53
54
1) Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi
b. Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah
dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka
kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan
tersebut
56
bila ada anggota tim yang menilai ekstrim maka nilai ekstrim tersebut dibuang,
tidak masuk dalam rata-rata, selanjutnya nilai rata-rata tersebut dibulatkan.
3) MCUA (Multiple Criteria Utility Asessment Method)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini memakai lima
kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot
penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara untuk
menentukan bobot dari masing-masing kriteria dengan diskusi, argumentasi, dan
justifikasi. Kriteria pada metode ini adalah:21
a. Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian
b. Greetes member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi
c. Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan
d. Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan
e. Policy : Kebijakan pemerintah daerah atau nasional
4) Metode Hanlon
Metode Hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan prioritas masalah dengan menggunakan empat kelompok kriteria,
yaitu besarnya masalah (magnitude), kegawatan masalah (emergency),
kemudahan penanggulangan masalah (causability), dan faktor yang menentukan
dapat tidaknya program dilaksanakan (PEARL factor). Metode Hanlon merupakan
metode yang lebih tepat jika daftar outcome dari tujuan yang ingin dicapai
tersedia dari daftar prioritas yang ada dengan data yang memadai dan system
penilaian tujuan Metode Hanlon adalah meningkatkan pemahaman dan
keterampilan dalam meningkatkan penentuan masalah.
Penentuan bobot masing-masing komponen ditentukanoleh tim ahli (5-8
Keterangan:
orang). Formula Hanlon adalah sebagai berikut :
A= Besar masalah (0-10)
B= Berat/tingkat kegawatan (0-20)
C= Kemudahan penanggulangan (0-10)
D=PEARL(Propriety, Economic feasibility,
Acceptability, Resource ability, Legality) faktor (0
atau 1)
58
B. Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor masing-
masing masalah. Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot yang telah
disepakati. Bila ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya bobot
dan skor yang dipilih reratanya.
C. Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya berdasarkan
jumlah skor yang tertinggi sampai terendah.
2) Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai
keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah
yang disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui
pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk
mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak
dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Cara yang dilakukan pada metode ini yaitu, identifikasi masalah yang hendak/
perlu diselesaikan, membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang
dianggap mengetahui dan menguasai permasalahan, kuesioner dikirim kepada
para ahli, kemudian menerima kembali jawaban kuesioner yang berisikan ide dan
alternatif solusi penyelesaian masalah, pembentukan tim khusus untuk
merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirim kembali hasil rangkuman
kepada partisipan , dan partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan
skala prioritas alternatif pemecahan masalah yang dianggap terbaik dan
mengembalikan kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan.
3 Fasilitas kesehatan 2 3 4 1 10 3
5 Jumlah penduduk 1 1 1 1 4 10
6 Ekonomi (mayoritas 3 3 2 1 9 4
buruh)
7 Pendidikan 3 3 2 1 9 5
8 Tingkat karies 2 3 3 3 11 2
9 Gangguan perkembangan 1 2 2 2 7 7
dan erupsi gigi
Tujuan dari analisi situasi adalah untuk memahami masalah kesehatan secara
jelas dan spesifik, mempermudah penentuan prioritas, dan mempermudah
alternatif pemecahan masalah. Analisis situasi terdiri dari analisis derajat
kesehatan, analisis aspek kependudukan, analisis pelayanan/upaya kesehatan,
analisis perilaku kesehatan, dan analisis lingkungan.
3.6.2 Identifikasi Masalah
Masalah merupakan kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan.
Cara perumusan masalah yang baik adalah rumusan tersebut jelas menyatakan
adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan
dapat pula secara Kuantitatif. Penentuan masalah dapat dengan cara
membandingkan dengan yang lain, memonitor tanda-tanda kelemahan,
membandingkan capaian saat ini dengan tujuan atau dengan capaian sebelumnya,
checklist, brainstorming dan dengan membuat daftar keluhan.
3.6.3 Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting. Langkah
penentuan prioritas masalah terdiri dari :
Menetapkan kriteria
Memberikan bobot masalah
Menentukan skoring setiap masalah
ukuran (parameter). Pada teknik non scoring alternatif solusi didapatkan melalui
diskusi kelompok sehingga teknik ini disebut juga nominal group technique
(NGT).
Metode skoring diukur dengan cara masing-masing ukuran tersebut diberi
nilai berdasarkan justifikasi kita, bila alternative solusi tersebut realistis diberi
nilai 5 paling tinggi dan bila sangat kecil diberi nilai. Kemudian nilai-nilai
tersebut dijumlahkan. Alternatif solusi yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar)
adalah yang diprioritaskan, masalah yang memperoleh nilai terbesar kedua
memperoleh prioritas kedua dan selanjutnya.
Metode non-skoring adalah memilih prioritas masalah dengan
mempergunakan berbagai parameter, dilakukan bila tersedia data yang lengkap.
Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah tekhnik non skoring.
3.6.6 Evaluasi Solusi Yang Dilaksanakan
Hasil yang harus di evaluasi adalah dengan 3 kriteria, yaitu:
Hasil yang dicapai sesuai dengan rencana (masalah terpecahkan)
Terdapat kesenjangan antara berbagai ketetapan dalam rencana dengan hasil
yang dicapai (tidak seluruh masalah teratasi)
Hasil yang dicapai lebih dari yang direncanakan (masalah lain ikut
terpecahkan)
Berikut ini merupakan beberapa pemecahan masalah menggunakan metode
problem solving cycle untuk menyelesaikan masalah kesehatan gigi dan mulut
yang ada di Puskesmas Cimahi Tengah. Prioritas masalah yang telah terpilih
dengan menggunakan metode Bryant adalah tingkat prevalensi karies pada wanita
usia produktif kehamilan sebesar 3,6 menurut kriteria WHO masuk dalam
prevalensi karies Moderat.
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria
matriks, dengan rumus:
M × I ×V
P=
C
65
Perencanaan
Planning Program pelatihan dokter gigi kecil di SD wilayah
kerja Puskesmas Kasihan I melalui video
Organizing Puskesmas Kasihan I
Tria Pragita
Trianugrah
M Farras W
Herbowo
Siti Risa Maqdisa
Alqudsi Fajrianti
Actuating Deskripsi
67