Disusun oleh :
Muhammad Nurhadi
18310154
Teknik Sipil (B)
Makalah ini disusun sebagai tugas pembelajaran mata kuliah Struktur Fondasi Dalam. Selain
itu, semoga dengan adanya penyusunan makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman dan bahan
pertimbangan untuk menyelesaikan beberapa masalah yang berkaitan dengan fondasi tiang pancang
untuk dermaga.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan
pembaca pada umumnya. Penyusun berharap akan adanya kritik, saran, dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................
2.5 Contoh Permasalahan Dalam Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang Untuk Dermaga......................
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Struktur bangunan dermaga adalah bangunan yang digunakan untuk berlabuh, merapat dan
bertambatnya kapal-kapal untuk melakukan bongkar muat (loading-unloading) barang dan
menaikturunkan penumpang. Struktur dermaga merupakan struktur bangunan yang dibuat diatas
perairan (diatas laut) yang menghubungkan bagian darat dan terdiri dari bangunan atas (upper
struktur) yang terbuat dari balok, pelat lantai dan bangunan bawah (sub struktur) yang terdiri dari
pondasi tiang pancang yang mendukung bangunan diatasnya.
Dalam operasinya konstruksi dermaga merupakan struktur bangunan yang cukup menderita karena
selalu dibentur-bentur oleh kapal-kapal saat bersandar dan gaya-gaya lain pada saat kapal
melakukan kegiatan loading-unloading. Bentuk, dimensi dan konfigurasi dermaga didasarkan pada
jenis dan ukuran kapal yang akan merapat dan bertambat pada di dermaga tersebut. Namun dalam
merencanakan bentuk dan dimensi dermaga harus didasarkan pada ukuran-ukuran minimal
sehingga kapal dapat bertambat, bongkar-muat dan meninggalkan dermaga dengan aman, cepat dan
lancar tanpa terjadi tundaan tambat (demurage).
Konstruksi dermaga dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf dan jetty. Wharf adalah dermaga yang
pararel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Wharf juga dapat berfungsi
sebagai penahan tanah yang ada dibelakangnya. Sedangkan Jetty adalah dermaga yang menjorok
ke laut. Berbeda dengan wharf yang digunakan untuk merapat satu sisinya, jetty dapat digunakan
pada satu sisi atau dua sisinya, yang biasanya sejajar dengan pantai dan dihubungkan dengan
daratan oleh jembatan (trestle) yang membentuk sudut tegak lurus dengan jetty, sehingga kostruksi
jetty dapat berbentuk T, L atau Jari.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dermaga
Dermaga adalah suatu struktur sipil yang berfungsi sebagai tempat kapal bersandar
melakukan bongkar muat barang/penumpang dari dan ke kapal.
Pemilihan tipe dermaga disesuaikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tipe
struktur dermaga adalah sebagai berikut (Triatmodjo, 1996 : 157-159 dalam HSB,
2009) :
1. Tinjauan topografi daerah pantai
Pada perairan yang dangkal hingga dalam yang berada cukup jauh dari darat,
penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengurukan yang
besar. Sedangkan di lokasi dimana kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier
dengan melakukan pemancangan tiang perairan yang dalam menjadi tidak praktis dan
sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf lebih tepat.
Pemilihan jenis struktur dermaga dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dermaga
penumpang ataupun barang yang bisa berupa barang satuan, curah, atau cair), ukuran kapal, arah
gelombang dan angin, kondisi topografi, dan tanah dasar laut.
a. Deck On Pile
Struktur Dermaga Deck On Pile (open type structure) menggunakan serangkaian tiang pancang
(piles) sebagai pondasi untuk lantai dermaga. Seluruh beban di lantai dermaga, termasuk gaya
akibat berthing dan mooring, diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang pada struktur
dermaga ini.
Di bawah lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya serta dilapisi
dengan perkuatan (revement) untuk mencegah tergerusnya tanah akibat gerakan air yang
disebabkan oleh manuver kapal. Untuk menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing dan
mooring kapal, dapat dilakukan pemasangan tiang pancang miring. Pada umumnya, jenis struktur
tiang pada Struktur Dermaga Deck On Pile sedikit sensitif terhadap getaran-getaran lokal seperti
tumbukan bawah air akibat haluan kapal dibandingkan struktur dermaga lainnya.
Keuntungan Struktur Dermaga Deck On Pile:
(1) Sudah umum digunakan,
(2) Mudah dilaksanakan,
(3) Perawatan lebih mudah.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Deck On Pile:
(1) Diperlukan pekerjaan pengerukan dengan volume yang cukup besar,
(2) Diperlukan proteksi pada kemiringan tanah di bawah lantai dermaga,
(3) Diperlukan pemasangan tiang miring apabila gaya lateral cukup besar.
Dermaga jenis ini menggunakan sheet pile (turap atau dinding penahan tanah) untuk menahan gaya-
gaya akibat perbedaan elevasi antara lantai dermaga dengan dasar kolam. Struktur Dermaga Sheet
Pile adalah jenis struktur yang tidak memperdulikan kemiringan alami dari tanah. Struktur jenis ini
biasanya dibangun pada garis pantai yang memiliki kemiringan curam dimana, pada umumnya,
tanah pada bagian laut kemudian dikeruk untuk menambah kedalaman kolam pelabuhan. Tiang
pancang masih diperlukan untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar atau untuk
membantu sheet pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur sheet pile ini dapat direncanakan
dengan menggunakan sistem penjangkaran (anchor) ataupun tanpa penjangkaran. Sistem
penjangkaran dapat berupa tiang angkur atau angkur batu. Untuk kondisi perairan dimana
gelombang agak besar, Struktur Dermaga Sheet Pile kurang cocok karena gelombang akan
menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar. Keuntungan Struktur
Dermaga Sheet Pile adalah tidak memerlukan pengerukan tanah di bawah deck.
c. Diaphragma Wall
Selain sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi sebagai penahan tekanan lateral
tanah. Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri dari blok-blok beton bertulang berukuran besar
yang diatur sedemikian rupa. Perletakan blok beton dengan kemiringan tertentu dimaksudkan agar
terjadi geseran antara blok beton satu dengan lainnya sehingga dicapai kesatuan konstruksi yang
mampu memikul beban-beban vertikal (dari lantai dermaga) maupun horizontal pada dermaga.
Barrette pile dapat digunakan pada struktur ini, yang berfungsi sebagai anchor untuk diaphragma
wall, keduanya dihubungkan oleh sistem tie beam atau tie slab. Untuk kondisi perairan dimana
gelombang agak besar, Struktur Dermaga Diaphragma Wall kurang cocok karena gelombang akan
menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.
Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure. Pada prinsipnya, struktur
dermaga jenis ini memanfaatkan berat sendiri untuk menahan beban-beban vertikal dan horizontal
pada struktur dermaga serta untuk menahan tekanan tanah. Caisson dalah suatu konstruksi blok-
blok beton bertulang berbentuk kotak-kotak yang dibuat di darat dan dipasang pada lokasi dermaga
dengan cara diapungkan dan diatur pada posisi yang direncanakan, kemudian ditenggelamkan
dengan mengisi dinding kamar-kamar caisson dengan pasir laut ataupun batu. Untuk kondisi
perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Caisson kurang cocok karena gelombang
akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Caisson:
1) Blok-blok caisson dapat dibuat di temapt lain
2) Dapat dilaksanakan pada kondisi tanah yang jelek.
3) Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Caisson:
4) Diperlukan perbaikan tanah alas caisson agar mampu menahan berat caisson dan beban yang
akan bekerja
5) Diperlukan keahlian khusus untuk pembuatan blok-blok beton dan penempatan caisson.
e. Dolphin’s System
Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk menghubungkan dermaga dengan darat. Ada
dua jenis Dermaga Sistem Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier. Struktur Dermaga Sistem Dolphin
dikatagorikan sebagai light structure (struktur ringan) karena Struktur Dermaga Sistem Dolphin
direncanakan hanya untuk menerima beban-beban ringan seperti pipa-pipa penyalur minyak dan gas
sertaconveyors. Struktur Dermaga Sistem Dolhpin biasanya digunakan untuk:
1. Dermaga ferry untuk kapal jenis Ro-Ro
2. Dermaga untuk bulk untuk loading batu bara serta loading-unloading minyak.
Breasting dolphin (berthing dolphin) diletakkan berhadapan langsung atau menempel dengan badan
kapal pada saat kapal bersandar. Mooring dolphindiletakkan dibelakang berthing line atau garis
sandar kapal, dengan jarak 34,5-49,5 m supaya mooring line tidak terlalu kendor.
Gambar Bolder
b. Pemasangan Fender
Sama halnya dengan bolder, angker fender yang telah tertanah dibersihkan dan fender ditempatkan
di posisinya lalu dipasang pasangan angkernya.
Gambar Felder
c. Pemasangan Rel Crane
Dalam pemasangan crane harus diawasi dengan ketat, dimana setiap sambungan rel harus dites
dengan ultrasonic, demikian pula dengan kelurusan rel itu sendiri.
2.5 Contoh Permasalahan Dalam Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang Untuk Dermaga
Perlindungan pada Tulangan dan Tiang Pancang Baja
Dalam proses pembuatan baja, oksigen dipisahkan dari biji besi secara paksa. Oleh karena itu,
secara alami ada suatu kecenderungan baja berusaha kembali mencapai bentuk yang lebih stabil
yaitu oksida besi (karat). Perubahan bentuk dari logam menjadi oksida dalam lingkungan yang
induktif dinamakan korosi. Keadaan lingkungan dengan kombinasi air dan oksigen yang berubah-
ubah, mempengaruhi kecepatan dan perkembangan korosi. Berdasarkan SNI-03-2847-2002, tebal
selimut beton yang digunakan haruslah memenuhi ketentuan sebagai berikut untuk melindungi
tulangan pada beton terhadap korosi:
Perlindungan korosi untuk tiang pancang daerah splash zone dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain:
Sistem concreat jacket/selimut beton. Sistem ini umurnya tidak terlalu lama. Kualitas sistem ini
sangat ditentukan pada saat pengecoran dan jika terjadi kerusakan akan susah untuk memperbaiki.
Sistem jacket HDPE (high density petrolatum). Pada sistem ini, pertama-tama tiang dilapisi dengan
pasta (misalkan denso paste) kemudian dibalut dengan marine piling tape dan bagian luar dilindungi
dengan material HDPE.
Tiang pancang yang berada pada bagian submerged zone dapat dilindungi dengan secara efektif
memakai arus katoda (chatodic protection) karena metal menerima arus searah dari lingkungan
seperti proses pada katoda sel listrik. Korosi pada lingkungan basah biasanya disertai penghentian
arus searah yang ditimbulkan oleh perbedaan potensial listrik pada sel korosi tertentu. Pemakaian
arus dari sumber luar cukup mampu menghentikan arus korosi dan mengembalikan aliran arus ke
metal. Aspek teknologi yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana memberikan arus yang rata
ke setiap bagian tiang pancang pada submerged zone dalam waktu yang lama dan mudah.
Bagianbagian yang tidak cukup menerima arus mulai mengalami korosi, sedangkan bagian yang
menerima arus terlalu banyak akan rusak oleh tutupan bahan organik. Pada beberapa kasus,
kerusakan baja disebabkan oleh hidrogen yang terjadi pada permukaan baja.
Tabel Corrotion Rate of Resistance Seawater Steel and Carbon Steel in The Marine Environment
Corrotion Rate (mm/tahun)
Tabel Laju Korosi Berdasarkan Technical Port and Harbour Facilities in Japan, 1991
Pencegahan Kepala dan Badan Tiang Pecah dengan Sepatu Pipa Baja
Desain awal tiang pancang yang menahan beban aksial adalah tiang pancang beton (concrete spun
pile) dengan bottom berupa pensil. Namun karakteristik tanah yang ada di lokasi pekerjaan dapat
digambarkan sebagai lapisan tanah yang sangat keras berada langsung di bawah lapisan tanah yang
lunak, ketika proses pemancangan badan tiang pancang tidak terikat sama sekali dan ujung tiang
bebas. Ujung tiang yang berupa pensil membentur lapisan sangat keras dan bergeser saat terjadi
impact, yang selanjutnya terjadi pergeseran titik koordinat dan kemiringan posisi tiang. Posisi tiang
pancang beton yang tidak tegak tersebut mengakibatkan adanya eksentrisitas gaya pada tiang saat
dipukul, sehingga terjadi kegagalan tiang (pecah).
Gambar Ilustrasi pemancangan tiang pancang beton yang dimodifikasi Kelebihan dari inovasi yang
dilakukan tersebut adalah :
1. Mampu menembus lapisan tanah keras sehingga tidak terjadi pergeseran koordinat titik
pancang.
2. Mempercepat waktu pelaksanaan pemancangan, karena pontoon pancang tidak perlu
melakukan release dan stressing anchore terlalu sering untuk mengikuti pergerakan tiang pancang.
Gambar Tiang pancang beton dengan modifikasi mamira pipa sepatu baja
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berbagai pemilihan jenis dermaga dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan dan kondisi
yang laut yang memungkinkan. Pemilihan jenis pondasi untuk dermaga pula disesuaikan
dengan berbagai pertimbangan seperti jenis kapal yang akan bersandar, besarnya beban yang
akan di tanggung oleh pondasi, kondisi tanah, mobilitas alat berat, efisiensi waktu, metode
yang akan dilaksanakan dan masalah yang mungkin timbul dari pelaksanaan pondasi dermaga.
Untuk itu, dibutuhkan berbagai pertimbangan untuk menentukan jenis pondasi yang akan
digunakan, guna tercapai pondasi yang kuat, efisien dan aman bagi penggunanya.
3.2.Daftar Pustaka
SNI-03-2847-2002
OCDI