Anda di halaman 1dari 14

ATAP

Jurnal Arsitektur dan Perencanaan


ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL
PENUMPANG PELABUHANA KALIANGET DENGAN
PENDEKATAN ECO-TECH ARCHITECTURE

Purnama Sakhrial Pradini, S.T., M.T


Dosen Arsitektur
Rizal Fandani
Mahasiswa
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Pelita Bangsa
Email: fandanirizal@gmail.com

Abstrak
Terminal penumpang merupakan fasilitas yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat atau
wisatawan di Kabupaten Sumenep, karena kondisi dilapangan yang sudah memiliki
pelabuhanakan tetapi tidak memiliki fasilitas terminal yang memadai. Penumpang yang
selama ini selalu dihadapkan dengan ketidak nyamanan pada saat akan menunggu kapal
yang akan berlabuh dan juga munculnya stigma negative di masyarakat bahwa Pelabuhan
adalah tempat yang kumuh sehingga menimbulkan isu yang harus segera diselesaikan.
Rancangan terminal penumpang di pelabuhana Kalianget Kabupaten Sumenep ini
berkaitan erat dengan kaedah-kaedah arsitektur dengan menerapkan perpaduan konsep
ekologi dan teknologi arsitektur.
Tujuan dari perancangan ini untuk menghasilkan Perancangan Terminal Penumpang
Pelabuhan Kalianget yang dapat meningkatkan jumlah pengguna dan wisatawan yang
akan berkunjung ke pulau-pulau yang ada di sekitar.
Manfaat dari perancangan ini yaitu dapat meningkatkan ekonomi, citra daerah dan
membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar serta menghilangkan stigma
buruk dimasyarakat mengenai Pelabuhan yang kumuh.
Perancangan ini menggunakan pendekatan Eco-Tech Architecture, dimana tema ini
sangat cocok untuk diterapakan karena wilayah sekitar sangat mendukung di terapkannya
6 prinsip pada Eco-Tech arsitektur . dimana secara garis besar konsep ini memiliki tujuan
untuk saling menjaga antara lingkungan buatan dengan lingkungan alami.
Kata Kunci: Pelabuhan Kalianget, Terminal Penumpang Pelabuhan, Eco-Tech
Architecture.

1.1.PENDAHULUAN
Perkembangan suatu wilayah dimiliki Indonesia artinya akan banyak
dipengaruhi oleh berbagai macam berbagai macam polemik yang harus
factor, salah satunya adalah transportasi. diselesaikan, salah satunya yaitu
Transportasi merupakan sebuah alat yang transportasi. Kemajuan suatu daerah
diciptakan untuk mempermudah dipengaruhi oleh lancarnya transportasi
manusia, bisa digunakan untuk didalmnya, oleh sebab itu masih
keperluan mengangkut banyak pulau di Indonesia yang belum
barang ataupun untuk mengantar berkembang dengan baik dikarenakan
manusia dari suatu tempat ke tempat lain. belum adanya transportasi yang
Transportasi dibagi menjadi tiga jenis menghubungkannya. Trasnportasi yang
yaitu udara, air dan darat. Indonesia cocok untuk menghubungkan gugusan
memiliki 17.504 pulau, dengan keaneka pulau di Indonesia salah satunya adalah
ragaman pulau yang transportasi laut, hal ini didasari oleh

