Anda di halaman 1dari 17

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011

Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 1

2.1. KEBIJAKAN PAYUNG PEMBANGUNAN NASIONAL

Dalam kebijaksanaan pembangunan nasional terdapat beberapa aspek yang sangat prinsipil dan menjadi landasan
yang sangat kuat guna dijadikan pedoman lanjutan pembangunan baik dalam skala nasional maupun skala
regional. Aspek-aspek yang dimaksud di dalam pemikiran tersebut adalah bahwa pembangunan diarahkan kepada
peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM), pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang optimal,
sebagai jawaban dalam rangka menghadapi tantangan perkembangan dunia yang semakin global, serta
memperkokoh jalinan rasa persatuan dan kesatuan, agar terhindar dari disintegrasi bangsa dengan mewujudkan
kecintaan yang mendalam, sebagai bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju serta kukuh
kekuatan moral & etika.

2.1.1. Visi Pembangunan Nasional

Visi pembangunan Indonesia adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak
mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan / teknologi,
memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 2

11. Perwujudan sistem dan iklim nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh
akhlak mulia, kratif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan
2.1.2. Misi Pembangunan Nasional
bertanggung jawab, berketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan, ditetapkan misi sebagai berikut: rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
1. Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan 12. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas dan pro-aktif bagi
bernegara. kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global.
2. Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

3. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan


kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan dan
mantapnya persaudaraan umat beragama yang berakhlak mulia, toleran, rukun dan damai.

4. Penjaminan kondisi aman, damai, tertib, dan ketentraman masyarakat.

5. Perwujudan sistem hukum nasional, yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak asasi
manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran. Dilihat dari fungsi kota dalam ruang wilayah nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)

6. Perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif dan berdaya tahan No.47 Tentang RTRW Nasional, walaupun Kabupaten Nunukan tidak menjadi Pusat Kegiatan

terhadap pengaruh globalisasi. Nasional (PKN) seperti Kota Balikpapan dengan kriteria penentuan sebagai berikut:

7. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha 1. Pusat yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan-kawasan internasional dan

kecil, menengah dan koperasi, dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang mempunyai potensi untuk mendorong daerah sekitarnya.

bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan berbasis pada sumberdaya alam dan 2. Pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank yang melayani nasional atau melayani beberapa
sumberdaya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya saing, berwawasan lingkungan propinsi.
dan berkelanjutan.
3. Pusat pengolahan/pengumpul barang secara nasional atau meliputi beberapa propinsi.
8. Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pembangunan daerah dan pemerataan
4. Simpul transportasi secara nasional atau untuk beberapa propinsi.
pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Pusat jasa pemerintahan untuk nasional atau beberapa propinsi.
9. Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang
6. Pusat jasa kemasyarakatan yang lain untuk nasional atau meliputi beberapa propinsi..
layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar
yaitu sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.

10. Perwujudan aparatur negara yang berfungsi melayani masyarakat, profesional, berdaya guna, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Propinsi Kalimantan Timur ditentukan Kota Samarinda dan Kota
produktif, transparan, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Tarakan. Sedangkan 13 Kota lainnya sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Kabupaten Nunukan ditentukan sebagai Kawasan Khusus bersama dengan Kota Bontang sebagai

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 3

kawasan dengan pontensi pertumbuhan dan kawasan perbatasan Kalimantan Serawak Malaysia. Tabel no: 2.1.
Kawasan Andalan Di Propinsi Kalimantan Timur
Yang selanjutnya Pelabuhan Balikpapan, Samarinda dan Nunukan ditetapkan sebagai pelabuhan
Menurut PP No.47 Tahun 1997 Tentang RTRW Nasional
utama tersier, Pelabuhan Tarakan sebagai pelabuhan pengumpan regional dan Pelabuhan
Sangkulirang sebagai pelabuhan pengumpan local.
DAERAH
KOTA DALAM FUNGSI
PROPINSI/ KAWASAN LAUT PENGALIRAN
KAWASAN KOTA
KAWASAN DARAT YANG TERKAIT SUNGAI YANG
DARAT NASIONAL
MELAYANI
Kawasan Balikpapan Kawasan laut Bontang dan Balikpapan PKN = Sungai Mahakam
Samarinda dan sekitarnya sekitarnya Samarinda PKW
Sektor unggulan : Sektor unggulan : Bontang PKL
- Perkebunan - Perikanan Tenggarong PKL
- Kehutanan - Pertambangan Kotabangun PKL
- Industri - Pariwisata Marangkayu PKL
- Pertambangan Kota Orientasi :
- Perikanan - Balikpapan
- Pariwisata
Kawasan Tanjung Redeb Tanjung Redeb PKL - Sungai Berau
dan sekitarnya Tanjung Selor PKL
Sektor unggulan : Tanjung Ratar PKL
Tabel 2.3 - Kehutanan Tanjung Santan PKL
- Industri Sangkulirang PKL
- Pertambangan Muarawahau PKL
Kawasan Tarakan dan Tarakan PKW - Sungai Sesayap
sekitarnya Nunukan PKL
Sektor unggulan :
- Kehutanan
- Industri
Untuk Bandar Udara Sepinggan - Balikpapan sebagai pusat penyebaran primer, Bandar Udara Juwata - Pertanian
tanaman pangan
Tarakan sebagai pusat penyebaran sekunder dan Bandar Udara Samarinda sebagai pusat penyebaran - Perikanan
Kawasan Tanah Grogot Tanah Grogot PKL - Sungai Kendito
tersier.
dan sekitarnya Muara Taloge PKL
Sektor unggulan :
- Industri
- Pertanian
tanaman pangan
- Perikanan
Sumber : Bappeda Propinsi Kalimantan Timur Review Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Timur

