10000 DWT
Fauzan,ST, M.M,
Universitas Batam
NIDN: 1011118702
Teknik Sipil, Teknik, Universitas Batam, Jl. Abulyatama, Batam
Abstrak
Kapal yang merapat ke dermaga masih mempunyai kecepatan baik yang digerakkan oleh mesinnya sendiri
(kapal kecil) maupun ditarik oleh kapal tunda (untuk kapal besar). Pada waktu merapat tersebut akan terjadi benturan
antara kapal dan dermaga. Walaupun kecepatan kapal kecil tetapi karena massanya sangat besar, maka energi yang
terjadi karena benturan akan sangat besar. Untuk menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga karena benturan
tersebut maka di depan dermaga diberi bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi benturan. Bantalan yang
ditempatkan di depan dermaga disebut dengan fender. Pada Tugas Akhir ini, besarnya energi benturan yang
disebabkan oleh kapal dan dermaga akan diserap oleh fender. Besarnya energi benturan yang disebabkan oleh kapal
yang merapat ke dermaga dapat diperoleh dengan menentukan koefisien blok pada kapal, koefisien
massa kapal, koefisien eksentrisitas kapal terhadap demaga, kecepatan merapat kapal dalam arah tegak lurus. Gaya
yang diteruskan ke dermaga tergantung pada tipe fender dan defleksi fender yang diijinkan. Ketika kapal membentur
fender, fender tersebut akan mengalami defleksi (pemampatan) dan meneruskan gaya benturan ke struktur
dermaga. Perencanaan fender ditentukan berdasarkan besarnya energi yang diserap akibat benturan kapal.
Kata Kunci :
energi benturan, fender, kapal
1
2
besar. Untuk mengurangi energy dari benturan saat b. Untuk Mengetahui analisa kebutuhan fender
kapal merapat, digunakan fender. dermaga (Jetty) kapasitas bobot 10000 DWT.
Fender berupa bantalan yang diletakan di depan c. Untuk mengetahui Proses Type fender
dermaga. Fungsi utama dari fender adalah untuk dermaga dengan kapasitas bobot 10000 DWT
mencegah kerusakan pada struktur dari dermaga itu
sendiri maupun untuk melindungi rusaknya cat badan
kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang
disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus, dan 1.4 Manfaat Hasil Perencanaan
angin. Jumlah energi yang diserap oleh fender dan
gaya dampak maksimum dari kapal yang merapat a. Dapat menambah pengetahuan tentang
kedermaga adalah criteria utama yang diterapkan perencaan fender dengan kapasitas bobot
dalam desain fender.
10000 DWT.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan
diatas, maka saya tertarik untuk mengambil tugas akhir b. Mampu mengetahui hasil dari melakukan
saya dengan judul “Perencanaan Fender Dermaga analisa kontrol dengan bantuan program
(Jetty) Kapal Dengan Bobot 10000 DWT”. komputer Etabs dan mencocokkan dengan
hasil analisa awal dengan metode
1.1 Rumusan Masalah
konfensional.
Dalam perumusan masalah pada tugas akhir ini
c. Perencanaan ini diharapkan dapat
didapat suatu uraian diantaranya :
memberikan masukan atau tambahan
pengetahuan bagi praktisi, perencana maupun
1. Beban apa saja yang bekerja pada pelaksana, dalam rangka meningkatkan mutu
perencanaan fender dermaga (jetty) kapal hasil kerja didalam dunia jasa konstruksi.
tanker 10000 DWT? d. Tugas akhir ini dapat menjadi referensi di
dunia teknik sipil dalam analisis dan
2. Bagaimana menghitung analisa kebutuhan
perencanaan fender dermaga.
fender untuk dermaga kapal tanker dengan
kapasitas 10000 DWT? 2. Landasan Teori
3. Bagaimana Menentukan type fender sesuai Pelabuhan (port) adalah derah perairan yang
dengan kapasitas 10000 DWT? terlindung terhadap gelombang yang dilengkapi
dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana
kapal dapat bertambat untuk melakukan bongkar muat
1.2 Batasan Masalah
barang maupun orang, kran-kran untuk bongkar muat,
Untuk lebih memfokuskan permasalahan
gudang laut (transito), dan tempat-tempat penyimpanan
berdasarkan judul pada tugas akhir ini, ada beberapa
dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang-
batasan yang dipakai dalam perencanaan ini adalah
gudang dimana barang-barang dapat disimpan dalam
sebagai berikut :
waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman
kedaerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dapat
a. Perencanaan Alur Pelayaran dan Kolam Putar
disesuaikan dengan data yang sudah ada. dilengkapi dengan rel kereta api, jalan raya, atau
b. Perencanaan detail teknis perencanaan saluran pelayaran darat. Dengan demikian daerah
dermaga hanya dilakukan dengan struktur pengaruh pelabuhan bisa sangat jauh dari pelabuhan
terbuka (open pier). tersebut.
