Anda di halaman 1dari 33

PERLINDUNGAN

DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI PESISIR INDONESIA
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kelompok Masyarakat Hukum Adat
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

VISI Terwujudnya indonesia maju yang berdaulat, mandiri,


dan berkepribadian berlandaskan gotong royong

NAWACITA II (9 MISI) PIDATO PRESIDEN AGENDA PEMBANGUNAN RPJMN

Pembangunan Memperkuat Ketahanan Ekonomi


1 Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
1 untuk Pertumbuhan yang
SDM
Berkualitas
Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri,dan
2
Berdaya Saing Mengembangkan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan dan
Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan Pembangunan Menjamin Pemerataan
3 2 Infrastruktur
Meningkatkan Sumber Daya
Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan Manusia yang Berkualitas dan
4
Berdaya Saing
Penyederhanaan
Kemajuan Budaya yang Mencerminkan 3
5
Kepribadian Bangsa
Regulasi Revolusi Mental dan Pembangunan
Kebudayaan
Penegakan Sistem Hukum yang Bebas
6
Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya Memperkuat Infrastruktur untuk
Penyederhanaan Mendukung Pengembangan Ekonomi
Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan 4 Birokrasi dan Pelayanan Dasar
7 Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga
Membangun Lingkungan Hidup,
Meningkatkan Ketahanan Bencana,
Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, dan Perubahan Iklim
8
Efektif, dan Terpercaya
Transformasi
5
Ekonomi
Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan
Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Transformasi Pelayanan Publik
9
Negara Kesatuan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Dasar Hukum
Perlindungan Masyarakat Hukum Adat, Lokal dan Tradisional di WP3K
UUD 1945 Pasal 18 B Ayat 2 Negara mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam undang-undang
UNDANG-UNDANG UU No.27/2007 jo UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau - Karakteristik masyarakat di WP3K
No. 1/2014 Kecil - Hak dan kewajiban masyarakat di WP3K
UU No. 11/2020 Cipta Kerja - Pengakuan hak tradisonal MHA

UU No. 23/2014 Pemerintah Daerah - Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, MHA yang


bergerak di bidang pemberdayaan Desa tingkat
nasional.
PERATURAN PP No. 21/2021 Penyelenggaraan Penataan Ruang - Kewajiban dan kriteria fasilitasi PKKPRL untuk
PEMERINTAH Masyarakat Lokal dan Tradisional
- Kewenangan wilayah kelola MHA
PERATURAN Perpres No. 18/2020 RPJMN Tahun 2020-2024 - PN 4: Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
PRESIDEN Revitalisasi dan aktualisasi nilai budaya dan kearifan
lokal, serta pengembangan dan pemanfaatan kekayaan
budaya untuk memperkuat karakter bangsa dan
kesejahteraan rakyat.
Perpres No. 53/2021 Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia - sasaran strategis pelaksanaan penghormatan,
Tahun 2021-2025 pelindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan
HAM terhadap MHA
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Dasar Hukum (lanjutan)


Perlindungan Masyarakat Hukum Adat, Lokal dan Tradisional di WP3K

PERATURAN Permendagri No. 52/2014 Pedoman Pengakuan dan Perlindungan - Hak dan kewajiban masyarakat di WP3K dalam
MENTERI MHA pemanfaatan ruang laut
PermenKP No. 8/2014 Tata Cara Penetapan Wilayah Kelola MHA - Tata cara pelaksanaan fasilitasi pengakuan dan
dalam Pemanfaatan Ruang di WP3K perlindungan MHA
- Tata cara pelaksanaan fasilitasi perlindungan berupa
PermenKP No. 40/2014 Peran Serta dan Pemberdayaan Masyarakat PKKPRL bagi Masyarakat Lokal dan Tradisional
Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan - Pemberdayaan dan penguatan masyarakat di WP3K
Pulau-pulau Kecil melalui bantuan pemerintah fisik maupun non fisik
PermenKP No. 2/2021 Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan
PermenKP No. 28/2021 Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut

PERDIRJEN PRL PerdirjenPRL No. 14/2018 Petunjuk Teknis Fasilitasi Penetapan - Tata cara penetapan wilayah kelola MHA
Wilayah Kelola MHA
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Dasar Hukum
Masyarakat di Wilayah Pesisir
Dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K)

UU No.27/2007 jo UU No. 1/2014

Karakteristik Masyarakat
- Pasal 1 -

- Angka 33-
Masyarakat Hukum Adat - Angka 35-
- Angka 34-
Masyarakat Tradisional
Masyarakat Lokal Sekelompok orang yang secara turun-
temurun bermukim di wilayah Masyarakat perikanan tradisional
Kelompok Masyarakat yang geografis tertentu di NKRI karena yang masih diakui hak tradisionalnya
menjalankan - adanya ikatan pada asal usul dalam melakukan kegiatan
- tata kehidupan sehari-hari leluhur, penangkapan ikan atau kegiatan
berdasarkan kebiasaan yang sudah - hubungan yang kuat dengan tanah, lainnya yang sah di daerah tertentu
diterima sebagai nilai-nilai yang wilayah, sumber daya alam, pranata yang berada dalam perairan
berlaku umum, pemerintahan adat, kepulauan sesuai dengan kaidah
- tetapi tidak sepenuhnya - tatanan hukum adat di wilayah hukum laut internasional.
bergantung pada Sumber Daya adatnya sesuai dengan ketentuan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil peraturan perundang-undangan.
tertentu.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Perubahan Pada UU CK (terkait Perizinan Berusaha)


UU No. 1 Tahun 2014 UU No. 11 Tahun 2020
Pasal 16 (1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari (1) Pemanfaatan ruang dari Perairan Pesisir wajib dilakukan sesuai
sebagian Perairan Pesisir dan pemanfaatan sebagian dengan rencana tata ruang dan/atau rencana zonasi
pulau-pulau kecil secara menetap wajib memiliki Izin (2) Setiap orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari Perairan
Lokasi. Pesisir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi
(2) Izin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan di laut dari Pemerintah
dasar pemberian Izin Pengelolaan Pusat
Pasal 20 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi (1) Pemerintah Pusat wajib memfasilitasi Perizinan Berusaha terkait
pemberian Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan kepada pemanfaatan di laut kepada Masyarakat Lokal dan Masyarakat
Masyarakat Lokal dan Masyarakat Tradisional. Tradisional
(2) Izin diberikan kepada Masyarakat Lokal dan Masyarakat (2) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
Tradisional, yang melakukan pemanfaatan ruang dan kepada Masyarakat Lokal dan Masyarakat Tradisional, yang
sumber daya Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau melakukan pemanfaatan sumber daya perairan pesisir, untuk
kecil, untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari
Pasal 22 (1) Kewajiban memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam (1) Kewajiban memenuhi Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan di
Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 19 ayat (1) dikecualikan bagi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) dikecualikan
Masyarakat Hukum Adat. bagi Masyarakat Hukum Adat di wilayah kelola Masyarakat Hukum
(2) Masyarakat Hukum Adat sebagaimana dimaksud pada Adat.
ayat (1) ditetapkan pengakuannya sesuai dengan (2) Masyarakat Hukum Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ketentuan peraturan perundang-undangan. ditetapkan pengakuannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Hak dan Kewajiban Masyarakat


UU No.11/2020

Hak Pasal 18 -> Pasal 60


Kewajiban
Ayat (1): Ayat (2):

Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Masyarakat dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir
Kecil, Masyarakat mempunyai hak untuk: dan Pulau-Pulau Kecil wajib:
a. memperoleh akses terhadap bagian Perairan Pesisir a. memberikan informasi berkenaan dengan
yang sudah mendapat Perizinan Berusaha terkait Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
pemanfaatan di laut; Kecil;
b. mengusulkan wilayah penangkapan ikan secara b. menjaga, melindungi, dan memelihara
tradisional ke dalam RZWP-3-K; kelestarian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
c. mengusulkan wilayah kelola Masyarakat Hukum Adat ke Kecil;
dalam RZWP-3-K; c. menyampaikan laporan terjadinya bahaya,
d. melakukan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Pesisir pencemaran, dan/atau kerusakan lingkungan di
dan Pulau-Pulau Kecil berdasarkan hukum adat yang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
berlaku dan tidak bertentangan dengan ketentuan d. memantau pelaksanaan rencana Pengelolaan
peraturan perundangundangan; Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan/atau
e. memperoleh manfaat atas pelaksanaan Pengelolaan e. melaksanakan program Pengelolaan Wilayah
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang disepakati di
f. dan seterusnya… tingkat Desa.
POTENSI
DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERMASALAHAN
YANG DIHADAPI PEMERINTAH
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Kearifan Lokal
Dalam Konsep Konservasi

Sasi dapat diartikan sebagai penutupan atau pelarangan secara spasial dan temporal
untuk mengambil hasil (pemanenan) sumber daya alam tertentu yang bernilai ekonomis
tinggi pada wilayah kelola dengan batas yang jelas. Sasi mengatur waktu pemanfaatan
sumber daya dalam upaya pelestarian untuk menjaga mutu dan populasi. Aturan dan sanksi
Sasi diatur dalam hukum adat dan dipatuhi oleh MHA.

Sistem Sasi diterapkan di beberapa wilayah dengan nama yang berbeda-beda:


• Sulawesi Tenggara: Ombo/Kaombo, Wehai
• Maluku : Yotut, Ngam, Tawer/Hawear
• Papua Barat: Sasi Laut, Egek, Sasisen, Kera-Kera
Buka Sasi Lompa Haruku
© Eddie Likumahua

Contoh biota laut Contoh biota laut


yang dilindungi yang dilindungi
aturan Sasi sistem aturan Sasi
buka-tutup permanen
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Kearifan Lokal
Dalam Konsep Manajemen dan Pengawasan

Panglima Laot merupakan suatu struktur adat di kalangan masyarakat


nelayan provinsi Aceh, yang bertugas memimpin persekutuan adat pengelola
Hukum Adat Laot. Berwenang Menentukan tata tertib penangkapan ikan
(meupayang), bagi hasil, hari-hari pantang melaut, menyelesaikan sengketa di
kalangan nelayan, menyelesaikan sengketa antar Panglima Laot Lhok, dan
mengkoordinasi pelaksanaan hukum laot.

Awik-Awik merupakan aturan atau norma masyarakat Bali dan


Nusa Tenggara dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan
perikanan, yang muncul sebagai respon atas rusaknya lingkungan laut
akibat penangkapan biota laut yang tidak ramah lingkungan
Ilustrasi wilayah Peraturan Awik-Awik Kawasan Teluk
Jor Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Kearifan Lokal
Dalam Konsep Perikanan (Alat Tangkap)

Sero merupakan alat tangkap tradisional yang telah dipakai turun temurun oleh
masyarakat Sulawesi.
Alat tangkap ini bersifat ramah lingkungan dengan proses dari awal pembuatan
sampai pasca panen memperhatikan keseimbangan ekologis dan disertai ritual
adat.

Sero dapat ditemukan di beberapa wilayah sekitar Sulawesi dengan nama yang
berbeda : banjang, bilah, belah, seroh or kelong
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Kearifan Lokal
Dalam Konsep Ritual/Perayaan

Syukuran Laut adalah ritual adat untuk mensyukuri hasil laut dan
sekaligus momen untuk memohon kelimpahan hasil laut. Salah satu
tradisi yang paling umum dilakukan oleh masyarakat pesisir di
sepanjang pantai Indonesia.

Syukuran Laut diterapkan di beberapa wilayah dengan nama yang


berbeda-beda :

• Jawa Barat: Sedekah Laut

• Jawa Timur: Petik Laut, Larung Sesaji

• Lombok: Rowah Segare

• Bali: Nyepi Segare

Petik Laut Banyuwangi


© Sugeng Wibowo
PERMASALAHAN KEGIATAN FASILITASI Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

KETERSEDIAAN REFERENSI PARTISIPASI PEMERINTAH DAERAH


• Kurangnya ketersediaan data aktual dan data pendukung terkini dikarenakan
masih minimnya kajian dan penelitian terkait dengan sasaran Masyarakat • Pemerintah daerah yang kuang aktif dalam
Hukum Adat, Lokal dan Tradisional di pesisir dan pulau-pulau kecil memfasilitasi MHA terkait penetapan dan wilayah
kelola dalam rencana Zonasi, sehingga belum
KONDISI CUACA seluruh wilayah kelola MHA terakomodir dalam
RZWP3K. Hal tersebut karena kurangnya
• Kondisi cuaca di pesisir dan pulau-pulau kecil yang sangat fluktuatif pemahaman Pemda tentang definisi/karakteristik
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pada kelompok MHA. MHA serta hak dan kewajiban MHA dan kewajiban
Pemda dalam pengakuannya.

AKSESIBILITAS LAIN-LAIN
• Lamanya proses penyusunan Surat Keputusan
• Sulitnya akses ke lokasi MHA dikarenakan keberadaan masyarakat hukum adat
terkait penetapan Panitia Masyarakat Hukum Adat
umumnya tinggal di wilayah yang terpencil dan terisolir. Termasuk lokasi
oleh Bupati/Walikota.
masyarakat hukum adat yang berada di wilayah pulau-pulau kecil dan terluar
• Lamanya proses pengusulan dan/atau perbaikan
sehingga membutuhkan sarana transportasi baik darat, udara dan laut yang
memadai. proposal dari MHA yang sudah difasilitasi
penetapan dan pengakuannya.
HAK PENGELOLAAN
• Belum terakomodirnya hak-hak tradisional MHA di wilayahnya, karena belum
adanya pengakuan hukum positif, sehingga sering terjadi konflik antar MHA atau
dengan Masyarakat Lokal.
• Wilayah Kelola masih belum semua terakomodir dalam peta Rencana Zonasi

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Pesisir Terpadu

LINGKUNGAN
Fasilitasi Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat di WP3K
Pengelolaan dan Pengawasan dan 1. Fasilitasi pengakuan dan
Pemanfaatan Pengendalian perlindungan bagi MHA
Pengelolaan yang adil dan
Penilaian ekosistem dandasar
2. Fasilitasi PKKRPL bagi
berkelanjutan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pengambilan kebijakan Masyarakat Lokal dan
Tradisional
Wilayah Pesisir
Lestari,
Masyarakat
Sejahtera
EKONOMI
Penguatan MHA di WP3K
Perencanaan 1. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Penentuan roadmap, Manusia MHA
target/sasaran, dan strategi 2. Bantuan Sarana dan Prasarana
pendukung kesejahteraan MHA
PROGRAM PERLINDUNGAN DAN PENGUATAN MHA, LOKAL DAN TRADISIONAL
2020 - 2024
FASILITASI IDENTIFIKASI & FASILITASI MASYARAKAT PENGUATAN &
PENETAPAN MHA LOKAL PEMBERDAYAAN

Kegiatan: Kegiatan: Kegiatan:


• Identifikasi dan Pemetaan • Identifikasi dan Pemetaan • Inventarisasi Potensi SDKP
MHA dalam rangka fasilitasi • Peningkatan Kapasitas SDM
• Diseminasi Hasil Identifikasi Masyarakat Lokal • Penyusunan NSPK terkait
dan Pemetaan • Verifikasi dokumen untuk Pranata Adat di Pesisir dan
• Pendampingan Penetapan Persetujuan Konfirmasi Pulau-Pulau Kecil
MHA di Pesisir dan Pulau-Pulau Kesesuaian Pemanfaatan Ruang • Pemberian Bantuan Sarana
Kecil Laut (PKKPRL) dan Prasarana kepada MHA

Dampak: Dampak: Dampak:


Masyarakat Hukum Adat diakui Terlindungnya keberadaan dan Peningkatan kapasitas SDM dan
keberadaan (lembaga adat & usaha-usaha kecil masyarakat di ekonomi serta terlindungnya SDA
kearifan lokal) secara hukum wilayah perairan
nasional

Terwujudnya Masyarakat Hukum Adat, Lokal, dan Tradisional yang kuat (entitas),
GOALS:
sejahtera (ekonomi), dan mandiri (berdaya)
MASYARAKAT HUKUM ADAT
DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
Melalui Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Pengakuan dan Perlindungan MHA


Permendagri No. 52 Tahun 2014
Pasal 2 – 10 Identifikasi dan Pemetaan MHA oleh
Pembentukan Panitia Camat (FGD, wawancara, pemetaan
MHA Kabupaten/Kota partisipatif) melibatkan MHA dan
pihak terkait lainnya

IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN

Verifikasi dan validasi hasil


Penetapan pengakuan
kajian identifikasi dan
dan perlindungan pemetaan MHA oleh Panitia
MHA oleh Bupati/ MHA Kabupaten/Kota
Wali kota

VERIFIKASI DAN PENETAPAN

Bupati/walikota melaporkan Gubernur melaporkan penetapan


penetapan pengakuan dan pengakuan dan perlindungan MHA di
perlindungan MHA kepada wilayahnya kepada Menteri sebagai
Gubernur. bahan pengambilan kebijakan.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Tahap Fasilitasi Perlindungan MHA


di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil oleh KKP
Permohonan Identifikasi dan
fasilitasi Koordinasi dan Pemetaan MHA
pengakuan dan penentuan Pengumpulan (FGD, wawancara,
perlindungan lokasi fasilitasi data sekunder pemetaan
MHA dari Pemda bersama Pemda partisipatif)
Dasar Hukum IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN
UU No. 27/2007
jo. UU No. 1/2014
Pengelolaan WP3K Penetapan Sosialisasi
Verifikasi dan Pengolahan
Kelembagaan (diseminasi)
Permendagri No. 52/ 2014 validasi oleh data hasil
MHA oleh hasil kajian
Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Panitia MHA identifikasi
MHA Bupati/Wali identifikasi dan
Kabupaten/Kota dan pemetaan
kota pemetaan MHA
PermenKP No. 8/ 2018
Tata Cara Penetapan Wilayah Kelola
MHA dalam Pemanfaatan Ruang di PENDAMPINGAN PENETAPAN
WP3K

Perdirjen PRL No. 14/2018 Bupati/Wali Kota Gubernur/Menteri melakukan


Petunjuk Teknis Fasilitasi Penetapan melaporkan dan Gubernur melaporkan
Wilayah Kelola MHA verifikasi dan mengalokasikan
mengusulkan wilayah wilayah kelola MHA dalam pada Menteri Dalam
kelola MHA kepada rencana zonasi sesuai Negeri dan Menteri
Gubernur/Menteri kewenangannya Kelautan dan Perikanan

ALOKASI WILAYAH KELOLA


FASILITASI IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN MHA

Identifikasi dan Pemetaan MHA Diseminasi Hasil Identifikasi dan Pemetaan Pendampingan Penetapan MHA
1
18
Perbup Sorong No. 7 Tahun 2017
Peraturan Bupati/Walikota Tentang MHA
yang Difasilitasi oleh KKP
Hukum Adat dan Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Laut Di Kampung Malaumkarta Distrik Makbon Kabupaten Sorong

2 Perbup Buton Selatan No. 24 Tahun 2017 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Berbasis Kearifan Lokal Dalam Wilayah Pulau Siompu Di Kabupaten Buton Selatan

3 Perbup Maluku Tengah No. 81 Tahun 2017 Hukum Adat dan Kearifan Lokal Dalam Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Negeri Haruku Kabupaten Maluku Tengah

4 Perwali Kota Tual 43 Tahun 2017 Hukum Adat dan Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Laut Pulau Mangur dan Pulau Kaimear Kota Tual

5 Perbup Wakatobi No. 40 Tahun 2017 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis Masyarakat Adat Kadie Liya Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi

6 Perbup Kepulauan Talaud No. 36 Tahun 2017 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Berbasis Kearifan Lokal Dalam Wilayah Hukum Adat Desa Kakorotan Kecamatan Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud

7 Perbup Buton No. 13 Tahun 2018 Pengakuan dan Perlindungan MHA Wabula Dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis Hukum Adat

8 Perbup Maluku Tenggara No. 166 Tahun 2018 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Tanebar Evav (Tanimbar Kei) Kecamatan Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku Tenggara

9 Perbup Biak Numfor No. 34 Tahun 2018 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Pulau Owi dan Pulau Auki Kabupaten Biak Numfor

10 Perbup Seram Bagian Timur No. 16 Tahun 2018 Pengakuan dan Perlindungan serta Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Negeri Kataloka Kabupaten Seram Bagian Timur

Pengakuan dan Perlindungan serta Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Petuanan Arguni, Petuanan Wertuar dan Pik Pik Sekar Desa/Pulau Arguni dan
11 Perbup Fakfak No. 4 Tahun 2019
Ugar Distrik Arguni dan Distrik Kokas Kabupaten Fakfak

12 Perbup Tambrauw No. 12 Tahun 2019 Pengakuan dan Perlindungan MHA Werur Distrik Bikar Dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis Hukum Adat Kabupaten Tambrauw

13 Perwali Ambon No. 21 Tahun 2019 Hukum Adat dan Kearifan Lokal dalam Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut di Negeri Hukurila

14 Perbup Buton Selatan No. 65 Tahun 2019 Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut Berbasis Kearifan Lokal dalam Wilayah Adat Wapulaka Kabupaten Buton Selatan

15 SK Bup. Kep. Tanimbar No. 523-698 Tahun 2019 Pengakuan dan Perlindungan MHA Desa Adaut Kabupaten Kep. Tanimbar

16 Perbup Tambrauw No. 21 Tahun 2020 Pengakuan dan Perlindungan Serta Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Mpur Wot di Distrik Amberbaken Barat Kabupaten Tambrauw

17 Perbup Desa Nuwewang No. 43 Tahun 2020 Pengakuan dan Perlindungan Serta Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA di Desa Nuwewang Kab. Maluku Barat Daya

18 Perbup Negeri Amar Sikaru No. 16 Tahun 2021 Pengakuan dan Perlindungan Serta Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis MHA Negeri Amar Sikaru Kab. Seram Bagian Timur
Kementerian Kelautan dan
Kementerian Perikanan
Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia
Republik Indonesia

Tahap Fasilitasi Penguatan MHA


PermenKP No. 40/2014
di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil oleh KKP
Peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan PWP-3-K dilakukan
(salah satunya) dengan
melakukan kegiatan pengelolaan
sumber daya pesisir dan pulau- Penetapan lokasi Inventarisasi potensi SDM dan
pulau kecil memperhatikan MHA SDKP Wilayah Kelola MHA
keberadaan masyarakat hukum
adat dan tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan
perundangan

Penyampaian prioritas kegiatan yang


Dasar Hukum harus ditindaklanjuti sesuai hasil
UU No. 27/2007
inventarisasi SDKPMHA
jo. UU No. 1/2014
Pengelolaan WP3K

PermenKP No. 40/ 2014


Peran Serta danPemberdayaan
Masyarakat Dalam Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulauKecil
Peningkatan sumberdaya Memberikan bantuan sarana
manusia MHA sesuai dan prasarana bagi MHA
PermenKP No. 2/2021
Penyaluran Bantuan Pemerintah di dengan hasil inventarisasi sebagai penunjang penguatan
Lingkungan Kementerian Kelautandan
Perikanan SDKP MHA MHA
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Konsep Pemberdayaan Masyarakat di


Wilayah Pesisir
Mendelegasikan kewenangan
kepada masyarakat agar memiliki Sosial Budaya
kemandirian dalam pengambilan
keputusan untuk membangun diri, Masyarakat di
lembaga, dan lingkungannya Ekosistem wilayah pesisir
to give power dan pulau-pulau
or authority to kecil yang mandiri
PEMBERDAYAAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM
(EMPOWERMENT) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KP dan sejahtera
to give ability
or enable to
Meningkatkan kapasitas dan
kemampuan masyarakat melalui Ekonomi
pelaksanaan program pembangunan
Kelautan dan Perikanan untuk
meningkatkan daya saing dan
kesejahteraan masyarakat Sosial Politik
PENGUATAN DAN PEMBERDAYAAN

Peningkatan Kapasitas SDM


Inventarisasi Potensi SDKP

Pemberian
Bantuan
Sarana dan
Prasarana

Penyusunan NSPK terkait Pranata


Adat di Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil
MASYARAKAT LOKAL
DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Melalui Fasilitasi Persetujuan


Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Laut (PKKPRL)
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Masyarakat Lokal yang difasilitasi persetujuannya


diusulkan oleh Bupati/Walikota berdasarkan
kriteria:
1. bermata pencaharian pokok sebagai nelayan dengan alat penangkapan
statis, pembudidaya ikan atau petambak garam, dan pengelola jasa
dan/atau wisata bahari; serta warga permukiman di atas air.
2. untuk kegiatan usaha, memiliki penghasilan tidak lebih dari nilai rata-
rata upah minimum provinsi atau menghasilkan produk (barang/jasa)
yang nilainya tidak melebihi rata-rata upah minimum provinsi.
3. pembudi daya ikan dan/atau petambak garam, serta permukiman di
atas air, berdomisili di pesisir dan pulau-pulau kecil paling singkat 5
(lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut, ditunjukkan dengan surat keterangan lurah/kepala desa.
4. untuk permukiman di atas air, memiliki surat keterangan domisili dari
lurah/kepala desa di lokasi atau wilayah yang sudah eksisiting.

DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

PermenKP No. 28/2021


Tahap Fasilitasi Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Menteri dan/atau gubernur
sesuai dengan pendelegasiannya
Masyarakat Lokal Di Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil
dapat memberikan insentif
nonfiskal kepada pemegang
Persetujuan atau Konfirmasi Bupati/Wali kota menugaskan
yang melaksanakan kegiatan Lurah/Kepala Desa melalui Camat

Wali Kota
Bupati/
Pemanfaatan Ruang Laut. atau memohonfasilitasi kepada
Gubernur/Menteri untuk
melakukan identifikasi (pendataan)
Fasilitasi Persetujuan diberikan
Masyarakat Lokal di wilayah
kepada Masyarakat Tradisional pesisir dan pulau-pulau kecil
dan/atau Masyarakat Lokal yang Identifikasi Masyarakat Hasil identifikasidiusulkan
Lokal oleh Lurah/Kepala
melakukan Pemanfaatan Ruang Desa dan/atauTimFasilitasi
oleh Camat kepada Bupati/
Wali kota
Laut.
PENGUSULAN

Dasar Hukum
Gubernur

UU No. 27/2007
Menteri/

jo. UU No. 1/2014


Pengelolaan WP3K

PP No. 21/ 2021


Penyelenggaraan Penataan
Ruang Penerbitan persetujuan oleh Gubernur/Menteri Verifikasi permohonan persetujuan
Bupati/Wali kota mengusulkan permohonan
untuk Masyarakat Lokal di wilayah oleh Gubernur/Menteri persetujuan kepada Gubernur/Menteri
PermenKP No. 28/ 2021 Kelurahan/Desa sesuai kewenangannya sesuai kewenangannya
Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut
PENERBITAN PERSETUJUAN
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Fasilitasi Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


Masyarakat Lokal Di Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil OUTCOME
Perlindungan kegiatan
pemanfaatan ruang laut
oleh masyarakat lokal
untuk mendukung
kehidupan sehari-hari

Koordinasi Awal Identifikasi dan Pemetaan Masyarakat Lokal

PKKPRL Masyarakat Lokal Verifikasi Pemberian PKKPRL


PROGRAM KKP
dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan
oleh pemerintah terhadap masyarakat
di pesisir Indonesia.
CAPAIAN FASILITASI MASYARAKAT HUKUM
ADAT, LOKAL DAN TRADISIONAL 2016-2020
29 Komunitas MHA
teridentifikasi
5 Provinsi 21 Kab/Kota

14 Masyarakat Lokal
teridentifikasi
7 Provinsi 15 Kab/Kota

43 LOKASI
Telah diidentifikasi
12 Provinsi 20 Komunitas MHA
Telah ditetapkan
36 Kab/Kota 16 Perbup/Walikota
(5 Provinsi)

1 Izin Pemanfaatan
Ruang Laut bagi
Masyarakat Lokal 42 Paket Bantuan
Pemerintah untuk

Wilayah KSNT P. Maratua


Kab. Berau, Prov. Kaltim 19 komunitas MHA
Yg telah ditetapkan
Berupa 17 Stimulan, 13 Sapras
dan 12 ekonomi produktif
CAPAIAN KINERJA 2016 - 2021 Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Perlindungan MHA & Lokal

32 MHA teridentifikasi 2 Komunitas


Masyarakat Lokal Masyarakat Lokal MHA Kakorotan
MHA Mayalibit
Raja Ampat
Papua Barat
MHA Mpur Wot Amberbaken Barat
Tambrauw
Komunitas MHA
22 ditetapkan
Papua Barat
difasilitasi PKKPRL Maratua, Berau
Kalimantan Timur
Kep. Talaud
MHA Malaumkarta
Sulawesi Utara
Sorong
Masyarakat Lokal Papua Barat
Soropia, Konawe MHA Werur

18 kota (di 5 Provinsi)


Peraturan Bupati/ Wali Sulawesi Tenggara
Negeri Haruku
Tambrauw
Maluku Tengah Papua Barat
Maluku
TAHUN IDENTIFIKASI MHA MHA Kadie Liya MHA Arguni, Pig-Pig Sekar,
Wakatobi Wertuar
Sulawesi Tenggara MHA Ambalau MHA P. Buano Fakfak
2016 2019 Buru Selatan Seram Bagian Barat Papua Barat
Maluku Maluku
2017 2020
MHA Kahedupa & Sarano Wali
2018 2021 Wakatobi MHA P. Owi & P. Auki
FASILITASI OLEH PEMDA Sulawesi Tenggara Biak Numfor
MHA P. Namatota Papua
Kaimana
MEMILIKI PERBUP/PERWALI
MHA Rutong Papua Barat
Ambon MHA P. Wokam
FASILITASI PKKPRL LOKAL MHA Wabula
Kep. Aru
Buton Maluku
Sulawesi Tenggara MHA Amarsekaru Maluku
Seram Bagian Timur
Penguatan MHA MHA Wapulaka
Buton Selatan
Maluku

Sulawesi Tenggara

45 2
MHA Tanimbar Kei
Paket Bantuan Komunitas ditingkatkan MHA Burangasi Maluku Tenggara
Negeri Hukurila Maluku
Pemerintah kapasitasnya Buton Selatan
Sulawesi Tenggara
Ambon
MHA Kaimer & Mangur
MHA P. Siompu Maluku
Kota Tual

21
Buton Selatan Maluku
Komunitas Penerima JENIS BANTUAN:
Sulawesi Tenggara MHA Sairun Orlima
Maluku Tengah
Bantuan PENINGKATAN KAPASITAS MHA Nuwewang Maluku
Maluku Barat Daya MHA Negeri Kataloka

15
STIMULAN (19 PKT) Maluku Seram Bagian Timur
MHA Adaut
Kabupaten/Kota (di 5 SARANA DAN PRASARANA (14 PKT) Tanimbar Maluku
Maluku
Provinsi) EKONOMI PRODUKTIF (12 PKT)
FASILITASI PERLINDUNGAN DAN PENGUATAN MASYARAKAT 2022 Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

Perlindungan

2 Komunitas MHA
ditetapkan; Peraturan
Bupati/ Wali kota (di 2 Masyarakat Lokal
Pahuwato
Provinsi) Gorontalo
Masyarakat Lokal

2
Komunitas MHA MHA Ambalau Maluku Utara
Maluku
Buru Selatan
menerima Stimulan Maluku
MHA Amarsekaru

2 Komunitas Masyarakat Seram Bagian Timur


MHA Kadie Liya Maluku
Lokal difasilitasi PKKPRL Wakatobi
Sulawesi Tenggara

DISEMINASI MHA
PENDAMPINGAN PENETAPAN MHA
MHA Wabula
BANTUAN STIMULAN MHA Buton MHA P. Wokam
Sulawesi Tenggara Kep. Aru
FASILITASI PKKPRL LOKAL Maluku
MHA P. Buano
Seram Bagian Barat

Penguatan MHA P. Siompu


Maluku MHA Tanimbar Kei
Maluku Tenggara
Buton Selatan Maluku
Komunitas MHA Sulawesi Tenggara

3
MHA Burangasi
ditingkatkan Buton Selatan
Sulawesi Tenggara
kapasitasnya (di 2
MHA Kaimer & Mangur
Provinsi) Kota Tual
Maluku
INVENTARISASI POTENSI
PENINGKATAN KAPASITAS
MEMILIKI PERBU/PERWALI
POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN DI WILAYAH MHA
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

JENIS POTENSI SDKP:


PERIKANAN TANGKAP MHA Mpur Wot Amberbaken Barat
Tambrauw
MHA Kakorotan Papua Barat
Kep. Talaud
PERIKANAN BUDIDAYA MHA Kadie Liya Sulawesi Utara
MHA Malaumkarta
Wakatobi Sorong
Sulawesi Tenggara Papua Barat
MHA Werur
Tambrauw
WISATA BAHARI Negeri Haruku
Papua Barat
Maluku Tengah
Maluku
MHA Arguni, Pig-Pig Sekar,
Wertuar
TAHUN IDENTIFIKASI MHA MHA Wabula Fakfak
Buton Papua Barat
2016 2019 Sulawesi Tenggara

2017 2020
MHA P. Owi & P. Auki
2018 Biak Numfor
Papua
MEMILIKI PERBUP/PERWALI
MHA P. Siompu
Buton Selatan
Sulawesi Tenggara MHA Amarsekaru
Peluang Tantangan Seram Bagian Timur
Maluku
MHA Tanimbar Kei
MHA Wapulaka Maluku Tenggara
• Dasar hukum yang kuat • Sinergitas antar pemangku Buton Selatan Maluku
• Wilayah kelola adat jelas kepentingan (pemerintah, pemda, Sulawesi Tenggara
LSM, masyarakat, dll). Negeri Hukurila
• Aturan adat dijalankan dan Ambon
dipatuhi masyarakatnya secara • Alokasi ruang MHA dalam RZ Maluku MHA Kaimer & Mangur
Kota Tual
turun temurun. • Peningkatan kedaulatan dan Maluku
• Pengelolaan ramah lingkungan kapasitas lembaga MHA dalam
dan pemanfaatan berkelanjutan. menjaga wilayah dan MHA Nuwewang
Maluku Barat Daya
• Distribusi keuntungan yang adil mengelola/meningkatkan nilai Maluku
MHA Negeri Kataloka
Seram Bagian Timur
MHA Adaut
demi kesejahteraan bersama. potensi SDKP. Tanimbar Maluku
Maluku
TERIMA KASIH
masyarakatadat.kkp@gmail.com
Adat Kearifan Lokal Pesisir
@adatpesisir_kkp
adatdankearifanlokal.kkp

https://kkp.go.id/djprl/p4k

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Gedung Mina Bahari III Lt. 8


Jl. Medan Merdeka Timur No.16,
RT.7/RW.1, Gambir, Jakarta Pusat
DKI Jakarta - 10110

Anda mungkin juga menyukai