Anda di halaman 1dari 39

Sesi Perkuliahan Ke : 3

I. Sasaran Pembelajaran
Di akhir sesi pembelajaran pada bagian materi 3, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami dan menjelaskan defenisi tangga pada bangunan berlantai 2 4 .
2. Memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk dan bagian-bagain konstruksi
tangga pada bangunan berlantai 2 4 .
3. Mensketsa bentuk dan konstruksi pada bagunan berlantai 2 4 .

II. Topik Pembahasan

T A N G G A

III. Deskripsi Materi:


Disesi ini mahasiswa akan mempelajari tentang defenisi tangga, syarat-syarat
tangga, bentuk-bentuk tangga dan system konstruksi tangga pada bangunan
berlantai 2 4.

IV. Bahan Bacaan

1. Hannah, Schreckenbach (2000); Construction Technology for a Tropical


Developing Country.
2. Subarkah, Imam ( 1980); Konstruksi Bangunan Gedung.
3. Sumadi, R (1986) ; Konstruksi Bangunan.
4. Schodek L, Daniel, (1995), Struktur, PT. Eresco Bandung

V. Pertanyaan
Sebelum beralih ke materi berikutnya, maka gunakanlah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini sebagai panduan bagia mahasiswa.
1. Jelaskan defenisi dan syarat-syarat tangga pada bangunan berlanta 2 4 .
2. Jelaskan fungsi dan bentuk-bentuk tangga pada bangunan berlantai 2 - 4.
3. Sketsa bentuk tangga dan system konstruksi tangga pada bangunan berlantai
24.

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 31


MATERI 3

TANGGA

A. DEFINISI DAN SUSUNAN TANGGA


Tangga merupakan system transportasi dalam bangunan yang berbentuk vertical.
Pada umumnya tangga ditempatkan sedemikian rupa, sehingga tidak banyak menggunakan
ruangan, mudah ditemukan oleh setiap orang dan diusahakan memperoleh penyinaran
matahari pada siang hari. Untuk keamanan biasanya bangunan-bangunan bertingkat
dilengkapi dengan tangga tambahan berupa tangga kebakaran yang diletakkan menempel
pada dinding bagian luar. Bahan-bahan untuk pembuatan tangga terdiri dari bahan kayu,
baja, beton tulang, batu/ Bata merah dan lain-lainnya.
Secara garis besarnya tangga itu terdiri dari bagian-bagian seperti berikut:

- Langkah datar (aantrede = a)


- Langkah tegak (optrede = o)
Anak tangga (trede) - Wel
- Wellat
- Stootbord

Ibu Tangga (boom) - Boom luar (boom tembok)


- Boom dalam (boom bebas)
TANGGA
- Bordes antara (tengah)
Bordes (tempat istirahat) - Bordes sudut(pojok)

- Tiang sandaran
- Sandaran (pegangan)
Pelengkap - Ruji (baluster)
- Garis lintas (garis panjat)

Tangga adalah merupakan salah satu bagian dan suatu bangunan yang berfungsi
sebagai alat penghubung lantai bawah dengan lantai yank ada di atasnya pada bangunan
bertingkat dalam kegiatan tertentu.
Anak tangga (trede) adalah bagian dari tangga yang berfungsi untuk
rnemijakkan/ melangkahkan kaki ke arah vertikal maupun horisontal (datar). Bidang trede
datar yang merupakan tempat berpijaknya telapak kaki dinamakan: Aantrede (langkah
datar), sedangkan bidang trede tegak yang merupakan selisih tinggi antara dua trede yang

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 32


berurutan dinamakan Optrede (langkah tegak/naik). Pada tangga kayu di bagian langkah
datar atau Aantrede biasa dibuat bagian yang disebut Wel ukurannya maksimum 5 cm. Satu
langkah datar (Aantrede) + Wel dinamakan trede sehingga lengkapnya menjadi demikian :
Lebar anak tangga untuk satu orang berjalan dibuat 60-90 cm dan untuk dua orang berjalan
dibuat 80-120 cm, 150 130 cm.

Gambar 16. Posisi tangga, aantrade & optrade, well-wellat-stootboard

Stootbord (bidang sentuh), adalah system penguatan yang terbuat dari papan
dimana berfungsi sebagai penguatan pada trede. Untuk menutupi celah antara trede dan
stootbord dipasang wellat dengan ukuran 1,5 x 2 cm atau 2 x 3 cm, selain itu wellat dapat
menguatkan stootbord.
Ibu Tangga (Boom) adalah bagian tangga berupa dua batang atau papan miring
yang berfungsi menahan kedua ujung anak tangga (trede). Salah satu batang boom yang
menempel pada tembok dinamakan Boom Tembok atau Boom Luar, sedangkan batang yang
lain berdiri miring bebas dinamakan Boom Bebas atau Boom Dalam. Kemiringan boom
sesuai dengan besarnya kelandaian tangga (). Bagian ujung dari anak tangga, wellat dan
stootbord dihubungkan dengan alur pada sisi dalam boom, dengan dalam takikan 1 cm.
Sedangkan lebar boom yang diizinkan pada tangga kayu adalah minimal 3 4 cm.

Gambar 17. Ibu tangga/boom

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 33


Bordes adalah bagian dari tangga yang merupakan bidang datar yang agak luas dan
berfungsi sebagai tempat istirahat bila terasa lelah. Bordes ini dibuat apabila jarak tempuh
tangga sangat panjang yang mempunyai jumlah trede lebih dari 20 buah dan atau lebar
tangga cukup akan tetapi ruangan yang tersedia untuk tangga biasa/tusuk lurus tidak
mencukupi. Bordes yang berada di sudut tembok dinamakan bordes sudut sedangkan
bordes yang berada di tengah-tengah tinggi tangga (bukan di sudut) dinamakan bordes
tengah/antara. Untuk menentukan panjang bordes (L) digunakan pedoman ukuran satu
langkah normal datar pada hitungan (ln) ditambah dengan satu atau dua langkah panjat

datar (Aantrede = a). Biasanya panjang bordes diambil antara 80 150 cm.
L= ln + a s/d 2.a

Misal panjang bordes

(L) = ln + 2 . a ln = 57 a 65 cm
(L) = 65 + 2 . 20 a = 17,5 a 20 cm
L = 105 cm

Gambar 18. Bordes

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 34


Pelengkap, adalah bagian dari tangga agar tangga yang dilalui aman. Bagian dari
pelengkap terdiri dari:
- Tiang sandaran adalah tiang yang berdiri tegak yang ujung bawahnya tempat
memanjatkan boom dan ujung atasnya sebagai tempat menumpangnya sandarari
(rimbat tangan, pegangan). Bila menggunakan kayu berpenampang bujursangkir dapat
8 10
diambil ukuran 8
@ 10
cm.

- Sandaran (pegangan) adalah batang yang berfungsi sebagai pegangan tangan bagi
yang melintasi tangga yang mempunyai posisi sejajar dengan sisi atas boom. Sandaran
ini dipasang setinggi 75 @ 90 cm terhitung dari sisi boom, sandaran yang menempel
pada tembok dinamakan sandaran tembok (sandaran luar) sedangkan yang satu lagi
dinamakan sandaran bebas (sandaran dalam). Kayu sandaran dipakai kayu bulat
dengan 4 @ 5 cm atau kayu 4 x 6 cm atau 6 @ 8 cm.

Gambar 19. Tiang & sandaran pada pelengkap tangga

- Ruji (balustrade) merupakan susunan barisan papan-papan tegak yang berfungsi


sebagai pagar pengaman agar orang yang menjalani tangga, bila terpgleset tidak
langsung jatuh ke samping.

Gambar 20. Ruji pada tangga

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 35


Gambar 21. Tiang sandaran, ruji, pegangan, boom pada tangga

B. SYARAT-SYARAT TANGGA
1. Syarat Umum Tangga
Syarat-syarat umum tangga di antaranya dapat ditinjau dari segi, seperti berikut:
a. Penempatannya
- Penempatan tangga diusahakan sehemat mungkin menggunakan ruangan.
- Ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan oleh banyak orang
(bagi yang memerlukannya) dan mendapat sinar pada waktu siang hari.
- Diusahakan penempatannya tidak mengganggu/menghalangi lalu lintas orang
banyak.
b. Kekuatannva:
- Bila menggunakan bahan kayu hendaknya rnemakai kelas I atau II, agar nantinya
tidak terjadi pelenturan/goyang.
- Kokoh dan stabil bila dilalui oleh sejumlah orang + barangnya.
c. Bentuknya
- Bentuk konstruksi tangga diusahakan sederhana, layak, sehingga dengan mudah
dan cepat dikerjakan serta murah biayanya.

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 36


- Bentuknya rapih, indah dipandang dan serasi dengan keadaan di sekitar tangga.
2. Syarat Khusus Tangga

Yang termasuk dalam syarat khusus tangga adalah perhitungan untuk besaran
aantrade dan optrade, yaitu dengan cara:
CARA 1.
a + 2 . 0 = ln

Di mana: a = aantrede (langkah datar)


0 = optrede (langkah naik)
ln = langkah normal dapat diambil antara 57 @ 65 cm
Contoh.: ditetapkan 0 = 17,5 cm dan kr'65 cm, maka didapat a sebesar =
a + 2 . 17,50 = 65
a = 65 35
a = 30 cm

CARA 2.
a + 3 . 0 = 77 @ 85

Contoh: ditetapkan besarnya 0 = 17,5 cm atau lnx = 83 cm, maka akan didapat a

sebesar:
a + 3 . 0 = 83
a + 3 . 17,5 = 83
a = 30,5 cm (mendekati cara 1).

Tabel 4: HUBUNGAN "a" DAN "0"


0 (cm)
Cara
12,5 15 17,5* 20 22,5
I a1 40 35 30* 25 20
II a2 47,5 40 32,5 25 17,5
Ket : * = sering digunakan
Pembacaan: Bila 0 ditetapkan 17,5 cm, didapat a = 30 cm atau 32,5 cm.

CARA 3.

Cara lain untuk menentukan ukuran-ukuran anak tangga dapat jugs dilakukan dengan
melihat hubungan antara: a 0 (sudut miring tangga, seperti berikut):

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 37


Tabel 5: HUBUNGAN "a" - "0"

Cara pembacaan TABEL

Bila kita menghendaki tinggi optrede 0 = 17,5 cm dengan kemiringan tangga = 30o maka
dari tabel di atas akan di dapat aantrede a = 30 cm.
Kontrol:
0 17,5
tg =
= 30
= 0,583

= 30,250 300

Gambar 22. Posisi optrade & aantrade pada kemiringan 300

3. Lebar Tangga dan Panjang Bordes

Lebar tangga dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 38


a. Lebar Tangga Efektif adalah lebar tangga-yang dihitung mulai dari sisi dalam rimbat
tangan (pegangan) yang satu sampai dengan sisi dalam rimbat tangan yang lainnya.
b. Lebar Tangga Total adalah lebar efektif tangga ditambah dua kali tebal rimbat tangan (t)
ditambah lagi dua kali sisa pijakan (s) di luar rimbat tangan atau

Lebar tangga total = lebar efektif + 2.t + 2.s

Biasanya : diambil t = 4 @ 6 cm
s = 5 @ 10 cm

Gambar 23. Posisi Lebar dan Bordes Tangga

Tabel 6. Daftar Ukuran Lebar Tangga Ideal

NO DIGUNAKAN UNTUK LEBAR EFEKTIF (cm) LEBAR TOTAL


1 1 orang 65 85
2 1 orang + anak 100 120
3 1 orang + bagasi 85 105
4 2 orang 120 @ 130 140 @ 150
5 3 orang 180 @ 190 200 @ 210
6 > 3 orang > 190 > 210

c. Panjang Bordes Tangga, ukuran panjang bordes cukup relatif karena disesuaikan
dengan lugs lantai dan tinggi kosong antara muka lantai bawah dengan plafon di
atasnya, namun demikian panjang bordes dapat ditentukan dengan pendekatan,
seperti berikut:

Panjang Bordes = ln + 1,5 @ 2.a

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 39


Contoh:
Bila langkah normal ln = 60 cm dan langkah datar a = 30 cm, maka panjang bordes =

60 + 1,5 . 30 = 105 cm.