c. Tidak merencanakan sistem navigasi Kapal yang merapat ke dermaga masih
pelayaran. mempunyai kecepatan baik yang digerakkan oleh
mesinnya sendiri (kapal kecil) maupun ditarik oleh
1.3 Tujuan Perencanaan kapal tunda (untuk kapal besar). Pada waktu merapat
tersebut akan terjadi benturan antara kapal dan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini
dermaga. Walaupun kecepatan kapal kecil tetapi
adalah : karena massanya sangat besar, maka energi yang
terjadi karena benturan akan sangat besar. Untuk
a. Untuk mengetahui beban yang bekerja pada menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga karena
fender dermaga (Jetty) kapasitas bobot 10000 benturan tersebut maka di depan dermaga diberi
DWT. bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi
3
benturan. Bantalan yang ditempatkan di depan antara air tertinggi dan air terendah yang
dermaga disebut dengan fender. berurutan. Periode pasang surut adalah waktu
yang diperlukan dari posisi muka air pada muka
air rerata ke posisi yang sama berikutnya. Variasi
muka air laut menimbulkan arus yang disebut
dengan arus pasang surut, yang mengangkut
massa air dalam jumlah sangat besar. Di dalam
2.1 Hidro Oceanografi perencanaan bangunan pelindung pantai
diperlukan data pengamatan pasang surut minimal
1. Topografi selama 15 hari.
Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus
memungkinkan untuk membangun suatu 5. Arus
pelabuhan dan kemungkinan untuk Kecepatan arus yang diperoleh pada laporan ini
pengembangan di masa mendatang. Daerah merupakan hasil survey yang dilakukan oleh
daratan harus cukup luas untuk membangun suatu BMKG. Kecepatan arus ini merupakan hasil
fasilitas pelabuhan seperti dermaga, jalan, gudang pengukuran arus dengan kedalaman tertentu
dan juga daerah industri. Apabila daerah daratan (0.2d, 0.6d, 0.8d) dalam suatu penampang dan
sempit maka pantai harus cukup luas dan dangkal pada lokasi dimana arus mempunyai pengaruh
untuk memungkinkan perluasan daratan dengan penting. Pengukuran arus dilakukan pada dua
melakukan penimbunan pantai tersebut. Daerah saat, yaitu pada saat pasang tertinggi (spring tide)
yang akan digunakan untuk perairan pelabuhan dan surut terendah (neap tide)..
harus mempunyai kedalaman yang cukup
sehingga kapal-kapal bisa masuk ke pelabuhan. 3. Metodologi Penelitian
2. Angin 3.1 Jenis Data Dan Sumber Data
Data angin yang digunakan untuk peramalan
Adapun data yang digunakan merupakan data
gelombang adalah data di permukaan laut pada
primer dan sekunder Data Primer.
lokasi perencanaan. Data tersebut dapat diperoleh
Berupa data yang diperoleh dari pengamatan dan
dari pengukuran langsung di atas permukaan laut
pengukuran langsung di lapangan terhadap kondisi
(menggunakan kapal yang sedang berlayar) atau
bangunan pelabuhan dan fasilitasnya. Data primer yang
pengukuran di darat (di lapangan terbang) di
diperoleh terdiri dari :
dekat lokasi peramalan yang kemudian dikonversi
a. Data topografi
menjadi data angin laut. Kecepatan angin diukur
b. Data Pasang surut
dengan anemometer, dan bisaanya dinyatakan
1. Data Sekunder
dalam knot. Satu knot adalah panjang satu menit
Data yang diperoleh melalui bahan-bahan tertulis,
garis bujur melalui khatulistiwa yang ditempuh
maupun informasi lain yang erat kaitannya dengan
dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jam = 0,5
objek penelitian yaitu :
m/d.
a. Data gelombang dan angin
b. Data bathymetri
3. Gelombang
c. Data kapal
Pada perencanaan pelabuhan penumpang dan
barang diusahakan tinggi gelombang serendah
mungkin, dengan pembuatan pemecah gelombang 3.2 Metode Pengolahan Data
maka akan terjadi defraksi (pembelokan arah dan Data yang telah dikumpulkan akan diolah,
perubahan karakteristik) gelombang. Gelombang
adapun tahapan dalam analisa data meliputi :
merupakan faktor utama dalam penentuan tata
letak (lay out) pelabuhan, alur pelayaran dan 1. Penyajian data kapal rancangan
perencanaan bangunan pantai (Triatmodjo, 2. Penyajian data angin
1996). Oleh karena itu, pengetahuan tentang 3. Penyajian data topografi
gelombang harus dipahami dengan baik. 4. Penyajian data hidro-oseanografi, mencakup :
a. Pasang Surut
4. Pasang Surut b. Arus
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut c. Penentuan tinggi gelombang rencana
karena adanya gaya tarik benda-benda di langit,
d. Penentuan elevasi muka air rencana
terutama matahari dan bulan terhadap massa air
laut. Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal 5. Penyajian data bathimetri
4
dimana : 35,36
E = energi kinetik yang timbul akibat benturan C e =0.520
kapal (ton meter)
V = kecepatan kapal saat merapat (m/det) Kecepatan merapat kapal yaitu sebesar 0,15m/d.
W = displacement tonage (ton) Komponen kecepatan merapat dalam arah tegak lurus
g = gaya gravitasi bumi = 9,81 m/det² kapal :
Cm = koefisien massa V = v sin 10º = 0,15 sin 10º = 0,026 m/d
Ce = koefisien eksentrisitas
Cs = koefisien kekerasan (diambil 1) E = energi kinetik yang timbul akibat benturan
Cc = koefisien bentuk dari tambatan ( diambil 1) kapal (ton meter)
Menghitung W :
Dimana :
W = Volume air yang dipindahkan kapal
E= ( )
W V2
2g
Ce xC m xC s xC c g
= 2.028 . DWT0,954 13276 x 0,026
2
= 2.028 x 100000,954 E= x 0.520 x 5.340 x 1 x 1 x 9.81
= 13276 ton 2 x 9,81
Lpp = Panjang garis air (m) = 12.46 t/m
= 0,852 LOA 1,0201 Jadi energi benturan yang disebabkan oleh kapal
= 127.89 m merapat ke dermaga adalah E = 12.46 tm. Tipe fender
ditentukan berdasarkan nilai tersebut dan karakteristik
Koefisien Massa Semu (Cm) fender.
7
Pemilihan Fender
Pemilihan fender didasarkan besar energi yang IV.5.2 Pehitungan Jarak antar fender
diserap oleh fender tersebut (E.A) yang harus lebih
besar dari energi tumbukan kapal (R.f.) Pada Jarak maksimum antar fender :
perencanaan ini diasumsi bahwa beban berthing
seluruhnya diterima oleh fender. Adapun tipe fender
yang digunakan fender karet type KVF 600, dengan
nilai energi fender dan reaksinya sebagai berikut.
K=½Fd
L=2 √ r 2− ( r−h )
terdapat hubungan berikut ini. 2
½E=½Fd untuk kapal berbobot 10000 DWT
log r=−1. 055+0 . 65 log( DWT )
1 1
Energi yang diserap fender ¿ = F .d Log r = -1,055 + 0,65 log (DWT)
2E 2 Log r = 1,545
12.46 r = 35,08
¿ h = 3500 mm = 3.5 m30.54
2
L=2 √ r 2− ( r−h )
¿ 6.23 ton 2
dengan :
L=2 √ 35.082 −( 35.08−3.5 )
F : gaya bentur yang serap sistem fender. 2
d : defleksi fender.
Energy yang diserap fender adalah 6.23 ton, maka L = 30.54 m diambil 30 m
direncanakan ferder tipe KVF 600 dengan energy serap Dimana:
6.50 ton > 6.23 ton (oke) L = jarak antar fender
r = radius bow kapal
h = tinggi fender
= 21040 kg 3.001-5.000 50 35
= 20.040 ton 5.001-10.000 70 50
10.001-15.000 100 70
15.001-20.000 100 70
Gaya longitudinal apabila angin datang dari
20.001-50.000 150 100
arah haluan (α 90o) 50.001-100.000 200 100
Rw = 1,1 Ϙa Aw (Sumber : Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010)
= 1,1 x 40 x 1052
= 46288 kg
= 48.288 ton 5. Penutup
dimana :
Rw : gaya akibat angin (kg) 5.1 KESIMPULAN
Qa : tekanan angin (kg/m2) 1. Beban yang bekerja pada Fender dermaga
V : kecepatan angin (m/d) Kapal Tanker 10000 DWT ini adalah sebagai
Aw : proyeksi bidang yang tertiup angin (m2) berikut :
o Energi Benturan Kapal = 12.46 Tm
4.5.4 Perhitungan beban mooring akibat gaya o Beban yang diserap fender
arus 12.46
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada = ½ E¿ =6.23 Tm
bagian kapal yang terendam air juga akan 2
menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang o Jarak antar fender = 30 m
kemudian diteruskan pada alat penambat dan dermaga. o Gaya Akibat Angin
Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus di berikan oleh Gaya longitudinal apabila angin datang
persamaan berikut ini : dari arah haluan (α 0o) = 17.673 ton
2
V c Gaya longitudinal apabila angin datang
Ra =Cc x γ w x Ac x dari arah buritan (α 180o) = 20.040 ton
2g Gaya longitudinal apabila angin datang
Luas tampang kapal yang terendam air (m2) : dari arah haluan (α 90o) = 48.288 ton
Ac = α(DWT)β o Gaya Akibat Arus = 178.14 kg
= 6.162 x (10000)0.673 o Gaya Tarikan Kapal pada Dermaga = 70 ton
= 3031 m2 2. Dimensi Struktuk Dermaga Kapal Tanker
0.0752 10000 DWT :
Ra =0.2 x 1025 x 3031 x
2 x 9.81 - Dermaga
Ra =¿178.14 kg o Elevasi dermaga : + 4,7 m
dimana : dari ± 0,00
R = Gaya akibat arus (Kgf ) o Panjang dermaga : 7200 cm
Ac = luas tampang kapal yang terendam air (m2) o Lebar dermaga : 200 cm
γw - Fender : Type KVF 600 H
= rapat masa air laut (1025 Kg/m3)
- Bollard : Bobot Kapal 10000 DWT
Vc = kecepatan arus (m/d)(0.075 m/d, BMKG diambil kapasitas Tarik 70 ton
BATAM) 3. Besarnya energi benturan yang disebabkan
Cc = koefisien tekanan arus (0.2) oleh kapal yang merapat ke dermaga dapat
diperoleh dengan menentukan koefisien blok
4.5.5 Pemilihan Bollard pada kapal, koefisien massa kapal, koefisien
...........Gaya tarikan kapal dengan ukuran yang tidak eksentrisitas kapal terhadap demaga,
tercantum dalam Tabel 2.5 (kapal dengan bobot kurang kecepatan merapat kapal dalam arah tegak
dari 200 ton dan lebih dari 100.000 ton) dan fasilitas lurus
tambatan pada cuaca buruk harus ditentukan dengan
4. Perencanaan fender ditentukan
memperhatikan cuaca dan kondisi laut, konstruksi alat
berdasarkan besarnya energi yang
penambat dan data pengukuran gaya tarikan. Gaya
diserap akibat benturan kapal
tarik yang terjadi dengan bobot kapal 10000 DWT
5. Berdasarkan Fender yang digunakan,
Tabel 4.5 Gaya tarik bollard
Bobot kapal Gaya tarik Gaya tarik besarnya energi yang tersisa dalam
( GRT ) pada pada bitt fender diperoleh setelah energi
bollard (ton) benturan dari kapal dapat diserap
(ton) oleh fender
200-500 15 15 6. Berdasarkan energi yang tersisa dalam
501-1.000 25 25
1.001-2.000 35 25 fender, ditentukan tipe fender yang
2.001-3.000 35 35
9
5.2 SARAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencana
an Fender ini antara lain :
1. Defleksi fender selain 45% dapat digunakan
sebagai perbandingan Jenis kapal lain, dapat
digunakan untuk melengkapi karakteristik kapal yang
akan digunakan pada setiap masing-masing dermaga.
Daftar Pustaka