Anda di halaman 1dari 19

BAB I sistem penahan beban lateral yang terdiri

PENDAHULUAN dari pelat baja vertikal padat,


menghubungkan balok dan kolom di
sekitarnya, dan terpasang dalam satu atau
1.1 Latar Belakang lebih plat sepanjang ketinggian struktur
Populasi penduduk di Indonesia membentuk sebuah dinding penopang.
bertambah dengan pesat setiap tahunnya. Sebagaimana ditentukan oleh beberapa
Seiring bertambahnya populasi penduduk eksperimental dan analitis penyelidikan,
makin banyak pula didirikan tempat tinggal. deformasi inelastis siklik SPSW
Hal ini menyebabkan makin sempitnya menunjukkan kekakuan awal tinggi, bersifat
lahan untuk pertanian dan akan semakin sangat daktail, dan dapat menghilangkan
berkurang setiap tahunnya. Oleh karena itu sejumlah besar energi(Berman dan Bruneau
ide untuk mendirikan bangunan tingkat 2003). Sifat ini sangat cocok untuk melawan
tinggi (pembangunan vertikal) yang hanya dan mengurangi beban gempa secara
membutuhkan lahan secukupnya untuk memadai.
menampung jumlah populasi yang banyak
merupakan suatu hal yang menarik.
Makin tinggi suatu bangunan makin
tinggi pula resiko yang diterima. Bangunan
tingkat tinggi harus mampu menerima beban
gempa yang kuat (zona 5 dan 6). Beberapa 1.2 Rumusan Masalah
tahun terakhir ini banyak terjadi gempa yang
Secara umum berdasarkan latar
menelan banyak korban, baik yang berupa
belakang di atas, maka beberapa
harta benda maupun nyawa. Banyak tempat
permasalahan yang akan dibahas dalam
tinggal yang rusak bahkan hancur rata
tugas akhir ini, antara lain:
dengan tanah. Hal ini disebabkan karena
1. Bagaimana perilaku atau respon
bangunan tersebut tidak kuat, sehingga tidak
inelastik (drift ratio, gaya geser
mampu menahan gaya gempa yang kuat.
dasar, simpangan atap) antara suatu
Unuk mampu menahan beban tersebut
bangunan dengan menggunakan steel
perlu di desain struktur yang kuat. Namun
plate shear wall dibandingkan
untuk mendapatkan struktur yang kuat
struktur baja biasa tanpa shear wall
diperlukan dimensi yang besar. Selain
(open frames)?
struktur harus kuat, struktur tersebut juga
harus daktail yaitu : 2. Apa keuntungan dan kerugian
a. Material daktail dimana material ini struktur menggunakan SPSW
mampu mengalami deformasi dibandingkan dengan struktur open
inelastis yang besar tanpa kehilangan frame biasa
kekuatannya.
b. Elemen struktur dan penampang 1.3 Tujuan Penelitian
profil harus daktail
Dari permasalahan yang ada di atas,
c. Struktur harus daktail dimana
adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
sambungan tidak boleh leleh atau
penyusunan tugas akhir ini adalah :
rusak.
1. Menghitung respon inelastik (drift
Oleh karena itu digunakan material baja
ratio, gaya geser dasar, simpangan
sebagai sebagai struktur utama dan untuk
atap) suatu bangunan dengan
menahan beban lateral (gempa dan angin)
menggunakan steel plate shear wall
digunakan dinding geser pelat baja (steel
dengan struktur rangka pemikul
plate shear wall).
momen (open frames)
Dinding geser pelat baja (Steel Plate
2. Menentukan keuntungan dan
Shear Wall atau SPSW) adalah sebuah
kerugian struktur menggunakan

