfungsi untuk
harus diatur sedemikian rupa agar akses keluar melakukan pekerjaan pembangunan konstruksi
masuk ke jembatan lancar. Jembatan konstruksi dermaga yang berada di tengah laut tanpa
baja sewaktu waktu dapat runtuh apabila beban bantuan kapal ponton dan tug boat.
yang diterima melebihi beban rencana atau di 2. Durasi penyelesaian proyek
karenakan faktor bencana alam, oleh karena itu a. Metode konstruksi alternatif 1 memiliki durasi
agar jembatan tidak runtuh maka harus pekerjaan selama 8 bulan 13 hari atau selama
dilakukan perencanaan terhadap struktur 256 hari. Terhitung mulai dari pekerjaan
jembatan dengan tepat agar keruntuhan tidak dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2014 sampai
sampai terjadi. pekerjaan selesai 13 Juni 2015.
d. Pada metode konstruksi alternatif 2 beberapa b. Metode konstruksi alternatif 2 memiliki durasi
item pekerjaan dapat dilaksanakan secara penyelesaian proyek lebih cepat 2 bulan dari
bersamaan, di karenakan jembatan konstruksi alternatif 1 yaitu selama 6 bulan 21 hari atau
baja dibangun cukup besar dan panjang. selama 203 hari. Terhitung mulai dari
pekerjaan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober
Menentukan Metode Konstruksi Pembangunan 2014 sampai pekerjaan akhir 21 April 2015.
Dermaga Watusampu yang Digunakan 3. Biaya pelaksanaan pekerjaan
Pemilihan metode konstruksi untuk melaksanakan a. Biaya Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)
pembangunan Proyek Dermaga Watusampu yang pekerjaan konstruksi Dermaga Watusampu
paling efektif dan efisien dari hasil analisa teknis metode konstruksi alternatif 1 lebih murah dari
pelaksanaan, durasi proyek dan selisih biaya Alternatif 2 yaitu sebesar
pelaksanaan maka metode konstruksi yang paling Rp_63.204.967.037,71.
tepat untuk membangun dermaga adalah: b. Biaya Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)
1. Dari segi teknis pelaksanaan metode konstruksi pekerjaan konstruksi Dermaga Watusampu
alternatif 1 lebih sulit dilaksanakan dan memiliki metode konstruksi alternatif 2 sebesar
tingkat resiko yang cukup tinggi untuk Rp_72.979.687.667,90.
menimbulkan kerugian proyek. 4. Metode konstruksi yang dipilih untuk
2. Dari segi biaya pelaksanaan pekerjaan, metode melaksanakan pekerjaan pembangunan Proyek
konstruksi alternatif 1 lebih murah dibandingkan Dermaga Watusampu adalah metode konstruksi
alternatif 2. alternatiif 2 dengan alasan waktu pelaksanaan
lebih cepat dan teknis pelaksanaannya lebih

91
Metode Konstruksi Pembangunan Dermaga ....

mudah. Berikut adalah hasil perbandingan antara


metode konstruksi alternatif 1 dengan alternatif 2
dari segi teknis pelaksanaan, biaya dan waktu:
Alternatif 1 : sulit dilaksanakan, biaya proyek
murah dan waktu pelaksanaan
lama.
Alternatif 2 : mudah dilaksanakan, biaya proyek
mahal dan waktu pelaksanaan
cepat.

Daftar Pustaka
Asiyanto. (2005). Construction Project Cost
Management. Pradyna Paramita. Jakarta.
Asiyanto. 2008. Metode Konstruksi Bangunan
Pelabuhan. Universitas Indonesia (UI-Press).
Jakarta.
Baraja M. Das. (2011). Principles of Foundation
Engineering, SI Seventh Edition. Represented in
Canada by Nealson Education Ltd. USA.
http/maritim.bmkg.go.id/stasiun_maritim/wilayah_per
airan/?stasiun=CHaekEKiBmMQOUycz6BY3U2
KUvYPM45b_GppGpPJ6BM, diaksees tanggal 1
Januari 2017
Husen, Abrar. (2010). Manajemen Proyek :
Perencanaan, penjadwalan dan pengendalian
Proyek. Jakarta.
Husen, Abrar. (2011). Manajemen Proyek. Andi.
Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Nomor : 28/PRT/M/2016, Tentang :
Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum.
Steel pipe pile. Brochure. Nippon Steel and Sumitomo
Metal Corporation.
Steel Sheet pile. Brochure. Nippon Steel and
Sumitomo Metal Corporation.
Triadmojo, Bambang. (2009). Perencanaan
Pelabuhan. Yogyakarta : Dosen Teknik Sipil dan
Lingkungan Fakultas Teknik Sipil.

92

Anda mungkin juga menyukai