Gambar 24. Lebar tangga dan panjang bordes

Tabel 7. Jenis-jenis Bahan Untuk Tangga


Tinjauan :
No. Bahan
Keuntungan : Kerugian :
- Bahannya mudah didapat - Konstruksi agar sulit dibuat
- Bobotnya ringan kaku
- Relative lebih murah - Lama pengerjaannya
1 KAYU :
- Indah bila dipropil dan dipolitur - Lekas aus dan mudah
- Untuk tangga rumah tinggal, dimakan rayap
villa, tangga sementara - Licin dilalui bila tanpa makai
alas/ karpet
- Kokoh, stabil - Cukup berat
- Tidak mudah aus - Lebih mahal dari tangga kayu
- Bila berada di dalam rumah - Tidak bisa dipolitur
2 BAJA tidak banyak perawatan - Mudah berkarat bila
- Untuk tangga bawah tanah, ditempatkan pada bagian
tangga kebakaran, tangga yang bergaram.
bengkel

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 40


- Mudah dibentuk sesuai selera - Bobotnya tinggi 2,4 ton per
- Kokoh, stabil m3
- Tidak mudah aus maupun - Harganya mahal
terbakar - Pengerjaannya lama karena
3 BETON/ TULANG - Tidak licin memerlukan bekisting
- Banyak digunakan untuk - Proses pengikatan dan
tangga rumah tinggal yang pengeringan cuku lama 28
permanen atau tempat hari.
keramaian lainnya.

- Biayanya lebih murah dari - Jumlah anak tangga terbatas


tangga kayu, baja, beton - Banyak memakan ruangan
tulang - Cukup memakan ruangan
- Konstruksinya sederhana - Cukup berat 1,7 ton per m3
4 BATA/ BATU
- Cepat pengerjaannya - Konvensional/kuno
- Digunakan utnuk tangga rumah
sederhana, undah-undak pada
tanggul bangunan irigasi

C. BENTUK-BENTUK TANGGA
Adapun bentuk-bentuk tangga yang sering digunakan adalah, seperti berikut:

1. Tangga Tusuk (Biasa) Lurus

Gambar 25. Tangga tusuk (biasa) lurus

- Kedua boom lurus clan sejajar membentuk sudut sebesar .


- Semua trede sama lebar dan tegak lurus terhadap kedua boom.
- Garis lintasnya ada di tengah-tengah lebar tangga dan sejajar kedua boom.
- Ini dipakai bila pada lantai I maupun lantai II tersedia cukup ruangan dan jumlah
trede tidak terlalu banyak (kurang dari 20 buah).
2. Tangga Tusuk (Biasa) Miring

Gambar 26. Tangga tusuk (biasa) miring

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 41


- Kemiringan trede tangga disesuaikan dengan miring dinding di sekitarnya.
- Kedua boom lurus, sejajar dan sama panjang.
- Semua trede sama lebar dengan posisi miring terhadap kedua boom.
- Garis lintas/garis panjat berada di tengah-tengah kedua boom dan sejajar kedua
boom tersebut.
- Tangga ini digunakan bila posisi dinding seperti pada gambar dan jumlah trede tidak
terialu banyak (< 20 buah).

3. Tangga Baling (Membilut) Tunggal

Gambar 27. Tangga baling (membilut) tunggal

- Trade ke 2, 3, 4 dan seterusnya agak membilut menyerupai baling (lebarnya tidak


sama).
- Kedua boom lurus, sejajar dab tidak sama panjang.
- Garis panjat/lintas berupa garis lengkung.
- Ada sedikit penghernatan ruangan di sekitar ujung atas tangga.
- Digunakan bila jumlah trede kurang dari 20 buah (tanpa bordes khusus).

4. Tangga Baling (Membilut) Dobel

Gambar 28. Tangga baling (membilut) dobel

- Semua tredenya membilut menyerupai baling-baling.


- Garis panjat berupa garis lengkung yang simetris.
- Kedua boom sejajar, lurus dan tidak sama panjang.
- Pada awal dan akhir tangga terjadi penghematan ruangan.

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 42


- Digunakan bila ruangan yang tersedia untuk tangga kurang memadai.
5. Tangga Seperempatan Awal

Gambar 29. Tangga seperempatan awal

- Tangga ini dapat menghemat ruangan seperempat () putaran pada awal naik
tangga.
- Pada seperempatan awal trede (anak tangga) membentuk segitiga yang salah satu
ujungnya menuju satu titik (poros).
- Pada seperernpatan awal garis lintasnya membelok siku.
- Trede di luar seperempatan (trede 5, 6, 7 dan seterusnya sedikit miring), kemudian
bentuknya normal kembali.

