Anda di halaman 1dari 33

Laporan Penelitian

Perbandingan Perancangan Struktur


Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Perkembangan peradaban masyarakat telah memacu peningkatan kebutuhan dan

keinginan baik dalam jumlah, variasi jenis, dan tingkat mutu. Perkembangan ini

menimbulkan tantangan untuk dapat memenuhi keinginan tersebut dengan cara

meningkatkan kemampuan menyediakan dan menghasilkan. Seperti yang telah

diketahui bahwa bangunan dengan bentang panjang tentu memerlukan perencanaan

yang efisiensi dalam penggunaan material.

Dalam tugas akhir ini dibahas tentang perbandingan perancangan struktur

rangka pada rangka atap tipe polynesian dan tipe gambrel. Kedua tipe ini memiliki

bentuk yang mirip pada kemiringan atapnya. Terdapat dua sudut kemiringan pada kedua

tipe rangka atap ini. Kedua tipe ini termasuk dalam bentuk plane truss. Data teknis

perencanaan yang dipakai dalam tugas akhir sama, hanya saja untuk penggunaan jenis

profil baja yang disesuaikan agar memenuhi ketentuan perencanaan sesuai dengan tipe

dan sudut kemiringannya.

Material baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan dan

daktilitasnya. Jadi tidak mengherankan jika di setiap proyek-proyek konstruksi

bangunan (jembatan atau gedung) maka baja selalu ditemukan, meskipun tentu saja

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-1

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

volumenya tidak harus mendominasi. Tinjauan dari segi kekuatan, kekakuan dan

daktilitas sangat cocok dipakai mengevaluasi struktur yang diberi pembebanan. Tetapi

perlu diingat bahwa selain kondisi tadi akan ada pengaruh lingkungan yang

mempengaruhi kelangsungan hidup struktur bangunannya. Jadi pada suatu kondisi

tertentu, suatu bangunan bahkan dapat mengalami kerusakan meskipun tanpa diberikan

beban sekalipun (belum berfungsi). Jadi ketahanan bahan material konstruksi terhadap

lingkungan sekitarnya adalah penting untuk diketahui agar dapat diantisipasi baik.

Bangunan bentang panjang merupakan bangunan yang memungkinkan

penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan

bentang lebar biasanya digolongkan secara umum menjadi 2 yaitu bentang lebar

sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa

konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan

teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang

panjang kompleks merupakan bentuk struktur bentang panjang yang melakukan

modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap

beberapa sistem struktur bentang panjang. Sistem rangka bidang atau plane truss sangat

cocok untuk desain struktur dengan bentang yang panjang, terbuka dan dengan sedikit

kolom. Selain itu dalam segi estetika, desain dengan menggunakan sistem rangka

batang bidang atau plane truss memiliki artistik dan keindahan yang tinggi. Dari segi

ekonomi, sistem rangka batang atau plane truss untuk bentang panjang akan lebih

ekonomis.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-2

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

2.2. Material Baja

2.2.1 Profil Baja

Sejarah profil baja struktur tidak terlepas dari perkembangan rancangan struktur

di Amerika Serikat yang kemudian diikuti oleh negara lain. Bentuk profil yang pertama

kali dibuat di Amerika Serikat adalah besi siku pada tahun 1819. Baja I pertama kali

dibuat di AS pada tahun 1884 dan struktur rangka yang pertama (Home Insurance

Company Builing of Chicago) dibangun pada tahun yang sama. William LeBaron Jenny

adalah orang pertama yang merancang gedung pencakar langit dimana sebelumnya

gedung dibangun dengan dinding batu.

Untuk dinding luar dari gedung 10 lantai Jenny menggunakan kolom cast iron

dibungkus batu. Balok lantai 1 s.d. 6 terbuat dari wrought iron, dan untuk lantai

diatasnya digunakan balok baja struktur. Gedung yang seluruh rangkanya dibuat dari

baja struktur adalah Gedung Rand-McNally kedua di Chicago dan selesai dibangun

pada tahun 1890.

Menara Eiffel yang dibangun pada tahun 1889 dengan tinggi 985 ft dibuat dari

wrought iron dan dilengkapi dengan elevator mekanik. Penggabungan konsep mesin

elevator dan ide dari Jenny membuat perkembangan konstruksi gedung tinggi

meningkat hingga sekarang.Sejak itu berbagai produsen baja membuat bentuk profil

berikut katalog yang menyediakan dimensi, berat dan properti penampang lainnya.

Pada tahun 1896, Association of American Steel Manufacturers (sekarang

American Iron and Steel Institute, AISI) membuat bentuk standar. Sekarang ini profil

struktur baja telah distandarisasi, meskipun dimensi eksaknya agak berbeda sedikit

tergantung produsennya. Baja stuktur dapat dibuat menjadi berbagai bentuk dan ukuran

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-3

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

tanpa banyak merubah sifat fisiknya. Pada umumnya yang diinginkan dari suatu elemen

adalah momen inersia yang besar selain luasnya. Termasuk didalamnya adalah bentuk I,

T, dan C.

Pada umumnya profil baja dinamai berdasarkan bentuk penampangnya.

Misalnya siku, T, Z, dan pelat. Perlu kiranya dibedakan antara balok standar Amerika

(balok S) dan balok wide-flange (balok W atau IWF) karena keduanya mempunyai

bentuk I. Sisi dalam dan luar dari flens profil W hampir sejajar dengan kemiringan

maksimum 1:20.

Data profil secara lengkap dapat dilihat dalam peraturan AISC LRFD. Dimensi

diberikan dalam bentuk desimal (diperlukan oleh perancang teknik) dan juga sampai

dengan 1/16 in (digunakan oleh juru gambar). Data lain yang diberikan dalam manual

AISC-LRFD adalah luas penampang, momen inersia, jari-jari girasi, dll. Tentu saja

dalam proses manufaktur baja akan terjadi variasi sehingga besaran penampang yang

ada tidak sepenuhnya sesuai dengan yang tersedia dalam tabel manual tersebut. Untuk

mengatasi variasi tersebut, toleransi maksimum telah ditentukan dalam peraturan.

Sebagai konsekuensi dari toleransi tersebut, perhitungan tegangan dapat dilakukan

berdasarkan properti penampang yang diberikan dalam tabel. Dari tahun ke tahun terjadi

perubahan dalam penampang baja. Hal ini disebabkan tidak cukup banyaknya

permintaan baja profil tertentu, atau sebagai akibat dari perkembangan profil yang lebih

efisien, dll.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-4

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

2.3. Definisi Struktur Bentang Panjang / Lebar

Struktur bentang lebar adalah suatu struktur yang diciptakan untuk bangunan

yang memiliki bentangan yang sangat lebar atau luas, dengan pemanfaatan ruang secara

maksimal (dapat berupa pentiadaan kolom di tengahnya). Jenis-jenis struktur bentang

lebar pun sangat beragam. Beberapa diantaranya adalah Struktur Portal, Struktur Kabel,

Struktur Membran, Struktur Cangkang, Struktur Rangka Ruang, Struktur Pneumatik

(Balon). Bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang

melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan

terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar. Tingkat kerumitan, masalah dan teknik

pemecahan masalah dalam bangunan bentang lebar, dan struktur yang digunakan pada

bangunan bentang lebar. Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang

berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi

pada struktur tersebut.

Sedangkan yang dimaksut dengan bangunan bentang lebar adalah bangunan

yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang

mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secara umum menjadi 2 yaitu

bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti

bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan

berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.

Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang

melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan

terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-5

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Bentangan merupakan suatu jarak antara 2 tumpuan sebagai penyangga beban

yang harus ditumpu dan disalurkan ke pondasi sebagai tempat pendukung akhir suatu

bangunan. Bentangan ini mempunyai kriteria pembagian bentangan :

a. Bentang pendek, jika jarak tumpuan kurang dari 10 m.

b. Bentang sedang, jika bentangan sesudah mencapai jarak antara 10 – 20 m.

c. Bentang panjang/lebar, jika bentangan sudah mencapai jarak lebih dari 20 m.

Biasanya bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan – kegiatan yang

membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga

berupa gedung stadion, pertunjukkan berupa gedung pertunjukkan, audiotorium dan

kegiatan pameran atau gedung exhibition. Struktur bentang lebar, memiliki tingkat

kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh

gaya yang terjadi pada struktur tersebut dan beberapa hal lain yang akan di bahas di

masing – masing. Secara umum, gaya dan macam struktur bentang.

2.4. Kelebihan dan Kelemahan dari Bentang Panjang / Lebar

2.4.1 Kelebihan – kelebihan dari Plane Truss Bentang Panjang

Kelebihan – kelebihan dari plane truss/bentang panjang, antara lain sebagai

berikut :

a. Ringan, efisien secara struktural dan penggunaan material optimal

b. Mudah dibentuk, dibuat dipabrik dengan jumlah banyak, sehingga lebih murah,

bentuk dan ukuran sesuai standard dapat dengan mudah dirakit di tempat oleh

pekerja semi – skilled.

c. Komponennya kecil – kecil sehingga mudah dibawa dan ditransportasikan.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-6

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

d. Bentuknya elegan dan ekonomis untuk struktur terbuka yang bebas kolom.

2.4.2 Kelemahan – kelemahan dari Plane Truss Bentang Panjang

Kelemahan – kelemahan dari plane frame/bentang panjang, antara lain sebagai

berikut :

a. Kerangka atap baja tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya

yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup pafon.

b. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur

terdapat kesalahan dalam perhitungan maka akan menyebabkan bagian struktur

lainnya menjadi kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa terjadi

secara keseluruhan (biasanya perhitungan strukturnya langsung dilakukan oleh

structural engineer dari aplikatornya)

c. Rangka atap baja tidak sefleksibel kayu dapat dipotong dan dibentuk berbagai

profil.

2.5. Sistem Rangka Batang 2 Dimensi (Plane Truss Sistem)

Struktur terbentuk dari elemen – elemen batang lurus (lazimnya prismatis) yang

dirangkai dalam bidang datar, dengan sambungan antar ujung – ujung batang

diasumsikan “sendi sempurna”. Beban luar yang bekerja harus berada di titk – titik

buhul (titik sambungan) dengan arah sembarangan namun harus sebidang dengan

bidang tersebut. Posisi tumpuan, yang dapat berupa sendi atau rol, juga harus berada

pada titik – titik buhul. Berdasarkan pertimbangan stabilitas struktur, bentuk dasar dari

rangkaian batang – batang tersebut umumnya adalah berupa bentuk segitiga. Apabila

semua persyaratan tersebut dipenuhi maka dapat dijamin bahwa semua elemen – elemen

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-7

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

pembentuk sistem rangka batang 3 dimensi (plane truss system) tersebut hanya akan

mengalami gaya aksial desak atau tarik. Berbagai contoh struktur di lapangan yang

dapat diidealisasikan menjadi sistem rangka batang 2 dimensi antara lain adalah :

struktur kuda – kuda, penyangga atap bangunan dan struktur jembatan rangka.

Contoh bentuk – bentuk truss :

Gambar 2.1 Macam – macam rangka batang

Sumber : www.google.com

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-8

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Gambar 2.2 Macam – macam rangka batang

Sumber : www.google.com

2.6. Sistem Portal 2 Dimensi (Plane Truss Sistem)

Struktur terbentuk dari elemen – elemen batang lurus (lazimnya prismatis) yang

dirangkai dalam bidang datar, dengan sambungan antar ujung – ujung batang

diasumsikan “kaku sempurna” namun dapat berpindah tempat dalam bidang strukturnya

dan dapat berputar dengan sumbu putar yang tegak lurus bidang struktur tersebut.

Beban luar yang bekerja boleh berada di titik – titik buhu maupun pada titik –

titik disepanjang batang dengan arah sembarang namun harus sebidang dengan bidang

struktur tersebut. Posisi tumpuan, yang dapat berupa jepit, sendi, atau rol, juga harus

berada pada titik – titik buhul. Mengingat sambungan antar ujung – ujung batang adalah

kaku sempurna yang dapat menjamin stabilitas elemen, maka sistem 2 portal dimensi ini

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-9

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

meskipun lazimnya mendekati bentuk – bentuk segiempat, namun pada prinsipnya

boleh berbentuk sembarang dan tidak memerlukan bentuk dasar segitiga seperti halnya

ada sistem rangka batang 2 dimensi. Elemen – elemen pembentuk sistem portal 2

dimensi (plane truss system) tersebut akan dapat mengalami gaya – gaya dalam

(internal forces) berupa : gaya aksial (desak atau tarik), momen lentur (bending

moment), dan gaya geser. Berbagai contoh struktur di lapangan yang dapat

diidealisasikan menjadi sistem portal 2 dimensi (plane truss system) antara lain adalah:

struktur portal – portal gedung berlantai banyak, struktur portal bangunan – bangunan

industri/pabrik/gudang, dan jembatan – jembatan balok menerus statis tak tentu. Khusus

pada sistem balok menerus, apabila beban yang bekerja, didominasi oleh gaya – gaya

yang berarah tegak lurus sumbu batang, maka gaya aksial pada batang relative kecil

atau bahkan tidak terjadi, dan gaya – gaya dalam yang diperhitungkan dialami oleh

elemen hanya berupa momen lentur dan gaya geser saja

2.7. Struktur Atap

Sebelum membahas tentang struktur atap maka akan saya coba sedikit

menjelaskan beberapa hal yang berkaitan tentang struktur atap. Struktur atap pada

umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap, gording dan

rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri

dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam

fondasi melalui kolom dan atau balok.

Penutup atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup

seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-10

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

atau untuk keperluan perlindungan. Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah

rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka

batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan

sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi kuda–kuda terdiri

dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap

serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain.

Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh

yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami

perubahan.

Kemudian pengertian gording adalah balok induk yang bertugas menahan

elemen struktur yang berada di atasnya dan beban-beban yg bekerja di atas rangka atap.

Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada

proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang,

beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas

kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda.

Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan

dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda –

kuda sehingga bentuk kuda – kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang

tersedia. Bahan – bahan untuk gording terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil

WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan

sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerkan. Posisi sagrod

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-11

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada

gording.

2.8. Konsep Dasar Perencanaan LRFD (Load Resistance Factor Design)

Dua filososfi yang sering digunakan dalam perencanaan struktur baja adalah

perencanaan berdasarkan tegangan kerja/working stress design (Allowable Stress

Design/ASD) dan perencanaan kondisi batas/limit states design (Load and Resistance

Factor Design/LRFD). Dalam perencanaan struktur baja metode ASD telah digunakan

selama kurang lebih 100 tahun, dan dalam 20 tahun terakhir prinsip perencanaan

struktur baja mulai beralih ke metode LRFD berdasarkan konsep probabilitas yang jauh

lebih rasional. Untuk lebih memahami latar belakang pengembangan metode LRFD

dengan ilmu probabilitas, maka berikut akan sedikit dibahas mengenai prinsip – prinsip

dasar ilmu probabilitas. Dalam metode LRFD tidak diperlukan analisis probabilitas

secara penuh, kecuali untuk stuasi – situasi tidak umum yang tidak diatur dalam

peraturan.

Ada beberapa tingkatan dalam desain probabilitas. Metode Probabilitas Penuh

(Fully Probabilistic Method) merupakan tingkat III, dan merupakan cara analisis yang

paling kompleks. Metode Probabilitas Penuh memerlukan data – data tentang distribusi

probabilitas dari tiap – tiap variabel acak (seperti tahanan, beban, dan lain – lain) serta

korelasi antar variabel tersebut. Data – data ini biasanya tidak tersedia dalam jumlah

yang cukup sehingga metode Probabiitas Penuh ini jarang digunakan dalam praktek.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-12

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Tingkat II dalam desain probabilitas dinamakan metode First – Order Second

Moment (FSOM) yang menggunakan karakteristik statik yang lebih mudah dari

tahanan dan beban. Metode ini mengasumsikan bahwa beban Q dan tahanan R saling

bebas secara statistik.

Dalam perencanaan LRFD keadaan adalah kondisi struktur tidak boleh kurang

dari kekuatan yang dibutuhkan yang ditentukan berdasarkan kombinasi pembebanan

LRFD

Ru Rn ……………………………………………………………………………..2.1

Dimana :

Ru = kekuatan yang dibutuhkan (LRFD)

Rn = kekuatan nominal

= faktor ketahanan

Rn = kekuatan desain

2.9. Perencanaan gording

Dalam perencanaan gording yang pertama ditentukan adalah pembebanan.

Pembebanan pada gording terdiri dari beban mati, beban hidup dan beban angin. Untuk

beban mati terdiri dari beban atap dan berat sendiri gording. Kemudian beban mati dan

beban hidup menjadi beban tetap sedangkan beban tetap dan beban angin menjadi

beban sementara.

Beban mati ditentukan melalui penentuan dimensi gording, misalnya dimensi

gording a/b, kemudian tentukan berat beserta asesorisnya, misalnya berat atap c kg/m2.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-13

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Rubah berat atap dalam satuan kg/m2, menjadi kg/m. Jumlahkan dengan berat sendiri

balok gording yang telah dirubah dari satuan t/m3 menjadi kg/m. Tegangan akibat

beban permanen terjadi dari bebarapa sebab. Diantaranya tegangan yang terjadi akibat

beban mati, beban hidup dan tegangan akibat beban sementara.

Kemudian untuk beban angin dihitung melalui penentuan tekanan angin. Beban

angin dihitung menggunakan rumus: qa = x w x j = qa kg/m. Dimana adalah faktor

pengali dari sudut kemiringan atap.

