Anda di halaman 1dari 9

10/04/2015

Arief Rahman Hakim


arief.h1@gmail.com

PENDAHULUAN
Ibu hamil penggunaan obat ADR pada
perkembangan fetus
Tragedi thalidomide (1960)
Drug across the placenta.
Ibu menyusui (breast-feeding) drugs pass into
breast milk
Pertimbangan : rasio manfaat/resiko

1
10/04/2015

Proses Kehamilan Proses Kehamilan


Proses kehamilan di dahului oleh proses pembuahan Proses kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu (280
satu sel telur yang bersatu dengan sel spermatozoa hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari).
dan hasilnya akan terbentuk zigot. Kehamilan yang berlangsung antara 20 – 38 minggu
Zigot mulai membelah diri satu sel menjadi dua sel, disebut kehamilan preterm (prematur), bila lebih dari
dari dua sel menjadi empat sel dan seterusnya. 42 minggu disebut kehamilan postterm.
Pada hari ke empat zigot tersebut menjadi segumpal Menurut usianya, kehamilan ini dibagi menjadi 3 yaitu
sel yang sudah siap untuk menempel / nidasi pada kehamilan :
lapisan dalam rongga rahim (endometrium) trimester pertama 0 – 14 minggu,
trimester kedua 14 – 28 minggu
trimester ketiga 28 – 42 minggu.

Teratogenik
Regulator mensyaratkan obat sebelum dipasarkan
diuji teratogenik pada hewan
Teratogen: a chemical entity that when present during
critical periods of development able to produce a
congenital defect
Congenital defect: minor or major malformations
(anatomical or functional) pada janin

2
10/04/2015

Efek Teratogen Prinsip teratogenik


Chromosomal abnormalities Teratogens act with specificity
Impairment of implantation of the conceptus teratogens demonstrate dose-effect relationship
Resorption of early embryo and fetal death teratogens must reach the developing conceptus in
Structural malformations sufficient amounts to cause their effects
Intrauterine growth retardation (ukuran lebih kecil the effect that teratogenic agent has on a developing
dari normal) fetus depends upon the stage during development
Functional impairment (e.g. deafness) when the fetus exposed
Behavioural abnormalities by the newborn susceptibility to teratogens influenced by the genotype
of the mother and fetus
Learning disability.

3
10/04/2015

Perpindahan obat lewat plasenta Perpindahan obat lewat plasenta


Umumnya secara difusi sederhana konsentrasi obat Ukuran molekul
di darah ibu dan aliran darah plasenta akan sangat Obat dengan BM sampai dengan 500 Dalton akan
menentukan perpindahan obat lewat plasenta mudah melewati pori membran
Kelarutan dalam lemak Obat-obat dengan BM 500-1000 Dalton akan lebih sulit
Obat yang larut dalam lemak akan berdifusi dengan melewati plasenta
mudah melewati plasenta masuk ke sirkulasi janin Obat-obat dengan berat molekul >1000 Dalton akan
Derajat ionisasi sangat sulit menembus plasenta
Obat yang tidak terionisasi akan mudah melewati Ikatan protein.
plasenta Hanya obat yang tidak terikat dengan protein (obat
bebas) yang dapat melewati membran

Perubahan Fisiologi Wanita Hamil


Gastrointestinal Changes
The effect of progesterone on smooth muscle activity
prolong gastric emptying and gastrointestinal transit
time during all of pregnancy
studied with ampicillin, only 40% absorbed orally
Cardiovascular Effects
plasma volume expansion increase cardiac output,
and changes regional blood flow

4
10/04/2015

Cardiac
output
Fisiologi Wanita Hamil
Hepatic Blood Composition Changes
blood flow
Plasma albumin concentration decreases during
pregnancy.
Albumin concentration from 4.2 g/dL in the
nonpregnant woman to 3.6 g/dL in the midtrimester of
pregnancy
Dampak??

Protein total

Fisiologi Wanita Hamil


Albumin Renal Changes
the increased blood flow to the kidneys increase
in glomerular filtration rate (GFR)
For drugs predominantly cleared by the kidney, the
increase in GFR will increase drug clearance during
pregnancy.
Cefuroxime has significantly greater clearance in the
midtrimester of pregnancy than during either delivery or
the postpartum period

5
10/04/2015

Fisiologi Wanita Hamil


ClH ↓
Hepatic Drug-Metabolizing Changes
ClR ↑ plasma protein
The activity of hepatic drug-metabolizing enzymes also binding ↓
changes during pregnancy and can affect drug
elimination clearance. ClT ≈

Pregnancy is an estrogenic state with 100-fold increases


in estradiol levels over a woman’s nonpregnant baseline
Progesterone, the hormone responsible for sustaining
gestation, also dramatically rises during pregnancy from
luteal levels of 30–40 ng/mL to levels of 100–200 ng/mL.
Changes in estrogen and progesterone can alter hepatic
enzymatic activity.

Kategori Obat
Kategori Obat (menurut FDA) Kategori B
Pada studi reproduksi hewan tidak dapat menunjukan resiko pada
fetus, pada studi kontrol wanita hamil / studi reproduksi hewan tidak
Kategori A menunjukan efek samping (selain dari penurunan fertilitas) yang tidak
dikonfimasikan pada studi kontrol wanita hamil pada trimester
Studi kontrol untuk menunjukan resiko pada fetus pertama
ditrimester pertama gagal (tidak ada bukti resiko pada Meliputi obat-obat yang pengalaman pemakainya pada wanita hamil
masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi
trimester berikutnya) kemungkinan aman pada fetus malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin.
B1 : Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita kerusakan janin (fetal damage). Contoh simetidin, dipiridamol, dan
hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi spektinomisin.
B2 : Data dari penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada
janin atau pengaruh buruk lannya petunjuk tidak meningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh
Contoh : parasetamol, penisilin, eritromisin, glikosida ikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladonna.
B3 : Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian
jantung, isoniazid serta bahan-bahan hemopoetik kerusakan janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Contoh
seperti besi dan asam folat adalah karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan
mebendazol.

6
10/04/2015

Kategori Obat Kategori Obat


Kategori C Kategori D
Studi pada hewan menunjukan efek samping pada fetus, Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya
tetapi belum ada studi kontrol pada wanita hamil, obat kejadian malformasi janin pada manusia atau
harus diberikan hanya jika keuntungan lebih besar dari menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel
resiko pada fetus.
(tidak dapat membaik kembali).
Merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh
buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomik Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai efek
semata-mata karena efek farmakologiknya. farmakologik yang merugikan terhadap janin.
Umumnya bersifat reversibel (membaik kembali). Misalnya: androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton,
Contoh analgetik-narkotik, fenotiazin, rifampisin, kinin, klonazepam, valproat, steroid anabolik, dan
aspirin, antiinflamasi non-steroid dan diuretika. antikoagulansia.

Kategori Obat Perlu Perhatian


Kategori X Tidak ada obat yang dianggap 100% aman bagi
Studi pada hewan atau manusia telah menunjukan perkembangan janin.
ketidaknormalan fetus / terdapat bukti terhadap resiko fetus Obat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada
berdasarkan pengalaman manusia / keduanya, penggunaan resikonya baik bagi ibu maupun janin. Jika mungkin,
obat terhadap wanita hamil tidak ada keuntungannya. Obat semua obat dihindari pada tiga bulan pertama kehamilan
ini kontraindikasi dengan wanita hamil (trimester I), karena saat ini organ tubuh janin dalam masa
pembentukan.
Obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah yang telah
terbukti mempunyai risiko tinggi terjadinya pengaruh buruk Metabolisme obat pada saat hamil lebih lambat daripada
yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada saat tidak hamil, sehingga obat lebih lama berada dalam
masa kehamilan. tubuh.
Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak Pengalaman penggunaan obat terhadap wanita hamil
selama kehamilan. sangat terbatas, karena uji klinis obat saat hendak
dipasarkan tidak boleh dilakukan pada wanita hamil
Contoh : isotretionin dan dietilstilbestrol.

7
10/04/2015

Hampir semua obat yang diminum perempuan


menyusui terdeteksi didalam ASI , untungnya
konsentrasi obat di ASI umumnya rendah
Pemberian obat secara kronik mungkin memerlukan
penyesuaian dosis
Obat yang larut dalam lemak, yang non-polar dan
yang tidak terion akan mudah melewati membran sel
alveoli dan kapiler susu.
Obat yang ukurannya kecil (< 200 Dalton) akan
mudah melewati pori membran epitel susu

Rasio M:P adalah perbandingan antara konsentrasi Pada umumnya kadar puncak obat di ASI adalah sekitar 1-
obat di ASI (M) dan di plasma ibu (P). 3 jam sesudah ibu meminum obat.
Rasio M:P yang >1 menunjukkan bahwa obat banyak Hal ini mungkin dapat membantu mempertimbangkan
berpindah ke ASI , untuk tidak memberikan ASI pada kadar puncak.
Bila ibu menyusui tetap harus meminum obat yang
Rasio M:P < 1 menunjukkan bahwa obat sedikit
potensial toksik terhadap bayinya maka untuk sementara
berpindah ke ASI
ASI tidak diberikan tetapi tetap harus di pompa.
ASI dapat diberikan kembali setelah dapat dikatakan tubuh
bersih dari obat dan ini dapat diperhitungkan setelah 5 kali
waktu paruh obat

8
10/04/2015

Drugs considered safe for pregnancy are usually safe


during the lactation period.
Drugs contraindicated during lactation include
antineoplastics, immune suppressants, ergot alkaloids,
gold, iodine, lithium carbonate, radiopharmaceuticals,
Terima Kasih
social drugs of abuse, and certain antibiotics
(aminoglikosida)

Anda mungkin juga menyukai