Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TUGAS PELABUHAN D

PELABUHAN IKAN TAMPERAN KABUPATEN PACITAN


Dr. Novi Andhi Setyo Purnomo, S.T., M.T.,

Disusun Oleh :

ANDRI YOGA PANGESTU


5200811153

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tugas pelabuhan.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak yang telah membantu. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Teknologi Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Novi Andhi Setyo Purnomo, S.T., M.T., selaku Dosen mata kuliah
Pelabuhan.
3. Bapak Cahyo Dita Saputro, S.T, M.T selaku Dosen Wali.
4. Rekan-rekan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Teknologi Yogyakarta.
5. Semua pihak yang telah membantu selama praktikum dan penyusunan laporan
ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini bermanfaat sebagaimana semestinya.

Yogyakarta, Januari 2024

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. PENDAHULUAN
Pelabuhan, menurut peraturan pemerintah republik indonesia no. 69 tahun 2001
adalah tempat yang berdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan / atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
1.1.1. Fungsi Pelabuhan
Pelabuhan memegang peran penting dalam perdagangan internasional, terutama untuk
ekspor dan impor barang. Dengan penyediaan terminal barang yang dilengkapi dengan
dermaga, gudang dan lapangan penumpukan, peralatan bongkar muat, maka di sana juga
dilengkapi dengan pelayanan terminal barang yang meliputi pelayanan dermaga, pelayanan
penumpukan, dan pelayanan bongkar muat.
Perannya sebagai pintu gerbang utama dalam proses naik-turun penumpang, bongkar
muat ekspor-impor, dan perdagangan antarpulau membuat pelabuhan memberikan beragam
manfaat bagi perekonomian Indonesia juga bagi daerah sekitar pelabuhan. Selain membuka
lapangan pekerjaan untuk masyarakat, khususnya bagi mereka yang bertempat tinggal di
sekitar, peningkatan lalu lintas penumpang, kegiatan ekspor-impor, dan perdagangan antar
pulau melalui pelabuhan akan berdampak terhadap peningkatan pajak dan pendapatan negara.
Peningkatan operasional pelayanan barang yang direncanakan untuk terminal barang
adalah dengan menyediakan gudang dan lapangan penumpukan yang memadai sehingga
memberikan pilihan bagi pemilik barang untuk memanfaatkan fasilitas penumpukan. Secara
ekonomi, juga berfungsi sebagai salah satu penggerak roda perekonomian karena menjadi
fasilitas yang memudahkan distribusi hasil-hasil produksi. Secara sosial, pelabuhan menjadi
fasilitas publik tempat berlangsungnya interaksi antarpengguna (masyarakat), termasuk
interaksi yang terjadi karena adanya aktivitas perekonomian.

1.2. TEKANAN AIR DAN TANAH PADA TURAP


Dinding turap (sheet piles) merupakan dinding yang dibuat memakai tiang pancang
khusus yang terbuat dari baja, tiang ini dibentuk agar dapat dipancang dalam deretan dan
sekaligus setiap tiang dihubungkan dengan tiang di sampingnya. Dengan demikian, deretan
tiang ini merupakan dinding yang hampir tidak dapat dilalui oleh air di dalam tanah (Wesley,
2012) .
Dinding-dinding turap pada umumnya bergantung kepada tahanan pasif tanah untuk
mempertahankan keseimbangan. Persoalan dengan turap adalah untuk menentukan kedalaman
turap yang harus dipancang supaya stabil dan ekonomis (Smith, 1992). Untuk memperoleh
kestabilan turap, perlu diadakan perhitungan secara tepat mengenai dimensi turap sebelum
turap dipasang (Surendro, 2015).
Dalam perencanaan dinding turap juga perlu diperhatikan aspek geoteknik mengenai
perencanaan konstruksi dinding turap tersebut untuk menjaga kestabilan tanah dan mencegah
keruntuhan konstruksi akibat tekanan tanah. Karena itu sangat penting untuk merencanakan
dinding turap dengan baik untuk keamanan dan kestabilannya demi mencegah hal-hal yang
merugikan. Terdapat banyak faktor yang menentukan dalam perencanaan dinding turap ini
seperti berat jenis tanah kondisi lapangan dan kondisi kering, nilai kohesi tanah, sudut geser
tanah, dan data lainnya dari hasil pengujian tanah di laboratorium.
Jenis dinding turap yang direncanakan adalah dinding turap kantilever, dan ketinggian
rencana dinding turap yang akan digunakan dalam perancangan adalah 8 m diatas garis galian.
Dinding Turap (Sheet Piles), Menurut (Nakazawa, 2000), turap adalah konstruksi yang dapat
menahan tekanan tanah di sekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran, dan biasanya
terdiri dari dinding turap dan penyangganya seperti pada Gambar 1. Menurut (Simatupang,
2008), tiangtiang turap (sheet piles) sering digunakan untuk membangun sebuah dinding yang
berfungsi sebagai penahan tanah, yang bisa berupa konstruksi berskala besar maupun kecil.
1.2.1. Pengertian Turap Kantilever
Turap Kantilever Menurut (Craig, 1987), dinding turap kantilever hanya dipakai bila
tanah yang akan ditahan tidak terlalu tinggi. Pada pasir dan kerikil, turap kantilever mungkin
dipakai sebagai struktur permanen, namun pada umumnya dimanfaatkan untuk penyangga
sementara. Stabilitas dinding turap kantilever ini seluruhnya diakibatkan oleh tekanan pasif
yang timbul di bawah permukaan tanah yang lebih rendah. Cara keruntuhannya berupa suatu
rotasi terhadap titik O di dekat ujung bawah dinding. Akibatnya, tekanan pasif di depan dinding
bekerja di atas titik O dan tekanan pasif di belakang dinding bekerja di bawah titik O, sehingga
hal ini melengkapi momen jepit yang terjadi. Pada dinding ini, turap berprilaku seperti sebuah
balok lebar kantilever di atas garis galian. Prinsip dasar untuk menghitung distribusi tekanan
tanah lateral tiang turap kantilever dapat dijelaskan dengan bantuan yang menunjukkan prilaku
leleh dinding kantilever yang tertanam pada lapisan pasir di bawah garis galian. Dinding
berputar pada titik O.
Tekanan lateral hanyalah tekanan tanah aktif saja yang berasal dari tanah sebelah di
atas garis galian. Sementara pada Zona B, oleh karena pelenturan dinding di daerah ini, maka
bekerja tekanan tanah lateral aktif dari bagian tanah sebelah atas garis galian dan tekanan tanah
pasif di bawah garis galian di sebelah air. Kondisi pada Zona B ini akan berkebalikan dengan
Zona C, yaitu di bawah titik rotasi O. Distribusi tekanan tanah bersih ditunjukkan namun untuk
penyederhanaan biasanya akan digunakan dalam perencanaan.

