Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PE PROMKES

Tentang : Prioritas Masalah Pelayanan Kesehatan


Dosen Pembimbing : Meyi Yanti SKM M,KM

Nama kelompok 2

Aprinda (2013201007)

Dea Faza Alya (2013201014)

Isauli(2013201029)

Frengki Samaloisa (2013201025)

Jihan Sudira Nursima (2013201030)

Nada Aulia Safira (2013201040)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah
PE promkes

Dalam penyusunannya, pemakalah mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang telah


memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun
pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata pemakalah mengucapkan terimakasih, semoga hasil makalah ini


bermanfaat.

Padang, juni 2022

Pemakalah
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang kesehatan, penyusunan rencana kesehatan sering dilakukan Dengan


mengikuti prinsip lingkaran pemecahan masalah.
Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari masalah keterbatasan sumber daya seperti
sumber daya manusia, sarana, dan dana. Karena adanya keterbatasan sumber daya

Yang tersedia, maka tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Selain itu,

terdapat hubunganantara satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak

perlu semua masalahdiselesaikan.


Terdapat banyak macam cara menetapkan prioritas masalah. Sebagian lebih
mengutamakan intuisi, sebagian lainnya mengandalkan ilham atau petunjuk atasan.Caratersebut me
skipun hasilnya sering tepat, namun tidak dianjurkan. Berikut adalah beberapa
macam teknik menetapkan prioritas masalah:

Teknik Kajian DataCara menetapkan prioritas masalah yang dianjurkan adalah

dengan teknik kajian dara.Untuk dapat mendetapkan prioritas masalah dengan teknik kajian dara, a
da beberapa kegiatanyang harus dilakukan. Kegiatan yang dimaksud adalah:

1.Melakukan pengumpulan dataKegiatan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Adap
un yangdimaksud dengan data disini ialah hasil dari suatu pengukutan dan ataupun pengamatan. Ag
ar data yang dikumpulkan tersebut dapat menghasilkan kesimpulantentang prioritas masalah, ada b
eberapa hal yang perlu diperhatikan yakni:

a. jenis data

jenis data yang dikumpulkan dapat bervariasi. Sebagai contoh, Blum(1976)

membedakan data kesehatan atas empat macam yaitu data mengenai perilaku behavior lingkungan
dan keturunan . Namun jenis data yang dikumpulkan dapat
disesuaikan dengan ketersediaan waktu, tenaga, sarana, dan dana. Tidak ada
salahnya mengumpulkan data yang lebih lengkap bila sumber daya yang
tersedia juga lebih lengkap. Data lengkap yang dimaksud dapat meliputi:
●Keadaan geografisData yang penting untuk diambil mengenai keadaan geografis antara
lain tentang luas dan batasan wilayah, keadaan tanah , Keadaan iklim dan cuaca, keadaan flora
keadaan fauna.
Data ini berperan penting dalam memberikan petunjuk mengenai ada atau tidaknya suatumas
alah kesehatan. Sebagai contoh, pada suatu wilayah terdapat banyak rawa, mungkin saja peny
akit malaria akan banyak ditemukan pada wilayah tersebut.
Data keadaan geografis juga dapat digunakan untuk menetapkan prioritas jalan keluar.
Jika keadaan geografis tidakmenguntugkan, misalnya jika tidak ada sarana transportasi,
perlu dipertimbangkan pelayanan kesehatan yang bersifat mobil.
●pemerintahan
Data pemerintahan yang dimaksud antara lain mengenai bentuk pemerintahan, peraturan
perundangundangan yang berlaku, anggaran pendapatan dan belanja kesehatan, serta mekani
sme dan proses pengambilan keputusan.
KependudukanData kependudukan yang dimaksud antara lain mengenai jumlah penyebaran
(susunan umur, jenis kelamin, dan geografis),angka tambahan serta angka
kelahiran penduduk.
●Pendidikan
Data pendidikan dan fasilitas pendidikan juga perlu dikumpulkan.
●pekerjaan dan mata pencaharian
Data pekerjaan dan mata pencaharian juga perlu dikumpulkan.
●Keadaan sosial budaya
Data sosial budaya meliputi pandangan, kebiasaan, larangan,dan anjuran yang ada kaitannya
dengan bidang kesehatan. Kesemuadata ini mempunyai peranan yang amat
penting dalam membantu menetapkan masalah dan jalan keluar dari masalah tersebut.
●Kesehatan
Secara umum data kesehatan dapat dibedakan atas tiga macam, yakni:
1. Data yang menunjuk status kesehatan penduduk, seperti angka kematian
(umum, bayi, ibu, dan penyakit tertentu),
angka harapan hidup rata-rata, angka penyakit, dan sebagainya yang
sejenis ini.
2. Data yang menunjukkan keadaan kesehatan lingkungan permukiman seperti
persentase penduduk yang mempunyai sumber air bersih,mempunyai jamban,
mempunyai tempat sampah, mempunyai rumah sehat, dan lain sebagainya sejenis ini.
3. Data yang menunjukkan keadaan fasilitas dan pelayanan kesehatan, seperti rasio
penduduk/saran kesehatan, jumlah dokter, jumlah paramedis, jumlah kunjungan, luas cakupa
n, jumlah dan pemakaian tempat tidur dan lain sebagainya yang sejenis ini.

1.2. Tujuan

Makalah ini selain digunakan untuk menyelesaikan tugas PE promkes , juga


memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca untuk mengetahui tentang
bagaimana Prioritas Masalah Pelayanan Kesehatan.

BAB ll

PEMBAHASAN

1.3 PENGERTIAN

Ada beberapa metode lain yang dapat dipergunakan untuk menentukan prioritas masalah
kesehatan yaitu metode matematik, metode delbecq, metode Delphi dan metode estimasi
beban kerugian akibat sakit (disease burden).

1. Metode Matematika
Metode ini dikenal juga sebagai metode PAHO (Pan American Health Organization,karena
digunakan dan dikembangkan di wilayah Amerika Latin. Metode ini mempergunakan: (a)
Luasnya masalah (magnitude), (b) Beratnya kerugian yang timbul (Severity), (c)
Tersedianya sumber daya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut (vulnerability), (d)
Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat (community and political
concern), (e) Ketersediaan (affordability) untuk menentukan prioritas masalah kesehatan
di suatu wilayah.
A. Magnitude masalah menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit tersebut. Ini ditunjukkan oleh angka prevalensi atau insidensi penyakit. Makin
luas atau banyak penduduk terkena atau semakin tinggi prevalen, maka semakin tinggi
prioritas yang diberikan pada penyakit tersebut.

B. severity adalah besar kerugian yang ditimbulkan. Pada masa lalu yang dipakai sebagai
ukuran severity adalah Case Fatality Rate (CFR) masing-masing penyakit. Sekarang
severity tersebut bisa juga dilihat dari jumlah disability days atau disability years atau
disesase burden yang ditimbulkan oleh penyakit bersangkutan. HIV/AIDS misalnya
akan mendapat nilai skor tinggi dalam skala prioritas yaitu dari sudut pandang severity
ini.
C. Vulnerability menunjukkan sejauh mana tersedia teknologi atau obat yang efektif
untuk mengatasi masalah tersebut. Tersedianya vaksin cacar yang sangat efektif
misalnya, merupakan alasan kuat kenapa penyakit cacar mendapat prioritas tinggi
pada masa lalu. Sebaliknya dari segi vulnerability penyakit HIV/AIDS mempunyai
nilai prioritas rendah karena sampai sekarang belum ditemukan teknologi pencegahan
maupun pengobatannya. Vulnerability juga bisa dinilai. dari tersedianya infrastruktur
untuk melaksanakan program seperti misalnya ketersediaan tenaga dan peralatan.

D. Affordability menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Bagi negara maju
masalah dana tidak merupakan masalah akan tetapi di negara berkembang seringkali
pembiayaan program kesehatan tergantung pada bantuan luar negeri. Kadang kala ada
donor yang mengkhususkan diri untuk menunjang program kesehatan atau penyakit
tertentu katakanlah program gizi, HIV/AIDS dan lainnya.

Dalam penerapannya, masing-masing kriteria diberi skor dengan nilai ordinal,


misalnya angka 1 menyatakan terendah dan angka 5 menyatakan nilai tertinggi.
Pemberian skor ini dilakukan oleh panel expert
yang memahami masalah kesehatan dalam forum curah pendapat. Setelah diberi skor,
masing-masing penyakit dihitung nilai skor akhirnya dengan mengalikan antara nilai
skor masing-masing kriteria untuk penyakit tersebut. Perkalian ini dilakukan agar
perbedaan nilai skor akhir antara masalah menjadi sangat kontras, sehingga terhindar
keraguan manakala perbedaan skor tersebut terlalu tipis.

Ada beberapa kelemahan dan kritikan terhadap metode tersebut. Pertama penentuan
nilai skor sebetulnya didasarkan pada penilaian kualitatif atau keilmuan oleh para pakar
yang bisa saja tidak objektif, kedua masih kurang spesifiknya kriteria penentuan pakar
tersebut. Kelebihan cara ini adalah mudah dilakukan dan bisa dilakukan dalam tempo
relatif cepat. Disamping itu dengan metode ini beberapa kriteria penting sekaligus bisa
dimasukkan dalam pertimbangan penentuan prioritas.

2. Metode Delbecq
Metode Delbecq adalah metode kualitatif dimana prioritas masalah penyakit
ditentukan secara kualitatif oleh
panel expert
. Caranya sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu
ditetapkan prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing
penyakit tersebut. Dalam penentuan prioritas masalah kesehatan di suatu wilayah pada
dasarnya kelompok pakar melalui langkah-langkah:
(1) penetapan kriteria yang disepakati bersama oleh para pakar.
(2) memberi bobot masalah.
(3) menentukan skoring.
(4) menuliskan urutan prioritas masalah dalam kertas tertutup dan melakukan semacam
perhitungan suara.
(5) hasil perhitungan disampaikan kembali kepada para pakar dan setelah itu dilakukan
penilaian ulang oleh para expert dengan cara yang sama. Diharapkan dalam perhitungan
ulang ini akan terjadi kesamaan/ konvergensi pendapat, sehingga akhirnya diperoleh
suatu konsensus tentang penyakit atau masalah mana yang perlu diprioritaskan. Jadi,
metode ini sebetulnya adalah suatu mekanisme untuk mencapai suatu konsensus
tentang penyakit atau masalah mana yang perlu diprioritaskan.
Jadi metode ini sebetulnya suatu mekanisme untuk mencapai suatu konsensus.
Kelemahan cara ini adalah sifatnya yang lebih kualitatif dibandingkan dengan metode
matematik. Juga dipertanyakan kriteria penentuan pakar untuk terlibat dalam penilaian
tertutup tersebut. Kelebihannya adalah mudah dan dapat dilakukan dengan cepat
penilaian prioritas secara tertutup dilakukan untuk memberi kebebasan kepada masing-
masing pakar untuk memberi nilai tanpa terpengaruh oleh Hirarki hubungan yang
mungkin ada antara para pakar tersebut.

3. Metode Delphi
Metode delphi mirip dengan metode delbecq. Dalam metode Delphi sejumlah pakar
melakukan diskusi terbuka dan mendalam tentang masalah yang dihadapi dan masing-
masing mengajukan pendapatnya tentang masalah yang perlu diberikan prioritas.
Diskusi berlanjut sampai akhirnya dicapai suatu kesepakatan (konsensus) tentang
masalah kesehatan yang menjadi prioritas. Kelemahan cara ini adalah waktunya yang
relatif lebih lama dibandingkan metode delbecq serta kemungkinan pakar yang
dominan mempengaruhi pakar yang tidak dominan. Kelebihan metode ini adalah
memungkinkan telahaan yang mendalam oleh masing-masing pakar yang terlibat.

Ada empat tahap penting dalam metode Delphi, yaitu :

-Eksplorasi pendapat
Dalam hal ini, tim investigasi mengirimkan beberapa pertanyaan kepada para pakar
terkait dengan masalah yang dihadapinya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
disampaikan secara tertulis (surat atau email) atau secara lisan (telepon). Para pakar
diminta menjawab semua pertanyaan dan mengirimkannya kembali kepada tim
investigasi.

-Merangkum pendapat para pakar dan mengkomunikasikannya kembali


Semua pendapat yang masuk, dirangkum oleh tim investigasi dan dikirimkan kembali
ke semua pakar, sehingga masing-masing pakar dapat mengetahui pendapat pakar lain.
Setiap pakar diberi kebebasan untuk tetap mempertahankan pendapatnya atau bahkan
merubah pendapatnya berdasarkan sudut pandang pakar lain, dan mengirimkannya
kembali kepada tim investigasi.

-Mencari informasi mengenai alasan para pakar terkait atas pendapat yang disampaikan
Revisi pendapat pada tahap dua memberi dua kemungkinan hasil yaitu pendapat yang
konvergen atau divergen. Jika terdapat pendapat yang agak berbeda dari pendapat lain,
tim investigasi kembali mencari informasi mengenai alasan pakar atas pendapat yang
disampaikan.

-Evaluasi
Proses berlangsung hingga tim investigasi merasa yakin bahwa semua pendapat
merupakan hasil pemikiran yang matang.
4. Metode estimasi beban kerugian (disease burden)
Metode Estimasi Beban Kerugian dari segi teknik perhitungannya lebih canggih
dan sulit, karena memerlukan data dan perhitungan hari produktif yang hilang
yang disebabkan oleh masing-masing masalah. Sejauh ini metode ini jarang
dilakukan di tingkat kabupaten atau kota di era desentralisasi program kesehatan.
Bahkan di tingkat nasional pun baru Kementerian Kesehatan dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan.
Kesehatan yang mencoba menghitung berapa banyak kerugian yang ditimbulkan
dalam kehidupan tahunan penduduk (disease adjusted life year = DALY) Pada
tingkat global penggunaan metode disease burden dalam penetapan prioritas
masalah kesehatan, bank dunia telah menghitung waktu produktif yang hilang
(disease burden) yang disebut sebagai DALY yang diakibatkan oleh berbagai
macam penyakit. Atas dasar perhitungan tersebut Bank Dunia menyarankan agar
dalam program kesehatan prioritas diberikan pada masalah kesehatan esensial
terdiri dari (1) TBC, (2) Pemberantasan Penyakit Menular, (3) Penanganan Anak
Gizi Kurang/Buruk.

5. Metode perbandingan antara target dan pencapaian program tahunan


Metode penetapan prioritas masalah kesehatan berdasarkan pencapaian program
tahunan yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara target yang
ditetapkan dari setiap program dengan hasil pencapaian dalam suatu kurun waktu
1 tahun. Penetapan prioritas masalah kesehatan seperti ini sering digunakan oleh
pemegang atau pelaksana program kesehatan di tingkat puskesmas dan tingkat
kabupaten/kota pada era desentralisasi saat ini. Simulasi dari metode ini dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan tabel data di atas didapatkan perbedaan
yang besar pencapaian dibandingkan target yang ditetapkan adalah pemberian
tablet Besi hanya dicapai target sebesar 26% maka ini menjadi prioritas masalah
kesehatan yang harus menjadi prioritas masalah kesehatan utama (nomor satu) dan
seterusnya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ada 4 Metode yang dapat dipilih dalam penetapan prioritas masalah kesehatan atau
penyakit yang akan ditanggulangi yaitu

(1) Metode Matematika (2) Metode Delbeque Dan Delphi(3) Metode Estimasi
Beban Kerugian(Desease Burden) (4)Metode perbandingan antara pencapaian
dengan program tahunan

Daftar pustaka

https://www.academia.edu/35950266/Menentukan_Prioritas_Masalah_Ilmu_Keseh
atan_Gigi_Masyarakat_dan_Pencegahan_

Anda mungkin juga menyukai