Anda di halaman 1dari 12

Kuliah ke-10

Rekayasa Gempa

FILOSOFI DISAIN BANGUNAN


TAHAN GEMPA
FILOSOFI PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

 Struktur tahan gempa pd umumnya di desain


terhadap gaya gempa yg lebih rendah dari gaya
gempa rencana, dengan Faktor reduksi (R)

 Struktur yg di desain harus mempunyai kinerja


yang baik ketika menerima beban gempa
» 1

Kinerjanya secara umum:


 gempa Ringan : Tanpa kerusakan
 Pada gempa Sedang : Kerusakan ringan
 Pada gempa Kuat : Kerusakan struktur tanpa Keruntuhan
Konsep Desain Kapasitas

 Untuk menjamin kinerja yang baik diperkenalkan konsep Disain Kapasitas

 Dalam konsep ini tidak semua element struktur dibuat sama kuat terhadap gaya
dalam yg direncanakan, akan tetapi ada elemen struktur yg dibuat lebih lemah
dari yg lain

 Kolom dibuat harus lebih kuat dari balok.


 Pada titik tertentu di struktur dpt dipilih
supaya mengalami leleh/rusak

Beban Gempa
Mekanisme Disipasi Energi Gempa pd struktur
• Dalam perencanaanya, Pada saat gempa kuat terjadi, Elemen2 struktur bangunan tertentu

yang dipilih diperbolehkan mengalami plastifikasi (kerusakan/leleh, terjadi sendi plastis)


sebagai sarana utk mendisipasi energi Gempa yg masuk ke- struktur

 Elemen yg dimaksud adalah. Elemen yg perilaku plastifikasinya (kerusakanya) bersifat


daktail dan tdk mudah runtuh, contoh elemen pd ujung2 balok

Energi Gempa
Mekanisme Terjadinya Sendi Plastis

• Plastifikasi/kerusakan yg dimaksud adalah lelehnya tulangan pada ujung–ujung balok.


Setelah terjadi plastifikasi, ujung balok dapat berotasi sehingga disebut (sendi plastis)

• Elemen yg lain tdk diharapkan mengalami plastifikasi, tetap stabil


Sendi plastis pada ujung balok

Untuk bisa terjadi sendi plastis pd lokasi yg diharapkan, maka dlm


merencanakan digunakan prinsip Design Capasitas:
KOLOM LEBIH KUAT DARI BALOK

Terbentuk Sendi plastis/Ujung balok dapat megamai rotasi


Mekanisme disipasi energi ketika terbentuk sendi Plastis

• Energi gempa yg masuk ke struktur akan


tereduksi melalui mekanisme terbentuknya
sendi Plastis.
• Diiharapkan respon struktur di lokasi yang
direncanakan terbentuk sendi plastis
menghasilkan luasan loop yg besar tetapi
struktur tetap stabil
• Luasan Loop histerystis yg besar artinya
menyerap energi relatif besar.
Disipasi energi Gempa
• Terjadi sendi Plastis di ujung balok, sehingga menyerap energi Gempa

• Luas loop saat terjadi gerak siklik sebanding dgn energi yang di disipasi
(diserap)

• Diharapkan perilaku histeristiknya seperti pd gbr (b)

(a) perilku kurang baik (b) Perilaku baik


Loading Lateral frame test and histerystic loop
Contoh : Setingan untuk mengetahui perilaku Kurva hysteristik di daerah
yg direncanakan terbentuk Sendi Plastis

Untuk menghasilkan kurva histeristik yg baik dan ttp stabil di daerah sendi plastis, maka
harus:
 terjadi redistribusi (perambatan) kelelehan tulangan yg menuju ke tengah bentang
setelah tercapainya momen leleh
 kualitas material baja tulangan yaitu “ Kuat Ultimate baja tulangan”
Prilaku Baja Tulangan Terkait dgn Pembentukan Sendi Plastis
• Kuat Ultimate baja tulangan adalah rasio dari:
Kuat tarik aktual / kuat leleh aktual

• Dengan terjadinya perambatan kelelehan ke arah tegah bentang, maka sendi plastis yg
dihasilkan akan bertambah panjang

• Panjang pendeknya daerah sendi plastis pd akhirnya akan mempengaruhi kapasitas rotasi
in-elastis yg dpt diberikan elemen struktur sehingga daktilitas perpindahan struktur (μ )
akan dipengaruhi.

• Dengan berubahnya daktilitas perpindahan, maka akan mempengaruhi nilai (R), yaitu
faktor modifikasi respons struktur
Pengertian Daktilitas Perpindahan struktur (μ)
• Jika baja tulangan yg digunakan memiliki rasio kuat ultimate yg rendah, maka
daktilitas perpindahan struktur yg dihasilkan juga akan rendah

• Daktilitas perpindahan struktur (μ)

Defleleksi struktur di-ambang keruntuhan (δ2)

Defleksi struktur saat leleh pertama ( δ1)

Defleksi saat leleh pertama (δ1) Defleksi di-ambang keruntuhan (δ2)


Sistem Struktur

1. System rangka Pemikul Momen


 Beban di transfer oleh geser di kolom sehingga menghasilkan momen
pada balok dan kolom
 Hub Balok kolom hrs didesain dgn baik
 Momen & geser dari beban lateral hrs ditambahkan pd struktur dari
beban grafitasi

2. System Dual Rangka dan Dinding Geser


 Sistem rangka mampu memikul beban gravitasi

 Beban lateral dipikul oleh diding geser/bresing sistem rangka

 Didesain hrs mampu memikul gaya geser dasar total yg proporsional


thdp kekakuan relatif

Anda mungkin juga menyukai