• Keluhan penderita bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai mengeluh sangat gatal
dan nyeri karena terjadinya infeksi sekunder dan peradangan. Keluhan biasanya terjadi
pada kedua tangan dan gambaran erupsi tampak simetris, namun dalam beberapa
kasus bisa terjadi hanya satu tangan yang terinfeksi. Variasi lain dapat berupa
hiperkeratosis difusa yang dapat terjadi unilateral pada sebagian kasus. Variasi lesi lain
dapat berupa sisik berbentuk bulan sabit yang dikelilingi patch vesikuler, papul diskret
eritem, dan patch folikular. Lapisan bersisik yang eritem juga sering dijumpai pada
permukaan bagian dorsal manus. Bentuk-bentuk lain lesi dapat berupa infeksi zoofilik.
Dikenal 3 bentuk klinis yang sering kita
jumpai yakni :
1. Bentuk intertriginosa Manifestasi klinisnya berupa
maserasi, deskuamasi, dan erosi pada sela jari terutama
jari IV dan V. Tampak warna keputihan basah dan dapat
terjadi fisura yang terasa nyeri bila tersentuh. Infeksi
sekunder dapat menyertai fisura tersebut dan lesi dapat
meluas sampai ke kuku dan kulit jari. Bentuk klinik ini
dapat berlangsung bertahun – tahun tanpa keluhan sama
sekali. Dalam keadaan menahun dapat terjadi fisura yang
nyeri jika disentuh. Bila disertai infeksi sekunder oleh
bakteri dapat menimbulkan limfangitis, limfadenitis,
selulitis, dan erysipelas yang disertai gejala – gejala umum.
2. Bentuk vesicular akut Pada bentuk ini terlihat vesikel, vesiko-pustule
dan kadang-kadang bula. Kelainan ini dapat mulai pada daerah sela
jari, kemudian meluas ke punggung tangan atau telapak tangan. Isi
vesikel berupa cairan jernih yang kental. Setelah pecah, vesikel
tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran yang disebut
koleret. Infeksi sekunder dapat terjadi juga pada bentuk ini, sehingga
dapat menyebabkan selulitis, limfangitis, dan kadang2 menyerupai
erysipelas. Jamur terdapat pada bagian atap vesikel untuk
menemukanya sebaiknya diambil atap vesikel atau bula untuk
diperiksa secara sedian langsung atau untuk dibiak.
3. Bentuk moccasin foot
Pada bentuk ini seluruh tangan dari telapak, tepi
sampai punggung tangan terlihat kulit
menebal dan berskuama. Eritem biasanya
ringan terutama pada bagian tepi lesi.
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan
1. Anamnesa Didapatkan rasa gatal yang sangat menggangu dan
gatal akan semakin bertambah apabila lesi terkena air atau basah.
2. Pemeriksaan fisik Dilihat dimana terjadinya infeksi dan jenis
lesinya. Lesi tergantung dari jenis tinea. Secara umum lesi sering
ditemukan di jari IV dan V berbentuk fisura yang nyeri bila
disentuh serta gambaran warna keputihan yang tampak basah.
Pada tahap awal lesi ditemukan di sela jari yang kemudian meluas
ke punggung tangan dan telapak tangan. Lesi berbentuk vesikel
sampai bula yang berisi cairan jernih. Gambaran kolerit bisa terjadi
akibat pecahnya vesikel atau bula yang berisi cairan.
Diagnosis
3. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan utama dalam kasus
tinea. Material yang diperiksa diambil dari area lesi yang aktif yang diletakkan pada gelas objek
yang diberi KOH10% lalu diperiksa dibawah mikroskop. Hasil pemeriksaan positif bila pada
gambaran dibawah mikroskop terlihat hifa atau spora yang menandakan infeksi jamur aktif dan
pseudohifa atau yeast.
4. Pemeriksaan Kultur Pemeriksaan kultur memiliki beberapa hambatan berupa biaya yang mahal
serta waktu yang lama sehingga tidak secara rutin dilakukan. Namun pemeriksaan kultur
dibutuhkan ketika terapi oral jangka panjang diberikan dan bila diagnosis meragukan. Kultur
sediaan yang biasa dilakukan pada media Sabourod’s Dextrose Agar (SDA). Pemeriksaan lampu
wood tidak disarankan karena pada kebanyakan dermatofit tidak menghasilkan fluorosensi.
Pemeriksaan lampu wood dimaksudkan untuk membedakan antara eritem yang disebabkan
bakteri Corynebacterium minuttisium yang difluorosensikan sebagai coral-red dengan tinea
yang tidak memiliki fluorosensi.