“Resume”
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
2018
METODE PENELITIAN
2|Page
A. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH DAN
PENILITIAN
Sejalan dengan problema yang dihadapi manusia dan sesuai dengan karakteristik ilmu
pengetahuan yang berkembang sampai saat ini, maka sains diartikan sebagai ilmu
pengetahuan alam atau IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) lahir dari olah karya budi
manusia, yakni setelah manusia memanfaatkan kemampuan indera dan akal pikirannya. Olah
karya budi merupakan aktivitas berpikir, bersikap dan pengembangan keterampilan.
3|Page
b. Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah.
Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap
ilmiah yang dimaksud adalah :
1. Rasa ingin tahu
2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4. Tekun (tidak putus asa)
5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)
3. Pengertian Penelitian
Salah satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah penelitian (research).
Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari,
sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian ilmiah didefinisikan
sebagai rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan
teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.
Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara
sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah
satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu
berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali
mengalami retroduksi.
4|Page
B. HUBUNGAN ANTARA ILMU, PENELITIAN DAN KEBENARAN
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi. Kita juga telah
mengetahui penelitian, yaitu suatu penyelidikan yang hati-hati serta teratur dan terus-menerus
untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan berfikir reflektif, sebagai suatu proses
memecahkan sesuatu dalam menghadapi kesulitan.
Hubungan Ilmu dan penelitian. Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat
erat. Menurut Almack (1930), hubungan ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses.
Penelitian adalah proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Akan tetapi, Whitney (1960),
berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan
penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth).
Hubungan berfikir, penelitian dan ilmu juga sama. Berfikir, seperti halnya ilmu, juga
merupakan proses mencari kebenaran. Proses berfikir adalah refleksi yang hati-hati dan
teratur. Perlu juga disinggung bahwa kebenaran yang diperoleh melalui penelitian terhadap
fenomena yang fana adalah suatu kebenaran yang telah ditemukan melalui proses ilmiah,
karena penemuan tersebut dilakukan secara ilmiah. Sebaliknya, banyak juga kebenaran
terhadap fenomena yang fana diterima tidak melalui proses penelitian.
5|Page
B. PENGERTIAN BERFIKIR ILMIAH, DEDUKTIF DAN INDUKTIF
1. Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode
dalam menalar yaitu :
2. Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal
ini adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai
suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian
pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
a. Dasar pemikiran utama (premis mayor)
b. Dasar pemikiran kedua (premis minor)
c. Kesimpulan
Contoh:
- Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
- Premis minor : Bob adalah siswa kelas X SMA
3. Penalaran Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Dalam
penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan
yang bersifat umum.
Contoh:
- Bukti 1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
- Bukti 2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
- Bukti 3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai
6|Page
4. Pendekatan Ilmiah (Gabungan antara Deduktif dan Induktif)
Metode berpikir pendekatan ilmiah adalah penalaran yang menggabungkan cara berpikir
deduktif dengan cara berpikir induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan
suatu hipotesis. Misalkan seorang siswa yang apabila sebelum berangkat sekolah telah
sarapan terlebih dahulu dalam porsi yang banyak, dia tidak akan kelaparan hingga jam
pelajaran berakhir. Secara deduktif, akan disimpulkan bahwa setiap anak yang makan banyak
tidak akan cepat lapar. Untuk menjawab kasus seperti ini, kita ajukan pertanyaan mengapa
seorang siswa cepat lapar? Untuk itu, kita ajukan hipotesis bahwa siswa akan cepat lapar jika
makanan yang dimakan kurang memenuhi standar gizi dan energi yang dihasilkan oleh
makanan tersebut sedikit. Kemudian secara induktif kita uji untuk mengetahui apakah hasil
pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan tersebut.
Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2010 : 59), Ada tiga persyaratan penting dalam
mengadakan kegiatan penelitian yaitu ;
a. SISTEMATIS : Di laksanakan dari yang paling sederhana sampai
kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
b. BERENCANA : Dilaksanakan dengan menggunakan unsur dan langkah
langkah pelaksanaannya.
c. MENGIKUTI KONSEP ILMIAH : Mulai awal sampai akhir kegiatan
penelitian mengikuti cara-cara yang sudah di tentukan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.
Untuk dapat menghasilkan data dan obyek tertentu digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan dilakukan pengujian keefektifan data dan obyek tersebut agar dapat
berfungsi di masyarakat luas dan dapat di terima di kalangan masyarakat secara logis,
rasional, dan sesuai dengan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.
2. Persyaratan Peneliti
Syarat sikap seorang peneliti :
1. Objektif, yakni seorang peneliti tersebut harus mampu untuk memisahkan
antara pendapat pribadi dengan kenyataan atau fakta yang ada.
2 .Kompeten, yakni seorang peneliti yang baik itu harus mempunyai
kemampuan untuk dapat mengadakan penelitian dengan menggunakan
metode serta juga teknik penelitian tertentu.
7|Page
3. Faktual, yakni peneliti tersebut harus mengerjakan sebuah penelitian dengan
berdasarkan fakta atau kenyataan yang diperoleh, bukan dengan berdasakan
harapan, obsesi, atau angan-angan yang sifatnya itu abstrak.
1. Jenis–jenis Penelitian
Klasifikasi jenis penelitian sebetulnya relatif sangat beragam dan tergantung dari aspek
mana penelitian tersebut diklasifikasikan. Ketiadaan kesepakatan dalam pengklasifikasian
tersebut bertolak dari adanya perbedaan sudut pandang dari para ahli dalam mengawali fokus
pengklasifikasiannnya sejalan dengan aspek kepentingan pengklasifikasian penelitian itu
sendiri. Pengklasifikasian jenis-jenis penelitian ini sebenarnya hanya sebuah upaya untuk
mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada yang bertujuan untuk memudahkan bagi kita.
8|Page
1.2 Jenis Penilitian berdasarkan Tempat Penelitian
1. Penelitian Kepustakaan (libarary research),
yaitu penelitian yang dilaksanakan di perpustakaan.
2. Penelitian laboratrium (laboratory research),
yaitu penelitian yang dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering
digunakan dalam penelitian eksperimen.
3. Penelitian lapangan (field research),
yaitu penelitian yang dilaksanakan di suatu tempat, dan tempat itu diluar
perpustakaan dan laboratorium.
9|Page
3. Penelitian eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah penelitian yang dapat menghasilkan penelitian yang
sangat dalam. Penelitian ini dapat menjawab pertanyaan kenapa (what), mengapa
(why) bahkan pertanyaan bagaimana (how) dan suatu fenomena sosiaL Penelitian ini
tidak hanya menggambarkan sebuah fenomena sosial, tapi juga menjeaskan mengapa
fenomena sosial terjadi dan juga bagaimana fenomena sosial tersebut ada dan diterima
masyarakat.
10 | P a g e
4. Penelitian Korelasional
(Kuncoro 2003:9-10) Penelitian korelasional adalah usaha untuk menentukan
apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh tingkat
hubungan yang ada di antara variabel yang diteliti. Variabel adalah sebuah konsep
yang diasumsikan sebagai suatu kisaran nilai. Contoh variabel adalah pendapatan,
umur, tingkat pendidikan motivasi dan keberhasilan.
Hal yang perlu di perhatikan adalah dalam peneliatian korelasional adalah bahwa
penelitian tidak menunjukan sebab-akibat, melainkan hanya menjelaskan ada atau
tidak adanya hubungan di antara variabel yang diteliti. Apabila dalam penelitian
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara biaya penjualan dan
jumlah penjualan, tetapi belum diketahui hubungan casualitasnya. Maksudanya,
apakah biaya penjualan mempengaruhi penjualan atau sebaliknya.
5. Penelitian Kausal komparatif dan Ekperimental
Penelitian kasualitas selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel tak
bebas/terikat. Penelitian Kasualitas dapat dibedakan sebagai berikut:
Penelitian kausalitas satu arah : X->Y, artinya X menyebabkan Y; atau
X->Y artinya X menyebabkan Y
Penelitian kausalitas dua arah : Y <->X, artinya ada hubungan simultan
antara Y dan X
Kesamaan antara penelitian kausal komparatif dan eksperimental adalah keduanya
sama-sama berusaha untuk melihat adanya hubungan sebab akibat, juga perbandingan
antara grup, sedangkan bedanya adalah:
Penelitian eksperimental, pernyataan "sebab" dikendalikan, sedangkan
dalam penelitian kausal komparatif tidak.
Penelitian eksperimental, aktivitas atau karakteristik yang dipercaya
menyebabkan perubahan disebut variabel bebas, sedangkan perubahan
atau akibat yang diperhitungkan terjadi atau tidak terjadi disebut
variabel terikat, artinya terikat pada variabel bebas
Penelitian eksperimental ada pengendalian variabel bebas, sedangkan
dalam kausal komparatif tidak ada pengendalian.
11 | P a g e
1. Metode Deskriptif / Survey
Metode Deskriptif / Survey adalah metode penelitian untuk membuat gambaran
mengenai kejadian.
Tujuan: Untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.
Riset secara deskriptif mencoba memperoleh jawaban atas pertanyaan Siapa (who),
Apa (what), Kapan/Bilamana (When) dan kadang kala Bagaimana (how). Peneliti
kerap mendeskripsikan suatu subjek dengan penciptaan suatu kelompok masalah,
kejadian dan orang. Riset semacam ini menuntut sang peneliti melakukan
pengumpulan data dan menghabiskan waktu untuk observasi atas berbagai kejadian
atau karakter (dikenal dengan istilah variabel riset).
2. Metode Eksperimental
Metode eksperimental adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi
terhadap obyek penelitian dan adanya kontrol.
Tujuan: Untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat dan
berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuanperlakuan tertentu dan menyediakan
kontrol untuk perbandingan.
Metode ini umumnya dilaksanakan untuk penelitianpenelitian ilmu eksakta / ilmu
natura.
3. Metode Grounded Research
Metode Grounded Research adalah suatu metode penelitian yang berdasarkan kepada
fakta dan menggunakan analisis perbandingan.
Tujuan: Untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-
konsep, membuktikan dan mengembangkan teori.
4. Metode Penelitian Tindakan
Metode Penelitian Tindakana dalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-
sama antara peneliti dan pengambil keputusan tentang variabel-variabel yang dapat
dimanipulasi dan dapat digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan.
Tujuan :
Untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara
operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan
dilaksanakan.
Penelitian Tindakan adalah suatu paradigma yang
memungkinkan peneliti mengembangkan pemahaman atau
pengetahuan atas suatu praktek.
Keunggulan utama penelitian tindakan adalah memungkinkan
riset dilakukan dalam situasa dimana metode riset lain sulit
untuk diterapkan
12 | P a g e
F. LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN
1. MEMILIH MASALAH
Setiap orang selalu memiliki masalah,besar maupun kecil, sedikit ataupun banyak.
Memilih masalah bukanlah sebuah persoalan yang mudah terutama bagi seseorang yang
belum banyak pengalaman dalam melakukan penelitian. Ada masalah yang tidak dapat
dipecahkan melalui penelitian karena kurang lengkapnya sebuah data atau instrumen, akan
tetapi banyak sekali masalah yang dapat diselesaikan dengan penelitian karena banyaknya
data pendukung.
2. STUDI PENDAHULUAN
Walaupun masalah sudah ditemukan untuk dapat di teliti ,peneliti perlu mengadakan
suatu studi pendahuluan.dengan menjajagi kemungkinan di teruskannya penelitian. Prof. Dr.
Winarno Surachman (1972 : 97), mengemukakan bahwa Studi Pendahuluan di gunakan untuk
mencari informasi yang di perlukan untuk peneliti agar masalah menjadi lebih jelas
kedudukannya.
3. MERUMUSKAN MASALAH
Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari studi pendahuluan , maka masalah yang
akan di teliti lebih jelas. Agar peneliti dapat dilaksanakan dengan baik, maka peneliti harus
merumuskan masalah sehingga jelas dari mana harus dimulai dan bagaimana menyelesaikan.
5. MERUMUSKAN HIPOTESIS
Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan kita mengadakan
penelitian tentang permasalahan maka hipotesis meerupakan kebenaran sementara yang di
tentukan oleh peneliti, dan masih perlu di uji kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu
dimana penelitian diarah pandangkan ke obyek yang di teliti.
6. MEMILIH PENDEKATAN
Penentuan pendekatan ini akan sangat menentukan variabel atau obyek penelitian yang
akan dijalani dan juga menentukan subyek penelitian untuk memperoleh data.
13 | P a g e
7. MENENTUKAN VARIABEL DAN SUMBER DATA
Menentukan variabel dan sumber data di lakukan dengan cara mengidentifikasi secara
jelas obyek yang akan di teliti
9. MENGUMPULKAN DATA
Apabila peneliti sudah menentukan data yang akan dikumpulkan, dari mana data tersebut
diperoleh, dan dengan cara apa, maka mengumpulkan data adalah pekerjaan yang sangat
sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, maka hasil penelitiannya menjadi palsu.
14 | P a g e