Anda di halaman 1dari 4

A.

Judul : Uji Kualitas Susu


B. Tujuan : Mahasiswa mampu mengetahui kualitas fisik dan kimia
susu yang baik dan sesuai standar mutu
C. Waktu : 23 februari 2017
D. Landasan Teori :

Susu merupakan produk hasil ternak dengan nilai gizi tinggi dan banyak
dikonsumsi oleh masyarakat baik anak kecil, remaja, dan orang dewasa. Susu
adalah produk biologis yang rentan terkontaminasi oleh mikroba. Disebabkan
oleh kandungan nutrien dan kondisi lingkungan susu yang cocok untuk
pertumbuhan mikroba. Susu mengandung sumber zat-zat makanan penting
seperti air, protein, lemak, mineral Ca dan P, dan vitamin serta kolostrum.
Kualitas atau mutu susu merupakan bagian penting dalam produksi dan
perdagangan susu. Derajat mutu susu hanya dapat dipertahankan selama
waktu tertentu, yang selanjutnya akan mengalami penurunan dan berakhir
dengan kerusakan susu. Untuk mengukur derajat mutu susu dapat dilakukan
dengan uji kebersihan atau uji penyaringan, uji didih, uji alkohol, uji reduktase,
uji katalase dan uji derajat keasaman. Uji-uji tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk memeriksa keadaan dan kualitas susu yang aman dan layak untuk
dikonsumsi. Salah satu susu yang di uji adalah susu segar.
Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing maupun
sapi yang sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang
benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau tidak ditambah
sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali
pendinginan. Susu mempunyai nilai gizi yang tinggi, karena mengandung
unsur-unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein dan emak
yang tinggi. Penyusun utama susu adalah air (87,9 %), protein (3,5 %),
lemak (3,5- 4,2 %), vitamin dan mineral (0,85 %). Komponen susu ini
merupakan sebuah kisaran yang dapat berubah sesuai dengan faktor usia
ternak, penyimpanan bahan, dan pengolahan bahan menjadi produk
olahan.Nilai pH susu antara 6,5 sampai 6,6 merupakan kondisi yang
sangat menguntungkan bagi mikroorganisme karena pH mendekati netral
(pH 6,5-7,5) paling baik untuk pertumbuhan bakteri sehingga susu akan
mudah rusak (Firmansyah 2004). Kerusakan susu sebagian besar
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang dapat
mencemari susu terbagi menjadi dua golongan, yaitu mikroorganisme
patogen dan mikroorganisme pembusuk seperti E. coli.
Salah satu pengujian mikrobiologi susu adalah dengan uji biru metilen
(methylene blue test). Uji ini dapat memberikan perkiraan jumlah bakteri dalam
susu dengan mengamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan
aktivitas yang dapat menyebabkan perubahan zat warna biru metilen. Semakin
tinggi jumlah bakteri dalam susu, semakin cepat terjadinya perubahan warna.
Aktivitas enzim reduktase dapat diketahui dengan cara menambah zat warna
metilen biru dalam susu. Apabila terdapat aldehid hasil aktivitas enzim
reduktase, maka metiilen blue akan tereduksi. Enzim ini akan tidak aktif pada
suhu 130°C.
Uji metilen blue dapat memberikan gambaran perkiraan jumlah bakteri yang
terdapat dalam susu. Dalam uji ini ditambahkan sejumlah zat warna ke dalam
susu, kemudian di amati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan
aktifitas yang dapat menyebabkan perubahan warna zat tsb. Semakain tinggi
jumlah bakteri dalam susu, semakin cepat terjadinya perubahan warna. Selain
merupakan cara yang lebih cepat dibandingkan metode hitung cawan, metode
ini juga lebih tinggi, karena bakteri yang terdapat dalam keadaan kelompok
dimana dalam hitung cawan di hitung sebagai satu koloni.

E. Alat
 Tabung reaksi
 Pipet ukur
 Waterbath
 Batang pengaduk
 Neraca analitis

F. Bahan
 Indikator biru metilen 1:25000 (0,04 gr dalam 1000 ml aquadest)
 Sampel susu kambing

G. Prosedur pemeriksaan
 Di pipet 10 ml susu kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi steril
 Tambahkan 1 ml biru metilen, lalu tabung ditutup dengan rapat
 Panaskan dalam waterbath 35°c selama 5 menit
 Angkat dan homogenkan larutan dalam tabung tersebut
 Inkubasi pada suhu 35°c didalam penangas air
 Amati setiap 2 jam ada tidaknya perubahan warna, catat waktu terakhir
warna biru hilang
H. Hasil uji
Uji kualitas terhadap susu segar mengidikasikan bahwa susu memiliki mutu
yang baik.

I. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang kami lakukan adalah menguji kualitas susu
kambing dengan Methylen Blue. Ketika larutan pewarna yang ditambahkan,
organisme hadir dalam susu mengkonsumsi oksigen terlarut dan bawah atau
potensi ke tingkat di mana indikator metil biru atau serupa dikurangi atau
decolorized.
Uji ini bertujuan menentukan adanya kuman-kuman di dalam susu dalam
waktu cepat. Kualitas susu salah satunya dilihat dari kualitas mikrobiologisnya.
Susu merupakan media pertumbuhan yang tepat untuk organisme perusak
yang umum. Perubahan yang tidak dikehendaki dalam susu dipengaruhi oleh
pertumbuhan mikroba dan metabolismenya. Susu rusak diakibatkan oleh
mikrorganisme yang dapat merombak senyawa di dalam susu. Misalnya bakteri
asam laktat yang merombak laktosa dalam susu menjadi asam laktat sehingga
susu menjadi basi.
Pada susu yang mutunya kurang baik akan terjadi perubahan warna.
Organisme yang tumbuh dalam susu akan menghasilkan oksigen yang ada.
Karena oksigen habis, terjadi reaksi oksidasi-reduksi untuk kelangsungan hidup
mikroba. Sitrat yang merupakan metabolit mikroba berfungsi sebagai donor
hidrogen, methylene blue sebagai aseptor hidrogen, dan enzim reduktase yang
diproduksi mikroba merupakan katalis. Reaksi oksidasi yang terjadi harus
dapat menyediakan energi untuk pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu,
dengan enzim reduktase mikroba menurunkan potensial oksidasi-reduksi,
dengan mereduksi methyelene blue. Karena tereduksi maka methyelene blue
berubah warnanya dari biru menjadi putih metilen/methylene white.
Pada sampel yang kami amati, tidak ada perubahan warna yang signifikan
setelah dilakukan inkubasi selama 2 jam.

J. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
 Semakin cepat waktu mereduksi maka kualitas susu akan lebih tidak layak
konsumsi.
 methylen blue berperan untuk pengukuran kuantitas mikroba dalam susu.

 Metode uji metilen blue ini tidak praktis dilakukan terhadap susu yang
mengandung jumlah bakteri yang sedikit karena dibutuhkan waktu lama
untuk mereduksi warna biru.

K. Daftar pustaka
Soejoedono RR, Sanjaya AW, Sudarwanto M, Purnawarman T, Lukman DW,
Latif H. 2005. Penuntun Praktikum Higiene Susu. Bogor: Fakultas Kedokteran
Hewan Institut Pertanian Bogor.
https://naystandon.blogspot.co.id/2015/02/laporan-mikrobiologi-kuantitas-
mikrobia.html

Anda mungkin juga menyukai