2.10. Batang tekan

2.10.1 Pengertian batang tekan

Batang tekan merupakan batang dari suatu rangka batang atau elemen kolom

pada bangunan gedung yang menerima tekan searah panjang batang. Beban yang

cenderung membuat batang bertambah pendek akan menghasilkan tegangan tekan pada

batang tersebut. Pada rangka batang, umumnya batang tepi atas adalah batang tekan.

Struktur tekan terdapat pada bangunan – bangunan :

a. Jembatan rangka

b. Rangka kuda – kuda atap

c. Rangka menara/tower

d. Kolom pada portal bangunan gedung

e. Sayap tertekan pada balok I (portal,jembatan)

Perbedaan terpenting antara struktur tarik dan tekan adalah : pada struktur tarik,

beban tarik membuat batang tetap lurus pada sumbernya, sedangkan pada struktur

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-14

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

tekan, beban tekan cenderung membuat batang tertekuk sehingga bahaya tekuk harus

diperhatikan. Sedangkan pada struktur tarik, adanya lubang – lubang baut pada

sambungan akan mengurangi luas penampang yang memikul beban tarik tersebut,

sedangkan pada struktur tekan baut dianggap dapat mengisi lubang sehingga

penampang penuh (bruto) yang memikul beban tekan.

2.10.2 Hubungan antara Batas Kekuatan dan Batas Kestabilan

Kuat tekan komponen struktur yang memikul gaya tekan ditentukan berdasarkan

bahan dan geometri (bentuk) yang terdiri dari :

a. Bahan :

- Tegangan leleh (fy)

- Tegangan sisa (fr)

- Modulus elastisitas (E)

b. Geometri (bentuk) :

- Penampang

- Panjang komponen

- Kondisi ujung dan tumpuan

Dan yang dimaksud dengan kondisi batas (ultimate) adalah tercapainya batas

kekuatan dan tercapainya batas kestabilan. Sedangkan kondisi batas kestabilan atau

tekuk yang harus diperhitungkan adalah:

a. Tekuk lokal elemen plat (flens local buckling and web local buckling)

b. Tekuk lentur (flexure buckling)

c. Tekuk torsi lentur (flexure torsional buckling)

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-15

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Tercapainya batas kekuatan dan tekuk struktur adalah tercapainya analisis euler/elastic,

inelastic, dan leleh. Dan untuk tercapainya batas kekuatan dan tekuk lokal adalah

tercapainya batas kelangsingan elemen profil (b/ dan h/ )

Gambar 2.3 Tekuk lokal pada batang tekan

Sumber : Bramantyo, 2013

Gambar 2.4 Tekuk pada batang tekan

Sumber : Bramantyo, 2013

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-16

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

2.10.3 Tekuk dan Parameter Penting Batang Tekan

Parameter material, Fy dan Fu akan menentukan kuat batang tarik, tetapi pada

batang tekan hanya Fy yang penting, Fu tidak pernah tercapai. Selain material, maka

batang tekan juga dipengaruhi oleh parameter lain, yaitu konfigurasi bentuk fisik atau

geometri. Parameter geometri, terdiri dari : 1. Luas penampang (A), 2. Pengaruh bentuk

penampang terhadap kekakuan lentur (Imin), 3. Panjang batang dan kondisi pertambatan

atau tumpuan, yang diwakili oleh panjang efektif (KL). Ke tiganya dapat diringkas lagi

menjadi satu parameter tunggal, yaitu rasio kelangsingan batang (KL/rmin), dimana rmin =

√(Imin/A) adalah radius girasi pada arah tekuk.

Rasio kelangsingan batang menjadi parameter penting perencanaan, dan menjadi

indikator batas kinerja sekaligus perilakunya. Contoh, kolom pendek (tidak langsing)

kekuatannya ditentukan material. Adapun kolom langsing, kekuatan ditentukan oleh

beban kritis yang menyebabkan tekuk (buckling), tidak tergantung mutu material. Jadi

kolom dengan bahan material bermutu tinggi maka rasio kelangsingannya perlu

diperhatikan, agar efisien.

Fenomena tekuk tidak terdeteksi oleh analisa struktur elastis – linier, diperlukan

analisa non – linier. Keruntuhan tekuk bersifat mendadak, khususnya jenis bifurcation,

tanpa didahului oleh lendutan yang besar. Jadi perlu dihindari, secara visual tekuk dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu tekuk lokal pada elemen penampang, dan tekuk global

pada kolom atau batang tekan secara menyeluruh.

Jika elemen – elemen profil penampang relatif langsing dan panjang kolomnya

relatif pendek, dapat terjadi tekuk lokal. Sebaliknya, jika elemen – elemen profil

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-17

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

penampang reatif tebal dan batang kolomnya langsing maka akan terjadi tekuk global

yang sifatnya menyeluruh.

2.10.4 Panjang Tekuk dan Batas Kelangsingan

Komponen struktur dengan gaya aksial murni umumnya merupakan komponen

pada struktur segitiga (rangka - batang) atau merupakan komponen struktur dengan

kedua ujung sendi. Untuk kasus – kasus ini, faktor panjang tekuk ditentukan tidak

kurang dari panjang teoritisnya dari as – ke – as sambungan dengan komponen struktur

lainnya

Tabel 2.1 Perbandingan Nilai K

Sumber : SNI 1729 – 2002

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-18

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

2.11. Batang tarik

2.11.1 Pengertian batang tarik

Batang tarik didefinisikan sebagai batang-batang dari struktur yang dapat

menahan pembebanan tarik yang bekerja searah dengan sumbunya. Batang tarik disebut

juga komponen struktur yang memikul/mentransfer gaya tarik antara dua titik pada

struktur. Batang tarik mendukung tegangan tarik aksial akibat adanya gaya tarik pada

ujung – ujungnya.

Batang tarik umumnya terdapat pada struktur baja sebagai batang pada elemen

struktur penggantung, rangka batang (jembatan, atap dan menara). Selain itu, batang

tarik sering berupa batang sekunder seperti batang untuk pengaku sistem lantai rangka

batang atau untuk penumpu antara sistem dinding berusuk (bracing). Batang tarik dapat

berbentuk profil tunggal ataupun variasi bentuk dari susunan profil tunggal. Bentuk

penampang yang digunakan antara lain bulat, plat strip, plat persegi, baja siku dan siku

ganda, kanal dan kanal ganda, profil WF, H, I.

Gambar 2.5 Contoh bentuk batang tarik

Sumber : www.google.com

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-19

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

2.11.2 Pembatasan kelangsingan

Kekakuan batang tarik diperlukan untuk menjaga agar batang tidak terlalu

fleksibel. Batang tarik yang terlalu panjang akan memiliki lendutan yang sangat besar

akibat oleh berat batang itu sendiri. Batang akan bergetar jika menahan gaya-gaya

angin pada rangka terbuka atau saat batang harus menahan alat-alat yang bergetar.

Kriteria kekakuan didasarkan pada angka kelangsingan (slenderness ratio), dengan

melihat perbandingan L/r dari batang, di mana L=panjang batang dan r=jari-jari

kelembaman.

Untuk mengurangi problem yang terkait dengan lendutan besar dan vibrasi,

maka komponen struktur tarik harus memenuhi syarat kekakuan. Mengacu pada SNI

1729 – 2015 mengenai pembatasan kelangsingan berdasarkan Bab D1 disebutkan tidak

ada batas kelangsingan maksimum unuk komponen struktur dalam tarik. Namun

disarankan untuk komponen struktur yang dirancang berdasarkan tarik, rasio

kelangsingan L/r lebih baik tidak melebihi 300. Saran ini tidak berlaku pada batang

atau gantungan dalam gaya tarik.

2.11.3 Penampang efektif

Penggunaan luas Ag (luas penampang kotor) pada kondisi batas leleh dapat

digunakan mengingat kelelehan plat pada daerah berlubang akan diikuti oleh

redistribusi tegangan di sekitanya selama bahan masih cukup daktail (mampu

berdeformasi plastis cukup besar) sampai fraktur terjadi. Kondisi pasca leleh hanya

diijinkan terjadi pada daerah kecil/pendek disekitar sambungan, karena kelelehan pada

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-20

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

seluruh batang akan menimbulkan perpindahan relatif antara kedua ujung batang

secara berlebihan dan elemen tidak mampu lagi berfungsi.

Batas leleh pada sebagian besar batang, diperhitungkan sebagai penampang utuh

(Ag). Batas fraktur pada daerah pendek disekitar perlemahan diperhitungkan

penampang yang efektif (Ae). Tegangan tarik yang tidak merata pada daerah

sambungan karena adanya perubahan letak titik tangkap pada gaya P pada batang tarik

biasanya disebut shear lag.

Shear lag pada daerah sambungan terjadi perlemahan maka luas harus direduksi

dengan koefisien U. Perlubangan akibat sambungan yang mengakibatkan pengurangan

luas sehingga yang dipakai pada daerah ini adalah luas bersih (An). Shear lag pada

tengah bentang terjadi pada berat penampang, sedangkan untuk daerah sambungan

terjadi pada sisi luar penampang yang bersentuhan dengan elemen plat yang

disambung.

Koefisien reduksi penampang akibat shear lag pada bagian pat siku vertikal

memikul sebagian besar transfer dari baut. Setelah melewati daerah transisi, pada jarak

tertentu dari lokasi lubang baut, barulah seluruh luas penampang dapat dianggap

memikul tegangan tarik secara merata. Daerah penampang siku vertikal mungkin dapat

mencapai fraktur walaupun beban tarik P belum mencapai harga Ag .fy. Untuk

menganatisipasi hal ini, maka dalam kondisi batas fraktur digunakan luas penampang

efektif Ae, dengan rumus :

Apabila gaya tarik disaluarkan hanya oleh baut maka A= An = luas penampang

bersih terkecil antara potongan 1-3 dan potongan 1-2-3 U dihitung sesuai rumus diatas.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-21

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Dalam suatu potongan jumlah luas lubang tidak boeh melebihi 15% luas penampang

utuh.

Apabila gaya tarik disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen bukan plat,

atau oleh kombinasi las memanjang dan melintang. A = Ag, U dihitung menggunakan

rumus diatas. A luas penampang yang disambung las, kemudian U = 1 bila seluruh

ujung penampang di las. Gaya tarik disalurkan ke elemen plat oleh las memanjang

sepanjang kedua sisi bagian ujung elemen.

2.11.4 Perencanaan batang tarik

Penggunaan baja struktur yang paling efisien adalah sebagai batang tarik,

dimana sseluruh kekuatan batang dapat dimobilisasikan secara optimal hingga

mencapai keruntuhan. Suatu elemen direncanakan hanya memikul gaya tarik jika : -

kekuatan lenturnya dapat diabaikan, seperti pada kabel atau rod, - kondisi sambungan

dan pembebanan hanya menimbulkan gaya aksial pada elemen, seperti pada elemen

rangka batang.

Perencanaan batang tarik harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain ;

a. Kekuatan : ukuran yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga kekuatan yang

direncanakan lebih besar dari kekuatan tarik perlunya.

b. Pelayanan : struktur tidak diperbolehkan menunjukkan perilaku mengkhawatirkan

(melendut, bergetar, dll)

c. Sifat keliatan : sangat penting untuk perencanaan plastis (redistribusi tegangan)

d. Ketahanan : penting diperhatikan ketahanan terhadap suhu, cuaca, korosi dll.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-22

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Batang tarik biasanya terdapat pada struktur rangka atap, struktur rangka

jembatan, struktur jembatan gantung, pengikat gording dan penggantung balkon.

Sehingga perencanaan batang tarik memiliki beberapa kriteria diantaranya:

a. Kekuatannya memadai, yaitu kekuatan tarik rencana ( ) Kuat perlu (Nu),

kapasitas ( ) gaya tarik aksial terfaktor (Nu).

b. Kekuatan batang tarik harus berdasar An (luas tampang neto)

c. Lendutan yang terjadi < lendutan izin maksimum.

Sedangkan perencanaan batang tarik berdasarkan LRFD adalah perencanaan

berdasarkan kondisi – kondisi batas kekuatan (keselamatan) dan kenyamanan. Kondisi

kekuatan (keselamatan) meliputi kekuatan, stabilitas, fatique, fracture, overtuning,

sliding. Sedangkan untuk kenyamanan meliputi lendutan, getaran, retak. Selain itu

perencanaan batang tarik secara LRFD juga memperhitungkan dan memisahkan

probabilitas overload dan understrength secara explisit.

2.11.5 Kuat tarik rencana

Batang tarik adalah suatu sistem pada struktur baja yang paling efisien dalam

memanfaatkan kekuatan material untuk memikul beban. Semakin tinggi mutu baja yang

digunakan maka semakin kuat struktur tersebut. Meskipun batang tarik bisa dibuat

sekecil mungkin dan optimal, tetapi kekuatannya ditentukan juga oleh sistem

sambungan yang digunakan. Jika dipakai sambungan baut mutu tinggi, ada bagian dari

batang tarik tersebut yang dilubangi dan itu mempengaruhi kekuatan batang tarik.

Pengaruh adanya lubang pada batang tarik masuk pada parameter luas

penampang netto, An. Selain itu cara batang tarik disambung, apakah semua elemen

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-23

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

dapat tersambung baik atau hanya sebagian saja, dapat menyebabkan efek shear lag

yang mengurangi kapasitasnya. Pengaruhnya diperhitungkan memakai parameter luas

penampang efektif, Ae. Parameter An dan Ae tergantung sistem sambungan. Padaha

kekuatan sambungan tidak bisa dilihat dari parameter tersebut. Berarti sistem

sambungannya harus dievaluasi tersendiri. Jadi perencanaan batang tarik yang baik

harus sekaligus bersama sistem sambungan. Kekuatan terkecil menentukan kapasitas

batang tarik. (Dewobroto:2015).

2.12. Desain Sambungan

Fungsi sambungan adalah mengalihkan gaya – gaya dari satu komponen struktur

ke komponen yang lain sehingga beban luar yang bekerja pada struktur dapat

diteruskan ke pondasi. Oleh sebab itu setiap komponen struktur, termasuk alat

sambungnya, harus direncanakan minimal sama atau lebih besar dibanding kuat perlu,

yang dihasilkan dari analisa struktur terhadap beban – beban terfaktor, atau ditentukan

dari kekuatan elemen yang disambung.

Pemilihan jenis dan detail sambungan adalah ciri utama perencanaan konstruksi

baja, yang jumlahnya sendiri relatif banyak dan bervariasi. Sistem sambungan untuk

struktur baja relatif istimewa jika dibanding struktur beton. Umumnya pada struktur

beton tidak mengenal istilah sambungan, berbeda dengan komponen struktur baja.

Pada struktur baja elemen – elemen lepas dirakit dengan sambungan dilapangan. Oleh

sebab itu sistem sambungan yang dipilih akan mempengaruhi kekuatan, biaya, cara dan

waktu pelaksanaannya sendiri. Pada tahap perencanaan, pemilihan tipe sambungan

akan mempengaruhi strategi analisis struktur yang dibuat.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-24

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Pada konstruksi struktur baja terdapat beberapa jenis sambungan diantaranya

adalah sambungan baut dan las, kedua jenis sambungan tersebut memiliki kelebihan

dan kekurangan masing – masing. Pada tugas akhir ini data teknis untuk sambungan

akan digunakan jenis sambungan baut. Maka pada landasan teori mengenai sambungan

hanya akan dibahas tentang jenis sambungan baut.

2.12.1 Macam Alat Sambung Baja

Struktur baja terdiri dari elemen – elemen kecil yang digabung satu dengan

lainnya dan membentuk elemen struktur yang lebih besar. Elemen terdiri dari profil

baja, yang bentuk dan ukurannya relatif tertentu. Proses fabrikasi di bengkel kerja

dengan alat bantu yang presisi, serta mudah diawasi agar mutunya terkontrol. Setelah

selesai dibuat, elemen – elemen tadi diangkut (transportasi) ke lapangan untuk dirakit

(erection) sesuai rencana. Transportasi akan membatasi ukuran elemen, dan itu

tergantung dari angkutan yang memabawanya. Sistem sambungan penting untuk

erection, untuk itu tipenya dipilih agar proses pelaksanaan dan pengawasan dapat

dilakukan dengan baik.

Jenis alat sambung pada konstruksi baja adalah paku keling (rivet), baut dan las.

Paku keling adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat dari batang baja

berpenampang bulat. Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara

memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan

pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik. Baut adalah alat

sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut

(umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-25

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Penggunaan jenis alat sambung baja tergantung pada jenis konstruksi baja yang

akan disambung. Penggunaan sambungan paku keling (rivet) adalah jenis paling

diandalkan untuk pekerjaan konstruksi baja era 1960-an. Oleh karena iu populer dan

banyak dijumpai pada bangunan baja yang besar buatan jaman tersebut. Sejarah

membutuhkan bahwa sambungan rivet terbukti kuat dan tahan fatiq, sehingga menjadi

satu – satunya sistem sambungan konstruksi jembatan di saat itu.

Pada perkembangan jaman, baut mutu tinggi telah menggantikan kejayaan paku

keling sehingga saat ini tidak ada pemakainya lagi. Dalam pemakaian di lapangan, baut

dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak,

maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Sedangkan las

(welding) jika dilakukan secara benar, merupakan suatu cara penyambungan logam

yang relatif sempurna. Logam sambungan seakan – akan menjadi seperti satu kesatuan

lagi. Oleh karena itu las menjadi satu – satunya cara yang dipakai untuk menyambung

pipa logam.

2.12.2 Jenis Sambungan Baja

Dalam SNI 1729 – 2002 dijelaskan mengenai peraturan jenis desain sambungan,

yaitu sambungan sederhana dan sambungan momen. Sambungan sederhana

mengabaikan adanya momen. Pada analisis struktur, sambungan sederhana dianggap

memungkinkan terjadinya rotasi relatif tidak terkekang antara elemen yang tersambung

bercabang. Sambungan sederhana harus memiliki kapasitas rotasi yang cukup untuk

mengakomodasi rotasi perlu yang ditentukan melalui anaslisis struktur.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-26

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Sambungan sederhana dari balok, gelagar dan rangka batang harus didesain

sebagai sambungan fleksibel dan diizinkan dimensinya ditentukan hanya unuk

menerima reaksi geser, kecuali dinyatakan lain dalam dokumen desain. Sambungan

balok yang fleksibel harus mengakomodasi rotasi ujung dari balok sederhana. Beberapa

deformasi inelastis tetapi yang dibatasi sendiri dalam sambungan diizinkan untuk

mengakomodasi rotasi ujung dari baok sederhana.

Dua tipe sambungan momen, tertahan penuh dan tertahan sebagian, boleh

digunakan. Sambungan momen tertahan penuh menyalurkan momen dengan rotasi yang

boleh diabaikan antara komponen struktur yang tersambung. Pada analisis struktur,

sambungan ini diasumsikan untuk tidak memungkinkan terjadinya rotasi relatif. Suatu

sambungan tertahan penuh harus memiliki kekuatan dan kekakuan yang cukup untuk

mempertahankan sudut antara komponen struktur yang tersambung pada kondisi batas

kekakuan.

Sambungan momen tertahan sebagian mampu menyalurkan momen, tetapi rotasi

antara komponen struktur yang tersambung tidak boleh diabaikan. Pada analisis struktur

harus mencakup karakteristik respons gaya – deformasi sambungan. Karakteristik

respons sambungan tertahan sebagian harus terdokumentasi dalam literatur teknis atau

ditetapkan dengan analisis atau merupakan hasil rata – rata eksperimental. Elemen

komponen sambungan tertahan sebagian harus memliki kekuatan, kekakuan dan

kapasitas deformasi yang cukup pada kondisi batas kekuatan.

Sambungan momen adalah sambungan ujung dari balok, gelagar, dan rangka

batang yang dikekang harus didesain untuk efek kombinasi gaya – gaya yang dihasilkan

dari momen.

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-27

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

2.12.3 Sambungan baut

Dua tipe dasar baut mutu tinggi yang distandarkan oleh ASTM adalah tipe A325

dan A490. Baut ini mempunyai kepala berbentuk segi enam. Baut A325 terbuat dari

baja karbon yang memiliki kuat leleh 560 – 630 Mpa, baut A490 terbuat dari baja alloy

dengan kuat leleh 790 – 900 Mpa, tergantung pada diameternya. Diameter baut mutu

tinggi berkisar antara ⁄ - 1 ⁄ in, yang sering digunakan dalam struktur bangunan

berdiameter ⁄ dan ⁄ in, dalam desain jembatan antara ⁄ hingga 1 in.

Dalam pemasangan baut mutu tinggi memerlukan gaya tarik awal yang cukup

yang diperoleh dari pengencangan awal. Gaya ini akan memberikan friksi sehingga

cukup kuat untuk memikul beban yang bekerja. Gaya ini dinamakan proof load. Proad

load diperoleh dengan mengalikan luas daerah tegangan tarik (As) dengan kuat leleh

yang diperoleh dengan metode 0,2% tangent atau 0,5% regangan yang besarnya 70% fu

untuk A325, dan 80% fu untuk A490.

Baut mutu normal dipasang kencang tangan. Baut mutu tinggi mula – mula

dipasang kencang tangan, dan kemudian diikuti ⁄ putaran lagi (turn of the nut method).

Sambungan baut mutu tinggi dapat didesain sebagai sambungan tipe friksi (jika

dikehendaki tidak ada slip) atau juga sebagai sambungan tipe tumpu.

2.12.4 Tipe Sambungan dan Kekuatan Baut

Esensi penting perencanaan sambungna adaah dapat memastikan elemen –

elemen yang disambung memenuhi kriteria perencanaan. Bagian paling menentukan

adalah alat sambung itu sendiri, yang relatif terbatas dan tertentu, yaitu baut. Meskipun

distribusi gaya – gaya yang bekerja bervariasi, sesuai konfigurasi dari tata pada semua

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-28

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

baut. Asumsi ini bisa benar jika baut tidak hanya kuat dan kaku tetapi juga harus

bersifat daktail.

Bentuk sambungan dan beban mempengaruhi orientasi gaya yang bekerja pada

baut. Padahal kekuatan baut tergantung ha itu. Baut dibebani arah transversal (tegak

lurus sumbu) menerima geser, disebut sambungan tipe geser. Bila dibebani arah

longitudinal (searah sumbu), menerima gaya tarik. Kekuatan baut terhadap tarik lebih

tinggi dibanding baut geser. Jadi meskipun bebannya sama, tetapi jika digunakan bentuk

sambungannya yang orientasi baut berbeda, maka jumlah bautnya bisa saja berbeda.

Tipe sambungan end – plate dan beban yang orientasinya berbeda dan

menyebabkan gaya yang diterima baut juga berbeda. Gaya aksial tekan pada sambungan

dialihkan end – plate tanpa keikut – sertaan baut. Secara teoritis tidak ada gaya bekerja

pada baut. Pada orientasi beban tertentu, baut juga dapat menerima gaya tarik dan gaya

geser secara kombinasi. Terdapat juga konfigurasi sambungan yang mengakibatkan baut

- baut akan bekerja pada kondisi gaya geser saja. Jenis tipe sambungan seperti ini

dikenal sebagai sambungan tipe geser.

Dari berbagai konfigurasi sambungan, juga orientasi pembebanan yang bekerja,

maka gaya internal yang terjadi pada alat sambung baut hanya berupa gaya tarik dan

gaya geser, atau gabungan keduanya. Berdasarkan hal itu maka sambungan itu sendiri

dapat dikelompokkan menjadi sambungan tipe geser dan sambungan tipe tarik atau

gabungan dari keduanya. Dari kedua tipe sambungan tersebut, maka sambungan tipe

geser adalah yang relatif mudah cara pemasangannya. Itu diakibatkan oleh keberadaan

lubang baut yang relatif lebih besar dibandingkan diameter dipasang, dan itu berfungsi

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-29

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

sebagai toleransi pelaksanaan. Adapun sambungan tipe tarik seperti end – plate harus

dikerjakan secara presisi. Jika tidak, akan menyulitkan pelaksanaan nanti.

2.12.5 Geser Eksentris

Apabila gaya P bekerja pada garis kerja yang tidak melewati titik berat kelompok

baut, maka akan timbul efek akibat gaya eksentris tersebut. Beban P yang mempunyai

eksentrisitas sebesar e, adalah ekuivalen statis dengan momen P dikalikan e ditambah

dengan sebuah gaya konsentris P yang bekerja pada sambungan. Karena baik momen

maupun beban konsentris tersebut memberikan efek geser pada kelompok baut, kondisi

ini sering disebut sebagai geser eksentris.

Dalam mendesain sambungan seperti ini, dapaat dilakukan dua macam

pendekatan yaitu :

1. Analisis elasik, yang mengasumsikan tak ada gesekan antara pelat yang kaku dan

alat pengencang yang elastik.

2. Analisis plastis, yang mengasumsikan bahwa kelompok alat pengencang dengan

beban eksentris P berputar terhadap pusat rotasi sesaat dan deformasi di setiap alat

penyambung sebanding dengan jaraknya dari pusat rotasi.

Gambar 2.6 Contoh Sambungan Geser Eksentris

Sumber : Setiawan 2008

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-30

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

Prosedur analisis elastik ini didasarkan pada konsep mekanika bahan sederhana,

dan digunakan sebagai prosedur konservatif. Jika tiap baut dianggap elastik dan

mempunyai luas yang sama, maka gaya R dari tiap baut juga proporsional terhadap

jarak ke titik berat kelompok baut tersebut. Cara analisis plastis dianggap lebih rasional

dibandingkan dengan cara elastik. Beban P yang bekerja dapat menimbulkan translasi

dan rotasi pada kelompok baut. Translasi dan rotasi ini dapat direduksi menjadi rotasi

murni terhadap pusat rotasi sesaat.

Gambar 2.7 Kombinasi Momen dan Geser

Sumber : Setiawan 2008

Gambar 2.8 Sambungan dengan Beban Momen

Sumber : Setiawan 2008

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-31

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

2.13. Desain Pembebanan

Beban adalah gaya atau aksi lainnya yang diperoleh dari berat seluruh bahan

bangunan, penghuni, barang – barang yang ada di dalam bangunan gedung, efek

lingkungan, selisih perpindahan, dan gaya kekangan akibat perubahan dimensi. Dalam

SNI 1727 – 2013 tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan

struktur lain, didefinisikan bahwa beban terbagi menjadi beban nominal dan beban

nosional.

Beban nominal adalah besar beban yang ditentukan dalam bentuk beban mati,

hidup, tanah, angin, hujan, banjir dan gempa. Sedangkan beban nosional adalah beban

virtual yang diperkerjakan pada suatu analisis struktur untuk memperhitungkan efek

destabilisasi yang tidak diperhitungkan dalam ketentuan – ketentuan desain. Dan untuk

kuat nominal dalam SNI 1727 – 2013 didefinisikan sebagai kemampuan suatu struktur

atau komponen struktur untuk menahan efek beban, yang dihitung dengan

menggunakan kekuatan bahan yang disyaratkan serta dimensi dan rumus yang

diturunkan dari prinsip mekanika rekayasa yang diakui atau melalui hasil ujii

laboratorium dari model yang diskalakan, yang memperhitungkan perbedaan antara

kondisi laboratorium.

Meskipun beban yang bekerja pada suatu lokasi dari struktur dapat diketahui

secara pasti, namun distribusi beban dari elemen ke elemen, dalam suatu struktur

umumnya memerlukan asumsi dan pendekatan. Jika beban – beban yang bekerja pada

struktur tersebut telah diestimasi, maka masalah berikutnya adalah menentukan

kombinasi – kombinasi beban yang paling dominan yang mungkin bekerja pada

struktur tersebut. Besar beban yang bekerja pada suatu struktur diatur oleh peraturan –

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-32

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Laporan Penelitian
Perbandingan Perancangan Struktur
Rangka Atap Baja Tipe Polynesian dan Tipe Gambrel

pembebanan yang berlaku. Sedangkan beberapa jenis beban yang sering dijumpai

antara lain :

a. Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang

terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap (SNI

1727 – 2013 pasa1 3.1.1 ).

b. Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni

bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan

beban lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir,

atau beban mati (SNI 1727 – 2013 pasal 4.1)

c. Beban angin merupakan kecepatan angin dasar, V, yang digunakan dalam

menentukan beban angin desain di bangunan gedung dan struktur lain harus

ditentukan dari instansi yang berwenang, sesuai dengan kategori risiko bangunan

gedung dan struktur. Angin diasumsikan datang dari segala arah horizontal.

Kecepatan angin dasar harus diperbesar jika catatan atau pengalaman menunjukkan

bahwa kecepatan angin lebih tinggi daripada yang ditentukan (SNI 1727 – pasal

26.4)

Program StudiTeknikSipil - UniversitasMercuBuana | II-33

http://digilib.mercubuana.ac.id/z

Anda mungkin juga menyukai