Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Program : Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan


Kegiatan : Pengembangan Sarana Pengaman Hutan
Pekerjaan : Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue
Lokasi : Desa Anao Kec. Teupah Selatan
Sumber Dana : APBK
Tahun Anggaran : 2019

I. LATAR BELAKANG

Kabupaten Simeulue adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Berada
kurang lebih 150 km dari lepas pantai barat Aceh, Kabupaten Simeulue berdiri tegar di
Samudera Indonesia. Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat
sejak tahun 1999, dengan harapan pembangunan semakin ditingkatkan di kawasan ini.
Berdasarkan data, luas wilayah Kabupaten Simeulue yaitu 2.310 KM², terletak antara 02° 02’
03’’- 03° 02’ 04’’ Lintang Utara dan 95° 22’ 15’’ – 96° 42’ 45’’ Bujur Timur yang merupakan
daerah kepulauan terdiri dari ± 57 buah pulau besar dan kecil, Panjang pulau Simeulue ± 100,2
km dan lebar antara 8 – 28 km. Cakupan wilayah Kabupaten Simeulue, memiliki 138 jumlah
desa yang meliputi 10 (sepuluh) kecamatan yang terdiri dari : Simeulue Timur, Simeulue Cut,
Simeulue Tengah, Simeulue Barat, Teupah Tengah, Teupah Selatan, Teupah Barat, Salang,
Alafan dan Teluk Dalam.
Dengan kondisi geografis yang ada, menjadikan Kabupaten Simeulue memiliki
potensi daya tarik wisata serta mendorong aktivitas sosial masyarakat dan ekonomi
daerah. Salah satu potensi yang ada yaitu Taman Hutan Raya (Tahura) di Kabupaten Simeulue.
Berdasarkan Dokumen RTRWK Simeulue Tahun 2014 - 2034, kondisi penggunaan lahan
Kabupaten Simeulue dapat dikelompokkan menjadi kawasan lindung (35,75 %) dan kawasan
budidaya (64,25%). Kawasan suaka alam yang termasuk Kawasan Lindung yaitu Taman Hutan
Raya (Tahura) seluas ± 451,51 ha berada di Kecamatan Simeulue Timur dan Kecamatan Teupah
Selatan.
Keberadaan Tahura Simuelue didasarkan atas arahan Qanun Kabupaten Simeulue
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simeulue Tahun
2014-2034, pada pasal 23 bahwa Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat 1
huuf a terdiri atas: kawasan hutan lindung, kawasan perlindungan setempat, kawasan suak alam,
pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung geologi.
Kemudian pada psal 26 ayat 1 . Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 huruf c berupa Taman Hutan Raya.
Ayat 2 : Taman Hutan Raya (Tahura) sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) seluas 919 ,59 Ha
meliputi:
a. Kecamatan Simeulue Timur seluas 328,07 Ha di Desa Suak Buluh dan
b. Kecamatan Teupah Selatan seluas 591,52 Ha. Di desa Anaó.
Selanjutnya rencana Tahura Simeulue telah mendapat dukungan dari Direktur Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam melalui Surat Keputusan Nomor: SK.76/IV-
KKBHL/2015 tentang Nomor Registrasi Kawasan Suak Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan
Taman Buru. Tersebutkan pada point I. Nomor Registrasi Kawasan Suak Alam/Kawasan
Pelestarian Alam “100201002” Calon Tahura Simeulue Povinsi Aceh.

Dilihat dari kondisi existing Tahura Simeulue kondisinya kurang perawatan dan kurang
terpelihara, sehingga oleh pemerintah Kabupaten Simeulue dalam hal ini Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Simeulue, perlu dilakukan penataan, pengembangan dan perencanaan sebagai
kawasan wisata publik Taman Hutan Raya (Tahura), yang nantinya dapat menjadi subsektor
Pariwisata, Pendidikan/Penelitian, dan ekonomi kreatif dalam meningkatkan kualitas
hidup, memberikan nilai tambah masyarakat serta menjadi stand alone Kabupaten Simeulue.
Oleh karena itu, dalam upaya pemanfaatan potensi tersebut diperlukan tersedianya fasilitas
sarana dan prasarana dalam rangka mendukung aktivitas wisata, pendidikan/penelitian, sosial
dan ekonomi masyarakat Kabupaten Simeulue.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, perlu mempersiapkan program kerja yaitu


Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue yang merupakan suatu gambaran dan rencana berupa
tahapan-tahapan Pengembangan Taman Hutan Raya sebagai pedoman perencanaan dan
pembangunan di masa mendatang, yang menghasilkan dokumen perancangan yang sesuai
dengan sasaran fisik yang diperlukan.

Untuk mempersiapkan pelaksanaan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue, pada


tahap pembuatan dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan, Konsultan Perencana harus
mengacu pada peraturan penyelenggaraan dan pedoman teknis perencanaan. Selain itu hasil
perencanaan harus disusun dalam laporan perencanaan menurut prosedur dan tahapan proses
perencanaan sesuai dengan kriteria dan waktu perencanaan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


2.1. Maksud
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang memuat
masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan penyusunan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue.

2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue ini adalah agar dalam
penugasan ini Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memadai sesuai spesifikasi dan standar teknis yang tercantum
dalam KAK ini.

III. SASARAN

Sasaran utama dari kegiatan penyusunan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue


ini adalah tersedianya perencanaan Masterplan Pembangunan Tahura di Kabupaten Simeulue
yang memenuhi standar dan syarat sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku
sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan perencanaan teknis serta
pembangunan fisiknya di waktu yang akan datang.
IV. LANDASAN HUKUM

Pekerjaan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue harus mengacu pada


beberapa peraturan berikut :
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018
Tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara
 Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
 Peraturan Pemeritah Nomor Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA dan
KPA
 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Jo Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2011 jo Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2012 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka
Marga Satwa, Tamana Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata
Alam
 Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor
3/IVSet/d 2011 tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan
Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan
Taman Wisata Alam.
 Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Simeulue 2014-2034.
 Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Taman Hutan
Raya Simeulue.

V. NAMA PROYEK DAN SATUAN KERJA

Nama dan organisasi pengguna jasa adalah :


a. PA : .......................
b. PPK : .......................
c. PPTK : Satri Sara Alim, SE
d. Satuan Kerja : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue
e. Nama Kegiatan : Pengembangan Sarana Pengaman Hutan
f. Nama Pekerjaan : Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue
g. Lokasi Pekerjaan : Desa Anao Kec. Teupah Selatan
h. Sumber Dana : APBK Simeulue
i. Tahun Anggaran : 2019
VI. SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini dialokasikan anggaran dengan pagu dana sebesar
Rp.22.450.000,- yang dibiayai dari APBK Simeulue Tahun Anggaran 2019.

VII. HASIL YANG DIHARAPKAN


Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue merupakan suatu gambaran dan rencana berupa
tahapan-tahapan terhadap Penataan dan Pengembangan Kawasan Tahura Simeulue di masa
mendatang berdasarkan hasil analisa perancangan. Di mana isi atau pembahasan Masterplan
secara umum sebagai berikut :
a. Gambaran mengenai keadaan serta kecenderungan baik eksternal maupun kecenderungan
internal terhadap Penataan dan Pengembangan Kawasan Tahura Simeulue sehingga dapat
menjadi dasar dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan fungsional di fasilitas Tahura
Simeulue tersebut.
b. Program fungsi dan perencanaan fasilitas kawasan maupun fisik bangunan (Block Plan)
yaitu perletakan massa berdasarkan hubungan fungsi yang ada dalam kawasan perencanaan.
c. Menyusun alternatif rencana dan pentahapan pembangunan fisik bangunan maupun fasilitas
kawasan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan perencanaan fisik di masa yang
akan datang.

VIII. BATASAN

Permasalahan dan persoalan yang ada di Kawasan Eksisting Perencanaan Tahura sebagai batasan
pembahasan sedangkan hal-hal yang lain dapat sebagai masukan terhadap proses perencanaan
dan perancangan masterplan dengan kondisi pada umumnya bila dianggap perlu serta mencakup
lingkup pembahasan pada kondisi fisik bangunan yang bertitik tolak pada persoalan dan potensi
yang ada di Kawasan Tahura Simeulue.

IX. LINGKUP KEGIATAN, PEKERJAAN, DAN TEKNIS

a. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan adalah Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue, Tahun 2019, yang
berlokasi di Desa Anao Kec. Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue mulai dari tahap
Penyusunan Masterplan dan Pra-Desain.

b. Lingkup Pekerjaan Perencanaan


Lingkup pekerjaan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue, antara lain:

1) Pekerjaan persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan diuraikan berikut ini, beserta hal-hal yang perlu
dilakukan yang meliputi masalah;
 Administrasi dan personil: penyelesaian masalah administrasi dan mobilisasi
personil;
 Pemantapan rencana kerja;
 Pemantapan metodologi:
 Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan berikutnya,
untuk mengefisienkan penggunaan waktu dan sumber daya.
 Menetapkan metoda pemodelan dan analisis yang akan digunakan, hal ini penting
untuk ditetapkan karena akan mempengaruhi kebutuhan data, penyediaan waktu
analisis, dan kualitas hasil studi secara keseluruhan.
 Data sekunder dan studi terdahulu/terkait:
 Rencana Survey :metode survey, penyiapan personil surveyor, formulir survey.
 Kajian peraturan terkait : pedoman dan standar perencanaan kawasan Tahura
Simeulue dan standar lain yang terkait;
 Koordinasi dengan Instansi Terkait.
Untuk memperoleh gambaran pertama dari lokasi calon lokasi, Konsultan akan
menghubungi :
 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue.
 Bappeda Kabupaten Simeulue.
 Dinas Terkait Lainnya.
 Camat/Kepala Desa setempat

2) Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam studi ini meliputi data sekunder dan data primer. Data
sekunder dikumpulkan melalui instansi terkait, diskusi dan wawancara serta dari
pelaksana studi-studi terdahulu, sedangkan data primer dikumpulkan langsung dari
lapangan yang berupa pengukuran langsung, wawancara, identifikasi lapangan dan
sebagainya.
 Pengumpulan Data Sekunder :
Kegiatan pengumpulan data sekunder meliputi data dari studi terkait, kondisi
wilayah, kondisi dan kegiatan kawasan Tahura Simeulue yang ada di wilayah lokasi
studi dan sekitarnya yang meliputi antara lain :
 Pengumpulan dan laporan kebijakan Rencana Pembangunan Daerah dalam
jangka pendek dan jangka panjang (lima tahunan dan dua puluh lima tahunan)
 Pengumpulan data sekunder laporan yang berkaitan dengan data teknis
operasional meliputi kondisi dan kegiatan kawasan Tahura Simeulue yang ada di
wilayah studi dan sekitarnya serta analisis perkiraan kebutuhan fasilitas;
 Mengumpulkan laporan/ dokumen studi terdahulu yang terkait seperti Tataran
Trasportasi menuju lokasi dan penunjang lainnya.
 Mengumpulkan laporan dari rencana program pengembangan wilayah kabupatan
serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
 Kebijakan Pengembangan PemerintahPusat/Daerah menyangkut Tata Guna
Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah yang ada;
 Data Sosial, Ekonomi dan kewilayahan;
 Sistem pendekatan pembangunan wilayah yang diterapkan;
 Dokumen/ Hasil studi terkait .
 Pengumpulan Data Primer :
Pengumpulan data primer meliputi beberapa hal seperti diuraikan dalam poin-poin
berikut ini :
 Pengolahan hasil survey lapangan atau wawancara dengan instansi terkait, pihak
swasta serta masyarakat yang berkepentingan dengan adanya kawasan Tahura
Simeulue;
 Indikasi parameter lingkungan sekitar kawasan Tahura Simeulue yang terkena
dampak negatif (hasil pengamatan ataupun diskusi/wawancara);
 Kondisi fisik, parameter yang perlu diperoleh adalah:
 Posisi geografis, terutama lokasi alternatif yang akan dianalisis dan
kemudian ditentukan sebagai lokasi kawasan Tahura Simeulue;
 Status administrasi wilayah yang bersangkutan, hal ini perlu ditinjau dari
berbagai sudut misalnya status kepemilikan dan kepentingan politik serta
keamanan;

c. Data Teknis
Faktor-faktor teknis adalah merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan menjadi
faktor penentu dalam penentuan dimensi desain teknis yang ada. Faktor-faktor ini berkaitan
dengan keadaan fisik lokasi proyek.
Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam hal teknis adalah sebagai berikut:
1) Kondisi Fisik
2) Kondisi Ekonomis
 Jenis konstruksi;
 Material konstruksi;
 Peralatan konstruksi;
 Kemampuan pelaksana konstruksi.

d. Membuat Gambar Pra Desain.


e. Penyusunan Besaran dan Kebutuhan ruang.
f. Perhitungan Awal Rencana Biaya Pembangunan Fisik

X. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL, DAN FASILITAS

a. Dari Pengguna Jasa


 Laporan dan Data
Pengguna Jasa akan memfasilitasi kebutuhan data baik dari instansi Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Simeulue ataupun dari instansi teknis terkait lainnya untuk
mendukung kegiatan yang dilakukan oleh penyedia jasa konsultansi dengan beban biaya
dari pihak penyedia jasa konsultansi.
 Pengguna Jasa tidak menyediakan fasilitas yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa.
b. Dari Penyedia Jasa
Fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan adalah :
 Komputer dan printer
 Kendaraan bermotor roda dua
 Alat pendukung lainnya yang dianggap membantu pelaksanaan pekerjaan.