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 4

2.2. KEBIJAKAN PAYUNG BIMP EAGA ( BRUNEI DARUSSALAM- Pada 26 Maret 1994 itu pula, para Menteri telah mempertimbangkan dan mengesahkan sebanyak 9 sektor yang

INDONESIA-MALAYSIA-PHILIPINE EAST ASIA GROWTH AREA) diprioritaskan serta masing-masing negara yang dominan mengambil peran aktif, yaitu :

1. Mobilitas orang Indonesia

2. Perhutanan Indonesia
Sekarang ini Kabupaten Nunukan telah memasuki era BIMP-EAGA, era AFTA bahkan lebih luas lagi era Globalisasi
sebagai gelombang masa depan yang harus dihadapi dengan segala konsekwensinya. 3. Energi Malaysia

Dalam upaya pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Nunukan membuka jalan untuk secara resmi 4. Pengembangan Sumber Daya Manusia Malaysia

berpartisipasi dalam forum BIMP-EAGA. Melalui program ini diharapkan menjadi ajang ( Platform) dalam 5. Permodalan dan Jasa Keuangan Malaysia
mewujudkan kerjasama polygon yang telah ditelah ditentukan dalam BIMP-EAGA. Sekaligus pula merupakan batu
6. Manajemen dan Lingkungan Hidup Brunai Darusalam
ujian akan intensitas BIMP-EAGA dan implikasinya terhadap Kabupaten Nunukan dengan segala kondisinya
7. Telekomunikasi Brunai Darusalam
dewasa ini. Batu ujian ini Banyaknya peluang program kerjasama yang dapat dilaksanakan melalui program BIMP-
EAGA yang telah ditetapkan pada forum pertemuan para Menteri yang mewakili Brunei, Indonesia, Malaysia dan 8. Konstruksi dan Materialnya Philippina
Philippina pada 26 Maret 1994 di Davao City Filipina Selatan, meliputi 14 sektor yang potensi yaitu : 9. Agro Industri Philippina
1. Perhubungan dan jasa perkapalan/ pelayaran

2. Perikanan dan industri penangkapan ikan

3. Kerjasama pengembangan pariwisata

4. Pertanian dan hortikultura

5. Pengembangan dan eksplorasi energi (gas, geothernal, batu bara, tenaga air dan minyak).

6. Manajemen perlindungan lingkungan hidup

7. Perhutanan dan produksi kayu

8. Pengembangan sumber daya manusia

9. Perindustrian

10. Aransemen Institusi

11. Kerjasama jaringan mata rantai infrastuktur

12. Pengembangan sumber daya alam

13. Sektor jasa dan pelayanan

14. Perdagangan dan investasi

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 5

2.3. KEBIJAKAN PAYUNG KAWASAN ANDALAN TATAPAN BUMA 2.4. KEBIJAKAN PAYUNG TATA RUANG KAWASAN PERBATASAN
(TARAKAN-TANJUNG PALAS-NUNUKAN-BUNYU-MALINAU ) KALIMANTAN TIMUR

Berdasarkan RTR kawasan Perbatasan, strategi pengembangan kawasan mempertimbangkan tiga aspek utama,
yaitu aspek pertahanan dan keamanan, aspek lingkungan hidup, dan aspek pengembangan wilayah (ekonomi).
Ada dua insentif yang akan diberikan kepada investor sehubungan dengan adanya kawasan andalan TATAPAN
Berdasarkan dokumen tersebut rencana tata guna lahan di kawasan perbatasan disajikan pada tabel.
BUMA , yaitu:

1. Insentif fiskal, yaitu bentuk insentif pajak (Pengurangan PPn, PPh dan Bea masuk)
Tabel no: 2.2.
2. Insentif no Fiskal, dalam bentuk pelayanan perijinan satu atap Rencana Tata Guna Lahan Pada Tata Ruang Kawasan Perbatasan
Kalimantan Timur

Kawasan Budidaya
Kecamatan Kawasan Lindung
Pertanian Non Pertanian
Nunukan Sempadan Pantai Perk
dan Cagar alam ebunan Pertambangan (migas)
Kehu
tanan Industri (Petrokimia,
Perikanan, Kayu lapis,
Limbah Kayu,
galangan papal dan
perbengkelan)

Pariwisata
Lumbis Cagar alam Perta
nian lahan basah Pariwisata
Kehu
tanan (pb) Pertambangan Khusus
Mentarang Cagar alam Kehutanan (pb)
Pariwisata

Pertambangan Khusus
Krayan Cagar alam Kehutanan (ptk)
Industri Perbengkelan

Pariwisata
Pujungan Cagar alam Kehutanan (pb)
Pariwisata
Kayan Hilir Cagar alam Kehutanan (pb)
Pariwisata

Pertambangan Khusus

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 6

Kayan Hulu Cagar alam Perta Malinau, Pusat Pelayanan Lokal (Kota Orde IV)
nian lahan basah Pariwisata
Kehu
tanan (pt)
Long Pahangai Hutan Lindung Perta B. Kota Sebagai Pintu Perbatasan
nian Lahan basah Pariwisata
Perk Nunukan, Kecamatan Nunukan
ebunan Pertambangan emas
Kehu Labang, di Kecamatan Lumbis
tanan Industri pulp/kayu
Long Midang, di Kecamatan Krayan
Long Apari Hutan Lindung Perta
nian Lahan basah Pertambangan emas
Long Nawang, di Kecamatan Kayan Hulu
Kehu
tanan Industri pulp/kayu

Tabel 2.3.
Prioritas pengembangan pada kawasan perbatasan, secara umum digunakan untuk penggalian potensi pada sector Prioritas Pengembangan Kawasan Budidaya Pada Tata Ruang Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, industri, pertambangan dan pariwisata Seperti dilihat pada tabel.
Kawasan Jenis Lokasi SWP Lokasi Kecamatan Komoditas Prioritas
Rencana pengembangan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) sebagai kawasan prioritas dalam perencanaan Budidaya Penggunaan
Pertanian Pertanian Lumbis Lumbis - Padi ladang, ubi kayu
pengembangan dalah: Tanaman Mentarang
Pangan
Long Pahangai Padi
Kayan Hulu ladang
Padi
Long pahangai ladang
Krayan Padi
Long apari ladang, ubi kayu, jagung
Padi
Krayan sawah
Padi
Pujungan ladang, ubi kayu
Pasi
Mentarang sawah, jagung, ubi jalar
Perkebunan Nunukan Nunukan Cokla
t, cengkeh, kelapa, kopi
Krayan Ceng
Krayan keh Kelapa, Kopi, vanili
A. Kota Sebagai pusat Pelayanan SWP: Kopi
Pujungan
Nunukan sebagai pusat pelayanan distrik (Kota Orde III) Long pahangai Lada
Long apari lada
Long Bawan, Pusat Pelayanan Lokal (Kota Orde IV)
Kayan Hulu
Long Pahangai, Pusat Pelayanan Lokal (Kota Orde IV) Peternakan Nunukan Nunukan Sapi, Kambing, Udang
dan Perikanan

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 7

Krayan Sapi, Kayan Hilir Budaya


Krayan Kerbau, Kambing, Babi
Babi
Pujungan
Lumbis Sapi,
Mentarang Lumbis Babi
Sapi,
Mentarang Kerbau, Babi
Long Pahangai Kam
Kayan Hilir bing, Babi
Babi,
Along Pahangai Unggas
Ungg
Long Apari as
Non Pertanian Industri Nunukan Nunukan Industri hasil produksi kawasan
untuk ekspor
Krayan Krayan Perb
engkelan
Long pahangai Hasil
Longpahangai Hutan
Hasil
Longapari hutan dan MIGAS
Pertambangan Nunukan Nunukan Emas
Lumbis - Emas
Mentarang Lumbis Emas

Mentarang
Long pahangai Emas
Kayan Hilir Emas
Emas
Long Pahangai

Long Apari
Pariwisata Nunukan Nunukan Agrowisata, pantai
Krayan Agro
Krayan wisata, alam, budaya
Alam,
Pujungan Budaya
Lumbis - Alam,
Mentarang Lumbis Budaya
Alam,
Mentarang Budaya
Long Pahangai Alam,
Long Pahangai Budaya
Alam,
Kayan Hulu Budaya
Alam,

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 8

2.5. KEBIJAKAN PAYUNG PEMBANGUNAN KALIMANTAN TIMUR

Peta 2.1.
Propinsi Kalimantan Timur

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 9

Propinsi Kalimantan Timur adalah propinsi terbesar kedua setelah Irian Jaya / Papua di Indonesia. Luasnya Jumlah (buah)
2 No Kabupaten/Kota
sekitar 211,440 KM atau mewakili 11 % dari total luas kepulauan, luasnya hampir menyamai Pulau Jawa, Propinsi Kecamatan Kelurahan Desa
Kalimantan Timur terletak antara 4'24 Lintang Utara dan 2'25 Lintang Selatan, 113'44' Bujur Timur dan 119'00' 1 Balikpapan 5 27 -
Bujur Barat. 2 Berau 9 - 96
3 Bontang 2 9 -
Propinsi Kalimantan Timur berbatasan langsung dengan :
4 Bulungan 5 - 85
Sebelah Utara : Malaysia 5 Kutai 18 - 184
6 Kutai Barat 15 - 211
Sebelah Timur : Laut Sulawesi, dan Selat Makasar
7 Kutai Timur 11 - 102
Sebelah Selatan : Kalimantan Selatan 8 Malinau 5 - 135
9 Nunukan 5 - 214
Sebelah Barat : Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat &`Malaysia
10 Pasir 12 - 144
11 Samarinda 6 35 -
12 Tarakan 4 18 -
Propinsi Kalimantan Timur meliputi 8 (delapan) Kabupaten dan 4
13 Penajam Paser Utara 4 - -
(empat) Kota dengan ibukota di Kota Samarinda yang merupakan
Total 101 190 1086
salah satu pintu gerbang pembangunan di wilayah Indonesia bagian Sumber: Statistik Kalimanatan Timur 2004, BPS Kalimantan Timur
timur. Daerah yang juga dikenal sebagai gudang kayu dan minyak /
gas serta batu bara ini, mempunyai ratusan sungai yang tersebar
pada hampir semua Kabupaten / Kota dan merupakan sarana 2.5.1. Visi dan Misi Pembangunan Kalimantan Timur
angkutan utama di samping angkutan darat, dengan sungai yang
terpanjang yaitu Sungai Mahakam. Sumber daya alam dan hasil-
hasilnya sebagian besar diekspor ke luar negri sehingga propinsi ini Visi pembangunan Kalimantan Timur adalah Pembangunan ekonomi yang bertumpu pada

merupakan propinsi penghasil devisa utama bagi negara, khususnya pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) , serta pemanfaatan

dari sektor pertambangan, kehutanan dan hasil-hasilnya. keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya, sehingga Kalimantan Timur mampu menjadi
salah satu pusat perdagangan di Kawasan Timur Indonesia dan berkembang menjadi pusat
perdagangan internasional di wilayah Asia-Pasifik.

Tabel 2.1.
Kota Dan Kabupaten Di Propinsi Misi pembangunan Propinsi Kalimantan Timur sebagai berikut:
Kalimantan Timur

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 10

1. Penguatan ekonomi rakyat yang didukung oleh peningkatan 1. Menumbuhkembangkan sikap dan tekad kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah
kemampuan SDM yang menguasai Iptek dan dilandasi oleh Kalimantan Timur dalam rangka meningkatkan SDM yang mampu menyerap perkembangan
Imtaq, serta pengembangan potensi perdesaan sebagai daerah IPTEK, sebagai aset dan potensi daerah untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang lebih
produktif. selaras, merata, adil dan makmur.

2. Intensifikasi pemanfaatan SDA secara lestari yang berorientasi 2. Mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan pembangunan antarwilayah, antar
pada industri pengolahan dan ekspor, pengembangan sentra Kabupaten/Kota dan wilayah pedesaan, antarsektor ekonomi, serta mengarahkan pertumbuhan
perdagangan dunia, khususnya bagi wilayah Asia Pasifik dan pembangunan daerah dan membuka wilayah pedalaman, perbatasan, terisolasi, dan kawasan
pengembangan jasa dan budaya. tertinggal lainnya, yang diimbangi dengan pendayagunaan dan peningkatan efektifitas penataan
ruang, serta pengendalian pemanfaatan ruang.
3. Meningkatkan kualitas dan pengembangan SDM,
pengembangan dan peningkatan investasi, peningkatan dan 3. Meningkatkan pendapatan yang berasal dari Sumberdaya Alam (SDA), yang selama ini diketahui
pengembangan, serta rasionalisasi manajemen SDA (renewable memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar terhadap pembentukan Produk Domestik
& non-renewable). Regional Bruto (PDRB), namun belum dinikmati secara proporsional oleh masyarakat Kalimantan
Timur.
4. Pengembangan dan peningkatan pemanfaatan keunggulan
komparatif potensi pembangunan yang ada, pengembangan 4. Peningkatan investasi dan peran swasta yang mampu mendorong penguatan ekonomi
dan peningkatan kemampuan pelayanan infrastruktur, dan lain- kerakyatan, dengan penyiapan informasi-informasi dari pemerintah daerah mengenai program
lain, serta peningkatan penguasaan Iptek, khususnya yang pembangunan, serta debirokratisasi dan deregulasi.
berkaitan dengan sistem produksi. 5. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya dengan
paradigma baru Indonesia masa depan yang berwawasan lingkungan.

2.5.2. Tujuan Pembangunan

Tujuan Pembangunan Daerah Propinsi Kalimantan Timur 2.5.3. Sasaran Pembangunan Propinsi Kalimantan Timur

merupakan bagian dari tujuan pembangunan nasional yaitu untuk


1. Sasaran Umum
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata
Titik berat sasaran pembangunan jangka menengah Kalimantan Timur masih bertumpu pada bidang
materil dan spiritual berdasarkan UUD 45 dan Pancasila dalam
ekonomi, seiring dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sedang bidang lain bersifat
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
menunjang. Peletakan bidang ekonomi yang menjadi sasaran tersebut tidak lain dengan melihat
berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perkembangan wilayah Kalimantan Timur yang telah dimekarkan melalui UU Nomor 47 tahun 1999
perikehidupan yang aman, tentram, tertib, dinamis, sesuai
menjadi 12 wilayah Kabupaten/Kota, dimana masih banyak permasalahan yang perlu dibenahi,
dengan kemampuan kondisi, potensi dan aspirasi yang tumbuh
antara lain ketertinggalan dalam kemajuan proses pembangunan antar Kabupaten/Kota, penduduk
dan berkembang di daerah, yang ditujukan untuk:
miskin serta desa-desa tertinggal, maupun kelengkapan sarana dan prasarana serta infrastruktur.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 11

2. Sasaran Khusus penduduk Kabupaten / Kota lainnya seperti Kota Balikpapan sebesar 1,28%, Kota Samarinda
sebesar 2,00%, dan Kota Tarakan 2,51%. Sedangkan Kabupaten Pasir, Kutai Barat, Kutai Timur,
Sasaran pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur jangka menengah 2001 - 2005 diperkirakan akan
Malinau, Bulungan dan Nunukan masing-masing sebesar 2,07%, 2,38%, 1,86%, 2,92%,
tumbuh rata-rata sebesar 4,8% pertahun dengan migas, dan 6,10% per tahun tanpa migas, dengan
2,18%,1,51%dan 3,91%.
asumsi bila Indonesia pada masa tersebut telah aman dan stabil serta mendapatkan kembali
kepercayaan dunia Internasional.

2.5.4. Kependudukan

Penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun


mencatat kenaikan yang cukup berarti. Jumlah penduduk
pada tahun 1990 sebesar 1.876.663 jiwa, meningkat
menjadi 2.436.545 jiwa pada tahun 2000. berarti dalam
periode tersebut penduduk Kalimantan Timur telah
bertambah lebih dari 50.000 orang setiap tahunnya, atau
tumbuh rata-rata 2,74% per tahun.
Sebagaimana pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk di Propinsi Kalimantan Timur juga tidak
merata. Tetapi penduduk yang semula lebih banyak tinggal di pedesaan sejak tahun 1995 sudah
Data tersebut adalah berdasarkan hasil Sensus lebih dari 50 % menetap di daerah perkotaan. Pada tahun 2001 sebagian besar penduduk
Penduduk 1990 dan 2000. Pada tahun 2001, terjadi Kalimantan Timur berada di Kota Samarinda (21,36%), yang merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan
peningkatan jumlah penduduk menjadi 2.494.625 jiwa. Timur. Selebihnya berada di Kutai (17,36%), Kota Balikpapan (16,55%) dan tersebar di Kab/ Kota lain
Berarti terjadi peningkatan 58.080 jiwa selama satu tahun. berkisar 3-11%.
Pertumbuhan penduduk Propinsi Kaltim sebenarnya tidak
merata sepanjang tahun. Sebagai contoh pertumbuhan
penduduk pada tahun 1995 - 1996 adalah 3,94%, Pola persebaran penduduk seperti ini sejak tahun 1999 tidak banyak berubah, persebaran terbanyak

sedangkan pada tahun 1996 - 1997 adalah 4,30% 1999 - berada di Kabupaten Kutai (32,99%), tetapi saat ini Kabupaten Kutai wilayahnya sudah terbagi

2000 pertumbuhannya 4,53% & pada periode 2000-2001 menjadi 4 Kabupaten / Kota yaitu Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur dan Kota Bontang. Pola

pertumbuhannya 2,19%. persebaran penduduk Kalimantan Timur menurut luas wilayah sangat timpang, sehingga
meyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk antar daerah yang menyolok,
terutama antar daerah kabupaten dengan daerah kota. Wilayah kabupaten dengan luas 98,85% dari
Demikian pula jika dirinci menurut Kabupaten/Kota yang ada di daerah ini. Pertumbuhan penduduk di wilayah Kalimantan Timur dihuni oleh sekitar 53% dari total penduduk Kalimantan Timur seluruhnya
masing-masing Kabupaten / Kota menunjukan peningkatan selama tahun 2000 - 2001. secara serta 47% menetap di daerah kota dengan luas 1,15% dari wilayah Kalimanatan Timur seluruhnya.
persentase, peningkatan tertinggi terjadi di Kabupaten Berau sebesar 5,55%. Pertumbuhan

