Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN STRUKTUR KABEL

Teknik Sipil - Struktur Kabel Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik,
terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya
sebuah bangunan.

Prinsip konstruksi kabel sudah dikenal sejak zaman dahulu pada jembatan gantung, di mana gaya-gaya
tarik digunakan tali. Contoh lainnya adalah tenda-tenda yang dipakai para musafir yang menempuh
perjalanan jarak jauh lewat padang pasir. Setelah orang mengenal baja, maka baja digunakan sebagai
gantungan pada jembatan. Pada taraf permulaan baja itu dapat berkarat. Pada zaman setengah abad
sebelum sekarang, ditemukanlah baja dengan tegangan tinggi yang tahan terhadap karat.

Penerapan Struktur Kabel dalam Arsitektur

Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang menggunakan elemen
tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini bekerja terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah
berubah bentuk jika terjadi perubahan besar atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur
funicular dimana beban pada struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material
konstruksinya, sehingga memungkinkan peniadaan momen.

Sistem Stabilisasi

Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi pada struktur kabel
antara lain :

Peningkatan beban mati Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang memadai
dan merupakan material yang homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata.

Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch). Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini
berusaha mencapai bentuk yang kaku dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian
menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).

Penggunaan batang-batang pembentang (spreader). Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan


sebagai pemisah antara dua kabel sehingga menambah tarikan internal didalam kabel.

Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage). Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena
adanya gaya-gaya taik yang dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi
terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.
Metoda prategang searah kabel (masted structure). Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang
secara keseluruhan membentuk suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang dengan
jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.

Keuntungan dan Kelemahan Struktur Kabel

Keuntungan struktur kabel :

Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang luas

Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi

Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter mengungguli
semua sistem lain

Memberikan efisiensi ruang lebih besar

Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal yang sering runtuh
oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga
konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi resiko
kehancuran

Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi
keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan

Cocok untuk bangunan bersifat permanen.

Kelemahan struktur kabel

Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan
sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan,
tetapi struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya bangunan

STRUKTUR KABEL

Ada jenis-jenis struktur yang telah banyak digunakan oleh perencana gedung, yaitu struktur pelengkung
dan struktur kabel. Kedua jenis struktur yang berbeda ini mempunyai karakteristik dasar struktural yang
sama, khususnya dalam hal perilaku strukturnya.
Kabel yang mengalami beban eksternal tentu akan mengalami deformasi yang bergantung pada besar
dan lokasi beban eksternal. Bentuk yang didapat khusus untuk beban itu ialah bentuk funicular ( sebutan
funicular berasal dari bahasa Latin yang berarti “tali”). Hanya gaya tarik yang dapat timbul pada kabel.
Dengan membalik bentuk struktur yang diperoleh tadi, kita akan mendapat struktur baru yang benar-
benar analog dengan struktur kabel, hanya sekarang gaya yang dialami adalah gaya tekan. Secara teoritis,
bentuk yang terakhir ini dapat diperoleh dengan menumpuk elemen-elemen yang dihubungkan secara
tidak kaku (rantai tekan) dan struktur yang diperoleh akan stabil. Akan tetapi, sedikit variasi pada beban
akan berarti bahwa strukturnya tidak lagi merupakan bentuk funicular sehingga akan timbul momen
lentur dan gaya geser akibat beban yang baru ini. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya keruntuhan
pada struktur tersebut sebagai akibat dari hubungan antara elemen-elemen yang tidak kaku, tidak dapat
memikul momen lentur. Karena bentuk struktur tarik dan tekan yang disebutkan di atas mempunyai
hubungan dengan tali tergantung yang dibebani, maka kedua jenis struktur disebut sebagai struktur
funicular.

Banyak bangunan yang menggunakan struktur funicular. Sebagai contoh, jembatan gantung yang semula
ada di Cina, India, dan Amerika Selatan adalah struktur funicular tarik. Ada struktur jembatan kuno yang
menggunakan tali, ada juga yang menggunakan bambu. Di Cina ada jembatan yang menggunakan rantai,
yang dibangun sekitar abad pertama SM. Struktur kabel juga banyak digunakan pada gedung, misalnya
struktur kabel yang menggunakan tali. Struktur ini dipakai dipakai sebagai atap amfiteater Romawi yang
dibangun sekitar tahun 70 SM.