6. Tangga Seperempatan Akhir

Gambar 30. Tangga seperempatan akhir

- Tangga ini dapat menghemat ruangan putaran pada akhir tangga (menuju lantai
atas).
- Anak tangga (trede) pada seperempatan akhir berbentuk segitiga.
- Tangga ini tidak menggunakan hordes karena jumlah anak tangganya kurang dari 20
buah.

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 43


7. Tangga Seperempatan Antara

Gambar 31. Tangga seperempatan antara

- Tangga ini mempunyai seperempatan di antara trede bawah dengan trede yang ada
/ di atasnya (antara).
- Trede pada seperempatan antara jugaberbentuk segitiga sedangkan yang lain
bentuknya normal kembali.
- Menjalani tangga ini sedikit menjemukan, cepat lelah dan agak berbahaya.
- Menghemat ruangan pada bagian sudut lantai bangunan.
- Konstruksinya (kayu) agak sulit dibuat.

8. Tangga Poros Putar

Gambar 32. Tangga poros putar

- Keuntungan tangga poros ini dapat menghemat penggunaan ruangan.


- Pijakan anak tangga berbentuk segitiga yang memusat menuju poros (as).
- Konstruksi tangga ini kebanyakan terbuat dari bahan baja atau kombinasi dengan
kayu.
- Kelemahan tangga ini adalah sedikit berbahaya, sulit dilalui bila membawa barang
karena lintasannya melingkar mengelilingi poros.

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 44


D. KONSTRUKSI TANGGA
Ditinjau dari segi penggunaan bahan, konstruksi tangga dapat dibagi menjadi 4
bagian, yaitu:
1. Konstruksi Tangga Kayu
Tangga ini banyak digunakan dengan pertimbangan bahannya ringan dan mudah
didapat serta menampakkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi propil dan
difinishing dengan rapih. Namun demikian tangga ini memiliki kelemahan tidak dapat dilalui
oleh beban-beban yang begat dan terbatas lebarnya, karena kayu mempunyai sifat lentur
yang besar. Di samping itu kelemahan lainnya adalah tangga ini tidak cocok ditempatkan di
ruang. terbuka karena kalau kena panas dan hujan mudah lapuk.
Konstruksi tangga kayu terdiri dari dua bagian pokok yaitu ibu tangga (boom) dan
anak tangga (trede). Kedua ujung papan injak (wel + antrede) menumpang pada kedua sisi
dalam dari ibu tangga, begitu pula papan vertikal (stootboard) masuk ke dalam alur sisi
dalam ibu tangga. Biasanya pada pertemuan siku antara sisi atas shootbord dengan sisi
bawah papan injak diisi dengan plat penahan (wellat). Ujung bawah kedua ibu tangga
menumpang pada tiang lantai dan diberi angker penguat agar tidak bisa bergeser,
sedangkan kedua ujung ibu tangga bagian atas menumpang pada balok rapil bordes atau
balok rapil pada lantai atas suatu bangunan. Agar setiap hubungan kayu bisa kaku, maka
dibuatkan takikan-takikan atau dengan hubungan pen dan lobang tak tembus.
Tiang sandaran dipasang untuk menumpangkan ibu tangga maupun pegangan
pengaman (sandaran miring). Ruji-ruji (balustrade) dipasang antara ibu tangga dengan
pegangan. Hubungan antara ujung-ujung ruji dengan ibu tangga maupun pegangan
dibuatkan pen dan lobang tak tembus. Pegangan atau rimbat tangan dapat juga diletakkan
menumpang di sisi dalam tembok.

Gambar 33. Denah tangga lengan dengan bordes

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 45


Gambar 34. Tampak atas & tampak samping

Gambar 35. Detail A

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 46


Gambar 36. Detail B

Gambar 37. Detail C

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 47


Gambar 38. Detail D

Gambar 39. Detail aantrade, optrade, boom tangga

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 48


Gambar 40. Detail sistem pembesian tangga

2. Konstruksi Tangga Baja

Tangga baja merupakan tangga yang sebagian besar (semua) kornponen-komponen


konstruksinya terdiri dari bahan baja. Tangga baja ini dapat dikombinasikan dengan Kahan
kayu yaitu bagian plat injak (aantrede) menggunakan napan kayu keras. Bahan baja yang
digunakan pada konstruksi tangga ini dapat berbentuk: propill. propil kanal C ([ ) dan baja
plat polos maupun baja nlat dengan tonjolan-tonjolan garis.
Propil L dan propil C biasanya digunakan untuk ibu tangga (boom) sedangkan baja
plat untuk anak tangga/plat injak. Hubungan antara masing-masing komnonan ini
menggunakan sistem las, mur-baut, keling. Untuk tangga yang sederhana dengan lebar
60 cm, plat injak dapat diganti dengan batang besi 0 16 mm atau propil L. 50.50.5. yang
masing-masing ujungnya dilas pada sisi dalam ibu tangga. Tangga baja tipe tusuk lurus
yang memakai ibu tangga menyita ruangan yang cukup banyak. Bila menginginkan
penghematan ruangan, dapat digunakan tangga poros (tangga putar).
Tangga poros ini tidak memakai ibu tangga, akan tetapi menggunakan poros dari pipa
baja tebal dengan diameter 10 @ 15 cm. Plat injak anak tangga yang berbentuk segitiga
atau trapesium ini dari bahan baja plat atau papan kayu yang di bawahnya diberi batang

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 49


penahan berupa propil L atau T. Agar poros tangga dapat berdiri dengan tegak dan kokoh
maka pada ujung bawahnya dipasang baja plat 200.200.12 mm (baseplate) yang diberi 4
buah angker 0 16 mm. Angker ini ditanam pada blok beton pondasi setempat. Plat injak
anak tangga paling atas (di ujung atas poros) di angker ke plat lantai atas bangunan,
dengan maksud agar poros bagian atas bila dilalui tidak bergetar atau bergoyang. Sernua
komponen dari tangga poros ini menggunakan sistem las, kecuali bila plat injak
menggunakan papan kayu, maka penguatannya memakai hubungan mur-baut.

Gambar 41. Tangga panjat & tangga darurat

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 50


Gambar 42. Tangga tusuk lurus dengan konstruksi tangga baja

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 51


Gambar 43. Bentuk tangga seperempat awal, dengan konstruksi tangga baja

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 52


Gambar 44. Bentuk tangga putar & detail dengan konstruksi tangga baja

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 53


Gambar 45. Tangga putar lainnya & detail dengan konstruksi tangga baja

3. Konstruksi Tangga Beton


Tangga beton adalah suatu tangga yang terbuat dari bahan beton. Konstruksi tangga
ini menggunakan bahan beton bertulang, yaitu suatu campuran adukan yang terdiri dari
semen/ portland cement (Pc), pasir (Ps), kerikil (Kr), air tawar dan diperkuat dengan
pemasangan batang tulangan dari besi berpenampang bulat. Kriteria umum pembuatan
konstruksi tangga beton hampir sama dengan pembuatan tangga dari bahan kayu maupun
baja. Pada umumnya campuran (perbandingan) bahan untuk adukan beton berkisar antara:
- 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, untuk beton bertulang biasa
- 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, untuk beton tidak bertulang (beton tumbuk pada lantai kerja).
- 1 Pc : 1,5 Ps : 2,5 Kr, untuk beton kedap air.

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 54


Keuntungan penggunaan tangga beton ini antara lain:
a. Cukup kuat untuk menerima beban, bersifat kaku dengan lendutan yang kecil.
b. Mudah dibentuk sesuai selera pemilik
c. Awet yaitu tahan lama dan tahan terhadap zat kimia maupun panas.
Kerugian penggunaan tangga beton adalah:
a. Memerlukan waktu relatif lama dalam pembuatan cetakan (bekisting) untuk
pengecorannya.
b. Proses pengeringannya cukup lama 28 hari dan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca
di sekitarnya.
c. Bobot dari tangga beton ini cukup besar.

Macam-macam bentuk tangga beton yang sering dijumpai:

Gambar 46. Tangga Terbuka Dengan Satu Balok Penahan sebagai Boom

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 55


Gambar 47. Tangga terbuka dengan dua balok penahan sebagai boom

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 56


Gambar 48. Tangga terbuka dengan salah satu ujung anak tangga terjepit pada balok
dinding

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 57


Gambar 49. Tangga biasa dari beton tulang

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 58


Gambar 50. Sistem pengecoran beton pada tangga

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 59


Gambar 51. Tangga tusuk lurus dari beton

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 60


Gambar 52. Tangga dua lengan dengan bordes dari beton

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 61


Gambar 53. Bentuk lain tangga dua lengan dengan bordes dari beton

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 62


Gambar 54. Sistem pengecoran beton pada tangga dua lengan dengan bordes

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 63


4. Konstruksi Tangga Batu/Bata
Tangga ini jarang digunakan di dalam ruangan yang bersifat terbuka/umum akan
tetapi masih dapat digunakan untuk penghubung ruangan yang berada dalam tanah seperti
tangga gudang bawah tanah. Karena faktor konstruksi yang sedemikian rupa, tangga ini
dapat digunakan di luar ruangan misalnya pada bangunan rumah yang berada di daerah
tanah curam di pinggir jalan, tangga/undak pada tanggul jaringan irigasi dan lain-lainnya.
Bahan dasar tangga batu/bata ini adalah batu belch untuk fondasi, Bata merah dan
adukannya 1 Pc : 4 Ps. Untuk rapihnya tangga ini dapat diplester dengan campuran 1 Pc : 2
Ps serta pada permukaannya diberi lapisan semen sebagai lapisan penutup.

Gambar 55. Bentuk tangga batu/bata pada daerah ketinggian

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 64


Gambar 56. Tampak atas tangga batu/bata

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 65


Gambar 57. Bentuk tusuk lurus pada tangga batu

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 66


Gambar 58. Tampak & detail tangga tusuk lurus pada tangga batu

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 67


E. RANGKUMAN
Tangga merupakan alat transportasi dalam bangunan vertical. Tangga dalam system
struktur masuk pada bagian super struktur. Bagian-bagian tangga yang sangat perlu
diperhatikan adalah system penentuan aantrade, optrade dan system penempatannya.
karena dengan penentuan tiga bagian ini maka tangga akan terasa nyaman. Tangga
memiliki bentuk, yaitu tangga tusuk lurus, tangga tusuk miring dll. Sedangkan system
konstruksi tangga terbagai atas, konstruksi tangga kayu, baja, beton dan batu bata.

F. TUGAS

RANCANGAN TUGAS III


SISTEM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
BANGUNAN BERLANTAI 2 4
(Perkuliahan Minggu Ke 3)

1. JENIS TUGAS: Group/Kelompok (Kerja Studio)


2. TUJUAN TUGAS :
Memahami defenisi, syarat-syarat, bentuk dan konstruksi tangga.
Memahami sistem perhitungan anak tangga
Menerapkan dalam bentuk sketsa bentuk dan konstruksi tangga secara mendetail
Menerapkan kreativitas individu ke dalam bentuk kerja kelompok .
3. URAIAN TUGAS :
a. Obyek tugas : Perhitungan anak tangga, bentuk, konstruksi tangga (2D & 3D)
b. Yang dikerjakan, oleh mahasiswa :
Menghitung jumlah anak tangga yang akan diterapkan dalam tugas
kelompok/group.
Sketsa bentuk tangga dan konstruksi tangga secara mendetail (2D dan 3D),
dimana jumlahnya ditentukan. (perencanaan tugas kelompok)
Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (3 jam/180 menit) di dalam studio.
Tiap kelompok bebas menggunakan materi untuk mengeksplorasi tugasnya.
a. Sistem pengerjaan tugas, yaitu:
Tugas dikerjakan secara kelompok/group, teknik presentasi grafis freehand,
pensil 2B, pena dan menggunakan kertas A2.
Penerapan materi tangga dituangkan dalam bentuk sketsa.

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 68


b. Keluaran tugas yang dihasilkan
Menghitung jumlah anak tangga dan besaran aantrade, optrade, sketsa bentuk
tangga dan detail konstruksi tangga pada bangunan berlantai 2 4.

4. KRITERIA PENILAIAN ( Bobot Tugas 5%)


Pemahaman, terhadap system struktur dan konstruksi tangga pada bangunan
berlantai 2 - 4 (0,5%)
Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan gambar) (3,5%)
Norma dan standar teknik gambar (ukuran, notasi,skala) (1%)

Struktur & Konstruksi Bangunan 02 69

Anda mungkin juga menyukai