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 12

Akibat kepadatan penduduk di masing-masing ditambah dengan nilai rupiah yang cukup untuk mengkonsumsi komoditi non pangan yang paling
daerah kabupaten hanya berkisar 1-18 jiwa/KM2 esensial.
dibanding kepadatan penduduk di Kota
Balikpapan sebanyak 550 jiwa/KM3 , Kota
Pada tahun 1996 penduduk Kalimantan Timur yang hidup di bawah garis kemiskinan berjumlah 224.561
Samarinda 679 jiwa/KM2, Kota Tarakan 234
orang atau sekitar 9,24% dari jumlah ini 5,22% berada di perkotaan dan 13,35% di pedesaan. Dengan
jiwa/KM2 dan Kota Bontang 262 jiwa/KM2,
adanya krisis moneter dan krisis ekonmi yang berkepanjangan, pada tahun 1999 jumlah penduduk miskin
menjadi 401,8 ribu jiwa dari sekitar 2,5 juta penduduk Kalimantan Timur. Angka ini jauh lebih rendah
dibanding saat awal terjadinya krisis moneter pertengahan bulan Juli 1999 sampai dengan tahun 1998,
dimana jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur mencapai lebih dari 779.000 jiwa, sedangkan pada
Sedangkan kepadatan penduduk Kalimantan Timur adalah 12 jiwa/KM2, ditinjau dari komposisi
tahun 2000 jumlah penduduk miskin kembali meningkat menjadi 532.751 jiwa atau 22,10% dari jumlah
penduduk meurut jenis kelamin menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kalimantan Timur
penduduk pada tahun 2001 turun menjadi 15,75% dari jumlah penduduk Kalimantan Timur atau
masih lebih banyak dibanding perempuan. Ini terlihat dari rasio jenis kelamin yang lebih besar dari
sebanyak 392.137 jiwa.
100. Mengenai Konsep penduduk miskin yang digunakan selama ini di Propinsi Kalimantan Timur,
mengacu pada pemenuhan kebutuhan makan setara 2.100 kalori dan kebutuhan minum non
makanan yang mendasar.
2.5.5. Perumahan Dan Pemukiman

Pada tahun 1999 jumlah penduduk di Kalimantan Timur sebesar 2.525.480 orang, dibandingkan jumlah
Penduduk miskin adalah penduduk yang secara ekonomis tidak mampu memenuhi kebutuhan makan penduduk pada tahun 1995 masih sebanyak 2.314.183 orang, maka selama kurun waktu tersebut terjadi
setara 2.100 kalori per hari dan kebutuhan non makanan yang paling mendasar. Penduduk miskin tidak pertumbuhan rata-rata sebesar 2,21 persen per tahun. Penduduk di Kalimantan Timur sebagian besar
didefinisikan sebagai penduduk yang tinggal di desa tertinggal. Tidak semua penduduk di desa tersebar di perkotaan. Sekitar 41 % penduduk di Kalimantan Timur bermukim di Kota Samarinda,
tertinggal adalah miskin, sebaliknya tidak semua penduduk di desa IDT adalah tidak miskin. Balikpapan dan Tarakan sedangkan selebihnya di Kab/Kota lainnya, sedangkan penduduk yang
bermukim di perdesaan sebanyak 59 % .

Perkembangan penduduk di Kalimantan Timur sangat bervariasi antar


kawasan. Penduduk di kawasan pantai sangat cepat berkembang.
sedangkan pedalaman, perbatasan, dan kepulauan relatif lamban. Di
Kalimantan Timur kota-kota yang memiliki penduduk lebih besar dari
400 ribu adalah Kota Samarinda, Balikpapan dan Kutai. Sedangkan
kota yang berpenduduk 100-400 ribu adalah Kota Tarakan, Pasir,
Tanjung Redeb dan Kutai Barat.

Selebihnya kota-kota kecil berpenduduk 20-100 ribu, diantaranya seperti Tanah Grogot, Tanjung Selor,
Penduduk miskin adalah mereka yang nilai pengeluaran konsumsinya berada di bawah garis kemiskinan.
Bunyu, Sangkulirang, Kota Bangun, Loa Janan, Penajam, dan lain-Iain. Di Kalimantan Timur ditemui
Garis kemiskinan yang digunakan adalah nilai rupiah setara dengan 2.100 kalori per kapita per hari