Sekalipun kabel telah lama digunakan, pengertian teoretisnya masih belum lama dikembangkan. Di
Eropa, jembatan gantung masih belum lama digunakan meskipun struktur rantai-tergantung telah
pernah dibangun di Alpen Swiss pada tahun 1218. Teori mengenai struktur ini pertama kali
dikembangkan pada tahun 1595, yaitu sejak Fausto Veranzio menerbitkan gambar jembatan gantung.
Selanjtnya pada tahun 1741 dibangun jembatan rantai di Durham County, Inggris. Jembatan ini mungkin
merupakan jembatan gantung pertama di Eropa.

Titik balik penting dalam evolusi jembatan gantung terjadi pada awal abad ke-19 di Amerika, yaitu pada
saat James Findley mengembangkan jembatan gantung yang dapat memikul beban lalu lintas. Findley
membangun jembatannya untuk pertama kali pada tahun 1810 di Jacobs Creek, Uniontown,
Pennsylvania dengan menggunakan rantai besi fleksibel. Inovasi Findley bukanlah kabelnya, melainkan
penggunaan dek jembatan yang diperkaku yang pengakunya diperoleh dengan menggunakan rangka
batang kayu. Penggunaan dek kaku ini dapat mencegah kabel penumpunya berubah bentuk sehingga
bentuk permukaan jalan juga tidak berubah. Dengan inovasi ini dimulailah penggunaan jembatan
gantung modern.
Inovasi Findley dilanjutkan oleh Thomas Telford di Inggris dengan mendesain jembatan yang melintasi
selat Menai di Wales (1818-1826). Louis Navier, ahli matematika Prancis yang amat terkenal, membahas
karya Findley dengan menulis buku mengenai jembatan gantung, Rapport et Memoire sur les Ponts
Suspends, yang diterbitkan pada tahun 1823. Navier dalam bukunya sangat menghargai karya Findley
dalam hal pengenalan dek jembatan kaku.

Segera setelah inovasi Findley, banyak jembatan gantung terkenal lainnya dibangun, misalnya jembatan
Clifton di Inggris (oleh Isombard Brunel) dan jembatan Brooklyn (oleh John Roebling). Banyak pula
jembatan modern yang dibangun setelah itu, misalnya yang membentangi Selat Messina dengan
bentang tengah sekitar 5000 ft (1525 m) dan jembatan Verazano-Narrows yang bentang tengahnya 4260
ft (1300 m).

Penggunaan kabel pada gedung tidak begitu cepat karena pada saat itu belum ada kebutuhan akan
bentang yang sangat besar. Meskipun James Bogardus telah memasukkan proposal kepada Crystal Palace
pada New York Exhibition pada tahun 1853, yang mengusulkan atap gedung berbentuk lingkaran dari
besi tuang berdiameter 700 ft (213 m) digantung dari rantai yang memancar dan ditanam pada menara
pusat, struktur pavilyun pada pameran Nijny-Novgorod yang didesain oleh V. Shookhov pada tahun 1896
dianggap sebagai awal mulanya aplikasi kabel pada gedung modern. Struktur-struktur yang dibangun
berikutnya adalahpavilyun lokomotif pada Chicago World’s Fair pada tahun 1933 dan Livestock Judging
Pavillion yang dibangun di Raleigh, North Carolina pada sekitar tahun 1950. sejak itu sangat banyak
dibangun gedung yang menggunakan struktur kabel.

STRUKTUR MEMBRAN

Membran adalah suatu lembaran bahan tipis sekali dan hanya dapat menahan gaya tarik murni. Soap
film adalah membran yang paling tipis, kira-kira 0,25 mm yang dapat membentang lebar. Suatu struktur
membran dapat bertahan daalm dua dimensi, tidak dapat menerima tekan dan geser karena tipisnya
terhadap bentangan yang besar.

Beban-beban yang dipikul mengakibatkan lendutan, karena membran adalah bidang dua dimensi dan
karena merupakan jala-jala yang saling membantu, maka bertambahlah kapasitasnya.

Ada dua karakter dasar dari kemampuan membran. Tegangan membran terdiri atas tarik dan geser, yang
selalu ada dalam permukaan bidang membran dan tidak tegak lurus di atas bidang itu. Aksi membran
pada dasarnya tergantung dari karakteristik bentuk geometrinya, yaitu dari lengkungan dan miringnya
bidang membran.

Walaupun membran tidak begitu stabil, dapat dicarikan jalan untuk dimanfaatkan sebagai struktur.
Keuntungan struktur ini ialah ringan, ekonomis dan dapat membentang luas.

Aksi struktur membran dapat ditingkatkan daya tariknya dengan tarikan sebelum pembebanan. Sebagai
contoh payung dari kain.

Dengan mengadakan pratarik pada kain yang kemudian dikuncinya dengan alat apitan, rusuk-rusuk baja
membuka dan mendukungnya dengan dibantu oleh batang-batang tekan yang duduk pada tangkai
payung. Kain tertarik dan memberi bentuk lengkungan yang cocok untuk menahan beban. Membran
kain payung dapat menerima tekanan dari luar dan dalam.

Skelet dari rusuk-rusuk baja menerima tarikan dari kain dan memperkuat seluruh permukaan bidang
terhadap tekanan angin.

Struktur Pneumatik

Membran dapat diberi pra tegang dengan tekanan dari sebelah dalam apabila menutup suatu volume
atau sejumlah volume yang terpecah-pecah. Dengan cara ini tersusunlah struktur pneumatik. Embran
mudah menjadi bengkok dan dapat mudah ditekan oleh gas atau udara. Dalam tyeori, membran tanpa
pra tegang dapat membentangi ruangan yang besar sekali dengan tekanan udara yang mengimbangi
beratnya sendiri dari membran yang mengambang. Dalam praktek, membran perlu diberi prategang
supaya menjadi stabil terhadap pembebanan yang tak simetris dan yang dinamis.

Stabilitas bentuk konstruksi ini dikendalikan oleh 2 faktor. Kesatu : tekanan pada tiap titik dari membran
yang menyebabkan tegangan tarik harus cukup untuk menahan semua kondisi pembebanan dan untuk
menjaga agar tidak terdapat tegangan tekan pada membaran. Kedua : tegangan membran pada setiap
titik dengan kondisi pembebanan harus lebih kecil daripada tegangan yang diperkenankan pada bahan.

Bentu struktur pneumatik adalah karakteristik merupakan lengkungan dua arah dari lengkungan
sinplastik. Bentuk dengan lengkungan searah dan lingkungan anti klasik tidak mungkin digunakan .
Lengkungan kubah adalah bentu yang cocok untuk struktur membran pneumatik, karena dapat
menutupu ruangan dan dapat ditekan oleh udara yang besarnya atau kecepatannya sama kesemua arah.

Tegangan membran dalam bola atau dalam kubah tergantung pada tekanan udara dari dalam dan garis
radius, yakni o = ½ . p .r (p = tekanan udara, r = radius kubah ).

Struktur Cangkang

Cangkang adalah bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis serta mempunyai permukaan
lengkung. Permukaan cangkang dapat mempunyai bentuk sembarang. Bentuk yang umum adalah
permukaan yang berasal dari

Kurva yang diputar terhadap 1 sumbu (misalnya, permukaan bola, elips, kerucut, dan parabola),

Permukaan translasional yang dibentuk dengan menggeserkan kurva bidang di atas kurva bidang lainnya,
(misalnya permukaan bola eliptik dan silindris)

Permukaan yang dibentuk dengan menggeserkan 2 ujung segmen garis pada 2 kurva bidang (misalnya
permukaan bentuk hiperbolik parabolid dan konoid) Dan berbagai bentuk yang merupakan kombinasi
dari yang sudah disebutkan di atas.

Bentuk cangkang tidak harus selalu memenuhi persamaan matematis sederhana. Segala bentuk
cangkang mungkin saja digunakan untuk suatu struktur. Bagaimanapun, tinjauan konstruksional mungkin
akan membatasi hal ini.

Beban-beban yang bekerja pada cangkang diteruskan ke tanah dengan menimbulkan tegangan geser,
tarik, dan tekan pada arah dalam bidang (in-plane) permukaan tersebut.Tipisnya permukaan cangkang
menyebabkan tidak adanya tahan Momen yang berarti Struktur cangkang tipis khusunya cocok
digunakan untuk memikul beban merata pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok untuk memikul
beban terpusat. Struktur cangkang selalu memerlukan penggunaan cincin tarik pada tumpuannya.

Sebagai akibat cara elemen struktur ini memikul beban dalam bidang (terutama dengan cara tarik dan
tekan), struktur cangkang dapat sangat tipis dan mempunyai bentang yang relatif besar. Perbandingan
bentang tebal sebesar 400 – 500 saja digunakan (misalnya tebal 3 in. (8 cm) mungkin saja digunakan
untuk kubah yang berbentang 100 sampai 125 ft (30 sampai 38 m). Cangkang setipis ini menggunakan
material yang relatif baru dikembangkan, misalnya beton bertulang yang didesain khusus untuk
membuat permukaan cangkang. Bentuk-bentuk 3 dimensional lain, misalnya kubah pasangan (bata),
mempunyai ketebalan lebih besar, dan tidak dapat dikelompokkan struktur yang hanya memikul
tegangan dalam bidang karena, pada struktur tebal seperti ini, momen lentur sudah mulai dominan.

Bentuk 3 dimensional juga dibuat dari batang-batang kaku dan pendek. Struktur seperti ini pada
hakikatnya adalah struktur cangkang karena perilaku strukturalnya dapat dikatakan sama dengan
permukaan cangkang menerus, hanya saja tegangannya tidak lagi menerus seperti pada permukaan
cangkang, tetapi terpusat pada setiap batang. Struktur demikian baru pertama kali digunakan pada awal
abad XIX. Kubah Schewedler, yang terdiri atas jaring-jaring batang bersendi tak teratur, misalnya,
diperkenalkan pertama kali oleh Schwedler di Berlin pada tahun 1863, pada saat ia mendesain kubah
dengan bentang 132 ft (48 m). Struktur baru lainnya adalah menggunakan batang-batang yang
diletakkan pada kurva yang dibentuk oleh garis membujur dan melintang dari suatu permukaan putar.
Banyak kubah besar di dunia ini yang menggunakan cara demikian.

Untuk menghindari kesulitan konstruksi yang ditimbulkan dari penggunaan batang-batang yang berbeda
dalam membentuk permukaan cangkang, kita dapat menggunakan cara-cara lain yang menggunakan
batang-batang yang panjangnya sama. Salah satu diantaranya adalah kubah geodesik yang diperkenalkan
oleh Buckminster Fuller. Karena permukaan bola tidak dapat dibuat, maka banyaknya pola berulang
identik yang akan dipakai untuk membuat bagian dari permukaan bola itu akan terbatas. Icosohedron
bola, misalnya, terdiri atas 20 segitiga yang dibentuk dengan menghubungkan lingkaran-lingkaran besar
yang mengelilingi bola. Tinjauan geometris demikian inilah yang digunakan oleh Fuller. Kita harus
berhati-hati dalam menggunakan cara seperti ini karena sifat strukturnya dapat membingungkan.
Keuntungan struktural yang didapat tidak selalu lebih besar daripada bentuk kubah lainnya.

Bentuk-bentuk lain yang bukan merupakan permukaan putaran juga dapat dibuat dengan menggunakan
elemen-elemen batang. Beberapa di antaranya adalah atap barrel ber-rib dan atap Lamella yang terbuat
dari grid miring seperti pelengkung yang membentuk elemen-elemen diskrit. Bentuk yang disebut
terakhir ini yang terbuat dari material kayu sangat banyak dijumpai, tetapi baja maupun beton bertulang
juga dapat digunakan. Dengan sistem Lamella, kita dapat mempunyai bentangan yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai