I. Sasaran Pembelajaran
Di akhir sesi pembelajaran pada bagian materi 3, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami dan menjelaskan defenisi tangga pada bangunan berlantai 2 4 .
2. Memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk dan bagian-bagain konstruksi
tangga pada bangunan berlantai 2 4 .
3. Mensketsa bentuk dan konstruksi pada bagunan berlantai 2 4 .
T A N G G A
V. Pertanyaan
Sebelum beralih ke materi berikutnya, maka gunakanlah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini sebagai panduan bagia mahasiswa.
1. Jelaskan defenisi dan syarat-syarat tangga pada bangunan berlanta 2 4 .
2. Jelaskan fungsi dan bentuk-bentuk tangga pada bangunan berlantai 2 - 4.
3. Sketsa bentuk tangga dan system konstruksi tangga pada bangunan berlantai
24.
TANGGA
- Tiang sandaran
- Sandaran (pegangan)
Pelengkap - Ruji (baluster)
- Garis lintas (garis panjat)
Tangga adalah merupakan salah satu bagian dan suatu bangunan yang berfungsi
sebagai alat penghubung lantai bawah dengan lantai yank ada di atasnya pada bangunan
bertingkat dalam kegiatan tertentu.
Anak tangga (trede) adalah bagian dari tangga yang berfungsi untuk
rnemijakkan/ melangkahkan kaki ke arah vertikal maupun horisontal (datar). Bidang trede
datar yang merupakan tempat berpijaknya telapak kaki dinamakan: Aantrede (langkah
datar), sedangkan bidang trede tegak yang merupakan selisih tinggi antara dua trede yang
Stootbord (bidang sentuh), adalah system penguatan yang terbuat dari papan
dimana berfungsi sebagai penguatan pada trede. Untuk menutupi celah antara trede dan
stootbord dipasang wellat dengan ukuran 1,5 x 2 cm atau 2 x 3 cm, selain itu wellat dapat
menguatkan stootbord.
Ibu Tangga (Boom) adalah bagian tangga berupa dua batang atau papan miring
yang berfungsi menahan kedua ujung anak tangga (trede). Salah satu batang boom yang
menempel pada tembok dinamakan Boom Tembok atau Boom Luar, sedangkan batang yang
lain berdiri miring bebas dinamakan Boom Bebas atau Boom Dalam. Kemiringan boom
sesuai dengan besarnya kelandaian tangga (). Bagian ujung dari anak tangga, wellat dan
stootbord dihubungkan dengan alur pada sisi dalam boom, dengan dalam takikan 1 cm.
Sedangkan lebar boom yang diizinkan pada tangga kayu adalah minimal 3 4 cm.
datar (Aantrede = a). Biasanya panjang bordes diambil antara 80 150 cm.
L= ln + a s/d 2.a
(L) = ln + 2 . a ln = 57 a 65 cm
(L) = 65 + 2 . 20 a = 17,5 a 20 cm
L = 105 cm
- Sandaran (pegangan) adalah batang yang berfungsi sebagai pegangan tangan bagi
yang melintasi tangga yang mempunyai posisi sejajar dengan sisi atas boom. Sandaran
ini dipasang setinggi 75 @ 90 cm terhitung dari sisi boom, sandaran yang menempel
pada tembok dinamakan sandaran tembok (sandaran luar) sedangkan yang satu lagi
dinamakan sandaran bebas (sandaran dalam). Kayu sandaran dipakai kayu bulat
dengan 4 @ 5 cm atau kayu 4 x 6 cm atau 6 @ 8 cm.
B. SYARAT-SYARAT TANGGA
1. Syarat Umum Tangga
Syarat-syarat umum tangga di antaranya dapat ditinjau dari segi, seperti berikut:
a. Penempatannya
- Penempatan tangga diusahakan sehemat mungkin menggunakan ruangan.
- Ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan oleh banyak orang
(bagi yang memerlukannya) dan mendapat sinar pada waktu siang hari.
- Diusahakan penempatannya tidak mengganggu/menghalangi lalu lintas orang
banyak.
b. Kekuatannva:
- Bila menggunakan bahan kayu hendaknya rnemakai kelas I atau II, agar nantinya
tidak terjadi pelenturan/goyang.
- Kokoh dan stabil bila dilalui oleh sejumlah orang + barangnya.
c. Bentuknya
- Bentuk konstruksi tangga diusahakan sederhana, layak, sehingga dengan mudah
dan cepat dikerjakan serta murah biayanya.
Yang termasuk dalam syarat khusus tangga adalah perhitungan untuk besaran
aantrade dan optrade, yaitu dengan cara:
CARA 1.
a + 2 . 0 = ln
CARA 2.
a + 3 . 0 = 77 @ 85
Contoh: ditetapkan besarnya 0 = 17,5 cm atau lnx = 83 cm, maka akan didapat a
sebesar:
a + 3 . 0 = 83
a + 3 . 17,5 = 83
a = 30,5 cm (mendekati cara 1).
CARA 3.
Cara lain untuk menentukan ukuran-ukuran anak tangga dapat jugs dilakukan dengan
melihat hubungan antara: a 0 (sudut miring tangga, seperti berikut):
Bila kita menghendaki tinggi optrede 0 = 17,5 cm dengan kemiringan tangga = 30o maka
dari tabel di atas akan di dapat aantrede a = 30 cm.
Kontrol:
0 17,5
tg =
= 30
= 0,583
= 30,250 300
Biasanya : diambil t = 4 @ 6 cm
s = 5 @ 10 cm
c. Panjang Bordes Tangga, ukuran panjang bordes cukup relatif karena disesuaikan
dengan lugs lantai dan tinggi kosong antara muka lantai bawah dengan plafon di
atasnya, namun demikian panjang bordes dapat ditentukan dengan pendekatan,
seperti berikut:
C. BENTUK-BENTUK TANGGA
Adapun bentuk-bentuk tangga yang sering digunakan adalah, seperti berikut:
- Tangga ini dapat menghemat ruangan seperempat () putaran pada awal naik
tangga.
- Pada seperempatan awal trede (anak tangga) membentuk segitiga yang salah satu
ujungnya menuju satu titik (poros).
- Pada seperernpatan awal garis lintasnya membelok siku.
- Trede di luar seperempatan (trede 5, 6, 7 dan seterusnya sedikit miring), kemudian
bentuknya normal kembali.
- Tangga ini dapat menghemat ruangan putaran pada akhir tangga (menuju lantai
atas).
- Anak tangga (trede) pada seperempatan akhir berbentuk segitiga.
- Tangga ini tidak menggunakan hordes karena jumlah anak tangganya kurang dari 20
buah.
- Tangga ini mempunyai seperempatan di antara trede bawah dengan trede yang ada
/ di atasnya (antara).
- Trede pada seperempatan antara jugaberbentuk segitiga sedangkan yang lain
bentuknya normal kembali.
- Menjalani tangga ini sedikit menjemukan, cepat lelah dan agak berbahaya.
- Menghemat ruangan pada bagian sudut lantai bangunan.
- Konstruksinya (kayu) agak sulit dibuat.
Gambar 46. Tangga Terbuka Dengan Satu Balok Penahan sebagai Boom
F. TUGAS