Anda di halaman 1dari 25

lnterprofessional education dan

interprofessional collaboration

 Th. Tatik Pujiastuti, Ns., M. Kep


“Learning together to
work together for
better health”….. (WHO, 2010)
Ilustrasi IPE dan IPC
Latar Belakang
Permasalahan global:
tidak terpenuhinya kebutuhan
system penyelenggaraan masyarakat akan
pelayanan Kesehatan yang masih pelayanan Kesehatan yang
terfragmentasi bersifat holistic dan terintegrasi

pelayanan Kesehatan akan lebih


efektif dan efisien apabila diselenggarakan
Perlu strategi IPE dan dengan menggunakan pendekatan
IPC kolaborasi
antar profesi (interprofessional
collaborative practice)

Untuk menguatkan penerapan IPE, pada tahun 2010, WHO memperkenalkan strategi
IPE dalam bentuk “Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative
Practice"
Konsep Interprofessional Education and
Collaborative Practice (IPE& IPC)
Menurut WHO (2010), pendidikan Interprofesi atau IPE adalah proses pendidikan yang melibatkan
dua atau lebih jenis profesi.

Pendidikan interprofesi merupakan tahap yang penting dalam upaya mempersipakan


lulusan atau professional kesehatan yang siap untuk bekerja di dalam tim dan melakukan
praktek kolaborasi dengan efektif untuk merespon atau memecahkan masalah yang ada di
masyarakat.
When students from two or more
professions learn about, from and
with each other

enable effective improve health


collaboration outcomes
When multiple health workers from different
professional backgrounds work together with
patients, families, carers, and communities

deliver the highest quality of


care
Tujuan IPE dan IPC
 Bekerja untuk meningkatkan kualitas pelayanan
 Berfokus pada kebutuhan pasien dan keluarga
 Melibatkan pasien dan keluarga
 Mempromosikan kolaborasi interprofesi
 Mendorong profesi kesehatan untuk belajar dengan, dari dan tentang
satu sama lain
 Meningkatkan praktek masing-masing profesi
 Menghormati integritas dan kontribusi masing-masing profesi dalam
proses belajar, praktek, dan memperlakukan semua profesi secara
setara.
 Meningkatkan tingkat kepuasan profesional
Manfaat
Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat belajar berkomunikasi interpofesi
b. Mahasiswa dapat memahami dan menghargai peran profesi kesehatan lain
c. Mahasiswa mendapat pengalaman untuk bekerja-sama di dalam tim dan memecahkan masalah klien.
d. Mahasiswa mendapatkan pengalaman memberikan pelayanan kesehatan berfokus pada klien dengan melibatkan multidisiplin.
e. Mahasiswa dapat belajar tentang peran dan fungsi yang overlapping antara satu profesi dengan profesi lainya

Bagi Institusi pendidikan


a. Memberi kesempatan kepada staff akademik untuk bekerja bersama antar profesi.
b. Pendidikan interprofesi dapat meningkatkan efisiensi penggunaan resources yang ada di institusi pendidikan.
c. Meningkatkan kerja-sama antar prodi atau fakultas.

Bagi Pelayanan kesehatan


a. Meningkatkan qualitas pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan efisiensi pelayanan dengan menurunkan duuplikasi tindakan yang tidak diperlukan dari berbagai profesi.
c. Meningkatkan keselamatan klien
d. Meningkatkan outcome kesehatan pasien

Bagi profesi atau tenaga kesehatan


a. Meningkatkan moral profesi
b. Menurunkan Hambatan dalam berkomunikasi dengan profesi lain
c. Meningkatkan kecintaan akan profesi
d. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah bersama profesi lain
e. Meningkatkan kepuasan kerja.
Faktor Pendukung IPC dalam Practice
Dukungan institusi : adanya system menejemen yang baik, adanya panduan dan
standar prosedur operasional.
Dukungan budaya kerja : strategi komunikasi yang efektif, penyelesaian konflik
yang strategis, budaya dialog antar tim.
Dukungan para professional : keterbukaan untuk sharing dan menerima untuk
meningkatkan interprofesionalisme.
Dukungan kebijakan : kebijakan kurikulum yang memandu ketercapaian
interprofessional edukasi dan kolaborasi.

WHO, 2010
Faktor Pendukung IPC dalam Practice
Leaders : skilled communicators, passionate about IPE and CP, and able both to
disseminate information and elicit institutional support
Institutional and work culture support : a deep commitment to collaboration;
support in facilitating collaboration and creating synergies between team members
Mentorship and learning : teachers who are able to facilitate learning and enable
students to “learn with, from and about each other.
Shared vision or mission : developing IPE curricula; constitutes educator
mechanism.
Physical environment and space design : Facilitate geography and physical
space to facilitate interprofessional communication

WHO, 2013
Barrier IPE dan IPC

 Professional cultures and stereotypes


 Shared vision
 Inconsistent use and different understandings of language

WHO, 2013
Kompetensi inti IPE

Kompetensi dasar
 menggunakan teknologi informasi, memberikan pelayanan yang berfokus pada
klien, melakukan praktek profesi berdasarkan bukti ilmiah dan hasil penelitian dan
mempertahakan kualitas pelayanan ( International occupational medicine, 2011)
 Kompertensi masing-masing profesi
Spesifik sesuai peran profesi masing-masing.

 Kompetensi antar profesi

 Kompetensi melakukan kolaborasi.


Team and team work: Team work culture of the
IPE team that facilitates or inhibits collaboration

“Teams are co-operative groups in that they are


called into being to perform a
task, a task that cannot be performed by an
individual” (Dauglas (1983)
Tim yang efektif
Tujuan yang sama
Antusiasme yang tinggi → antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja
menyenangkan, anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, dan diberi
kesempatan untuk menunjukkan keahlian dengan menjadi diri sendiri.
Peran dan tanggung jawab yang jelas
Komunikasi yang efektif → strategi untuk melakukan komunikasi yag efektif adalah
jangan berasumsi.
Resolusi konflik
Shared power → pembagian kerja yang adil
Keahlian → memberi kesempatan individu bekerja sesuai dengan keahliannya
Apresiasi → memberikan feedback positif atas usaha dan proses masing-masing
anggota
Sikap dan pikiran positif
Evaluasi → dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan
Gambaran interprofessional team work
Collaborative skills for effective team
work (Hall, P., 2005)
Cooperation: Acknowledging and respecting other opinions and viewpoints while
maintaining the willingness to examine and change personal beliefs and
perspectives.

Assertiveness: Supporting one’s own viewpoint with confidence.

Responsibility: Accepting and sharing responsibilities, and participating in group


decision-making and planning.

Communication: Effective sharing of important information and exchanging of ideas


and discussion.

Autonomy: Ability to work independently.

Coordination: Efficient organization of group tasks and assignments.


Comprehensive Team Effectiveness
Framework (Zajac et.al., 2021)
Strategi pengembangan tim kolaborasi
(foursight, 2022)
• Lead by Example.
• Encourage Group Socialization.
• Make Sure Every Voice Is Heard.
• Keep an Open Line of Communication.
• Foster Debate, Not Conflict.
• Reward Good Work.
• Invite Feedback.
Strategi menejemen konflik dalam
interprofessional colaborasi (Brown, 2011)

Team strategies for conflict resolution included interventions by team leaders


and the development of conflict management protocols. Individual strategies
included: open and direct communication; a willingness to find solutions;
showing respect; and humility.
Hambatan dalam tim

Main barriers referred to lack of time and training, lack of clear roles, fears relating to
professional identity and poor communication (Rawlinson et. Al., 2020)

These barriers include lack of strong governance structure and leadership to manage
complex practices; difficulties in establishing appropriate skill mix and team size;
insufficient space and time for communication and collaboration; and inadequate
communication mechanisms and tools (Canadian, 2012)

Anda mungkin juga menyukai