Anda di halaman 1dari 25

KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA

 Gempa muncul setiap saat, setiap


waktu.
 Tidak terasa, sebab berbeda waktu,
tempat, berbeda pula besarannya.
 Semakin dekat dengan epicenter,
semakin terasa getarannya.
Pertanyaan…

 Bagaimana pengaruh gempa


terhadap konstruksi
bangunannya?
 Bagaimanakah sistem yang
digunakan pada:
 Bangunan rendah?

 Bangunan tinggi?
Apa Maknanya?
Pengaruh Gempa Bumi
Perbedaan Jenis Pondasi

Perbedaan besar
pergerakan harizontal
Pengaruh Gempa Bumi
Differencial Settlement
Pengaruh Gempa Bumi
Dilatasi karena adanya Getaran Mesin
Pengaruh Gempa Bumi

Dilatasi dengan Dua Kolom

Dilatasi struktur dengan dua


kolom terpisah merupakan
yang paling umum dilakukan,
terutama pada bangunan yang
bentuknya memanjang
(linear).
Pengaruh Gempa Bumi
Dilatasi dengan Balok Kantilever

Mengingat bentang balok kantilever


terbatas panjangnya (maksimal 1/3
bentang balok induk), maka pada
lokasi dilatasi terjadi perubahan
bentang natar kolom, yaitu sekitar
2/3 bentang antar kolom.
CAPACITY DESIGN PHILOSOPHY
KASUS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT BEBAN GEMPA, UMUMNYA DISEBABKAN OLEH:
1. PRINSIP DISAIN YANG DIGUNAKAN TIDAK JELAS
2. KETIDAKJELASAN HIRARKI TENTANG PRINSIP URUTAN-URUTAN DISAIN
PRINSIP DISAIN YANG BERLAKU DI
INDONESIA-PRINSIP DISAIN KAPASITAS

1. Penempatan sendi plastik 2. Proteksi kerusakan terhadap elemen lainnya


 Salah satu/elemen tertentu penahan  Kerusakan sudah dialokasikan
gaya horisontal dipilih untuk didesain ditempat-tempat tertentu dimana
secara khusus agar dapat berfungsi untuk
sendi-sendi plastis tersebut berada
tujuan disipasi energi pada tingkat
deformasi inelastik  Elemen dimana sendiplastik berada,
 Tempat-tempat sendi plastis itu didetail sengaja diperlemah, tetapi didesain
secara baik untuk keperluan deformasi secara baik agar bersifat daktail.
inelastik sehingga tidak terjadi rusak Karena elemen-elemen yang lain
lentur maupun rusak geser sengaja diperkuat, maka akibat beban
 Tulangan Lentur dan Geser didesain agar siklis, sendiplastis daktail akan
terjadi sifat daktail pada daerah sendi terisolasi pada bagian yang lemah.
plastis
Hysteretic Loops Elemen
LETAK SENDI PLASTIK PADA
ELEMEN STRUKTUR

Secara lebih konkrit, struktur daktail akan terjadi pada struktur dengan prinsipdesain ” strong column weak beam
” sedangkan prinsip ” strong beam weak column ”akan menghasilkan perilaku struktur yang brittle /getas.
KARAKTERISTIK UTAMA CAPACITY DESIGN
Paulay dan Pristley (1992)

 Letak kemungkinan terjadinya sendi plastis sudah ditentukan secara jelas. Hal ini diperoleh dengan
memilih pola penggoyangan yang tepat, yaitu ” beam sway mechanism ” yang mana kolom direncanakan
lebih kuat daripada balok. Dengan kondisi seperti itu maka sendi-sendi plastis akan terjadi pada ujung-
ujung balok dan ujung bawah kolom tingkat dasar.
 Lokasi-lokasi dimana direncanakan sendi-sendi plastis didetail secara baik sehingga walaupun
berdeformasi secara inelastik tetapi tetap daktail. Pada kondisi tersebut tidak akan terjadi kerusakan
secara prematur. Karena elemen daktail mampu menjaga kestabilan (tidak runtuh) pada deformasi
inelastik, maka proses disipasi energi dapat berlangsung secara baik.
 Elemen-elemen yang berpotensi brittle dan tidak baik dalam melakukan disipasienergi sengaja
diperkuat sehingga tidak akan terjadi sendi-sendi plastis (pada kolom). Cara memperkuat elemen
tersebut adalah dengan memberikan kekuatan yang lebih besar daripada ” over-strength ” yang ada
pada balok. Dengan demikianelemen kolom senantiasa tetap elastik selama beban gempa
berlangsung(sementara balok boleh berperilaku inelastik).
 Shear failure pada saat terjadinya deformasi inelastik harus dihindari dengan jalan memasang lateral
confinement yang cukup. Selain itu anchorage failure danbentuk-bentuk instabilitas yang lain (beam
column joint failure) sangat dihindari dengan detail elemen yang baik.
DOMINASI BEBAN
BENTUK BIDANG MOMEN SANGAT
DIPENGARUHI OLEH RASIO MOMEN
AKIBAT BEBAN GRAFITASI (MATI DAN
HIDUP) TERHADAP MOMEN AKIBAT
GEMPA
YANG MEMPENGARUHI BENTUK BIDANG
MOMEN

1.Earthquake Load Dominated (ELD) JIKA TERJADI ELD


 adalah suatu kondisi yang mana beban gempa  Momen negatif M - jauh lebih besar dibanding dengan M+
mendominasi sistem pembebanan. Hal ini terjadi
karena M E jauh lebih besardaripada MD+L.  Momen positif maksimum M +maks terjadi pada ujung balok
Kondisi seperti itu akan terjadi apabila :
 Sendi-sendi plastis akan terjadi pada ujung-ujung balok
 Bentang balok relatif pendek.Apabila demikian, maka
momen oleh beban mati akan relatif kecil.  Tidak ada gaya lintang = 0
 Bangunan bertingkat banyak.Pada bangunan
bertingkat banyak maka momen balok akibat
gempamenjadi besar, terutama pada tingkat-tingkat
bawah.
 Bangunan terletak pada daerah gempa yang besar
dan terletak diatas tanahlunak. Apabila demikian
maka koefisien gempa dasar C akan menjadi besar.
Akibat yang akan terjadia adalah gaya geser dasar V
akan menjadi besar dan selanjutnya gaya horisontal
tingkat menjadi besar
2. Gravity Load Dominated (GLD)
PADA KONDISI GLD
Momen oleh beban hidup M (D+L) lebih besar
 Momen positif M+ cukup dominan
daripada M (E), TERJADI BILA
 Momen positif maksimum M +maks terjadi
 Bentang balok relatif panjangPada kondisi
dalam bentang balok
seperti ini momen oleh beban mati dan
beban hidup akanmenjadi besar.  Sendi-sendi plastis momen positif tidak
terjadi pada ujung-ujung balok
 Bangunan tidak tinggiArtinya hanya
beberapa tingkat sehingga momen balok  Butir 2 sebagai akibat dari adanya gaya
oleh beban gempamasih relatif kecil. lintang sama dengan nol
 Bangunan terletak di daerah gempa rendah
dan diatas tanah lunak.
REDISTRIBUSI MOMEN

Kombinasi dari beban gravitasi dengan


gempa sering menimbulkan pola momen
yang tidak efisien untuk merencanakan balok
dan kolom.
a. Perbedaan yang sangat besar antara
momen terbesar dengan momen terkecil
b. Bila digunakan batang prismatik, maka
tampang momen dengan momen yang
kecil hanya akan memerlukan tulangan
minimum
Tujuan redistribusi momen
Paulay dan Priestley (1992) mengatakan bahwa tujuan diadakannya redistribusi momen adalah untuk meningkatkan efisiensi
desain elemen dengan :
 Mengurangi momen maksimum absolut (M-) dan mengkompensasikan ke uncritical beam momen (M+). Dengan cara
tersebut maka distribusi beam required strength menjadi lebih baik dan desain menjadi lebih ekonomis. Redistribusi momen
ini bahkan dimungkinkan sampai momen negatif menjadi hampir/sama dengan momen negatif. Apabila kondisi seperti itu
diperoleh maka tulangannya akan simetri antara momen negatif dan momen positif.
 Memberikan required strength untuk momen positif minimal 50% required strength momen negatif elemen balok. Hal ini
dilakukan karena kebutuhan adanya sifat daktail pada lokasi
sendi plastis. Park dan Paulay (1975) mengatakan bahwa berdasarkan analisis tampang, daktilitas potongan akan semakin
besar pada pemakaian tulangan desak yang semakin besar. Tulangan desak pada analisis tampang tersebut tidak lain adalah
tulanganmomen positif pada kondisi ELD.
 Mengefisienkan Desain Kolom.Apabila redistribusi momen negatif ke momen positif telah dilakukan, maka beam required
strength akan mengecil. Karena kolom merupakan partner balok,maka apabila required strength balok menurun, required
strength kolom padadaerah kritis (M-) juga akan mengecil. Kolom menjadi lebih efisien.
 Memakai momen balok dan kolom ditepi/ditempat muka pertemuan.Pada cara konservatif, desain balok didasarkan atas
momen di as kolom. Denganmemakai momen pada muka kolom, maka momen efektif akan lebih kecilsecara signifikan
dibanding dengan gross momen (terutama pada M-). Padamomen positif kejadian sebaliknya dimungkinkan terjadi.
Persyaratan redistribusi momen

1. Keseimbangan gaya lintang sebelum dan sesudah redistribusi harus tetap dijaga

2. Jumlah momen balok sesudah redistribusi momen harus sama dengan jumlahmomen sebelum redistribusi
dilakukan

Mb = momen balok, ∆Mb = perubahan momen karena redistribusi dan Mbr = momen setelah redistribusi
3. Secara praktis redistribusi momen ∆ Mb tidak boleh lebih besar dari 30% momenaslinya. Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi penurunan kekuatan yang sangatsignifikan. Penurunan kekuatan yang signifikan akan menyebabkan
terjadinya premature failure
Menurut SNI 03-2847 2002

 Redistribusi momen negatif dalam komponen struktur lentur non-pratekan boleh


dilakukan bila ANALISA STRUKTUR TIDAK DILAKUKAN DENGAN METODE PENDEKATAN.
 Besarnya penambahan atau pengurangan momen yang diperbolehkan adalah
maksimum sebesar :

 Tidak lebih dari :


MULAI

Hitung besarnya momen rata-rata, Mr, pada ujung-ujung balok yang ideal dengan cara pendekatan Mr
Σ 𝑀𝑏𝑖
=
𝑖

Hitung besarnya perubahan momen maksimum yang diijinkan,


Δ𝑀 = 𝛼 𝑀𝑏𝑖 𝑚𝑎𝑥

𝜌−𝜌′
Untuk non-pratekan : 𝛼𝑚𝑎𝑥 = 30 1 − 3/4 %
𝜌𝑏

Buatlah penambahan/pengurangan terhadap momen-momen pada ujung2 balok sehingga


didapatkan momen rencana yang ideal, usahakan agar Mbi  M  Mr

Periksa momen pada lapangaan, juga harus dipenuhi : Mmax(+)  M

Sesudah diredistribusi periksa : Mb sesudah = Mb sebelum


Mi = 0, setelah dilakukan koreksi

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai