PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN UMUM/MASSAL Perencanaan Jaringan Trayek Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 dalam perencanaan jaringan trayek angkutan umum harus diperhatikan faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut: 1. Pola pergerakan penumpang angkutan umum. Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih effesien. Trayek angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola pergerakan penduduk yang terjadi, sehingga transfer moda yang terjadi pada saat penumpang mengadakan perjalanan dengan angkutan umum dapat diminimumkan. Perencanaan Jaringan Trayek 2. Kepadatan penduduk. Salah satu faktor yang menjadi prioritas angkutan umum adalah wilayah kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi. Trayek angkutan umum yang ada diusahakan sedekat mungkin menjangkau wilayah itu. 3. Daerah pelayanan. Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah potensial pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada. Hal ini sesuai dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap penyediaan fasilitas angkutan umum. 4. Karakteristik jaringan. Kondisi jaringan jalan akan menetukan pola pelayanan trayek angkutan umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi, klasifikasi, fungsi, lebar jalan, dan tipe operasi jalur. Operasi angkutan umum sangat dipengaruhi oleh karakteristik jaringan jalan yang ada. Trayek dan Lintasan Trayek Pelayanan Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus yang mempunyai asal dan tujuan tetap maupun tidak berjadwal Dari definisi ini terungkap perbedaan pengertian antara trayek dengan lintasan Titik berat trayek adalah pada asal dan tujuan, sedangkan lintasan menunjukkan pada ruas jalan yang dilalui kendaraan umum yang melayani trayek yang bersangkutan; lintasan adalah rute. Jadi satu trayek dapat menawarkan lebih dari satu rute Jaringan trayek adalah kumpulan trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang. Trayek tetap dan teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam jaringan trayek secara tetap dan teratur, dengan jadwal tetap atau tidak terjadwal Pemahaman tentang sebaran asal dan tujuan, penguasaan atas teknik perkiraan banyaknya orang (calon penumpang) dan barang (muatan), serta pemahaman tentang perkembangan dan pengembangan wilayah dapat dijadikan landasan pertimbangan dalam menentukan trayek dan lintasan pelayanan AU. Pemahaman ini digunakan dalam menentukan jenis moda yang akan digunakan beserta dimensinya, banyak armada yang akan disediakan dan dioperasikan, lintasan yang akan dilayani, dan pengendalian operasi pelayanan. Trayek dan Lintasan (2) Trayek Pelayanan (2) Berdasarkan PP No. 41 Th 1993 tentang Angkutan Jalan, trayek pelayanan jasa angkutan umum dibagi dalam 4 kelompok yaitu: Trayek antar kota antar propinsi, dengan ciri-ciri pelayanan: Mempunyai jadwal tetap Pelayanan cepat Dilayani oleh mobil bus umum Tersedianya terminal tipe A pada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan; Trayek antar kota dalam propinsi, dengan ciri-ciri pelayanan: Mempunyai jadwal tetap Pelayanan cepat dan/atau lambat Dilayani oleh mobil bus umum Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnya tipe B pada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan Trayek dan Lintasan (3) Trayek Pelayanan (3) Trayek kota, terdiri dari: Trayek umum yang diselenggarakan dengan ciri-ciri: Mempunyai jadwal tetap Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan kawasan pendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang alik secara tetap dengan penggunaan tetap dengan pengangkutan yang bersifat masal Dilayani oleh mobil bus umum Pelayanan cepat dan/atau lambat Jarak pendek Melalui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang Trayek cabang yang diselenggarakan dengan ciri-ciri: Mempunyai jadwal tetap Melayani angkutan antar kawasan pendukung, antara kawasan pendukung dan kawasan permukiman Dilayani oleh mobil bus umum Pelayanan cepat dan/atau lambat Jarak pendek Trayek ranting yang diselenggarakan dengan ciri-ciri: Melayani angkutan dalam kawasan permukiman Dilayani dengan mobil bus dan/atau mobil penumpang umum Pelayanan lambat Jarak pendek Melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang Trayek langsung yang diselenggarakan dengan ciri-ciri: Mempunyai jadwal tetap Melayani angkutan antar kawasan secara tetap yang bersifat masal dan langsung Dilayani oleh bus umum Pelayanan cepat Jarak pendek Melalui tempat-tempat yang ditetapkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang Trayek dan Lintasan (4) Trayek Pelayanan (4) Trayek perdesaan, dengan ciri-ciri pelayanan: Mempunyai jadwal tetap dan/atau tidak terjadwal Pelayanan lambat Dilayani oleh mobil bus umum dan/atau mobil penumpang umum Tersedianya terminal penumpang sekurang- kurangnya tipe C pada pemberangkatan dan terminal tujuan Prasarana jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan. Trayek dan Lintasan (5) Lintasan Pelayanan • Suatu trayek dapat memiliki lebih dari satu kemungkinan lintasan tergantung pada jaringan prasarana atau jalan yang menghubungkan asal dan tujuan trayek tersebut. Artinya bahwa beban lalu lintas dapat dibagi dalam beberapa lintasan • Apabila lintasannya hanya satu, maka semua lalu lintas menjadi beban lintasan tunggal tersebut • Pembebanan lintasan sangat penting artinya dalam menyusun jaringan trayek untuk mencapai keseimbangan atau mempertemukan sediaan pelayanan (dala hal ini kapasitas jaringan jalan) dengan permintaan atau tuntuan layanan AU Trayek dan Lintasan (6) Lintasan Pelayanan (2) • Selain pemahaman akan volume lalu lintas dari asal ke tujuan, sebaran permintaan berdasarkan waktu perlu pula mendapatkan perhatian yang seksama. • Pada masa sibuk (peak period) jumlah armada yang dikerahkan akan lebih banyak (mungkin sampai pada batas maksimum) dengan tenggang waktu (headway) yang singkat, sedangkan pada masa sepi (offpeak period) jumlah armada yang dioperasikan perlu dikurangi dengan tenggang waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, sediaan jumlah armada tidak dapat ditentukan semata-mata berdasarkan atas kebutuhan pada masa puncak. Kelebihan kapasitas armada akan menjadi beban financial yang tidak ringan. Struktur jaringan • Penyediaan pelayanan angkutan massal merupakan suatu tantangan tersendiri yang terkait dengan efisiensi sistem dan efektifitas biaya operasional. Melayani wilayah terpadat dari suatu kota berarti membutuhkan jumlah armada yang besar dengan kapasitas tinggi, sedangkan untuk wilayah dengan kepadatan lebih rendah akan lebih ekonomis bila dilayani oleh kendaraan dengan kapasitas yang lebih kecil. • Akan tetapi pengguna dilain pihak lebih memilih untuk tidak dipaksa melakukan perpindahan moda (transfer) karena akan menambah biaya dalam bentuk waktu dan kemudahan perjalanan. • Secara umum ada tiga opsi dalam struktur jaringan yaitu; a) Struktur jaringan Trunk&feeder; b) Struktur jaringan langsung (Direct); c) Struktur Kombinasi (Mix of trunk-feeder and direct/hybrid). Bentuk/Tipe Jaringan Angkutan Umum Secara prinsip ada tiga bentuk dasar dari jaringan angkutan massal berbasis jalan raya yaitu; (a) Radial; (b) Ortoghonal/Grid/ Kisi (c) Melingkar (d) Teritorial Dari ketiga bentuk dasar tersebut hampir dapat dipastikan tidak ada suatu wilayah (kota) yang benar- benar secara murni memiliki salah satu bentuk jaringan diatas. Namun pada umumnya bentuk jaringan yang ada merupakan kombinasi dari bentuk radial dan grid. Pola Trayek pada jaringan angkutan umum perkotaan • Untuk angkutan umum berbasiskan rel, trayeknya cenderung linier (mendekati garis lurus) untuk suatu jarak pelayanan yang relatif cukup jauh. Pola trayek seperti ini dikarenakan sifat dan fungsi angkutan yang bersifat massal dan mobilitas tinggi serta keterbatasan manuver armadanya. • Sementara trayek angkutan umum jalan cenderung mengikuti sistem jaringan jalan yang membentuk struktur suatu kota. PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN UMUM 2 (5)