I. LATAR BELAKANG
Kabupaten Simeulue adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Berada
kurang lebih 150 km dari lepas pantai barat Aceh, Kabupaten Simeulue berdiri tegar di
Samudera Indonesia. Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat
sejak tahun 1999, dengan harapan pembangunan semakin ditingkatkan di kawasan ini.
Berdasarkan data, luas wilayah Kabupaten Simeulue yaitu 2.310 KM², terletak antara 02° 02’
03’’- 03° 02’ 04’’ Lintang Utara dan 95° 22’ 15’’ – 96° 42’ 45’’ Bujur Timur yang merupakan
daerah kepulauan terdiri dari ± 57 buah pulau besar dan kecil, Panjang pulau Simeulue ± 100,2
km dan lebar antara 8 – 28 km. Cakupan wilayah Kabupaten Simeulue, memiliki 138 jumlah
desa yang meliputi 10 (sepuluh) kecamatan yang terdiri dari : Simeulue Timur, Simeulue Cut,
Simeulue Tengah, Simeulue Barat, Teupah Tengah, Teupah Selatan, Teupah Barat, Salang,
Alafan dan Teluk Dalam.
Dengan kondisi geografis yang ada, menjadikan Kabupaten Simeulue memiliki
potensi daya tarik wisata serta mendorong aktivitas sosial masyarakat dan ekonomi
daerah. Salah satu potensi yang ada yaitu Taman Hutan Raya (Tahura) di Kabupaten Simeulue.
Berdasarkan Dokumen RTRWK Simeulue Tahun 2014 - 2034, kondisi penggunaan lahan
Kabupaten Simeulue dapat dikelompokkan menjadi kawasan lindung (35,75 %) dan kawasan
budidaya (64,25%). Kawasan suaka alam yang termasuk Kawasan Lindung yaitu Taman Hutan
Raya (Tahura) seluas ± 451,51 ha berada di Kecamatan Simeulue Timur dan Kecamatan Teupah
Selatan.
Keberadaan Tahura Simuelue didasarkan atas arahan Qanun Kabupaten Simeulue
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simeulue Tahun
2014-2034, pada pasal 23 bahwa Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat 1
huuf a terdiri atas: kawasan hutan lindung, kawasan perlindungan setempat, kawasan suak alam,
pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung geologi.
Kemudian pada psal 26 ayat 1 . Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 huruf c berupa Taman Hutan Raya.
Ayat 2 : Taman Hutan Raya (Tahura) sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) seluas 919 ,59 Ha
meliputi:
a. Kecamatan Simeulue Timur seluas 328,07 Ha di Desa Suak Buluh dan
b. Kecamatan Teupah Selatan seluas 591,52 Ha. Di desa Anaó.
Selanjutnya rencana Tahura Simeulue telah mendapat dukungan dari Direktur Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam melalui Surat Keputusan Nomor: SK.76/IV-
KKBHL/2015 tentang Nomor Registrasi Kawasan Suak Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan
Taman Buru. Tersebutkan pada point I. Nomor Registrasi Kawasan Suak Alam/Kawasan
Pelestarian Alam “100201002” Calon Tahura Simeulue Povinsi Aceh.
Dilihat dari kondisi existing Tahura Simeulue kondisinya kurang perawatan dan kurang
terpelihara, sehingga oleh pemerintah Kabupaten Simeulue dalam hal ini Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Simeulue, perlu dilakukan penataan, pengembangan dan perencanaan sebagai
kawasan wisata publik Taman Hutan Raya (Tahura), yang nantinya dapat menjadi subsektor
Pariwisata, Pendidikan/Penelitian, dan ekonomi kreatif dalam meningkatkan kualitas
hidup, memberikan nilai tambah masyarakat serta menjadi stand alone Kabupaten Simeulue.
Oleh karena itu, dalam upaya pemanfaatan potensi tersebut diperlukan tersedianya fasilitas
sarana dan prasarana dalam rangka mendukung aktivitas wisata, pendidikan/penelitian, sosial
dan ekonomi masyarakat Kabupaten Simeulue.
2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue ini adalah agar dalam
penugasan ini Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memadai sesuai spesifikasi dan standar teknis yang tercantum
dalam KAK ini.
III. SASARAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini dialokasikan anggaran dengan pagu dana sebesar
Rp.22.450.000,- yang dibiayai dari APBK Simeulue Tahun Anggaran 2019.
VIII. BATASAN
Permasalahan dan persoalan yang ada di Kawasan Eksisting Perencanaan Tahura sebagai batasan
pembahasan sedangkan hal-hal yang lain dapat sebagai masukan terhadap proses perencanaan
dan perancangan masterplan dengan kondisi pada umumnya bila dianggap perlu serta mencakup
lingkup pembahasan pada kondisi fisik bangunan yang bertitik tolak pada persoalan dan potensi
yang ada di Kawasan Tahura Simeulue.
a. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan adalah Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue, Tahun 2019, yang
berlokasi di Desa Anao Kec. Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue mulai dari tahap
Penyusunan Masterplan dan Pra-Desain.
1) Pekerjaan persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan diuraikan berikut ini, beserta hal-hal yang perlu
dilakukan yang meliputi masalah;
Administrasi dan personil: penyelesaian masalah administrasi dan mobilisasi
personil;
Pemantapan rencana kerja;
Pemantapan metodologi:
Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan berikutnya,
untuk mengefisienkan penggunaan waktu dan sumber daya.
Menetapkan metoda pemodelan dan analisis yang akan digunakan, hal ini penting
untuk ditetapkan karena akan mempengaruhi kebutuhan data, penyediaan waktu
analisis, dan kualitas hasil studi secara keseluruhan.
Data sekunder dan studi terdahulu/terkait:
Rencana Survey :metode survey, penyiapan personil surveyor, formulir survey.
Kajian peraturan terkait : pedoman dan standar perencanaan kawasan Tahura
Simeulue dan standar lain yang terkait;
Koordinasi dengan Instansi Terkait.
Untuk memperoleh gambaran pertama dari lokasi calon lokasi, Konsultan akan
menghubungi :
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue.
Bappeda Kabupaten Simeulue.
Dinas Terkait Lainnya.
Camat/Kepala Desa setempat
2) Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam studi ini meliputi data sekunder dan data primer. Data
sekunder dikumpulkan melalui instansi terkait, diskusi dan wawancara serta dari
pelaksana studi-studi terdahulu, sedangkan data primer dikumpulkan langsung dari
lapangan yang berupa pengukuran langsung, wawancara, identifikasi lapangan dan
sebagainya.
Pengumpulan Data Sekunder :
Kegiatan pengumpulan data sekunder meliputi data dari studi terkait, kondisi
wilayah, kondisi dan kegiatan kawasan Tahura Simeulue yang ada di wilayah lokasi
studi dan sekitarnya yang meliputi antara lain :
Pengumpulan dan laporan kebijakan Rencana Pembangunan Daerah dalam
jangka pendek dan jangka panjang (lima tahunan dan dua puluh lima tahunan)
Pengumpulan data sekunder laporan yang berkaitan dengan data teknis
operasional meliputi kondisi dan kegiatan kawasan Tahura Simeulue yang ada di
wilayah studi dan sekitarnya serta analisis perkiraan kebutuhan fasilitas;
Mengumpulkan laporan/ dokumen studi terdahulu yang terkait seperti Tataran
Trasportasi menuju lokasi dan penunjang lainnya.
Mengumpulkan laporan dari rencana program pengembangan wilayah kabupatan
serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
Kebijakan Pengembangan PemerintahPusat/Daerah menyangkut Tata Guna
Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah yang ada;
Data Sosial, Ekonomi dan kewilayahan;
Sistem pendekatan pembangunan wilayah yang diterapkan;
Dokumen/ Hasil studi terkait .
Pengumpulan Data Primer :
Pengumpulan data primer meliputi beberapa hal seperti diuraikan dalam poin-poin
berikut ini :
Pengolahan hasil survey lapangan atau wawancara dengan instansi terkait, pihak
swasta serta masyarakat yang berkepentingan dengan adanya kawasan Tahura
Simeulue;
Indikasi parameter lingkungan sekitar kawasan Tahura Simeulue yang terkena
dampak negatif (hasil pengamatan ataupun diskusi/wawancara);
Kondisi fisik, parameter yang perlu diperoleh adalah:
Posisi geografis, terutama lokasi alternatif yang akan dianalisis dan
kemudian ditentukan sebagai lokasi kawasan Tahura Simeulue;
Status administrasi wilayah yang bersangkutan, hal ini perlu ditinjau dari
berbagai sudut misalnya status kepemilikan dan kepentingan politik serta
keamanan;
c. Data Teknis
Faktor-faktor teknis adalah merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan menjadi
faktor penentu dalam penentuan dimensi desain teknis yang ada. Faktor-faktor ini berkaitan
dengan keadaan fisik lokasi proyek.
Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam hal teknis adalah sebagai berikut:
1) Kondisi Fisik
2) Kondisi Ekonomis
Jenis konstruksi;
Material konstruksi;
Peralatan konstruksi;
Kemampuan pelaksana konstruksi.
Penyedia Jasa Konsultansi diberi wewenang untuk menyediakan tenaga pelaksana yang
sesuai dengan keperluan pekerjaan ini dan melaksanakan pekerjaan dengan mengikuti Kerangka
Acuan Kerja (KAK) serta pengaturan lainnya yang diberikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
1. Metode Perencanaan
Konsultan harus mengusulkan metodologi pendekatan yang menjelaskan metode dan teknis
penyelesaian pekerjaan yang meliputi:
a. Metode pengumpulan data;
b. Metode analisis penentuan rancangan bangunan;
c. Metode penyajian gambar rencana;
d. Metode perhitungan dan kebutuhan biaya pembangunan.
2. Waktu Pelaksanaan
a. JangkaWaktu Pelaksanaan sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk siap
dikerjakan adalah selama 60 (enam puluh) hari kalender sejak dikeluarkannya Surat
Perintah Mulai Kerja, untuk itu konsultan hendaknya menyiapkan program kerja yang
jelas dengan menggunakan tenaga yang professional sesuai bidangnya.
b. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan
ternyata pekerjaan belum selesai maka segala resiko ketidak terpenuhinya pembayaran
menjadi tanggung jawab konsultan (diatur lebih rinci dalam kontrak).
3. Kriteria Perencanaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada
KAK harus memperhatikan kriteria/kaidah umum kawasan dan bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas kawasan eksisting, yaitu :
a. Menjamin bangunan sesuai dengan fungsinya;
b. Fasilitas kawasan yang direncanakan harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis
terhadap:
fungsi;
keamanan dan stabilitas;
mutu;
ekonomis.
4. Azas-azas Perencanaan
Selain dari kriteria diatas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas sebagai berikut :
a. Pembagian Zona Rencana dan tata letak bangunan (block plan) harus mempertimbangkan
kondisi lahan, tata guna lahan, serta keterkaitan antar fungsi di kawasan.
b. Tata letak dan pengaturan fungsi hendaknya efektif dan efisien.
c. Desain kawasan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga setiap fungsi yang
direncanakan dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya.
d. Desain Bangunan atau fasilitas pendukung lainnya hendaknya dapat meningkatkan
kualitas lingkungan.
Rencana Sub Bidang yang disyaratkan dalam pekerjaan Perencanaan Masterplan Tahura
Simeulue, yaitu: PR 102 (Jasa Perencanaan Wilayah)
4. Gambar Perencanaan
Konsultan harus melengkapi gambar-gambar rencana pada bagian-bagian pekerjaan umum
maupun khusus sehingga memudahkan bagi pelaksanaan/pengelolaan proyek selama
pelaksanaan di lapangan. Gambar rencana sebagai keluaran/hasil minimal terdiri atas:
a. Master Plan;
b. Denah;
c. Tampak;
d. Peta Orientasi lokasi 1 : 2.500 (disesuaikan ukuran kertas)
e. Peta lingkungan 1 : 1.000 (disesuaikan ukuran kertas)
f. Gambar Gubahan Massa Bangunan 1 : 500 (disesuaikan ukuran kertas)
g. Gambar Jaringan Jalan Akses Pencapaian ke Lokasi 1 : 500 (disesuaikan ukuran kertas)
h. Gambar Situasi dan Gambar Potongan Kawasan(disesuaikan ukuran kertas)
i. Gambar 3D Kawasan
j. Gambar 3D Spot Kawasan (Interst Point)
k. Peta Topografi
l. Foto Survey
6. Pelaporan
Laporan-laporan yang harus diserahkan oleh Konsultan adalah :
a. Laporan Perencanaan
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan diserahkan kepada pemberi kerja sebanyak 3 (tiga) eksemplar
selambat – lambatnya 10 hari setelah terbitnya SPMK. Laporan Pendahuluan
memuat Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi lapangan serta
kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan, mobilisasi
tenaga dan peralatan, jadwal pelaksanaan dan jadwal penugasan personil atau tenaga
ahli serta program kerja berikutnya.
2. Laporan Final
Laporan Final diserahkan kepada pemberi kerja sebanyak 3 (tiga) eksemplar pada
akhir masa kerja perencanaan. Laporan Final memuat rancangan final terhadap
masterplan, block massa, estimasi besaran biaya, rancangan pradesain, serta data
pendukung lainnya.
b. Dokumen Invoice dan Data Dukung
Konsultan diharapkan dapat membuat invoice dan data dukung yang lengkap; diserahkan
pada akhir masa kontrak.
Tenaga ahli utama dan pendukung yang dilibatkan harus memenuhi keahlian sesuai disiplin ilmu
terhadap Pekerjaan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue.
Masing-masing personil Tenaga Ahli Utama harus memberikan bukti ijazah, sertifikat keahlian,
curriculum vitae, serta referensi pekerjaan.
Rencana jenis fasilitas Tahura Simeulue yang akan direncanakan dalam pekerjaan Perencanaan
Masterplan Tahura Simeulue ini, meliputi antara lain:
NO JENIS FASILITAS
XVIII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dijadikan petunjuk teknis dalam pelaksanaan
pekerjaan perencanaan, sekaligus sebagai pedoman bagi Tim Pengarah dan Tim Penilai dalam
melakukan Monitoring dan Pengendalian Pekerjaan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue.