Anda di halaman 1dari 18

Pendidikan Interprofesional Menanggapi

Kebutuhan Kesehatan Lokal dan Global


Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Edah Jubaedah (CKR0180012/Kep A)
Reni Anggraeni (CKR0180031/Kep A)
Vikhy Nur Anjani (CKR0180037/Kep A)
Asep Syarifuddin (CKR0180119/Kep D)
Rosanti (CKR0180147/Kep D)
Egi Epryansyah (CMR0180009/Kesmas A)
Mala Hayatul Khamilah (CMR0180017/Kesmas A)
Diechi Pramadita (CMR0180038/Kesmas B)
Ria Yuliana (CMR0180054/Kesmas B)
Widiyawati (CMR0180064/Kesmas B)
Dyah Ophilia Putri (CMR0180071/Kesmas C)
Muhammad Al-Faryan (CMR0180083/Kesmas C)
Pengertian Interprofesinal Education (IPE)

Interprofessional education (IPE) adalah suatu pelaksanaan


pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda
untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan
pelaksanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu
tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan
tenaga kesehatan yang professional.
Ciri - Ciri IPE
01 02
Freeth & Reeves
terjadinya perubahan Mahasiswa paham akan
mindset, pengetahuan prinsip dasar, konsep
dan perilaku peserta dan kontribusi dari
didik/atau mahasiswa: setiap bidang profesi;

03 04 05
Familier dengan bahasa Mahasiswa harus sudah Mahasiswa harus
atau istilah serta pola menguasai dasar mengusai konsep
pikir dari berbagai jenis keilmuan dan tentang kolaborasi.
profesi; keterampilan spesifik
masing-masing profesi.
Pelaksanaan Interprofesional Edducation
1. Pelaksaan IPE di Dunia
Beberapa universitas jurusan ilmu
kesehatan di beberapa negara seperrti
Amerika, Kanada, Australian, dan Eropa
telah menerapkan interprofesional
edducation. Sebuah penelitian yang
menyebutkan bahwa persepsi Mahasiswa
tentang IPE bernilai positif (Ker dkk, 2003)
2. Pelaksanaan Interprofesional edducation di ndonesia.
Terdapat 12 universitas negeri di Indonesia yang
melaksanakan pendidikan formal yang di
dalamnya terdapat dua atau lebih profesi
kesehatan yang memungkinkan terjadinya
interaksi bahkan kolaborasi. Hal ini menjadi
kelebihan untuk dapat mengembangkan konsep
IPE di Indonesia (DIKTI, 2006).
Pendidikan Interprofesional Education Pada Berbagai Profesi
Kesehatan

Penerapan Kurikulum Interprofessional Education (IPE) Sebagai


Dasar Awal Terbentuknya Interprofessional Colaboration di
Indonesia

Kesehatan merupakan salah satu hal yang paling penting


dalam kehidupan manusia. Saat ini orang orang-orang yang
bekerja di bidang kesehatan atau bisasa di sebut dengan
praktisi kesehatan yang di butuhkan oleh masyarakat awam
pada umumnya.
Dalam hal ini, perlu adanya inovasi, solusi, dan transformasi
sistem yang menjamin suplai paraktisi kesehatan yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan masysarakat.
Lanjutan..

Untuk menciptakan adanya kolaborasi interprofesi atau


interfropesional colaboration khususnya di infonesia . perlu
adanya penerapan sistem atau kurikulum pendidikan bagi
calon praktisi atau tenaga kesehatan yang mencangkup
mengenai kolaborasi interprofesi.
Pendidikan para calon praktisi telah sampai pada tahap
kesadaran untuk menjadikan masalah sebagai bahan dalam
pembelajaran. Namun kita membutuhkan adanya kolaborasi
tercipta antar profesi kesehatan dengan disiplin ilmu yang
berbeda.
Lanjutan…

Namun, penerapan Interpropsional Education (IPE) di


indonesia baru memasiki tahap awal dan membutuhkan
adanya kerjasama dari berbagai pihak dan berbagai bidang
yang terdapat dalam dunia pendidikan kesehatan. Untuk
Sosialisasi penerapan (IPE) belum dapat menjangkau seluruh
instansi pendidikan kesehatan yang ada di indonesia.
Penerapan IPE sangat bermamfaat bagi calon sarjana
kesehatan di indonesia terutama untuk menciptakan adanya
interprofesional edducation atau kolaborasi antar praktisi
kesehatan.
Penerapan IPE untuk meningkatkan
keterampilan Kerja sama TIM

Keterampilan kerjasama tim adalah campuran


interaktif, interpersonal, pemecahan masalah dan
keterampilan komunikasi yang diperlukan oleh
sekelompok orang yang bekerja pada tugas
bersama, di peran yang saling melengkapi,
menuju tujuan bersama yang hasilnya lebih besar
dari orang-orang yang bekerja secara
independen.
Kolaborasi adalah bekerja sama dengan orang
lain untuk melakukan tugas dan untuk mencapai
tujuan bersama.
Kerjasama antara profesi kesehatan adalah satu
usaha untuk peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.

8
Manfaat keterampilan kerjasama tim menurut Johnson
DWJ (2000)
memberikan kesempatan berharga untuk
01 mencapai kualitas hasil belajar yang
tinggi;

02 meningkatkan kerjasama serta persaingan;

mengembangkan kepercayaan diri siswa


03 dan partisipasi aktif dalam pembelajaran;

mempersiapkan siswa untuk siap kerja;


04
mengembangkan lingkungan kerja yang
05 mendukung;
Manfaat keterampilan kerjasama tim menurut Johnson
DWJ (2000)
mempertemukan orang-orang dengan
06 keahlian dan perspektif yang
berbeda-beda;

menemukan solusi kreatif dan inovatif


07 untuk masalah yang kompleks;

08 mendorong siswa untuk menerima


tantangan;

memberikan siswa kesempatan untuk


09 melakukan sejumlah peran yang berbeda;

menghasilkan pekerjaan kelompok dengan


10 standar yang sangat tinggi.
Pendidikan IPE pada Profesi Kedokteran

Interprofessional Educationpernah dibahas pada sebuah pertemuan di ruang sidang


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana hari Jumat, 30 Januari 2015. Pertemuan ini
dihadiri oleh Dekan Fakultas KedokteranUniversitas Udayana (FK Unud) dan beberapa
perwakilan lembaga di FK Unud. Pertemuan inimembahas tentang pengertian IPE,
elemen-elemen penting dalam IPE (meliputi kerjasama, komunikasi, saling menghargai,
menerapkanilmu dan skill, saling memberikan ilmu, refleksi diri,
pengalamaninterprofesional), tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan IPE,
serta strategi yang akan dicoba untuk diterapkan.
Penerapan IPE diawali
dengan strategi :

1. Tatap muka : seminar yang menggabungkan seluruh prodi FK Unud dalam satu forum

2. Himpunan Mahasiswa: melalui himpunan mahasiswa sekaligus Badan Semi Otonom yang
menjadikan FK menjadi Leader
3. Pertemuan kasus setiap 2 minggu

4. Dimana kurikulum pembelajaran tersebut ditekankan pada:

a. Sesuai dasar keilmuan

b. Ditekankan pada: teamwork, komunikasi (saling menghormati), pemikiran kritis, technical


skill(penyatuan skill yang berbeda)
c. Diawali dengan “strategi efektif” selanjutnya melakukan “praktek lapangan” dan diakhiri dengan
“evaluasi”.
Secara umum, penerapan sistem IPE di Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana adalah untuk mempersiapkan peserta didik yang
mampu berkolaborasi (collaboration practice) serta membentuk
pengetahuan, sikap, danperilaku sesuai denganinterprofessional team
sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan individu dan
masyarakat(Utami,2016).
Pendidikan IPE pada Profesi Keperawatan

Perkembangan teknologi yang pesat juga


Beberapa perguruan tinggi di Pembelajaran kolaboratif termasuk berdampak pada perkembangan keilmuan
Indonesia sudah menerapkan pembelajaranbersama yang digunakan pendidikan seperti keperawatan. Dampak
model IPE seperti UGM dengan oleh universitas dan mempunyai efek yang ditimbulkan dari perkembangan
hasil persepsi mahasiswa yang positif dalam pencapaian teknologi yaitu berimbas pada
terhadap atmosfir pembelajaran pembelajaran mahasiswa.Pendidikan pengembangan ranah pendidikan
dalam hitungan baik dan dan pembelajaran kolaboratif menjadi kesehatan dengan memunculkan pasien
pembelajaran metode IPE elemenpenting dalam pendidikan dalam bentuk avatar di
memuaskan dan mengarah ke keilmuan kedokteran termasuk komputer/smartphone. Avatar adalah
pembelajaran yang lebih baik pendidikan keperawatan saat ini animasi yang dihasilkan oleh computer
(Utomo, 2013). (Noohi et al, 2013; Visser et al, 2017). yang dapat mereplikasi komunikasi,
tindakan, sikap sesuai dengan setting yang
sudah ditentukan berdasarkan scenario
yang sudah ada (Abbott, 2016; Martin,
2015).
Pendidikan IPE pada Kesehatan Masyarakat

Dunia pelayanan kesehatan saat ini Parsel & Bligh, (1999) hasil penelitian yang dilakukan oleh
ditandai dengan adanya perubahan mengemukakan bahwa siswa dengan Curran VR, et al, (2005) tentang
demografis dalam populasi pasien. pendidikan interprofesional, mereka penerapan pendidikan interprofesional
Hal tersebut menuntut adanya belajar memahami peran, tanggung pada mahasiswa kedokteran, perawat
peningkatan kualitas pelayanan jawab dan fungsi masing-masing dan farmasi mendapatkan hasil para
kesehatan dan manajemen penyakit profesi yang dapat mencegah pelajar lebih memiliki kesadaran akan
kronis untuk memotong tingginya stereotype yang negative Pendidikan peran dan dengan terpaparnya
biaya pelayanan. Pelayanan yang interprofesional digunakan untuk pembelajaran interprofesional secara
berpusat pada pasien menyiapkan siswa profesi kesehatan berkelanjutan menghasilkan peningkatan
(Patient-Centered Care) merupakan untuk bekerja dan berkomunikasi perilaku/sikap dalam hubungan kerja,
pelayanan yang diunggulkan untuk secara efektif dalam tim dan dapat terbina pengalaman yang efektif dalam
menjawab isu-isu perkembangan meningkatkan kualitas pelayanan serta pemberian pelayanan kesehatan serta
penyakit kronis. keselamatan selama melakukan meningkatnya motivasi untuk
pelayanan kesehatan. melakukan kolaborasi antar mahasiswa.
Pendidikan IPE Pada Profesi Bidan

Telah banyak hasil penelitian Dalam hal akademik, IPE Keuntungan penerapan IPE dalam
yang menunjukkan dampak membantu mahasiswa dalam pelayanan kesehatan didapat dari
positif pelaksanaan IPE dalam peningkatan pengetahuan dan tercapainya kolaborasi yang lebih
pendidikan kesehatan. keterampilan yang spesifik, baik antara praktisi kesehatan
Keuntungan yang didapat tidak seperti pemecahan masalah dalam (Margaret, H, et al., 2011).
hanya dari sisi pendidikan saja, tim, konseling kesehatan, dan
tetapi juga dalam hal pelayanan keterampilan klinik. Hal ini
kesehatan (Zwareinstein, 2009). berpotensi untuk meningkatkan
pemahaman, kepercayaan, dan
saling menghargai antara profesi
kesehatan, sehingga
memungkinkan mahasiswa untuk
mencapai kompetensi kolaboratif
(Hall and Zierler, 2015).
Lanjutan…

IPE merupakan salah satu cara untuk Bekerja secara kolektif dalam sebuah tim
mengintegrasikan keahlian tenaga kesehatan yang terdiri dari berbagai profesi
dari berbagai bidang dengan mendorong para kesehatan memungkinkan untuk berbagi
professional kesehatan untuk berbagi beban kerja dan mengurangi pembatas
pengetahuan dan bekerja dalam tim (Romijn, antar profesi (Hunter, B and Segrott, J,
A, et al., 2017). 2014).

Dengan adanya kolaborasi antar profesi Efek positif yang lain dari penerapan kolaborasi
kesehatan, dapat mengurangi antarprofesi kesehatan yaitu memudahkan tenaga
overlappingpekerjaan, mempercepat kesehatan untuk memiliki pengetahuan dan
pemberian layanan, dan menyediakan keterampilan yang lebih luas sehingga mereka dapat
informasi yang lebih komprehensif bagi menyelesaikan berbagai macam tugas. Hal ini akan
pasien (Shamian, J, 2014). menciptakan suasana kerja yang lebih efektif dan
mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada
(Romijn, A, et al., 2017).
TERIMA KASIH!

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik and illustrations
by Stories.

Anda mungkin juga menyukai