Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD REZA

NPM : 193110367
KELAS : 3c TEKNIK SIPIL
TUGAS : AKAL DAN WAHYU MENURUT PANDANGAN ISLAM

1. Jelaskan pengertian akal dan wahyu?


Jawab:
A. Pengertian akal
• Pengertian Akal Menurut Islam
Kata akal berasal dari kata dalam bahasa Arab, al-‘aql. Kata al-‘aql adalah
mashdar dari kata ‘aqola – ya’qilu – ‘aqlan yang maknanya adalah “fahima wa
tadabbaro yang artinya “paham (tahu, mengerti) dan memikirkan (menimbang)”.
Maka al-‘aql, sebagai mashdarnya, maknanya adalah “kemampuan memahami
dan memikirkan sesuatu“. Sesuatu itu bisa ungkapan, penjelasan, fenomena, dan lain-
lain, semua yang ditangkap oleh panca indra.
Firman Allah dalam al-Quran tentang akal ada pada surat Al-Hajj (22) ayat 46.

‫ار و ٰلكِن تعمى‬


ُ ‫ض فت ُكون ل ُهم قُلُوب يَّع ِقلُون ِبها او ٰاذان يَّسمعُون ِبها ف ِانَّها ْل تعمى اْلبص‬
ِ ‫افلم يسِي ُروا فِى اْلر‬
)46( ‫صدُو ِر‬ َّ ُ ُ
ُّ ‫القلوبُ التِي فِى ال‬

Artinya: “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga
yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”.

Dari ayat di atas maka kita tahu bahwa al-’aql itu ada di dalam al-qolb, karena,
seperti yang dikatakan dalam ayat tersebut, memahami dan memikirkan (ya’qilu) itu
dengan al-qolb dan kerja memahami dan memikirkan itu dilakukan oleh al-‘aql maka
tentu al-‘aql ada di dalam al-qolb, dan al-qolb ada di dalam dada.
• Pengertian Akal Menurut Para Ahli
1) Abu Bakar ibn al-Arabi (1165-1240 M), menyebutkan bahwa akal sebagai
ilmu, yaitu sifat yang dengannya persepsi ilmu dapat dihasilkan.
2) Harun Nasution Kata akal berasal dari kata Arab “al-Aql” yang menjadi kata
Indonesia dalam bentuk kata benda tidak ada dalam Al-quran, hanya bentuk
kata kerja al-Aqaluh 1 ayat, ya’qiluha 1 ayat, ya’qilun 22 ayat, ta’qilun 24 ayat
dan na’qilu 1 ayat, dalam arti mengerti dan paham.
3) Menurut Kant bahwa apa yang kita katakan rasional itu adalah ide yang masuk
akal tapi menggunakan ukuran hukum alam. Dengan kata lain, pikiran rasional
adalah kebenaran yang diukur dengan hukum alam.
4) Menurut Freud membagi manusia menjadi tiga wilayah pokok, antara lain:
➢ Id, instink atau naluri
➢ Super ego, adat kebiasaan sosial dan kaidah moral
➢ Ego, akal fikiran
Jadi dapat disimpulkan bahwa Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat
alami yang dimiliki manusia.
Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi
kepentingan dan peningkatan hidup manusia.

B. Pengertian Wahyu
Secara bahasa, kata wahyu berasal dari kata Al-Wahy yang berarti tersembunyi dan
cepat.
Namun pengertian wahyu secara etimologi tidak hanya itu saja, melainkan meliputi
banyak arti yakni;
1) Ilham sebagai bawaan dasar manusia, seperti wahyu terhadap ibu nabi musa
untuk menyusui, tercantum dalam surat Al-Qashas: 7
‫ت علي ِه فالقِي ِه فِى الي ِم وْل تخافِي وْل تحزنِي اِنَّا‬ ِ ‫واوحينا ا ِٰلى ا ُ ِم ُموسٰ ى ان ار‬
ِ ‫ضعِي ِه فاِذا خِ ف‬
٧ – ‫ر ۤادُّوهُ اِليكِ وجا ِعلُوهُ مِ ن ال ُمرسلِين‬

Artinya: “Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah Dia, dan apabila
kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah Dia ke sungai (Nil). dan
janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati,karena
Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu,dan menjadikannya
(salah seorang) dari Para rasul”.
2) Ilham yang berupa naluri dari binatang, seperti lebah membuat sarang di
pohon, tercantum dalam surat An-Nahl: 68
َّ ‫واوحٰ ى ربُّك اِلى النَّح ِل ا ِن اتَّخِ ذِي مِ ن ال ِجبا ِل بُيُوتًا َّومِ ن ال‬
ُ ‫شج ِر ومِ َّما يع ِر‬
٦٨ - ‫شون‬

Artinya: “Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah


sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia”.
3) Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakaria yang
diceritakan Al-Qur’an, tercantum dalam surat Al-Maryam: 11
ِ ‫فخرج ع ٰلى قومِ ه مِ ن المِ حرا‬
١١ – ‫ب فاوحٰ ى اِلي ِهم ان سبِ ُحوا بُكرة ً َّوع ِشيًّا‬

Artinya: “Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia


memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu
bertasbih di waktu pagi dan petang”.

4) Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah
dalam diri manusia, seperti dalam surat Al-An’am: 121
‫ش ٰيطِ ين ليُو ُحون ا ِٰلى اولِي ۤا ِٕى ِهم‬ ِ ٰ ‫وْل تأ ُكلُوا مِ َّما لم يُذك ِر اس ُم‬
َّ ‫ّللا علي ِه واِنَّه لفِسق وا َِّن ال‬
ُ ُ َّ ُ ُ ُ
‫ِليُجا ِدلوكم واِن اطعت ُموهُم اِنكم ل ُمش ِركون‬

Artinya: “Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang
(ketika disembelih) tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar- benar
suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah kamu.Dan jika kamu menuruti
mereka, tentu kamu telah menjadi orang
musyrik.”.
5) Wahyu berarti “Perintah”. Seperti Firman dalam surat Al Maidah 111
١١١ – ‫سولِي قالُوا ٰامنَّا واشهد بِانَّنا ُمس ِل ُمون‬
ُ ‫واِذ اوحيتُ اِلى الحو ِارين ان ٰامِ نُوا بِي وبِر‬

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut-


pengikut Isa yang setia, “Berimanlah kamu kepada-Ku
dan kepada Rasul-Ku.” Mereka menjawab, “Kami telah
beriman, dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa kami
adalah orang-orang yang berserah diri (Muslim).”
Wahyu Secara Terminologi terbagi menjadi tiga, yakni;
a) Wahyu dalam arti ‫اْلنزال‬/ ‫ اْلحياء‬: Memberi wahyu.
Wahyu dalam arti ‫ اْلحياء‬menurut istilah ialah : pemberitahuan
Allah kepada Nabi-Nya tentang hukum-hukum-Nya, berita-berita dan
cerita-cerita dengan cara yang samar tetapi meyakinkan kepada
Nabi/Rosul yang bersangkutan, bahwa apa yang diterimanya adalah
betul-betul dari Allah Sendiri.
Menurut Prof. T.M Hasby Ash-Shieddieqy mengatakan bahwa
wahyu dalam arti ‫ اْلحياء‬ialah: “Nama bagi sesuatu yang dicampakkan
dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada Nabi-nabiNya”.
b) Wahyu dalam arti ‫ الموحي به‬artinya : yang diwahyukan terbagi menjadi
dua macam, yaitu: 1) Al-Qur’an 2) Al Hadist Nabi Muhammad SAW,
Dalil bahwa hadist termasuk wahyu ialah :
‫وما ينطِ ُق ع ِن اله ٰوى اِن هُو ا َِّْل وحي يُّوحٰ ى‬

Artinya: “Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an)


menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu)
adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”.

‫اْل اني اوتيت القران ومثله معه‬


Artinya: “Ingatlah sesunggguhnya aku diberi al-Quran beserta
yang seumpama dengannya”.

‫بالسنة كما ينزيل عليه بالقران ويعلمه‬. ‫م‬.‫كان جبريل عليه السالم ينزيل على رسول للا ص‬
‫اياها كما يعلمه القران‬
Artinya: “Jibril AS. Turun pada Rosulullah dengan membawa sunnah
(hadist) sebagaimana ia turun padanya dengan membawa Al-Qur’an,
dan ia mengajarkan sunnah pada Nabi sebagaimana ia mengajarkan
Al-Qur’an padanya”.

c) Menurut berbagai ulama


❖ Syech Muhammad Abduh mendefinisikan bahwa wahyu
adalah pengetehuan yang di peroleh seseorang dari dalam
dirinya sendiri disertai dengan keyakinan, bahwa hal itu dari
sisi Allah, baik dengan perantaraan atau tidak dengan
perantaraan.”
❖ Dr. Abdullah Syahhatah, wahyu menurut syara’ ialah
pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari
beberapa hambaNya mengenai berbagai petunjuk dan ilmu
pengetahuan yang hendak diberitahuakannya teteapi dengan
cara yang tidak biasa bagi manusia
Kesimpulannya:
Pengertian wahyu menurut syara' wahyu adalah pemberitahuan Allah SWT kepada orang
yang dipilih dari beberapa hamba-Nya mengenai beberapa petunjuk dan ilmu
pengetahuan yang hendak diberitahukannya tetapi dengan cara yang tidak biasa bagi
manusia, baik dengan perantaraan atau tidak dengan perantaraan.

2. Sebutkan fungsi dan kedudukan akal dan wahyu


Jawab:
1) Fungsi Akal
Dalam hubungan dengan upaya memahami Islam, akal memiliki fungsi yaitu
sebagai berikut:
a) Sebagai alat yang strategis untuk mengungkap dan mengetahui kebenaran yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosul, dimana keduanya adalah sumber
utama ajaran islam.
b) Merupakan potensi dan modal yang melekat pada diri manusia untuk mengetahui
maksud yang tercakup dalam pengertian Al-Qur’an dan Sunnah Rosul.
c) Sebagai alat yang dapat menangkap pesan dan semangat Al-Qur’an dan Sunnah yang
dijadikan acuan dalam mengatasi dan memecahkan persoalan umat manusia dalam
bentuk ijtihat.
d) Untuk menjabarkan pesan yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah dalam
kaitannya dengan fungsi manusia sebagai khalifah Allah, untuk mengelola dan
memakmurkan bumi dan seisinya.
e) Sebagai tolak ukur akan kebenaran dan kebatilan.
f) Sebagai alat untuk mencerna berbagai hal dan cara tingkah laku yang benar.
g) Sebagai Alat penemu solusi ketika permasalahan datang.
Namun demikian, bagaimana pun hasil akhir pencapaian akal tetaplah relatif dan tentatif.
Untuk itu, diperlukan adanya koreksi, perubahan dan penyempurnaan teru-menerus.

2) Fungsi Wahyu
Wahyu berfungsi memberi informasi bagi manusia. Yang dimaksud memberi
informasi disini yaitu wahyu memberi tahu manusia, bagaimana cara berterima
kasih kepada tuhan, menyempurnakan akal tentang mana yang baik dan yang
buruk, serta menjelaskan perincian upah dan hukuman yang akan diterima
manusia di akhirat.
Sebenarnya wahyu secara tidak langsung adalah senjata yang diberikan allah
kepada nabi-nabi-NYA untuk melindungi diri dan pengikutnya dari ancaman
orang-orang yang tak menyukai keberadaanya. Dan sebagai bukti bahwa beliau
adalah utusan sang pencipta yaitu Allah SWT.

3. Bagaimana pemikiran islam tentang Akal dan Wahyu


Jawab:
Sebenarnya wahyu secara tidak langsung adalah senjata yang diberikan allah
kepada nabi-nabi-NYA untuk melindungi diri dan pengikutnya dari ancaman orang-
orang yang tak menyukai keberadaanya. Dan sebagai bukti bahwa beliau adalah
utusan sang pencipta yaitu Allah SWT.
Posisi Wahyu dan Akal, Semua ulama Islam sepakat bahwa wahyu dan akal
merupakan bagian yang terpenting dalam sumber agama Islam. Apalagi jika berbicara
dalam ranah usul fikih, maka akal ini dapat mewujud berupa ijtihad, qiyas, istihsan,
dan lain sebagainya. Tetapi dalam perjalanannya, sejarah pemikiran Islam mencatat
ada perselisihan fundamental yang terjadi dikalangan cendekiawan muslim terkait
dengan posisi dan kedudukan akal terhadap wahyu. Terutama yang berkaitan dengan
masalah perkara-perkara yang gaib (Ghaibiyyât) seperti ketuhanan, kitab-kitab, hari
kiamat, dan lain sebagainya.
Secara global pendapat ini terbagi menjadi dua; Pertama, bahwa wahyu lebih
didahulukan dari pada akal. Kedua: akal lebih dikedepankan dari pada wahyu.

Pendapat pertama: bahwa wahyu lebih didahulukan dari pada akal adalah pendapat
para ulama Ahlussunnah dari kalangan ahli hadits, ahli fikih, dan ahli tafsir. Seperti
Malik, Syafi’i, Ahmad, Ibnu Taimiah, Sayyid Quthb dan lain sebagainya.
Pendapat kedua: bahwa akal lebih didahulukan daripada wahyu. Pendapat ini
dipegang oleh para ulama kalam dari kalangan Muktazilah, Asy’ariyah dan
Maturidiyah. Dan jauh sebelum mereka adalah para filusuf yang dinisbatkan kepada
Islam. Seperti al-Kindi, Ibnu Sina, al-Farabi, dan Ibnu Rusyd.

Anda mungkin juga menyukai