1
SPSW dibandingkan dengan struktur dilakukan di Jepang dan dipublikasikan
open frame biasa dalam bahasa Jepang, membatasi
aksesibilitas untuk insinyur di bagian lain
1.4 Batasan Masalah dunia. Kedua, konsensus mengenai beberapa
Lingkup pembahasan yang akan aspek tentang desain, analisis, dan konsep-
dianalisa mencakup : konsep detail belum tercapai(Robert G.Drive
1. Pemodelan dengan memakai shear et al, 1997). Mayoritas bangunan dinding
walls hanya pada portal eksterior geser pelat baja dibangun di Jepang dan
memanjang dan melintang. Amerika Serikat dengan mengambil
2. Struktur direncanakan terletak pada beberapa bentuk. Panel dinding geser plat
zona gempa kuat (zona 6). baja Berat kaku dan tipis historis telah
3. Profil tanah ditetapkan menggunakan disukai di Jepang, sedangkan panel dinding
jenis tanah lunak (Tabel 4 SNI- geser plat baja lentur dan cukup tebal telah
2002). mendominasi di Amerika serikat.
4. Tidak merencanakan bangunan Thorburn et al. (1983) menyajikan
bawah struktur. sebuah survei bangunan baja dengan
5. Tidak merencanakan sambungan menggunakan SPSW, dengan diskusi
6. Tidak membahas metode singkat tentang karakteristik masing-masing.
pelaksanaan di lapangan. Karena laporan itu diterbitkan, beberapa
bangunan dinding geser baja telah
dilaporkan dalam literatur, terutama
1.5 Manfaat Penelitian
bangunan lima lantai Veteran Administrasi
Manfaat yang dapat diberikan pada Medical Center di Charleston, Carolina
Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: selatan (Baldeli 1983) dan sebuah kantor
1. Sebagai bahan masukan bagi berlantai delapan blok di Benoni, Afrika
dunia perkonstruksian khususnya Selatan (Anon, 1989). Yang pertama adalah
pada bangunan baja yang contoh dari peningkatan seismik bangunan
menggunakan pengaku pada beton yang diperkuat dengan menggunakan
strukturnya. dinding geser pelat baja. Dinding geser
2. Sebagai bahan pertimbangan jenis terhubung ke struktur yang sudah ada
pengaku yang akan digunakan dengan dibor-di jangkar dan kaku
dalam mendesain konstruksi menggunakan bagian saluran. Sedangkan
bangunan baja. bangunan yang di Afrika Selatan
menggunakan dinding geser panel lentur
tipis yang mengandalkan prilaku pasca tekuk
BAB II dari panel geser dalam melawan beban
TINJAUAN PUSTAKA lateral. Penelitian telah dilakukan pada
dinding geser pelat baja dengan keragaman
bentuk. Namun, dinding geser baja dapat
2.1 Umum dibagi secara konseptual menjadi 2 jenis,
Penelitian pada dinding geser pelat yakni plat dinding geser baja yang tidak
baja dimulai pada awal tahun 1970-an. boleh tekuk dibawah beban desain dan plat
Walaupun badan penelitian yang telah dinding geser baja boleh tekuk. Penelitian
terkumpul saat itu dengan jelas pada kedua jenis ini sedang berlangsung.
menunjukkan bahwa dinding geser baja
menyediakan cara yang efektif dan
ekonomis melawan angin dan beban gempa, 2.2.Tinjauan kronologis penelitian
relatif sedikit bangungan telah dibangun dinding geser pelat baja sebelumnya:
dengan metode ini. Hal ini dikarenakan,
Pertama, banyak dari penelitian awal

2
2.2.1. Laporan Astaneh-asl (2001) dan seismik dengan baik dalam tahun
Usaha mengcompile sebuah 1995 Kode Gedung Nasional Kanada
dokumen komprehensif yang merinci (NBCC 1995) batas.yang inelastis
perilaku dan desain dinding geser pelat respon statis dan dinamis dari dinding
baja dibuat oleh Astaneh-ASL(2001). geser juga dianalisis menggunakan strip
Panel kaku dan lentur keduanya kompresi ketegangan-model, yang
diperiksa dan disarankan agar pelat merupakan perpanjangan dari
lentur padat digunakan kecuali jika ketegangan-satunya strip model dan
terdapat celah di dinding geser yang memiliki strip cenderung dalam dua
memerlukan kaku. SPSW Failure arah untuk melawan beban lateral dalam
diagram Menunjukkan daftar arah mana pun. Kapasitas kompresi
kemungkinan kegagalan mekanisme irisan, diambil 8% dari kapasitas tarik
yang diatur menjadi urutan hieraskis pelat padat, ditentukan oleh ketegangan-
mode kegagalan. Modus kegagalan ulet kalibrasi model model kompresi untuk
digolongkan sebagai modus yang lebih kedua beban kumulatif berkelanjutan
diinginkan daripada mode kegagalan dan energi yang diserap dengan
rapuh dan disusun terlebih dahulu. histeresis loop dari pengujian dengan
Tabel ini dapat menjadi asisten desain Driver et al. 1998.
yang efektif untuk memeriksa setiap
anggota dalam sistem dinding geser
pelat baja. Astaneh-asl(2001)
merekomendasikan penggunaan
persamaan yang menggambarkan
prilaku pelat griders (AISC 1999) untuk
desain pelat baja dinding geser lentur

2.2.2. Laporan Kulak et al. (2001)


Kulak et al.(2001) disajikan
ikhtisar dinding geser pelat baja Gambar 2.1-Hysteresis Model(Mimura
penelitian yang dilakukan hingga saat and Akiyama 1977)
ini. Sebuah desain contoh hipotesis
gedung berlantai delapan di Vancouver,
Kanada, dengan menggunakan dinding
geser pelat baja sebagai sistem penahan
beban lateral, juga disajikan. Desain
awal dilakukan dengan menggunakan
penjepit suara metode dan desain rinci
dilakukan dengan menggunakan model
strip(Thoburn et al. 1983). Begitu
anggota ukuran, analisis getaran bebas
dilakukan di bi-directional hanya Gambar 2.2-Strip Model (Thorburn et al
tegangan-model strip, dari mana dasar 1983)
frekuensi alam dinding bertekad untuk
menjadi 1,65s. Sebuah analisis spektrum
respons juga dilakukan untuk
memperkirakan efek getaran mode yang
lebih tinggi pada distribusi gaya lateral
atas gedung tinggi. Analisis menentukan
bahwa drift rasio karena beban angin

3
Gambar 2.3-One-Storey Test Specimen Gambar 2.6- One-Storey Test Specimens
(Timler and Kulak 1983) (Lubell 1997)

Gambar 2.4-Hysteresis Model


proposed by Tromposch and Kulak
(1987)

Gambar 2.7- One-Storey Test Specimens,


SPSW4 (Lubell 1997)

Gambar 2.5- Four-Storey Test Specimen


(Driver et al 1997; 1998)

4
BAB III Peraturan yang digunakan dalam
METODOLOGI perencanaan adalah :
a. SNI 03 1729 2002 tentang Tata
Cara Perencanaan Struktur Baja
3.1 Flowchart Metodologi Untuk Bangunan Gedung
b. Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung (PPIUG) 1983.
c. SNI 03 1726 2002 tentang Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Bangunan Gedung.
d. Untuk check / kontrol dimensi
digunakan SNI

3.2.2. Pre Eliminary Design


Pertama-tama direncanakan lebih
dahulu sebuah bangunan gedung typical
dengan dimensi bangunan 30 18 m
(jarak bentang 6 m) dan 8 lantai dengan
tinggi bangunan 40 m (tinggi antar lantai
4 m), untuk kemudian dianalisa perilaku
dan kapasitas geser pada sambungannya.
Gedung yang didesain terletak di daerah
rawan gempa dengan mengambil Zona
Gempa 6 berdasarkan SNI-03-1726-2002. Balok induk
Balok anak

6.0 m

18.0 m 6.0 m

6.0 m

6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m


30.0 m

Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Gambar 3.2 Denah struktur bangunan baja
tanpa dinding geser
Balok induk

3.2 Penjelasan Flowchart SPSW


Balok anak

3.2.1. Studi Literatur


6.0 m

Tahap ini mempelajari literatur


yang berkaitan dan relevan dengan 18.0 6.0 m

masalah penelitian yang diambil,


SPSW

terutama yang berkaitan dengan metode-


metode analisis yang digunakan. Sumber- 6.0 m

sumber referensi ini dapat berupa buku,


jurnal, ataupun data yang didapat lewat
6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m
30.0 m

internet.
Gambar 3.3 Denah struktur bangunan baja
dengan dinding geser

5
+ 40.00
+ 40.00
4.0 m
4.0 m
+ 36.00
+ 36.00
4.0 m
4.0 m
+32.00
+32.00
4.0 m
4.0 m

+ 28.00 + 28.00

4.0 m
4.0 m

+ 24.00 + 24.00
4.0 m 4.0 m

+ 20.00 40.0 m + 20.00 40.0 m

4.0m 4.0m

+ 16.00 + 16.00
4.0m 4.0m
+ 12.00 + 12.00
4.0m 4.0m
+ 8.00 + 8.00
4.0m 4.0m
+ 4.00 + 4.00
4.0m
4.0m
0.00
6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 0.00
30.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m
30.0 m

Gambar 3.4 Potongan memanjang tanpa Gambar 3.6 Potongan memanjang dengan
dinding geser dinding geser

+ 40.00
+ 40.00
4.0 m
4.0 m

+ 36.00
+ 36.00

4.0 m 4.0 m

+32.00 +32.00
4.0 m 4.0 m

+ 28.00 + 28.00
4.0 m 4.0 m
+ 24.00 + 24.00
4.0 m 4.0 m
+ 20.00 40.0 m + 20.00 40.0 m
4.0 m 4.0 m
+ 16.00
+ 16.00
4.0 m
4.0 m
+ 12.00
+ 12.00
4.0 m
4.0 m
+ 8.00
+ 8.00
4.0 m
4.0 m
+ 4.00
+ 4.00
4.0 m

0.00 4.0 m
6.0 m 6.0 m 6.0 m
0.00
18.0 m 6.0 m 6.0 m 6.0 m
18.0 m

Gambar 3.5 Potongan melintang tanpa Gambar 3.7 Potongan melintang dengan
dinding geser dinding geser

6
di pihak angin = + 0,9 ;di belakang
angin = - 0,4

3.2.3.4. Beban Gempa (SNI03-1726-2002)


Beban gempa yang digunakan
adalah statik eqivalen yang sudah
disesuaikan dengan SNI 2002.
Gambar 3.8 Konfigurasi Dinding geser 4
bagian 3.2.3.5. Kombinasi Pembebanan
Peraturan pembebanan menggu
3.2.3. Beban pada Struktur nakan SNI 03 1729 - 2002 dengan
3.2.3.1. Beban Mati (PPIUG 1983 Bab 2 combinasi pembebanan sebagai
Beban mati terdiri atas : berikut :
1. Berat sendiri dari bahan - bahan COMBO 1 : 1,4 D
bangunan penting dan dari COMBO 2 : 1,2 D + 1,6 L
beberapa komponen gedung yang COMBO 3 : 1,2 D + 0,5 L + 1,3 W
harus ditinjau di dalam COMBO 4 : 1,2 D + 1 L + 1 E
menentukan beban mati dari suatu COMBO 5 : 0,9 D + 1 E
gedung, harus diambil menurut
Tabel 2.1 di mana :
2. Berat sendiri dari bahan bangunan D = Beban mati
dan dari komponen gedung yang L = Beban hidup
tidak tercantum dalamTabel 2.1 W = Beban angin
harus ditentukan tersendiri. E = Beban gempa

3.2.3.2. Beban Hidup (PPIUG 1983 -


Bab 3)
Beban hidup terdiri dari beban 3.2.4 Kinerja batas layan
yang diakibatkan oleh pemakaian Untuk memenuhi persyaratan
gedung dan tidak termasuk beban kinerja batas layan struktur gedung,
mati, beban konstruksi dan beban dalam segala hal simpangan antar-
akibat lingkungan (alam) seperti tingkat yang dihitung dari simpangan
beban angin, beban salju, beban struktur gedung menurut pasal 8.1
hujan, beban gempa atau beban SNI 03-1726-2002 tidak boleh
banjir. 0,03
melampaui kali tinggi tingkat
R
3.2.3.3. Beban Angin (PPIUG 1983 - yang bersangkutan atau 30 mm,
Bab 4) bergantung yang mana yang nilainya
Bangunan terletak ditepi laut terkecil. Dari tabel 3 SNI 03-
sehingga tekanan tiup diambil 1726-2002 untuk SRPMK baja R
minimum 40 kg/m2. = 8,5, untuk SRBE baja R = 8,5.

Koefisien angin untuk gedung


tertutup pada bidang-bidang luar,
koefisien angin (+ berarti tekanan
dan berarti isapan), adalah
sebagai berikut :
Dinding vertikal :

7
3.2.7 Analisa beban dorong statik
ekuivalen
Respon inelastis dan perhitungan
daktilitas struktur yang telah
direncanakan diatas dapat diketahui
dengan cara melakukan analisa beban
dorong statis dengan meletakkan
beban gempa ke pusat massa dalam
software SAP 2000 versi 14.
Gambar 3.9 Diagram beban
simpangan struktur gedung
3.2.8 Prbandingan
Setelah dilakukan analisa struktur
gedung open frame dan struktur
3.2.5 Analisa struktur gedung steel plate shear wall maka
Pada tahap ini dilakukan pemodelan dari dua analisa tersebut akan
dan analisa linier struktur dengan dibandingkan prilaku atau respon
menggunakan program SAP 2000 v.14 inelastik (drift ratio, gaya geser dasar,
berdasarkan preliminary dan simpangan atap)
pembebanan yang telah direncanakan.
Semua pembebanan harus dimasukan 3.2.9 Visualisasi (Gambar)
untuk menghasilkan gaya yang Hasil dari perencanaan dan
terbesar yang akan menghasilkan gaya penganalisaan akan dituangkan dalam
dalam yang terbesar, untuk minor bentuk output gambar dari SAP 2000
analisis menggunakan software abaqus versi 14 dan Abaqus versi 6.5.
versi 6.5 untuk mengetahui kekuatan
steel plate shear wall itu sendiri. 3.2.10. Kesimpulan
Dari studi dan analisa yang telah
3.2.6 Kontrol Dimensi dilakukan diatas maka akan
Pada tahap ini dilakukan kontrol disimpulkan keuntungan atau kerugian
dimensi, dimensi yang direncanakan menggunakan steel plate shear wall
berdasarkan gaya dalam yang terjadi
hasil dari permodelan dan
penganalisaan yang dilakukan dengan
bantuan program SAP 2000 v.14
berdasarkan preliminary dan
pembebanan yang telah direncanakan.
Pada tahap pengontrolan ini dilakukan
supaya dimensi yang telah kita
rencanakan atau asumsi sudah sesuai
peraturan serta drift yang terjadi pada
model struktur kita sesuai batasan
(SNI 2002). Bila telah memenuhi
persyaratan, maka dapat diteruskan ke
tahap pendetailan dan apabila tidak
memenuhi persyaratan, maka
dilakukan re-design.

8
BAB IV Total beban finishing = 128 kg/m2
PERENCANAAN STRUKTUR Beban Hidup
SEKUNDER Beban Hidup = 250 kg/m2

4.1 Pelat Atap Beban superimposed/berguna


4.1.1 Data Perencanaan Pelat Atap : = beban hidup + finishing
a. Beban Superimposed (Berguna) = 250 kg/m2 + 128 kg/m2 = 378 kg/m2
Beban finishing :
- aspal t = 2 cm = 2.14 kg/m2 = 28 Berdasarkan tabel perencanaan praktis :
kg/m2 - bentang (span) = 3 m
- rangka + plafond= (11+7)kg/m2=18 - tebal pelat beton = 10 cm
kg/m2 - tulangan negatif = 3.25 cm2/m
- ducting AC + pipa = 40 - direncanakan memakai tulangan =10
kg/m2 + mm
Total beban finishing = 86 kg/m2 (As = 0,7854 cm2)
- yang diperlukan tiap 1 m
Beban Hidup 3,25
Beban Hidup = 100 kg/m2 N= = 4,14 buah 5 buah
0,7854
Beban superimposed/berguna = 100 kg/m2 + 100
86 kg/m2 = 186 kg/m2 Jarak antar tulangan = = 20 cm
5
Berdasarkan tabel perencanaan praktis : Jadi dipasang tulangan negatif 10
- bentang (span) = 3m 200
- tebal pelat beton = 10 cm
- tulangan negatif = 3.25 cm2/m b. Beban Mati
- direncanakan memakai tulangan dengan Berat pelat bondek = 10,1 kg/m2
= Berat beton=0,1x2400 = 240 kg/m2
10 mm qD = 250,1 kg/m2
(As = 0,7854 cm2) 4.3. Perencanaan Balok Anak
- banyaknya tulangan yang diperlukan Menggunakan profil WF 300x200x8x12 ,
tiap 1 m
3,25 dengan data sebagai berikut :
N= = 4,14 buah 5 buah
0,7854 A = 72,38 cm2 ix = 12,5 cm r
100 = 18 mm
Jarak antar tulangan = =20 cm W = 56,8 kg/m tw = 8 mm Zx = 823 cm3
5
Jadi dipasang tulangan negatif 10 d = 294 mm tf = 12 mm
200 Sx = 771 cm3
bf = 200 mmIx = 11300 cm4
b. Beban Mati Iy = 1600 cm4
Berat pelat bondek = 10,1 kg/m2 iy = 4,71 cm h = d2(tf + r )
Berat beton = 0,1 x 2400 = 240 kg/m2 = 2942(12+18) = 234 mm
+
qD = 250,1 kg/m2 BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2
fu = 4100 kg/cm2
4.2 Pelat Lantai
fr = 700 kg/cm2
4.2.1 Data Perencanaan Pelat Lantai
a. Beban Superimposed (Berguna) Beton : fc= 300 kg/cm2
fL = fy fr = 3000 700 = 2300 kg/cm2
Beban finishing :
Panjang balok anak (L) = 6000 mm = 6 m
- Spesi Lantai

9
Pembebanan : Jadi, Lb < Lp bentang pendek,
Beban mati kuat nominal komponen struktur adalah :
- berat pelat bondex = 10,1 kg/m2 . 3 m
Mp = Fy x Zx = 2500 kg/cm2 x 823 cm3
= 30,3 kg/m
= 202570 kgcm
- berat sendiri pelat beton
Mu < Mn
= 0,1 m.2400kg/m3.3m = 720 kg/m
10194,17 kgcm < 1851750 kgcmOK
- berat sendiri profil WF = 56,8 kg/m+
= 807,1 kg/m
Kontrol Kuat Geser
- berat ikatan :10 %.807,1 kg/m h 1100
= 80,71 kg/m+ 29,25 < 69,57...OK
qD = 887,81 kg/m tw fy
Vn 0,6. fy. Aw = 35280 kg
Beban hidup ( Tabel 3.1. PPI 1983 )
Syarat : Vn Vu
qL = 3 m x 250 kg/m2 = 750 kg/m
0,9. 35280 kg 6796,12 kg
31752 kg 6796,12 kg...OK
Beban berfaktor = qU
= (1.2 x qD) + (1.6 x qL)
= (1.2 x 887,81 ) + (1.6 x 750)
= 2265,37 kg/m

Momen yang terjadi :


1
Mu = x qU x L2 = 10194,17 kg.m
8

Geser yang terjadi :


1
Vu = x qU x L = 6796,12 kg
2

Kontrol Lendutan
Lendutan ijin :
L 600
f '= = = 1.67 cm
360 360
5.qu .l 4
ymaks = 0.58 cm < f ' ...OK
384.E.Ix

Kontrol Kekuatan Penampang (Local


Buckling)

Untuk Sayap Untuk Badan

bf 170 h 1680

2tf fy tw fy
8,33 < 10,752.......OK 29,25 <
106,25...OK

Kontrol Lateral Buckling


Jarak Penahan Lateral Lb = 100 cm
Lp = 234,465 cm, Lr = 742,890 cm

10
BAB V
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA 5.3.2 Perhitungan Beban Hidup
Tabel 5.4 Daftar Beban Hidup
Deskripsi Beban hidup
5.1 Pembebanan Struktur Utama
Perhitungan pembebanan dilakukan 1.Lantai Perkantoran 250 kg/m2
2.Atap 100 kg/m2
untuk mengetahui distribusi beban-beban
yang bekerja, sehingga dapat diketahui gaya- 5.3.3 Perhitungan Beban Gempa
gaya dalam yang bekerja pada struktur. a). Wilayah Gempa : Zone 6

5.2 Pembebanan Gravitasi b). Jenis tanah : Tanah Lunak


5.2.1 Berat bangunan c). Percepatan gravitasi : 9.81 m/dt2
Ringkasan berat bangunan dinyatakan
dalam Tabel 5.1 berikut ini : d). Faktor kepentingan (I) : 1 (kantor)
Tabel 5.1 Berat struktur per lantai e). Faktor reduksi gempa (R) : 8.5(SRPMK)
Lantai Tinggi (m) Berat Lantai (kg)
10 40 184743.6
9 36 305043.6 Tabel 5.5 Gaya gempa tiap lantai
8 32 305043.6
7 28 307962
6 24 307962
5 20 307962
4 16 317446.8
3 12 317446.8
2 8 317446.8
1 4 317446.8
2988504

Jadi berat total bangunan = 2988504 kg


5.3 Pembebanan h h. Kontrol Analisa T Rayleigh akibat
5.3.1 Perhitungan Beban Mati gempa arah sumbu X dan Y
Tabel 5.2 Daftar Beban Mati Besarnya T yang dihitung sebelumnya
dengan rumus empiris harus dibandingkan
dengan Trayleigh , dengan rumus :
n

Wi.di
i 1
2

T1 6,3 n
g Fi.di
i 1

5.3.1.1 Berat Sendiri Profil Baja (Self


Weight)
Tabel 5.3 Daftar Profil Baja Terpakai

11
Tabel 5.8 Gaya gempa tiap lantai
Tabel 5.6 Analisa T rayleigh akibat gempa arah menggunakan T = 1,723
sumbu X

i. Kontrol Drift
Kinerja batas layan (s) struktur
80998537 = 1.389 gedung ditentukan oleh simpangan antar
Trayleight(x) 6,3
981 1696761 tingkat akibat pengaruhgempa rencana,
detik yaitu untuk membatasi terjadinya
pelelehan baja dan peretakan beton yang
berlebihan, disamping untuk mencegah
Tabel 5.7 Analisa T rayleigh akibat gempa arah kerusakan non struktural dan
sumbu Y ketidaknyamanan penghuni. Simpangan
antar tingkat ini harus dihitung dari
simpangan struktur gedung akibat
pengaruh gempa nominal yang sudah
dikali faktor skala.
Menurut SNI 1726 pasal 8.1.2 tidak
boleh melampaui :
0,03
s < hi atau 30 mm (yang
R
terkecil)
0,03
s< x4000 14,12 mm atau 30 mm
8,5
191684865
Trayleight(y) 6,3 1.723 Kinerja batas ultimatum (m)
981 2610007
struktur gedung ditentukan oleh
T empiris < Trayleight(x,y) simpangan antar tingkat maksimum
1.163 < 1.389 dan 1.723.OK struktur gedung diambang keruntuhan,
yaitu untuk untuk membatasi
kemungkinan terjadinya keruntuhan
Perhitungan nya menjadi : struktur yang dapat menimbulkkan
korban jiwa. Simpangan (s) dan
T1 = 1,723 detik simpangan antar tingkat (m) harus
0,95
dihitung dari simpangan struktur gedung
0,95
C1 0,55 akibat pembebanan gempa nominal,
T1 1,723
dikali dengan suatu faktor pengali.
0,63x1 Faktor pengali berdasarkan ketentuan
Vx x 2988504 224167,29kg
8,5