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 13

sebanyak 1.248 desa / kelurahan. diantaranya desa tertinggal sebanyak 439 desa. Selebihnya sebanyak usaha dan swadaya masyarakat sesuai tingkat pendapatan daerah.
809 desa non tertinggal. Pada tahun 1999 terdapat penduduk miskin sebanyak 401.760 jiwa, 2. Pengkajian pembangunan perumahan dan pemukiman memanfaatkan bahan lokal.
dibandingkan tahun 1998 masih terdapat sebanyak 779.415 jiwa penduduk miskin, maka terjadi
penurunan sebesar 94% , namun jumlah ini masih lebih tinggi dibandingkan penduduk miskin pada tahun
1997 sebanyak 294.9221iwa. Tabel 2.2.
Kebijakan, Program Dan Indikator Kerja Propinsi Kaltim
Perkembangan pola pemukiman mengikuti sebara penduduk yang disebabka oleh migrasi.
Perkembangan pemukiman di perkotaan jauh lebih cepat daripada di pedesaan. Bahkan di perkotaan
KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN INDIKATOR KERJA
telah menimbulkan beberapa permukiman kumuh, dan timbulnya permasalahan terbatasnya sarana dan
prasarana perkotaan serta pemasalahan sosial perkotaan lainnya. Sementara perkembangan 1. Peningkatan pembangunan 1. Peningkatan pembangunan 1. Tersedianya jumlah rumah yang
perumahan dan pemukiman perumahan dan pemukiman ramah lingkungan sesuai dengan
permukiman di pedesaan relatif lamban, terutama kawasan pedalaman dan perbatasan serta kepulauan. berwawasan lingkungan berwawasan lingkungan melalui tingkat kemampuan pendapatan
melalui badan-badan usaha badan-badan usaha dan masyarakat.
Pada tahun 2000 terdapat sebanyak 506.010 rumah, diantaranya permanen sebanyak 227.124 Jumah dan swadaya masyarakat swadaya masyarakat sesuai 2. Tersedianya infrastruktur penunjang
dan non permanen sebanyak 278.886 rumah. Komposisi kepemilikan rumah diperkirakan diantaranya 60 sesuai tingkat pendapatan tingkat pendapatan daerah. lingkungan perumahan.
daerah. 3. Tumbuhnya usaha-usaha baru di
persen milik sendiri, 30 persen sewa dan 10 persen adalah kredit. Pengadaan rumah di Kalimantan Timur bidang perumahan dan pemukiman.
sebagian besar ditangani oleh swasta.
2. Pengkajian pembangunan 1. Termanfaatkannya bahan lokal
perumahan an pemukiman untuk pembangunan perumahan
memanfaatkan bahan lokal. dan permukiman
2. Terserapnya tenaga kerja lokal pada
pembangunan perumahan dan
lingkungan.
3. Tumbuhnya usaha-usaha baru
dimasyarakat lokal

Sumber : PROPEDA Propinsi Kalimantan Timur 2001-2005

Kondisi perumahan pada tahun 1999, dilihat dari kualitas perumahan umumnya cukup bagus, dimana
sekitar 98,58% lantai bukan tanah, demikian juga dari atap bukan daun telah mencapai 92,95%, namun
yang menggunakan dinding tembok baru sebesar 22,23%. Sedangkan dari indikator fasilitas perumahan
umumnya yang menggunakan penerangan listrik telah mencapai 87,01%, air minum bersih sebesar
36,49% dan yang menggunakan tangki septic baru mencapai 46,43%.

Program Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1. Peningkatan pembangunan perumahan dan pemukiman berwawasan lingkungan melalui badan-badan

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 14

Dalam pengembangan wilayah Propinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Nunukan dalam Wilayah 2.6. KEBIJAKAN PAYUNG RTRW KABUPATEN NUNUKAN
Pembangunan Terpadu (WPT) VIII yang berfungsi strategis sebagai salah satu pusat Wilayah
2.6.1. Rencana Fungsi Pusat-Pusat Pelayanan
Pembangunan (WP).
Adanya kelengkapan atau ketersediaan fasilitas pelayanan di suatu kota dapat menjadi indikator bagi fungsi suatu
pelayanan. Fungsi pusat pelayanan yang dipaparkan disini adalah potensi kegiatan produksi yang ada di daerah
belakang kota (hinterland), sesuai dengan analisa kesesuaian lahan dan analisa sosial ekonomi, Pengembngan
KAPET TATAPAN-BUMA wilayah Nunukan.

Kota Nunukan termasuk kedalam Orde II dengan fungsi pelayanan sebagai:

Pusat pemasaran perdagangan regional

Pusat Pemerintahan Kabupaten


Berdasarkan potensi tersebut, Kabupaten Nunukan kemudian ditetapkan sebagai Kota orde III (Pusat Pusat perhubungan dan komunikasi
Pelayanan Sub Wilayah / Distrik) di Propinsi Kalimatan Timur bersama dengan Kota Bontang,
Pusat pelayanan masyarakat
Tanjung Palas, Tanjung Redep, Sangkulirang, Tenggarong, Tanah Grogot dan Barong Tongkok. Dengan
ciri ciri Kota Orde III adalah 2 (dua) Type yaitu : Pusat pelayanan pendidikan

1. Kota yang berkembang atau kota yang diantisipasi berkembang oleh keuntungan lokasional Pusat pelayanan kesehatan

2. Kota yang berkembang oleh potensi sumberdaya yang dimiliki namun secara lokasional tidak Pusat Pertahanan dan keamanan

memungkinkan berkembang secara penuh.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 15

2.6.3. Pengembangan Permukiman Perkotaan

Pengembangan permukiman Kota Nunukan merupakan kota utama sekaligus merupakan Ibukota
Kabupaten Nunukan. Nunukan yang terpisah dengan daerah belakangnya. Dalamagan permu
pengembiman, Kota Nunukan perlu disiapkan sebagai Kota utama di Kabupaten Nunukan merupakan
ibukota kecamatan sebelum pemekaran Kabupaten Nunukan.

Rencana Pengembangan pada kawasan Permukimaniman Kota Nunukan, antara lain:

Perlu dilengkapi dengan akomodasi perkotaaan serta sarana dan prasarana sosial
ekonomi regional yang memadai, yaitu: Rumah Sakit, Perguruan ting gi, Pasar atau pusat
perdagangan, kantor pemerintahan, pelabuhan, kantor kepolisian resort dan Komando Distrik
Militer.

Pengembangan permukiman perkotaan didasarkan pada sistem prasarana dasar,


artinya bahwa pengembangan permukiman perkotaan harus didasarkan pada penataaan
bangunandan lingkungan yang serasi dan seimbang (perumahan, tempat kerja, rekreasi, dan
sebagainya) yang meliputi: sistem drainase, air bersih, air kotor, persampahan, jalan lingkungan,
tata ruang dan perumahan

Pengembangan permukiman perkotaan harus menyediakan areal-areal yang sesuai


2.6.2. Strategi Peningkatan Fungsi Pusat-Pusat Ekonomi dengan keadaan dan budaya masyarakat setempat.

Kota Nunukan akan ditingkatkan dan dikembangkan sarana dan prasarana regional melalui Pengembangan permukiman perkotaan seminimal mungkin perlu menghindari lahan-

pengembangan pusat perkantoran pemerintahan kabupaten, pusat jasa perdagangan, pusat lahan pertanian yang produktif

pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan pusat pelayanan sosial ekonomi lainnya. Kota Nunukan Pengembangan drainase harus didasarkan pada perhitungan banjir 10 tahun serta
dapat berfungsi sebagai pertumbuhan sekaligus sebagai pusat pelayanan sosial, ekonomi, budaya mempertimbangkan badan sungai berdasarkan banjir 10 tahunan.
serta Hankam. Jika ini dilakukan maka Kota Nunukan dapat berperan seperti Tarakan terutama sebagai
Pengembangan sistem air bersih harus diutamakan dengan sumber air baku dari air
lokasi distribusi dan alokasi barang-barang kebutuhan pokok.
permukaan dengan perhitungan kebutuhan air bersih minimal 100 liter/orang/hari.
Perbaikan kualitas lingkungan fisik kota nunukan, melalui peningkatan prasarana utilitas meliputi:
transportasi, air kotor, air bersih, drainase, sampah, listrik dan telekomunikasi.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 16

2.1. KEBIJAKAN PAYUNG KABUPATEN NUNUKAN C. Strategi

2.1.1. Visi, Misi, Strategi, Tujuan Dan Sasaran 1. Intensifikasi pemanfaatan sumber daya alam secara
lestari yang berorientasi pada industri pengolahan dan ekspor.
A. Visi
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan
Visi Kabupaten Nunukan adalah mewujudkan Kabupaten Nunukan menjadi kawasan perdagangan,
kuantitas SDM.
agro industri dan jasa di kawasan Asia Tenggara dalam rangka menyongsong perdagangan bebas
yang didukung oleh sumber daya manusia yang menguasai iptek dan dilandasi imtaq. 3. Pengembangan dan peningkatan investasi, kuhususnya
di sektor swasta.
B. Misi
4. Pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif
1. Mempertahankan stabilitas keamanan guna melandasi
sumberdaya yang tersedia di Kabupaten Nunukan.
proses pembangunan.
5. Pengembangan dan peningkatan kemampuan
2. Menciptakan masyarakat yang mampu bersaing.
pelayanan infrastruktur daerah.
3. Peningkatan dan pengembangan pembangunan yang lebih
6. Peningkatan penguasaan iptek, khususnya yang
merata.
berkaitan dengan industri, jasa dan perdagangan.
4. Pemanfaatan keanekaragaman sumber daya alam secara
lestari.
D.Tujuan
5. Penguatan ekonomi rakyat yang didukung oleh peningkatan
kemampuan sumber daya manusia. Tujuan Kabupaten Nunukan adalah mendorong terwujudnya
masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera melalui
6. Pengembangan daya saing daerah.
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan
7. Peningkatan investasi berskala internasional. ekonomi rakyat.
8. Memperkukuh peran otonomi daerah.

9. Membuka peluang untuk perdagangan bebas.

10. Menciptakan daerah Kecamatan Sebatik, Krayan, Lumbis E. Sasaran


dan Sembakung sebagai daerah pertanian dan
Sedangkan sasarannya adalah Pembangunan dibidang ekonomi dengan didukung oleh peningkatan
perkebunan.
kualitas sumber daya manusia.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL RDTR KOTA / PULAU NUNUKAN 2006-2011
Laporan Antara
Kebijakan Payung RDTR Kota / Pulau Nunukan
Halaman 2 - 17

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


KABUPATEN NUNUKAN
JL. SUNGAI JEPUN, KOMPLEK KANTOR BUPATI NUNUKAN LT.3

Anda mungkin juga menyukai