Anda di halaman 1dari 14

METODE PENELITIAN

“Resume”

Jhonny Tanduk Allo Seleng


18.1.05.2.1.011

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
2018
METODE PENELITIAN

Buatlah resume tentang :

a. Pengertian ilmu pengetahuan, metode ilmiah dan penelitian

b. Hubungan antara ilmu, penelitian dan kebenaran

c. Pengertian berfikir ilmiah, deduktif dan induktif

d. Dasar – dasar penelitian: persyaratan kegiatan penelitian dan peneliti

e. Jenis – jenis penelitian: berdasarkan tujuan penelitian, tempat pelaksanaan, aktivitas,


taraf dan sifat penelitian

f. Metode – metode penelitian: deskriptif, eksperimen, grounded research dan


penelitian tindakan

g. Langkah – langkah penelitian secara umum

2|Page
A. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH DAN
PENILITIAN

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan merupakan terjemahan dari kata sains, yang berasal dari kata
scientia (bahasa Yunani). Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian
scientia ini dianggap terlalu luas cakupannya, karena mencakup semua ilmu pengetahuan
yang ada. Ilmu dapat didefinisikan sebagai hasil proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu
Pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis,
sistematis dan koheren.

Sejalan dengan problema yang dihadapi manusia dan sesuai dengan karakteristik ilmu
pengetahuan yang berkembang sampai saat ini, maka sains diartikan sebagai ilmu
pengetahuan alam atau IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) lahir dari olah karya budi
manusia, yakni setelah manusia memanfaatkan kemampuan indera dan akal pikirannya. Olah
karya budi merupakan aktivitas berpikir, bersikap dan pengembangan keterampilan.

2. Pengertian Metode Ilmiah


Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang
sistematis, teratur dan terkontrol.

a. Pelaksanaan metode ilmiah ini melalui tahap-tahap berikut:


1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, yang dapat
muncul karena adanya pengamatan dari suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada
pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun
berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah
pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan.
6. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis data-data
penelitian. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak
dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan
oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
7. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan
perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka
hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

3|Page
b. Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah.
Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap
ilmiah yang dimaksud adalah :
1. Rasa ingin tahu
2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4. Tekun (tidak putus asa)
5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)

3. Pengertian Penelitian
Salah satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah penelitian (research).
Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari,
sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian ilmiah didefinisikan
sebagai rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan
teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.

Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara
sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah
satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu
berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali
mengalami retroduksi.

Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan


sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai
yang kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah
bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual
(khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari
(fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil
coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian
empirik ada tiga yaitu :a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan
(ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu
berubah-ubah sesuai dengan waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,
melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode,
kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi
operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

4|Page
B. HUBUNGAN ANTARA ILMU, PENELITIAN DAN KEBENARAN

Ilmu adalah suatu pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi. Kita juga telah
mengetahui penelitian, yaitu suatu penyelidikan yang hati-hati serta teratur dan terus-menerus
untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan berfikir reflektif, sebagai suatu proses
memecahkan sesuatu dalam menghadapi kesulitan.
Hubungan Ilmu dan penelitian. Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat
erat. Menurut Almack (1930), hubungan ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses.
Penelitian adalah proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Akan tetapi, Whitney (1960),
berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan
penelitian adalah proses yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth).
Hubungan berfikir, penelitian dan ilmu juga sama. Berfikir, seperti halnya ilmu, juga
merupakan proses mencari kebenaran. Proses berfikir adalah refleksi yang hati-hati dan
teratur. Perlu juga disinggung bahwa kebenaran yang diperoleh melalui penelitian terhadap
fenomena yang fana adalah suatu kebenaran yang telah ditemukan melalui proses ilmiah,
karena penemuan tersebut dilakukan secara ilmiah. Sebaliknya, banyak juga kebenaran
terhadap fenomena yang fana diterima tidak melalui proses penelitian.

Suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan tiga hal, yaitu :


1. Adanya Koheren yaitu suatu pertanyaan dianggap benar jika pernyataan
tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Misalnya, suatu pernyataan bahwa si Badu akan mati dapat
dipercaya, karena pernyataan tersebut koheren dengan pernyataan bahwa
semua orang akan mati.
2. Adanya Koresponden yaitu suatu pernyataan dianggap benar, jika materi
pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau
mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan
tersebut. Misalnya, pernyataan bahwa ibu kota Propinsi Daerah Istimewa
Aceh adalah Banda Aceh adalah benar karena pernyataan tersebut
mempunyai korespondensi dengan lokasi atau faktualitas bahwa Banda
Aceh memang ibu kota Propinsi Aceh.
5. Pragmatis yaitu suatu pernyataan dipercayai benar karena pernyataan tersebut
mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Suatu pernyataan atau
suatu kesimpulan dianggap benar jika mempunyai sifat pragmatis dalam
kehidupan sehari-hari. Teori kebenaran tentang sifat pragmatis ini
dikembangkan oleh Ch.s.Pierce (1839-1914). Misalnya, secara pragmatis
orang percaya kepada agama, karena agama bersifat fungsional dalam
memberikan pegangan dan aturan hidup pada manusia.

5|Page
B. PENGERTIAN BERFIKIR ILMIAH, DEDUKTIF DAN INDUKTIF

1. Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode
dalam menalar yaitu :

2. Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal
ini adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai
suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian
pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
a. Dasar pemikiran utama (premis mayor)
b. Dasar pemikiran kedua (premis minor)
c. Kesimpulan

Contoh:
- Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
- Premis minor : Bob adalah siswa kelas X SMA

- Kesimpulan : Bob wajib mengikuti jam pelajaran Sosiologi.

3. Penalaran Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Dalam
penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan
yang bersifat umum.

Contoh:
- Bukti 1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
- Bukti 2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
- Bukti 3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai

- Kesimpulan: Semua logam apabila dipanaskan akan memuai.

6|Page
4. Pendekatan Ilmiah (Gabungan antara Deduktif dan Induktif)
Metode berpikir pendekatan ilmiah adalah penalaran yang menggabungkan cara berpikir
deduktif dengan cara berpikir induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan
suatu hipotesis. Misalkan seorang siswa yang apabila sebelum berangkat sekolah telah
sarapan terlebih dahulu dalam porsi yang banyak, dia tidak akan kelaparan hingga jam
pelajaran berakhir. Secara deduktif, akan disimpulkan bahwa setiap anak yang makan banyak
tidak akan cepat lapar. Untuk menjawab kasus seperti ini, kita ajukan pertanyaan mengapa
seorang siswa cepat lapar? Untuk itu, kita ajukan hipotesis bahwa siswa akan cepat lapar jika
makanan yang dimakan kurang memenuhi standar gizi dan energi yang dihasilkan oleh
makanan tersebut sedikit. Kemudian secara induktif kita uji untuk mengetahui apakah hasil
pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan tersebut.

C. PERSYARATAN KEGIATAN PENILITIAN DAN PENELITI

1. Persyaratan Kegiatan Penilitian


Tanpa adanya penelitian, Ilmu pengetahuan tidak akan ada kemajuan. Padahal pengetahuan
merupakan dasar dari semua tindakan dan usaha sistemik.

Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2010 : 59), Ada tiga persyaratan penting dalam
mengadakan kegiatan penelitian yaitu ;
a. SISTEMATIS : Di laksanakan dari yang paling sederhana sampai
kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
b. BERENCANA : Dilaksanakan dengan menggunakan unsur dan langkah
langkah pelaksanaannya.
c. MENGIKUTI KONSEP ILMIAH : Mulai awal sampai akhir kegiatan
penelitian mengikuti cara-cara yang sudah di tentukan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.

Untuk dapat menghasilkan data dan obyek tertentu digunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan dilakukan pengujian keefektifan data dan obyek tersebut agar dapat
berfungsi di masyarakat luas dan dapat di terima di kalangan masyarakat secara logis,
rasional, dan sesuai dengan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.

2. Persyaratan Peneliti
Syarat sikap seorang peneliti :
1. Objektif, yakni seorang peneliti tersebut harus mampu untuk memisahkan
antara pendapat pribadi dengan kenyataan atau fakta yang ada.
2 .Kompeten, yakni seorang peneliti yang baik itu harus mempunyai
kemampuan untuk dapat mengadakan penelitian dengan menggunakan
metode serta juga teknik penelitian tertentu.

7|Page
3. Faktual, yakni peneliti tersebut harus mengerjakan sebuah penelitian dengan
berdasarkan fakta atau kenyataan yang diperoleh, bukan dengan berdasakan
harapan, obsesi, atau angan-angan yang sifatnya itu abstrak.

D. JENIS – JENIS PENELITIAN

1. Jenis–jenis Penelitian
Klasifikasi jenis penelitian sebetulnya relatif sangat beragam dan tergantung dari aspek
mana penelitian tersebut diklasifikasikan. Ketiadaan kesepakatan dalam pengklasifikasian
tersebut bertolak dari adanya perbedaan sudut pandang dari para ahli dalam mengawali fokus
pengklasifikasiannnya sejalan dengan aspek kepentingan pengklasifikasian penelitian itu
sendiri. Pengklasifikasian jenis-jenis penelitian ini sebenarnya hanya sebuah upaya untuk
mengklasifikasikan penelitian yang sudah ada yang bertujuan untuk memudahkan bagi kita.

1.1 Jenis Penilitian berdasarkan Tujuan Penelitian


1. Penelitian Eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk menemukan
ilmu (pendidikan ) dan masalah masalah yang baru dalam bidang pendidikan.ilmu
pendidikan dan masalah masalah yang diperlukan melalui penelitian pendidikan benar
benar baru dan belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya,suatu penelitian telah
menghasilkan profil atau kriteria kepemimpinan efektif dalam manejemen berbasis
sekolah,atau penelitian tentang suatu metode atau prosedur baru dalam pembelajaran
bahasa inggris yang menyenangkan peserta didik.
2. Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk
mengembangkan ilmu (pendidikan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk
mengembangkan, memperdalam atau memperluas ilmu (pendidikan) yang telah ada.
Misalnya, penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS
yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA atau penelitian tentang
sistem penjaminan mutu (Quality asurance) dalam organisasi/satuan pendidikan yang
sebelumnya telah berhasil diterapkan dalam organisasi bisnis atau perusahaan.
3. Penelitian Verifikasi
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk menguji kebenaran
ilmu-ilmu (pendidikan) yang telah ada, baik berupa konsep, prinsip, prosedur, dalil
maupun praktek pendidikan itu sendiri. Data penelitian yang diperoleh digunakan
untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau masalah-masalah ilmu
pendidikan.
Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh
kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan, atau penelitian yang dilakukan
untuk menguji efektifitas model-model pembelajaran yang telah ada dalam mata
pelajaran tertentu.

8|Page
1.2 Jenis Penilitian berdasarkan Tempat Penelitian
1. Penelitian Kepustakaan (libarary research),
yaitu penelitian yang dilaksanakan di perpustakaan.
2. Penelitian laboratrium (laboratory research),
yaitu penelitian yang dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering
digunakan dalam penelitian eksperimen.
3. Penelitian lapangan (field research),
yaitu penelitian yang dilaksanakan di suatu tempat, dan tempat itu diluar
perpustakaan dan laboratorium.

1.3 Jenis Penilitian berdasarkan Aktivitas Penelitian


Penelitian Aktivitas merupakan penelitian yang dilakukan terhadap suatu kejadian
yang telah berlangsung. Jenis penelitian ini disebut juga sebagai restropective study
karena meneusuri kembali terhadap suatu peristiwa dan kemudian menelusuri ke
belakang untuk menyelidiki faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
Penelitian ini dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas terjadi
karena perkembangan suatu kejadian secara alami. Penelitian ini merupakan
penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau tidak dlakukan
pada saat penelitian berlangsung.
Dalam beberapa hal penelitian aktivitas dianggap sebagai kebalikan dari
penelitian eksperimen atau sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang
sama, kemudian diberi perlakuan yang berbeda.

1.4 Jenis Penilitian berdasarkan Taraf Penelitian


1. Penilitian Deskriptif
Penelitian deskriptif memberikan penjelasan mengenai gambaran tentang ciri-ciri
suatu gejala yangditeliti. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan suatu masalah dan
keadaan sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif hanya merupakan pengungkapan
dan penyingkapan fakta. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melukiskan,
memaparkan, dan melaporkan suatu keadaan, suatu objek, atau suatu peristiwa tanpa
menarik kesimpulan umum.
2. Penelitian eksplanasi
Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang ingin mengungkap secara detail
masalah yang dibahas. Penelitian jenis ini tidak hanya menjawab pertanyaan “What?”
atas suatu persoalan, tapi juga akan menggambarkan mengapa suatu persoalan dapat
muncul (why?). Penelitian jenis ini akan menghasilkan sebuah kesimpulan baik itu
berupa asosiatif atau kausalitas.Kesimpulan yang asosiatif adalahpenelitian yang
menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih, tetapi tidak membuktikan
variabel mana yang jadi penyebab dan mana yang akibat. Sedangkan kausalitas adalah
penelitian yang memberikan penjelasan secara konkret tentang variabel mana yang
penyebab dan mana yang akibat.

9|Page
3. Penelitian eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah penelitian yang dapat menghasilkan penelitian yang
sangat dalam. Penelitian ini dapat menjawab pertanyaan kenapa (what), mengapa
(why) bahkan pertanyaan bagaimana (how) dan suatu fenomena sosiaL Penelitian ini
tidak hanya menggambarkan sebuah fenomena sosial, tapi juga menjeaskan mengapa
fenomena sosial terjadi dan juga bagaimana fenomena sosial tersebut ada dan diterima
masyarakat.

1.5 Jenis Penilitian berdasarkan Sifat Penelitian


1. Penelitian Historis
(Kuncoro 2003:8) Penelitian historis meliputi kegiatan penyelidikan, pemahaman
dan penjelasan keadaan yang telah lalu. Kesimpulan diambil berdasarkan sebab-
sebab, dampak atau perkembangan dari kejadian yang lalu yang dapat digunakan
untuk memperjelas kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang.
Sumber data dipilih dalam dua cara, yaitu data primer (peranserta masyarakat) dan
data sekunder (dokumen atau deskripsi yang telah disusun masyarakat).
2. Penelitian Eksploratif
Kegiatan penelitian ini biasanya dilakukan untuk pengujian pada hipotesis-
hipotesis. Dimana hipotesis berdasarkan atas pengalaman masa lampau atau teori
yang dipelajari sebelumnya. Masalah yang sering terjadi adalah ketidakmampuan
mengangkat hipotesis karena tidak ada dasar yang kuat untuk mengangkat teori
karena permasalahan yang dihdapi masih baru. Jadi, peneliti eksplorasi adalah
penggalian fakta yang terjadi dan atau untuk mendukung hipotesis. (Suprapto,
1997:41).
3. Penelitian Deskriptif
Penelitian Deskriptif (Sekaran, 2006a:158-162), dilakukan untuk mengetahui dan
menjadi mampu dalam menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu
situsi. Misalnya, penelitian mengenai sebuah kelas mengenai hal persentase anggota
yang berada dalam tahun senior atau yunior, koposisi gender, kelompok usia, jumlah
semester yang tersisa sebelum kelulusan, jumlah mata kuliah bisnis yang diambil
dapat dianggap bersifat deskriptif.
Tujuan penelitian deskriptif adalah memberikan informasi kepada peneliti sebuah
riwayat atau gambaran detai tentang aspek-aspek yang relevan dengan phenomena
mengenai perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri atau
lainnya.
Adanya penelitian deskriptif ini akan menampilkan data dengan bentuk yang
bermakna, sehingga akan membantu untuk:
 Memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi tertentu
 Memikirkan secara sistematis mengenai berbagai aspek dalam situasi
tertentu
 Memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut
 Membantu membuat keputusan yang sederhana.

10 | P a g e
4. Penelitian Korelasional
(Kuncoro 2003:9-10) Penelitian korelasional adalah usaha untuk menentukan
apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh tingkat
hubungan yang ada di antara variabel yang diteliti. Variabel adalah sebuah konsep
yang diasumsikan sebagai suatu kisaran nilai. Contoh variabel adalah pendapatan,
umur, tingkat pendidikan motivasi dan keberhasilan.
Hal yang perlu di perhatikan adalah dalam peneliatian korelasional adalah bahwa
penelitian tidak menunjukan sebab-akibat, melainkan hanya menjelaskan ada atau
tidak adanya hubungan di antara variabel yang diteliti. Apabila dalam penelitian
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara biaya penjualan dan
jumlah penjualan, tetapi belum diketahui hubungan casualitasnya. Maksudanya,
apakah biaya penjualan mempengaruhi penjualan atau sebaliknya.
5. Penelitian Kausal komparatif dan Ekperimental
Penelitian kasualitas selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel tak
bebas/terikat. Penelitian Kasualitas dapat dibedakan sebagai berikut:
 Penelitian kausalitas satu arah : X->Y, artinya X menyebabkan Y; atau
X->Y artinya X menyebabkan Y
 Penelitian kausalitas dua arah : Y <->X, artinya ada hubungan simultan
antara Y dan X
Kesamaan antara penelitian kausal komparatif dan eksperimental adalah keduanya
sama-sama berusaha untuk melihat adanya hubungan sebab akibat, juga perbandingan
antara grup, sedangkan bedanya adalah:
 Penelitian eksperimental, pernyataan "sebab" dikendalikan, sedangkan
dalam penelitian kausal komparatif tidak.
 Penelitian eksperimental, aktivitas atau karakteristik yang dipercaya
menyebabkan perubahan disebut variabel bebas, sedangkan perubahan
atau akibat yang diperhitungkan terjadi atau tidak terjadi disebut
variabel terikat, artinya terikat pada variabel bebas
 Penelitian eksperimental ada pengendalian variabel bebas, sedangkan
dalam kausal komparatif tidak ada pengendalian.

E. METODE – METODE PENELITIAN


Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data
yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Metode penelitan dapat dibagi ke
dalam empat kelompok, yaitu:
(1) Metode deskriptif/survei;
(2) Metode eksperimental;
(3) Metode grounded research;
(4) Metode penelitian tindakan.

11 | P a g e
1. Metode Deskriptif / Survey
Metode Deskriptif / Survey adalah metode penelitian untuk membuat gambaran
mengenai kejadian.
Tujuan: Untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.
Riset secara deskriptif mencoba memperoleh jawaban atas pertanyaan Siapa (who),
Apa (what), Kapan/Bilamana (When) dan kadang kala Bagaimana (how). Peneliti
kerap mendeskripsikan suatu subjek dengan penciptaan suatu kelompok masalah,
kejadian dan orang. Riset semacam ini menuntut sang peneliti melakukan
pengumpulan data dan menghabiskan waktu untuk observasi atas berbagai kejadian
atau karakter (dikenal dengan istilah variabel riset).
2. Metode Eksperimental
Metode eksperimental adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi
terhadap obyek penelitian dan adanya kontrol.
Tujuan: Untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat dan
berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuanperlakuan tertentu dan menyediakan
kontrol untuk perbandingan.
Metode ini umumnya dilaksanakan untuk penelitianpenelitian ilmu eksakta / ilmu
natura.
3. Metode Grounded Research
Metode Grounded Research adalah suatu metode penelitian yang berdasarkan kepada
fakta dan menggunakan analisis perbandingan.
Tujuan: Untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-
konsep, membuktikan dan mengembangkan teori.
4. Metode Penelitian Tindakan
Metode Penelitian Tindakana dalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-
sama antara peneliti dan pengambil keputusan tentang variabel-variabel yang dapat
dimanipulasi dan dapat digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan.
Tujuan :
 Untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara
operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan
dilaksanakan.
 Penelitian Tindakan adalah suatu paradigma yang
memungkinkan peneliti mengembangkan pemahaman atau
pengetahuan atas suatu praktek.
 Keunggulan utama penelitian tindakan adalah memungkinkan
riset dilakukan dalam situasa dimana metode riset lain sulit
untuk diterapkan