12
SNI 1726 pasal 8.2.1 untuk gedung
beraturan:
0,7 R
0,7 x8.5 5,95
m = x s = 5,95 s

Untuk memenuhi persyaratan kinerja


batas ultimate struktur gedung, dalam
segala hal simpangan antar struktur
gedung menurut SNI 1726 pasal 8.2.2
tidak boleh melampaui :
0,02 x hi = 0,02 x 4000 = 80 mm untuk
lantai dengan hi = 4,00 m Gambar 5.2 gambar displacement open frame
biasa tanpa SPSW arah sumbu x
Tabel 5.9. Kontrol kinerja batas layan dan
kinerja batas ultimate arah sumbu
X open frame tanpa SPSW

Gambar 5.3 gambar displacement dengan SPSW


arah sumbu x

Tabel 5.11 Kontrol kinerja batas layan dan


Tabel 5.10. Kontrol kinerja batas layan dan
kinerja batas ultimate arah sumbu Y
kinerja batas ultimate arah sumbu open frame tanpa SPSW
X dengan SPSW

13
Tabel 5.12 Kontrol kinerja batas layan dan
kinerja batas ultimate arah sumbu Y J. Verifikasi otomatis semua frame (balok
setelah menggunakan SPSW kolom) dengan SAP

Gambar 5.6 Gambar verifikasi otomatis check


SAP 2000

Gambar 5.4 Gambar displacement open frame


biasa tanpa SPSW arah sumbu y

Gambar 5.5 Gambar displacement open frame


biasa tanpa SPSW arah sumbu y

14
BAB VI
ANALISA SPSW DENGAN ABAQUS 6.7

6.1. PRE PROCESSING


Pemodelan geometrik struktur dengan
bentuk yang diinginkan, beserta input data-data
seperti jenis material yang digunakan, pola
beban, rekatan antar elemen, jenis perletakan,
dan messing element. Adapun step-step dari Gambar6.3 Tahap Penggambaran plat
abaqus dalam pemodelan yaitu:

6.1.1. Parts
Step ini merupakan penggambaran bentuk
awal dari geometrik struktur dengan
menggunakan titik-titik koordinat dalam
penggambaran untuk masing-masing
element struktur
Gambar 6.4 Gambar profil king cross

Gambar 6.5 Gambar profil WF


Gambar6.1 Tahap Penggambaran profil king
cross

Gambar 6.6 Gambar meshing profil king-cross

Gambar6.2 Tahap Penggambaran profil WF

15
6.1.2. Materials
Step ini merupakan penentuan jenis material
6.1.3. Assembly
yang digunakan untuk masing-masing Merupakan penggabungan dari element-
element. Dengan mengisi mass density, element yang telah dibuat menjadi satu
elastisitas material, dan plastisitas material. kesatuan. Dalam langkah ini dibagi beberapa
Density menu : Mass density untuk baja= langkah diantaranya instances (memanggil
6850 kg/cm = 7.7008E-005 N/mm part-part untuk dibentuk dalam satu
Elastis menu : Modulus young baja 200000 kesatuan), steps (pendefinisian element),
Mpa dengan poison ratio 0.3 constrain (input lekatan antar element), loads
Plastis menu : Yield stress (250,251,410); (input beban yang ada), dab BCs (input

Plastis Strain (0,0.0188,0.1988) perletakan)

Gambar 6.7. Gambar kurva tegangan-


regangan

Gambar 6.9. Assembly

Gambar 6.8. Input materials


Gambar 6.10. Gambar gaya-gaya dan reaksi
perletakan untuk SPSW

16
6.2. PROCESSING permintaan output yang dapat digunakan dalam
Dalam hal ini abaqus mampu menganalisa
setiap langkah.
linear analisis dan non-linear analisis pada finite
element dengan ratusan parameter dalam banyak
Konvergensi
iterasi. Pemecahan analisa non linear dalam
Dalam hal ini abaqus mempertimbangkan
abaqus terdapat beberapa tahap yaitu:
gaya eksternal (P) dan gaya Internal (I) pada
Kombinasi dan berulang prosedur tambahan;
tubuh element. Beban internal bekerja pada
Menggunakan metode newton untuk
memecahkan persamaan non linear sebuah nodal disebabkan oleh tegangan dalam
Menentukan konvergensi; element-element yang melekat pada nodal itu)
Menentukan beban sebagai fungsi waktu, dan
Bertahap memilih waktu yang tepat secara
otomatis.

Gambar 6.12. Gambar pemodelan beban


internal dan eksternal

6.3. POST PROCESSING


Merupakan tahap hasil dari pemodelan
Gambar 6.11. Gambar Kurva perpindahan beban
struktur
non-linear

Tujuan analisis adalah untuk menentukan


respon ini. Dalam non linear analisis solusi tidak
dapat dihitung dengan menyelesaikan system
persamaan linear tunggal, seperti yang akan
dilakukan dalam masalah linear. Sebaliknya,
solusi ditemukan dengan menetapkan loading
sebagai fungsi dari waktu sehingga respon non
linear dapat dipeoleh ketika melakukan iterasi.
Gambar 6.13. Gambar visualisasi SPSW
Langkah kenaikan dan iterasi
pada abaqus
Pada dasarnya simulasi terdiri dari 1 atau
banyak langkah. Pendefenisian proses kerja
umumnya terdiri dari prosedur analisis,
pembebanan dan permintaan output. Beban yang
berbeda, kondisi batas, analisis prosedur, dan

17
twL Balok anak
1 WF 300x200x8x12
Tan4 = 2 Ac
Balok Induk Eksterior :
1 h3
1 twH Untuk lantai 1 s/d 10
Ab 360 IcL WF 500x200x10x16

Balok Induk Interior :


Tan 4
= Untuk lantai 1 s/d 10
WF 500x200x9x14
0.6 x 400
1
2 x 268.8 Kolom :
1 200 3 a. Lantai 1 s/d 4 :
1 0.6 x 200 K 700x300x13x24
114.2 360 x187 x 400 b. Lantai 5 s/d 7 :
K 600x200x11x17
c. Lantai 8 s/d 10 :
= 36.8 K 400x200x8x13

Balok lantai 1-4


1. Open Frame
Mu max = 4,796,210.00 Kgcm
Vu (-) = 19,421.32Kg
2. SPSW
Mu max = 2,824,594.00 Kgcm
Vu (-) = 13,652.30 Kg

Balok lantai 5-10


1. Open Frame
Mu max = 4,200,607.00 Kgcm
Vu (-) = 17,374.89Kg
2. SPSW
Mu max = 2,543,794.00 Kgcm
Vu (-) = 12,673.20 Kg

Gambar 6.14. Gambar visualisasi SPSW Tabel 8.1 Gaya dalam yang terjadi pada
struktur saat Open Fram tanpa
pada abaqus pengaku, dan setelah
menggunakan SPSW
Open Frame SPSW
BAB VII Balok seg. bawah
KESIMPULAN DAN SARAN Mu max( kgcm ) 4,796,210 2,824,594
Vu max (kg) 19,421.32 13,652

7.1. Kesimpulan
Balok seg. Atas
Mu max( kgcm ) 4,200,607 2,543,794
Dimensi Profil ; Vu max (kg) 17,374.89 12,673
Dari hasil perhitungan dan analisis
yang telah dilakukan pada struktur Dari data Mu max dan Vu yang ada di
gedung, didapatkan hasil sebagai atas, saat Struktur menggunakan SPSW
berikut : berkurang 1,7 kali terhadap terhadap
struktur saat Open frame. Hal ini
SPSW : memberikan gambaran bahwa suatu
Plat baja BJ 37 dengan tebal 6 mm struktur yang deberi SPSW, lebih
bermaanfaat pada struktur berlantai 10.
Sehingga dari momen yang mengalami
pengurangan tersebut,dimensi Balok dapat

18
dikurangi lagi hingga kondisi se optimum
mungkin.

Pengaruh gaya gempa yang terjadi


terhadap struktur Open Frame,dan SPSW
dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 7.1 Kinerja Batas Layan (s)

Dari grafik terlihat Drift yang sangat


besar terjadi saat Open Frame (s= 383.78
mm),setelah SPSW menjadi s= 81.038
mm. Pengecilan drift 4.7 kali ini
menunjukkan momen yang diterima oleh
kolom dan balok akan mengecil pula.

7.2 Saran
Perlu dilakukan analisa struktur
gedung penuh dan penggunaan beban cyclic
menggunakan software abaqus untuk
menganalisa perilaku SPSW dengan
sempurna.

19

Anda mungkin juga menyukai