Gambar 1. Tiang Turah Kantiliver Tertanam Pada Pasir


Pada bagian berikut akan diberikan sejumlah formula matematis untuk analisis dinding
turap kantilever. Namun perlu diperhatikan bahwa analisis ini berlaku untuk konstruksi yang
sebelahnya menghadap air. Dan permukaan air biasanya akan berfluktuasi sebagai akibat
pasang surut, oleh karena itu harus hatihati dalam menentukan pengaruh air pada diagram
tekanan bersih.
Turap Kantilever pada Pasir Untuk mengembangkan hubungan untuk kedalaman
penanaman tiang turap yang dibutuhkan di dalam tanah granular perhatikanlah Gambar 4.
Tanah yang akan ditahan oleh dinding turap, berada di atas garis galian, adalah juga tanah
granular. Permukaan air tanah berada pada kedalaman L1 dari puncak tiang. Ambillah sudut
gesek pasir sebagai ø. Intensitas tekanan aktif pada kedalaman L1 dapat dinyatakan sebagai.

[1]
Gambar 2. Tiang Turap Kantilever Tertanam Pada Pasir. Variasi Diagram Tekanan
Bersih Dan Variari Momen

2.1. DERMAGA
Dermaga merupakan fasilitas pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan berbagai kegiatan dipelabuhan, seperti membongkar
muatan (Hasil tangkapan ikan), pengisian bahan bakar dan bekal untuk melaut dan menunggu
selama dermaga sedang penuh. Dimensi dermaga didasarkan pada jumlah dan ukuran kapal
yang bertambat tiap hari, jumlah kapal dan waktu yang diperlukan untuk menurunkan hasil
tangkapan ikan. Dermaga tersebut meliputi dermaga pendaratan, demraga perlengkapan dan
dermaga tunggu.
Dermaga merupakan bangunan yang dirancang khusus pada suatu pelabuhan yang
digunakan atau tempat kapal untuk ditambatkan/merapat untuk melakukan kegiatan bongkar
muat barang dan penumpang kapal. Bukan Cuma sebagai tempat untuk melakukan tempat
bongkar muat barang atau penumpang tetapi dermaga juga digunakan sebagai tempat
melakukan pengisian bahan bakar kapal, air bersih, air minum ataupun saluran kotor.
2.1.1. Jenis – Jenis Dermaga
1. Dermaga barang umum
Merupakan dermaga sebagai tempat melakukan aktivitas atau kegiatan bongkar
muat barang keatas kapal.
2. Dermaga Khusus
Merupakan dermaga yang dibuat khusus untuk dijadikan pengangkutan barang
khusus seperti contoh : bahan bakar minyak dan lain sebagainya.
3. Dermaga Peti Kemas
Merupakan dermaga yang ditempati untuk melakukan bongkar muat peti kemas
dengan menggunakan crane atau alat angkat barang.
4. Dermaga Curah
Merupakan dermaga untuk bongkar muat barang curah dan biasanya
menggunakan ban berjalan.
5. Dermaga Kapal ikan
Merupakan dermaga untuk para kapal ikan.
6. Dermaga Marina
Merupakan dermaga yang biasanya ditempati untuk kapal speed boat dan kapal
pesiar.
2.2.1. Dermaga Pendaratan
Dermaga pendaratan (Dermaga bongkar) adalah dermaga yang digunakan untuk
membongkar hasil tangkapan ikan dari kapal ikan, dan kapal-kapal tersebut biasanya
ditambatkan searah dermaga. Panjang dermaga pendaratan dihitung dengan persamaan berikut
(Puser bumi,2007)

Dengan :
Ld : Panjang dermaga pendaratan
N : Jumlah kapal yang berlabuh setiap hari
Y : Perbandingan antara waktu oprasional palabuhan dan waktu bongkar muat ikan
L : Panjang Kapal

Gambar : Posisi Pendaratan Kapal


LAMPIRAN
GAMBAR TEMPAT DERMAGA KEDARATAN KAPAL

GAMBAR DERMAGA PELABUHAN TAMPERAN


GAMBAR DERMAGA PELABUHAN TAMPERAN

Anda mungkin juga menyukai