12 | P a g e
F. LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN

Langkah - langkah penelitian secara umum sebagai berikut :

1. MEMILIH MASALAH
Setiap orang selalu memiliki masalah,besar maupun kecil, sedikit ataupun banyak.
Memilih masalah bukanlah sebuah persoalan yang mudah terutama bagi seseorang yang
belum banyak pengalaman dalam melakukan penelitian. Ada masalah yang tidak dapat
dipecahkan melalui penelitian karena kurang lengkapnya sebuah data atau instrumen, akan
tetapi banyak sekali masalah yang dapat diselesaikan dengan penelitian karena banyaknya
data pendukung.

2. STUDI PENDAHULUAN
Walaupun masalah sudah ditemukan untuk dapat di teliti ,peneliti perlu mengadakan
suatu studi pendahuluan.dengan menjajagi kemungkinan di teruskannya penelitian. Prof. Dr.
Winarno Surachman (1972 : 97), mengemukakan bahwa Studi Pendahuluan di gunakan untuk
mencari informasi yang di perlukan untuk peneliti agar masalah menjadi lebih jelas
kedudukannya.

3. MERUMUSKAN MASALAH
Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari studi pendahuluan , maka masalah yang
akan di teliti lebih jelas. Agar peneliti dapat dilaksanakan dengan baik, maka peneliti harus
merumuskan masalah sehingga jelas dari mana harus dimulai dan bagaimana menyelesaikan.

4. MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR


Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan
berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat penelitian,

5. MERUMUSKAN HIPOTESIS
Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan kita mengadakan
penelitian tentang permasalahan maka hipotesis meerupakan kebenaran sementara yang di
tentukan oleh peneliti, dan masih perlu di uji kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu
dimana penelitian diarah pandangkan ke obyek yang di teliti.

6. MEMILIH PENDEKATAN
Penentuan pendekatan ini akan sangat menentukan variabel atau obyek penelitian yang
akan dijalani dan juga menentukan subyek penelitian untuk memperoleh data.

13 | P a g e
7. MENENTUKAN VARIABEL DAN SUMBER DATA
Menentukan variabel dan sumber data di lakukan dengan cara mengidentifikasi secara
jelas obyek yang akan di teliti

8. MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN


Setelah peneliti mengetahui dengan pasti yang akan diteliti, maka langkah yang segera di
ambil adalah dengan apa data akan dikumpulkan.

9. MENGUMPULKAN DATA
Apabila peneliti sudah menentukan data yang akan dikumpulkan, dari mana data tersebut
diperoleh, dan dengan cara apa, maka mengumpulkan data adalah pekerjaan yang sangat
sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, maka hasil penelitiannya menjadi palsu.

10. ANALISIS DATA


Menganalisis data tidak seberat mengumpulkan data,baik tenaga maupun
pertanggungjawaban. Akan tetapi menganalisis data membutuhkan ketekunan dan pengertian
terhadap jenis data. Menarik KESIMPULAN.
Menarik kesimpulan merupakan langkah akhir dari sebuah penelitian, Dan peneliti
tinggal mengambil hasilnya dari pengolahan data. Satu hal yang harus dimiliki oleh peneliti
yaitu sifat JUJUR. Dalam menarik kesimpulan tidak boleh mendorong atau mengarahkan
agar hipotesisnya terbukti.

11. MENULIS LAPORAN


Menulis laporan merupakan hasil dari kegiatan penelitian yang di susun, di tulis, dalam
bentuk laporan, serta prosedurnyapun diketahui orang lain.sahingga dapat mengecek
kebenarannya dari penelitian tersebut.

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai