Pengertian
Interprofessional Education atau disingkat dengan IPE adalah sebuah inovasi yang sedang
dieksplorasi dalam dunia pendidikan profesi kesehatan. Interprofessional Education merupakan
suatu proses dimana sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar
belakang profesi melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, berinteraksi sebagai
tujuan yang utama, serta untuk berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
dan jenis pelayanan kesehatan yang lain (WHO, 1988).
Penerapan IPE sudah terlaksana dalam jajaran universitas dengan jurusan ilmu kesehatan di
beberapa negara dan membuktikan manfaatnya dengan penelitian, penelitian yang dilakukan oleh
Aziz, dkk, (2011), menyebutkan bahwa memperkenalkan Interprofessional Education (IPE) pada awal
pendidikan profesional para mahasiswa kesehatan (dokter, perawat, farmasi) untuk memanfaatkan
kesiapan siswa untuk belajar interprofessional dan identitas profesional, yang tampaknya terbentuk
dengan baik dari awal. Interprofessional Education terjadi ketika dua atau lebih multidisiplin ilmu
belajar tentang praktek kolaborasi untuk meningkatkan kerjasama dan mutu pelayanan kesehatan
dan kekhawatiran.
Berdasarkan WHO, 2010 Tenaga kesehatan tidak cukup lagi untuk sekedar bersikap profesional.
Dalam iklan globalisasi seperti saat ini, tenaga kesehatan juga harus bersikap interprofessional.
Melalui kolaborasi interprofessional Education tenaga kesehatan akan mampu:
Dengan adanya IPE diharapkan akan menumbuhkan sikap kepedulian mahasiswa untuk belajar
tentang bekrjasama secara profesional dengan tim kesehatan lainnya, serta didukung oleh fasilitator
yang profesional dan berpengalaman antara fasilitator akademik dan klinik didalam IPE. (Anderson &
Thorpe, 2008). IPE juga membawa dampak positif terhadap perubahan sikap fasilitator yaitu lenih
menghargai profesi lainnya, pengajar menikmati peran selama proses belajar mengajar, adanya
umpan balik yang positif dari mahasiswa, memotivasi mahasiswa selama proses IPE. Mahasiswa
yang pendidikannya menggunakan IPE melaporkan bahwa mempunyai pemahaman yang lebih baik
tentang bekerjasama secara professional sehingga menguntungkan pasien dan teman-teman profesi
lain menjadi nyaman. (Acton Shapiro, 2008).
Belajar dengan tim kesehatan lainnya akan membuat mahasiswa lebih efektif adanya komunikasi
yang baik dan bagaimana cara saling menghargai antar profesi kesehatan yang akhirnya akan
meningkatkan pelayanan pasien
Menghilangkan pemikiran bahwa ‘’Saya tidak perlu belajar dengan tim kesehatan lainnya dan
masalah pasien bisa saya tangani sendiri’’ hal ini merupakan tujuan dari pelaksanaan IPE.
Menumbuhkan pemikiran bahwa belajar bersama akan membuat komunikasi saya menjadi lebih
baik, saya akan dapat menyelesaikan permasalahan pasien jauh lebih baik dengan bekerja sama dan
saya akan lebih professional dalam bekerja.
Fungsi perawat adalah sebagai mitra kerja yang memberikan pemikiran untuk kebaikan pasien dan
saya juga harus mendapatkan ilmu dari tim ksehatan lainnya.
Hal yang harus diperhatikan dalam proses pelaksanaan IPE
Childs (1987) mencatat bahwa terdapat 4 elemen yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Fakultas
Fakultas memiliki peranan yang penting didalam pengaturan IPE dimana diatur oleh fakultas mulai
dari sumber daya manusia, membuat komitmen antar program studi.
2. Kurikulum
Desain dan model kurikulum yang digunakan oleh tiap prodi adalah tanggung jawab dari fakultas.
Fakultas berperan bsar didalam memodifikasi kurikulum untuk menggabungkan aspek IPE termasuk
tentang filosofi, pengorganisasian, tugas utama, kompetensi program dan evaluais program. Di
dalam proses pelaksanaan IPE harus bisa menciptakan suasana yang kondusif, inovatif dan
menimbulkan suasana kerja sama profesional dalam menyelesaikan permasalahan pasien.
3. Struktur
Ketika membuat pengalaman IPE, tujuan akhir dari pelaksanaan IPE adalah merancang bagi siswa
untuk memberikan benar-benar perawatan bersama-sama di lingkungan pelayanan kesehatan yang
diawasi dan harus mnjadi prioritas. Partisipasi aktif dalam pelaksanaan IPE dan berkontribusi atau
memimpin rapat perencanaan kasus adalah contoh kegiatan yang akan memberikan latihan dalam
keterampilan tim dibuktikan.
1. Hambatan kelembagaan waktu adalah suatu masalah, seperti program studi yang memiliki
kurikulum berbed-beda dan bagaimana dengan jadwal, serta mengalokasikan waktu tiap program
studi untuk bersama-sama melakukan IPE merupakan hal yang sulit, biasanya karena beban kerja
(Buring et al., 2009).
2. Hambatan profesional
Tantangan lain dari IPE adalah bagaimana bisa menghargai profesi lain, bisa hal ini tidak bisa
dilakukan akan kegagalan untuk menghargai peran masing-masing.
Cara Mengatasi Hambatan
Salah satu hambatan dalam IPE adalah tidak bisa menghargai profesi lainnya. Ketidaktahuan tentang
profesi lain dapat dicegah dengan komunikasi yang lebih baik. Salah satu solusi adalah untuk
menggabungkan pengalaman belajar dimana pendidik dari profesi spesialis menjalankan sesi dimana
mereka berbagi pengetahuan yang akan menguntungkan semua yang terlibat dengan siswa dari
berbagai profesi.
Menurut Buring et al., 2009 dijelaskan bahwa terdapat 5 strategi yang digunakan untuk
mengembangkan IPE dalam pendidikan dan praktek yaitu:
5) Adanya kebijakan yang mendukung pelaksanaan IPE baik dalam pendanaan maupun memfasilitasi
dalam proses IPE
Kesimpulan
Metode pembelajaran IPE adalah metode yang efektif untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang profesional dan tuntutan akan MEA. Hal ini karena institusi yang
membekali mahasiswanya dengan IPE menghasilkan mahasiswa yang siap untuk berkolaborasi dan
berkomunikasi secara profesional dengan tim kesehatan lainnya dalam memasuki dunia kerja.