1
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021

letak geografis Indonesia yang 1.3 BATASAN MASALAH


memiliki puluhan ribu pulau dan harus Agar pembahasan dan penyusunan
bisa terjangkau untuk pemerataan skripsi terarah dan tidak menyimpang
pembangunan atau perkembangan dari pokok perasalahan, peneliti
pariwisata di pulau tersebut. membatasi permasalahan meliputi :
Tingkat penggunaan moda • Skala Perencanaan melipuiti
trasnportasi laut di Indonesia semakin Terminal Penumpang Pelabuhan dan
lama semakin tinggi, hal ini didasari sirkulasi pada tapak.
oleh tren masyarakat Indonesia yang • Perkiraan besarnya kunjungan kapal
merantau dari satu pulau ke pulau yang dan pergerakan pengguna terminal
lainnya untuk berbagai macam faktor yang berkunjung ke pulau-pulau
yaitu : bekerja, belajar, study, menikah, yang ada di kabupaten Sumenep.
berwisata dan lain sebagainya. Dengan • Menganalisa kebutuhan ruang
tingkat penggunaan moda transportasi terminal penumpang,dan fasilitas
laut yang tinggi, haruslah di imbangi lainnya untuk saat ini dan 10 tahun
dengan peningkatan kualitas sarana dan yang akan datang.
prasarana penunjang berupa Terminal
• Perhitungan perencanaan konstruksi
Penumpang Pelabuhan.
Terminal tidak akan dibahas. Data
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH angin, keadaan iklim, pasang surut,
Identifikasi masalah berdasarkan uraian arus, gelombang, topografi dan
diatas adalah: geologi tidak digunakan dalam
perhitungan tetapi hanya merupakan
• Pelabuahn kalianget merupakan informasi pelengkap data.
salah satu cabang dari
1.4 TUJUAN
PT.Pelabuhan Indonesia III atau
Berdasarkan perumusan masalah
Pelindo III yang kondisi baik
yang telah diuraikan, tujuan dari
sarana & prasarana banyak
penelitian ini adalah:
mengalami kerusakan.
• Pelabuhan Kalianget sudah tidak •Menghasilkan perencanaan dan
mampu manampung jumlah perancangan Terminal
penumpang dan wisatawan yang Penumpang Pelabuhan Kalianget
mengalami lonjakan setiap yang dapat meningkatkan jumlah
tahunnya. pengguna dan dan kunjungan
• Pelabuhan kalianget merupakan wisatawan ke pulau-pulau
akses utama wisata kepulauan dan disekitar Pelabuhan.
penumpang lokal di Kabupaten • Menerapkan prinsip Eco-Tech
Sumenep Architecture pada perencanaan
• Pelabuhan Kalianget tidak Terminal Penumpang Pelabuhan
memiliki terminal penumpang. Kalianget yang diharapak ramah
pada lingkungan dan hemat
1.3 RUMUSAN MASALAH energi.
Berdasarkan uraian di atas, • Meningkatkan Ekonomi dan
permasalahan yang akan dibahas dalam Citra Daerah.
penelitian : Bagaimanakah Perencanaan Membuka lapangan pekerjaan
dan perancangan Terminal Penumpang
Pelabuhan Kalianget?

2
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021

2. TINJAUAN PUSTAKA daerah perairan tempat kapal-kapal


berlabuh untuk melakukan bongkar
2.1. PELABUHAN muat barang dan openumpang.
Pelabuhan merupakan keadaan Melakukan maneuver dan gerakan
yang tenang terhadap gangguan memutar. Kolam ini harus memiliki
gelombang, arus maupun kombinasi kedalaman yang cukup dan
dari arus dan gelombang, sehingga pada terlindung dari gangguan gelombang
awalnya sebagian besar pelabuhan yang ada.
bertada di tepi sungai, teluk ataupun 4. Dermaga, merupakan bangunan
pantai yang secara alami terlindung pelabuhan yang berfungsi sebagai
terhadap gangguan gelombang. tempat berlabuhnya kapal dan
Pelabuhan tidak harus berada di menambatkannya pada waktu
daerah terlindung secara alami, tetapi melakukan kegiatan bongkar muat
bias berada di laut terbuka, untuk barang dan penumpang.
mendapatkan perairan yang luas dan 5. Alat penambat/fender, berfungsi
dalam. Sangatsulit untuk mendapatkan menahan kapal pada saat bongkar
areal yang relative dalam berada di dekat muat barang atau penumpang tetap
pantai, terlebih lagi jika pantai dalam keadaan stabil dan tenang.
merupakan jenis lumpur, sehingga kapal Fender ini terbagi menjadi beberapa
tanker yang mempunyai draft yang tipe, seperti fender kayu, fender
sangat besar merapat jauh dilepas pantai. karet, dan fender gravitasi.
Kebutuhan pemecah gelombang untuk Sedangkan menurut konsttruksinya
melindungi daerah perairan semakin fender dibedakan menjadi: bolder
meningkat pula. Tipe pelabuhan juga pengikat, pelampung, penambat dan
disesuaikan dengan jenis dan ukuran dolphin.
kapal-kapal yang menggunakannya 6. Gudang, berada dibelakang dermaga
(Triatmodjo, 2008:5) yang berfungsi untuk menyimpan
barang-barang yang harus
2.1.1. FASILITAS-FASILITAS menunggu pengepakan dan
PELABUHAN pendistribusian. Antara gudang
dengan dermaga terdapat apron yang
Pelabuhan memiliki fasilitas sesuai
berfungsi sebagai tempat pengalihan
dengan yang ditetapkan oleh ditjen
dari kegiatan transportasi laut ke
perla 1990, diantaranya:
kegiatan transportasi darat.
1. Pemecah gelombang, untuk
7. Terminal, berfungsi sebagai
melindungi daerah perairan
keperluan administrasi dan
pelabuhan dari gangguan
pelayanan yang dilengkapi dengan
gelombang. Pemecah gelombang ini
fasilitas parker, keselamatan
dapat dibedakan menjadi tiga
pelayaran dan keamanan pelabuhan
macam, yaitu: model sisi miring, sisi
(Moedjiono, 2003:95).
tegak dan model campuran.
2. Alur pelayaran, sebagai pengarah 2.2. TERMINAL
bagi kapal-kapal yang akan masuk
dan keluar pelabuhan. Alur pelayaran Terminal merupakan simpul
ini harus memiliki kedalaman dan dalam system jaringan perangkutan
lebar yang sesuai dengan dimensi jalanyang terdiri dari terminal
kapal, sehingga tidak menimbulkan penumpang dan terminal barang. Selain
kesulitan. itu terminal juga berfungsi sebagai
3. Kolam pelabuhan, merupakan tempat perbelanjaan, (terutama

3
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021

terminal besar atau terminal pusat) Arsitektur Eco-Tech dapat


sebagai kegiatan usaha penunjang. diartikan sebagai arsitektur dengan
Karena konsentrasi kendaraan yang teknologi yang berwawasan lingkungan.
berjalan lambat, maka terminal juga Pada prinsipnya eco-tech merupakan
menjadi tempat kemacetan. Lebih dari gabungan dari teknologi dan ekologi.
itu, menjadi sumber pencemaran bagi
2.2.2. PRINSIP-PRINSIP
kawasan sekitarnya, baik yang berasal
dari kendaraan maupun dari berbagai
Pada dasarnya prinsip Eco-Tech
kegiatan yang ada di dalamnya penjabaranya hamper sama dengan
(Warpani,2002:69). Pada setiap eko-arsitektur, berikut poin-poinnya:
terminal dapat diselenggarakan 1. Holistis, berhubungan dengan
kegiatan penunjang, antara lain usaha system secara keseluruhan,
perdagangan dan jasa pelayanan sebagai suatu kesatuan yang lebih
masyarakat lainnya. Keragaman penting dari sekedar kumpulan
kegiatan penunjang tergantung pada bagian.
kelas serta lokasi terminal yang 2. Memanfaatkan pengalaman
bersangkutan. Pada terminal utrama manusia (tradisi dalam
bahkan dapat saja dilengkapi dengan pembangunan) dan pengalaman
fasilitas hotel transit (Warpani, lingkungan alam terhadap
2002:74). manusia.
3. Pembangunan sebagai proses yang
2.1. KAPAL dinamis dan bukan sebagai
Kapal adalah kendaraan kenyataan tertentu yang statis.
pengangkut penumpang dan barang di
4. Kerjasama antara manusia dengan
laut seperti sampan atau perahu yang
alam sekitarnya demi keuntungan
lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar
untuk membawa perahu kecil seperti kedua belah pihak.
skoci.
2.2.3. KAJIAN BANGUNAN
Ada enam poin penting yang
2.2. TEMA PERANCANGAN
Tema merupakan konsep dalam menjadi acuan dalam eco-tech
perancangan yang diharapkan dengan architecture (slessor, 1997), antara lain
penerapn tema ini akan menghasilkan sebagai berikut:
rancangan yang sesuai dengan
1. Structural Expression
kebutuhan ruang, space, dan suasana-
2. Sculpting White Light
suasana terminal penumpang
pelabuhan. Keamana, kenyamanan dan 3. Energy Matter
fungsional yang sesuai dengan kondisi 4. Urban Responses
site. 5. Macking Connection
6. Cyvis Symbol
2.2.1. ECO-TECH ARCHITECTURE
Eco-Tech dapat didefinisikan 2.3. STUDI BANDING
sebagai studi yang mempelajari suatu Dalam studi banding kali ini
teknologi dengan tuntutan sesuai dengan penulis ingin memaparkan beberapa
kemajuan jaman untuk kebutuhan- studi banding yaitu studi banding objek
kebutuhan manusia yang terintegrasi dan pendekatan konsep rancangan.
dengan alam, mempunyai hubungan
timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.

4
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
2.1.1. SURABAYA NORTH QUAY 2.52. SUEZ CRUISE TERMINAL
PT Pelindo III cabang Tanjung Terusan Suez adalah jalur air
Perak Surabaya adalah perusahaan yang permukaan laut buatan manusia di
Mesir, yang menghubungkan laut
mengelola Pelabuhan Tanjung Perak.
Mediterania ke laut merah. Setelah
Pelabuhan tanjung perak juga
sepuluh tahun pembangunan Terusan
memiliki Nort Quay yang berfungsi Suez secara resmi dibuka pada 17
sabagai Pelabuhan kapal pesiar baik Nopember 1869. Hal ini memungkinkan
kapal pesiar local atau dari luar negeri kapal penumpang dan kargo untuk
yang ingin transit ke kota Surabaya. melakukan perjalanan antara Asia
North Quay juga digunakan sebagai Selatan dan Eropa tanpa menavigasi
tempat wisata yang bernama Surabaya disekitar Afrika, dengan cara ini
North Quay atau disingkat SNQ. mengurangi jarak pelayaran laut sekitar
Surabaya North Quay memiliki 7.000 km (4.300 mil)
tiga lantai dengan fungsi yang berbeda- Terusan Suez dan zona suez
beda. Pada lantai satu bangunan SNQ memiliki lokasi yang unik karena
digunakan sebagai tempat keluar masuk memiliki 7% perdagangan angkatan laut
pengguna kapal. Lantai dua terdapat yang melewatinya dan sejumlah besar
ruang tunggu pengunjung kapal, kapal pesiar menggunakannya sebagai
musalla dan kantor. Pada lantai tiga jalur pelayaran. Ketersediaan Kawasan
wisata dan atraksi yang dekat dari zona
dikhususkan untuk area komersil seperti
Suez dan laut merah merupakan daya
retail, foodcourt, souvenir shop, café
Tarik yang baik bagi masyarakat sebagai
dan dilengkapi dengan pemandangan tempat wisata.
jembatan suramadu dan nuansa-nuansa Proyek ini adalah Terminal
lainnya. Selain itu SNQ adalah mini kapal pesiar dengan fasilitas rekreasi
etalase seni budaya Jawa Timur mulai untuk tujuan pariwisata dan menargetkan
dari Batik Madura, Jaranan, Topeng kapal pesiar yang melewati Terusan Suez
Malangan, Keroncong, Gamelan, hingga dan orang-orang di tempat-tempat
music khas Jawa Timur. Tak ketinggalan wisata terdekat dari zona Suez dengan
menjadi surge belanja karena terdapat menawarkan kepada mereka fasilitas
banyak stan milik UMKM yang rekreasi dan wisata. Proyek tersebut
menawarkan berbagai produck berdaya terletak 5 kilo meter dari Terusan Suez.
saing, menarik dan unik. Serta surge
kuliner bagi penikmat makanan khas
tradisional, khususnya Jawa Timur.

Gambar 2.2 Suez Cruise Termina


(Sumber: https://suez-cruise-terminal-mohamed-
Gambar 2.1 Surabaya North Quay
elbangy.html)
(Sumber:https://images.app.goo.gl/GsG2jvyEKF
oYkBzD)

5
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
3. TINJAUAN UMUM pelabuhannya adalah Pelabuhan
Pengumpan Regional. Berdasarkan
3.1. LETAK DAN Rencana Tata Ruang Kabupate
ADIMINISTRASI WILAYAH Sumenep. Pelabuhan Kalianget sudah
Kabupaten Sumenep merupakan sesuai peruntukan wilayah sehingga
salah satu kebupaten yang berada tidak perlu ada perbaikan apapun
dalam wilayah administrasi Propinsi mengenai Pelabuhan Kalianget. Peta
Jawa Timur yang terletak diantara Rencana Pola Ruang Kabupaten
posisi koordinat 113º32’54”- sumenep dapat dilihat pada gambar 3.5
116º16’48” BT dan 4º55” - 7º24” LS Dan peta Kawasan Strategis Kabupaten
dengan luas wilayah 2.093,47 km². Sumenep dapat dilihat pada gambar 3.6.
Rencana Induk Pembanguna
kepariwisataan Kabupaten Sumenep
2018 – 2025. Dimana Kabupaten
Sumenep Membagi perwilayahan
Destinasi Pariwisata menjadi 8 Destinasi
Pariwisata Kabupaten. (DPK). 8 DPK
tersebut adalahg sebagai berikut:
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Sumenep a. DPK Batang-Batang, Dungkek
(sumber:https://images.app.goo.gl/sEDGWoTy
p1R5itKZ9)
b. DPK Dasuk, Ambunten-
Pesongsongan dan sekitarnya
Secara administrasi wilayah c. DPK Pragaan, Guluk-Guluk dan
Kabupaten Sumenep berbatasan sekitarnya
langsung dengan berikut: d. DPK Talango, Giligenting dan
• Sebelah Utara : Laut Jawa sekitarnya
• Sebelah Timur : Laut Jaawa
e. DPK Kota Sumenep, Kalianget dan
dan Laut Flores
sekitarnya
• Sebelah Selatan : Selat Madura
• Sebelah Barat : Kabupaten f. DPK Kepulauan Kangean, Sapekan
Pamekasan dan sekitarnya
Kabupaten Sumenep merupakan salah g. DPK Pulau Ra,as, Sapudi dan
satu Kabupaten di Jawa Timur yang sekitarnya.
terdiri dari daratan dan kepulauan, h. DPK Pulau masalembu dan
dimana terdapat banyak pulau yang sekitarnya.
tersebar yaitu sejumlah 126 pulau. DPK-DPK tersebut akan dilakukan
3.2. RENCANA PENGEMBANGAN banyak program untuk meningkatkan
DAN KEBIJAKAN wisatawan yang berkunjung ke destinasi
Kabupaten Sumenep mempunyai wisata. Pemerintah Kabupaten Sumenep
Rencana Pengembangan dalam beberapa sudah memiliki program pembangunan
dokumen yang telah disesuaikan dengan kepariwisataan Kabupaten untuk
peraturan daerah Kabupaten Sumenep. membangun fasilitas-fasilitas dan
pemasaran DPK-DPK tersebut.
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten sumenep 2013 – 2033 telah
menyebutkan tentang Pengembangan
Pelabuhan kalianget denga hirarki

6
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
3.1.2. STATUS KEPEMILIKAN
Status kepemilikan Pelabuhan
Kalianget dimiliki oleh PT Pelindo III
serta PT Garam. Bukti kepemilikan
lahan oleh PT. Pelindo III yaitu
berdasarkan sertifikat-sertikat, antara
lain adalah sertifikat hak pakai No. 02
tgl. 18-05-1983, sertikat HGB No. 01
Tgl. 29-05-1996, Hak Pakai No.16 tgl.
Gambar 3.2 Rencana Pola Ruang Wilayah 02-07-1983, Sertifikat HPL No. 2 Tgl.
(sumber: Bappeda,Kabupaten Sumenep) 17-10-1995, HPL No. 1 tgl. 10-17-1995,
Sertifikat Hak Pakai No.5 1998, HPL
3.1. EXKSISTING PELABUHAN NO.1 tgl 09-01-1996. Selain PT Pelindo
III, kepemilikan lahan Pelabuhan
3.1.1. LETAK ADMINISTRASI Kalianget Sebagian dimiliki oleh PT.
DAN GEOGRAFIS Garam yaitu TUKS Daram.
Pelabuhan Kalianget merupakan
pintu gerbang perekonomian Madura 3.1.3. KONDISI AKSES JALAN
Timur, merupakan Pelabuhan satu- Akses jalan menuju Pelabuhan
satunya yang menghubungkan wilayah Kalianget adalah Jalan Raya Sumenep
darata sumenep dengan wilayah pulau- yang merupakan Jalan Raya Nasional,
pulau yang ada disekitarnya, seperti kondisi jalan akses ini tergolong baik,
Pulau Kangean, Pulau Sapudi dan aspal yang cukup baik. Jalur ini
beberap Pulau-pulau lainnya. Posisi merupakan jalur yang menghubungkan
geografis terletak pada koordinat dari wilayah bagian timur Pulau
07º03’25” LS dan 113º56’35” BT. Madura. Selai itu terdapat jalan Gersik
Pelabuhan Kalianget dapat dicapai Putih yang memiliki lebar jalan sebagai
dengan mudah memalui jalan darat arah jalur alternative menuju Pelabuhan
Kota Sumenep, maupun beberapa Kalianget. Untuk meningkatkan
Kecamatan diujung timur bumi sumekar pembangunan dan pendapatan daerah
lainnya. Lokasi Pelabuhan Kalianget serta melakukan pemerataan hasil
dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut: pembangunan,transportasi
penghubung antara wilayah strategis
denan wilayah transisi sangat berperan
serta diperlukan keberadaanya.

Gambar 3.3 Letak Geografis Pelabuhan


Gambar 3.4 Kondisi Akses Jalan
Kalianget
(sumber: Arsip Pribadi)
(sumber: Bappeda,Kabupaten Sumenep)

7
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
3.1.1. KONDISI BETIMETRI 3.1.3. KEDALAMAN KOLAM
Berdasarkan hasil survey PUTAR
betimetri Pelabuhan Kalianget yang Berdasarkan hasil survey
dilaksanakan oleh PT Pelabuhan betimetri Pelabuhan Kalianget yang
Indonesia III (Persero), dapat diketahui dilaksanakan oleh PT Pelindo III, dapat
bahwa kedalaman pada kolam labuh diketahui bahwa kedalaman alur
adalah lebih dari -10 LWS dengan luas
pelayaran adalah berkisar antara -5 s/d
5.8 Ha. Untuk kedalaman area sekitar
dermaga adalah 170LWS. -27 LWS, kedalaman pada area kolam
labuh adalah antara -8 s/d -16 LWS dan
untuk kedalaman area sekitar dermaga
adalah berkisar antara -8 s/d -10 LWS.

4. ANALISA PERANCANGAN
4.1. ANALISIS PROYEKSI
PENUMPANG
Analisis proyeksi penumpang
menggunaan metode yang telah
Gambar 3.5 Peta Batimetri diterangkan sebelumnya, berikut adalah
(sumber: Arsip PT. Pelindo III) proyeksi dari tahun 2018 – 2037.
Perkembangan arus penumpang di
3.1.2. KONDISI TOPOGRAFI Pelabuhan Kalianget adalah sebagai
Kndisi topografi di wilayah berikut:
Pelabuhan Kalianget berkisaran antara
5m sampai 9m diatas permukaan laut.
Terendah berada di Terminal
Penyebrangan. Untuk daerah di belakang
Terminal Umum ketinggian rata-rata
adalah 11 m diatas permukaan laut.

Gambar 4.1 Analisis dan Proyeksi Penumpang


Domestik
(sumber: BPS KabupatenSumenep)

Proyeksi penumpang internasional juga


menggunkan metode yang sama dengan proporsi
debarkasi penumpang adalah 100%, semua
penumpang kapal internasional turun ke Pelabuhan
Kalianget tidak ada yang naik dari penumpang
internasional karena kapal penumpang internsional
ini adalah cruise yang berisi wisatawan yang ingin
Gambar 3.6 Peta Topografi
(sumber: Arsip PT Pelindo III)

8
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
menikmati wisata di yakni jangka menengah dan jangka
Kepulauan Sumenep dan panjang. Disini perancang
sekitarnya. menggunakan opsi jangka menengah
yakni pada tahun 2030 dimana data
kunjungan dan kedatangan penumpang
Pelabuhan Kalianget mencapai angka
216.355 orang pertahun. Artinya
Terminal Penumpang Pelabuhan
Kalianget harus mampu menampung
kurang lebih 600 orang perhari.
Ekspansi penumpang untuk jangka
Panjang pengembangan pelabuhan
Gambar 4.2 Analisis dan Proyeksi berada di Pelabuhan kalianget 2 yang
Penumpang Internasional berada di samping kiri PT. Garam.
(sumber: BPS KabupatenSumenep)
3.1. ANALISIS KEBUTUHAN
Selanjutnya detail untuk RUANG
masing- masing debarkasi dan Kebutuhan ruang dibuat dengan
embarkasi penumpang Internasional tujuan untuk menentukan sebuah
dan domestik dapat dilihat p[ada table standard ruangan berdasarkan aktivitas
4.3 dibawah ini: pengguna, fungsi dan interior ruangan
yang ada didalamnya agar dapat
berfungsi dengan baik. Standar
kebutuhan
ruang untuk Terminal
Penumpang Pelabuhan Kalianget adalah
sebagi berikut:

Tabel 4.2 Analisis Kebutuhan Ruang Parkir


(sumber: Analisis 2021)

Tabel 4.1 Proyeksi Arus Penumpang


Domestik &Internasional
(sumber: BPS KabupatenSumenep)

Dari data di atas bisa


Tabel 4.3 Analisis Kebutuhan Embarkasi
disimpulkan proyeksi kapasitas
(sumber: Analisis 2021)
Terminal Penumpang Pelabuhan
Kalianget jika menggunakan dua opsi

9
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
3.2. BATAS-BATAS TAPAK

Tabel 4.4 Analisis Kebutuhan Debarkasi


(sumber: Analisis 2021)

3.1. DESKRIPSI TAPAK

Gambar 4.4 Analisis Tata Massa


(sumber: Analisis 2021)

3.3. ANALISIS ZONASI

Gambar 4.3 Analisis Tapak


(sumber: Analisis 2021)

Gambar 4.5 Analisis Zonasi


(sumber: Analisis 2021)

10
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
3.1. ANALISIS AKSESIBILITAS 3.3. ANALISIS SIRKULASI

Gambar 4.8 Analisis Sirkulasi


Gambar 4.6 Analisis Aksesibilitas
(sumber: Analisis 2021)
(sumber: Analisis 2021)

3.4. ANALISIS VEGETASI


3.2. ANALISIS MATAHARI

Gambar 4.7 Analisis Matahari


Gambar 4.9 Analisis Vegetasi
(sumber: Analisis 2021)
(sumber: Analisis 2021)

11
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
3.1. ANALISIS STRUKTUR mendukung kinerja system didalamnya
yaitu sebagai berikut:
3.1.1. UPPER STRUCTURE 3.2.1. AIR BERSIH
Penggunaan rangka atap space
frame untuk menunjang bangunan
bentang lebar agar tidak terhalang
kolom yang dapa mengurangi volume
ruang.

Gambar 4.12 Utilitas Air Bersih


(sumber: Analisis Pribadi, 2021)

3.2.2. AIR KOTOR

Gambar 4.10 Upper Structure


(sumber:
https://images.app.goo.gl/beC8Hvbizp6iCqq7)

3.1.2. LOWER STRUCTURE


Penggunan pondasi yang sesuai
untuk memperkuat upper structure yaitu
pondasi pancang yang perletakan Gambar 4.13 Utilitas Air Kotor
pondasi ini berada pada bangunan yang (sumber: Analisis Pribadi, 2021)
memiliki beban berat.
3.2.3. RADIO PEMANDU KAPAL

Gambar 4.14 Utilitas Radio Pemandu Kapal


(sumber: Analisis Pribadi, 2021)

3.2.4. UTILITAS ELEKTRIKAL


Gambar 4.11 Lower Structure
(sumber:
https://images.app.goo.gl/Moon9yYL9ZdDf67
R9)

3.2. ANALISIS UTILITAS


Dalam perancangan Terminal Gambar 4.14 Utilitas Radio Pemandu Kapal
Penumpang Pelabuhan Kalianget (sumber: Analisis Pribadi, 2021)
membutuhkan beberapa utilitas yang

12
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021

3. KONSEP DAN PRODUCK 3.2. PENERAPANKONSEP DASAR


BANGUNAN
ARSITEKTURAL
3.2.1. ENERGY MATTER
3.1. PENERAPAN KONSEP
Penggunaan solar panel guna
TAPAK memanfaatkan energi yang ada di alam
Perancangan Terminal Penumpang untuk mendukung proses aktivitas
Pelabuhan Kalianget menggunakan pola didalam atau diluar bangunan.
grid yang mengikuti tapak aslinya.
Setelah melaluai proses Analisa di bab
sebelumnya, maka hasil desain site dan
tata massa bangunan adalah sebagai
berikut:

Gambar 4.16 Energy Matter


(sumber: Analisis Pribadi, 2021)

3.2.2. URBAN RESPON


Keserasian dengan komponen-
komponen lingkungan sekitar untuk
menghasilkan rangcangan yang tanggap
Gambar 4.15 Penerapan Konsep Tapak terhadap permasalahan-permaslahan
(sumber: Analisis Pribadi, 2021) yang ada di lingkungan.

LEGENDA
1. Akses Masuk Kendaraan
2. Parkir
3. Drop Penumpang
4. Akses Masuk & Keluar Pejalan
Kaki
5. Halte
6. Akses Keluar Kendaraan
7. Taman / Public Space Gambar 4.17 Urban Respon
8. Gudang Cargo (sumber: Analisis Pribadi, 2021)
9. Dermaga Barang & Pariwisata
10. Pos Pantau 3.2.3. STRUCTUR EXPRESSION
11. Public Space Mengekspresikan struktur
12. Terminal Penumpang bangunan yang bertujuan untuk memberi
13. Dermaga Utama kesan estetik dan kekokohan struktur
14. Kantor Pelindo III bangunan.
15. Ground Tank
16. Gardu PLN

13
ATAP
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
ISSN : 2614-3755 (Cetak)
Vol.VIII No.1, September
2021
5.2.6. CIVIS SYMBOL
Merancang bangunan
monumental sebagai symbol public yang
mengadopsi pola bentuk yang berbeda
untuk mencari nilai baru dengan
menggunakan teknologi canggih dan
tampilan bangunan mampu memberikan
nilai-nilai progresif pembaruan Kawasan
sekitar.

Gambar 4.18 Structur Exspression


(sumber: Analisis Pribadi, 2021)

3.1.1. SCULPTING WHITE


LIGHT
Pemaksimalan cahaya alami
sebagai sumber pencahayaan pada
bangunan. Gambar 4.20 Cyvis Symbol
(sumber: Analisis Pribadi, 2021)

DAFTAR PUSTAKA
Triatmodjo, Bambang. 2010. Perencanaan
Pelabuhan. Penerbit BETA OFFSET,
Edisi Pertama,Yogyakarta.
Kramadibrata, S. 2002. Perencanaan
Pelabuhan. Penerbit ITB, Edisi Kedua,
Bandung.
Warpani, Suwardjoko. 1990. Merencanakan
Gambar 4.19 Sculpting White Light
Sistem Pelabuhan / Swardjoko
(sumber: Analisis Pribadi, 2021)
Warpan. Penerbit ITB, Bandung.
Slessor, Catherine. 2001. Eco-Tec:
3.1.2. MAKING CONNECTION Sustainable Architecture And Hight
Keterhubungan antar bangunan, Technology. London: Thames And
antar ruang ataupun antar lantai, guna Hudson.
mempermudah akses pengguna Neufert, Ernest. 2002. Data Arsitek Edisi
Terminal Penumpang Pelabuhan. Kedua. Jakarta. Erlangga.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
No 17 Tahun 2008, UNDANG-UNDANG
TENTANG PELAYARAN, Jakarta: DPR RI.
Kementrian Perhubungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut Tahun
2018, Tentang Rencana Induk
Pelabuhan Kalianget, Provinsi Jawa
Timur.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia. No 37. Tahun 2015.
Gambar 4.19 Making Connection Standard Pelayanan Penumpang
(sumber: Analisis Pribadi, 2021)

14

Anda mungkin juga menyukai