Anda di halaman 1dari 18

PENGENDALIAN PROYEK

“Manajemen Perencanaan Dermaga”

DISUSUN :

Nama : Jhonny T. Allo Seleng


Stambuk : 18.1.05.2.1.011

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantun Bapak Suratnan Tahir, S.T., M.Si. yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan pikirannya.
Makalah “MANAGEMEN WBS PERENCANAAN DERMAGA”
ini telah saya susun dengan maksimal. Dan besar harapan saya semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi saya dan
bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu ssya
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dalam memahami arti pengenmbagangan diri dan dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi bagi pembaca.

Palu, 08 Oktober 2018


Penyusun

Jhonny Tanduk Allo Seleng


18.1.05.2.1.011
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..

DAFTAR ISI .………………………………………………………..

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………

1. Pengertian Dermaga ......……….………………………………………


2. Tinjauan topografi daerah pantai ……………………….………….…….

3. Jenis kapal yang dilayani ……….........…………………………………….

4. Daya dukung tanah .......…………………………………………………

BAB II : JENIS DERMAGA ....………………….……………………………..

1. Dermaga Quay Wall …………………………………….……………..

2. Dermaga Dolphin ……………………………….………….……………….

3. Dermaga apung/system Jetty ……....………………….……………….

BAB III : DESAIN DERMAGA ……………………..….………………………

1. Desain Dermaga Quay Wall ……….………….………………………

2. Desain Dermaga Apung ……..........……………………………………

BAB IV : WORK BREAKDOEWN STRUKTURE .…………………

BAB V : SISTEM PENGUKURAN ITEM KONSTRUKSI .…………

BAB VI : PENUTUP ………………………………………………..……

1. Kesimpulan …………………………………………………………………

2. Daftar Pustaka …………………………..……………..……………………


BAB I

PENDAHULUAN

1. Pengertian Demarga

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk


merapat dan me nambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang
dan menaik-turunkan penumpang. Di dermaga juga dilakukan kegiatan
untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran
untuk air kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan.
Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat
dan bertambat pada dermaga tersebut. Menurut Triatmodjo (1996)
dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quay dan jetty
atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan
pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga
yang menjorok ke laut. Sebelum merancang dan membangun dermaga,
perlu diketahui untuk keperluan apa dermaga tersebut didirikan.

Quay/wharf
Pier/jetty/jembatan

Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan


dilayani, ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan
tanah dasar laut, dan tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan
yang paling ekonomis. Pemilihan tipe dermaga disesuaikan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi tipe struktur dermaga adalah sebagai
berikut (Triatmodjo, 1996 : 157-159 dalam HSB, 2009) :

2. Tinjauan topografi daerah pantai

          Pada perairan yang dangkal hingga dalam yang berada cukup jauh
dari darat, penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan
pengurukan yang besar. Sedangkan di lokasi dimana kemiringan dasar
cukup curam, pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang
perairan yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal
ini pembuatan wharf lebih tepat.

3. Jenis kapal yang dilayani

          Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang
curah mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga
potongan (general chargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan
perlatan bongkar muat barang yang besar (kran), jalan kereta api, gudang-
gudang, dsb. Untuk melayani kapal tersebut, penggunaan pier akan lebih
ekonomis. Dermaga yang melayani barang potongan dan peti kemas
menemrima beban yang besar di atasnya, seperti kran barang yang
dibongkar muat peralatan transportasi (kereta api dan truk). Untuk
keperluan tersebut dermaga tipe wharf akan lebih cocok.

4. Daya dukung tanah.

          Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga.


Pada umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya yang lebih besar
daripada tanah di dasar lautr. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan
yang belum padat. Ditinjau dari daya dukung tanah, pembuatan wharf
atau dinding penahan tanah lebih menguntungkan. Tetapi apabila tanah
dasar berupa karang pembuatan wharf akan mahal karena untuk
memperoleh kedalaman yang cukup di depan wharf diperlukan
pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena tidak
diperlukan pengerukan dasar karang.

Menurut Suraji (2011), ada beberapa tipe struktur dermaga, antara lain :

• Dermaga tipe gravitasi

• Dermaga tipe tiang turap

• Dermaga tipe tiang turap dengan pelantar peringan

• Dermaga tipe bendungan elak berongga tiang turap baja

• Dermaga tipe bendungan elak ronggo pelat baja


• Dermaga tipe pir terbuka dengan taing pancang vertikal

• Dermaga tipe pir terbuka dengan pasangan tiang pancang miring

• Dermaga tipe pir pir terpisah

• Dermaga tipe pir terapung

• Dermaga tipe tambatan kapal di laut lepas (dolpin)


BAB II

JENIS DERMAGA

Menurut Wikipedia (2012), ada beberapa jenis dermaga yang biasanya


digunakan yaitu :

1. Dermaga ‘quay wall’

          Dermaga quay wall ini terdiri dari struktur yang sejajar pantai,
berupa tembok yang berdiri di atas pantai, dan dapat dibangun dengan
beberapa pendekatan konstruksi diantaranya sheet pile baja/beton, caisson
beton atau open filled structure. Beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan quay wall, yaitu :

• Dermaga quay wall adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan relatif
berhimpit dengan pantai (kemiringan pantai curam).

• Konstruksi dermaga biasanya dibangun langsung berhimpit dengan areal


darat.

• Kedalaman perairan cukup memadai dan memungkinkan bagi kapal


merapat dekat sisi darat (pantai). Kedalaman perairan tergantung kepada
ukuran kapal yang akan berlabuh pada dermaga tersebut.

• Kondisi tanah cukup keras

• Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi


berpengaruh pada detail dimensi struktur yang dibutuhkan.
2. Dermaga ‘dolphin’ (trestel)

          Dermaga dolphin merupakan tempat sandar kapal berupa dolphin


diatas tiang pancang. Biasanya dilokasi dgn pantai yang landai,
diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan.
Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam pembangunan dermaga
dolphin:

• Dermaga dolphin adalah sarana tambat kapal yang fasilitas bongkar


muatnya ada di haluan atau buritan.

• Jarak kedalaman perairan yang disyaratkan dari pantai relatif cukup


panjang.

• Terdapat konstruksi tambahan berupa jembatan dermaga (trestel),


tanggul atau dapat juga keduanya.

• Sarana tambat yang akan direncanakan terdiri dari struktur breasting dan
mooring yang dihubungkan dengan catwalk.

• Posisi breasting berfungsi utama sebagai sarana sandar kapal, tapi juga
dapat berfungsi sebagai sarana tambat kapal jika dipasang bollard,
sedangkan mooring dolphin berfungsi menahan kapal sehingga tetap
berada pada posisi sandar.

• Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi


berpengaruh pada detail dimensi struktur yang dibutuhkan.
3. Dermaga apung/system Jetty (pier)

         Dermaga apung adalah tempat untuk menambatkan kapal pada suatu
ponton yang mengapung diatas air. Digunakannya ponton adalah untuk
mengantisipasi air pasang surut laut, sehingga posisi kapal dengan
dermaga selalu sama, kemudian antara ponton dengan dermaga
dihubungkan dengan suatu landasan/jembatan yang flexibel ke darat yang
bisa mengakomodasi pasang surut laut. Biasanya dermaga apung
digunakan untuk kapal kecil, yach atau feri seperti yang digunakan di
dermaga penyeberangan yang banayak ditemukan di sungai-sungai yang
mengalami pasang surut. Ada beberapa jenis bahan yang digunakan untuk
membuat dermaga apung seperti :

• Dermaga ponton baja yang mempunyai keunggulan mudah untuk dibuat


tetapi perlu perawatan, khususnya yang digunakan dimuara sungai yang
airnya bersifat lebih korosif.

• Dermaga ponton beton yang mempunyai keunggulan mudah untuk


dirawat sepanjang tidak bocor.

• Dermaga ponton dari kayu gelondongan, yang menggunakan kayu


gelondongan yang berat jenisnya lebih rendah dari air sehingga bisa
mengapungkan dermaga.
BAB III

DESAIN DERMAGA
Dasar pertimbangan dalam perencanaan dermaga adalah sebagai berikut
(Wikipedia, 2012) :

• Posisi dermaga ditentukan oleh ketersediaan lahan dan kestabilan tanah


disekitar sungai.

• Panjang dermaga dihitung berdasarkan kebutuhan kapal yang akan


berlabuh, dasar pertimbangan desain panjang dermaga yang bisanya
dijadikan acuan adalah 1.07 sampai 1,16 panjang kapal (LOA)

• Lebar dermaga disesuaikan dengan kemudahan aktivitas bongkar muat


kapal dan pergerakan kendaraan pengangkut di darat.

• Letak dermaga dekat dengan fasilitas penunjang yang ada di daratan.

• Elevasi dermaga ditentukan dengan memperhatikan kondisi elevasi


muka air sungai/pasang surut.

1. Desain Dermaga Quay Wall

Jenis-jenis Quay wall

Struktur wall sangat tergantung kepada beberapa hal sebagai berikut:

• Kondisi tanah, merupakan faktor utama dalam penentuan jenis quay wall
yang akan dipilih

• Tekanan tanah

• Muatan pada dermaga, beban merata, beban titik, gaya-gaya mooring


(yang diterima melalui bollard ataupun fender

• Kedalaman didepan dermaga


• Pengaruh pasang surut dan garis air

• Faktor-faktor sekunder lainnya seperti angin, arus, gelombang, dan


beberapa faktor minor lainnya.

2. Desain Dermaga Apung

        Platform terapung seperti halnya pontoon harus didisain hingga taraf
kestabilan dan keamanan yang diinginkan. Pontoon tersebut haruslah
memiliki area permukaan dan tinggi freeboard yang mencukupi sehingga
dapat berfungsi dengan baik. Dimensi pontoon yang didisain akan
tergantung dari tipe pembebanan yang digunakan. Beban-beban yang
harus dipertimbangkan yang dapat bekerja pada sebuah pontoon.

1. Beban statik dan beban hidup.

2. Reaksi dari jalan akses (jembatan atau gangway).

3. Tekanan hidrostatis.

4. Beban mati.

5. Gaya angkat.

BAB IV

WORK BREAKDOWN STRUKTURE


Berikut Work Breakdown Strukture (WBS)

SITE MANAGER

AHLI TOPOGRAFI AHLI TANAH AHLI STRUKTUR AHLI KELAUTAN AHLI LINGKUNGAN

1. Surveyor 1. Tek. Sondir 1. Lab Beton 1. Analis 1. Amdal


2. Ast. Surveyor 2. Analis Tanah 2. Quality 2. Surveyor 2. Surveyor
3. Operator 3. Operator 3. Operator 3. Operator 3. Operator

BAB V

SISTEM PENGUKURAN ITEM KONSTRUKSI


Adapun Sistem pengukuran item pekerjaan sebagai berikut :
1. Perencanaan Dermaga Jenis Quay Wall
2. Jumlah Kapal Motor 3 Unit
3. Item Pekerjaan :
a. Ahli Topografi
Melakukan survey ke lapangan untuk mengukur kontur dari bibir pantai
dan kedalaman sekitar bibir pantai yang akan dibangun dermaga tersebut
dengan Rencana biaya Rp. 20.000.000,-
b. Ahli Tanah
Melakukan survey terhadap daya dukung tanah dan mengambil sampel
tanah untuk di analisis dengan rencana biaya Rp. 20.000.000,-
c. Ahli Struktur
Melakukan perhitungan terhadap jenis stuktur dan bahan yang akan
digunakan dengan mempertimbangkan jenis kapal motor yang akan
menggunakan dermaga tersebut. Memperhitungkan kualitas bahan serta
kekuatan bahan yang digunakan. rencana biaya adalah : Rp. 30.000.000,-
d. Ahli Kelautan
Melakukan analisa tentang kehidupan di atas dan di bawah air laut, guna
menjaga terjaminnya ekosistem bawah laut tidak terganggu dengan
adanya benganan dermaga tersebut. Rencana biaya adalah Rp.
20.000.000.-
e. Ahli Lingkungan
Melakukan Analisa terhadap lingkungan baik yang ada di area perarian
dan yang berada diwilayah pemukiman rencana Pembanguna Dermaga.
Hal ini sangant krusial karena menyakut suskses tidaknya pembanguna
dermaga karena berkaitan dengan lingkungan, baik itu dari segi sosial
masyarakat dan segi kelayakan pembagungan dermaga. Untuk item ini
agak memakan biaya yang cukup tinggi, dengan rencana penggunaan
biaya adalah Rp. 250.000.000,-
Total Rincian Rencana Anggaran Biaya adalah sebagai berikut :
1. Adminstarsi = Rp. 40,000,000
2. Ahli Topografi = Rp. 20,000,000
3. Ahli Tanah = Rp. 20,000,000
4. Ahli Stuktur = Rp. 30,000,000
5. Ahli Kelautan = Rp. 20,000,000
6. Ahli Lingkungan = Rp. 250,000,000
7. Overhead Perusahaan = Rp. 38.000.000
Total = Rp. 418.000.000,-

Rincian Rencana Biaya dalam bentuk Tabel :

RENCANA
SATUA JUMLAH BIAYA
No. ITEM PEKERJAAN BIAYA
N (Rp.)
(Rp.)
1 Administrasi/ATK 40000000 ls. 40000000
2 Topografi 20000000 ls. 20000000
3 Tanah 20000000 ls. 20000000
4 Struktur 30000000 ls. 30000000
5 Kelautan 20000000 ls. 20000000
6 Lingkungan 20000000 ls. 250000000
Jumlah biaya item pekerjaan = 380000000
OVERHEAD (10%) = 38000000
TOTAL RENCANA BIAYA = 418000000
Terbilang : Empat ratus Delapan Belas Juta Rupiah

BAB VI

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan dari urauai atau penjelasan di atas, bahwa dapat
disimpulkan bahwa, penggunaan biaya untuk perencanaan pembangunan
dermaga jenis Quay Wall dengan jumlah kapal motor sebanyak 3 unit
adalah : Rp. 418.000.000,-
Harga tersebut kemungkinan masuh bertambah karena kemungkina untuk
penggunaan tenaga Ahli masih dibutuhkan anutuk keallian lainya.

2. Daftar Pustaka
Anonymous, 2012. Pelayaran Sungai dan Danau/Pelabuhan Pedalaman.
http://id.wikibooks.org/wiki/Pelayaran_Sungai_dan_Danau/Pelabuhan_Pe
dalaman#D ermaga. Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
HSB, Sahdan A. 2009. Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga,
Gudang Bongkar Muat Barang dan Sandar Kapal Study Kasus (Dermaga
Ujung Baru-Pelabuhan Belawan)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11798/1/09E00659.pdf.
TUGAS AKHIR. Fak. Teknik.USU. Diakses tanggal 23 Agustus 2012.

Suraji, A. 2011. Pras. Transportasi: Pelabuhan.


http://widyagama.ac.id/ajisuraji/wp- content/uploads/2011/12/Prasarana-
Pransportasi Pelabuhan.pdf. page 11. Diakses tanggal 23 Agustus 2012.

Triatmodjo, Bambang. 1996. Pelabuhan. Yogyakarta. Beta Offset

Anda mungkin juga menyukai