Anda di halaman 1dari 14

Model-Model Kebijakan 

Publik dan
Contohnya

Khairunisa 0801183505
Model Rasional
Model rasional adalah model yang mana di dalam pengambilan keputusan
melalui prosedur nya akan mengajak pada pilihan alternatif yang paling efisien
dari pencapaian tujuan kebijakan, yang ditekankan pada penerapan rasionalisme
dan positifisme.
Contoh kasus:
Pada saat bulan puasa tahun 2009 kemarin harga gula pasir di pasar jawa
tengah, khususnya di semarang melambung tinggi, dengan melihat kondisi
tersebut maka pemerintah provinsi jawa tengah melakukan kebijakan untuk
melakukan “operasi pasar”, sehingga memberikan alternatif kepada masyarakat
yang merasa dirugikan atas kenaikan harga tersebut untuk membeli gula pasir di
pasar yang disediakan pemprov tersebut, tentu saja masyarakat sangat
merasakan dampak dari kebijakan tersebut, karna perbedaan yang signifikan
antara harga gula pasir di pasar milik pemprov dan di pasar-pasar biasa.
Model Incremental
Model incremental adalah pembuatan kebijakan yang melalui proses politisi dimana
didalamnya ada tawar menar dan kompromi untuk kepentingan para pembuat keputusan
sendiri.
Contoh kasus:
Pemerintah berencana menaikkan gaji presiden, menteri, dan para pejabat negara pada
tahun 2001. Kebijakan ini di berlakukan untuk menyesuaikan kebutuhan dan kinerja para
pejabat negara. Melalui Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara intrsumen
yang akan dijadikan dasar untuk mengatur kenaikan gaji tersebut telah disiapkan. Namun
penentuan besarnya nominal gaji akan ditentukan oleh Departemen Keuangan, adapun
beberapa pertimbang yang dijadikan dasar kenaikan gaji presiden, menteri, dan para
pejabat negara yakni, kenaikan gaji berkala yang sudah sejak lama tidak diberikan kepada
presiden dan pejabat negara. Sejak lima tahun lalu, gaji presiden dan pejabat negara tidak
pernah mengalami kenaikan padahal kebutuhan semakin meningkat, selain itu kenaikan
juga dipertimbangkan dari kinerja masing-masing pejabat negara. Karena itu Kemeneg
PAN telah menyusun pedoman berdasarkan kinerja.
Model Mixed Scanning
Pada dasarnya model ini adalah usaha-usaha yang menggabungkan model rasional dan incremental. Model ini disusun
berdasarkan cara kerja metafora observasi situasi dan kondisi yang menggunakan dua pandangan. Pertama melakukan
observasi kondisi seluruh kawasan dengan pengamatan secara terus menerus sehingga diperoleh hasil penganalisaan apa
yang menjadi potensi yang detail dan menyeluruh dari kondisi suatu daerah observasi. Yang kedua memperhatikan pada
daerah observasi tersebut bagaimana kondisi masyarakatnya yang sama dengan observasi terakhir atau hasil yang lalu dan
akan membuat analisa gabungan dengan pandangan pertama apabila terdapat ketidaklaziman pada potensi yang dimiliki
daerah observasi tersebut.
Contoh kasus:
Proses penyusunan RAPBD 2010 jateng sudah dimulai sebelum pelantikan anggota DPRD 2009 – 2014, yakni dengan
pengajuan kebijakan umum anggaran dan plafon prioritas anggaran sementara (KUA PPAS) oleh pemprov jateng, dalam
pembahasannya RAPBD 2010 akan memprioritaskan peningkatan perekonomian rakyat dengan pemberdayaan usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM). Diharapkan hal ini dapat berdampak langsung pada peningkatan perekonomian rakyat dan
bisa menjadikan masyarakat lebih sejahtera sesuai dengan program gubernur. Tahun depan (2010) akan dimulai tahapan
Program Bali Ndeso Mbangun Deso. Pemprov tentunya berupaya memfokuskan anggaran bagi program yang berdampak
langsung atas peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Kalau nilainya berapa, belum bisa di sampaikan karena RAPBD
belum mulai dibahas, yang jelas akan meningkatkan anggaran dari tahun sebelumnya untuk hasil yg lebih signifikan. Tidak
hanya di bidang anggaran, bagian kelembagaan juga harus di bangun kapasitasnya, fraksi harus mampu melihat persoalan di
jateng dan mencari jalan keluarnya, khususnya pada fraksi yang mengusung gubernur-wagub, akan sangat aneh jika dalam
realisasinya malah menjadi penghalang program pemerintah, atau sama sekali tidak tahu visi dan misi program gubernur.
Model Garbage Can
Model ini mengusulkan alternatif kebijakan, menyeleksi, menilia dan memilih
alternatif kebijakan dalam pembuatan keputusan kebijakan publik dengan fokus
pada elemen-elemen irasional sikap para pembuat kebijakan publik, dengan
memperhatikan irasional kepentingan publik dan nilai-nilai yang ada pada
masyarakat.
Contoh kasus:
Pada masa orde baru, pemerintah membuat kebijakan hak siar berita. Jadi
pemerintah melakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum berita di tayangkan
atau dijejalkan ke masyarakat, walaupun sebenarnya rakyat perlu atau
membutuhkan berita tersebut tapi apabila pemerintah tidak memberikan izin
untuk berita itu dijejalkan ke masyrakat maka berita itu akan tersimpan rapi,
atau pecah diperut pemerintah itu sendiri.
Model Institusional
Dalam proses pembuatan kebijakan model ini masih merupajan model tradisional, dimana fokus model ini
terletak pada struktur organisasi pemerintahan. Jadi yang sangat berpengaruh di dalam model ini hanyalah
lembaga-lembaga pemerintah dari tingkat pusat atau daerah, sedang. Adapun aktor eksternal pada model ini
seperti media massa, kelompok think-thank (LSM, Kelompok budayawan, kelompok mahasiswa, cendikiawan,
tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lain-lain,) serta masyarakat hanya berfungsi memberikan pengaruh dalam
batas kewenangannya. Jadi kebijakan yang telah dibuat akan dijalankan dahulu oleh aktor internal, yaitu
lembaga-lembaga pemerintahan tersebut.
Contoh kasus:
Di kota salatiga, belasan pedagang ayam yang biasa mangkal di jalan taman pahlawan sekitar eks pertokoan hasil,
mendatangi komisi II DPRD Kota Salatiga, pertemuan tersebut dalam rangka audiensi dan dihadiri Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM yang mana dinas tersebutlah yang mengurusi aktivitas
pedagang di pasar. Para pedagang mengungkapkan keluh kesahnya kegiatan berjualan di tempat mereka mangkal
dengan mengantongi perizinan usaha, sementara aktivitas mereka tidak diakui secara sah oleh dinas terkait. Para
pedagang tersebut meminta agar tetap dapat berjualan di pinggir jalan Taman Pahlawan dekat eks pertokoan
hasil, karena memiliki izin usaha. Namun permintaan pedagang tersebut tidak disetujui oleh Disperindagkop,
sebab pasar sudah ditata berdasarkan lokasi jenis dagangan, yang mana kebijakan pemerintah setempat telah
membangun pasar-pasar tersebut untuk pedagang ayam, daging, dan lain sebagainya, di daerah pasara raya I.
Model Kelompok
Pada model ini pemerintah membuat kebijakan karena adanya tekanan dari berbagai kelompok.
Kebijakan publik merupakan hasil perimbangan (equilibrium) dari berbagai tekanan kepada
pemerintah dari berbagai kelompok kepentingan. Besar kecil tingkat pengaruh dari suatu kelompok
kepentingan ditentukan oleh jumlah anggotanya, harta kekayaannya, kekuatan, dan kebaikan
organisasi, kepemimpinan, hubungannya yang erat dengan para pembuat keputusan, kohesi intern para
anggotanya.
Contoh kasus:
Pemerintah Kabutpaten Kebumen, melalui bupati KH. M. Nashirudin Al Mansyur menyatakan status
“quo”, yakni kembali pada keadaan semula atas permasalahan tanah dinas penelitian pengembangan
(Dislitbang) TNI AD dengan Masyarakat wilayah Urut Sewu Kebumen. Artinya penggunaan lahan
untuk kegiatan dilaksanakan seperti sebelum ada permasalahan. “TNI dapat melaksanakan latihan
seperti sedia kala. Sedangkan para petani dapat melaksanakan kegiatan bercocok tanam,” selanjutnya
penyelesaian permasalahan tanah selanjutnya akan diadakan peninjauan di lapangan oleh TNI,
Pemerintah daerah, serta masyarakat. Hal itu dalam rangka penentuan batas kepemilikan tanah.
Model Sistem Politik
Model ini didasarkan pada konsep-konsep kekuatan-kekuatan lingkunang, sosial, politik, ekonomi, kebudayaan,
geografis, dan sebagainya yang ada disekitarnya. Kebijakan publik merupakan hasil (output) dari sistem politik.
Kebijakan model ini juga melihat dari tuntutan-tuntutan, dukungan, masukan yang selanjutnya di ubah menjadi
kebijakan punlik yang otoritatif bagi seluruh anggota masyarakat. Intinya sistem politik berfungsi mengubah
inputs menjadi outputs.
Contoh kasus:
Setelah batik mendapat sertifikat dari UNESCO sebagai warisan budaya indonesia, kini pemerintah membuat
kebijakan untuk mendaftarkan angklung ke UNESCO agar alat musik khas daerah tersebut tidak diklaim oleh
pihak lain. Melalui tahap verifikasi akan terbukti bahwa angklung sangat berperan dalam kelangsungan suku
bangsa khusunya di indonesia, jika lolos verifikasi, UNESCO akan mengeluarkan sertifikat dan angklung akan
diakui sebagai warisan ahli budaya asli indonesia. Kesenian dan kebudayaan Jawa Barat yang berbahan dasar
bambu tengah dihadapkan pada percepatan dunia industri yang membutuhkan inovasi dan kreativitas. Sepanjang
tahun 2008, angklung juga berfungsi sebagai alat promosi budaya dengan berbagai inovasi dalam seni
pertunjukkan. Angklung telah menjadi salah satu kekuatan diplomasi budaya serta komunikasi nonverbal lintas
sektoral yang cukup efektif. Bermain musik bambu juga bermain dengan menggunakan rasa, yang menimbulkan
kepekaan dan solidaritas yang menciptakan harmoni sehingga perlu ditanamkan di kalangan generasi pelajar
indonesia. Dengan begitu sangat pantaslah pemerintah mengambil kebijakan untuk mendaftarkan angklung
sebagai salah satu warisan budaya asli indonesia, yang mana bangsa ini memiliki solidaritas dan kepekaan yang
tinggi.
Model kebijakan bagaimana yang banyak
dipraktikkan kebijakan kesehatan di
Indonesia. (Beri argumentasi anda)
Model yang sering Digunakan Pada Kebijakan
Kesehatan ialah Model Mixed Scanning (Model yang
Digunakan pada Kebijakan Kesehatan Covid-19 serta
Anggarannya)
Pada dasarnya model ini adalah usaha-usaha yang menggabungkan model
rasional dan incremental. Model ini disusun berdasarkan cara kerja metafora
observasi situasi dan kondisi yang menggunakan dua pandangan. Pertama
melakukan observasi kondisi seluruh kawasan dengan pengamatan secara terus
menerus sehingga diperoleh hasil penganalisaan apa yang menjadi potensi yang
detail dan menyeluruh dari kondisi suatu daerah observasi. Yang kedua
memperhatikan pada daerah observasi tersebut bagaimana kondisi
masyarakatnya yang sama dengan observasi terakhir atau hasil yang lalu dan
akan membuat analisa gabungan dengan pandangan pertama apabila terdapat
ketidaklaziman pada potensi yang dimiliki daerah observasi tersebut. contohnya
pada RS Covid-19,
Kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk bidang kesehatan adalah
sebagai berikut
• Rp65,8 triliun untuk belanja penanganan kesehatan:
1. Alat kesehatan (APD, test kit, reagen, ventilator, hand sanitizer, dll)
2. Sarana dan prasarana kesehatan, antara lain upgrade 132 rumah sakit rujukan bagi
penanganan pasien Covid-19, termasuk Wisma Atlet;
3. Dukungan SDM.
• Rp5,9 triliun untuk insentif tenaga media pusat dan daerah:
1. Tenaga medis pusat sebesar Rp1,3 triliun dan tenaga medis daerah Rp4,6 triliun;
2. Insentif dokter (spesialis Rp15 juta/bulan), dokter umum (Rp10 juta/bulan), perawat
(Rp7,5 juta/bulan), dan tenaga kesehatan lainnya (Rp5 juta/bulan). Diberikan selama 6
bulan.
3. Kebutuhan anggaran untuk insentif bagi tenaga medis yang dihitung adalah hanya
untuk tenaga medis di RS Pusat, satker KKP, BTKL dan Balitbangkes, termasuk yang
bertugas di RS Wisma Atlet.
4. Anggaran untuk insentif akan ditanggung bersama oleh Pemerintah Pusat dan Daerah,
termasuk menggunakan DAK Nonfisik Kesehatan dari Biaya Operasional Kesehatan
dan APBD.
• Rp300 miliar untuk santunan kematian bagi tenaga kesehatan (Rp300 juta/orang);
• Rp3 triliun dialokasikan ke subsidi iuran untuk penyesuaian tarif Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja
sesuai Perpres 75 tahun 2019.
• Pemerintah juga menyediakan alokasi anggaran untuk biaya perawatan pasien Covid-19 yang disentralisasi melalui
Kementerian Kesehatan. Seluruh biaya perawatan tersebut ditanggung pemerintah sesuai standar biaya penanganan.
Standar biaya perawatan sudah meliputi paket lengkap, mulai dari biaya dokter hingga biaya pemulangan jenazah jika
pasien meninggal dunia. Pendanaan pasien Covid-19 diambil dari APBN 2020 dan APBD.
• Pemberian fasilitas pajak terhadap barang dan jasa yang diperlukan dalam penanganan pandemi Covid-19:
1. PPN ditanggung pemerintah bagi badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk untuk
membantu penanganan COVID-19 atas impor, perolehan, dan/atau pemanfaatan barang dan jasa untuk penanganan
COVID-19, berlaku April s.d. September 2020.
2. Pembebasan PPh 22 Impor dan/atau PPh 22 atas impor dan/atau pembelian barang untuk penanganan COVID-19
yang dilakukan oleh badan/instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk untuk membantu
penanganan COVID-19, berlaku April s.d. September 2020.
3. Pembebasan PPh 22 atas penjualan barang untuk penanganan COVID-19 kepada badan/instansi pemerintah, rumah
sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk untuk membantu penanganan COVID-19, berlaku April s.d. September
2020.
4. Pembebasan PPh 21 kepada WP orang pribadi dalam negeri yang menerima imbalan dari badan/instansi pemerintah,
rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk atas jasa penanganan COVID-19.
5. Pembebasan PPh 23 kepada WP badan dalam negeri dan bentuk usaha yang menerima imbalan dari badan/instansi
pemerintah, rumah sakit rujukan, atau pihak lain yang ditunjuk atas jasa teknik, manajemen, konsultan, atau jasa lain
yang diperlukan dalam penanganan COVID-19, berlaku April s.d. September 2020.
• Relaksasi ketentuan impor alat kesehatan untuk keperluan penanganan COVID-19 berupa pembebasan dari kewajiban
izin edar atau Special Access Scheme (SAS).
TERIMAKASIH
Contoh kasus:

Pada saat bulan puasa tahun 2009 kemarin harga gula pasir di
pasar jawa tengah, khususnya di semarang melambung tinggi,
dengan melihat kondisi tersebut maka pemerintah provinsi jawa
tengah melakukan kebijakan untuk melakukan “operasi pasar”,
sehingga memberikan alternatif kepada masyarakat yang merasa
dirugikan atas kenaikan harga tersebut untuk membeli gula pasir di
pasar yang disediakan pemprov tersebut, tentu saja masyarakat
sangat merasakan dampak dari kebijakan tersebut, karna perbedaan
yang signifikan antara harga gula pasir di pasar milik pemprov dan di
pasar-pasar biasa.

Anda mungkin juga menyukai