Anda di halaman 1dari 13

Tugas Pemanfaatan dan Manajemen Sumber Daya Air

PELABUHAN TANJUNG ADIKARTO


GLAGAH KULON PROGO
Dosen : Ratna Septihendrasari., S.T. M.Eng

Disusun Oleh:
Ahmat Rafik

5125111023

Kukuh Kurniawan

5125111010

Research Daeli

5125111033

Budi Prasetiya

5125111042

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014

I.

UMUM
Pelabuhan merupakan salah satu prasarana kunci untuk pengelolaan dan pemanfaatan
potensi suatu kawasan. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai propinsi dengan luas
daerah serta sumber daya alam yang relatif kecil, maka setiap potensi yang ada harus
dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung perekonomian daerah, terutama menghadapi
otonomi daerah. Dari berbagai sektor dan sub-sektor yang ada, salah satu yang masih memiliki
peluang besar untuk ditingkatkan adalah sub-sektor perikanan, terutama perikanan laut.
Penggalian sumberdaya perikanan laut dari Samudra Hindia diharapkan akan memicu
perkembangan perekonomian daerah terutama yang berkaitan dengan industri perikanan dan
kelautan (maritim). Pengembangan pelabuhan tersebut selain berdampak pada peningkatan
produksi perikanan juga diharapkan akan memacu pertumbuhan sektor lainya didaerah
hinterland (multiplier effects).
Pembangunan pelabuhan tidak hanya berspektrum sesaat tetapi harus mempunyai rentang
proyeksi ke depan yang cukup jauh agar dapat mengantisipasi pertumbuhan bahkan
mengarahkan pertumbuhan perekonomian dimasa mendatang. Berbagai industri terkait sebagai
bangkitan dari adanya pelabuhan tersebut diharapkan akan tumbuh. Aktivitas pengolahan dan
pemrosesan sumber daya alam dan potensi daerah yang lain juga diharapkan akan dapat
memanfaatkan adanya pelabuhan tersebut. Dengan demikian maka nilai multiplier effect dari
investasi yang ditanamkan untuk pelabuhan tersebut akan tinggi sehingga biaya pembangunan
dan pemeliharaan menjadi relatif kecil dibanding manfaatnya.
Propinsi DIY mempunyai pantai Samudra Indonesia sepanjang kurang lebih 110 KM
yang memiliki sumberdaya perikanan sangat besar. Potensi lestari sumberdaya ikan dipantai DIY,
lepas pantai selatan Jawa dan lepas pantai Samudra Indonesia berturut-turut adalah 3.400 ton,
319.200 ton, 905.350 ton pertahun (pustek kelautan,2001). Namun potensi tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal. Usaha penangkapan ikan masih menggunakan kapal-kapal kecil
dengan motor tempel, yang hanya beroperasi di wilayah pantai, belum mencapai daerah lepas
pantai dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Untuk dapat meningkatkan hasil tangkapan
diperlukan kapal besar yang dapat beroperasi dilepas pantai dan ZEE penggunaan kapal-kapal
besar memerlukan adanya pelabuhan besar.

Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembangunan pelabuhan ini adalah masalah
biaya. Dalam pembuatan struktur bangunan air, dana yang dibutuhkan memang sangat besar,
karena beberapa bangunan pelabuhan yang harus dibangun meliputi pemecah gelombang,
dermaga, konstruksi turap, tambatan kapal, pengerukan kolam pelabuhan, kantor syahbandar,
toilet umum, musholla, tempat parkir dan perlengkapan pelabuhan lainnya, yang tentunya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Masalah berikutnya adalah tentang besarnya Gelombang yang ada di pantai selatan,
sehingga pada Pemecah gelombang sering mengalami kerusakan karena beberapa bagian
pelindung seperti Tetrapod yang disusun sering termakan ombak, sehingga membutuhkan
tambahan tetrapod baru yang tentunya membutuhkan tenaga kerja dan biaya yang cukup banyak.
Saat ini, kondisi pelabuhan memang sudah mencapai progress pengerjaan 80%, karena bisa kita
lihat bahwa di sana sudah ada bangunan pelengkap pelabuhan seperti dermaga, breakwater,
kantor Syahbandar, kolam pelabuhan, dan tambatan kapal, serta bangunan pendukung lainnya.

II.

TAHAPAN PERENCANAAN
Tahapan dalam perencanaan meliputi : Studi kelayakan (Feasibilty study), Investigasi,
Perencanaan teknis (detailed design), Pelaksanaan Pembangunan (Construction), Pengoperasian
(Operation), dan Perawatan (Maintenance). Karena keterbatasan data perencanaan mengingat
pelabuhan pelabuhan tanjung adikarto sudah berusia 8 tahun, maka disini mungkin banyak
dijelaskan perencanaan secara umum.

A. Studi Kelayakan (Feasibilty Study)


1. Aspek Teknis
Pelabuhan Tanjung Adikarto dirancang sedemikian untuk

pengelolaan dan

pemanfaatan potensi suatu kawasan. Berikut beberapa aspek teknis yang harus diperhatikan :
a. Lokasi terletak di Desa Karangwuni Kecamatan Wates. Dengan luas kawasan untuk
pengembangan sarana prasarana seluas 83 Ha.
b. Bahan kontruksi menggunakan beton bertulang

c. Elevasi pelabuhan harus dirancang sedemikian untuk tujuan membelokkan sejumlah air
ketempat lain yang lebih rendah dengan memperhatikan berbagai kehilangan tinggi.
1) Bentuk mercu harus dirancang sedemikian hingga bendung dapat berfungsi
sebagai peluap, dimana pada kondisi banjir rencana mampu melewatkan seluruh
debit tersebut kearah hilir dengan aman, tanpa menimbulkan luapan di sebelah
hulu bendung.
2) Lokasi ambang pengabilan dipilih pada bagian sungai yang tidak mudah terjadi
sedimentasi, yaitu terletak pada sisi kiri sungai dilihat dari arah hulu. Dimensi
ambang pengambilan dirancang sedemikian hingga kecepatan aliran di dekat
ambang tidak terlalu cepat sehingga terlalu banyak sedimen yang masuk namun
juga tidak terlalu lambat sehingga menyebabkan sedimentasi yang berlebihan di
depan ambang pengambilan. Berdasar pada persyaratan umum, kecepatan aliran
di atas ambang dirancang sebesar 0,80 m/detik.
3) Pintu pengambilan
Pintu pengambilan terdiri 4 unit dengan lebar masing-masing 2 m dan lebar
saluran total 13 m. Berdasar pada persyaratan umum, kecepatan aliran di sekitar
pintu dirancang antara 0,90 1,00 m/detik

2. Aspek Ekonomi
Saat ini pelabuhan tanjung adikarto mempunyai dampak positif bagi perekonomian
masyarakat, karena masyarakat maupun unsur swasta memanfaatkan pelabuhan
sebagai pelabuhan perikanan. Hal tersebut tentunya memberi pengaruh terhadap
tingkat produksi dari kegiatan tersebut, sehingga akan mendongkrak perekonomian
masyarakat. Selain itu keindahan area pelabuhan dapat menjadi daya tarik pariwisata
yang dapat memicu timbulnya usaha pedagang, sehingga hal tersebut dapat
menambah penghasilan masyarakat setempat.
3. Aspek Lingkungan
Dampak pelabuhan tanjung adikarto terhadap lingkungan sekitar adalah tanah
menjadi subur karena pasokan air terjamin, terjadinya pendangkalan sungai dibagian
bendung karena sedimentasi. Selain itu saat ini adanya bendung yang merupakan

cikal bakal dari saluran irigasi mataram dapat memicu masyarakat sekitar untuk
membuang limbah rumah tangga ke saluran irigasi tersebut, sehingga akan
mencemari lingkungan sekitar.
4. Aspek Sosial
Dampak adanya bendung Karang Talun pada aspek sosial

adalah memicu

terpengaruhnya perilaku negatif remaja pada area bendung (ruang terbuka hijau)
seperti terjadinya penyimpangan sosial, hal ini dibuktikan dengan ditemukan botolbotol minuman keras, banyaknya pasangan muda-mudi yang datang dengan maksud
tertentu, dll.
B. Investigasi
Analisis Data :
Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data-data yang telah diperoleh. Analisis data
ini meliputi :

1. Data Oceanografi
Terdiri dari data pasang surut, angin dan gelombang serta data sedimentasi digunakan
untuk menentukan elevasi muka air tertinggi / banjir yang dipakai sebagai acuan dalam
menetapkan tinggi elevasi dermaga dan untuk merencanakan elevasi alur pelayaran,
elevasi bangunan/fasilitas pelabuhan pendaratan ikan, penempatan posisi pemecah
gelombang dan perhitungan kontruksi bangunan fasilitas pelabuhan.
2. Data tanah
Data ini diperlukan untuk perencanaan pondasi atau struktur bawah dermaga yaitu
dengan melihat daya dukung tanah yang ada terhadap struktur dermaga sehingga dapat
direncanakan model dan dimensi pondasi dermaga.
3. Data jumlah kapal
Analisis ini dipakai untuk menentukan panjang dermaga dan kebutuhan perencanaan ke
depan, sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan pemakaian dermaga.
4. Data jumlah produksi ikan
Analisis ini diperlukan untuk menghitung perencanaan ke depan luas ruang Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) sehingga dapat menampung keseluruhan hasil produksi ikan.

Jika data-data di atas yang sudah dianalisa sudah cukup maka dapat dilakukan langkah
selanjutnya, tetapi jika masih kurang maka harus kembali melakukan metode pengumpulan data.
Faktor- faktor Perencanaan Pelabuhan Perikanan
Dalam perencanaan pembangunan pelabuhan perikanan ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan sehubungan dengan kondisi lapangan yang ada, antara lain :
Topografi dan Situasi
Angin.
Pasang surut.
Gelombang..
Karakteristik kapal.
Jumlah produksi ikan hasil tangkapan.
Faktor-faktor tersebut harus sudah diperhitungkan dengan tepat untuk menghasilkan perencanaan
pelabuhan yang benar-benar baik.
Angin
Angin terjadi karena perbedaan tekanan udara, sehingga udara
mengalir dari tempat yang bertekanan rendah. Angin sangat berpengaruh
dalam perencanaan pelabuhan karena angin :

Mengendalikan kapal pada gerbang.


Memberikan gaya horizontal pada kapal dan bangunan pelabuhan.
Mengakibatkan terjadinya gelombang laut yang menimbulkan gaya yang bekerja pada

bangunan pelabuhan.
Mempengaruhi kecepatan arus, dimana kecepatan arus yang redah dapat menimbulkan
sedimentasi.

Pasang Surut
Pasang surut terjadi karena adanya gaya tarik benda-benda langit yaitu matahari dan bulan
terhadap massa air laut di bumi. Tinggi pasang surut adalah amplitudo total dari variasi muka air

tertinggi (puncak air pasang) dan muka air terendah. Secara garis besar variasi elevasi muka air
didefinisikan sebagai berikut :
1) HWL (High Water Level), yaitu muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang
dalam satu siklus pasang surut.
2) MWL (Mean Water Level), yaitu muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka
air rendah rerata.
3) LWL (Low Water Level), yaitu kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut
dalam satu siklus pasang surut. Permukaan air laut yang sudah berubah berpengaruh
terhadap perencanaan kedalaman alur pelabuhan dan elevasi dasar pelabuhan. Kedalaman
kolam pelabuhan diperhitungkan terhadap keadaan surut rendah (LWL), draf kapal serta
kelonggaran bawah. Elevasi lantai dermaga memperhitungkan terhadap keadaaan pasang
yang tinggi (HWL), disamping faktor-faktor yang lain seperti kenaikan air (wave setup).
Gelombang
Gelombang dapat terjadi karena angin, pasang surut, gangguan buatan seperti gerakan kapal dan
gempa bumi. Dalam perencanaan pelabuhan, gelombang yang digunakan adalah gelombang
yang terjadi karena angin dan pasang surut. Pengaruh gelombang terhadap perencanaan
pelabuhan antara lain :

Besar kecilnya gelombang sangat menentukan dimensi dan kedalaman bangunan

pemecah gelombang.
Gelombang menimbulkan gaya tambahan yang harus diterima oleh kapal dan bangunan
dermaga.

Besaran dari gelombang laut tergantung dari beberapa faktor, yaitu :


1) Kecepatan rerata angina di permukaan air.
2) Arah angin.
3) Panjang daerah pembangkitan gelombang dimana angina mempunyai kecepatan dan arah
konstan.
4) Lama hembus angin pada fetch.
Pada perencanaan pelabuhan perikanan diusahakan tinggi gelombang serendah mungkin, dengan
pembuatan pemecah gelombang maka akan terjadi defraksi (pembelokan arah dan perubahan
karakteristik) gelombang.
Karakteristik Kapal

Selain data kapal perlu diketahui juga sifat dan fungsi kapal untuk
mengetahui ukuran-ukuran teknis pelabuhan.. Satuan kapal diukur dalam GT
(Gross Tonage) yaitu jumlah isi dari ruang kapal secara keseluruhan.. Dari
ukuran tersebut dapat ditentukan dimensi kapal.

Jumlah Produksi Ikan Hasil Tangkapan

Data jumlah ikan pada tahun-tahun sebelumnya diperlukan untuk


memperhitungkan prediksi jumlah ikan pada tahun yang direncanakan,
sehingga dapat diperkirakan jumlah kapal yang bersandar pada dermaga setiap
harinya dan untuk menghitung luas lantai bangunan tempat pelelangan ikan
(TPI) yang dibutuhkan untuk menampung produksi ikan yang ada. Perkiraan
jumlah kapal yang bersandar pada dermaga ini digunakan untuk menentukan
panjang dermaga yang harus disediakan, sehingga dapat melayani kebutuhan
aktifitas kapal-kapal yang bersandar.
Jumlah Produksi Ikan Hasil Tangkapan
Data jumlah ikan pada tahun-tahun sebelumnya diperlukan untuk memperhitungkan prediksi
jumlah ikan pada tahun yang direncanakan, sehingga dapat diperkirakan jumlah kapal yang
bersandar pada dermaga setiap harinya dan untuk menghitung luas lantai bangunan tempat
pelelangan ikan (TPI) yang dibutuhkan untuk menampung produksi ikan yang ada. Perkiraan
jumlah kapal yang bersandar pada dermaga ini digunakan untuk menentukan panjang dermaga
yang harus disediakan, sehingga dapat melayani kebutuhan aktifitas kapal-kapal yang bersandar.
C. Perencanaan Teknis (Detailed Design)
Konstruksi dermaga yang direncanakan pada Pembangunan Pelabuhan Perikanan Glagah ini
menggunakan konstruksi beton bertulang. Perhitungan konstruksi dermaga meliputi perhitungan
lantai dermaga dan perhitungan balok, yaitu balok tepi, balok memanjang dan balok melintang.
Pembebanan yang terjadi pada plat lantai dan balok dermaga meliputi beban mati (death load)
yang berupa beban sendiri, beban air hujan dan beban hidup (life load) yang berupa beban orang,
beban gerobak, beban keranjang. Perencanaan beban tersebut berdasarkan peraturan pembebanan
yang berlaku dan peraturan Perencanaan beton bertulang menggunakan SNI2002.

Dari data-data hasil investigasi kemudian dilakukan analisis. Analisis dimaksudkan


sebagai kegiatan untuk mendapatkan dimensi bangunan dengan mendapatkan parameterparameter bangunan baik ukuran. Adapun bangunan-bangunan yang perlu direncanakan dalam
rangka perencanaan pelabuhan meliputi perencanaan pemecah gelombang (breakwater) dan
perencanaan dermaga. Adapun perencanaan adalah sebagai berikut :

Pemecah Gelombang (Breakwater)


Pada perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah ini, perencanaan pemecah gelombang

meliputi tipe pemecah gelombang dan bahan yang digunakan. Pemecah gelombang (breakwater)
yang umum digunakan ada dua macam yaitu :
a. Pemecah geombang yang dihubungkan dengan pantai (shore connected breakwater).
b. Pemecah gelombang lepas pantai (off shore breakwater). Pemecah gelombang berfungsi
untuk melindungi kolam pelabuhan, pantai, fasilitas pelabuhan dari gangguan gelombang
yang dapat mempengarhi keamanan dan kelancaran aktifitas di pelabuhan. Pemilihan
pemecah gelombang ditentukan dengan melihat hal-hal sebagai berikut :
Bahan yang tersedia di sekitar lokasi.
Besar gelombang.
Pasang surut air alut.
Kondisi tanah dasar lau.
Peralatan yang digunakan untuk pembuatannya.
Untuk perencanaan bentuk dan kestabilan pemecah gelombang perlu diketahui :
Tinggi muka air laut akibat adanya pasang surut.
Tinggi puncak gelombang dari permukaan air tenang.
Perkiraan tinggi dan panjang gelombang.
Run up gelombang
Pemecah gelombang untuk Perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah direncanakan
menggunakan tumpukan batu (rubble mounds breakwater) dengan tipe (shore connected
breakwater), yaitu penahan gelombang yang dihubungkan dengan pantai. Dalam perhitungan
dimensinya diambil pada posisi ujung breakwater dan pada bagian tengah breakwater.

Fender

Fender dibangun untuk meredam pengaruh benturan kapal dengan dermaga sehingga kerusakan
kapal maupun dermaga dapat dihindarkan. Fender ini berfungsi untuk menyerap setengah gaya
yang dihasilkan akibat benturan kapal ( E ) dan sisanya ditahan oleh konstruksi dermaga.

Bolder ( Penambat Kapal )

Fungsi bolder / penambat adalah untuk menambatkan kapal agar tidak mengalami pergerakan
yang dapat mengganggu baik pada aktivitas bongkar maupun lalu lintas kapal yang lainnya.
Bolder yang digunakan pada dermaga ini direncanakan dari beton
bertulang. Penggunaan jumlah tambatan serta jarak masing-masing bolder dapat dihitung dengan
menyesuaikan berat kapal atau dengan pendekatan praktis di lapangan.

Dermaga
Pada perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah ini, perencanaan dermaga meliputi tipe

dermaga, pondasi, plat lantai dan balok dermaga serta fender dan bolder. Setelah perencanaan
bangunan-bangunan tersebut maka didapatkan dimensi, ukuran dan bentuk serta jenis bahan
yang digunakan untuk membangun bangunan tersebut. Langkah selanjutnya yaitu membuat
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) sebagai aturan dalam pembangunan agar bangunan tersebut
sesuai dengan perencanaan, lalu Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk merencanakan besarnya
biaya yang dibutuhkan serta membuat Network Planning (NP) dan Time Schedule untuk
merencanakan jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan bangunanbangunan pelabuhan perikanan tersebut.

Gambar Konstruksi

Setelah didapat dimensi, ukuran dan bentuk bangunan tersebut serta jenis bahan yang digunakan
maka perlu dibuat gambar konstruksi, dengan tujuan untuk memudahkan pelaksanaan dalam
pembangunan bangunan tersebut di lokasi proyek. Gambar konstruksi harus baik dan benar
sesuai dimensi, ukuran dan bentuk bangunan yang direncanakan sehingga dapat dipahami oleh
orang yang akan membangun.
D. Pelaksanaan Pembangunan (Construction)

1. Konstruksi Dermaga
Konstruksi dermaga yang direncanakan pada Perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah
ini menggunakan konstruksi beton bertulang. Perhitungan konstruksi dermaga meliputi
perhitungan lantai dermaga dan perhitungan balok, yaitu balok tepi , balok memanjang dan balok
melintang. Pembebanan yang terjadi pada plat lantai dan balok dermaga meliputi beban mati
(death load) yang berupa beban sendiri, beban air hujan dan beban hidup (life load) yang berupa
beban orang, beban gerobak, beban keranjang. Perencanaan beban tersebut berdasarkan
peraturan pembebanan yang berlaku dan peraturan perencanaan beton bertulang menggunakan
SNI2002.
a. Pondasi Dermaga
Dalam perencanaan Perencaan Perikanan Glagah ini, pondasi yang digunakan adalah
pondasi tiang pancang. Pada umumnya tiang pancang dipancang kedalam tegak lurus ke dalam
tanah, tetapi apabila diperlukan untuk dapat menahan gaya- gaya horisontal maka tiang pancang
akan dipancang miring. Agar dapat merencanakan pondasi tiang pancang yang benar, maka perlu
mengetahui beban beban yang bekerja pada konstruksi di atas bangunan tersebut.
b. Penulangan Tiang Pancang
Untuk perhitungan penulangan tiang pancang, diambil pada kondisi momen-momen yang
terjadi adalah momen akibat pengangkatan satu titik dan pengangkatan dua titik.

Potongan Melintang Dermaga


E. Pengoperasian dan Pengawasan (Operation & Monitoring)

1. Pengoperasian
Dengan dioperasikannya Pelabuhan Tanjung Adikarto tersebut, perolehan
produksi ikan tangkap akan berani ditergetkan lebih tinggi mulai tahun 2015 untuk
produksi ikan tangkap pada 2014, DKP DIY menargetkan mencapai 7.200 ton ikan
tangkap. Target itu lebih besar dari 2013 yang hanya mencapai 6.000 ton. dalam
triwulan pertama tahun ini (Januari-Maret 2014) telah memperoleh 200 ton ikan
tangkap, meningkat 15 persen dari perolehan pada periode yang sama 2013," ujarnya.
Jenis ikan tangkap laut yang dominan diperoleh para nelayan di DIY pada triwulan I,
ikan tuna, cakalang, dan tongkol..
Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan
pengoperasian Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulonprogo pada November
2014. Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) mengatakan saat ini rencana pengerjaan proyek pelabuhan
itu masih tahap lelang. Sekarang masih tahap pelelangan proyek, dan pada bulan mei
harapkan sudah mulai pembangunan sehingg terget November 2014 sudah bisa "soft
Launching".

2. Pengawasan (Monitoring)
Monitoring pelabuhan secara teknis dilakukan secara rutin, dengan harapan dapat
diperoleh data pencatatan harian dengan baik dan akurat, monitoring secara rutin
diperlukan antara lain untuk penyusunan operasional pelabuhan dan mendeteksi secara
dini terhadap karakteristik dan keselamatan pekerjanaan di pelabuhan tanjung. Jenis
pekerjaan yang harus dimonitor adalah :
a. Mencatat data pelabuhan
b. Mencatat data perikanan
c. Mencatat keluar masuknya kapal yang masuk.
Selain itu pengawasan diluar aspek diatas adalah berupa pengawasan kebijakankebijakan kaitannya dengan pengelolaan pelabuhan yang dibuat oleh unsur pemerintah

selaku regulator dalam hal ini adalah Pemerintah DIY. Sehingga semua unsur
stakeholders meliputi pemerintah, operator, user/publik, developer, dan wadah
kooardinasi dapat bersinergi dengan baik tanpa adanya mis komunikasi.
F. Perawatan (Maintenance)
Pemeliharaan pelabuhan ini di lakukan secara berkala agar fungsi nya dapat di operasikan
secara optimal pada suatu saat nanti jika pekerjaan sudah seleai 100 % , Dan perawatan
yang dilakukan adalah perawatan secara berkala. Perawatan dimaksud agar pelabuhan
tetap berfungsi dengan baik seperti
1. Memberi pengawasan terhadap kapal kapal yang masuk ke pelabuhan tersebut.
2. pengerukan Sedimentasi secara berkala.
3. Membersihkan sampah-sampah pada area pelabuhan dan saluran irigasi.
4. Memperbaiki dinding-dinding penahan pada sisi-sisi pelabuhan.
KESIMPULAN
Pelabuhan merupakan salah satu prasarana kunci untuk pengelolaan dan pemanfaatan
potensi suatu kawasan. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai propinsi dengan luas
daerah serta sumber daya alam yang relatif kecil, maka setiap potensi yang ada harus
dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung perekonomian daerah, terutama menghadapi
otonomi daerah.

Anda mungkin juga menyukai