XI. KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB KONSULTAN

Penyedia Jasa Konsultansi diberi wewenang untuk menyediakan tenaga pelaksana yang
sesuai dengan keperluan pekerjaan ini dan melaksanakan pekerjaan dengan mengikuti Kerangka
Acuan Kerja (KAK) serta pengaturan lainnya yang diberikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

Tanggung Jawab Konsultan


1. Konsultan Perencana bertanggungjawab secara profesional atas jasa perencanaan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku;
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang
telah diberikan melalui KAK ini seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan
dan mutu bangunan yang diwujudkan;
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar dan
pedoman teknis bangunan yang berlaku pada umumnya, sehingga kelak pelaksanaan
pembangunan konstruksi proyek mencapai hasil guna dan daya guna yang memenuhi syarat
teknis dan syarat ekonomis yang dapat dipertanggungjawabkan.

XII. RENCANA METODE DAN PROSEDUR PERENCANAAN

1. Metode Perencanaan
Konsultan harus mengusulkan metodologi pendekatan yang menjelaskan metode dan teknis
penyelesaian pekerjaan yang meliputi:
a. Metode pengumpulan data;
b. Metode analisis penentuan rancangan bangunan;
c. Metode penyajian gambar rencana;
d. Metode perhitungan dan kebutuhan biaya pembangunan.

2. Waktu Pelaksanaan
a. JangkaWaktu Pelaksanaan sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk siap
dikerjakan adalah selama 60 (enam puluh) hari kalender sejak dikeluarkannya Surat
Perintah Mulai Kerja, untuk itu konsultan hendaknya menyiapkan program kerja yang
jelas dengan menggunakan tenaga yang professional sesuai bidangnya.
b. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan
ternyata pekerjaan belum selesai maka segala resiko ketidak terpenuhinya pembayaran
menjadi tanggung jawab konsultan (diatur lebih rinci dalam kontrak).
3. Kriteria Perencanaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada
KAK harus memperhatikan kriteria/kaidah umum kawasan dan bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas kawasan eksisting, yaitu :
a. Menjamin bangunan sesuai dengan fungsinya;
b. Fasilitas kawasan yang direncanakan harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis
terhadap:
 fungsi;
 keamanan dan stabilitas;
 mutu;
 ekonomis.

4. Azas-azas Perencanaan
Selain dari kriteria diatas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas sebagai berikut :
a. Pembagian Zona Rencana dan tata letak bangunan (block plan) harus mempertimbangkan
kondisi lahan, tata guna lahan, serta keterkaitan antar fungsi di kawasan.
b. Tata letak dan pengaturan fungsi hendaknya efektif dan efisien.
c. Desain kawasan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga setiap fungsi yang
direncanakan dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya.
d. Desain Bangunan atau fasilitas pendukung lainnya hendaknya dapat meningkatkan
kualitas lingkungan.

XIII. RENCANA SUB BIDANG PEKERJAAN PERENCANAAN

Rencana Sub Bidang yang disyaratkan dalam pekerjaan Perencanaan Masterplan Tahura
Simeulue, yaitu: PR 102 (Jasa Perencanaan Wilayah)

XIV. RENCANA KELUARAN

1. Survey dan Pengukuran


Konsultan harus melakukan pengumpulan data primer maupun sekunder antara lain meliputi:
a. Data bentuk dan observasi lokasi proyek;
b. Kondisi existing lokasi;
c. Data-data pendukung lain yang terkait yang berhubungan langsung dengan desain yang
akan dilaksanakan.

2. Analisis dan Perumusan Konsep Rancangan


Konsultan perencana melakukan analisis terperinci dalam merumuskan konsep rancangan
terhadap desain guna mendapatkan rekayasa teknis yang tepat untuk bangunan sesuai dengan
karakteristik lokasi tempat dan kebutuhan pengguna.
3. Pra-Rancangan
Konsultan harus mengajukan gagasan mengenai tata letak, bentuk dan struktur bangunan serta
fungsi kawasan dalam bentuk gambar pra-rancangan sebagai bahan diskusi dengan pihak
pemberi tugas, meliputi:
a. Rancangan situasi kawasan;
b. Rancangan denah, dan tampak;
c. Perkiraan rencana anggaran biaya.

4. Gambar Perencanaan
Konsultan harus melengkapi gambar-gambar rencana pada bagian-bagian pekerjaan umum
maupun khusus sehingga memudahkan bagi pelaksanaan/pengelolaan proyek selama
pelaksanaan di lapangan. Gambar rencana sebagai keluaran/hasil minimal terdiri atas:
a. Master Plan;
b. Denah;
c. Tampak;
d. Peta Orientasi lokasi 1 : 2.500 (disesuaikan ukuran kertas)
e. Peta lingkungan 1 : 1.000 (disesuaikan ukuran kertas)
f. Gambar Gubahan Massa Bangunan 1 : 500 (disesuaikan ukuran kertas)
g. Gambar Jaringan Jalan Akses Pencapaian ke Lokasi 1 : 500 (disesuaikan ukuran kertas)
h. Gambar Situasi dan Gambar Potongan Kawasan(disesuaikan ukuran kertas)
i. Gambar 3D Kawasan
j. Gambar 3D Spot Kawasan (Interst Point)
k. Peta Topografi
l. Foto Survey

5. Engineer’s Estimate (EE)/ Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Konsultan harus melakukan perhitungan rencana anggaran biaya pelaksanaan perencanaan
dan pembangunan dengan teliti dan terperinci dengan keluaran:
a. Volume/besaran setiap unit bangunan dan fasilitas pendukung lainnya;
b. Luasan dari taman dan lansekap kawasan;
c. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya;

6. Pelaporan
Laporan-laporan yang harus diserahkan oleh Konsultan adalah :

a. Laporan Perencanaan
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan diserahkan kepada pemberi kerja sebanyak 3 (tiga) eksemplar
selambat – lambatnya 10 hari setelah terbitnya SPMK. Laporan Pendahuluan
memuat Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi lapangan serta
kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan, mobilisasi
tenaga dan peralatan, jadwal pelaksanaan dan jadwal penugasan personil atau tenaga
ahli serta program kerja berikutnya.
2. Laporan Final
Laporan Final diserahkan kepada pemberi kerja sebanyak 3 (tiga) eksemplar pada
akhir masa kerja perencanaan. Laporan Final memuat rancangan final terhadap
masterplan, block massa, estimasi besaran biaya, rancangan pradesain, serta data
pendukung lainnya.
b. Dokumen Invoice dan Data Dukung
Konsultan diharapkan dapat membuat invoice dan data dukung yang lengkap; diserahkan
pada akhir masa kontrak.

XV. RENCANA PERSONIL

Tenaga ahli utama dan pendukung yang dilibatkan harus memenuhi keahlian sesuai disiplin ilmu
terhadap Pekerjaan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue.

Tenaga Ahli Utama yang dilibatkan antara lain:


No. Tenaga Ahli Pendidikan / Pengalaman Jumlah Durasi
1 Ahli Arsitek S1 Arsitektur / Min 2 Tahun 1 Org 1 Bln
(SKA Arsitek Muda)
2 Ahli Lansekap S1 Arsitektur/Lansekap/ 1 Org 1 Bln
(SKA Lansekap Muda) Min 2 Tahun
Tenaga Pendukung yang dilibatkan antara lain:
No. Tenaga Ahli Pendidikan / Pengalaman Jumlah Durasi
1 Surveyor D3/S1/T Sipil/ Min 2 Tahun 2 Org 0,50 Bln
2 Drafter / Cad Operator D3/S1/T Sipil/Arsitektur/ 1 Org 1 Bln
Min 2 Tahun

Masing-masing personil Tenaga Ahli Utama harus memberikan bukti ijazah, sertifikat keahlian,
curriculum vitae, serta referensi pekerjaan.

XVI. RENCANA FASILITAS

Rencana jenis fasilitas Tahura Simeulue yang akan direncanakan dalam pekerjaan Perencanaan
Masterplan Tahura Simeulue ini, meliputi antara lain:

NO JENIS FASILITAS

1 Penataan dan Pengembangan Fasilitas Wisata


2 Penataan dan Pengembangan Fasilitas Pendidikan/ Penelitian
3 Penataan dan Pengembangan Fasilitas Sosial dan Ekonomi
4 Penataan dan Pengembangan Fasilitas Pendukung Kawasan
XVII. SUB KONTRAK
Konsultan tidak diperkenankan mensubkontrakkan pekerjaan seluruhnya atau sebagian dari
pekerjaan kepada pihak-pihak ketiga, kecuali jika ada persetujuan tertulis dari pihak Direksi
Pekerjaan, yaitu KPA atau PPTK.

XVIII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dijadikan petunjuk teknis dalam pelaksanaan
pekerjaan perencanaan, sekaligus sebagai pedoman bagi Tim Pengarah dan Tim Penilai dalam
melakukan Monitoring dan Pengendalian Pekerjaan Perencanaan Masterplan Tahura Simeulue.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simeulue


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Satri Sara Alim, SE


Nip. 19810517 200604 1 001

Anda mungkin juga menyukai